Anda di halaman 1dari 10

Strategi Komunikasi Pemasaran Startup Business E-Commerce Tokopedia Dalam

Meningkatkan Jumlah Konsumen

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
Vicky Auditya Capriani
153090121

Diajukan

Untuk memenuhi Syarat Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Pada Program Studi Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UPN “Veteran” Yogyakarta

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

1
2016

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peluang bisnis saat ini sudah mulai terbuka lebar untuk siapapun. Bahkan banyak

karyawan kantoran yang banting stir menjadi Wirausaha untuk mendapatkan peluang lebih

banyak dan lebih flexible dibandingkan bekerja di belakang meja. Maka dari itu saat ini

muncullah fenomena entrepreneur muda dengan Bisnis Start Up yang mereka dirikan.

Bisnis Start Up atau Perusahaan Rintisan yang mana memiliki arti perusahaan yang

baru saja didirikan dan belum lama beroperasi. Kegiatannyapun masih dalam tahap

“Introduction” yang mana baru memperkenalkan perusahaan dan produk yang di tawarkan ke

pasaran dengan cara mereka yang telah di sepakati. Start Up sendiri berawal dari era Bubble

dot-com pada tahun 1998 – 2000. Bubble dot-com itu adalah di mana sedang maraknya para

perusahaan berbondong bondong memiliki website perusahaan maupun pribadi agar lebih di

kenal oleh pengguna internet kala itu. Dan Start Up mulai dikenal dengan bisnis yang lebih

mengarah ke teknologi dan jaringan internet. Namun, seiring jalannya waktu Start Up sendiri

telah berkembang, tidak hanya teknologi dan jaringan internet lagi yang menggunakan istilah

tersebut, namun para pelaku bisnis muda atau yang baru merintis usaha saat ini menggunakan

Start Up sebagai proses awal mereka memulai bisnis.

Saat ini di Indonesia banyak perusahaan baru yang bermunculan. Sasarannyapun

beragam, kelas atas, menengah dan bawah pun tidak luput dari sasaran pelaku bisnis saat ini,

karena menurut mereka ini adalah opportunity untuk perusahaan mereka dalam mengenalkan

produk perusahaan mereka. Berbagai macam bisnis bermunculan, ada yang sebagai pioneer

bahkan follower. Saat ini Start Up baru yang bermunculan tidak lepas dari penyebaran

2
informasi secara online, bahkan sebagian besar mereka melakukan penjualan secara online

karena dianggap lebih praktis dan menghemat biaya dan juga waktu dari sisi Seller (penjual)

maupun Buyer (pembeli). Dari bisnis situs jual beli barang, transportasi online, Jasa

pengiriman barang, dan yang lebih populer saat ini adalah Food & Beverage atau Kuliner.

Kuliner saat ini semakin digemari oleh pelaku bisnis, karena memiliki satu pemikiran

yaitu, “Manusia butuh makan dan minum”. Hal itu lah yang membuat munculnya kuliner

baru dan unik di Indonesia, bahkan pencetusnya tidak hanya dari Jakarta saja, tetapi dari kota

kota besar lainnya seperti Bandung, Malang, Surabaya, Medan, dan juga Yogyakarta.

Yogyakarta terkenal dengan julukan Kota Pelajar karena memiliki banyak destinasi

pendidikan yang berkualitas di taraf Nasional maupun Internasional. Karena julukannya itu,

bebagai macam kalangan termasuk Pelajar dan Mahasiswa berdatangan dari seluruh penjuru

negeri bahkan siswa dari mancanegara pun datang di Yogyakarta untuk menuntut ilmu.

Yogyakarta memiliki potensi besar dalam dunia usaha kuliner. Kota pelajar adalah

sebutan klasik yang sangat terkenal untuk Yogyakarta. Ribuan pelajar dan mahasiswa

berdatangan setiap tahunnya ketika tahun ajaran baru dimulai. Seiring dengan waktu,

perekonomian di Yogyakarta pun tumbuh dengan pesat dengan di tandainya kenaikan UMP

setiap tahunnya, dan juga munculnya berbagai kantor baru, kantor cabang maupun

perwakilan dari induknya yang rata rata berbasis di kota besar seperti Jakarta, Bandung,

Surabaya, Medan, dan bahkan mancanegara. Bahkan bisnis property pun semakin meningkat

bahkan harganya melambung tinggi melebihi kota besar lainnya. Hal tersebut membuat para

pendatang yang telah menyelesaikan pendidikannya di Yogyakarta, tertarik untuk tinggal dan

bekerja di kota yang sama.

Bisnis kuliner di Yogyakarta sudah mulai berkembang dan kreatif. Namun bukan

berarti nuansa tradisional hilang begitu saja. Nuansa tradisional dan modern membaur secara

apik sehingga muncul kreasi baru terutama dalam usaha kuliner.

3
Jika dilihat dari fenomena diatas, maka secara tidak langsung input pendatang dan

output pendatang yang ada di Yogyakarta tidak seimbang. Sehingga semakin banyak

pendatang yang bermukim di Yogyakarta. Hal tersebut dianggap sebagai peluang oleh pelaku

bisnis kuliner, karena itu artinya jika membuat produk baru akan semakin lebih diterima oleh

masyarakat.

Fenomena bisnis kuliner awal yang bermunculan karena peluang dari fenomena

tersebut, membuat banyak persaingan kreatifitas dan persaingan bisnis dalam mengenalkan

bisnis awalnya tersebut kepada masyarakat. Banyak upaya yang dilakukan oleh pelaku bisnis

awal kuliner untuk dapat mempromosikan produk barunya.

Hal umum yang dilakukan adalah promosi di media sosial. Cara tersebut dianggap

minim biaya dan paling ampuh untuk bisnis awal. Namun itu saja tidak cukup. Ada beberapa

langkah serius untuk bisa mempromosikan produk baru atau bisnis awal yang dibuat. Yang

pertama adalah membuka tempat usaha, namun cara ini perlu merogoh dana besar untuk

diwujudkan. Namun dengan adanya tempat usaha, membuat pelanggan lebih yakin akan

produk yang di pasarkan, dan juga membuat pelaku bisnis awal tersebut memiliki poin

tambah terhadap pesaing bisnis lain yang memiliki produk yang hampir sama ataupun sama

namun memiliki konsep yang berbeda. Yang kedua adalah promosi pada saat pameran

kuliner ataupun pameran yang memfasilitasi bisnis kuliner untuk berpatisipasi. Cara ini

dianggap kuno namun berhasil saat memasarkan produk baru. Biasanya pameran dianggap

lebih menguntungkan karena pihak penyelenggara memiliki target pengunjung yang

membuat kesempatan lebih besar terhadap calon pelanggan pada peserta pameran. Tidak

heran harga yang ditawarkan juga bervariasi pada satu kali pameran. Pameran biasanya

diadakan 3 sampai 5 hari agar peserta dapat mendapatkan calon pelanggan lebih banyak

dengan rentang waktu yang lama.

4
Mimicree adalah salah satu bisnis awal yang memanfaatkan peluang dari fenomena

yang terjadi di Yogyakarta saat ini. Produk minuman yang ditawarkan oleh Mimicree

sebenarnya sudah sangat umum, namun memiliki keunggulan dalam packaging. Packaging

yang digunakan adalah menggunakan Standing Zipper Plastic yang biasa digunakan untuk

kemasan kecap, sambal, makanan kering hingga sabun mandi kemasan isi ulang. Tidak

hanya itu, rasa dan harga juga di perhatikan agar dapat menarik minat dan juga bisa bertahan

lama menjadi suatu identitas tersendiri. Mimicree juga menggunakan strategi pemasaran yang

dapat menyentuh langsung calon pelanggannya agar dapat menjadi pelanggan tetapnya

meskipun baru di dirikan. Langkah awal yang digunakan adalah Branding. Mimicree

memiliki ciri khas dengan kemasan yang unik, yaitu Standing Zipper Plastic , kemudian font

yang unik, memiliki maskot dan warna yang tidak mudah untuk dilupakan, yaitu warna

Kuning yang mana warna kuning adalah warna primer. Media sosial, Brosur, Voucher, dan

pameran menjadi langkah berikutnya untuk melakukan pemasaran.

Selain memiliki kemasan yang unik, Mimicree menggunakan bahan yang berkualitas

dan mendukung UKM. Seperti contoh pada menu Orson, Mimicree tidak menggunakan buah

kalengan namun buah segar yang di dapat di Pasar Modern atau Tradisional. Dengan bekerja

sama dengan supplier yang ada di pasar buah, pastinya akan terjalin hubungan yang baik.

Perpaduan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Mimicree dengan

metode media baru yaitu media sosial dan juga konvensional melalui pameran dan

penggunaan alat promosi manual, menghasilkan efek pemasaran yang berbeda kepada target

konsumen.

5
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang penulis ajukan
adalah sebagai berikut:

“Bagiamana Strategi Komunikasi yang dilakukan oleh Mimicree dalam Bisnis Start
Up yang dijalani untuk meningkatkan jumlah konsumen”

C. MANFAAT DAN TUJUAN

Tujuan Penelitian :
1. Syarat penulis untuk mendapatkan gelar Strata 1
2. Agar Mahasiswa dan Masyarakat umum memahami tentang Bisnis Start Up
3. Sebagai masukan kepada pihak Mimicree terhadap bisnis yang dijalani
4. Mengetahui respon masyarakat tentang kehadiran Mimicree sebagai pemain baru
dalam Food and Beverages
5. Untuk mengetahui strategi komuninkasi pemasaran apa yang digunakan oleh
Mimicree dalam meningkatkan jumlah konsumen

Manfaat Penelitian :

Secara Teoritis

1. Memperkuat Teori dan hasil penelitian yang sudah pernah dengan teori Phillip
Kotler tentang meningkatkan jumlah konsumen dengan studi kasus yang
berbeda.
2. Menjadikan hasil penelitian sebagai refrensi mahasiswa tentang Teori Philip
Kotler.

6
Secara Praktis

1. Menstimulasi masyarakat umum terutama Mahasiswa agar dapat melihat


peluang usaha.
2. Menjadikan hasil penelitian sebagai pertimbangan pihak Mimicree dalam
meningkatkan jumlah konsumennya.

D. KERANGKA TEORI

Teori Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses, yang mana proses tersebut melibatkan dua
partisipan yaitu komunikator (orang yang mengirimkan pesan), pesan dan komunikan (Orang
yang menerima pesan). Fungsi dari Komunikasi sendiri adalah agar Pesan dapat tersampaikan
dengan baik dari Komunikator dengan Komunikan. Pesan ini dikirim melalui berbagai
macam media, secara verbal maupun non verbal. Banyak hal bisa terjadi berbagai hambatan
dalam proses Komunikasi, hambatan inilah yang biasa dikenal dengan noise.

Dengan adanya kegiatan Komunikasi inilah terjadi yang namanya respon, feedback
atau tanggapan dari Komunikan. Sehingga kegiatan Komunikasi terus berjalan sesuai dengan
isi pesan. Kegiatan inilah yang digunakan Manusia untuk bisa Bersosialisasi dan juga
berkembang dari segala hal.

Marketing Mix

Marketing Mix (Bauran Pemasaran) menurut Kotler (1997:46) : “Bagian perangkat


alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan. Produk, Harga, Produk dan Promosi yang
dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar
sasaran.”

Bauran Pemasaran terdiri dari Empat P (4P), yaitu Product (Produk), Price (Harga),
Place (Tempat), Promotion (Promosi).

7
Marketing Communications and Brand Equity

Marketing Communication (Komunikasi Pemasaran) adalah sarana di mana


perusahaan berusaha untuk mengenalkan, menginformasikan, menarik, dan mengingatkan
konsumen tentang produk atau merk perusahaan tersebut secara langsung atau tidak
langsung. Komunikasi Pemasaran sendiri memiliki banyak fungsi untuk diterapkan pada
konsumen. Konsumen dapat menceritakan dan menunjukkan kepada masyarakat bagaimana
dan mengapa produk tersebut digunakan, produk tersebut digunakan atau dikonsumsi oleh
kalangan yang seperti apa, digunakan dimana dan kapan produk tersebut digunakan.
Konsumen sendiri nantinya akan memahami siapa dibalik pembuat produk tersebut, seperti
apa perusahaannya dan untuk apa perusahaan pembuat produk tersebut mendirikan
perusahaannya dan membuat produknya. Dan konsumen tersebut layak untuk diberikan
reward untuk kepahaman mereka yang mana artinya mereka peduli dan pengguna produk
tersebut. Komunikasi Pemasaran memperbolehkan perusahaan untuk menghubungkan antara
produk atau merek mereka dengan masyarakat, tempat, acara, berbagai macam merek,
pengalaman, perasaan dan berbagai hal lainnya.

Meskipun periklanan seringkali menjadi elemen utama dalam Marketing Komunikasi,


namun tidak menjadi yang utama ataupun bagian yang paling penting. Masih ada elemen lain
yang mendukung Marketing Komunikasi. Marketing Komunikasi Bauran memiliki 6 elemen
yang mendukung program dari Marketing Komunikasi itu sendiri, yaitu:

1. Advertising
Menggunakan sarana iklan dalam bentuk Brosur, Katalog, Stand Booth, Banner,
dan juga termasuk Packaging.

2. Sales Promotion
Melakukan promosi menggunakan Voucher atau Kupon pembelian yang menarik
konsumen.

3. Event & Experiences


Mengikuti Bazaar atau Pameran kuliner agar dapat menarik konsumen baru yang
datang ke acara tersebut.

8
4. Public Relation & Publicity
Melakukan kegiatan Public Relation dalam pengenalan merek dan produk.

5. Personal Selling
Melakukan kegiatan jual beli yang mana ada interaksi antar penjual dan pembeli
pada saat transaksi berlangsung. Sehingga lebih mengenal lagi akan merek dan
produk.

9
METODOLOGI

A. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian
Dalam Penelitian ini, Metode Penelitian yang penulis gunakan adalah
menggunakan pendekatan Kualitatif Lapangan yang menafsirkan gejala yang terjadi pada
Mimicree, yaitu apa yang dialami oleh subyek penelitian dalam aspek strategi yang
digunakan dalam meningkatkan jumlah konsumen.

Key Informan dan Informan


Dalam Penelitian ini Key Informan adalah Pemilik dari Mimicree, dengan tujuan
mengetahui Strategi Komunikasi Pemasaran apa yang digunakan dalam meningkatkan
jumlah konsumen. Tidak hanya itu, karyawanpun juga akan diwawancarai oleh penulis untuk
membandingkan informasi yang diperoleh oleh Pmeilik usaha dengan karyawan yang
melakukan penerapan Strategi Komunikasi Pemasaran tersebut.
Informan dalam penelitian ini adalah konsumen dari Mimicree yang mana dapat
memberikan informasi secara langsung kepada penulis yang meneliti Strategi Komunikasi
Pemasaran Mimicree dalam meningkatkan jumlah konsumen. Dari sinilah nantinya penulis
akan tahu bagaimana respon dari para konsumen dari Strategi Komunikasi Pemasaran yang
dilakukan oleh Mimicree.

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Wawancara Mendalam
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan Depth Interview
atau wawancara secara mendalam terhadap Key Informan dan Informan.

Observasi
Melakukan pengamatan terhadap objek penelitian. Pada penelitian kali ini
Observasi dilakukan pada Event yang diikuti oleh Mimicree.

10

Anda mungkin juga menyukai