Anda di halaman 1dari 13

Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No.

1, September 2020, hlm 1-13

Bauran Pemasaran pada Bisnis Chockles Es Cokelat


Di Kota Yogyakarta

Dyaloka Puspita Ningrum


Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Widya Mataram Yogyakarta
Email Penulis: dyalokapuspita@yahoo.co.id

ABSTRAK
Dunia bisnis menjadi sesuatu yang sangat menjanjikan dengan variasi dan ciri khasnya masing-masing.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan bisnis Chockles Es Cokelat di kota Yogyakarta
dengan menggunakan konsep bauran pemasaran (9P). Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Untuk mengetahui secara detail strategi pemasaran
yang dilakukan oleh pemilik produk Chockles Es Cokelat, peneliti melakukan observasi, wawancara
dan mengumpulkan dokumentasi mengenai bisnis terkait di lokasi penelitian. Hasil penelitian di
lapangan menunjukkan bahwa kelemahan penjualan produk ini yakni pada elemen promosi dari
perspektif Kotler dan Amstrong. Pemilik mengakui bahwa masih belum mampu mengoptimalkan media
sosial dan masih sering menggunakan cara yang amat sederhana. Kondisi pandemi Covid-19 juga
berpengaruh dalam proses penjualan. Diharapkan ke depannya para wirausaha dapat terus
memanfaatkan setiap peluang untuk menciptakan potensi yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan
masyarakat yang dinamis.

Kata-kata Kunci: Bauran Pemasaran, Bisnis, Chockles Es Cokelat

Marketing Mix ‘Chockles Es Cokelat’ Business In Yogyakarta City

ABSTRACT

The business world is becoming something very promising with their respective variations and
characteristics. This study aims to see the development of the chocolate ice chockles business in the city
of Yogyakarta by using the concept of marketing mix (9P). The method used in this research is
qualitative with a case study approach. To find out in detail the marketing strategy carried out by the
owner of the chocolate ice chockles product, researchers conducted observations, interviews and
collected documentation about related businesses at the research location. The results of research in
the field show that there is a downside to the sale of this product, namely the promotional elements from
the perspective of Kotler and Armstrong, where the owner admits that he is still unable to optimize
social media and still often uses very simple methods. The conditions of the Covid-19 pandemic also
affected the sales process. It is hoped that in the future entrepreneurs can continue to take advantage
of every opportunity to create potential that is able to adapt to the dynamic needs of society.

Keywords: Marketing Mix, Business, Chockles Es Cokelat

PENDAHULUAN dari segala jenis aktivitas manusia,


Proses komunikasi yang sangat
termasuk dalam dunia bisnis. Dalam
sederhana dan bahkan kompleks menjadi
mempertahankan hidupnya manusia selalu
aspek penting yang tidak dapat dipisahkan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan-

Published: September 2020


ISSN: 2622-5476 (cetak), ISSN: 2655-6405 (online) Website: https://jurnal.amikom.ac.id/index.php/pikma

1
Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 1, September 2020, hlm 1-13

kebutuhannya, salah satu caranya dengan produk kuliner khususnya di kota Jogja
berbisnis. menjadi pilihan yang paling banyak dicari
Bisnis tidak hanya sebatas transaksi dan digandrungi khalayak dan dapat
antara dua orang yang terlibat, tetapi juga ditemui hampir di setiap sudut jalan.
harus didukung dengan ketertarikan dan Produk Chockles Es Cokelat di kota
pengalaman seseorang yang tercipta dari Jogja adalah salah satu produk minuman
proses tersebut secara berkelanjutan. Bisnis yang cukup terkenal karena memiliki
merupakan usaha yang dijalankan untuk banyak cabang outlet penjualan dengan
mencapai suatu keuntungan. harga yang terjangkau dan relatief sangat
Hampir disetiap daerah yang ada di murah. Chockles Es Cokelat adalah sejenis
Indonesia terdapat banyak jenis usaha yang jajanan ringan yang digagas dan
dijalankan secara personal ataupun dikembangkan oleh Rehan Salam dari
berkelompok, baik yang bergerak di bidang eksperimen dan ketekunannya
jasa maupun barang. Setiap jenis usaha berwirausaha sejak tahun 2013.
yang akan dirintis harus direncanakan Seiring berjalannya waktu,
dengan matang sebagai prioritas utama, eksistensi produk Chockles Es Cokelat
sehingga pada tahap pelaksanaannya pun tidak dapat diragukan lagi kualitasnya.
menghasilkan suatu prospek besar dimasa Memulai usaha dari cara yang paling
yang akan datang. Pelaku bisnis yang biasa sederhana dan konvensional, produk
disebut dengan para wirausaha berlomba- Chockles Es Cokelat saat ini telah memiliki
lomba memanfaatkan keadaan tersebut 40 outlet yang tersebar di beberapa kota
dengan berbagai macam strategi dan besar di Indonesia. Pemilik chokcles es
konsep komunikasi yang tepat dan cokelat memiliki visi dan tujuan sendiri
signifikan agar dapat menjaga dalam mengembangkan bisnisnya sejak
keberlangsungan bisnisnya dari waktu ke dini agar dapat laku dipasaran.
waktu. Kesuksesan yang diraih pemiliknya
Kota Yogyakarta dengan segala bukanlah suatu cara yang instan. Produk
keistimewaannya menyimpan pesona dan Chockles Es Cokelat di kota Jogja tidak
daya tarik tersendiri bagi wisatawan luar lepas dari proses komunikasi pemasaran
daerah. Sebagai kota yang besar, kota Jogja untuk bersaing dengan beberapa produk
banyak melahirkan jiwa-jiwa wirausaha ternama lainnya. Menggeluti dunia bisnis
yang sukses dengan projek bisnisnya. tentu saja dibutuhkan strategi dan
Bisnis merupakan bagian dari eksistensi komunikasi yang dikolaborasikan untuk
diri. Dari sekian banyak bisnis yang ada, dapat bertahan ditengah derasnya arus

2
Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 1, September 2020, hlm 1-13

persaingan yang semakin masive berkesinambungan dalam memaksimalkan


keberadaannya. kegiatan berbisnis, diantaranya : (1) modal,
Sang pemilik dalam hal ini telah (2) bahan, (3) sumber daya manusia dan (4)
merancang dan merencanakan sebuah keterampilan manajemen. Bisnis menjadi
strategi pemasaran efektif dan efisien. Ada kegiatan dalam menjalankan investasi
beberapa hal yang dilakukan pemiliknya terhadap sumber daya yang ada dengan
berdasarkan dari konsep bauran pemasaran menciptakan barang atau jasa guna
Philip Kotler (2007) yaitu product/ produk, mendapatkan laba/keuntungan yang
place/tempat, price/harga, dan promotion/ sebesar-besarnya melalui proses transaksi
promosi. Namun implementasi bisnis yang yang ditawarkan.
dinamis sesuai kebutuhan konsumen Bauran pemasaran / marketing mix
membuat elemen-elemen dari strategi dikenal sebagai strategi pemasaran yang
tersebut bertambah dan diperbaharui secara digunakan untuk menawarkan produk dan
terus-menerus. Saat ini pendekatan tersebut meningkatkan pendapatan. Bauran
berkembang menjadi (9P) yang meliputi: pemasaran / marketing mix adalah alat bagi
process/proses, people/orang, physical pemasaran yang terdiri atas unsur atau
evidence/ bukti fisik, payment/pembayaran, program pemasaran. Menurut Kotler dan
dan packaging/kemasan. Berdasarkan Amstrong (2007) bauran pemasaran
keadaan tersebutlah peneliti tertarik untuk merupakan seperangkat alat pemasaran
menelisik lebih banyak mengenai yang digunakan perusahaan untuk terus
perkembangan bisnis produk Chockles Es menerus mencapai tujuan pemasarannya di
Cokelat di kota Yogyakarta dengan pasar sasaran.
menggunakan pendekatan bauran Ada 4 elemen yang saling
pemasaran (9P). berhubungan dan mempengaruhi satu sama
Salah satu aktivitas usaha yang lain di dalam bauran pemasaran. Namun
utama dalam menunjang perkembangan seiring perkembangan teknologi dan
ekonomi disebut dengan nama bisnis. Kata kemajuan jaman, terutama di era
bisnis diambil dari bahasa Inggris Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang
“bussines”. Menurut Sukirno (2010:20) terus mengukur kepuasan pelanggannya
bisnis adalah kegiatan untuk memperoleh sehingga membuat beberapa pakar
keuntungan. Sebuah strategi bisnis sangat pemasaran, diantaranya : Lupiyoadi dan
dibutuhkan dalam rangka membangun Hamdani (2006) mendefinisikan ulang
sebuah perusahaan berjangka panjang . Ada konsep tersebut agar lebih aplikatif dan
empat elemen yang saling

3
Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 1, September 2020, hlm 1-13

menjadikan bauran pemasaran dengan 9 mempengaruhi kualitas jasa yang


elemen. diberikan.
Bauran pemasaran / marketing mix 7. Bukti Fisik (physical evident) adalah
(9P) merupakan suatu strategi pemasaran lingkungan fisik perusahaan tempat jasa
yang menggabungkan beberapa elemen (9 diciptakan dan tempat penyedia jasa
elemen) di dalam marketing mix itu sendiri dan konsumen berinteraksi, ditambah
yang dilakukan secara terpadu. Elemen- unsur tangible apa saja yang digunakan
elemen di dalam bauran pemasaran (9P) untuk mengomunikasikan atau
terdiri dari : Product, Price, Place, mendukung peranan jasa itu.
Promotion, Process, People, Physical 8. Pembayaran (payment) adalah
Evidence, Payment, dan Packaging yang pertimbangan untuk pengiriman produk
teridentifikasi berkaitan erat dengan dan jasa.
kepuasan pelayanan, yaitu : 9. Kemasan (Packaging) merupakan
1. Produk (product) merupakan proses melampirkan atau melindungi
kombinasi barang dan jasa yang produk untuk distribusi, penyimpanan,
ditawarkan perusahaan kepada pasar penjualan dan penggunaan juga
sasaran. mengacu pada proses desain, evaluasi
2. Harga (price) adalah sejumlah uang dan produksi paket dan citra organisasi.
yang harus dibayarkan pelanggan untuk METODOLOGI
memperoleh produk. Penelitian ini menggunakan metode
3. Tempat (place) diartikan kegiatan kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
perusahaan yang membuat produk Penelitian kualitatif merupakan prosedur
tersedia bagi pelanggan sasaran. penelitian yang menghasilkan data
4. Promosi (promotion) berarti aktivitas deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
yang menyampaikan manfaat produk lisan dari orang-orang atau perilaku yang
dan membujuk pelanggan membelinya. diamati (Moleong, 2010). Sedangkan
5. Proses (process) merupakan gabungan pendekatan studi kasus adalah pendekatan
semua aktivitas, umumnya terdiri dari yang digunakan untuk memahami suatu isu
prosedur, jadwal pekerjaan, atau permasalahan dengan menggunakan
mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin, suatu kasus (Creswell, 2007:73). Dengan
dimana jasa dihasilkan dan menggunakan motede studi kasus, peneliti
disampaikan kepada konsumen. bermaksud untuk dapat menganalisis kasus
6. Orang (people) adalah orang yang secara lebih spesifik.
berfungsi sebagai penyedia jasa sangat

4
Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 1, September 2020, hlm 1-13

Penelitian ini dilakukan di wilayah dapat mengatasi angka pengangguran yang


Kota Yogyakarta. Dipilih sebagai lokasi ada di negeri ini, termasuk di kota Jogja.
penelitian dengan beberapa pertimbangan, Hal tersebut dilakukan oleh Rehan Salam,
antara lain : (1) Kota Jogja merupakan kota S.TP sebagai owner Chockles Es Cokelat
asal pusat pengembangan produk chockles yang dirintisnya sejak tahun 2014.
es cokelat, (2) Kota Jogja memiliki jumlah Rehan pada mulanya menjajaki
outlet penjualan produk Chockles Es bisnis pada tahun 2013 dengan membuka
Cokelat sebanyak 10 outlet, dan (3) sumber sebuah cafe di daerah Nologaten Jalan
utama informasi penelitian yaitu pendiri Wahid Hasim Kota Yogyakarta. Namun
produk Chockles Es Cokelat yang menetap/ pada realitanya bisnis tersebut hanya
tinggal di Kota Jogja sehingga diharapakan bertahan selama satu tahun saja dan harus
dapat mempermudah peneliti untuk mengalami kerugian “gulung tikar”, karena
mendapatkan data yang diinginkan. permasalahan sistem kerja sama yang
Teknik pengumpulan data dalam penelitian direncanakan tidak sesuai dengan
ini menggunakan observasi, dimana kesepakatan. Sempat dituturkan Rehan
peneliti mengamati langsung bagaimana bahwa bisnis awal yang dijalankannya
strategi-strategi yang dilakukan dalam tersebut masih bekerja sama dengan rekan
kegiatan bisnis produk Chockles Es Cokelat terdekatnya.
di kota Jogja yang telah dijalankan sejak Berangkat dari perjalanan di bangku
tahun 2013 oleh pemiliknya. Selanjutnya kuliah dan mengambil penelitian
peneliti melakukan wawancara secara skripsi/tugas akhir tentang buah kakao,
bertahap terhadap informan penelitian dan Rehan terinspirasi untuk membuat cokelat
terkahir peneliti menitikberatkan teknik dengan rasa yang enak sehingga dapat
dokumentasi pada catatan lapangan dan diteruskan menjadi lahan usahanya.
penggunaan foto-foto kegiatan pemasaran Tak ingin surut dalam keadaan yang
yang dilakukan dari bisnis produk Chockles menimpanya, Rehan berusaha untuk
Es Cokelat di beberapa media sosial. bangkit dan memulai bisnisnya lagi dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN cara fokus kepada satu jenis minuman
Minimnya lapangan pekerjaan/job cokelat saja yang pertama kali dibuatnya
fair yang disediakan oleh pemerintah dengan kemasan sachet dan dipasarkan di
maupun pihak swasta membuat sejumlah beberapa Toserba Mirota Kampus yang ada
orang harus tetap bertahan hidup. di sekitaran kota Jogja tepatnya pada
Munculnya para entrepreuner atau para pertengahan bulan Juni tahun 2014 dengan
wirausaha mandiri menjadi alternatif yang

5
Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 1, September 2020, hlm 1-13

modal sebesar Rp 500.000 untuk berjualan masing-masing daerah. Rehan secara


es cokelat dengan sebuah gerobak dorong. langsung menjadi konseptor untuk ide,
Bisnis Chockles Es Cokelat diakui kreatifitas dari pembuatan nama yang
Rehan sebagai Bisnis utama yang diyakini digunakan, desain cup, logo produk serta
memiliki nilai unik dan tampil berbeda dari tempat yang akan dijadikan lokasi
produk yang lain. Bahan yang digunakan penjualan. Menu yang disediakan oleh
berasal dari daerah lokal seperti biji kakao Chockles Es Cokelat terdiri dari 4 varian
dan palm sugar yaitu dari Purworejo, rasa, diantaranya : Reguler, Premium,
Gunung Kidul dan Kulon Progo. Begitupun Signature dan Coffe-Tea.
dengan alat mesin yang digunakan berasal
dari petani asli di daerah yang sama. Untuk
bahan dasarnya seperti susu segar, Rehan
juga melakukan kerja sama dengan cara
mengambil langsung di perusahaan lokal
yang ada di Kota Jogja yaitu Sweet Sundae
Milk.
Chockles Es Cokelat mengalami
peningkatan dari sisi kualitas rasa yang Gambar 1. Daftar Menu Chockles Es

sudah memenuhi standar. Mitra yang Cokelat


Pilihan menu yang disediakan
dibangun dengan beberapa pihak tersebut
memiliki tingkatan rasa yang berbeda-beda.
sampai sekarang ini masih berlangsung
Sesuai dengan harga yang ditawarkan.
dengan baik dan bekerlanjutan dalam
Untuk melengkapi semua menu yang
jangka waktu yang panjang.
disajikan pada bisnis yang dijalankannya,
Saat ini tidak hanya di kota Jogja
es kopi susu chockles dan green tea latte
saja, melainkan Chockles Es Cokelat itu
menjadi bagian dari menu handalan yang
sendiri sudah mengembangkan sayapnya di
juga sering dicari oleh banyak pembeli.
beberapa kota besar lain, seperti :
Proses pengontrolan bisnis Chockles Es
Magelang, Malang, Jakarta, Gresik,
Cokelat pada semua outlet yang ada di luar
Semarang dan Solo, dengan harga yang
kota, di lakukan Rehan secara rutin melalui
dibandrol berkisar dari Rp 6.000,00 sampai
media sosial Whatsapp maupun sang
Rp 13.000,00 per-cup. Kurang lebih ada 45
pemilik juga turut mendatangi secara
orang pekerja saat ini yang tergabung
langsung beberapa outlet tersebut
dalam satu kesatuan manajemen Chockles
disamping kesibukannya yang ada.
Es Cokelat dan membantu di setiap outlet

6
Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 1, September 2020, hlm 1-13

Tahun 2019 jumlah outlet Chockles Di tahun awal tahun 2020 Chockles
Es Cokelat di kota Jogja berjumlah 20 Es Cokelat bahkan membuat resolusi
cabang, yang mana pada tahun 2017 ke dengan meluncurkan produk baru bernama
tahun 2018 setiap bulannya lahir satu “Broden Chocolate”. Broden adalah
cabang yang dibangun dari modal tabungan minuman berbahan cokelat jenis “Tipe A”
sendiri sang pemilik maupun sumbangan yang dibandrol dengan harga jual Rp
dari setiap outlet-outlet yang sudah ada. 60.000,00 per-kotaknya dan Broden sendiri
Untuk dapat mempertahankan dihargai Rp 12.000,00 per-cup nya. Untuk
bisnisnya dari para pesaing-pesaing baru strategi promosi produk yang satu ini, sang
yang mulai muncul dan meramaikan pemilik lebih mengandalkan media sosial
pasaran wisata kuliner di kota Jogja, instagram secara lebih aktif dengan
Chockles Es Cokelat melakukan kolaborasi memberikan konten-konten produk terbaru
yang sifatnya (B to B / business to business) setiap waktunya. (1).
dengan sejumlah perusahaan ternama @chockles_es_cokelat dan (2)
seperti Waroeng Steak (sejak 2019), @brooden_chocolate (hasil penelusuran
Waroeng SS (sejak 2017), dan beberapa peneliti di instagram).
pemasok bisnis lainnya yang ingin menjual
jajanan/minuman cokelat dengan cara
menjual bahan jadinya ke mitra kerja
tersebut, bahkan sampai ke negara tetangga
yakni Malaysia.
Pembeli juga dapat melakukan
pemesanan secara online melalui aplikasi
gofood dan grabfood maupun melakukan
pembayaran dengan ovo, go-pay, dana, link Gambar 2. Outlet Chockles Es Cokelat di

aja, simobi, go-mobile dan masih banyak Daerah Pandega Marta Yogyakarta
Launching-nya produk broden
lainnya dengan berbagai promo yang
cokelat, maka bertambah juga impian
ditawarkan. Disisi lain, Rehan mengakui
Rehan untuk semakin memajukan
bahwa dalam kegiatan pemasaran konten
bisnisnya, misal : membuka lagi cafe yang
produk miliknya belum seprofesional para
mana kenyamanan dan fasilitas utamanya
kompetitornya, selain memang
satu tingkat diatas dari pada outlet Chockles
keterbatasan sumber daya manusia /
Es Cokelat yang sudah ada sebagai sasaran
karyawannya yang belum terlatih untuk
utama penjualan produk minuman ini.
mengoptimalkan media sosial.

7
Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 1, September 2020, hlm 1-13

Namun sepertinya, mimpi maupun keadaan pemangkasan jumlah outlet chockles es


tersebut harus ditunda untuk sementara cokelat. Tepatnya sejak bulan maret hingga
waktu oleh sang pemilik, karena memang bulan juli 2020, Rehan pun harus
kondisi global yang belum mendukung, mengambil keputusan untuk menutup 3
terutama dengan adanya pandemi Covid- kios outlet yang ada di Kota Jogja (saat ini
19. di Kota Jogja ada 7 outlet) dan 2 kios outlet
Bisnis Chockles Es Cokelat yang di Kota Semarang karena alasan
turut mengalami penurunan pendapat operasional. Daya beli masyarakat yang
secara drastis dan mengharuskan sang tiba-tiba drop dan tidak sesuai dengan visi
pemilik untuk kehilangan beberapa sang pemilik Chockles Es Cokelat menjadi
karyawan (saat ini di Kota Jogja hanya ada bagian dari alasan yang kuat sang pemilik
5 orang karyawan yang aktif) sekaligus untuk menutup beberapa outlet penjualan
menyusun trik maupun strategi agar tetap yang dimilikinya tersebut karena keadaan
mampu mempertahankan usahanya pasar yang sangat sepi / lockdown.
tersebut. Namun di saat seperti itulah, Rehan
Gejolak lainnya ditunjukkan perlahan mengamati riset pribadi dan hal-
dengan penurunan pendapatan yang sangat hal apa saja yang dapat dilakukan (jaminan)
drastis bahkan sampai diangka 70 %, yang untuk tetap mempertahankan bisnis yang
mana satu outlet mungkin hanya bisa sudah dimilikinya tersebut.
mendapatkan penghasilan hanya sekitar Rp Berdasarkan hasil penelitian yang
100.000,00 dalam satu harinya. telah dilakukan maka dapat dipahami
Rehan selaku pemilik bisnis juga sesungguhnya dalam menjalankan suatu
menjadi sosok yang sering memberikan bisnis, seseorang harus memiliki strategi
inspirasi dan motivasi berdasarkan pemasaran dan komunikasi yang baik
pengalaman pribadinya dalam merintis sebagai bentuk kolaborasi untuk mencapai
bisnis dari bawah dengan modal yang tujuan yang diinginkan. . Dalam hal ini
sangat minim, terutama dalam seminar produk Chockles Es Cokelat hadir sebagai
kemahasiswaan dan talk show di beberapa Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mampu
acara sekitar 5-6 kali dalam setahunnya berkontribusi dalam perjalanan bisnis di
sekaligus dijadikannya sebagai ajang kota Jogja. Namun disisi lain, para
promosi Chockles Es Cokelat diruang pelakunya sendiri memang harus siap untuk
publik. bersaing dengan segala tuntutan
Lagi dan lagi, Pandemi Covid-19 perkembangan jaman.
ternyata juga berpengaruh dengan

8
Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 1, September 2020, hlm 1-13

Kehadiran wirausaha yang sukses meningkatkan branding terhadap citra kota


seperti Rehan Salam dapat dijadikan Jogja.
percontohan masyarakat Indonesia ke Chockles Es Cokelat adalah jajanan
depan, karena mampu merintis bisnis sedari minuman yang berasal dari nama Produk
awal dengan modal yang sangat minim, itu sendiri. Keterampilan berpikir kreatif
namun sukses mengembangkan sayap telah diimplementasikan oleh sang pemilik
bisnisnya bahkan diberbagai kota-kota tidak hanya melalui nama yang digunakan
besar lain yang tidak hanya ada di kota pada bisnis yang dijalankan, melainkan
Jogja saja. Ibarat menaiki anak tangga, hal juga dengan penampilan logo sebagai
itulah yang menjadi saksi dari proses simbol pada setiap outlet penjualan yang
panjang wirausaha muda tersebut agar terus konsisten dan tidak menghilangkan
mampu mempertahankan kredibilitas identitas asli buah cokelat dari bahan dasar
terhadap produk usaha yang utamanya.
dikembangkannya. Berangkat dari ketidaksengajaan,
justru produk cokelat inilah yang mampu
memberikan kontribusi terbesar untuk sang
pemilik dari banyaknya pilihan yang ada.
Sang pemilik berusaha memilih dan
menggunakan bahan dasar cokelat pilihan
agar kualitas rasa cokelat tidak perlu
diragukan lagi dari produk ini.

Gambar 3 : Suasana Pembeli di Outlet Chockles


Mendapatkan hak cipta dari merk yang atas
Es Cokelat dalam keadaan normal produk Chockles Es Cokelat menjadi
Perspektif bauran pemasaran oleh langkah tegas yang wajib dilakukan,
Philip Kotler dalam fenomena bisnis yang sehingga dapat meminimalisir kecemasan
dijalankan oleh anak muda pada produk akan hadirnya para entrepreuner lain agar
Chockles Es Cokelat di kota Jogja ini tidak dengan mudah meniru ide bahkan
sebenarnya telah memenuhi berbagai menjajakan bisnis sejenis yang tentunya
elemen-elemen penjualan yang ada (9P). dapat menimbulkan kerugian besar
Chockles Es Cokelat mampu menunjukkan terhadap usaha yang sedang dijalankan
eksistensi sehingga dapat membentuk sebagai cara menjaga popularitas bisnis
brand image dengan ciri khasnya sendiri ditengah tantangan jaman yang terus
yang secara tidak langsung juga dapat berorientasi.

9
Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 1, September 2020, hlm 1-13

Menempatkan segmentasi pembeli bisnis ini berada di dekat pemukiman warga


dengan model “Tipe C”, Chockles Es dan tidak jauh dari beberapa kampus yang
Cokelat memasang Harga penjualan yang tidak begitu menyulitkan untuk diakses.
sangat terjangkau di masyarakat sebagai Berdasarkan hasil wawancara
bagian dari trik yang dapat meningkatkan dengan sang pemilik bisnis Chockles Es
daya tarik dan loyalitas pembeli secara Cokelat (2020), penempatan yang strategis
terus menerus. Harga yang ditetapkan pun tersebut sangat berdampak juga pada
tentu disesuaikan dengan perkembangan penjumlahan outlet di beberapa tempat
zaman. Disisi lain, konsep penjualan lainnya.
dengan model B to B pada produk Chockles Keberadaan media sosial sebagai
Es Cokelat dengan harga pemasaran yang sarana komunikasi dan interaksi
tidak begitu tinggi, justru menjadi memberikan pengalaman tanpa batasan
pendapatan utama dalam kondisi saat ini. ruang waktu oleh siapa saja penggunannya
Secara tegas, sang pemilik bisnis yang dapat dijadikan sebagai wadah
mempertahankan harga penjualan yang Promosi penjualan utamanya karena paling
sama dengan segenap pertimbangan banyak diminati sehingga pasar online pun
lainnya atas biaya yang dikeluarkan menjadi salah satu cara yang terbukti
sehingga tetap memberikan keuntungan ampuh dengan menghasilkan pendapatan
atas produk yang dipasarkannya tersebut. yang bisa meningkat setiap waktunya.
Namun dengan kondisi yang saat ini Beragam aplikasi dan fitur yang dapat
terjadi, ada beban yang harus ditanggung diakses oleh publik, memberikan ruang
dengan kerugian sebesar 70 % karena gerak kepada para wirausaha muda,
penurunan pendapatan yang tidak dapat termasuk apa yang sudah dilakukan oleh
diatasi oleh pelaku ekonomi kreatif itu Rehan. Pengambilan angel foto/video yang
sendiri. menarik, tentu saja berpengaruh untuk daya
Segala ikon yang disandang kota tarik para konsumen yang lebih
“gudeg” tersebut menjadi prinsip utama mengutamakan insting dalam memenuhi
dalam menentukan Tempat penjualan yang kebutuhannya sehingga menjadi tugas
akan berdampak pada kemajuan bisnis di Rehan ke depannya untuk dapat
masa yang akan datang. Lokasi penjualan merealisasikan pada penjualan produknya
produk Chockles Es Cokelat di Kota Jogja dengan berbagai kondisi yang ada.
juga ditempatkan pada posisi yang memang Selain itu, menerapkan metode
mudah dicari oleh para konsumen yang promosi penjualan yang sangat sederhana
mana hampir sebagian outlet yang dimiliki yaitu dengan memasang spanduk produk

10
Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 1, September 2020, hlm 1-13

disetiap outletnya adalah proses awal yang dapat bekerja secara loyal dan maksimal.
tidak ditinggalkan sampai dengan hari ini Tidak dapat dipungkiri, Pandemi Covid-19
oleh sang pemilik untuk kegiatan juga berdampak pada pengurangan jumlah
pemasaran. karyawan yang bekerja dibawah pimpinan
Aktifnya Rehan selaku sang pemilik Rehan tersebut. Sang pemilik turut
bisnis di beberapa undangan acara tertentu, mengambil keputusan untuk tidak
memberikan peluang dan kesempatan mengurangi upah/gaji para karyawannya
sebagai trik khusus untuk mempromosikan ditengah badai ekonomi dengan tujuan
produk Chockles Es Cokelat dengan konsep tetap memberikan kesejahteraan antara satu
unik lainnya. Proses penjualan Chockles Es sama lain.
Cokelat juga melibatkan banyak aspek- Bukti Fisik tersebut ditunjukan
aspek pendukung di dalamnya. Komitmen dengan hadirnya beberapa kios khusus
dan evaluasi setiap waktu dapat membantu dengan tampilan ekslusif seperti adanya
para pelaku usaha dalam menyempurnakan kursi, meja, ac/kipas angin di dalam
bisnis yang ada dari segala macam ruangan yang bersih tentunya. Kios itu
hambatan yang dapat muncul dari dalam sendiri diharapkan dapat menjadi bagian
maupun dari para kompetitor bisnis dari layanan yang bisa didapatkan para
lainnya. konsumen untuk menikmati Chockles Es
Bekal kemampuan leadership Cokelat pada suasana yang berbeda sebagai
pemilik usaha juga berpengaruh dalam minuman kelas menengah ke bawah dari
tindak lanjut bisnis yang dijalankan. kondisi-kondisi biasanya.
Interaksi sosial yang dilakukan disetiap Namun tidak dapat dipungkiri juga,
outletnya harus dimulai dengan bahwa gelombang bisnis yang ada
membangun komunikasi yang baik, ramah, memberikan alasan kepada Rehan untuk
sikap sapa, santun dan senyum untuk para tetap mempertahankan setiap outlet
konsumennya utamanya. Melakukan kerja penjualannya hanya dengan menggunakan
sama dan konektivitas dengan beberapa gerobak saja yang didukung juga dengan
perusahaan ternama dalam hal distribusi kondisi PSBB yang sempat berlaku.
produk, sejatinya dapat memperkuat Seiring berkembangnya jaman turut
branding chockles es cokelat. berkontribusi juga dalam proses transaksi
Elemen bauran pemasaran oleh bisnis. Munculnya metode-metode baru
Kotler dan Amstrong yang selanjutnya yang dianggap lebih praktis , ternyata
yakni Orang. Setiap karyawan diposisikan memberikan alternatif baru dalam dunia
dengan jobdesk-nya masing-masing agar bisnis yang menerapkan metode

11
Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 1, September 2020, hlm 1-13

Pembayaran yang cukup unik. Selain itu, khusus seperti keunikan yang
metode pembayaran modern ini, sering kali membedakannya dengan produk-produk
memberikan potongan harga yang dapat lain.
memanjakan para pembeli produk tersebut.
KESIMPULAN
Modernisasi telah menggerus
Perkembangan bisnis Chockles Es
masyarakat konvensional, dimana sekarang
Cokelat yang disandingkan dengan
perlahan-lahan beralih ke sistem yang lebih
perspektif teori Bauran Promosi dari Kotler
canggih dalam proses pembelian Chockles
dan Amstrong (9P) terlihat sudah dilakukan
Es Cokelat itu sendiri. Kemahiran
oleh sang pemilik namun masih belum
mengakses fitur aplikasi digital sangat
maksimal khususnya pada kondisi pandemi
memudahkan para pembeli dalam meraih
di tahun 2020 saat ini yang sangat
keuntungan sebanyak-banyaknya.
merugikan karena penjualan produk
Kualitas produk yang dipasarkan
tersebut mengalami penurunan pendapatan
dapat dilihat juga dari beberapa hal yang
yang drastis sebesar 70%. Diakui sang
menunjang kegiatan marketingnya.
pemilik produk Chockles Es Cokelat, pada
Kemasan yang menarik tentunya tidak
teknik promosi penjualan yang masih
lepas dari desain khusus yang digunakan
lemah karena keterbatasan sumber daya
dalam proses penjualan chockles es cokelat.
manusianya sendiri belum memadai.
Menyediakan beraneka ragam jenis
Sehingga menjadi bagian dari tantangan
Kemasan dari setiap cup yang digunakan
yang harus diperbaiki ke depannya untuk
dalam proses penjualan yang dapat
terus meningkatkan branding maupun daya
difungsikan sesuai dengan menu pilihan
tarik konsumen terhadap kuliner minuman
yang akan dibeli oleh calon konsumen.
cokelat ini.
Menetapkan segmentasi pasar adalah
Ketidakdayaan sang pemilik atas
hal utama yang harus dilakukan dalam
kondisi global atas bencana non
mendirikan dan menjalankan sebuah bisnis.
alam/Covid-19 juga mengharuskannya
Seorang wirausaha juga harus memiliki
beberapa kehilangan karyawannya yang
target untuk mengembangkan bisnis
ada di Kota Jogja dan memangkas beberapa
tersebut ditengah maraknya kompetitor
outlet penjualan karena alasan operasional
yang terus mewarnai dunia perindustrian
yang memang tidak dapat diatasi dalam
(industri kuliner). Disisi lain, target itu
kurun waktu yang singkat. Hal lainnya
sendiri harus lebih unggul dari pencapaian
terlihat pada elemen bukti Fisik, proses
yang sudah didapatkan sebelumnya. Suatu
produksi maupun distribusi yang sudah
produk juga harus bisa memberikan nilai

12
Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 1, September 2020, hlm 1-13

dilakukan oleh produk Chockles Es Cokelat


masih belum dapat untuk memberikan
fasilitas dengan tampilan ekslusif yang
sifatnya kekinian agar dapat sama dengan
para kompetitior lainnya sebagai sarana
yang bisa didapatkan oleh para pelanggan
tetap produk ini.
Terlepas dari kondisi tersebut, semua
orang diharapkan dapat memanfaatkan
peluang di era sekarang ini dalam
membangun sebuah bisnis terutama pada
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di
bidang apapun yang mana harus didukung
juga dengan segenap inovasi dan kreatifitas
yang dapat menjadi kekuatan untuk produk
barang/jasa yang akan dipasarkan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Creswell, J.W. (2013). Research Design :
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed (Edisi Ketiga).
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kotler, Keller. 2007: Pengaruh Kualitas
Produk, Harga, Promosi, dan Brand
Image Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Aqua: 4.
Lupiyoadi, R, & Hamdani, A. (2006).
Manajemen Pemasaran Jasa (2nd
ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset
Sukirno, Sadono.(2010). Makroekonomi :
Teori Pengantar. Jakarta : Rajawali
Pers

13

Anda mungkin juga menyukai