Anda di halaman 1dari 7

10 A. Jumiono, Et.al.

Kriteria Sertifikasi Halal Barang

KRITERIA SERTIFIKASI HALAL BARANG GUNAAN DI INDONESIA


Aji Jumiono1, Siti Irma Rahmawati1
1
Magister Teknologi Pangan, Universitas Djuanda Bogor
Corresponding author : ajijumiono@unida.ac.id

ABSTRACT

Halal certification for utility goods is part of the mandatory provisions for halal certified products as
contained in Law Number 33 of 2014 concerning Halal Assurance Product and its derivative regulations,
namely in Government Regulation number 31 of 2019 and Regulation of the Minister of Religion Number
26 of 2019. The requirements used in the halal certification of used goods refers to the provisions of the
halal certification criteria from the Indonesian Ulema Council and the LPPOM MUI as stipulated in the
Decree of the Minister of Religion Number 982 of 2019 and the Decree of the Head of BPJPH Number
117 of 2019. The criteria used in the halal certification of used goods require compliance The Halal
Assurance System according to the HAS 23000 standard which must guarantee that halal-certified
products can maintain their halal consistency during the validity period of the halal certificate.
Keywords: Halal Criteria, Halal Certification, Utility Products, Indonesia

ABSTRAK

Sertifikasi halal barang gunaan menjadi bagian dari ketentuan kewajiban produk yang disertifikasi halal
sebagaimana terdapat pada Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal dan
peraturan turunannya yaitu pada Peraturan Pemerintah nomor 31 tahun 2019 dan Peraturan Menteri
Agama Nomor 26 tahun 2019. Persyaratan yang digunakan dalam sertifikasi halal barang gunaan
mengacu kepada ketentuan kriteria sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia dan LPPOM MUI
sebagaimana ketentuan pada Keputusan Menteri Agama Nomor 982 tahun 2019 dan SK Kepala BPJPH
Nomor 117 tahun 2019. Kriteria yang digunakan dalam sertifikasi halal barang gunaan mensyaratkan
pemenuhan terhadap 11 Kriteria Sistem Jaminan Halal sesuai standar HAS 23000 yang harus menjamin
produk yang disertifikasi halal dapat terjaga konsistensi kehalalannya selama masa berlakunya sertifikat
halal.
Kata Kunci: Kriteria Halal, Sertifikasi Halal, Barang Gunaan, Indonesia

PENDAHULUAN perlengkapan kantor. Barang yang dimanfaatkan


adalah adalah alat-alat kesehatan. Penetepan
Sertifikasi halal barang gunaan menjadi
barang yang terkategori barang gunaan yang
bagian dari ketentuan kewajiban produk yang
wajib sertifikasi halal dapat ditambahkan oleh
disertifikasi halal sebagaimana terdapat pada
Menteri dengan berkoordinasi dengan
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang
Kementerian atau Lembaga terkait dan
Jaminan Produk Halal dan peraturan turunannya,
pelaksanaannya berkoordinasi dengan difasilitasi
yaitu pada Peraturan Pemerintah (PP) nomor 31
oleh BPJPH.
tahun 2019 dan Peraturan Menteri Agama (PMA)
Berikut ini beberapa contoh dari barang
Nomor 26 tahun 2019. Lingkup dari barang
gunaan yang terkategori barang sandang, penutup
gunaan yang wajib disertifikasi halal adalah
kepala dan aksesoris yang melingkupi kemasan
barang yang dipakai, digunakan, atau
makanan dan minuman, perbekalan kesehatan
dimanfaatkan oleh masyarakat dengan penegasan
rumah tangga, perlengkapan peribadatan umat
bahwa barang gunaan yang perlu disertifikasi
Islam, peralatan rumah tangga, alat tulis dan
halal adalah barang gunaan yang berasal dari
perlengkapan kantor. Contoh barang sandang
dan/atau mengandung unsur hewan. Barang yang
antara lain meliputi pakaian, pakaian dalam, kaos
dipakai adalah barang sandang, penutup kepala
kaki, dan jaket yang mengandung dan/atau
dan aksesoris yang melingkupi perbekalan
berasal dari hewan. Contoh penutup kepala antara
kesehatan rumah tangga, peralatan rumah tangga,
lain meliputi peci, topi, kerudung, dan helm yang
perlengkapan peribadatan umat Islam, kemasan
mengandung dan/atau berasal dari hewan.
makanan dan minuman, alat tulis dan
Contoh aksesoris antara lain meliputi cincin,
Jurnal Pangan Halal Volume 2 Nomor 1, April 2020 11

anting, gelang, jam tangan, pengikat rambut, rumah tangga, peralatan rumah
sepatu, sandal, ikat pinggang, dompet, tas, tangga, perlengkapan peribadatan
bagi umat Islam, alat tulis, dan
bingkai kacamata, dan bros, yang mengandung perlengkapan kantor
dan/atau berasal dari hewan. Contoh perbekalan Alat Kesehatan Kelas Risiko A
kesehatan rumah tangga antara lain meliputi 2. Alat Kesehatan Kelas Risiko B 17 Okt 2021
tusuk gigi, benang gigi, sikat gigi, dan enzim. - 17 Okt
Contoh peralatan rumah tangga antara lain 2029
3. Alat Kesehatan Kelas Risiko C 17 Okt 2021
meliputi sofa, garpu, piring, mangkok, sendok, - 17 Okt
gelas, dan pisau. Contoh kemasan makanan dan 2034
minuman antara lain meliputi kemasan kertas,
kemasan plastik, sterofoam (styrofoam), dan Penjelasan penahapan sertifikasi halal
aluminium foil. Sedangkan contoh alat tulis dan produk termasuk barang gunaan dijelaskan pada
perlengkapan kantor antara lain meliputi tinta, PMA Nomor 26 tahun 2019 dengan penahapan
kertas pembuatan cetakan Al-Quran, lem, dan kewajiban bersertifikat halal mulai dari produk
bolpoin yang mengandung dan/atau berasal dari makanan dan minuman dan dilanjutkan untuk
hewan. produk selain makanan dan minuman yang
Pengertian dan lingkup dari alat kesehatan dimulai dari tanggal 17 Oktober 2019 sampai
adalah instrumen aparatus mesin dan/atau implan dengan tanggal 17 Oktober 20241. Untuk
yang tidak mengandung obat yang digunakan beberapa produk tertentu penahapan dilakukan
untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan hingga 2029 bahkan hingga 2034.
dan meringankan penyakit merawat orang sakit
memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau 2. PERKEMBANGAN SERTIFIKASI
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi HALAL BARANG GUNAAN
tubuh . Contoh alat-alat kesehatan yang dapat
disertifikasi halal antara lain meliputi benang Sertifikasi halal barang gunaan telah lama
bedah, alat bantu dengar, katup jantung, dan gigi dilakukan di Indonesia. Hingga akhir tahun 2020
palsu yang mengandung dan/atau berasal dari sekurangnya tercatat telah lebih dari 11.000
hewan. produk barang gunaan yang telah bersertifikat
halal. Contoh produk-produk barang gunaan
HASIL DAN PEMBAHASAN yang telah bersertifikat halal yang terkategori
sebagai barang gunaan diantaranya: hand
sanitizer, pembersih lantai, laundry detergent,
1. PENAHAPAN KEWAJIBAN
oven and Grill cleaner, degreaser, furniture
SERTIFIKASI HALAL BARANG
polish, pembersih toilet dan porselen, peralatan
GUNAAN
makan/masak, botol susu, kulkas, microwave,
Kewajiban sertifikasi halal barang gunaan metal/fatty acid catalyst, epoxy, coating, paints,
mengacu pada Undang-Undang Nomor 33 tahun sanitary pants, diapers, facial cotton, kemasan
2014 tentang Jaminan Produk Halal yang produk kosmetika, tinta pilkada, heavy duty
terdapat di pasal 4 bahwa “Produk yang masuk, packaging, pulp, paper, tissue, kemasan air galon
beredar, dan diperdagangkan di wilayah dan tutupnya, jerry can, baking paper,
Indonesia wajib bersertifikat halal”. Dalam intermediet bulk container (IBC) dan lain
pelaksanaan kewajiban sertifikasi halal barang sebagainya.
gunaan mengacu pada ketentuan pada PMA Umumnya pengusaha mendaftarkan
Nomor 26 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan produknya dikarenakan adanya keinginan untuk
Jaminan Produk Halal. Dalam ketentuan PMA dapat mengantisipasi pemenuhan regulasi terkait
tersebut penahapan pelaksanaan kewajiban kewajiban sertifikasi halal produk. Selain itu
sertifikasi halal barang gunaan adalah sebagai secara bisnis para pengusaha menginginkan agar
berikut: dapat selangkah di depan dari kompetitornya dan
dapat meningkatkan penjualan. Contohnya
No Jenis Barang Gunaan Penahapan kulkas merk Sharp yang dapat meningkatkan
1. Kategori kemasan yang terkait 17 Okt penjualannya setelah memperoleh sertifikat halal.
dengan Produk makanan dan 2021- 17 Selain itu dengan adanya kontroversi mengenai
minuman. Okt 2026 produk halal pada produk barang gunaan dapat
Barang gunaan yang dipakai
kategori sandang, penutup kepala,
saja menjadi satu keuntungan tersendiri yang
dan aksesoris
Kategori perbekalan kesehatan 1
PMA 26/2019 pasal 30-32.
12 A. Jumiono, Et.al. Kriteria Sertifikasi Halal Barang Gunaan

dapat meningkatkan promosi produk di perdebatan di masyarakat atau dipersepsi


mainstream media sosial. berlebihan karena dianggap mengada-ada oleh
Barang gunaan yang disertifikasi halal pada masyarakat.
nomenklatur pengelompokan produk di Majelis Tantangan dalam sertifikasi barang gunaan
Ulama Indonesia termasuk kelompok produk adalah kriteria yang digunakan tidak terlalu detail
Lain-Lain (Others)2. Produk-produk pada sehingga keputusan evaluasi aplikasi ada
kategori ini adalah produk yang bukan untuk kemungkinan tidak konsisten. Jenis produk yang
dimakan atau diminum atau secara secara sengaja pernah didaftarkan namun belum disetujui untuk
dimakan atau diminum. Kelompok produk Lain- bisa diproses sertifikasi halal misalnya pipa air,
lain ini masuk dalam produk Kelompok 33 oli motor dan mobil, semen dan keramik, serta
dengan jenis produk: 1. Tinta (tinta Pemilu, tinta alat musik. Kulkas dan peralatan masak dapat
sidik jari, dll), 2. Tisu (Tissue), 3. Pembersih disertifikasi halal, namun pada saat pengajuan
(pembersih tangan, pembersih peralatan, sertifikasi halal pipa air walau dengan alasan
pembersih lantai, dll), 4. Kuas (Brush), 5. yang yang sama yaitu agar air yang bersentuhan
Bleaching earth (bentonit, diatomit, kaolin, dengan pipa tidak berubah status kehalalannya.
zeolit) 6. Arang/karbon aktif (Activated Carbon), Saat ini Komisi Fatwa MUI belum dapat
7. Casing, 8. Cangkang Kapsul (Capsule Shells), menerima pendaftaran sertifikasi halal pipa air
9. Resin, 10. Bahan Tambang (Mining karena alasan khawatir menimbulkan kontroversi.
Materials), 11. Bahan Kimia (Chemicals), 12. Makanan kucing dapat bersertifikat halal
Bahan Plastik (Plastic Materials) 13. Pemurni dikarenakan seringnya pertanyaan dari pembeli
Air Minum (Water Treatment), 14. Air Industri yang merupakan pemilik kucing terkait kesucian
(air bersih, air daur ulang, air boiler, dll), 15) pakan kucing. Walau tidak dikonsumsi oleh
Gas, 16) Alat medis (Medical Devices), 17) manusia seringkali saat memberi makan kucing
Kemasan dan bahan kemasan (Plastik, Kertas, sang pemilik menggunakan untuk memberikan
Kaleng, dll) 18. Kertas dan Bahan Kertas (Paper pakan tersebut menggunakan tangan dan sisa dari
and Paper Ingredients), 19. Dietary Ingredient, pakan disimpan di dalam kulkas bersamaan
20. Kultur Mikroba (kultur yoghurt, kultur keju, dengan makanan pemilik kucing. Oli motor dan
dll), 21. Pelembut (Softener), dan 22. Makanan mobil mendaftar untuk sertifikasi dengan alasan
Diet Khusus (Special Dietary Foods). sering terkena badan dan pakaian saat perbaikan
kendaraan dan banyak pertanyaan terkait dengan
3. PERSYARATAN SERTIFIKASI HALAL kesucian jika pakaian terkena oli digunakan
BARANG GUNAAN untuk sholat. Namun pengajuan sertifikasi halal
untuk oli ini belum mendapat persetujuan dari
Persyaratan umum barang kegunaan yang Komisi fatwa dengan alasan khawatir
dapat disertifikasi halal adalah produk yang yang menimbulkan kontroversi. Sertifikasi halal cat
bebas najis sehingga saat digunakan tidak tembok dan cat besi dapat diterima untuk
menyebabkan pengguna terkena najis. Dimana disertifikasi halal dengan alasan dapat digunakan
najis adalah suatu kotoran yang dapat untuk mengecat rumah termasuk rumah ibadah
menghalangi seseorang untuk beribadah atau namun pada saat registrasi semen dan keramik
terkait dengan keabsahan dari ibadah khususnya belum dapat diterima. Registrasi sertifikasi halal
shalat. alat musik oleh beberapa perusahaan alat musik
Barang gunaan yang akan disertifikasi harus ternama belum disetujui juga dengan alasan
memenuhi kriteria yang terdapat pada pengertian khawatir menimbulkan kontroversi di tengah
dalam PP 31 tahun 2014 dan juga memenuhi masyarakat.
kriteria yang dibuat oleh Komisi fatwa Majelis
Ulama Indonesia. Kriteria umum dari Komisi 4. KRITERIA SISTEM JAMINAN HALAL
Fatwa MUI terkait barang gunaan yang dapat
diajukan untuk dilakukan sertifikasi halal Standar dalam penetapan kehalalan produk
meliputi: 1) merupakan barang yang mengacu pada standar Majelis Ulama Indonesia
berhubungan langsung dengan makanan atau yang tercantum pada standar HAS 23000. Sesuai
minuman, 2) barang yang digunakan sehari-hari dengan KMA 982 tahun 2019 tentang Layanan
terutama untuk beribadah seperti kain karpet dan Sertifikasi Halal yang menegaskan peran LPPOM
sajadah, 3) tidak menimbulkan kontroversi atau MUI sebagai lembaga pemeriksa halal
menggunakan tata aturan sesuai yang berlaku
2
Terdapat pada SK Direktur LPPOM MUI Nomor 11 tahun
saat ini ini di LPPOM MUI yang juga ditegaskan
2014 tentang Revisi Ketentuan Kelompok Produk dalam SK Kepala BPJPH No 117 tahun 2019
Bersertifikat Halal MUI
Jurnal Pangan Halal Volume 2 Nomor 1, April 2020 13

tentang Penetapan LPPOM MUI sebagai tanggung jawab masing-masing dalam


Lembaga Pemeriksa Halal (LPH)3. implementasi SJH harus dijelaskan pada.
Secara umum produk halal dapat Tim Manajemen Halal ini ditetapkan secara
didefinisikan sebagai produk yang diproduksi resmi oleh manajeman puncak.
dari bahan yang halal di fasilitas yang tidak
3. Kriteria Pelatihan dan Edukasi.
terkontaminasi bahan haram/najis. Untuk
Pelatihan ditujukan untuk menjamin
menjamin bahwa konsumen mendapatkan produk
kompetensi personal yang bertugas dalam
yang halal adalah dengan memastikan bahwa
menerapkan SJH. Pelatihan ini dapat dibagi
produk tersebut telah difatwakan halal oleh MUI.
menjadi pelatihan eksternal dan pelatihan
Definisi dari sertifikat halal adalah fatwa tertulis
internal. Pelatihan eksternal yaitu pelatihan
Majelis Ulama Indonesia yang nenyatakan
SJH yang diselenggarakan oleh atau atas
kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat
nama LPPOM MUI yang minimal diikuti
Islam. Sertifikat halal juga merupakan syarat
sekali dalam dua tahun, sedangkan pelatihan
untuk mendapatkan ijin pencantuman label halal
Internal dilakukan oleh internal perusahaan
pada kemasan produk dari Badan Pengawas Obat
minimal sekali dalam setahun. Pelatihan ini
dan Makanan (BPOM).
untuk menjamin kompetensi personal yang
Penilaian kesesuaian persyaratan sertifikasi
dibuktikan dengan adanya evaluasi
halal yang diterapkan oleh perusahaan yang
kompetensi peserta pelatihan.
mengajukan untuk disertifikasi halal dilakukan
dengan menilainya dari implementasi Sistem 4. Kriteria Bahan
Jaminan Halal dengan menerapkan 11 Kriteria Perusahaan harus menjamin semua bahan
Sistem Jaminan Halal. Kriteria SJH adalah yang digunakan hanya bahan yang sudah
kalimat yang menjelaskan persyaratan yang harus jelas status kehalalannya. Pada perusahaan
dipenuhi perusahaan dalam rangka menerapkan yang memproduksi barang gunaan dapat
SJH untuk menghasilkan produk halal secara menggunakan bahan yang terkategori bahan
konsisten. Kriteria Sistem Jaminan Halal yang yang sudah jelas status kehalalannya atau
wajib diterapkan oleh perusahaan tersebut adalah: yang dikenal sebagai bahan positif list
seperti besi, alumunium, karet, kayu,
1. Kriteria Kebijakan Halal.
refrigran, bahan kimia dan lain-lain. Bahan-
Kebijakan halal merupakan komitmen
bahan yang terkategori positive list ini tidak
tertulis dari pimpinan perusahaan untuk
memerlukan dokumen untuk menjelaskan
memproduksi produk halal secara konsisten.
status kehalalannya.
Kebijakan halal harus di diseminasikan
Bahan yang yang memerlukan dokumen
kepada seluruh pemangku kepentingan
untuk menjelaskan status kehalalannya
perusahaan, seperti staf dan karyawan
misalnya penggunaan fragrance. Contoh
termasuk kepada para pemasok.
penggunaan fragrance dalam produk
2. Kriteria Tim Manajemen Halal pembersih lantai dan pembersih toilet, pada
Pelaksana dari kebijakan halal yang telah produk untuk menghilangkan minyak di
diterapkan oleh pimpinan perusahaan kompor dan lain sebagainya. Dokumen
dilakukan oleh suatu tim. Tim ini memiliki yang diperlukan untuk menjelaskan status
kewenangan untuk menyusun, mengelola kehalalan fragrance ini harus berupa
dan mengevaluasi SJH yang terdiri dari sertifikat halal karena fragrans termasuk
semua yang terlibat pada aktivitas kritis. bahan yang terbuat dari bahan-bahan yang
Manajeman Puncak harus menyediakan kompleks. Pada penggunaan pewarna
sumber daya yang diperlukan oleh Tim minimum memerlukan pernyataan bebas
Manajemen Halal. Tim Manajeman Halal ini bahan hewani. Untuk bahan yang yang tidak
harus merupakan karyawan tetap perusahaan biasa atau merupakan bahan baru setidaknya
dan diutamakan seorang muslim. Tugas dan memerlukan pernyataan bebas bahan hewani
(animal free statement) seperti bahan
plastik, silicon sealant, silicon oil, polyester
3
Pada KMA 982/2019 pada Diktum Kedua menetapkan tape, dan lain-lain. Pernyataan bebas bahan
peran MUI dalam pengkajian ilmiah terhadap hasil
hewani ini terkait potensi titik kritis bahan
pemeriksaan dan pengujian kehalalan produk serta
pelaksanaan sidang fatwa halal. Dan pada SK Kepala yang digunakan, misalnya pada bahan
BPJPH No. 177/2019 pada Keputusan Ketiga pelaksanaan plastik menggunakan resin dan bahan
tugas pemeriksaan menggunakan Sistem Jaminan Halal dan tambahan (aditif) yang bahan kritis seperti
skema sertifikasi halal yang sudah ada sebagai acuan dalam penggunaan asam lemak (asam stearat)
pelaksanaan sertifikasi halal.
14 A. Jumiono, Et.al. Kriteria Sertifikasi Halal Barang Gunaan

hewani yang umumnya berasal dari lemak produksi, penyimpanan/penggudangan dan


sapi. penanganan bahan atau produk, dan
transportasi. Dalam pemeriksaan bahan
5. Kriteria produk
datang untuk barang gunaan kemungkinan
Produk barang gunaan yang mendaftar
lebih sederhana misalnya tidak memerlukan
sertifikasi halal mulai dari produk sederhana
pemeriksaan logo halal pada label kemasan.
dengan sedikit variasi bahan dan komponen
Prosedur produksi dan penyimpanan
hingga produk yang rumit dengan banyak
memperhatikan cara penggunaan produk,
variasi komponen dan bahan. Barang
misalnya pada penggunaan kulkas yang
gunaan dikelompokan dalam kategori
lebih fokus kepada kebersihan di bagian
kelompok lain-lain (others) dalam
dalam kulkas.
nomenklatur pendaftaran sertifikasi halal
yang akan difatwakan oleh MUI. Kelompok 8. Kriteria Kemampuan Telusur (Traceability).
produk Lain-lain ini memiliki lingkup yang Kemampuan telusur harus dapat
luas dan tidak selalu harus sesuai dengan meyakinkan bahwa produk yang disertifikasi
definisi yang terdapat pada PP 31 tahun halal hanya terbuat dari bahan yang telah
2019, misalnya pada sertifikasi produk disetujui penggunaannya serta menggunakan
seperti cat epoxy, pembersih lantai dan fasilitas yang telah didaftarkan dan tidak
porselen dan makanan kucing. terkontaminasi selama proses produksi.
Persyaratan pada kriteria produk juga Kemampuan telusur dapat diverifikasi
memperhatikan kategori produk untuk melalui ketelusuran dari bahan-bahan yang
produk ritel dimana pada standar HAS digunakan hingga produk akhir yang
23000 mensyaratkan jika satu merek telah dihasilkan. Bukti ketelusuran harus
didaftarkan maka semua varian dari merek disimpan dengan baik.
tersebut harus memiliki status halal yang
9. Kriteria Penanganan Produk yang Tidak
sama. Selain itu bentuk, kemasan dan profil
Memenuhi Kriteria.
sensori juga harus sesuai dengan persyaratan
Kriteria penanganan produk yang tidak
produk pada HAS 23000, misalnya nama
memenuhi kriteria merupakan kriteria untuk
produk tidak identik dengan nama yang
mengantisipasi jika suatu ketika terdapat
diharamkan dalam Islam serta desain
produk yang telah disertifikasi halal
kemasan yang tidak vulgar atau porno.
terkontaminasi baik dari bahan maupun
6. Kriteria Fasilitas
fasilitas yang digunakan. Jika terdapat
Kriteria fasilitas pada sertifikasi halal barang
produk yang tidak memenuhi kriteria maka
gunaan secara umum sama dengan
perlu dilakukan pemusnahan atau produk
sertifikasi halal produk lainnya yang
dijual ke konsumen yang tidak memerlukan
mensyaratkan fasilitas yang digunakan harus
produk halal serta produk tidak diklaim
bebas babi dan najis. Bahan pembersih
sebagai produk halal. Jika produk yang
(cleaning agent) yang digunakan saat
tidak memenuhi kriteria sudah terlanjur
pencucian fasilitas serta cara validasi hasil
dijual maka perlu ada prosedur penarikan
pencucian juga perlu diperhatikan harus
produk (recall) untuk selanjutnya produk
bebas kontaminasi bahan haram dan najis.
ditangani sebagai produk yang tidak
Jika terdapat test mikrobiologi secara
memenuhi kriteria halal. Bukti penanganan
internal di perusahaan maka perlu juga
produk yang tidak memenuhi kriteria harus
memperhatikan teknik pengambingan
disimpan dengan baik.
sampel serta pencucian alat sampel agar
terhindar dari kontaminasi selama pencucian 10. Kriteria Audit Internal
dan sterilisasi alat. Audit internal dilakukan untuk melakukan
pemeriksaan secara berkala implementasi
7. Kriteria Prosedur Tertulis untuk Aktifitas
SJH dengan menelaahnya berdasarkan 11
Kritis.
kriteria SJH. Audit internal ini dilakukan
Setiap aktivitas kritis harus memiliki
setidaknya 6 bulan sekali dan setelahnya
prosedur agar dapat terjaminnya konsistensi
dilakukan pembuatan laporan berkala ke
pelaksanaan implementasi sistem jaminan
LPPOM MUI. Audit internal halal ini dapat
halalnya. Prosedur ini mencakup mulai dari
dilakukan terintegrasi dengan audit internal
seleksi bahan, pembelian bahan, formulasi
sistem lainnya. Jika terdapat
produk, pemeriksaan kedatangan bahan,
ketidaksesuaian maka harus dilakukan
pencucian fasilitas dan peralatan, proses
tindakan perbaikan (correction) terhadap
Jurnal Pangan Halal Volume 2 Nomor 1, April 2020 15

temuan tersebut dan dilakukan tindakan Hatoli. Sertifikasi Halal Majelis Ulama Indonesia
pencegahan agar tidak terdapat kelemahan Pada Produk Elektronik dan Non
yang sama dikemudian hari (corrective Konsumsi Perspektif Maslahah. Journal of
action). Bukti audit internal dipelihara. Islamic Law, Vol. 1, No. 2, 2020. Hlm
237-255.
11. Kriteria Kaji Ulang Manajemen
Implementasi SJH harus dikaji ulang Jumiono, Aji. "Sejarah Sertifikasi Halal di
konsistensi penerapannya oleh pimpinan Indonesia." (2012).
perusahaan minimal sekali dalam setahun
atau lebih sering jika diperlukan. Kegiatan Jaswir, Irwandi et. al. 2020. Daftar Referensi
kaji ulang manajemen dapat dilakukan Bahan-Bahan yang Memiliki Titik Kritis
terintegrasi dengan kaji ulang sistem Halal dan Substitusi Bahan Non-Halal.
lainnya. Hasil kaji ulang manajemen Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan
disampaikan kepada pihak-pihak yang Syariah. Jakarta
berkepentingan. Bukti kaji ulang manajemen
harus dipelihara. Prabowo, Sulistyo, dan Azmawani Abd Rahman.
“Sertifikasi Halal Sektor Industri
KESIMPULAN Pengolahan Hasil Pertanian.” Jurnal Forum
Sertifikasi halal barang gunaan menjadi Penelitian Agro Ekonomi 34, No.1, Juli
bagian dari ketentuan kewajiban produk yang (2016): pp 57-70.
disertifikasi halal sebagaimana terdapat pada
“Barang Gunaan Haruskah Bersertifikat Halal?”
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang
(http://www.halalmui.org/
Jaminan Produk Halal dan peraturan turunannya
mui14/main/detail/ barang-gunaan-
yaitu pada Peraturan Pemerintah nomor 31 tahun
haruskah-bersertifikat-halal, diakses pada
2019 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 26
16 Desember 2020)
tahun 2019. Persyaratan yang digunakan dalam
sertifikasi halal barang gunaan mengacu kepada
“Klasifikasi Produk yang Wajib dan Tak
ketentuan kriteria sertifikasi halal dari Majelis
Diwajibkan Bersertifikasi Halal
Ulama Indonesia dan LPPOM MUI sebagaimana
(https://www.hukumonline.com/berita/bac
ketentuan pada Keputusan Menteri Agama
a/lt5d3016b759720/klasifikasi-produk-
Nomor 982 tahun 2019 dan SK Kepala BPJPH
yang-wajib-dan-tak-diwajibkan-
Nomor 117 tahun 2019. Kriteria yang digunakan
bersertifikasi-halal, diakses pada 16
dalam sertifikasi halal barang gunaan
Desember 2020)
mensyaratkan pemenuhan terhadap 11 Kriteria
Sistem Jaminan Halal sesuai standar HAS 23000 “Seputar Barang Gunaan, Mengapa Harus
yang harus menjamin produk yang disertifikasi Disertifikasi Halal?”
halal dapat terjaga konsistensi kehalalannya (https://www.halalmui.org/
selama masa berlakunya sertifikat halal. mui14/main/detail/seputar-barang-gunaan-
Persyaratan pengajuan sertifikasi halal mengapa-harus-disertifikasi-halal, diakses
barang gunaan perlu untuk dibuat konsisten pada 21 Januari 2021)
dengan kriteria yang jelas sehingga dapat
diputuskan barang gunaan mana saja yang dapat Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang
didaftarkan untuk sertifikasi halal dan mana yang Jaminan Produk Halal.
tidak. Perlu sinkronisasi antara persyaratan yang
terdapat pada PP 31/2019 dengan persyaratan Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 2019 tentang
pada Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan
DAFTAR PUSTAKA Produk Halal.

Peraturan Menteri Agama RI No. 26 tahun 2019


Faridah, H D. Sertifikasi Halal di Indonesia: tentang Penyelenggaraan Jaminan Produk
Sejarah, Perkembangan dan Implementasi. Halal
Journal of Halal Product and Research.
Volume 2 Nomor 2, Desember 2019. Hlm Keputusan Menteri Agama RI Nomor 982
68-78. tentang Layanan Sertifikasi Halal.
16 A. Jumiono, Et.al. Kriteria Sertifikasi Halal Barang Gunaan

Keputusan Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Surat Keputusan Direktur LPPOM MUI Nomor
Produk Halal Nomor 177 tahun 2019 11 tahun 2014 tentang Revisi Ketentuan
tentang Penetapan LPPOM MUI sebagai Kelompok Produk Bersertifikat Halal
Lembaga Pemeriksa Halal (LPH). MUI.

Anda mungkin juga menyukai