Pendahuluan
• Mutu bukan hanya memenuhi syarat “Food
Safety” semata tapi harus memenuhi syarat
“Kehalalan”.
• Halal merupakan bagian mutu yang
dipersyaratkan khususnya untuk memenuhi
konsumen muslim.
• Dasar Hukum: UU 33, tahun 2014 tentang
Jaminan Produk Halal.
• UU 33 ditandatangani oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, 17 Oktober 2014.
Mengenal UU 33, Jaminan Produk Halal
• Pertimbangan:
• - UUD 45 mengamanatkan negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah
menurut agamanya dan kepercayaannya.
• Negara berkewajiban memberikan pelindungan dan
jaminan tentang kehalalan produk yang dikonsumsi
dan digunakan masyarakat.
• Maka produk yang beredar di masyarakat harus semua
terjamin kehalalannya.
• Kepastian kehalalan harus dijamin kepastian secara
hukum dan diatur dalam peraturan pemerintah.
Definisi dalam UU 33
• 1. Produk adalah barang dan/atau jasa yang terkait
dengan makanan, minuman, obat, kosmetik, produk
kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetik, serta
barang gunaan yang dipakai, digunakan, atau
dimanfaatkan oleh masyarakat.
• 2. Produk Halal adalah Produk yang telah dinyatakan
halal sesuai dengan syariat Islam.
• 3. Proses Produk Halal (PPH) adalah rangkaian kegiatan
untuk menjamin kehalalan Produk mencakup
penyediaan bahan, pengolahan, penyimpanan,
pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan
penyajian Produk.
• 4. Bahan adalah unsur yang digunakan untuk
membuat atau menghasilkan Produk.
5. Jaminan Produk Halal (JPH) adalah kepastian
hukum terhadap kehalalan suatu Produk yang
dibuktikan dengan Sertifikat Halal.
6. Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)
adalah badan yang dibentuk oleh Pemerintah untuk
menyelenggarakan JPH.
7. Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah wadah
musyawarah para ulama, zuama, dan cendekiawan
muslim.
8. Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) adalah lembaga yang
melakukan kegiatan pemeriksaan dan/atau pengujian
terhadap kehalalan Produk.
9. Auditor Halal adalah orang yang memiliki kemampuan
melakukan pemeriksaan kehalalan Produk.
10. Sertifikat Halal adalah pengakuan kehalalan suatu
Produk yang dikeluarkan oleh BPJPH berdasarkan
fatwa halal tertulis yang dikeluarkan oleh MUI.
11. Label Halal adalah tanda kehalalan suatu Produk.
12. Pelaku Usaha adalah orang perseorangan atau badan
usaha berbentuk badan hukum atau bukan badan
hukum yang menyelenggarakan kegiatan usaha di
wilayah Indonesia.
13. Penyelia Halal adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap PPH.
14. Penyelia Halal adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap PPH.
15. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang agama.
Azas Penyelenggaraan JPH
a. pelindungan;
b. keadilan;
c. kepastian hukum;
d. akuntabilitas dan transparansi;
e. efektivitas dan efisiensi; dan
f. profesionalitas.
Tujuan Penyelenggaraan JPH
a). memberikan kenyamanan, keamanan,
keselamatan, dan kepastian ketersediaan
Produk Halal bagi masyarakat dalam
mengonsumsi dan menggunakan Produk; dan
b). meningkatkan nilai tambah bagi Pelaku
Usaha untuk memproduksi dan menjual
Produk Halal.
Pasal 4.