Anda di halaman 1dari 29

Bimbingan Teknis

Layanan Sertifikasi
Halal
MASTUKI
KEPALA PUSAT REGISTRASI DAN SERTIFIKASI HALAL

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
2019
OUTLINE

Layanan
Serti ikasi
Halal
Ketentuan Umum
Tata Cara Pengajuan dan
Pembaruan Sertifikat Halal
Tata Cara Registrasi
Sertifikat Halal Luar Negeri
Tata Cara Penetapan dan
Pemberhentian Penyelia
Halal
BIMBINGAN TEKNIS
LAYANAN SERTIFIKASI HALAL

UMUM
KETENTUAN
Ketentuan Umum

PRODUK PROSES PRODUK HALAL (PPH)


Barang dan/atau jasa yang terkait Rangkaian kegiatan untuk menjamin
dengan makanan, minuman, obat, kehalalan Produk meliputi
kosmetik, produk kimiawi, produk penyediaan bahan, pengolahan,
biologi, produk rekayasa genetik, penyimpanan, pengemasan,
serta barang gunaan yang dipakai, pendistribusian, penjualan, dan
digunakan, atau dimanfaatkan penyajian Produk.
oleh masyarakat.

BAHAN
PRODUK HALAL
Unsur yang digunakan untuk
Produk yang telah dinyatakan halal membuat atau menghasilkan Produk.
sesuai dengan syariat Islam.
Ketentuan Umum

PELAKU USAHA SERTIFIKAT HALAL


Orang perseorangan atau badan Pengakuan kehalalan suatu Produk
usaha berbentuk badan hukum atau yang dikeluarkan oleh Badan
bukan badan hukum yang Penyelenggara Jaminan Produk Halal
menyelenggarakan kegiatan usaha di berdasarkan fatwa halal tertulis yang
wilayah Indonesia. dikeluarkan oleh Majelis Ulama
Indonesia.
PENYELIA HALAL
Orang yang bertanggung jawab NOMOR REGISTRASI
terhadap PPH. Surat yang diterbitkan oleh BPJPH
sebagai bukti pemenuhan persyaratan
dan pendaftaran pada BPJPH.
Ketentuan Umum
LEMBAGA PEMERIKSA HALAL
(LPH)
BADAN PENYELENGGARA Lembaga yang melakukan kegiatan
JAMINAN PRODUK HALAL pemeriksaan dan/atau pengujian
terhadap kehalalan Produk.
(BPJPH)
Badan yang dibentuk oleh Pemerintah SISTEM INFORMASI
untuk menyelenggarakan JPH. MANAJEMEN JAMINAN
PRODUK HALAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
(MUI) Suatu sistem teknologi informasi
komunikasi yang memproses dan
Wadah musyawarah para ulama,
mengintegrasikan seluruh alur proses
zuama, dan cendekiawan muslim.
penyelenggaraan JPH dalam bentuk
jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk
memperoleh informasi secara cepat
dan akurat.
LAYANAN SERTIFIKASI HALAL

TATA CARA
PENGA UAN DAN
PEMBARUAN
BIMBINGAN TEKNIS

SERTIFIKAT HALAL
Tata Cara Pengajuan
Permohonan Serti ikat Halal
PERMOHONAN PEMERIKSAAN DAN/ATAU
SERTIFIKAT HALAL PENGUJIAN KEHALALAN
diajukan oleh Pelaku Usaha. PRODUK
dilakukan oleh LPH.

PEMERIKSAAN PENETAPAN KEHALALAN


KELENGKAPAN DOKUMEN PRODUK
dilakukan oleh BPJPH. dilaksanakan oleh MUI.

PENERBITAN SERTIFIKAT HALAL


PENETAPAN LPH
diterbitkan oleh BPJPH berdasarkan
ditetapkan oleh BPJPH keputusan penetapan kehalalan Produk
berdasarkan penentuan Pemohon. dari MUI.
1. Permohonan 1. DATA PELAKU USAHA 2. NAMA & JENIS
PRODUK
Sertifikat
dibuktikan dengan nomor induk
berusaha atau dokumen izin harus sesuai dengan nama dan

Halal usaha lainnya. jenis Produk yang akan


disertifikasi halal.
PELAKU USAHA

Diajukan secara tertulis kepada


BPJPH, dilengkapi dokumen:
1. data Pelaku Usaha; 3. DAFTAR PRODUK & 4. PROSES PENGOLAHAN
2. nama dan jenis Produk; BAHAN YANG PRODUK
3. daftar Produk dan Bahan yang DIGUNAKAN memuat keterangan mengenai
digunakan; dibuktikan dengan Sertifikat pembelian, penerimaan,
4. proses pengolahan Produk; Halal. penyimpanan Bahan yang
5. disertai dengan dokumen tidak diperlukan bagi Bahan digunakan, pengolahan,
sistem jaminan halal. yang tidak kritis  dari aspek pengemasan, penyimpanan
kehalalan. Produk jadi, dan distribusi.
Produk yang diproduksi menggunakan jasa pengolahan
berupa jasa maklon, permohonan harus disertai
Sertifikat Halal Jasa Maklon.

Fasilitas Produksi yang digunakan untuk memproduksi


Produk yang diajukan Sertifkat Halal juga digunakan
untuk memproduksi Produk yang tidak diajukan
Sertifikat Halal yang tidak berasal dari Bahan yang

1. Permohonan
mengandung babi atau turunannya, Pelaku Usaha
wajib menyampaikan dokumen:
a. nama dan jenis Produk;
b. daftar Produk dan Bahan yang digunakan;
c. proses pengolahan Produk; dan
Sertifikat Halal
d. pencucian atau penyamakan pada fasilitas
Produksi yang digunakan secara bersama.

Produk yang diproduksi menggunakan Bahan yang


berasal dari dan/atau mengandung babi, Pelaku Usaha
wajib memisahkan lokasi, tempat, dan alat yang
digunakan dalam proses produksi dengan
lokasi, tempat, dan alat PPH
Pemeriksaan kelengkapan dokumen
permohonan Sertifikat Halal
paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
permohonan diterima oleh BPJPH.

Untuk permohonan Sertifikat Halal yang


belum lengkap, Pemohon melengkapi
dokumen dalam jangka waktu paling lama 5
(lima) hari kerja.

Pemohon yang tidak melengkapi


2. Pemeriksaan
dokumen, permohonan Sertifikat Kelengkapan
Halal dinyatakan ditolak.
Dokumen
Bagi permohonan yang telah memenuhi
kelengkapan dokumen, Pemohon menentukan
LPH  untuk melakukan pemeriksaan dan/atau
pengujian kehalalan Produk.

Penentuan LPH dilakukan berdasarkan

3. Penetapan
pertimbangan:
a. ruang lingkup dan kompetensi;

LPH b. peringkat akreditasi LPH;


c. aksesibilitas LPH;
d. beban kerja LPH; dan
e. kinerja LPH.

BPJPH menetapkan LPH berdasarkan


penentuan Pemohon.
4. Pemeriksaan dan/atau
Pengujian Kehalalan Produk

Pemeriksaan dan/atau pengujian


Bahan yang diragukan
kehalalan Produk dilakukan oleh
kehalalannya, pemeriksaan
Auditor Halal.
Produk dapat dilakukan melalui
pengujian di laboratorium.

Pemeriksaan dan/atau pengujian


kehalalan Produk meliputi:
a. pemeriksaan keabsahan dokumen; Pengujian dilakukan
b. pemeriksaan Produk. di laboratorium yang terakreditasi.
4. Pemeriksaan dan/atau
Pengujian Kehalalan Produk

20 40
Hari Kerja Hari Kerja
PRODUK DALAM PRODUK LUAR
NEGERI NEGERI
LPH dapat memperpanjang waktu LPH dapat memperpanjang waktu
pemeriksaan dan/atau pengujian pemeriksaan dan/atau pengujian
paling lama 10 (sepuluh) hari kerja paling lama 20 (dua puluh) hari kerja
sejak berakhirnya jangka waktu sejak berakhirnya jangka waktu
pemeriksaan. pemeriksaan.
Hasil pemeriksaan dan/atau pengujian
kehalalan Produk disampaikan oleh LPH
kepada BPJPH berupa dokumen, yang
meliputi:
a.  Produk dan Bahan yang digunakan;
b.  PPH;
c.  hasil analisis dan/atau spesifikasi
Bahan;
d. berita acara pemeriksaan; dan
e. rekomendasi.

BPJPH melakukan verifikasi


pemeriksaan kelengkapan dokumen
4. Pemeriksaan dan/atau paling lama 2 (dua) hari kerja sejak
Pengujian Kehalalan Produk diterima oleh BPJPH.
Penetapan kehalalan Produk dilaksanakan oleh
MUI melalui sidang fatwa halal MUI.
5. Penetapan
Kehalalan Produk
MUI mengkaji hasil verifikasi pemeriksaan
kelengkapan dokumen yang disampaikan oleh
BPJPH melalui sidang fatwa halal dengan
mengikutsertakan pakar, unsur kementerian
terkait, lembaga terkait, dan/atau institusi
terkait.
Keputusan penetapan kehalalan Produk dari
MUI disampaikan kepada BPJPH untuk
menjadi dasar penerbitan Sertifikat Halal. 6. Penerbitan
Sertifikat Halal
BPJPH menerbitkan Sertifikat Halal paling
lama 7 (tujuh) hari kerja sejak keputusan
penetapan kehalalan Produk dari MUI
diterima oleh BPJPH.
Tata Cara Sertifikat Halal berlaku selama 4
(empat) tahun sejak diterbitkan
Pembaruan oleh BPJPH, kecuali terdapat 
perubahan komposisi Bahan.
Sertifikat Halal
Permohonan pembaruan Sertifikat Sertifikat Halal wajib
Halal dilengkapi dengan dokumen: diperpanjang oleh Pelaku Usaha
a.  salinan Sertifikat Halal; dan dengan mengajukan pembaruan
b. surat pernyataan yang Sertifikat Halal paling lambat 3
menerangkan Produk yang (tiga) bulan sebelum masa
didaftarkan tidak mengalami berlaku Sertifikat Halal berakhir.
perubahan dengan dibubuhi
materai sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Jika terdapat perubahan
komposisi Bahan, Pelaku Usaha
mengajukan pembaruan
Sertifikat Halal.
Tata Cara Pembaruan 
Serti ikat Halal
PERMOHONAN PEMERIKSAAN DAN/ATAU
SERTIFIKAT HALAL PENGUJIAN KEHALALAN
diajukan oleh Pelaku Usaha. PRODUK
dilakukan oleh LPH.

PEMERIKSAAN PENETAPAN KEHALALAN


KELENGKAPAN DOKUMEN PRODUK
dilakukan oleh BPJPH. dilaksanakan oleh MUI.

PENERBITAN SERTIFIKAT HALAL


PENETAPAN LPH
diterbitkan oleh BPJPH berdasarkan
ditetapkan oleh BPJPH keputusan penetapan kehalalan Produk
berdasarkan penentuan Pemohon. dari MUI.
Biaya sertifikasi halal terdiri atas:
a. biaya pengajuan permohonan
Sertifikat Halal;
b. biaya pemeriksaan dan/atau
pengujian terhadap kehalalan
Produk;

Biaya
c.  biaya pelaksanaan sidang fatwa
halal;
d. biaya penerbitan Sertifikat Halal;
e. biaya registrasi Sertifikat Halal
luar negeri.
Serti ikasi
Biaya sertifikasi halal dibebankan
Halal
kepada Pelaku Usaha yang
mengajukan permohonan Sertifikat
Halal.
LAYANAN SERTIFIKASI HALAL

TATA CARA
REGISTRASI
SERTIFIKAT HALAL
BIMBINGAN TEKNIS

LUAR NEGERI
Sertifikat Halal yang diterbitkan oleh
lembaga halal luar negeri wajib diregistrasi Registrasi
Serti ikat Halal
oleh BPJPH sebelum Produk diedarkan di
Indonesia.

Dalam hal Sertifikat Halal yang diterbitkan


oleh lembaga halal luar negeri yang tidak
Luar Negeri
memiliki kerja sama dengan BPJPH, Pelaku
Usaha wajib melakukan sertifikasi halal
sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri
ini.

Produk bersertifikat halal, wajib memenuhi


ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai persyaratan
peredaran Produk terkait.
Tata Cara
Registrasi PERMOHONAN

Serti ikat Halal Permohonan Registrasi Sertifikat Halal


luar negeri dilengkapi dengan dokumen.
Luar Negeri
Dokumen permohonan registrasi sertifikat halal VERIFIKASI DOKUMEN
luar negeri:
a. data Pelaku Usaha; Verifikasi dokumen dilakukan dengan
b. salinan Sertifikat Halal luar negeri cara pemeriksaan keabsahan dokumen.
Produk yang bersangkutan yang telah
disahkan oleh perwakilan Indonesia di
luar negeri;
PENERBITAN NOMOR REGISTRASI
c. daftar barang yang akan diimpor ke
SERTIFIKAT HALAL LUAR NEGERI
Indonesia dilengkapi dengan nomor
kode sistem harmonisasi; dan Nomor Registrasi Sertifikat Halal luar
d. surat pernyataan yang menyatakan negeri diterbitkan oleh BPJPH.
dokumen yang disampaikan benar dan
sah.
LAYANAN SERTIFIKASI HALAL

TATA CARA
PENETAPAN &
PEMBERHENTIAN
BIMBINGAN TEKNIS

PENYELIA HALAL
Penyelia Halal harus memenuhi persyaratan:
a. beragama Islam; dan
b. memiliki wawasan luas dan memahami
syariat tentang kehalalan.

Memiliki wawasan luas dan

PENYELIA HALAL
memahami syariat tentang kehalalan
dibuktikan dengan sertifikat Penyelia
Halal.

Untuk memperoleh sertifikat Penyelia


Halal, Penyelia Halal
harus mengikuti:
a. Diklat Sertifikasi Penyelia Halal;
b. Uji kompetensi sertifikasi Penyelia
Halal.
Penyelia Halal ditetapkan oleh pimpinan
Pelaku Usaha.
  
Pimpinan Pelaku Usaha menyampaikan
penetapan Penyelia Halal kepada BPJPH
dengan melampirkan:
a. foto copy kartu tanda penduduk
Penyelia Halal;
b.daftar riwayat hidup Penyelia Halal;
c. salinan sertifikat Penyelia Halal yang
dilegalisir; dan
d. salinan keputusan penetapan
Penyelia Halal.
Penetapan Penetapan Penyelia Halal disampaikan
Penyelia Halal kepada BPJPH paling lama 5 (lima) hari
kerja sejak ditetapkan.
Penyelia Halal diberhentikan oleh Pelaku Usaha
dalam hal:
a. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Penyelia
Halal;
b. meninggal dunia;
c. mengundurkan diri;
d. terbukti melakukan pelanggaran kode etik
dan kode perilaku, dan/atau disiplin
perusahaan; atau
e. dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)
tahun atau lebih berdasarkan putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

Pemberhentian Pelanggaran kode etik dan kode perilaku


diputuskan oleh majelis etik atau sebutan lain
berdasarkan kode etik dan kode perilaku yang
Penyelia Halal ditetapkan oleh organisasi profesi Auditor Halal.
Penyelia Halal bagi Pelaku Usaha mikro dan kecil dapat
difasilitasi oleh pihak lain.

Fasilitasi Penyelia Halal bagi Pelaku Usaha mikro dan kecil


meliputi:
a. keikutsertaan dalam Diklat Sertifikasi Penyelia Halal;
b. keikutsertaan dalam uji kompetensi sertifikasi
Penyelia Halal; dan/atau
c. penyediaan Penyelia Halal.

Dalam hal Penyelia Halal bagi Pelaku Usaha mikro dan kecil
difasilitasi oleh pihak lain:
a. biaya Penyelia Halal dibebankan pada anggaran
pihak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
b. fasilitasi Penyelia Halal ditetapkan dalam keputusan
pihak.

Fasilitasi
Penyelia Halal
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai