Nim : 0506203208
Jurusan : Managemant
Kelas :E
TUGAS
Carilah artikel contoh 5 usaha kecil menengah (ukm) yang sudah mengembangkan
bisnisnya skala internasional
Deskripsikan bentuk pengembang usahanya?
Berapa lama pengembangan yang di lakukan?
Bagaimana relevansi pengembangan usahanya di masa sekarang, menurut saudara?
PENYELESAIAN
1. KOPI KENANGAN
https://www.cermati.com/artikel/kopi-kenangan
Tidak hanya melalui bisnis minuman kopi, Kopi Kenangan juga mulai
merambah bisnis lain dengan produk berupa roti yang diberi nama Cerita Roti.
Menemani bisnis utamanya, Cerita Roti menjadi awal dari upaya Kopi
Kenangan untuk memperluas jangkauan pasarnya dan menggaet lebih banyak
konsumen dengan produk makanan.
Meski tidak secara gamblang membeberkan total keuntungan yang
didapatkannya, penjualan produk dari Kopi Kenangan bisa dibilang sangat
mengesankan. Terbukti selama tahun 2021, brand es kopi susu ini mampu
menjual setidaknya 40 juta cangkir kopi kepada para pelanggan setianya. Jadi,
tidak heran jika ada banyak investor yang bersedia menyuntikkan dana
pada brand bisnis ini karena dianggap menjanjikan dan bakal terus berkembang
lagi di masa mendatang.
Akan tetapi, siapa yang sangka bahwa geliat bisnis di tahun yang sulit
tersebut ternyata tidak melandai. Bahkan, perkembangan bisnis kopi kekinian
ini bisa dibilang semakin stabil karena mampu menuangkan sekitar 30 juta
produk kopi ke pasaran.
2. ERIGO
https://www.cermati.com/artikel/erigo
3. EIGER
https://entrepreneur.bisnis.com/read/20220116/263/1489392/eiger-adventure-
berawal-dari-2-mesin-jahit-kini-produksi-6-juta-produk-per-tahun
https://blog.eigeradventure.com/eiger-buka-toko-internasional-pertama-di-
kaki-gunung-eiger-swiss/
Ketiga jenis kaus hasil kolaborasi ini dijual secara terbatas dengan harga
Rp170.845 melalui laman daring Eiger. Nabila mengaku seluruh hasil penjualan
akan didonasikan.
"Kaus-kaus ini merupakan hasil kerja sama EIGER dengan UMKM asal
Kota Bandung, yang seluruh hasil penjualannya akan kami donasikan untuk
pelaksanaan pemulihan kawasan pendakian gunung dan bantuan kepada
pemandu gunung di masa pandemi melalui Asosiasi Pemandu Gunung
Indonesia (APGI),"
Dari hasil belajar saat muda itulah, Ucok tahu kalau durian Medan
“punya musim” setiap Juni sampai November. Nah di bulan lainnya, ia cari
durian dari kota lain seperti Pekanbaru, Padang, dan Jambi. Selain mencermati
“musim” durian per lokasi, Ucok juga menjaga hubungan baik dengan para
petani dan tengkulak durian untuk memastikan pasokan. Saat “musim” durian
meleset, mereka yang membantu Ucok mencari pasokan.
tradisi dan industri Ucok Durian yang kini dimiliki oleh PT Ucok Durian
Medan diharapkan dapat dimoderenisasi dan semakin berkembang di Indonesia
maupun internasional namun dengan tetap mempertahankan identitasnya
sebagai Brand Durian Asli Medan.
pikiran Ucok lempang saja. Sejak dulu, kata dia, Medan terkenal akan
duriannya yang memiliki dua cita rasa, yaitu manis legit dan pahit. Maka, pikir
Ucok, di Medan sudah semestinya durian bisa dihadirkan tiap waktu. “Saya
buka lapak kaki lima di pinggir jalan. Modal awal Rp 5 juta. Meskipun pinggir
jalan, saya sudah menerapkan julan 24 jam dan boleh tukar kalau tak sesuai
selera,” tuturnya.
Bagi Ucok, yang terpenting adalah tekun dan tidak mudah menyerah.
“Bisnis itu yang penting harus fokus jangan ikut-ikutan yang musim. Betul-
betul usaha, jangan menyerah dan jangan menipu orang,” katanya lagi. Setelah
punya warung dan namanya besar, mulai banyak pengusaha durian di Medan
yang mengikuti konsep warung seperti Ucok. “Banyak yang tiru, tetapi kami
tetap tiga langkah di depan kan?” ujar Ucok sambil tertawa.
5. BOLU MERANTI
http://indonesiaenterpreneur.blogspot.com/2014/01/kisah-sukses-ai-ling-
melahirkan-bolu.html
Soal Bolu Meranti yang kini suda menjadi oleh-oleh khas dari Medan,
semula tak pernah direncanakan Ai Ling. Semuanya berjalan begitu saja. Ai
Ling pun juga masih terus menerima masukan dari para pelanggannya yang
semuanya rata-rata memberikan respons positif.
Salah satunya dengan membuat kemasan yang pas untuk dibawa sebagai
oleh-oleh ke luar kota. Awalnya kemasan yang ia buat masih sederhana, hanya
kotak biasa saja. Kemudian berkembang dengan menambahkan nama Bolu
Meranti dan ditambah kardus yang siap ditenteng, sehingga memudahkan
pembeli untuk dibawa bepergian jauh.
Harga yang ditawarkan Bolu Meranti pun masih terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat. Jika melihat dari bahan baku yang bagus dan kualitasnya,
masih cukup rasional, yakni mulai dari Rp 60 ribu. Kenaikan harga pun tak
pernah kentara atau jadi keluhan pelanggan. Sejak 2005 sampai sekarang Bolu
Meranti baru 2-3 kali saja menaikkan harga. Kenaikan harga itu pun karena
memang bahan bakunya juga naik.
Penikmat Bolu Meranti pun tak hanya berasal dari dalam negeri saja.
Setiap turis yang berkunjung ke Medan pasti akan mendatangi toko Bolu
Meranti dan merasakan lezatnya bolu buatan Ai Ling. Pelanggan terjauh banyak
yang berasal dari Jepang, Korea, Cina, Singapura, dan Malaysia.