Anda di halaman 1dari 56

JADWAL ACARA KOL KARS

STRENGTHENING PERAN KOMITE MUTU MENGANTISIPASI PELAKSANAAN PENINGKATAN MUTU PADA


UU NO. 17 TAHUN 2023 TENTANG KESEHATAN. SELASA – RABU, TANGGAL 14 – 15 NOVEMBER 2023

Peningkatan Peran dan Tanggung


Jawab Sub Komite Keselamatan
Pasien dalam Peningkatan
Pelaksanaan Keselamatan
Pasien di RS.

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM,


MHKes, FISQua, CRP.

1
CV : dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes, FISQua, CRA Lahir :
Magelang
5 Nov 1943

2
Permenkes 80/202 Ttg Komite Mutu

Pengantar : Patient Safety

Kerangka Kerja Komprehensif KP RS

Global Patient Safety Action Plan – 7 X 5 Matrix

Penutup
PMK 80 Th 2020
ttg Komite Mutu RS
PMK 80/2020 ttg Komite Mutu RS
Pasal 2
(1) Setiap RS wajib menyelenggarakan tata Kelola mutu.
(2) Tata kelola mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk meningkatkan mutu RS dan
mempertahankan standar pelayanan RS.
Pasal 3
(1) Penyelenggaraan tata kelola mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat dilakukan melalui
pembentukan Komite Mutu sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan sumber daya, dan beban kerja RS.
(2) Dalam hal RS belum mampu membentuk Komite Mutu, penyelenggaraan tata kelola mutu RS dapat
dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Mutu.

Pasal 6
(1) Keanggotaan Komite Mutu paling sedikit terdiri atas:
a. tenaga medis; b. tenaga keperawatan; c. tenaga kesehatan lain; dan d. tenaga non kesehatan.

Pasal 9
(1) Dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan tata kelola mutu RS, komite lainnya yang
melaksanakan fungsi manajemen risiko dan keselamatan pasien dapat diintegrasikan dengan Komite Mutu.
(2) Integrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan membentuk subkomite.
Pasal 11
(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Komite Mutu dapat dibantu oleh tim yang
bersifat ad hoc yang terdiri atas komite atau unit kerja lain, dan pakar/ahli yang terkait.

Pasal 12
(1) Hasil pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dilaporkan secara tertulis kepada Kepala atau Direktur
RS disertai rekomendasi, paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu bila diperlukan.
(2) Kepala atau Direktur RS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaporkan hasil kegiatan penyelenggaraan mutu kepada pemilik
RS, atau dewan pengawas RS bagi RS milik pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
(3) Pemilik atau dewan pengawas RS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memberikan umpan balik berupa rekomendasi kepada
Kepala atau Direktur RS untuk ditindaklanjuti.

Pasal 15
(1) Komite Mutu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, dapat berkoordinasi dengan unsur komite medis, komite keperawatan,
komite pencegahan dan pengendalian infeksi, komite etik dan hukum, dan unsur organisasi
atau unit kerja terkait lainnya.
(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui tata hubungan kerja penyelenggaraan mutu di RS yang
ditetapkan oleh Kepala atau Direktur RS.
(3) Tata hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. tata hubungan kerja dalam penerapan peningkatan mutu
RS; b. tata hubungan kerja dalam penerapan keselamatan pasien; dan c. tata hubungan kerja dalam penerapan manajemen risiko.

(PMK 80/2020 ttg Komite Mutu RS)


(PMK 80/2020 ttg Komite Mutu RS)
Pasal 10
(3) Dalam melaksanakan tugas pelaksanaan dan evaluasi keselamatan pasien, Komite Mutu
memiliki fungsi:
1. penyusunan kebijakan, pedoman, dan program kerja terkait keselamatan pasien RS;
2. pemberian masukan dan pertimbangan kepada Kepala atau Direktur RS dalam rangka
pengambilan kebijakan keselamatan pasien;
3. pemantauan dan memandu penerapan keselamatan pasien di unit kerja;
4. motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan dan penilaian tentang penerapan program
keselamatan pasien;
5. pencatatan, analisis, dan pelaporan insiden, termasuk melakukan Root Cause Analysis
(RCA), dan pemberian solusi untuk meningkatkan keselamatan pasien;
6. pelaporan insiden secara kontinu sesuai dengan ketentuan peraturan perUUan;
7. melaksanakan pelatihan keselamatan pasien; dan
8. penyusunan laporan pelaksanaan program keselamatan pasien.

(PMK 80/2020 ttg Komite Mutu RS)


Pengantar
Keselamatan
Pasien
UU.N0.44 TH.2009
Tentang Rumah Sakit :
Sejak 2006 : Workshop Keselamatan Pasien
2000 : To err is human. Keselamatan Pasien & wajib dilaksanakan oleh
Manajemen Risiko Klinis, Rumah Sakit
Building a safer health
telah diikuti hampir 1900
system Staf RS (Dr, Perawat, dll)
dari + 250 RS seluruh
Indonesia

WHO SEAR Patient Safety


Workshop on
2001 :Crossing the 1 Juni 2005, PERSI “Patients for Patient Safety”
Quality Chasm: A membentuk badan Jakarta Declaration
Hippocrates nasional : KKPRS Jakarta, Hotel Four Seasons, Std Akr RS 2012
New Health System
(460-335 BC). 19 July 2007 → KPRS
for the 21st Century
KemKes : KNKP
Juli 2012

Primum, non nocere” 2000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2011 2012 2017 2020 2021
(“First, do no harm”)

2011 : World
Patient
PMK 1691/2011 Safety
ttg KPRS Day
21 Agustus 2005 Pencanangan 17-09-2020
Gerakan Keselamatan Pasien 2017 :
2008 :
oleh Menteri Kesehatan RI,
Keselamatan Pasien PMK 11/2017 ttg
di Jakarta GPSAP
RS telah mulai di Keselamatan Global
Florence Nightingale 2004, 27 Oktober : WHO Akreditasi oleh Pasien Patient
memimpin gerakan KARS Safety
keselamatan pasien 21 Agustus = Action
Hari Plan
dengan membentuk : 2006, KKI : Standar Keselamatan 2021-2030
World Alliance for Kompetensi Dokter : Pasien
Patient Safety, sekarang Keselamatan Pasien Nasional
“WHO Patient Safety” 10
Pencanangan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Oleh Menteri Kesehatan
Seminar Nasional PERSI
21 Agustus 2005, JCC
What is patient safety?
• Vision: A world in which no one is harmed • Dunia di mana tidak ada seorangpun dirugikan dalam
in health care, and every patient receives pelayanan kesehatan, dan setiap pasien menerima pelayanan
safe and respectful care, every time, yg aman dan hormat, setiap saat, di mana saja.
everywhere. • Keselamatan pasien adalah
• Patient safety is a framework of organized
✓ kerangka kerja kegiatan terorganisir
activities that creates cultures, processes,
procedures, behaviours, technologies and
✓ yg menciptakan budaya, proses, prosedur, perilaku,
environments in health care that teknologi dan lingkungan dalam pelayanan kesehatan
consistently and sustainably lower risks, ✓ secara konsisten dan berkelanjutan menurunkan risiko,
reduce the occurrence of avoidable harm, mengurangi terjadinya bahaya yang dapat dihindari,
make error less likely and reduce its impact membuat kesalahan lebih kecil kemungkinannya dan
when it does occur.. mengurangi dampaknya ketika itu terjadi. ..

(*https://www.who.int/teams/integrated-health-services/patient-safety/about,
*Global Patient Safety Action Plan 2021–2030, Towards Eliminating
Avoidable Harm in Health care, 2021)
12
“Ekosistem” 1 2
Keselamatan Pasien
RS Indonesia Quality Risk Mgt …Banyak pintu masuk
untuk meningkatkan
WHO TPSCRM Keselamatan Pasien…
(2006&2015) (2021)

5 3
*Peraturan- *Patient Centred
PerUUan Patient Safety Care

*Starkes & WHO GPSAP 2021-2030: *Asuhan Pasien


“Tidak ada seorangpun dirugikan” Terintegrasi
Istak 7 Dimensi Implementasi PCC
(KARS,2022)

Pelaporan Insiden
(Sumber: WHO GPSAP, ASHRM. TbPSCRM, Terintegrasi
Starkes, Istak, PMK 11/2017, PMK 66/2016) *Kegiatan Yan /
Kegiatan Kerja-K3
4
(Nico Lumenta, KARS, 2022)
Hospital Patient Safety Pathway WHO : Quality in Healthcare Healthcare
“The Indonesian Experience” 7 Dimension Risk Mgt
8 Risk Domains

• 7 dimensi
4 1 2
• Program Mutu
• Indikator Mutu
3
WHO Global Patient Safety
Action Plan 2021-2030

Budaya Mutu
Quality Culture

RS ` Starkes
2022 &
Risk Hospital
& Culture Istak
Safety Culture

7 Pemandu KPRS
Kerangka Kerja
Komprehensif KPRS
(Nico Lumenta, 2022)
WHO : Quality in Healthcare
7 Dimension

7 2 1.Efektif 2.Safe 3.Berorientasi pasien

6 3

5 4

4.Tepat waktu 5. Adil 6.Terintegrasi 7.Efisien

(WHO, Handbook for national quality policy and strategy: a practical approach for developing policy and
15
strategy to improve quality of care, 2018. (https://www.who.int/health-topics/quality-of-care#tab=tab_1)
WHO : Quality in Healthcare
7 Dimension

(WHO, Handbook for national quality policy and strategy: a practical approach for developing
policy and strategy to improve quality of care, 2018. )
Risk Management in Healthcare
8 Domains

American Society for


Healthcare Risk Management -
ASHRM

(What Is Risk Management in Healthcare?, NEJM Catalyst, (Donaldson, L, Ricciardi, W, Sheridan, S, Tartaglia, R : Textbook17of Patient
2018. (https://catalyst.nejm.org/doi/full/10.1056/CAT.18.0197)) Safety and Clinical Risk Management, Springer, 2021)
Areas of risk in healthcare management
Teknologi
Technology
Risiko organisasi
/ birokrasi
Cyberisk
Cyberisk Organizational
risk/burocracy
SDM
Risiko klinis Human
Clinical risk resourses

Ekonomi Hukum/politik
Economics Legal/political

Keselamatan & Kesehatan Kerja

Occpational
safety&health

(Donaldson, L, Ricciardi, W, Sheridan, S, Tartaglia, R : Textbook of Patient Safety and Clinical Risk Management, Springer, 2021)
3*

Prinsip-prinsip
Keselamatan Pasien
4*

1* 2*
(*KPC5)

Kejadian sentinel:
- PMK 11/2017, a.l.
pasal 15, 22, 23.
- Joint Commission:
Death, Permanent *KTD1
*KNC4
harm, Severe *Sentinel2
temporary harm *KTC3
and intervention
required to sustain
life.
Kerangka Kerja
Komprehensif
Keselamatan Pasien
Kerangka Kerja Komprehensif
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(Comprehensive Framework)

(Sumber : KKPRS, SNARS, WHO, IOM, NPSA)

•221
KERANGKA KERJA KOMPREHENSIF KESELAMATAN PASIEN.
Hosp Risk Mgt
Clinical Risk Mgt

Risiko IKP Risiko

3.
1. Upaya Umum Upaya Khusus 2.
▪ Pelaporan
(Klasik) (Baru)
IKP
Keselamatan Keselamatan
▪ Diagnostik
Pasien Pasien
▪ Solusi

4.
Taksonomi Keselamatan Pasien
Definisi, Sistematika, Klasifikasi 23
Upaya Umum (Klasik) Keselamatan Pasien 1.
*Organisasi/Manajemen
1. Standar Yan RS, Standar Profesi
2. Good Professional Practice, EB Practice
3. Good Corporate Governance, Komite Etik RS
4. Good Clinical Governance, Komite Medis, Komite Etik,
Medical Audit, Clinical Indicator, Credentialling, EBM
5. Konsep & Evaluasi Mutu : QA, TQM, PDCA, Akreditasi, ISO
6. Sistem Rekam Medis, Informed consent
7. …dsb…

*Pelayanan
1. Pengendalian Infeksi Nosokomial
2. Safe blood transfusion
3. Yan Peristi
4. Hospital Pharmacy, Penggunaan obat rasional
5. Yan Laboratorium, Radiologi (D/, Th/), Penunjang Medis
lain
6. ….dsb….
24
2.
Upaya Khusus (Baru) Keselamatan Pasien
* 7 LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RS

* 7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN RS & AKREDITASI RS

* 6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

* 7 ELEMEN ASUHAN PASIEN TERINTEGRASI

* WHO Global PS Action Plan – 35 Matrix

25
2.
Upaya Khusus (Baru)
Keselamatan Pasien

26
2.

27
Pelaporan Insiden KP
Upaya Diagnostik & Solusi
3.
1. •Risk Grading Matrix
Patient
•Risk Analysis : RCA,
Involvement/ Pelaporan FMEA
Communication IKP
6.
Implementasi & 2.
“Measurement” Analisis/Belajar
KTD Riset
Yan RS
5. yang lebih
Pelatihan aman 3.
Seminar
Pengembangan
4. Solusi
Panduan
Pedoman
Standar

28
4.

29
KERANGKA KERJA KOMPREHENSIF KESELAMATAN PASIEN.
Hosp Risk Mgt
Clinical Risk Mgt

Risiko IKP Risiko

3.
1. Upaya Umum Upaya Khusus 2.
▪ Pelaporan
(Klasik) (Baru)
IKP
Keselamatan Keselamatan
▪ Diagnostik
Pasien Pasien
▪ Solusi

4.
Taksonomi Keselamatan Pasien
Definisi, Sistematika, Klasifikasi 30
WHO
Global Patient Safety
Action Plan
2021 – 2030
Visi
Vision:A world in which no
Sebuah dunia di mana tidak ada seorangpun dirugikan
one is harmed in health care,
and every patient receives
dalam pelayanan kesehatan, dan setiap pasien
safe and respectful care, menerima pelayanan yg aman dan hormat, setiap saat,
every time, everywhere.
di mana saja.

Misi
Mission:Drive forward
policies and actions,
Mendorong kebijakan dan tindakan, berdasarkan
based on science, patient
experience, system
sains, pengalaman pasien, desain sistem dan
Goal:Achieve the
maximum possible
design and partnerships,
to eliminate all sources of
kemitraan, untuk menghilangkan semua sumber risiko
reduction in avoidable
harm due to unsafe
avoidable risk and harm
to patients and health
dan bahaya yg dapat dihindari, pada pasien dan
health care globally. workers. petugas kesehatan.

Tujuan
Capai pengurangan semaksimal mungkin bahaya yg
bisa dihindari pada pelayanan kesehatan yg tidak aman
secara global.

32
Overview
• Patient safety is fundamental to the provision of health • Keselamatan pasien (KP)merupakan hal mendasar dalam penyediaan layanan
care in all settings. However, avoidable adverse events,
errors and risks associated with health care remain
kesehatan di semua situasi. Namun, kejadian buruk, kesalahan, dan risiko yg
major challenges for patient safety globally. terkait dengan layanan kesehatan yg dapat dihindari tetap menjadi tantangan
• The Seventy-second World Health Assembly in 2019 utama bagi KP secara global.
adopted resolution WHA72.6 on global action on patient • Majelis Kesehatan Dunia ke-72 pada tahun 2019 mengadopsi resolusi WHA72.6 ttg
safety and mandated for development of a global
patient safety action plan (GPSAP). GPSAP dan mengamanatkan pengembangan GPSAP.
• This global action plan was adopted by Seventy-Fourth • GPSAP ini diadopsi oleh Majelis Kesehatan Dunia Ketujuh Puluh Empat pada
World Health Assembly in 2021 with a vision of “a world tahun 2021 dgn visi “sebuah dunia di mana tidak ada seorang pun yang
in which no one is harmed in health care, and every
patient receives safe and respectful care, every time,
dirugikan dalam layanan kesehatan, dan setiap pasien menerima layanan
everywhere”. yang aman dan terhormat, setiap saat, di mana saja”.
• The purpose of the action plan is to provide strategic • Tujuan dari rencana aksi ini adalah utk memberikan arahan strategis bagi
direction for all stakeholders for eliminating avoidable seluruh pemangku kepentingan untuk menghilangkan bahaya yg dapat dihindari
harm in health care and improving patient safety in
different practice domains through policy actions on dlm layanan kesehatan dan meningkatkan KP di berbagai bidang praktik melalui
safety and quality of health services, as well as for tindakan kebijakan mengenai keselamatan dan kualitas layanan kesehatan, serta
implementation of recommendations at the point of care. utk implementasi rekomendasi pada titik perawatan.
The action plan provides a framework for countries to
develop their respective national action plans on patient
• Rencana aksi ini memberikan kerangka kerja bagi negara2 utk
safety, as well to align existing strategic instruments for mengembangkan rencana aksi nasional mengenai KP, serta menyelaraskan
improving patient safety in all clinical and health-related instrumen strategis yg ada untuk meningkatkan KP di semua program klinis dan
programmes. kesehatan.

(Akses 21-07-2023 https://www.who.int/publications/i/item/9789240032705)


WHO : GLOBAL PATIENT SAFETY ACTION PLAN 2021-2030
Towards Eliminating Avoidable Harm in Health Care

(Global patient safety action plan 2021–2030: towards eliminating avoidable harm in health care. ISBN 978-
92-4-003270-5 (electronic version). © World Health organization 2021)
7 Strategic Objectives @ 5 Spesific Strategy GPSAP 2021-2030
7 Strategic Objectives
Strategi 1: Jadikan nir bahaya yg dapat dihindari bagi pasien sebagai pola pikir dan aturan
keterlibatan dalam perencanaan dan pemberian pelayanan kesehatan di mana pun.
Strategi 2: Membangun sistem kesehatan dengan keandalan tinggi dan organisasi kesehatan
yg melindungi pasien setiap hari dari bahaya.
Strategi 3: Menjamin keamanan setiap proses klinis.
Strategi 4: Melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga untuk membantu dan
mendukung perjalanan menuju layanan kesehatan yg lebih aman.
Strategi 5: Menginspirasi, mendidik, melatih, dan melindungi petugas kesehatan untuk
berkontribusi dalam merancang dan memberikan sistem pelayanan yg aman.
Strategi 6: Memastikan aliran informasi dan pengetahuan yang konstan untuk mendorong
mitigasi risiko, pengurangan tingkat bahaya yang dapat dihindari, dan peningkatan keamanan
pelayanan.
Strategi 7: Mengembangkan dan mempertahankan sinergi, kemitraan dan solidaritas
multisektoral dan multinasional untuk meningkatkan
Global patient safetykeselamatan
action plan 2021–2030:pasien dan kualitas
towards eliminating avoidable harm in health care.
pelayanan. ISBN 978-92-4-003270-5 (electronic version). © World Health organization 36
2021
Strategi objektif 4
Engage and empower patients and families to help Libatkan dan berdayakan pasien dan keluarga untuk
and support the journey to safer health care membantu dan mendukung perjalanan menuju
pelayanan kesehatan yang lebih aman

4.4
4.1 4.2 4.5
4.3 Pengungkap-
Pengembang Belajar dari Informasi
4. Keterlibat- Advokasi an
an bersama pengalaman dan edukasi
an pasien & pasien dan /disclosure
kebijakan dan pasien untuk kepada
keluarga Champion insiden KP
program dgn peningkatan pasien dan
KP kepada
pasien keselamatan keluarga
korban
Strategi objektif 4:
Melibatkan dan memberdayakan pasien dan keluarga untuk membantu dan
mendukung perjalanan menuju layanan kesehatan yang lebih aman.
Strategi 4.1: Libatkan pasien, keluarga dan organisasi masyarakat sipil dalam pengembangan bersama kebijakan,
rencana, strategi, program dan pedoman untuk menjadikan layanan kesehatan lebih aman.

Strategi 4.2: Belajar dari pengalaman pasien dan keluarga yang terpapar pada pelayanan yang tidak aman untuk
meningkatkan pemahaman tentang sifat bahaya dan mendorong pengembangan solusi yg lebih efektif.

Strategi 4.3: Membangun kapasitas pendukung dan penggiat pasien dalam keselamatan pasien (KP).

Strategi 4.4: Tetapkan prinsip dan praktik keterbukaan dan transparansi di seluruh layanan kesehatan, termasuk
melalui pengungkapan insiden KP kepada pasien dan keluarga.

Strategi 4.5: Memberikan informasi dan pendidikan kepada pasien dan keluarga atas keterlibatan mereka dalam
perawatan diri dan memberdayakan mereka untuk pengambilan keputusan bersama.

Global patient safety action plan 2021–2030: towards eliminating avoidable harm in health care.
ISBN 978-92-4-003270-5 (electronic version). © World Health organization 42
2021
Strategi spesifik 4.1
Libatkan pasien, keluarga, dan organisasi masyarakat sipil dalam pengembangan bersama kebijakan,
rencana, strategi, program, dan pedoman untuk membuat yan kes lebih aman.
Tindakan Rumah Sakit
• Libatkan perwakilan pasien atau keluarga dengan pengalaman bahaya yg dapat dihindari dalam yan kes
dalam merancang strategi dan menentukan tindakan untuk mengurangi kemungkinan kekambuhan.
• Tunjuk perwakilan pasien dan keluarga untuk menjadi bagian dari dewan dan komite RS.
• Atur ulang proses perawatan dan jika perlu reorientasi mereka utk membuat layanan berpusat pd pasien
dan berdasarkan prinsip utama "apa yg penting bagi pasien dan keluarga". → PCC & What matters to
you
• Buat dewan penasehat pasien dan keluarga yang berfokus pada KP.
• Kembangkan prosedur seputar ketentuan piagam atau UU nasional, termasuk non-diskriminasi, otonomi
pasien, persetujuan tertulis dan pengambilan keputusan bersama, tanggap darurat, akses ke catatan
medis, dan pengungkapan penuh kejadian buruk.
• Kembangkan standar kelembagaan untuk keterlibatan pasien dan keluarga, dan kembangkan praktik
perbaikan berdasarkan pengalaman pasien.

Global patient safety action plan 2021–2030: towards eliminating avoidable harm in health care.
ISBN 978-92-4-003270-5 (electronic version). © World Health organization 2021
Strategi spesifik 4.2
Belajar dari pengalaman pasien dan keluarga yang terpapar pada pelayanan yang tidak aman
untuk meningkatkan pemahaman tentang sifat bahaya dan mendorong pengembangan solusi
yang lebih efektif.
Tindakan Rumah Sakit
• Ciptakan budaya dan kerangka kerja RS di mana pertemuan dan pengalaman pasien dan
keluarga dengan bahaya yang dapat dihindari, diceritakan sendiri, merupakan bagian
integral dari semua pekerjaan KP dalam layanan RS.
• Sertakan pengalaman pasien dan keluarga, yang diceritakan sendiri, sebagai item agenda
rutin pada rapat dewan utama RS untuk memberi para pemimpin pelayanan kesehatan
wawasan yang mendalam tentang realitas dampak perawatan yang tidak aman.
• Buat mekanisme pelaporan KP yang mendorong pasien dan keluarga untuk melaporkan
dan, dengan mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis pengalaman yang dilaporkan
pasien dan hasil perawatan yang tidak aman, mendemonstrasikan tindakan untuk
pembelajaran dan peningkatan.
Strategi spesifik 4.3
Membangun kapasitas advokasi pasien dan champion dalam KP
Tindakan Rumah Sakit
• Melakukan tinjauan luas untuk menilai keterlibatan pasien dalam peningkatan keselamatan
dalam perawatan kesehatan di dalam RS.
• Langkah-langkah lembaga untuk sepenuhnya terlibat dengan pasien dan keluarga untuk
meningkatkan kesempatan mereka untuk berkontribusi pada proses untuk meningkatkan
KP.
• Kembangkan strategi untuk melibatkan pemberi advokasi dan pendukung KP sebagai
pendidik.
Strategi spesifik 4.4
Tetapkan prinsip dan praktik keterbukaan dan transparansi di seluruh pelayanan kesehatan,
termasuk melalui pengungkapan insiden KP kepada pasien dan keluarga.
Tindakan Rumah Sakit
• Mengembangkan kebijakan institusional untuk informed consent yang kuat, untuk akses
pasien ke rekam medis mereka, dan untuk sistem eskalasi darurat yang dapat dipicu oleh
pasien dan keluarga.
• Mengembangkan dan menerapkan kebijakan dan prosedur pengungkapan untuk memberi
tahu pasien dan keluarga tentang insiden KP yang menyebabkan (atau dapat menyebabkan)
bahaya yang tidak disengaja.
• Pastikan bahwa pasien, keluarga, dan petugas kesehatan diberikan dukungan psikologis
dan dukungan lain yang berkelanjutan setelah insiden KP yang serius.
• Kembangkan strategi untuk melibatkan advokasi dan pendukung KP sebagai pendidik.
Strategi spesifik 4.5
Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga untuk keterlibatan mereka dalam
perawatan mandiri dan pemberdayaan mereka untuk pengambilan keputusan Bersama.
Tindakan Rumah Sakit
• Mengintegrasikan keterlibatan pasien dan keluarga ke dalam kurikulum PPA, dan mengembangkan
standar kompetensi keterlibatan pasien dan keluarga.
• Mendidik pasien dan keluarga tentang kesehatan dan perawatan kesehatan mereka, mendukung
pasien dalam mengelola kesehatan mereka sendiri, dan melatih keluarga untuk memberikan
perawatan, terutama dalam menanggapi kebutuhan pasien di lingkungan perawatan di rumah.
• Mengembangkan materi informasi pasien tentang prosedur klinis, termasuk risiko keselamatan,
untuk memberdayakan pasien saat mencari informasi dari PPA.
• Menerapkan mekanisme komunikasi yang membantu dokter memahami perspektif dan kekhawatiran
pasien.
• Menyusun proses perawatan untuk mendukung pembagian informasi, perencanaan perawatan,
manajemen diri dan pengambilan keputusan bersama, dan menerapkan alat yang berpusat pada
pasien untuk pasien dan dokter untuk mendukung pengambilan keputusan bersama.
• Kembangkan strategi untuk melibatkan advokasi dan pendukung keselamatan pasien sebagai
pendidik.
Penutup
49
“Si Keris”

*DNA of Care
🌏 Culture Kepemimpinan
🌏 Quality
🌏 Risk PCC Pelaporan IKP-
🌏 Safety Patient Centred Care Pembelajaran
Indonesia ‘BPIS’

Keterlibatan Pasien
Kolaborasi
Interprofesional
Just Culture-Budaya Adil
Respek/Trust Keseimbangan Sistem & Manusia

Komunikasi

*(Hardy, P. 2017. Patient


voice and DNA of Care, (Nico Lumenta, 2020)
50
ISQua Conference, London)
Kepemimpinan

Pelaporan IKP-
Patient Centred Care Pembelajaran

Cultural
Kolaborasi
Competence Interprofesional Keterlibatan Pasien

Respek/Trust Just Culture-Budaya Adil

Komunikasi

(Nico Lumenta, 2020)


51
Budaya Keselamatan Dalam STARKES 2022

NB. STARKES = Standar Akreditasi Rumah Sakit Kemenkes, Kepmen No HK.01.07/MENKES/1128/2022 Ttg Standar Akreditasi Rumah Sakit, 13 April 2022
Peran Pimpinan Dalam Budaya Keselamatan Pasien
“Keselamatan bukan ditemukan pada
keadaan tanpa bahaya,
tetapi justru pada kehadiran Tuhan YME”

Safety is not found in


the absence of danger,
but in the presence of GOD
JADWAL ACARA KOL KARS
STRENGTHENING PERAN KOMITE MUTU MENGANTISIPASI PELAKSANAAN PENINGKATAN MUTU PADA
UU NO. 17 TAHUN 2023 TENTANG KESEHATAN. SELASA – RABU, TANGGAL 14 – 15 NOVEMBER 2023

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM,


MHKes, FISQua, CRA.

Anda mungkin juga menyukai