Anda di halaman 1dari 44

DASAR HUKUM

SJPH
UU Nomor 33 Tahun 2014
Pasal 23 : pelaku usaha berhak memperoleh
informasi, edukasi dan sosialisasi SJPH

PP Nomor 39 Tahun 2021


Pasal 65 : untuk menjaga kesinambungan PPH,
pelaku usaha wajib menerapkan SJPH

PMA Nomor 26 Tahun 2019


Pasal 91 (2):
Permohonan sertifikasi halal oleh pelaku usaha
harus dilengkapi:
1. Data pelaku usaha
2. Nama dan jenis produk
3. Daftar produk dan bahan yang digunakan
4. Proses pengolahan produk
5. Sistem jaminan produk halal
Produk yang masuk, beredar, dan
diperdagangkan di wilayah
Indonesia wajib bersertifikat halal

Produk yang berasal dari bahan yang


tidak halal wajib diberikan keterangan
HALAL
tidak halal.
JAMINAN PRODUK HALAL :
Kepastian hukum terhadap kehalalan suatu Produk yang
dibuktikan dengan Sertifikat Halal

TUJUAN JAMINAN PRODUK HALAL:


• Memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan,
dan kepastian ketersediaan Produk Halal bagi
masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakan
Produk.
• Meningkatkan nilai tambah bagi Pelaku Usaha untuk
memproduksi dan menjual Produk Halal.

SERTIFIKAT HALAL :
Pengakuan kehalalan suatu produk yang dikeluarkan oleh
BPJPH berdasarkan fatwa halal tertulis yang dikeluarkan
oleh MUI.
SISTEM JAMINAN
PRODUK HALAL
Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH)
adalah suatu sistem yang terintegrasi,
disusun, diterapkan dan dipelihara untuk
mengatur bahan, proses produksi halal,
produk, sumber daya dan prosedur
dalam rangka menjaga kesinambungan
SJPH harus diterapkan oleh pelaku usaha untuk
proses produksi halal (PPH) menjaga konsistensi produksi selama masa
berlakunya sertifikat halal
PENAHAPAN SERTIFIKASI HALAL
17-OKT-2024 17-OKT-2026 17-OKT-2026 17-OKT-2026

SERTIFIKASI
17 OKT
2021
MAKANAN DAN OBAT KOSMETIK BARANG GUNAAN
MINUMAN • Obat tradisional (2026)
• Suplemen kesehatan
(2026)
• Obat bebas dan terbatas
(2029)
• Obat keras dikecualikan
psikotropik (2034)
• Alkes (2026-2034)

Penahapan untuk produk jasa dimulai berdasarkan ketentuan waktu penahapan produk masing-masing
RUANG LINGKUP SJPH

01 02
BARANG JASA

• Makanan
jasa penyembelihan, pengolahan, penyimpanan,
• Minuman
pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan
• Obat
penyajian
• Kosmetik
• Produk kimiawi Hanya yang terkait dengan makanan,
• Produk biologi minuman, obat, atau kosmetik.
• Produk rekayasa genetik
• Barang yang dipakai, Hanya bagi barang yang berasal Hanya bagi barang yang berasal dan/atau
digunakan, atau dimanfaatkan dan/atau mengandung unsur hewan mengandung unsur hewan
HALAL VALUE
CHAIN
HALAL VALUE CHAIN

Konsumsi
5 Penjualan dan Penyajian secara HALAL
HALAL
Pengemasan dan distribusi secara HALAL 4

Proses pengolahan, penyimpanan dan produksi


3 secara HALAL

Penyediaan bahan HALAL 2

Ketersediaan alam, kebun, pertanian, perkebunan,


1 laut/perikanan, dan penyembelihan hewan yang HALAL
KRITERIA SJPH

KOMITMEN DAN TANGGUNG JAWAB


mencakup Kebijakan Halal, Tanggung Jawab Manajemen
dan Pembinaan SDM

BAHAN
merupakan unsur yang digunakan untuk membuat
atau menghasilkan produk

PROSES PRODUK HALAL (PPH)


rangkaian kegiatan untuk menjamin kehalalan produk yang
mencakup penyediaan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk

PRODUK
wajib menghasilkan produk dari bahan halal, diproses dengan cara sesuai syariat
Islam, menggunakan peralatan, fasilitas produksi, sistem pengemasan, penyimpanan,
dan distribusi yang tidak terkontaminasi dengan bahan tidak halal

PEMANTAUAN DAN EVALUASI


You can simply impress your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations.
KEBIJAKAN HALAL (1.1)

Merupakan pernyataan tertulis yang mencakup


komitmen pelaku usaha untuk menggunakan bahan
halal, memproses secara halal dan menghasilkan
produk halal sesuai dengan persyaratan umum
sertifikasi secara berkesinambungan dan konsisten

Pelaku usaha/manajemen puncak perusahaan harus


menetapkan kebijakan halal dan melaksanakan
kebijakan halal secara konsisten

Pelaku usaha/manajemen puncak perusahaan harus


memastikan bahwa kebijakan halal dapat dipahami
dan diterapkan oleh seluruh personil dalam organisasi

Pelaku usaha/manajemen puncak perusahaan harus


menyosialisasikan dan mengomunikasikan kebijakan
kepada seluruh pihak terkait
TANGGUNG JAWAB PIMPINAN PUNCAK(1.2)

Pimpinan puncak menjamin tersedianya sumber daya


1 yang kompeten dan memadai untuk penyusunan, menetapkan personil muslim sebagai
penerapan dan perbaikan berkelanjutan SJPH Penyelia Halal

Pimpinan puncak harus mengikutsertakan Penyelia


2 Halal dalam pelatihan Penyelia Halal, menetapkan Pelatihan sebaiknya disertai Sertifikasi
Penyelia Halal untuk memperkuat SJPH
dan meregistrasi penyelia halal

Pimpinan puncak untuk harus menetapkan tim


3 manajemen halal Tim manajemen halal melibatkan seluruh pihak
terkait dan dicantumkan dalam bukti tertulis

Pelaku usaha UMK dapat memiliki tim manajemen


4 halal dan/atau Penyelia Halal yang difasilitasi oleh
pihak lain
Pemerintah Pusat/Daerah, BUMN/D, PTN dan
Lembaga Keagamaan Islam berbadan hukum
BAHAN(2.1) DEFINISI
merupakan unsur yang digunakan untuk
membuat atau menghasilkan produk

JENIS BAHAN
wajib menggunakan bahan halal yang terdiri atas bahan baku,
01
bahan olahan, bahan tambahan, dan bahan penolong

04
ASAL
Bahan dapat berasal dari hewan, tumbuhan, mikroba atau bahan
yang dihasilkan melalui proses kimiawi/biologi/rekayasa genetik.
03
ASAL
Bahan yang berasal dari hewan pada dasarnya halal,
kecuali yang diharamkan menurut syariat Islam 02
ASAL yang DIHARAMKAN 05
Bahan yang berasal dari hewan yang diharamkan meliputi bangkai, darah,
babi dan/atau hewan yang disembelih tidak sesuai dengan syariat Islam
BAHAN(2.2)
Hewan yang digunakan sebagai bahan wajib disembelih sesuai
dengan syariat Islam dan memenuhi kaidah kesejahteraan hewan
serta kesehatan masyarakat veteriner

Bahan yang berasal dari tumbuhan pada dasarnya halal,


01
kecuali yang memabukkan dan/atau membahayakan
kesehatan bagi orang yang mengonsumsinya
04
Bahan yang berasal dari mikroba dan bahan yang dihasilkan melalui
proses kimiawi/biologi/rekayasa genetic, diharamkan jika proses
pertumbuhan dan/atau pembuatannya tercampur, terkandung, dan/atau
03
terkontaminasi dengan bahan yang diharamkan

Bahan yang berasal dari bagian tubuh


manusia adalah haram 02
Pelaku usaha wajib melengkapi bahan yang digunakan dengan dokumen
05
pendukung kehalalan yang sesuai dan valid, kecuali bahan-bahan yang
sudah ditetapkan oleh BPJPH tidak perlu memiliki dokumen pendukung
BAHAN BAKU, PENOLONG DAN TAMBAHAN

BAHAN BAKU BAHAN PENOLONG BAHAN TAMBAHAN

Bahan tambahan adalah bahan yang


digunakan untuk mempermudah proses
dan meningkatkan kualitas dari produk
Bahan Baku adalah semua bahan utama Bahan penolong merupakan bahan yang
yang dihasilkan.
yang digunakan dalam pembuatan produk digunakan dalam pembuatan suatu produk,
dan ikut dalam proses produksi. tetapi tidak ikut dalam proses produksi,
Bahan tambahan dibutuhkan guna
Penggunaan bahan baku memiliki bersifat sebagai pelengkap saja.
menyelesaikan suatu produk, dan ikut
persentase terbesar dibandingkan
dalam proses produksinya tetapi
dengan bahan-bahan lainnya Bahan penolong merupakan bahan yang
pemakaiannya relatif sedikit, atau begitu
membantu dalam proses produksi agar
kompleks sehingga tidak dapat dikatakan
Contoh: tepung, ragi, daging diperoleh hasil yang lebih baik
sebagai bahan baku digolongkan sebagai
bahan.
Contoh : es
Contoh : bumbu bumbu, bahan pewarna,
flavor, enzim, perasa, pengawet
TITIK KRITIS
TITIK KRITIS PANGAN
PEWARNA PENGEMULSI
pewarna alami potensi
menggunakan enzim Untuk pengembang dan penstabil
pembuatan susu, coklat, marshmallow,
permen, jelly yang dapat berasal dari gelatin
hewan

SEASONING GELATIN
Bahan utama berasal dari sumber gelatin yang utama adalah
hewan dan penggunan fasilitas tulang sapi, kulit sapi, dan kulit babi
potensi kontaminasi silang

ENZIM PERISA
Dapat berasal dari hewan, Berasal dari hewan, dapat menggunakan
tumbuhan dan proses fermentasi bahan penolong dari enzim dan gelatin,
fermentasi
TITIK KRITIS PANGAN
KEMASAN
Kritis bila menggunakan bahan tambahan berasal dari babi PENGUAT RASA
Merupakan hasil fermentasi. Media fermentasi mulai dari
PELAPIS/GLAZING proses upstream hingga downstream harus dievaluasi bahan
yang digunakan agar memenuhi persyaratan kehalalannya.
Pullulan merupakan produk microbial, maka media
Bahan penolong seperti antibuih merupakan titik kritis
pertumbuhan harus halal. Penggunaan sumber
keharamannya
Nitrogen merupakan poin kritis

PEMANIS
HUKEMTAN pemanis alami memiliki titik kritis dalam
bersumber dari biji karet atau CPO, namun Contents Title proses produksinya. Sementara pemanis
menggunakan asam laktat yang You can simply buatan memiliki titik kritis dalam proses
merupakan hasil fermentasi impress your pembuatannya
audience.

ANTIOKSIDAN
ANTI KEMPAL
Hasil sintesis kimia dan fermentasi
menggunakan asam lemak yang
dapat berasal dari hewan
ANTI BUIH
Kritis jika antibuih berasal dari mono-di
gliserida yang dapat berasal dari hewan.
TITIK KRITIS KOSMETIK
(SUMBER BAHAN)

TUMBUHAN
Ekstrak tumbuhan, asam lemak,
Vit A-C-E, gliserol

SINTETIK KIMIA
1 BAHAN
Vit A-C-E, allantonin, gliserol, 2 HEWAN
alcohol (etanol) Kolagen, elastin, plasenta, asam
3 5 lemak, lemak, enzim, gliserol, asam
amino, gelatin, hormone

MANUSIA
4
Keratin, albumin, plasenta, asam
hialuronat MIKROBA
AHA, protein, botox, alcohol, asam
hialuronat
TITIK KRITIS KOSMETIK
(contoh aplikasi)

Lemak pada lapisan Gliserin, vit A-C-E,


kaca & alkohol plasenta, enzim

Magnesium stearate, fragrance, Gliseril, alcohol, Parfum, gelatin, Gliseril, fragrance,


asam linoleate, tokoferol parfum polimer tokoferil, collagen,
Seng Stearat
Sodium & Perasa
TITIK KRITIS OBAT

Cangkang Kapsul
photos and Text.
Easy to change colors, Sukrosa
Penggunaan gelatin Text Here Pemanis menggunakan
karbon aktif
Pelembab Air untuk Injeksi
Penyaringan dengan arang
Penggunaan gliserin aktif yang berasal dari
Pengemulsi atau tulang hewan
Salep Anti lekat tablet dan
penstabil obat
pelumas tablet
Penggunaan gelatin Lanolin dari bulu domba
Lemak dan minyak hewan
Pelarut Surfaktan
Asam Oleat yang berasal Enzim
dari hewan
photos and Text.
Pengikat Tablet Easy to change colors, Pengencer tablet
Penggunaan gelatin
Text Here
Berasal dari air susu hewan
dan bantuan enzim
TEXTILE PROCESSING
TITIK KRITIS BARANG GUNAAN
Tas, dompet, sepatu, sendal, jaket, jok mobil &
Kertas
furniture, tali jam, ikat pinggang
Jika berasal dari enzim hewan yang diharamkan syariat Islam
Jika berasal dari kulit hewan yang diharamkan syariat Islam

Peralatan Makan
Jika berasal dari tulang hewan yang diharamkan
syariat Islam

Kuas untuk Pembuatan Makanan, Kuas Alis,


Maskara dan Sikat Gigi
Perekat Benda Jika berasal dari bulu dan rambut hewan yang
Jika berasal dari pati dan tulang hewan diharamkan syariat Islam

Tasbih Plastik Biodegradable


Jika berasal dari tulang hewan yang diharamkan syariat Islam Jika berasal dari pati dan lemak hewan yang
diharamkan syariat Islam
PROSES PRODUK HALAL(3.1)
LOKASI, TEMPAT DAN ALAT
• Wajib dipisahkan dengan lokasi, tempat, dan alat proses produk
tidak halal.
• Wajib dijaga kebersihan dan higienitasnya;
• Bebas dari najis; dan
• Bebas dari bahan tidak halal.

Lokasi yang wajib dipisahkan adalah lokasi penyembelihan

Tempat dan alat PPH yang wajib dipisahkan meliputi:


❑ penyembelihan
❑ Pengolahan :
❑ penyimpanan
❑ pengemasan
❑ pendistribusian
❑ penjualan
❑ penyajian
Tempat dan Alat PPH yang Wajib Dipisahkan
Meliputi Proses:

Pengolahan Penyimpanan Penjualan Penyajian

penampungan bahan penerimaan bahan


penimbangan bahan penerimaan produk sarana penyajian produk halal
stlh proses
pencampuran bahan pengolahan sarana penjualan produk halal
dan proses penjualan produk
pencetakan produk sarana yang
digunakan untuk proses penyajian produk
pemasakan produk penyimpanan bahan
dan produk
Tempat dan Alat PPH yang Wajib Dipisahkan
Meliputi Proses:

Pengemasan Pendistribusian

sarana pengangkutan dari tempat


penyimpanan ke
alat distribusi produk
bahan kemasan yang alat transportasi untuk
digunakan untuk distribusi produk
mengemas produk dan
pengemasan produk Sarana pendistribusian dapat menggunakan fasilitas yang sam
a selama produknya bukan produk segar asal hewan dan dapa
t menjamin tidak terjadi kontaminasi silang antara produk halal
dengan produk tidak halal
PROSES PRODUK HALAL(3.2)

Memiliki prosedur pencucian fasilitas


Memiliki prosedur penjaminan
produksi: bahan untuk mencuci tidak
produksi sesuai kriteria SJPH
boleh mengandung bahan najis dan
haram

Sharing facility proses produksi hanya


dapat dilakukan untuk produk (belum Terdapat prosedur penjaminan ketertelusuran
tersertifikasi) yang tidak mengandung babi bahan (traceability) dan produk dan
didokumentasikan

Bahan : Form Penerimaan Bahan & Form


Penyimpanan Bahan
Proses Produksi : Form Catatan Produksi
Distribusi : Form Penjualan & Form serah
terima barang dari tempat produksi
Daftar Prosedur dalam PPH
1. Penggunaan fasilitas produksi yang
kontak dengan bahan dan/atau produk
antara/akhir bersifat bebas dari najis
berat (mughaladhah)
2. Penggunaan bahan dan produk tidak
terkontaminasi najis
3. Penyucian fasilitas produksi sesuai 1. Penjualan produk
syariat Islam;
1. Pembelian bahan 4. Penggunaan bahan baru yang akan 2. Penarikan produk
2. Pemeriksaan digunakan untuk produk halal; 3. Display produk
Penyimpanan 5. Proses produksi;
kedatangan bahan 6. Ketertelusuran kehalalan; 4. Ketentuan
1. Pemingsanan hewan 3. Transportasi bahan bahan dan 7. Penanganan produk yang tidak pengunjung
2. Penyembelihan hewan produk memenuhi kriteria halal; 5. Penentuan menu
dan produk 8. Formulasi produk/pengembangan
produk baru;

Penyembelihan Penyiapan Penyimpanan Pengolahan Penjualan &


Penyajian
LOKASI, TEMPAT DAN PROSES PRODUKSI HALAL
PENYEMBELIHAN
SYARAT ALAT
PERSYARATAN PERSYARATAN SYARAT RPH PENYEMBELIHAN
• Memiliki fasilitas
• Terpisah secara fisik RPH wajib memisahkan • Tidak menggunakan
penanganan limbah
antara lokasi RPH halal tempat penyembelihan alat penyembelihan
padat dan cair yang
dengan lokasi RPH hewan halal dengan secara bergantian
terpisah dengan RPH
tidak halal hewan tidak halal dengan yang
tidak halal
meliputi: digunakan untuk
• Dibatasi dengan pagar a. Penampungan hewan; penyembelihan hewan
• Konstruksi dasar
tembok min. tiga meter b. Penyembelihan hewan; tidak halal
seluruh bangunan
untuk mencegah lalu c. Pengulitan;
harus mampu
lintas orang, alat, dan d. Pengeluaran jeroan; • Menggunakan sarana
mencegah
produk antar rumah e. Ruang pelayuan; yang berbeda untuk
kontaminasi
potong f. Penanganan karkas; yang halal dan tidak
g. Ruang pendinginan; halal dalam
• Memiliki pintu yang
• Tidak berada di daerah dan pembersihan,
terpisah untuk
rawan banjir, tercemar h. Sarana penanganan pemeliharaan dan
masuknya hewan
asap, bau, debu, dan limbah. penyimpanan alat.
potong dengan karkas
kontaminan lainnya;
dan daging
TEMPAT DAN ALAT PROSES PRODUKSI HALAL
PENGOLAHAN
SYARAT TEMPAT SYARAT ALAT SYARAT ALAT SYARAT ALAT

Wajib dipisahkan antara ❑ Tidak menggunakan


yang halal dan tidak halal alat pengolahan secara
Menjamin setiap bagian dari Dilarang menggunakan
pada: bergantian dengan
peralatan, perangkat, dan alat penolong dari bahan
❑ Penampungan Bahan; yang digunakan produk
mesin yang bersentuhan yang tidak halal misalnya
❑ Penimbangan Bahan; tidak halal
langsung dengan PPH sikat/kuas dari bulu babi;
❑ Pencampuran Bahan; ❑ Menggunakan sarana
(termasuk bahan untuk
❑ Pencetakan produk; yang berbeda untuk
perawatan) tidak terbuat dari
❑ Pemasakan produk; yang halal dan tidak
bahan tidak halal;
❑ Proses lainnya yang halal dalam
mempengaruhi pembersihan alat,
pengolahan pangan pemeliharaan alat dan
❑ penyimpanan alat
TEMPAT DAN ALAT PROSES PRODUKSI HALAL
PENYIMPANAN & PENGEMASAN
Tempat penyimpanan wajib dipisahkan antara Syarat Alat Penyimpanan :
1a yang halal dan tidak halal pada: ❑ Tidak menggunakan alat penyimpanan 1b
secara bergantian dengan yang digunakan
❑ Penerimaan bahan untuk penyimpanan produk tidak halal
❑ Penerimaan produk setelah proses ❑ Menggunakan sarana yang berbeda untuk
pengolahan yang halal dan tidak halal dalam
❑ Sarana yang digunakan untuk pembersihan alat, pemeliharaan alat dan
penyimpanan bahan dan produk penyimpanan alat

Tempat pengemasan wajib dipisahkan antara Alat Pengemasan:


yang halal dan tidak halal pada:
❑ Tidak menggunakan alat pengemasan
❑ bahan kemasan yang digunakan secara bergantian dengan yang
untuk mengemas produk digunakan untuk pengemasan produk
❑ sarana pengemasan produk tidak halal
2a 2b
TEMPAT DAN ALAT PROSES PRODUKSI HALAL
PENDISTRIBUSIAN, PENJUALAN & PENYAJIAN

Tempat pendistribusian wajib Tempat penjualan dan Syarat Alat Pendistribusian, Penjualan & Penyajian:
dipisahkan antara produk penyajian wajib dipisahkan
halal dan tidak halal pada: antara produk halal dan ❑ Tidak menggunakan alat pendistribusian, penjualan dan
tidak halal pada: penyajian secara bergantian dengan yang digunakan
❑ Sarana pengangkutan untuk produk tidak halal
dari tempat penyimpanan ❑ Sarana penjualan dan ❑ Tidak menggunakan alat penjualan dan penyajian secara
ke alat distribusi produk penyajian produk bergantian dengan yang digunakan untuk produk tidak
❑ Alat transportasi untuk ❑ Proses penjualan dan halal
distribusi produk. penyajian produk ❑ Menggunakan sarana yang berbeda untuk yang halal dan
tidak halal dalam pembersihan, penyimpanan dan
pemeliharaan alat
PENDISTRIBUSIAN, PENJUALAN, DAN PENYAJIAN PRODUK
YANG BERASAL DARI
HEWAN DAN NON HEWAN

KRITERIA

❑ Pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk segar asal hewan tidak


halal dipisahkan dari pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk segar
asal hewan halal
❑ Pendistribusian produk olahan asal hewan dan asal non-hewan tidak halal
dapat disatukan dengan pendistribusian produk olahan asal hewan dan non-
hewan halal sepanjang terjamin tidak terjadi kontaminasi silang dan alat
distribusi yang digunakan bukan untuk mendistribusikan produk segar asal
hewan tidak halal, yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari pihak
produsen atau distributor.
❑ Penjualan dan penyajian produk segar dan olahan asal hewan dan non-
hewan tidak halal dipisahkan dari penjualan dan penyajian produk segar dan
olahan asal hewan dan non hewan halal
PRODUK (4.1)
“Pelaku usaha wajib menjamin produk selama persiapan, pemrosesan, pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya
dipisahkan secara fisik dari produk atau materi lain yang tidak halal sesuai dengan syariat Islam”

LABEL HALAL
wajib mencantumkan label halal pada produk wajib menghasilkan produk atau bahan
yang telah mendapat sertifikat halal pada BERKUALITAS
yang aman untuk dikonsumsi
kemasan dan bagian/tempat tertentu dari
produk yang mudah dilihat dan dibaca, tidak
mudah dihapus, dilepas, dan dirusak

wajib mendesain kemasan, tanda, simbol, logo, wajib menggunakan bahan pengemas yang tidak
nama, dan gambar yang tidak menyesatkan terbuat atau mengandung bahan yang tidak halal
dan/atau melanggar prinsip syariat Islam

KEMASAN
serta bersih, sehat, tidak berbau, tidak
mempengaruhi kualitas dan keamanan daging
DESAIN KEMASAN/
LOGO
PRODUK (4.1)
KEWAJIBAN PELAKU USAHA

wajib memberi identifikasi produk yang


disimpan seperti diantaranya tanggal masuk, menjamin tidak ada perubahan informasi bahan
lokasi penyimpanan, kode tempat IDENTITAS VALID (nama produk, nama produsen, nama bahan,
penyimpanan, bar code, tanggal produksi, negara produsen, dan label halal) pada saat
dan lainya sesuai ketentuan yang ditetapkan melakukan pengemasan ulang.

menjamin bahan dengan kode yang


sama mempunyai status halal yang IDENTIK TELUSUR
menjamin ketertelusuran
sama bila menerapkan pengkodean HALAL kehalalan produk
bahan

TELUSUR mempunyai prosedur terdokumentasi untuk


menjamin ketertelusuran informasi SOP
ASAL menjamin ketertelusuran kehalalan produk
asal bahan di setiap kegiatan
yang disertifikasi
PELAKU USAHA TIDAK DAPAT MELAKUKAN
SERTIFIKASI HALAL PADA PRODUK

Nama produk yang mengarah kepada hal-hal yang Bentuk produk hewan babi dan anjing
menimbulkan kekufuran dan kebatilan

Bentuk/nama produk atau label kemasan


Nama produk yang mengandung nama setan yang sifatnya erotis, vulgar dan/atau porno
seperti rawon setan, es pocong,
mi ayam kuntilanak

Karakteristik/profil sensori produk yang memiliki


Nama produk yang mengandung nama babi dan
kecenderungan bau atau rasa yang mengarah
anjing serta turunannya,
kepada produk haram atau yang telah dinyatakan
seperti babi panggang, babi goreng, beef bacon,
haram berdasarkan ketetapan fatwa
hamburger, hotdog;

Nama produk yang mengandung nama minuman keras,


contoh rootbeer, es krim rasa rhum raisin, bir 0% alkohol
PRODUK HALAL DARI LUAR NEGERI

03
02
01 Registrasi
Mengikuti standar
halal Indonesia

Wajib
Bersertifikat Halal

Dalam hal negara setempat tidak


mengakui lembaga halal luar negeri
Sertifikat Halal yang negara setempat, sertifikasi halal
❑ Produk luar negeri yang masuk ke diterbitkan oleh lembaga Produk dilakukan di Indonesia
Indonesia wajib bersertifikat halal. halal luar negeri yang telah sesuai dengan ketentuan peraturan
❑ Permohonan sertifikasi halal Produk melakukan kerja sama, perundang-undangan
luar negeri diajukan oleh importir wajib diregistrasi oleh
atau perwakilan resminya. BPJPH sebelum Produk
diedarkan di Indonesia
PEMANTAUAN DAN EVALUASI (5)

Wajib melakukan kaji Wajib memiliki


ulang manajemen prosedur audit
untuk mengevaluasi internal dan kaji
penerapan SJPH ulang manajemen

AUDIT KAJI DOKUMEN


PROSEDUR LAPORAN
INTERNAL ULANG TASI

Wajib melakukan audit Wajib memelihara Wajib melaporkan hasil


internal setiap enam bukti pelaksanaan audit internal dan kaji ulang
bulan untuk memantau audit internal dan kaji manajemen sesuai
penerapan SJPH ulang manajemen ketentuan dari BPJPH
PENGECUALIAN PERMOHONAN
Sertifikat Halal

PENGGUNAAN PENCANTUMAN
BAHAN HARAM LABEL TIDAK HALAL

Pelaku Usaha yang Pelaku Usaha wajib


memproduksi Produk dari mencantumkan keterangan
Bahan yang berasal dari tidak halal pada Produk
Bahan yang diharamkan gambar, tanda, dan/atau
dikecualikan dari mengajukan tulisan
permohonan Sertifikat Halal

Sanksi administratif berupa:


a. teguran lisan
b. peringatan tertulis
c. denda administratif
DOKUMEN PERSYARATAN
SERTIFIKASI HALAL

Sumber : HalalInstitute
SELAMAT BERTUGAS,
PARA PENYELIA HALAL

Anda mungkin juga menyukai