SKRIPSI
DISUSUN OLEH:
NIM : 11.0201.0015
FAKULTAS HUKUM
2016
TANGGUNGJAWAB ATAS PERBUATAN HUKUM YANG DILAKUKAN
OLEH YAYASAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG
NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN
SKRIPSI
OLEH :
NIM : 11.0201.0015
FAKULTAS HUKUM
2016
i
TANGGUNGJAWAB ATAS PERBUATAN HUKUM YANG DILAKUKAN
OLEH YAYASAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG
NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN
OLEH:
TYAS PUSPITA SARI
11.0201.0015
BAGIAN: HUKUM KEPERDATAAN
Magelang, 29 Januari 2016
Mengetahui,
Fakultas Hukum Disetujui Oleh,
Universitas Muhammadiyah Pembimbing I,
Magelang
Dekan,
ii
TANGGUNGJAWAB ATAS PERBUATAN HUKUM YANG DILAKUKAN
OLEH YAYASAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG
NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN
Tim Penguji :
Mengetahui ,
Fakultas Hukum
Dekan,
NIK. 966906114
iii
MOTTO
(Aristoteles)
3. Apabila Anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka Anda telah
Underhill)
juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah. (Kahlil
Gibran)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini saya persembahkan untuk orang-orang yang saya cintai :
1. Untuk cinta, kasih sayang, semangat dan doa yang tak pernah putus
Cabang Magelang.
v
KATA PENGANTAR
berjudul“TanggungjawabAtasPerbuatanHukum Yang
DilakukanOlehYayasanSetelahBerlakunyaUndang-UndangNomor 28 Tahun
2004 TentangYayasan”dapatdiselesaikandenganbaik.
Magelang.
Muhammadiyah Magelang.
skripsi ini.
vi
7. Bapak Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang
10. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu namanya.
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
ix
B. Tinjauan tentang Yayasan .................................................................... 28
B. Bahan Penelitian................................................................................... 46
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 77
B. Saran-saran ........................................................................................... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
berkaitan dengan kegiatan yayasan yang tidak sesuai dengan maksud dan
tujuan yang tercantum dalam anggaran dasar, sengketa antara pengurus dengan
pendiri atau pihak lain, maupun adanya dugaan bahwa yayasan digunakan
untuk menampung kekayaan yang berasal dari para pendiri atau pihak lain
yang diperoleh dengan cara melawan hukum. Masalah tersebut belum dapat
diselesaikan secara hukum karena belum ada hukum positif yang mengatur
1
BagianUmum, PenjelasanatasUndang-undangNomor 16 Tahun 2001 TentangYayasan.
12
yaitu kegiatan-kegiatan non-profit di bidang sosial dan kemanusiaan.2 Yayasan
sesuai dengan prinsip awalnya sebagai badan hukum non komersial (nirlaba)
pemerintahan kolonial Belanda, dimana pada masa itu yayasan dikenal dengan
nama stichting, danbadan seperti ini diberikan status sebagai sebuah badan
atribut kepada yayasan layaknya hal-hal yang melekat kepada manusia sebagai
memiliki kekayaan sendiri dan bertindak secara hukum atas nama sendiri
melalui pengurusnya5.
sagat dinamis dari masa ke masa, yaitu diawali oleh yurisprudensi Hoge Raad
pada tahun 1982. Pendapat Hoge Raad di negeri Belanda dikukuhkan degan
diterbitkannya Wet op Stichting Stb Nomor 327 Tahun 1956. Pada tahun 1976
2
H.P.Panggabean, PraktikPeradilanMenanganiKasusAsetYayasan (TermasukAsetKeagamaan)
danUpayaPenangananSengketaMelaluiAlternatifPenyelesaianSengketa, PermataAksara:
Jakarta, 2012, hal. 101
3
GatotSupramono, HukumYayasan di Indonesia, RinekaCipta, Jakarta, 2008, hal. 110
4
Chidir Ali, BadanHukum, Alumni, Bandung, 1999, hal. 29.
5
MunirFuady, Teori-TeoriBesardalamHukum, Kencana, Jakarta, 2013, hal. 164.
13
Undang-undang tersebut disatukan dalam buku kedua Burgelijk Wetboek yang
landasan filosofis yang termuat dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (1), dimana
keuntungan (nirlaba atau non profit). Tujuan dari didirikannya yayasan adalah
365, Pasal 889, Pasal 900 dan Pasal 1680 KUHPerdata meskipun tidak
namun yurisprudensi tersebut tidak mengatur tentang bagaimana tata cara yang
16 Tahun 2001 tersebut dalam Pasal 11 ayat (1) dinyatakan bahwa yayasan
6
ArieKusumastutidan Maria Suhardiadi, HukumYayasan di Indonesia, Abadi, Jakarta, 2008, Hal.,
18-19.
7
GatotSupramono, HukumYayasan di Indonesia, RinekaCipta, Jakarta, 2008, Hal., 1
14
memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian yayasan memperoleh
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, yang wilayah
undang Nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan, yang mengatur yayasan lebih
Pengesahan yayasan saat ini dilakukan secara online, melalui daftar login
notaris, yang dapat dilakukan lebih kurang 1 (satu) bulan sejak tanggal akta
8
Undang-undangNomor 16 Tahun 2001, TentangYayasan
9
UndangNomor 28 Tahun 2004 tentangPerubahanatasUndang-UndangNomor 16 tahun 2001
tentangYayasan
15
tersebut dianggap hanya merupakan perkumpulan biasa sebagaimana yang
yang belum memperoleh status badan hukum menjadi tanggung jawab para
ditanggung oleh semua pengurusnya. Hal ini, apabila sebuah yayasan atau
badan usaha yang dikelola di bawah nama yayasan terlilit hutang, semua
juga apabila yayasan tidak mampu menutup hutang yang jatuh tempo maka
yayasan. Namun berbeda apabila sebuah yayasan sudah terdaftar sebagai badan
16
Banyaknya jumlah yayasan di Indonesia, akibat sangat mudahnya tata cara
yayasan didirikan.10
hukum yang melakukan kegiatan bisnis untuk mencari keuntungan semata dan
karena hal tersebut erat hubungannya dengan hak dan kewajiban organ yayasan
10
ChatamarrasjidAis, BadanHukumYayasan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2008, Hal., 49
17
Yayasan sebagai suatu badan hukum merupakan subyek hukum yang
sebagai suatu subyek hukum akan dapat melindungi pihak lain yang baik
dengan yayasan.
Bagi masyarakat yang awam tentang hukum tidak akan memperhatikan hal
ini sehingga dalam praktek sering terjadi kerugian di pihak lain karena yayasan
Hal ini akan menjadi semakin sulit, manakala perbuatan hukum yang dilakukan
pihak lain kepada yayasan yang belum berbadan hukum menjadi batal demi
18
B. Rumusan Permasalahan
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka
2004?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
19
Hasil dari penelitian ini, diharapkan pengurus yayasan akan lebih
penelitian lanjutan.
E. Sistematika Penulisan
masing-masing bab dibagi dalam sub-sub bab dan dibagi lagi dalam anak sub
pembaca dalam memahami hubungan antara bab yang satu dan bab lainnya.
Bab I Pendahuluan
Bab I ini berisi tentang: latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
Bab ini berisi mengenai tinjauan umum tentang badan hukum, pengaturan
jawab yayasan.
20
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
hasil penelitian tentang akibat hukum perbuatan yang dilakukan yayasan bila
Bab V Penutup
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
manusia yang lain, yang sering kali tanpa disadari bersinggungan dengan
sebagai subyek hukum akan mendapat beban tanggung jawab dari segala
penting untuk menilai cakap atau tidak nya setiap individu melakukan
tindakan hukum.
dewasa ini karena adanya suatu kesamaan paham, tujuan, visi dan misi
22
Untuk melembagakan persekutuan/perkumpulan tersebut sangatlah
individu untuk membentuk suatu badan hukum yang pada nantinya akan
menjadi subyek hukum dalam lalu lintas hukum. Sehingga tidak hanya
sendiri. Adapun Badan hukum (recht person) adalah suatu subyek hukum
selain individu manusia dalam bentuk hukum yang lain, yaitu suatu badan
perkumpulan ialah :
23
a. perkumpulan yang diadakan oleh kekuasaan umum.
adanya badan hukum publik dan badan hukum privat secara implisit. Hal
undang sebagai badan hukum, akan tetapi ada yang hanya berdasarkan
hukum. Hal tersebut berdasarkan dari kondisi obyektif atau realitas bahwa
badan hukum.
24
a. adanya harta kekayaan yang terpisah;
termuat dalam :
Usaha dengan modal Dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
11
R. Ali Rido, BadanhukumdanKedudukanBadanHukum Perseroan, Perkumpulan, Koperasi,
Yayasan, Wakaf, Alumni, Bandung, 2008, Hal. 8
25
perseorangan atau Badan Hukum koperasi, dengan pemisahan
sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Namun
1992.
badan hukum yang lebih spesifik lagi dikemukakan oleh pakar hukum
26
: manusia adalah badan pribadi yaitu manusia tunggal. Selain dari manusia
tunggal dapat juga oleh hukum diberikan kedudukan sebagai badan pribadi
kepada wujud lain yang disebut badan hukum, yaitu kumpulan dari orang–
dan Agus Brotosusilo, Pribadi Hukum ialah suatu badan yang memiliki
a. Teori Fiktif dari Von Savigny berpendapat bahwa badan hukum itu
alam hanya manusia sajalah sebagai subyek hukum, badan hukum itu
12
Chidir Ali, BadanHukum, Alumni, Bandung, 2007, hal 14-20
27
manusia. Menurut teori fiktif ini untuk menciptakan badan hukum itu
b. Teori Organ.
Teori ini muncul sebagai reaksi dari teori fiksi Von Sagigny tersebut
dalam pergaulan hukum. Badan Hukum itu adalah suatu badan yang
hukum itu sendiri. Sehingga badan hukum itu justru nyata dalam
Teori ini diajukan oleh Holder dan Binder. Menurutnya teori ini,
badan hukum ialah suatu harta yang berdiri sendiri, yang dimiliki oleh
Teori ini diajarkan oleh Molegraf, Marcel Planiol dan Rudolf Von
28
bersama–sama, harta kekayaan badan itu adalah harta kekayaan
Teori ini diajukan oleh A Brinz dan Van der Heidjen. Menurut teori
ini hanya manusia yang dapat menjadi subyek hukum karena itu badan
hukum.
badan hukum tidak dapat diraba, bukan khayal, tetapi suatu kenyataan
a. Korporasi (corporate).
b. Yayasan.
13
Von Savigny dikutip dari Marhainis Abdul Hay, Hukum Perdata Material Jilid 1, Pradnya
Paramita, Jakarta, Hal 34-35
29
Menurut Utrecht yang dimaksud dengan korporasi ialah suatu
sebagai suatu subyek hukum sendiri. Korporasi adalah badan hukum yang
dimaksud dengan yayasan ialah tiap kekayaan badan dan yang diberi
dan yayasan ialah yayasan itu menjadi badan hukum tanpa anggota, tetapi
penyelenggaraan tujuannya.14
yaitu : Badan hukum publik dan Badan hukum privat. Badan hukum
14
Soekidjo Notoatmojo, Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal. 78.
30
menyangkut kepentingan pribadi orang di dalam hukum itu. Badan
hukum ini merupakan badan swasta yang didirikan oleh pribadi orang,
Terbatas, Koperasi.
dari 2 (dua) bentuk, yaitu individu manusia (naturlijke person) dan badan
hukum tidak mempunyaidaya pikir dan kehendak karena itu badan hukum
31
menunjukan persamaan yang sama dengan manusia. Tiap hukum
kekayaan, sebagai contoh adalah pada pembatasan hak pakai, hak guna
sama sekali tidak dapat bergerak. Diluar hukum kekayaan badan hukum
“Dalam segala hal hakim harus mengangkat seorang wali, perwalian itu
boleh diperintahkan kepada suatu perhimpunan berbadan hukum yang
bertempat kedudukan di Indonesia, kepada suatu Yayasan atau lembaga
amal yang bertempat kedudukan disini pula, yang menurut anggaran
dasarnya, akta-akta belum dewasa pada waktu yang lama.”
peraturan umum dalam mana kekuasaan itu telah diubah, dibatasi atau
kemampuan lain dari manusia sebagai subyek hukum yaitu badan hukum
32
dalam melaksanakan perbuatan hukum. Dengan demikian undang-undang
yayasan sesuai dengan anggaran dasar dari badan hukum tersebut. Hal
tersebut juga diatur dalam Pasal 1655, Pasal 1656 dan Pasal 1657 KUH
ketiga. Orang-orang atau pengurus yang bertindak untuk dan atas nama
badan hukum dalam hal ini disebut diatur berdasarkan anggaran dasar dan
undang-undang atau peraturan lain yang mengatur tentang itu, hal ini
15
Andi Hamzah, Kamus Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005, hal. 56.
33
Selanjutnya menurut Titik Triwulan pertanggungjawaban harus
bagi seorang untuk menuntut orang laim sekaligus berupa hal yang
pertanggungjawaban.16
dua macam, yaitu kesalahan dan resiko. Dengan demikian dikenal dengan
without fault) yang dikenal dengan tanggung jawab risiko atau tanggung
usahanya.
yaitu :
16
Titik Triwulan dan Shinta Febrian, Perlindungan Hukum bagi Pasien, Prestasi Pustaka, Jakarta,
2010, hal. 48
34
melakukan perbuatan sedemikian rupa sehingga merugikan penggugat
mengakibatkan kerugian.
dasar dan hakikat tujuannya, badan hukum itu terikat dan dapat
hukum dan juga perbuatan melanggar hukum yang dilakukan organ bukan
17
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2010),
Hal 503
35
dilakukan untuk melaksanakan atau mempertahankan hak-hak dari badan
hukum.
KUH Perdata. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Paul Scholten sebagai
perbuatan hukum dari badan hukum itu sendiri dan bahwa pengetahuan
dan kehendak pengurus adalah kehendak dari badan hukum itu sendiri.
jawab sendiri.
36
a. Apabila perbuatan melanggar hukum itu merupakan suatu
hukum.
atas hak suatu subyek hukum lain dari pelanggaran itu justru terjadi
hukum.
kategori, yaitu ;
37
d. Tindakan organ yang merupakan perbuatan melanggar hukum dalam
pihak ketiga.
jawaban pribadi.18
18
Ibid, hal.30-32
38
tersebut dapat dipahami kemampuan dan perbuatan hukum badan hukum
1. Pengertian Yayasan
berarti lembaga, berasal dari kata stichten, yang artinya membangun atau
39
kekayaan itu diurus dan dipergunakan.19 Menurut Scholten yayasan
sah. Pertama-tama yang harus ada maksud atau tujuan dalam pendirian
yayasan. Perbuatan hukum itu harus memenuhi tiga syarat material, yaitu
19
Ali Rido, ibid, hal. 107
20
Chidir Ali, ibid, hal. 86
21
Chidir Ali, ibid, hal. 86
40
adanya pemisahan harta kekayaan, tujuan dan organisasi dan satu syarat
Yayasan adalah badan hukum yang lahir karena suatu perbuatan hukum,
yang tertera dalam statuta yayasan dengan dana yang disediakan untuk
itu.
berikut :
41
Pengertian tersebut memberi batasan yang jelas sehingga
oleh orang perorangan atau swasta.Hal ini perlu dicermati, karena sejak
privat dan akan menjadi entitas hukum privat dengan segala konsekuansi
kekayaan tersebut akan lepas sama sekali dari pihak yang memberi atau
menghibahkan.
Tentang Yayasan, segala hal dan pengertian yayasan menjadi lebih jelas.
Tahun 2001 adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang
42
dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang
adanya hak dan kewajiban, yayasan juga dapat menjadi debitur maupun
melakukan usaha, dapat mempunyai sisa hasil usaha tetapi tidak boleh
akuntan publik untuk yayasan yang mempunyai aset Rp. 20 miliar lebih
43
Pada Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
secara langsung tetapi harus melalui badan usaha yang didirikannya atau
24
PenjelasanatasUndang-undangNomor 28 Tahun 2004 TentangPerubahanatasUndang-
undangNomor 16 TentangYayasan.
44
3. Tanggung Jawab Yayasan
sebagai berikut :
1) Organ Yayasan.
2) Organ Pembina.
45
mempunyai kewenangan yang tidakdiserahkan kepada pengurus
meliputi:
anggota pengawas
dasar yayasan
yayasan
pembubaran yayasan.
3) Organ Pengurus.
46
kepentingan dan tujuan yayasan serta berhak mewakili yayasan
4) Organ Pengawas.
karena kesalahannya.
47
b. Yayasan didirikan satu orang atau lebih dan menyerahkan sebagian
dan berpotensi konflik antara yayasan dan ahli waris di kemudian hari.
48
d. Yayasan dapat berdiri berdasarkan surat wasiat seseorang
pendirian yayasan jika ada wasiat tertulis yang sah secara hukum.
terjadi dengan baik dan benar, sesuai dengan Anggaran Rumah Tangga
Oleh karena itu, terkait dengan jalannya yayasan, maka dapat kita
49
yang ada di sekitarnya. Kebijakan yayasan tidak diperkenankan untuk
Untuk yang ini tentu saja tidak perlu dijelaskan lebih lanjut.
situasi dan kondisi yang sifatnya darurat dan lain sebagainya. Namun
50
organisasi yayasan yang dikelola. Hal ini berkaitan dengan masalah
pengurus tersebut.
terkait dengan keadaan dan jalannya yayasan. Oleh karena itu sebagai
dipegangnya.
jangka waktu 3 tahun sejak tanggal 6 Oktober 2005 s/d 5 Oktober 2008.
pendapat yaitu
51
a. Jika anggaran dasar lama, organ-organ yayasan terdiri dari Pengurus
dan Pengawas, tidak ada Pembina, maka rapat gabungan Pengurus dan
b. Jika anggaran dasar yayasan hanya terdiri dari organ Pengurus, maka
tentang Yayasan
52
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2004. Jika yayasan tidak
28 Tahun 2004 dalam jangka waktu yang ditentukan, maka hal ini
dasarnya.
yaitu :
Jika seseorang yang ingin harta kekayaan yang dimiliki pada saat
dasar adanya surat wasiatdan tidak diproses oleh ahli waris maka
53
pengadilan negeri dapat memerintahkanpara ahli waris untuk
c. Tahap Pengesahan.
oleh Notaris
54
4) Bukti penyetoran atau keterangan bank atas nama yayasan atau
yayasan
tersebut
d. Tahap Pengumuman.
55
BAB III
METODE PENELITIAN
methodos yang berarti jalan sampai, meta dan hodos berarti jalan. Metodologi
penelitian ialah cara-cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik
baik dari segi teoritis maupun praktis. Penelitian merupakan suatu bagian
pokok dari ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk lebih mendalami segi
kehidupan.26
lain. Besar kemungkinan bahwa para ilmuwan dari ilmu-ilmu tertentu dari
25
Kartinikartono, PengantarMetodoogiRisetSosial, MandarMaju, Bandung,1996, hal. 20
26
SoerjonoSoekanto, PengantarPenelitianHukum,UI, Pres, Jakarta, 1986, hal. 3
27
SoerjonoSoekanto, PenelitianHukumNormatifSuatuTinjauanSingkat, PT. Raja GrafindoPersada,
Jakarta, 2001, hal. 1
56
Proses dalam melaksanakan penelitian merupakan hal yang penting untuk
menjadi suatu gagasan teori baru yang merupakan proses yang tidak ada
A. Metode Pendekatan
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang
Magelang.
B. Bahan Penelitian
28
SoerjonoSoekanto, PengantarPenelitianHukum, Universitas Indonesia, Jakarta, 2005, hal. 264
29
Soerjonodan H. Abdurrahman, MetodePenelitian; SuatuPemikirandanPenerapan, RinekaCipta,
Jakarta, 2005, hal. 56
57
sekunder.30Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil
di teliti dalam penelitian ini meliputi bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder.
Undang-undang Yayasan
Hukum Yayasan
30
Zainudin Ali, MetodePenelitianHukum, SinarGrafika, Jakarta, 2011, hal. 47
31
AmirudindanZaenalAsikin, PengantarMetodePenelitianHukum, Edisipertama, CatatanKedua,PT
Raja GrafindoPersada,Jakarta, 2006, hal. 30-32
58
2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan
C. Spesifikasi Penelitian
karateristik serta faktor-faktor tertentu, di mulai dari faktor dan teori yang
a. Populasi
mengambil sampel.
b. Sampel
59
sama untuk menjadi sampel. Pemilihan sampel didasarkan pada ciri-ciri
E. Alat Penelitian
a. Studi Kepustakaan
b. Wawancara / Interview
32
BambangSunggono, MetodePenelitianHukum, PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta, 1998, hal. .
127
60
pertanyaan peneliti berdasarkan pendapat dan pengetahuannya secara
oleh responden secara tertulis atau lisan juga perilaku yang nyata yang
Semua data baik data yang diperoleh dari lapangan maupun yang
33
Ibid, Hlm. 225
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
tersebut bukan merupakan yayasan berbadan hukum dan tidak boleh atau
Hukum dan Hak Asasi Manusia berhak dan wajib menggunakan kata
“yayasan” karena telah sah menjadi badan hukum sebagai subyek hukum
badan hukum, dianggap tidak tunduk kepada hukum yang ada di Indonesia
oleh yayasan yang tidak memenuhi ketentuan Pasal 71 ayat (2) Undang-
62
hukum tetap pengadilan yang menghukum yayasan dimaksud akibat
dikatakan badan hukum dengan akta notaris dan pengesahan oleh pengadilan
sudah ada akta pendirian yayasan yang disahkan oleh pengadilan, maka
tanggung jawab bukan pada yayasan lagi melainkan tanggung renteng yaitu
tersebut.
3. Prosedur pengesahan yayasan sebagai badan hukum sudah cukup jelas baik
Hukum Umum
63
b. Salinan akta pendirian yayasan yang dibubuhi materai 2 eksemplar
c. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama yayasan yang
B. Saran
1. Bagi Yayasan
terdaftar sebagai badan hukum hendaknya paham dan patuh hukum untuk
64
yayasan menjadi badan hukum agar tidak terjerat pertanggungjawaban
2. Bagi Pemerintah
tentang yayasan, baik dalam bentuk panel, simposium, seminar, dan lain-
lain agar ada pemahaman yang baik dan benar perihal hukum yayasan dan
Yayasan.
65
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU-BUKU
Ais, C., 2008, Badan Hukum Yayasan, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Ali, C., 1999, Badan Hukum, Bandung: Alumni.
Borahima, A., 2010, Kedudukan Yayasan di Indonesia, Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup.
Fuady, M., 2013, Teori-Teori Besar dalam Hukum, Jakarta: Kencana.
Hamzah, A., 2005, Kamus Hukum, Jakarta : Ghalia Indonesia.
Hay, M.A., 1982, Hukum Perdata Material Jilid 1, Pradnya Paramita,
Jakarta.
Kusumastuti, A., dan Suhardiadi, M., 2008, Hukum Yayasan di Indonesia,
Jakarta: Abadi.
Muhammad, A., 2010, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung : Citra
Aditya Bakti.
Notoatmojo, S., 2010, Etika dan Hukum Kesehatan, Jakarta : Rineka
Cipta.
Panggabean, H.P., 2012, Praktik Peradilan Menangani Kasus Aset
Yayasan (Termasuk Aset Keagamaan) dan Upaya Penanganan Sengketa
Melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa, Jakarta: Permata Aksara.
Rido, R.A., 2008, Badan hukum dan Kedudukan Badan Hukum
Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, Bandung : Alumni.
Sajid, C., 2010, Tujuan Sosial Yayasan Dan Kegiatan Usaha Bertujuan
Laba, Bandung : Citra Ditya Bakti.
Simamora, Y.S., 2012, “Karakteristik, Pengelolaan dan Pemeriksaan
Badan Hukum Yayasan di Indonesia”, Jurnal Rechts Vinding, Vol.1, No.
2.
Supramono, G., 2008, Hukum Yayasan di Indonesia, Jakarta: Rineka
Cipta.
Triwulan, T dan Febrian, S., 2010, Perlindungan Hukum bagi Pasien,
Jakarta : Prestasi Pustaka.
66
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
67
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Magelang :
NPM : 11.0201.0015
Adalah benar – benar hasil karya sendiri / tidak menjiplak dan apabila terbukti
saya menjiplak dari hasil karya orang lain, maka skripsi saya tersebut beserta
hasilnya dan sekaligus gelar kesarjanaan yang saya peroleh dinyatakan dibatalkan.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Hukum UMM Yang membuat pernyataan
68
69