Anda di halaman 1dari 59

Temu 12.

Sertifikasi Halal pada


Food Service
Oleh:
Khoirul Anwar S.Gz., M.Si.
Hamidatun S.TP., M.Si

Anantomi_UAS_2021
Outline

Latar belakang sertifikasi halal

Tata Cara Sertifikasi halal

Kriteria SJPH

Cara penyusunan dokumen SJPH


2
DEFINISI

?
DEFINISI

‫حالل‬ Halāl; diperbolehkan ‫حرا‬ Harām; sesuatu yang tidak


Segala objek atau ‫م‬ boleh dilanggar
kegiatan yang diizinkan Dituntut secara tegas untuk
untuk digunakan atau ditinggalkan, di mana
dilaksanakan pelakunya akan dikenai sanksi
dalam agama Islam. ketika di dunia dan diadzab
ketika di akhirat.

‫شبهة‬ Syubhat; sesuatu yang


belum diketahui (belum jelas)
status halal/haramnya
DEFINISI

Perbuatan/Aktivitas
Hukum asal perbuatan adalah terikat dengan hukum syara.
(Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, Haram)

Benda (makanan, minuman, obat, & barang gunaan)


Hukum asal benda adalah mubah (boleh) selama tidak
ada dalil yang mengharamkan. (Halal - Haram)
“Menjadi dasar dalam proses Sertifikasi Halal”
PRINSIP HUKUM

Benda (makanan, minuman, obat, & barang gunaan)

✔Halal/Haram secara zatnya

✔Halal/Haram secara prosesnya

✔Halal/Haram/Syubhat cara memperolehnya

Jika tidak jelas


status halal/haram
Bagi muslim,
Syubhat
Yang syubhat harus
disertifikasi dihindari
URGENSI
SERTIFIKASI HALAL

Jus Buah dalam Kemasan


Contoh Apakah pasti Halal ?

Ingredients :
– Air – Asam Sitrat
– Sukrosa – Sodium Sitrat
– High Fructose Corn Syrup – Asam Askorbat
– Orange Juice Concentrate And Pulp – Beta-carotene
– Permitted Flavouring
Kompleksitas bahan membuat
produk olahan menjadi syubhat
-> perlu kehati-hatian
LATAR BELAKANG SERTIFIKASI HALAL

Populasi Muslim di dunia : 24,9% dari populasi dunia atau 1,9 miliar (Survey
Pew Research Reports, 2020)

Populasi muslim di Indonesia 87,2% dari ± 273 juta penduduk Indonesia


(muslimpopulation, 2020) → populasi muslim terbesar di dunia

Permintaan pasar untuk produk-produk Islam sangat besar

Halal menjadi issue yang sangat sensitif di Indonesia

Tren wisata halal yang mulai mendunia


Dasar Peraturan

UU No. 33 tahun 2014 ttg Jaminan Produk Halal

PP NO. 31 tahun 2019 ttg Jaminan Produk Halal

UU RI No. 11 tahun 2020 ttg Cipta Kerja

PP No. 39 tahun 2021 ttg Penyelenggaraan Bidang Jaminan


Produk Halal
11
SERTIFIKASI HALAL

Proses Ketetapan Halal


Sertifikasi &
Halal Sertifikasi Halal

❑Ketetapan Halal merupakan fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia (MUI)


yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syari’at Islam
❑Syarat untuk mendapatkan sertifikat halal dari BPJPH
SISTEM JAMINAN HALAL

Perlu Implementasi
Sistem Jaminan Produksi Halal SJPH

Sertifikasi Halal
❑ Ada potensi perubahan kondisi
perusahaan (bahan proses)
❑ Audit eksternal oleh LPH
dilakukan di awal proses dan
audit internal 2 kali/tahun Menjaga kesinambungan status
halal produk yang dihasilkan
Selama dalam masa berlaku sertifkat
(4 Tahun)
Siapa yang wajib memiliki sertifikasi halal?
Industri Pengolahan :
Rumah Potong
Produsen
Hewan
Distributor
Makloon

Pemilik Perusahan Jasa


Restaurant / Memperoleh status
Catering / Dapur / sertifikat SJH

PP No. 39 Thn 2021 : penahapan kewajiban bersertifikat halal bagi produk


makanan, minuman, hasil sembelihan, dan jasa penyembelihan dimulai sejak
17 Oktober 2019 sampai 17 Oktober 2024.
14
Pendaftaran

Basis pendaftaran per registrasi per Daftar kelompok produk


kelompok produk dapat dilihat diwebsite
halalmui.org (SK67 2011)
Contoh :
• Kelompok Daging dan Produk Daging
Olahan
• Kelompok Ikan, hewan air dan produk
olahannya
• Kelompok Bumbu dan Rempah

15
Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) :
LPPOM MUI, Sucofindo, Surveyor
• Menangani pemeriksaan kecukupan dokumen,
penjadwalan, pelaksanaan, pembahasan audit,
penerbitan audit memorandum, penyiapan dan
penyampaian laporan hasil audit dalam rapat
komisi fatwa.
Komisi Fatwa
• Memutuskan status kehalalan produk yang
didaftarkan untuk disertifikasi melalui rapat
komisi fatwa dan menerbitkan ketetapan halal
produk
BPJPH
• Badan yang dimandatkan UU dalam proses
sertifikasi halal dan penerbitan sertifikat halal

16
Pendaftaran ke BPJPH melalui SIHALAL

17
Dokumen registrasi ke BPJPH

1. Surat permohonan
2. Formulir pendaftaran 1. Restoran dan katering
3. Aspek Legal : NIB 2. Barang gunaan
3. Jasa
4. Dokumen Penyelia Halal meliputi SK Penyelia
4. Makanan, minuman, obat-
Halal, CV Penyelia Halal, KTP obatan dan kosmetik
5. Daftar Nama Produk dan Bahan/Menu 5. RPH
6. Proses Pengolahan Produk
7. Dokumen Sistem Jaminan Halal (SJH)
8. Salinan Sertifikat Halal (bagi pembaruan)

18
19
Dokumen registrasi halal ke LPPOM MUI
1. Manual sistem jaminan produk halal (SJPH)
2. Diagram alir proses produksi
3. Surat pernyataan fasilitas bebas babi
4. Alamat seluruh fasilitas yang memproduksi produk yang disertifikasi
5. Daftar bahan dan dokumen pendukung
6. Daftar produk yang akan disertifikasi dan matriks bahan vs produk
7. Perusahaan baru : kompetensi tim manajemen halal seperti sertifikat
kompetensi
8. Sertifikat HACCP/GMP/Sistem keamanan pangan
9. Izin usaha : NIB/SIUP/ IUMK
10. Surat pengantar dari BPJPH berbentuk Surat tanda terima dokumen (STTD)
20
Kriteria Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH)

Kriteria SJPH Kriteria HAS 23000


Komitmen dan Tanggung Jawab - Kebijakan Halal
- Tim Manajemen Halal
- Training/Pelatihan
Bahan - Bahan
PPH (Proses Produk Halal) - Fasilitas Produksi
- Aktivitas Kritis
- Penanganan Produk Tidak
Memenuhi Kriteria
Produk - Produk
- Kemampuan Telusur
Pemantauan dan Evaluasi - Audit Internal
- Kaji Ulang Manajemen
Komitmen dan tanggung jawab
merupakan pernyataan tertulis manajemen puncak
perusahaan untuk selalu fokus mengembangkan dan
menerapkan kriteria SJPH dan bertanggung jawab
meminimalkan serta menghilangkan segala sesuatu yang
tidak halal, dan menyesuaikan dengan perkembangan
peraturan UU dan/atau fatwa MUI

Terdiri Dari :
1. Kebijakan halal
2. Tanggung jawab manajemen puncak
3. Pembinaan SDM
1. KEBIJAKAN HALAL Mensosialisasikan kebijakan halal
kepada seluruh pihak terkait
(stakeholder)

Bentuk sosialisasi harus


adalah pernyataan tertulis, komitmen
pelaku usaha/manajemen puncak
dipelihara sehingga menjadi
perusahaan untuk menggunakan bukti
bahan halal, memproses produk halal,
dan menghasilkan produk halal sesuai
dengan persyaratan umum sertifikasi Contoh: daftar hadir pelatihan
halal secara berkesinambungan dan internal, notulen briefing
konsisten karyawan, pemasangan poster,
banner, buku saku, isi email
Contoh
2. Tanggung jawab
Manajemen Puncak

Tim Manajemen Halal


A. Tim manajemen halal ditetapkan oleh manajemen puncak disertai bukti tertulis,
berupa Surat Keputusan Tim Manajemen Halal
B. Harus karyawan tetap dan diutamakan seorang Muslim
C. Tanggung jawabnya harus diuraikan dengan jelas
D. Harus kompeten dalam menerapkan persyaratan sertifikasi halal sesuai dengan
tanggung jawabnya, dapat berupa sertifikat kompetensi, sertifikat kelulusan
pelatihan (eksternal/internal), dan hasil evaluasi kerja
E. Manajemen puncak harus menyediakan sumber daya yang diperlukan oleh tim
manajemen halal, berupa SDM, budget pelatihan SJH, fasilitas produksi bebas babi
Contoh
Bagan tim manajemen halal

LPH
Menurut Peraturan
Pemerintah No 39
Tahun 2021 :
"Penyelia Halal
adalah orang yang
bertanggung jawab
terhadap Proses
Produk Halal (PPH) ”
Tugas Penyelia Halal
Berdasarkan PP No 39 Tahun 2021 pasal 51,
Penyelia Halal bertugas:

1. Mengawasi PPH di perusahaan

2. Menentukan Tindakan perbaikan dan pencegahan

3. Mengoordinasikan PPH

4. Mendampingi Auditor Halal LPH pada saat pemeriksaan


Contoh
Bukti tertulis penunjukkan
tim manajemen halal
3. PEMBINAAN SDM

Perusahaan melakukan pembinaan melalui pelatihan dan/atau


peningkatan kompetensi di bidang halal

Pelatihan Internal Pelatihan Eksternal


➢ Disesuaikan dengan kebutuhan ➢ Dilaksanakan oleh BPJPH, perguruan tinggi,
penerapan SJPH dan/atau lembaga pelatihan yang
➢ Trainer internal yang sudah kompeten terakreditasi
➢ Peserta harus dievaluasi, berupa tes ➢ Diikuti oleh perwakilan tim manajemen
tertulis, lisan, atau bentuk lainnya halal
➢ Dilaksanakan min. sekali/tahun ➢ Dilaksanakan min. sekali dalam dua tahun
Kriteria Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH)

Kriteria SJPH Kriteria HAS 23000


Komitmen dan Tanggung Jawab - Kebijakan Halal
- Tim Manajemen Halal
- Training/Pelatihan
Bahan - Bahan
PPH (Proses Produk Halal) - Fasilitas Produksi
- Aktivitas Kritis
- Penanganan Produk Tidak
Memenuhi Kriteria
Produk - Produk
- Kemampuan Telusur
Pemantauan dan Evaluasi - Audit Internal
- Kaji Ulang Manajemen
Bahan
merupakan unsur yang digunakan untuk membuat atau
menghasilkan produk yang dipersyaratkan dalam SJPH

Bahan mencakup : e. Bahan penolong pencucian yang


a. Bahan baku (raw material) kontak langsung dengan fasilitas
b. Bahan tambahan (additivie) produksi untuk memproduksi produk
c. Bahan penolong (processing aid) f. Media untuk validasi hasil pencucian
d. Kemasan, pelumas, grease, fasilitas yang kontak langsung dengan
sanitizer yang kontak langsung bahan atau produk
dengan bahan atau produk
Contoh Bahan Penolong :
• Pelarut
Bahan Baku dan Bahan Penolong
Bahan Tambahan Digunakan untuk • Katalis
Digunakan dalam membantu proses • Refining/bleaching agent
pembuatan produk produksi, tetapi • Enzim
& menjadi bagian tidak menjadi
• Air untuk mencuci
dari komposisi bagian dari
komposisi produk • Kuas untuk mengoles
produk (ingredient)
(ingredient) kue

Khusus restoran/katering, menu konsinyasi/titipan, menu rekanan, dan


menu yang dibeli dari pihak lain 🡪 dimasukkan sebagai bahan
KRITERIA
Kriteria BAHAN
4. Bahan

1) Bahan yang digunakan dalam PPH wajib bersertifikat halal kecuali


bahan yang termasuk dalam kategori bahan tidak kritis (positive list)

2) Bahan tidak boleh berasal :


a. Babi dan turunannya
b. Darah
c. Bangkai
d. Bagian dari tubuh manusia
e. Khamr (minuman beralkohol)
f. Hasil samping khamr yang diperoleh hanya dengan pemisahan
secara fisik
g. Bahan tidak lazim digunakan di industri, seperti bahan dari hewan
bertaring dan berkuku tajam (anjing, tikus, buaya, dan lainnya)
KRITERIA
Kriteria BAHAN
4. Bahan

3) Bahan tidak boleh dihasilkan dari fasilitas produksi yang juga


digunakan untuk membuat produk yang menggunakan babi atau
turunannya sebagai salah satu bahannya

4) Bahan tidak bercampur dengan bahan haram atau najis yang


dapat berasal dari bahan baku, bahan olahan, bahan tambahan,
dan/atau bahan penolong dari fasilitas produksi
KRITERIA
Kriteria BAHAN
4. Bahan

5) Bahan hewani dan produk turunannya harus berasal dari hewan


halal, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Semua hewan laut adalah halal dan tidak perlu disembelih
b. Bangkai hewan yang halal adalah bangkai ikan dan belalang
c. Hewan darat terdiri dari hewan darat halal yang harus disembelih
sesuai syariah Islam yang dibuktikan dengan Sertifikat Halal (contoh
: unggas, sapi, kambing dan kerbau, dan lainnya) dan hewan darat
tidak halal (contoh : babi, anjing, serigala, dan lainnya)

6) Bahan harus memenuhi aspek keamanan dan kesehatan sesuai regulasi


yang berlaku
KATEGORI
Kriteria BAHAN
4. Bahan
B. Bahan kritis, C. Bahan sangat kritis,
A. Bahan tidak kritis adalah bahan adalah bahan yang :
(positive list), yang 1. Berasal dari atau
adalah bahan yang : berpotensi mengandung hewan
1. Berasal dari alam berupa berasal, sembelihan dan
tumbuhan dan bahan mengandung turunannya
tambang tanpa melalui atau 2. Sulit ditelusuri
proses pengolahan bercampur kehalalannya
2. Dikategorikan tidak dengan bahan 3. Mengandung bahan
berisiko mengandung haram kompleks, ditinjau dari
bahan yang diharamkan sisi kekritisan bahan dan
3. Tidak tergolong bahan kerumitan proses
berbahaya serta tidak pembuatannya
bersinggungan dengan 4. Flavor dan fragrance
bahan haram
DOKUMEN PENDUKUNG

Perusahaan harus mempunyai dokumen pendukung berupa Sertifikat Halal


(SH) atau dokumen pendukung lainnya yang dapat membuktikan bahwa
semua bahan yang digunakan tidak termasuk bahan yang kritis kehalalannya

Dokumen pendukung harus memenuhi persyaratan berikut :


a. Dokumen pendukung untuk bahan yang digunakan harus valid dan/atau
masih berlaku
b. Dokumen pendukung yang berupa surat pernyataan fasilitas produksi
yang bebas dari babi (statement of pork free facility) harus dikeluarkan
oleh produsen, bukan dari distributor/supplier
Dokumen Pendukung Berdasarkan Kategori Bahan
Kategori Bahan Kecukupan Dokumen Minimum Contoh
Dokumen Kosong (blank document),
Tidak kritis/ kecuali jika bahan tersebut menggunakan nama
Bahan herbal kering, air murni, madu, bahan kimia
positive list dagang yang tidak sama dengan nama bahan yang
tertera, maka sertakan dokumen spesifikasi bahan
• bahan turunan hewan sembelihan
Contoh : gelatin, kolagen, beef powder, gliserol sapi
• bahan dengan proses rumit atau bahan yang banyak
Contoh : flavor, fragrance, seasoning, premiks vitamin,
Kritis dan harus Sertifikat Halal MUI atau lembaga yang diakui MUI
susu formula, kental manis, margarin, shortening, non
ber-SH sesuai dengan ruang lingkupnya
dairy creamer, tepung bumbu, butter, biscuit, dan
coklat olahan
• bahan yang sulit ditelusuri kehalalannya
Contoh : keju, whey, laktosa, dan kasein
Selain bahan di atas, seperti :
Kritis, tetapi tidak Non Sertifikat Halal : spesifikasi bahan, diagram Flavor/fragrance dari campuran essensial oil, emulsifier
harus ber-SH alir, pernyataan fasilitas bebas babi, kuesioner, dll nabati, gelatin ikan, vitamin kimia, produk mikrobial
sederhana
Kriteria Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH)

Kriteria SJPH Kriteria HAS 23000


Komitmen dan Tanggung Jawab - Kebijakan Halal
- Tim Manajemen Halal
- Training/Pelatihan
Bahan - Bahan
PPH (Proses Produk Halal) - Fasilitas Produksi
- Aktivitas Kritis
- Penanganan Produk Tidak
Memenuhi Kriteria
Produk - Produk
- Kemampuan Telusur
Pemantauan dan Evaluasi - Audit Internal
- Kaji Ulang Manajemen
Definisi

Proses Produk Halal (PPH) :

Rangkaian kegiatan untuk menjamin kehalalan produk mencakup


penyediaan bahan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan,
pendistribusian, penjualan, dan penyajian produk
Berdasarkan PP No 39 Tahun 2021 pasal 1 No. 4:

Proses bisnis yang umum

PENYEDIAAN PENDISTRIBUSI
PENGOLAHAN PENGEMASAN PENYIMPANAN PENJUALAN
BAHAN AN
3 kriteria Proses Produk Halal (PPH)

Lokasi, Tempat, Peralatan dan Prosedur PPH


dan Alat Perangkat PPH

Aktivitas kritis saat produksi &


penanganan produk tidak sesuai
Fasilitas produksi kriteria
Lokasi, Tempat, dan Alat

• Lokasi, tempat dan alat PPH wajib dipisahkan dengan lokasi, tempat, dan alat
penyembelihan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan dan
penyajian produk tidak halal

pemisahaan

Lini Produksi Halal Lini produksi non-Halal

• Lokasi, tempat dan alat PPH wajib wajib dijaga


kebersihan dan higenitasnya, bebas dari najis
dan bebas dari bahan tidak halal
Yang Wajib dipisahkan antara yang digunakan
untuk produksi produk Halal dengan Non-Halal
Tempat pengolahan:
1) penampungan bahan; 2) penimbangan bahan; 3) pencampuran bahan; 4) pencetakan produk; 5)
pemasakan produk; dan/atau 6) proses lainnya yang mempengaruhi pengolahan pangan.

Tempat penyimpanan:
1) penerimaan bahan; 2) penerimaan produk setelah proses pengolahan; dan3) sarana yang
digunakan untuk penyimpanan bahan dan produk

Tempat pengemasan :
1) Bahan kemasan yang digunakan untuk mengemas produk; dan
2) sarana pengemasan produk

Tempat pendistribusian:
1) sarana pengangkutan dari tempat penyimpanan ke alat distribusi produk; dan
2) alat transportasi untuk distribusi produk.
Yang Wajib dipisahkan antara yang digunakan
untuk produksi produk Halal dengan Non-Halal

Tempat penjualan:
1) sarana penjualan produk; dan
2) proses penjualan produk

Tempat penyajian
1) sarana penyajian produk halal;
2) proses penyajian produk
Prosedur PPH

Pelaku Usaha wajib memiliki dan menerapkan prosedur pelaksanaan PPH secara
tertulis dan terdokumentasi sebagai berikut :
• Pemastian penggunaan fasilitas produksi yang kontak
dengan bahan dan/atau produk antara/akhir bersifat
bebas dari najis berat (mughalazah);
• Pemastian penggunaan bahan dan produk yang diajukan
tidak terkontaminasi najis;
Sesuaikan dengan ruang
• Penyucian fasilitas produksi sesuai syariat Islam;
lingkup/proses bisnis usaha
• Penggunaan bahan baru yang akan digunakan untuk
produk halal;
• Pembelian bahan;
• Pemeriksaan kedatangan bahan;
• Proses produksi;
Prosedur PPH

▪ Penyimpanan bahan dan produk;


▪ Transportasi bahan dan produk;
▪ Ketertelusuran kehalalan;
▪ Penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria halal;
▪ Penarikan produk;
▪ Peluncuran/penjualan produk; Sesuaikan dengan ruang
▪ Formulasi produk/pengembangan produk baru; lingkup/proses bisnis usaha
▪ Display produk;
▪ Ketentuan pengunjung;
▪ Penentuan menu;
▪ Pemingsanan hewan; dan
▪ Penyembelihan hewan.
Kriteria Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH)

Kriteria SJPH Kriteria HAS 23000


Komitmen dan Tanggung Jawab - Kebijakan Halal
- Tim Manajemen Halal
- Training/Pelatihan
Bahan - Bahan
PPH (Proses Produk Halal) - Fasilitas Produksi
- Aktivitas Kritis
- Penanganan Produk Tidak
Memenuhi Kriteria
Produk - Produk
- Kemampuan Telusur
Pemantauan dan Evaluasi - Audit Internal
- Kaji Ulang Manajemen
PRODUK

Produk yang Didaftarkan Untuk Sertifikasi Halal

Di industri pengolahan : produk retail, non retail,


produk akhir, produk antara (intermediet)

Di restoran/katering : semua menu yang


disajikan, dibuat sendiri oleh perusahaan atau
yang dibeli dari pihak lain (menu titipan, rekanan),
termasuk menu musiman dan menu ekstra
Kriteria Produk

✔ Nama produk

✔ Karakteristik/profil sensori produk

✔ Bentuk produk
✔ Merk/brand pad produk retail

✔ Kadar etanol

✔ Produk kosmetik
✔ Pengemasan dan pelabelan produk
Nama Produk

✔ Tidak menggunakan nama minuman beralkohol


Contoh: rootbeer, es krim rasa rhum raisin, bir 0% alkohol

✔Tidak menggunakan nama babi dan anjing serta turunannya


Contoh: babi panggang, beef bacon dan hot dog

✔ Tidak bertentangan dengan akidah Islam

✔ Tidak mengarah pada hal yang menimbulkan kekufuran/kemaksiatan


Contoh: coklat valentine, biskuit natal, mie Gong Xi Fa Cai

✔ Tidak menggunakan kata yang berkonotasi erotis, vulgar, porno

Kecuali nama produk yang telah dikenal luas dan tidak mengandung bahan haram dapat
digunakan (bir pletok, bakso, bakmi, bakpia, bakpao)
IDENTIFIKASI DAN MAMPU TELUSUR

Maksud
ketertelusuran :
Pelaku usaha Selalu dapat
harus mempunyai Bukti dibuktikan bahwa
ketertelusuran produk yang
prosedur untuk disertifikasi berasal
menjamin produk harus
dari bahan yang
ketertelusuran dibuat dan disetujui dan
produk yang dipelihara diproduksi di fasilitas
disertifikasi yang memenuhi
kriteria
IDENTIFIKASI DAN MAMPU TELUSUR

CATATAN

Saat mempertimbangkan produk, ketertelusuran dapat berkaitan


dengan: asal-usul bahan, riwayat pemrosesan, distribusi, dan
tempat produk setelah pengiriman.

Bahan dengan kode yang sama memiliki status halal yang sama
bila menerapkan pengkodean bahan.

Pelaku usaha wajib menjamin ketelusuran informasi asal bahan di


setiap kegiatan.
Kriteria Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH)

Kriteria SJPH Kriteria HAS 23000


Komitmen dan Tanggung Jawab - Kebijakan Halal
- Tim Manajemen Halal
- Training/Pelatihan
Bahan - Bahan
PPH (Proses Produk Halal) - Fasilitas Produksi
- Aktivitas Kritis
- Penanganan Produk Tidak
Memenuhi Kriteria
Produk - Produk
- Kemampuan Telusur
Pemantauan dan Evaluasi - Audit Internal
- Kaji Ulang Manajemen
Audit Internal
Proses yang sistematik, independen dan
terdokumentasi untuk memperoleh bukti
audit dan mengevaluasinya secara objektif
untuk menentukan sampai sejauh mana
kriteria audit dipenuhi
AUDIT INTERNAL

Tujuan :
Membandingkan kesesuaian dokumen SJPH (tertulis)
dengan yang dikerjakan
Membandingkan penerapan kerja sesuai dengan
kriteria SJPH

Mengevaluasi konsistensi penerapan SJPH

Memperoleh input dalam rangka perbaikan


berkelanjutan
AUDIT INTERNAL

CONTOH FORMULIR HASIL AUDIT

Format
checklist

Format
bebas
KAJI ULANG MANAJEMEN

Evaluasi efektivitas Pelaksanaan SJPH oleh Manajemen Puncak min. 1x/tahun :


▪ Harus tersedia prosedur kaji ulang manajemen
▪ Pelaksanaan dapat diintegrasikan dengan sistem lain
▪ Bahan kaji ulang manajemen: hasil audit internal, audit eksternal, hasil kaji
ulang sebelumnya, dan adanya perubahan dalam perusahaan yang
mempengaruhi pelaksanaan SJPH
▪ Hasil kaji ulang harus disampaikan kepada pihak yang bertanggungjawab
terhadap implementasi SJPH
▪ Bukti kaji ulang manajemen harus dipelihara (contoh: notulen dan daftar
hadir kaji ulang)
KAJI ULANG MANAJEMEN

Contoh form notulen kaji ulang manajemen


Terima kasih

59

Anda mungkin juga menyukai