Anda di halaman 1dari 36

KETENTUAN REGULASI DALAM

PENYELENGGARAAN JPH

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal


Kementerian Agama
Tujuan Penyelenggaraan JPH
berdasarkan Pasal 3 UU No. 33 Tahun
2014 Tentang Jaminan Produk Halal

memberikan kenyamanan, keamanan,


keselamatan, dan kepastian ketersediaan
Produk Halal bagi masyarakat dalam
mengonsumsi dan menggunakan Produk

meningkatkan nilai tambah bagi Pelaku Usaha


untuk memproduksi dan menjual Produk Halal. 

2
Berdasarkan Pasal 6 Undang-undang Nomor 33
Tahun 2014 dan Pasal 4 ayat 3 Peraturan
Kewenangan BPJPH Pemerintah Nomor 31 Tahun 2019

• merumuskan dan menetapkan kebijakan JPH;


• menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria
JPH;
• menerbitkan dan mencabut Sertifikat Halal dan
Label Halal pada Produk;
• melakukan registrasi Sertifikat Halal pada Produk
luar negeri;
• melakukan sosialisasi, edukasi, dan publikasi
Produk Halal;
• melakukan akreditasi terhadap LPH;
• melakukan registrasi Auditor Halal;
• melakukan pengawasan terhadap JPH;
• melakukan pembinaan Auditor Halal; dan
• melakukan kerja sama dengan lembaga dalam dan
luar negeri di bidang penyelenggaraan JPH.

3
KEWAJIBAN BERSERTIFIKAT HALAL
Makanan, Minuman

Obat, Kosmetik

Produk Produk kimiawi, produk biologi, Barang


Wajib produk rekayasa genetik
Sertifikat
Halal
Barang gunaan yang dipakai,
digunakan, atau dimanfaatkan oleh
masyarakat

Jasa, penyembelihan, pengolahan,


penyimpanan, pengemasan, pendistribusian,
penjualan, dan penyajian
Jasa
4
PRODUK
WAJIB BERSERTIFIKAT HALAL

a. makanan;

b. minuman; ditetapkan masing-masing jenisnya oleh Menteri setelah berkoordinasi


dengan kementerian terkait, lembaga terkait, dan MUI.
c. obat;
hanya yang terkait dengan makanan, minuman, obat, atau kosmetik.
d. kosmetik;
BARANG
e. produk kimiawi;
• hanya bagi barang yang berasal dari dan/atau mengandung unsur hewan.
• Barang gunaan yang dipakai terdiri atas:
f. produk biologi; a. sandang;
b. penutup kepala; dan
g. produk rekayasa genetik; dan c. aksesoris.
• Barang gunaan yang digunakan terdiri atas:
a. perbekalan kesehatan rumah tangga;
h. barang gunaan yang dipakai, b. peralatan rumah tangga;
c. perlengkapan peribadatan bagi umat Islam;
d. kemasan makanan dan minuman; dan
digunakan, atau dimanfaatkan. e. alat tulis dan perlengkapan kantor.
• Barang gunaan yang dimanfaatkan yakni alat kesehatan.
• Barang gunaan sebagaimana dimaksud di atas dapat ditambahkan
jenisnya oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan kementerian terkait,
lembaga terkait, dan MUI.

5
PRODUK
WAJIB BERSERTIFIKAT HALAL

a. penyembelihan;
setiap layanan dan unjuk kerja
berbentuk pekerjaan atau hasil b. pengolahan;
kerja yang dicapai, yang
c. penyimpanan;
disediakan oleh satu pihak ke hanya yang terkait dengan makanan,
JASA pihak lain dalam masyarakat d. pengemasan; minuman, obat, atau kosmetik.
untuk dimanfaatkan oleh
e. pendistribusian;
konsumen atau Pelaku Usaha.
f. penjualan; dan
g. penyajian.

6
PRODUK
WAJIB BERSERTIFIKAT HALAL

1. BARANG GUNAAN YANG DIPAKAI terdiri atas:


a. sandang, antara lain meliputi pakaian, pakaian dalam, kaos kaki, dan jaket yang mengandung dan/atau berasal dari hewan.
b. penutup kepala, antara lain meliputi peci, topi, kerudung, dan helm yang mengandung dan/atau berasal dari hewan.
c. aksesoris, antara lain meliputi cincin, jam tangan, anting, gelang, pengikat rambut, ikat pinggang, dompet, tas, sepatu,
sandal, bingkai kacamata, dan bros, yang mengandung dan/atau berasal dari hewan.

2. BARANG GUNAAN YANG DIGUNAKAN terdiri atas:


a. perbekalan kesehatan rumah tangga, antara lain meliputi sikat gigi, tusuk gigi, benang gigi, dan enzim pencuci yang
mengandung dan/atau berasal dari hewan.
b. peralatan rumah tangga, antara lain meliputi sofa, sendok, garpu, piring, mangkok, gelas, dan pisau yang mengandung
dan/atau berasal dari hewan.
BARANG
c. perlengkapan peribadatan bagi umat Islam, antara lain meliputi sajadah, tasbih, sarung, dan mukena yang mengandung
GUNAAN dan/atau berasal dari hewan.
d. kemasan makanan dan minuman, antara lain meliputi kemasan plastik, kemasan kertas, sterofoam (styrofoam ), dan
.
alumunium foil yang mengandung dan/atau berasal dari hewan
e. alat tulis dan perlengkapan kantor, antara lain meliputi tinta, lem, dan kertas pembuatan cetakan Al-Quran, dan bolpoin
yang mengandung dan/atau berasal dari hewan .
3. BARANG GUNAAN YANG DIMANFAATKAN yakni alat kesehatan, antara lain meliputi katup jantung, benang bedah, alat
bantu dengar, dan gigi palsu, yang mengandung dan/atau berasal dari hewan.

7
Penahapan Produk Wajib Bersertifikat Halal

PRODUK MAKANAN DAN 01


MINUMAN;
.
PRODUK YANG KEWAJIBAN KEHALALANNYA
02 SUDAH DITETAPKAN DALAM PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN;
Mulai
produk sudah bersertifikat halal sebelum
UU Nomor 33 Tahun 2014 berlaku; 03
17 Oktober 2019
Sampai Dengan
produk jasa yang terkait dengan produk 17 Oktober 2024
04 makanan, minuman, obat, dan kosmetik

8
PELAKSANAAN PENAHAPAN
KEWAJIBAN BERSERTIFIKAT HALAL

a. obat tradisional dan suplemen kesehatan dimulai dari tanggal 17 Oktober


2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2026;

b. obat bebas dan obat bebas terbatas dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021
Produk selain sampai dengan tanggal 17 Oktober 2029;
makanan dan
minuman, serta jasa c. obat keras dikecualikan psikotropika dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021
sampai dengan tanggal 17 Oktober 2034;

d. kosmetik, produk kimiawi, dan produk rekayasa genetik


9 dimulai dari tanggal
17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2026;

9
PELAKSANAAN PENAHAPAN
KEWAJIBAN BERSERTIFIKAT HALAL

e. barang gunaan yang dipakai kategori sandang, penutup kepala, dan aksesoris dimulai dari
tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2026;
f. barang gunaan yang digunakan kategori perbekalan kesehatan rumah tangga, peralatan
rumah tangga, perlengkapan peribadatan bagi umat Islam, Kemasan makanan dan minuman,
alat tulis dan perlengkapan kantor dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan
tanggal 17 Oktober 2026;
g. barang gunaan yang dimanfaatkan kategori alat kesehatan kelas resiko A sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai
Produk selain
dengan tanggal 17 Oktober 2026;
makanan dan
h. barang gunaan yang dimanfaatkan kategori alat kesehatan kelas resiko B sesuai dengan
minuman, ser-ta
ketentuan peraturan perundang-undangan, dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai
jasa. dengan tanggal 17 Oktober 2029;
i. barang gunaan yang dimanfaatkan kategori alat kesehatan kelas resiko C sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai
dengan tanggal 17 Oktober 2034; 10
j. produk biologi dan barang gunaan yang dimanfaatkan kategori alat kesehatan kelas resiko D
akan ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Presiden; dan
k. produk jasa yang terkait dengan Produk sebagaimana dimaksud pada huruf a sd. huruf i
dimulai berdasarkan ketentuan waktu penahapan produk masing-masing.
10
PENAHAPAN PRODUK WAJIB BERSERTIFIKAT HALAL

Produk Belum
Bersertifikat Halal Pada Penahapan tidak
17 Oktober 2019 berlaku, bagi:

Tetap dapat masuk, beredar, dan Produk hewan yang kewajiban kehalalannya
diperdagangkan di wilayah Indonesia selama sudah ditetapkan dalam peraturan
memiliki izin edar, izin usaha perdagangan, perundang-undangan.
dan/atau izin impor

sesuai peraturan perundang-undangan Produk sudah bersertifikat halal sebelum


tentang penahapan jenis produk yang wajib Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014
bersertifikat halal berlaku

11
KETENTUAN KETERANGAN TIDAK HALAL SESUAI PMA 26 TAHUN 2019
TENTANG PENYELENGGARAAN JPH

• Pelaku Usaha yang memproduksi Produk dari Bahan yang berasal dari Bahan
yang diharamkan, wajib mencantumkan Keterangan Tidak Halal.
• Keterangan Tidak Halal dapat berupa gambar, tanda, dan/atau tulisan yang
dicantumkan pada:
1. Kemasan Produk;
2. bagian tertentu dari Produk; dan/atau
3. tempat tertentu pada Produk.
Tanda Khusus Produk Selain Obat yang Berasal dari dan/atau Mengandung
Babi

MENGANDUNG BABI

Tanda Khusus Produk Obat yang Berasal dari dan/atau Mengandung


Babi

Pada proses pembuatannya bersinggungan dengan


Bahan bersumber babi

Tanda Khusus Produk yang Pada Proses Pembuatannya Bersinggungan dengan


Bahan Tertentu yang Berasal dari dan/atau Mengandung Babi
Alur Proses Pendaftaran Sertifikasi Halal Permohonan sertifikat halal dilengkapi
dokumen:
Penolakan a. data Pelaku Usaha;
Sertifikasi b. nama dan jenis Produk;
Halal c. daftar Produk dan Bahan yang
PELAKU USAHA digunakan; dan
d. proses pengolahan Produk; dan
e. sistem jaminan halal
PERMOHONAN  Data Pelaku Usaha dibuktikan dengan
Tidak nomor induk berusaha atau dokumen izin
PENERBITAN SERTIFIKAT
sesuai
Paling lama 10 hari kerja HALAL usaha lainnya.
 Nama dan jenis Produk harus sesuai
VERIFIKASI DOKUMEN
dengan nama dan jenis Produk yang
Paling lama 7 hari kerja
akan disertifikasi halal.
sesuai  Daftar Produk dan Bahan yang
halal digunakan merupakan Produk dan Bahan
Paling lama 5 hari kerja
Alur Proses Sertifikasi Halal halal yang dibuktikan dengan Sertifikat
Tidak halal Halal, kecuali Bahan berasal dari alam
BPJPH BPJPH MENETAPKAN LPH KEPUTUSAN PENETAPAN
1. Perusahaan mengirim HALAL PRODUK tanpa melalui proses pengolahan; atau
aplikasi pendaftaran ke Paling lama 40 hari kerja dengan penambahan 20 hari kerja dikategorikan tidak berisiko
BPJPH jika belum selesai (untuk dalam negeri)
mengandung Bahan yang diharamkan.
2. BPJPH menetapkan LPH  Dokumen proses pengolahan Produk
LPH MELAKUKAN MUI MENGKAJI HASIL
untuk melaksanakan PEMERIKSAAN DAN/ATAU
BPJPH MENERIMA DAN
VERIFIKASI BPJPH MELALUI memuat keterangan mengenai pembelian,
MEMVERIFIKASI HASIL
pemeriksaan/pengujian PENGUJIAN YANG
PEMERIKSAAN DAN/ATAU
SIDANG FATWA HALAL MUI
DILAKSANAKAN OLEH
PENGUJIAN LPH
UNTUK MENETAPKAN penerimaan, penyimpanan Bahan yang
3. LPH melakukan AUDITOR HALAL KEHALALAN PRODUK
digunakan, pengolahan, pengemasan,
pemeriksaan/pengujian ke
perusahaan
Paling lama 60 hari Paling lama 5 hari kerja Paling lama 30 hari kerja penyimpanan Produk jadi, dan distribusi.
kerja dengan
4. LPH melaporkan BPJPH penambahan 30 hari Dokumen yang diserahkan LPH Berupa:
 Sistem jaminan halal ditetapkan Kepala
5. BPJPH koordinasi dengan kerja jika belum selesai
 Produk dan Bahan yang digunakan;
BPJPH
MUI (untuk luar negeri)
• PPH;
6. MUI mengeluarkan Fatwa
Halal kepada BPJPH • hasil analisis dan/atau spesifikasi;
• berita acara pemeriksaan; dan
7. BPJPH menerbitkan
Sertifikat Halal bagi • rekomendasi 14
PENGAJUAN PERMOHONAN SERTIFIKAT HALAL

5 (lima) hari kerja


PENGAJUAN PERMOHONAN Pemohon menetapkan
SERTIFIKAT HALAL OLEH PELAKU Dokumen LPH
PENETAPAN DAN
USAHA SECARA TERTULIS DALAM Permohonan
Telah Lengkap
PENUGASAN LPH
BAHASA INDONESIA KEPADA 10 (sepuluh) hari kerja
BPJPH
BPJPH
• Akreditasi LPH;
Harus dilengkapi dengan dokumen: • ruang lingkup kompetensi
Dokumen
LPH;
a. data Pelaku Usaha; Permohonan
Belum Lengkap • aksesibilitas LPH;
b. nama dan jenis Produk; • beban kerja LPH; dan
c. daftar Produk dan Bahan yang • kinerja LPH
digunakan; dan
d. proses pengolahan Produk; dan Pemohon melengkapi dokumen dalam
e. dokumen sistem jaminan halal jangka waktu paling lama 5 (lima) hari
kerja.

PERMOHONAN
SERTIFIKAT HALAL
Pemohon tidak melengkapi dokumen. DITOLAK

15
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
KEHALALAN PRODUK

Paling lama 40 hari kerja dengan penambahan waktu 20 hari


kerja jika belum selesai (untuk dalam negeri) BPJPH menyampaikan
verifikasi dokumen hasil
pemeriksaan dan/atau
LPH LPH menyerahkan hasil pengujian kehalalan produk
pemeriksaan dan/atau kepada MUI paling lama 3
Terdapat Bahan pengujian kehalalan hari kerja
Pemeriksaan dan/atau produk kepada BPJPH
yang diragukan
pengujian kehalalan produk kehalalannya
oleh auditor halal: Dapat
Verifikasi
a. pemeriksaan keab-sahan dilakukan di BPJPH MUI
dokumen; dan laboratorium
b. Pemeriksaan produk. Paling lama 2 hari kerja

Dilakukan di lokasi usaha pada HASIL PEMERIKSAAN DAN/ATAU


saat proses produksi PENGUJIAN KEHALALAN PRODUK

1. Produk dan Bahan yang digunakan;


LPH
2. Proses Produk Halal (PPH);
3. Hasil analisis dan/atau spesifikasi Bahan;
Pelaku usaha wajib memberikan
informasi kepada auditor halal 4. Berita Acara Pemeriksaan; dan
5. Rekomendasi
Paling lama 60 hari kerja dengan
penambahan waktu 30 hari kerja jika belum
selesai (untuk luar negeri)
16
PENETAPAN KEHALALAN PRODUK

Mengikutsertakan:
• pakar,
• unsur kementerian terkait,
• lembaga terkait, dan/atau
• institusi terkait.

KEPUTUSAN
BPJPH menyampaikan hasil verifikasi SIDANG FATWA HALAL PENETAPAN HALAL
dokumen kepada MUI
MUI PRODUK
BPJPH Mengkaji hasil verifikasi dokumen yg
Ditandatangani oleh Ketua
dan Sekretaris Komisi
dilakukan oleh BPJPH
Fatwa MUI dan diketahui
oleh Ketua Umum MUI
Dalam hal sidang fatwa halal memerlukan informasi tambahan, MUI
mengembalikan dokumen untuk dilengkapi dalam jangka waktu 10 hari
kerja

Disampaikan kepada BPJPH paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak MUI menerima hasil verifikasi dari BPJPH, dan untuk menjadi
dasar penerbitan Sertifikat Halal

17
PENERBITAN SERTIFIKAT HALAL

Paling lama 7 (tujuh) hari


kerja terhitung sejak
keputusan kehalalan produk
diterima dari MUI

BPJPH PENERBITAN
MENETAPKAN
MENERBITKAN SERTIFIKAT HALAL
HALAL PADA
SERTIFIKAT HALAL WAJIB DIPUBLIKASIKAN
PRODUK
OLEH BPJPH

SIDANG FATWA
HALAL MUI
BPJPH
MENYATAKAN MENGEMBALIKAN
PRODUK TIDAK PERMOHONAN SERTIFIKAT HALAL
HALAL KEPADA PELAKU USAHA
DISERTAI DENGAN ALASAN

18
PEMBARUAN SERTIFIKAT HALAL

01 02 03
Permohonan pembaruan
Sertifikat Halal wajib
Sertifikat Halal dilengkapi
Sertifikat Halal berlaku diperpanjang oleh Pelaku
dengan:
selama 4 (empat) tahun Usaha dengan mengajukan
• salinan Sertifikat
sejak diterbitkan oleh BPJPH, pembaruan Sertifikat Halal
Halal; dan
kecuali terdapat perubahan paling lambat 3 (tiga) bulan
• surat pernyataan
komposisi Bahan. sebelum masa berlaku
yang menerangkan
Sertifikat Halal berakhir.
Produk yang
didaftarkan tidak
mengalami perubahan.

19
Dalam hal fasilitas Produksi yang digunakan untuk memproduksi Produk yang diajukan Sertifikat Halal juga
digunakan untuk memproduksi Produk yang tidak diajukan Sertifikat Halal yang tidak berasal dari Bahan yang
mengandung babi atau turunannya, Pelaku Usaha wajib menyampaikan dokumen:

Dalam hal Produk yang


diproduksi menggunakan
Nama dan jenis Produk; 01
. Bahan yang berasal dari
dan/atau mengandung babi,
Daftar Produk dan Bahan yang
02 digunakan; Pelaku Usaha wajib
memisahkan lokasi, tempat,
Proses pengolahan Produk;
dan alat yang digunakan
03 dalam proses produksi
dengan lokasi, tempat, dan
04
Pencucian atau penyamakan pada
fasilitas produksi yang digunakan
alat PPH.
secara bersama
20
BIAYA SERTIFIKASI HALAL

• Biaya sertifikasi halal terdiri atas:


a. biaya pengajuan permohonan Sertifikat Halal;
b. biaya pemeriksaan dan/atau pengujian terhadap kehalalan Produk;
c. biaya pelaksanaan sidang fatwa halal;
d. biaya penerbitan Sertifikat Halal; dan
e. biaya registrasi Sertifikat Halal luar negeri.

• Biaya sertifikasi halal dibebankan kepada Pelaku Usaha yang mengajukan permohonan Sertifikat Halal.

• Besaran tarif biaya sertifikasi halal ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

• Biaya sertifikasi halal merupakan penerimaan negara bukan pajak kecuali biaya pemeriksaan dan/atau
pengujian terhadap kehalalan Produk dan biaya pelaksanaan sidang fatwa halal.

21
Fasilitasi Biaya Sertifikasi Halal

01 Dalam hal Pelaku Usaha merupakan usaha


mikro dan kecil, biaya sertifikasi halal dapat
difasilitasi oleh pihak lain.
02 • Fasilitasi oleh pihak lain berupa fasilitasi oleh:
a. pemerintah pusat melalui anggaran
pendapatan dan belanja negara;
b. pemerintah daerah melalui anggaran
• Dalam hal biaya sertifikasi halal bagi Pelaku Usaha mikro
pendapatan dan belanja daerah;

03
dan kecil difasilitasi oleh pihak lain :
c. perusahaan;
a. biaya sertifikasi halal dibebankan pada anggaran
d. lembaga sosial;
pihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
e. lembaga keagamaan;
undangan; dan
f. asosiasi; atau
b. fasilitasi biaya sertifikasi halal ditetapkan dalam
g. komunitas.
keputusan pihak.

22
Tugas Penyelia Halal

menentukan tindakan
perbaikan dan
pencegahan; 02 04
03 mendampingi Auditor
mengoordinasikan PPH; Halal LPH pada saat
dan pemeriksaan

mengawasi PPH di 01
perusahaan;

23
Tanggung Jawab Penyelia Halal

menetapkan standar
memastikan
operasional prosedur
kehalalan Bahan memastikan kehalalan pengemasan
pemeriksaan dan
yang akan digunakan Produk;
pemantauan terhadap PPH
dalam PPH;
secara berkala;

menunjukkan bukti dan


pengusulan pengusulan
memberikan keterangan
melakukan pemeriksaan penghentian produksi penggantian
yang benar selama proses
terhadap PPH; yang tidak memenuhi Bahan;
pemeriksaan oleh Auditor
ketentuan PPH;
Halal;

mendampingi mempersiapkan Bahan


pengusulan penggunaan Mengoordinasi Auditor Halal LPH untuk kepentingan audit
tenaga ahli dalam hal
kan PPH; pada saat sertifikasi halal;
diperlukan;
pemeriksaan;
24
Persyaratan Penyelia Halal

a. beragama Islam; dan

b. memiliki wawasan luas dan memahami syariat tentang kehalalan.

Memiliki wawasan luas dan memahami syariat tentang kehalalan dibuktikan dengan
sertifikat Penyelia Halal.

Untuk memperoleh sertifikat Penyelia Halal, Penyelia Halal harus mengikuti:


a. Diklat Sertifikasi Penyelia Halal; dan
b. uji kompetensi sertifikasi Penyelia Halal.

25
25
DIKLAT SERTIFIKASI PENYELIA HALAL, DAN
UJI KOMPETENSI SERTIFIKASI PENYELIA HALAL

BPJPH & MUI


bekerjasama SERTIFIKAT TANDA
DIKLAT SERTIFIKASI
menyelenggara-kan PENYELIA HALAL LULUS DIKLAT
Diklat Sertifikasi SERTIFIKASI PENYELIA
Halal HALAL

• Penyusunan
kurikulum Diklat.
• Dilaksanakan
• Penyediaan tenaga BPJPH; atau
pengajar. lembaga Diklat

26
PENETAPAN SERTIFIKAT
PENYELIA OLEH UJI KOMPETENSI
PELAKU USAHA PENYELIA HALAL SERTIFIKASI PENYELIA HALAL

26
PENETAPAN DAN PEMBERHENTIAN
PENYELIA HALAL

PENETAPAN PENYELIA HALAL


PEMBERHENTIAN PENYELIA HALAL
• Penyelia Halal ditetapkan oleh pimpinan Pelaku
Usaha. Penyelia Halal diberhentikan oleh Pelaku Usaha dalam
• Pimpinan Pelaku Usaha menyampaikan penetapan hal:
Penyelia Halal kepada BPJPH dengan melampirkan: a. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Penyelia Halal;
a. foto copy kartu tanda penduduk Penyelia Halal; b. meninggal dunia;
b. daftar riwayat hidup Penyelia Halal; c. mengundurkan diri;
c. salinan sertifikat Penyelia Halal yang d. terbukti melakukan pelanggaran kode etik dan
dilegalisir; dan kode perilaku, dan/atau disiplin perusahaan; atau
d. salinan keputusan penetapan Penyelia Halal. e. dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana
• Penetapan Penyelia Halal disampaikan kepada yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)
BPJPH paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tahun atau lebih berdasarkan putusan pengadilan
yang telah berkekuatan hukum tetap.
ditetapkan.

27
FASILITASI PENYELIA HALAL
• Penyelia Halal bagi Pelaku Usaha mikro dan kecil dapat difasilitasi oleh pihak lain.

• Fasilitasi Penyelia Halal bagi Pelaku Usaha mikro dan kecil meliputi:
a. keikutsertaan dalam Diklat Sertifikasi Penyelia Halal;
b. keikutsertaan dalam uji kompetensi sertifikasi Penyelia Halal; dan/atau
c. penyediaan Penyelia Halal.

• Fasilitasi bagi Pelaku Usaha mikro dan kecil oleh pihak lain berupa fasilitasi oleh:
a. kementerian/lembaga;
b. pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota;
c. perguruan tinggi negeri;
d. badan usaha milik negara;
e. badan usaha milik daerah;
f. lembaga keagamaan Islam;
g. lembaga sosial;
h. asosiasi; atau
i. komunitas. 28
TATA CARA KERJASAMA INTERNASIONAL
DALAM BIDANG JPH

Dilaksanakan oleh BPJPH dalam koordinasi dan konsultasi dengan Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang urusan luar negeri.

1. pengembangan teknologi;
Pengembangan JPH 2. sumber daya manusia; dan
3. sarana dan prasarana JPH.

1. saling pengakuan; dan pengembangan skema penilaian


Penilaian kesesuaian 2. saling keberterimaan hasil kesesuaian saling pengakuan dan
BPJPH penilaian kesesuaian. keberterimaan hasil penilaian kesesuaian.

LEMBAGA HALAL LUAR NEGERI


Pengakuan Sertifikat lembaga penerbit sertifikat halal yang
saling pengakuan Sertifikat Halal dibentuk oleh pemerintah atau lembaga
Halal keagamaan Islam yang diakui oleh negara
setempat.

Dilaksanakan sesuai dengan politik luar negeri, peraturan perundang-undangan nasional, dan hukum serta kebiasaan internasional.
29
REGISTRASI
SERTIFIKAT HALAL LUAR NEGERI

• Sertifikat Halal yang Dalam hal di negara lain tidak • Sertifikat Halal yang diterbitkan
diterbitkan oleh lembaga terdapat lembaga halal luar
negeri yang telah melakukan oleh lembaga halal luar negeri
halal luar negeri dapat yang telah melakukan perjanjian
perjanjian keberterimaan
diterima sebagai Sertifikat Halal yang berlaku keberterimaan Sertifikat Halal
pemenuhan Sertifikat secara timbal balik dengan
Halal berdasarkan yang berlaku secara timbal balik
BPJPH, Pelaku Usaha wajib
perjanjian keberterimaan melakukan sertifikasi halal di
dengan BPJPH, wajib diregistrasi
Sertifikat Halal yang Indonesia oleh BPJPH sebelum Produk
berlaku secara timbal balik. diedarkan di Indonesia.

01 02
• Dalam hal Sertifikat Halal yang
03
• Produk bersertifikat halal yang diterbitkan oleh
diterbitkan oleh lembaga halal luar lembaga halal luar negeri yang telah melakukan
negeri yang tidak memiliki kerja
sama dengan BPJPH, Pelaku Usaha perjanjian keberterimaan Sertifikat Halal yang
wajib melakukan sertifikasi halal. berlaku secara timbal balik dengan BPJPH, wajib
memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai persyaratan
peredaran Produk terkait.

04 05 730
TATA CARA REGISTRASI
SERTIFIKAT HALAL LUAR NEGERI

PENGAJUAN PERMOHONAN
REGISTRASI SERTIFIKAT HALAL
LUAR NEGERI OLEH PELAKU USAHA
• diajukan secara tertulis, Pelaku Usaha yang telah
• melampirkan dokumen: memperoleh nomor
registrasi wajib
a. data pelaku usaha; mencantumkan nomor
NOMOR
b. salinan Sertifikat Halal luar negeri REGISTRASI registrasi berdekatan
Produk bersangkutan yang telah BPJPH SERTIFIKAT dengan Label Halal pada:
disahkan oleh perwakilan Indonesia di Memenuhi syarat HALAL a. kemasan Produk;
luar negeri; LUAR NEGERI b. bagian tertentu dari
c. daftar barang yang akan diimpor ke Produk; dan/atau
c. tempat tertentu pada
Indonesia dilengkapi dengan nomor
kode sistem harmonisasi; dan Produk.
d. surat pernyataan yang menyatakan
dokumen yang disampaikan benar
dan sah.

31
JENIS SANKSI DAN KEWENANGAN PENGENAAN
SANKSI ADMINISTRATIF

Pelaku Usaha yang teguran lisan;


tidak memenuhi
kewajiban, dikenai peringatan tertulis;
sanksi administratif
berupa: Denda administratif

Pencabutan sertifikat halal; atau

penarikan barang dari peredaran.


TATA CARA PENJATUHAN SANGSI

1 2 3
TEMUAN
HASIL LAPORAN PELANGGARAN
PENGAWASAN PJPH ADMINISTRATIF

Temuan dugaan
PJPH Melakukan PJPH membuat pelanggaran administratif
pengawasan JPH laporan pengawasan JPH dituangkan dalam formulir
temuan pelanggaran
4 5 6
Pemeriksaan Tindak Lanjut
Terhadap
KAJIAN Laporan dan/
Terhadap Hasil
atau Temuan Pemeriksaan

Tim pemeriksa
melaksanakan rapat untuk
BPJPH melakukan pemeriksaan membahas dan
BPJPH melakukan kajian dugaan pelanggaran administratif memutuskan hasil
terhadap Laporan dan/ berdasarkan hasil kajian terhadap pemeriksaan.
atau Temuan dugaan Laporan dan/atau Temuan dugaan
pelanggaran administratif. pelanggaran administratif. Tim pemeriksa
menyampaikan laporan
tindak lanjut hasil
pemeriksaan kepada
Kepala Badan
1 2 3
PENYAMPAIAN
LAPORAN PELAKSANAA PENJATUHAN
HASIL TINDAK N SIDANG SANKSI
LANJUT

Kepala Badan Sanksi dijatuhkan sesuai


Tim pemeriksa menyampaikan menyelenggarakan sidang dengan keputusan Kepala
laporan tindak lanjut hasil untuk memutuskan Badan
pemeriksaan kepada Kepala rekomendasi tindak lanjut hasil
Badan pemeriksaan setelah
memberitahukan kepada
Menteri.
Thank You
#PASTIHALAL

Anda mungkin juga menyukai