Anda di halaman 1dari 2

Berkembangnya Erigo

Bagi sebagian pecinta fashion, Erigo memang tak asing lagi melalang buana menjadi pilihan
produk fashion masyarakat Indonesia.

Kabar menggembirakan tersebut membawa kilas balik perjalan sang founder Erigo membangun
brand fashionnya. Siapa sangka ia pernah mengalami berbagai jatuh bangun merintis usaha
fashionnya tersebut hingga sukses saat ini go internasional.

Ia adalah Muhammad Sadad, pria asal Aceh ini mulai memiliki minat dalam bisnis saat duduk di
bangku SMA. Minat bisnisnya memang mulai menggebu saat berada di bangku kuliah. Ia
seringkali menempa diri agar bisa berjualan.

Ia bahkan sering menjual apa pun dengan memutar uang hasil tabungannya dan pinjaman dari
teman-temannya. Selanjutnya, saat berada di bangku kuliah semester 7 Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia sekitar tahun 2012 ia memberanikan membuka usaha fashionnya bersama
rekannya.

Bahkan saat itu Sadad tidak menyelesaikan bangku kuliahnya karena lebih berminat dalam
bidang bisnis fashion yang ia tekuni. Awal mula bisnis pakaiannya memiliki nama brand
Selected & Co. bermodalkan kocek yang tidak sedikit, ia pun membawa modal Rp 50 juta untuk
menbangun brand fashion tersebut.

Tekad bisnisnya sangat kuat ia pun mulai berbelanja bahan untuk memproduksi pakaian. Bisnis
berjalan ia mulai merasakan bahwa bisnis adalah tidak mudah. Ia berpikir bahwa untuk
memenangkan persaingan industri busana, tak hanya bermodalkan kualitas tapi juga konsep yang
konsisten dan kuat.

Pada tahun 2010 produk fashion Selected & Co diluncurkan dan hanya bertahan selama enam
bulan karena cukup sepi peminat. Pada tahun 2013 Ia pun mengganti brandnya dengan mama
Erigo dan mengubah seluruh konsep produknya menjadi batik.

Walaupun ia telah mengubah nama brandnya tapi sayang usahanya kali ini masih kurang
mendapat sambutan pasar. Padahal, ia pun sempat berinvestasi tak sedikit pada Erigo untuk
melakuka pemotretan di Singapura.

Tekad bisnisnya memang sangat kuat, ia tak menyerah. Pria kelahiran 15 Juni 1990 tersebut
berinovasi menjajaki konsep lain. Erigo pun mengusung konsep travelling dengan tema street
style. Ia pun tak tanggung-tanggung melakukan pemotretan di Jepang dan merogoh kocek cukup
dalam.

Ia pun sempat memiliki utang yang menumpuk karena mengembangkan bisnisnya. Itulah yang
membuat dirinya tak menyelesaikan bangku kuliah dan lebih fokus pada bisnis yang ia jalani.
Sadad kemudian terus berusaha mengembangkan bisnis dalam skala besar dengan meminjam
berbagai modal usaha.
Dalam segi pemasaran Erigo di awal, Sadad mengandalkan pemasaran online dan offline. Untuk
offline ia mencoba membuka pameran di berbagai bazar hingga negeri jiran. Tetapi, lagi-lagi ia
menemukan masalah yaitu kelemahan dalam sistem pameran.

Untuk sistem pameran yang ia gunakan memiliki kelemahan yaitu biaya operasional yang lebih
tinggi karena harus menyewa lapak pada penyelenggara dan sekaligus memberikan diskon.
Akibatnya, Sadad seringkali mengalami kerugian puluhan juta rupiah.

Hal tersebut terlihat pada pameran di Malaysia yang memakan biaya operasional hingga Rp 25
juta tetapi penjualan hanya mencapai Rp 5 juta. Pameran yang ia adakan di berbagai kota
Indonesia juga sering mengalami kerugian karena faktor biaya operasional yang lebih tinggi.
Sadad pun terus tidak menyerah mencoba terus mengembangkan usahanya dengan mengikuti
berbagai pameran. Walaupun dalam sisi marjin jualan di pameran memang lebih tipis, tapi
volume terdongkrak. Hingga dalam setahun Erigo dapat menjual 100 sampai 120 ribu potong
pakaian dengan harga produk mulai dari Rp 130 ribu sampai Rp375 ribu.

Berkat kegigihannya dan pantang menyerah, pada tahun 2015 lalu Erigo berhasil meraup omzet
hingga Rp 22 miliar. Erigo terus berkembang dan pada tahun 2020 mulai bekerja sama dengan
salah satu e-commerce paling populer di Indonesia yaitu Shopee.
Sadad kini tak hanya berhasil meraup milliaran rupiah dari bisnis fashion Erigo, tapi juga senang
dan bersyukur karena produk asli Indonesianya merambah go internasional. Baru-baru ini Erigo
pun menjadi salah satu produk Indonesia yang berhasil memasang iklan di Time Square, New
York.

Sebuah kebanggan tersendiri produk lokal dapat mendunia. Bahkan Menparekraf Sandiaga Uno
melontarkan kebanggaan dan pujiannya terkait produk asli Indonesia tersebut yang berhasil
mendunia.

Anda mungkin juga menyukai