Anda di halaman 1dari 223

TEKNOLOGI INFORMASI

DAN KOMPUTASI
BUKU PEGANGAN KULIAH DAN PRAKTIKUM

Created By

Prof. Dr. Eng. Ir. Taufik Djatna, M.Si


dan Tim Asisten Praktikum 2022

AGRO-INDUSTRIAL TECHNOLOGY PRESS


Teknologi Informasi dan Komputasi: Aplikasi
Kuantitatif Spreadsheet, PowerBI, HTML, dan CSS

Buku Pegangan Kuliah dan Praktikum

Prof. Dr. Eng. Ir. Taufik Djatna, MSi


&
Tim Asistensi 2021

Agroindustrial Technology Press


2022

II
TATA ATURAN PRAKTIKUM
PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTASI (TIN214)

1. Aturan Laboratorium Teknologi Industri Pertanian Offline


Setiap praktikan harus datang tepat waktu. Toleransi keterlambatan hanya 10 menit.
Persentase kehadiran harus 100%.
a) Apabila tidak dapat menghadiri kelas praktikum di hari yang telah ditentukan,
diharapkan lapor ke asisten praktikum masing-masing dengan alasan yang jelas.
b) Berlaku sopan, santun, dan menjunjung etika akademik dalam laboratorium.
c) Menjunjung tinggi dan menghargai staf laboratorium dan sesama pengguna
laboratorium.
d) Pakaian dan sepatu mengikuti SOP kuliah.
e) Sepatu di letakan di rak sepatu.
f) Dilarang menggeser dan menggunakan peralatan laboratorium yang tidak sesuai
dengan acara praktikum mata kuliah yang diambil.
g) Menjaga kebersihan dan kerapihan seluruh fasilitas laboratorium, baik sebelum, saat,
dan sesudah praktikum berlangsung.
h) Makan dan minum hanya dibolehkan diluar laboratorium.
i) Penggunaan handphone maupun internet hanya dibolehkan untuk tujuan tertentu yang
terkait dengan praktikum dan diizinkan oleh asisten praktikum.
j) Membaca, memahami, dan mengikuti prosedur operasional untuk setiap peralatan dan
kegiatan selama praktikum dan di ruang laboratorium.
2. Aturan Laboratorium Teknologi Industri Pertanian Online
a) Setiap praktikan harus datang tepat waktu. Toleransi keterlambatan hanya 10 menit.
Persentase kehadiran harus 100%.
b) Apabila tidak dapat menghadiri kelas praktikum di hari yang telah ditentukan,
diharapkan lapor ke asisten praktikum masing-masing dengan alasan yang jelas.
c) Berlaku sopan, santun, dan menjunjung etika akademik dalam ruang zoom
d) Menjunjung tinggi dan menghargai staf laboratorium dan sesama pengguna
laboratorium.
e) Dilarang makan saat kelas praktikum
f) Penggunaan handphone maupun internet hanya dibolehkan untuk tujuan tertentu yang
terkait dengan praktikum dan diizinkan oleh asisten praktikum.
g) Membaca, memahami, dan mengikuti prosedur operasional untuk setiap peralatan dan
kegiatan selama praktikum
h) Praktikan wajib oncam saat presensi diawal dan diakhir kelas praktikum
i) Berbicara atau open mic saat diberikan izin oleh asisten praktikum
3. Tutorial
Tutorial pada praktikum Teknologi Informasi dan Komputasi dimaksudkan untuk memperjelas
materi yang telah disampaikan oleh staff pengajar atau asisten praktikum di ruang kelas melalui
tatap muka. Materi kuliah biasanya dipraktikumkan pada minggu berikutnya atau disesuaikan
dengan waktu dan materi praktikum dalam kelompok praktikum masing–masing. Diskusi dan

III
pengerjaan kasus di laboratorium diarahkan oleh asisten golongannya. Demikian diharapkan
masing–masing praktikan dapat meminta bantuan asisten praktikum yang telah ditunjuk untuk
mempermudah penyelesaian tugas ataupun pekerjaan rumah
4. Kelas Laboratorium
Aktivitas kelas laboratorium menyediakan kesempatan untuk praktik keahlian pemrograman
bagi penyelesaian masalah kecil dan sederhana. Pekerjaan di laboratorium komputer dilakukan
secara penuh, dimana kehadiran praktikan harus 100%. Apabila tidak dapat menghadiri
praktikum, maka praktikan wajib mengganti pada jadwal kelompok praktikum lain pada
minggu atau materi yang sama dengan meminta surat pemberitahuan dari asisten golongan
praktikum yang dihadiri dan diserahkan pada asisten sesuai dengan jadwal golongan
praktikumnya.
5. Penugasan
Tugas terstruktur diberikan untuk mempraktikkan keahlian pemrograman bagi penyelesaian
masalah yang lebih kompleks. Tujuannya untuk mempraktikkan semua tahapan proses
pemrograman. Mulai dari pemahaman spesifikasi, merancang metode penyelesaian masalah,
merevisi jawaban, mengimplementasikan hasil penyelesaian dengan menggunakan bahasa
pemrograman, dan menguji hasil akhir. Pemrograman akan memenuhi permintaan spesifikasi
masalah. Tugas terstruktur sangat penting bagi keseluruhan nilai mata kuliah ini. Pastikan tugas
yang diberikan telah disesuaikan dengan baik. Tugas dikumpulkan paling lambat sebelum
praktikum materi selanjutnya dilaksanakan atau sesuai dengan waktu yang ditentukan setiap
asisten kelompok masing-masing.
6. Keaslian Pelaporan Tugas
Semua pekerjaan yang dikumpulkan harus asli kerja sendiri. Pekerjaan hasil sontekan orang
lain atau kerja sama ilegal lainnya akan menghilangkan nilai tugas praktikan yang melakukan,
baik yang memberi maupun yang meminta sontekan.
7. Ujian dan kuis
Kuis akan dilaksanakan sebelum praktikum dimulai (pre-test) dan sebelum praktikum diakhiri
(posttest). Ujian akan dilaksanakan sebagai rangkaian akhir dari kegiatan praktikum.
Sistematika ujian akhir tergantung dari kebijakan asprak dan dosen pengajar.
8. Nilai dan KKM
Nilai KKM untuk setiap tugas maupun kuis yang diberikan adalah 75, sehingga jika nilai
praktikan kurang dari 75, diberikan kesempatan untuk mengikuti remedial satu kali. Remedial
akan ditentukan oleh kelompok asisten praktikum. Apabila setelah remedial nilai tetap kurang
dari 75, maka nilai terbesar yang diambil.
9. Penggunaan Komputer dan Media Penyimpanan Eksternal
Dalam melakukan praktikum, praktikan dianjurkan membawa laptop masing-masing yang
telah terinstall aplikasi pemrograman yang dibutuhkan. Sedangkan untuk media penyimpanan
file berupa flashdisk, harddisk eksternal, atau media penyimpanan eksternal lainnya wajib
menghubungi asisten atau laboran yang berada dalam laboratorium.

IV
FORMAT LAPORAN
A. Format Penulisan nama file: NIM_Nama Lengkap_LAPORAN BAB….docx
B. Ukuran kertas A4.
C. Margin 3,3,4,3.
D. Before 0 pt, After 0 pt.
E. Line spacing 1.15
F. Font Times New Roman
G. Font size:
a. Judul bab: 14 pt (kapital, bold)
b. Judul sub bab: 12 pt (kapital, bold)
c. Isi bab: 12 pt

V
H. Format cover

VI
I. Isi Laporan
JUDUL
(Huruf Kapital)

TUJUAN
(Bentuk paragraf)

PEMBAHASAN
1. Pembahasan berbentuk paragraf yang berisi konten yang diberikan oleh asisten setiap
praktikum.
2. Setiap paragraf berisi minimal tiga kalimat.
3. Penulisan sesuai aturan PPKI IPB.

SIMPULAN
(Jawaban dari tujuan)

SARAN
(Saran mengenai jalannya praktikum atau materi yang dipelajari)

DAFTAR PUSTAKA
1. Mengikuti aturan IPB terbaru.
2. Tidak boleh dikarang dan harus benar-benar ada.

Paraf Nilai

INDIKATOR PENILAIAN LAPORAN


1. Kesesuaian dan kedalaman isi pembahasan terhadap konten yang diberikan (maksimal 70)
2. Kerapian (maksimal 5 poin)
3. Kesesuaian format laporan (maksimal 5 poin)
4. Daftar Pustaka (maksimal 5 poin)

VII
KATA PENGANTAR

Buku pegangan ini merupakan materi kuliah dan praktikum bagi Mata Kuliah Teknologi
Informasi dan Komputasi dengan kode mata kuliah TIN214. Buku ini mulai dipakai tahun
ajaran 2019/2020. Keseluruhan aktifitas dalam buku ini menggunakan aplikasi spreadsheet
dan bahasa pemrograman Visual Basic for Application (VBA). Bahan berfokus pada esensi
dan keefektifan proses pembelajaran dalam bidang teknologi informasi dan komputasi. Buku
ini dirancang untuk melayani minat dan kemampuan dasar teknologi informasi dan komputasi
dengan bahasan yang dimulai dari pemahaman basis data dan computational thinking (CT)
baik untukbahasan keteknikan, maupun teknologi. Secara khusus, buku ini diarahkan pada
kemampuan teknis aplikasi data interaktif dan komputasi numerik menggunakan spreadsheet.
Kompetensi ini diharapkan menjadi jembatan ke pemrograman yang nantinya diperlukan
dalam berbagai bidang disiplin mata kuliah keteknikan di semester yang lebih tinggi.
Mata kuliah ini menghendaki prasyarat kelulusan kompetensi dalam bidang pengantar
matematika dan logika serta kemampuan matematika aljabar yang pernah didapat sebelumnya
di sekolah menengah atas. Secara spesifik, pemahaman aljabar diskret maupun matriks level
perguruan tinggi harus dipahami mencapai tujuan pembelajaran dalam mata kuliah ini, terlepas
dari latar belakang masing masing mahasiswa.
Beberapa hal yang menjadi kunci penting dalam buku pegangan ini adalah: Memahami
basis konsep dan hierarki data, penyusunan formulasi spreadsheet dan diarahkan ke
pemrograman berorientasi objek sedini mungkin dengan mengajarkan konsep dan teknik
berorientasi objek secara bertahap.
Pada edisi tahun 2022 ini, kami memulai dengan pengenalan sistem pengkodean dalam
komputer beserta ide komputasinya, dilanjutkan dengan basis data dan pemrosesan file, cara
berpikir komputasional pada Bab 3 dan sistem operasi dan program utilitas. Pada Bab ke-5 dan
ke-6 mahasiswa mulai mengarah pada aplikasi spreadsheet Excel dengan konsep kuantitatif
dan formulasi dasar dan sederhana serta operasi matriks dan secara lebih luas. Pada Bab 7
membahas bagaimana penyusunan operasi dasar statistika serta formulasi lebih kompleks
menggunakan dataset. Selanjutnya pada Bab 8 diperkenalkan konsep dan struktur operasi Pivot
Table, sebagai dasar dalam spreadsheet menggunakan dataset yang telah disediakan. Bab ini
juga membahas aplikasi array dalam operasi pivot berdasarkan kebutuhan. Keterampilan
penyusunan pivot kompleks diperkenalkan secara bertahap pada Bab 8, dengan penekanan
pada kasus dunia nyata yang akan diaplikasikan pada kasus numerik dan non numerik. Bab 9
merupakan penciri pada bahasan komputasi dataset menggunakan Power Query dan Bab 10
membahas Power Pivot. Operasi Visualisasi data dengan Microsoft Excel pada Bab 11
menjadi tonggak kompetensi dalam era big data. Kemampuan Query, Pivot dan visualisasi
merupakan salah satu tulang punggung bagi dasar business analytics yang umum digunakan
dalam banyak operasi data era Industry 4.0. Begitu dua bahasan ini diselesaikan, diharapkan
mahasiswa mampu menggunakan fasilitas Query dan ETL yang mempersingkat tugas
komputasi menjadi lebih ringkas.
Pada Bab 12 memberikan peluang pengoperasian macro dan konsep dasar pemrograman
Visual Basic for Application (VBA) dalam lingkungan spreadsheet. Bab 13 memperkenalkan
operasi Business Intelligence (BI) menggunakan PowerBI untuk analisis data. Pada Bab 14

VIII
kemampuan visualisasi data dieksplorasi lebih dalam menggunakan PowerBI yang telah
dibahas sebelumnya. Akhirnya, pada Bab 15 kami menyediakan persiapan kompetensi operasi
dalam HTML5 dan CSS3. Kedua bahasan HTML5 dan CSS3 diharapkan membukan peluang
peserta didik meneruskan bahasan ke lingkungan web yang lebih dinamis dan terutama
lingkungan mobile bagi proses komputasi yang lebih kompleks.
Buku ini berusaha menyediakan tuntunan kerja dan contoh interaktif untuk membantu
keberhasilan belajar mahasiswa. Pada buku pegangan ini juga telah disiapkan bagaimana
masing-masing peserta mempunyai ide untuk memulai proses pemrograman tidak hanya
sebagai buku resep cara pemrograman dalam aplikasi spreadsheet dan Bahasa VBA saja.
Dengan cara ini diharapkan siswa paham dengan pertanyaan mereka sendiri tentang
“Bagaimana memulai pemrograman? Sekarang apa lagi yang dilakukan?”. Tentu saja melalui
tuntunan tahap per tahap akan jelas berguna untuk membangun kepercayaan diri dan
menyediakan outline untuk tugas tugas yang diberikan melalui penugasan pemrograman
bersama.
Strategi penyelesaian permasalahan dibuat secara eksplisit dalam mindmap posisi
pembahasan per pertemuan kelas dan kegiatan lab. Ilustrasi bertahap secara praktis membantu
dan memberikan gambaran posisi konsep pemrograman bagi pemecahan permasalahan
komputasi. Poin strategis meliputi: Disain algorithm dengan pseudocode, penjejakan objek,
pembuatan flowchart dalam laporan dan penugasan, contoh program hingga prakiraan waktu
penyelesaian, penemuan algoritma melalui manipulasi objek fisik, mencari pola objek, cara
berpikir rekursif dan prakiraan waktu jalannya proses pemrograman Jargon “Practice makes
perfect” jelas sangat relevan keberlakuannya di bidang keterampilan apapun termasuk
pemrograman komputer. Siswa perlu dilatih dengan program yang tidak gampang namun
mereka tentu saja pertama harus menanamkan kepercayaan diri agar berhasil dalam bidang
pemrograman sebagaimana isi buku ini. Dengan cara memparalelkan setiap tujuan
pembelajaran (Learning Objectives) dengan penugasan berarti masing masing siswa harus
meyakinkan diri bagi tercapainya keterampilan yang didapat pada setiap sesi.
Pendekatan visual memotivasi pembaca dan memudahkan navigasi pemahaman
permasalahan pemrograman pada setiap sesi. Pada buku ini setiap sesi dimulai dengan
mindmap yang mengarahkan tahap tahap yang sedang dan akan dilalui. Cara ini memudahkan
siswa untuk menelusuri bagian dan sesi yang telah, tengah dan akan dibahas dalam proses
pemebalajaran selama satu semester. Fokus terhadap inti ide pemrograman sambal menjaga
tetap akurat secara teknis. Pada buku ini juga ditekankan bagaimana siswa secara interaktif
bisa menguasai fasilitas pemrograman dalam lingkungan Editor VBA . Satu set Editor VBA
shortcut disediakan pada akhir buku ini untuk menjamin peningkatan produktivitas. Hal ini
sekaligus mengarahkan fokus siswa tetap pada ide-ide pemrograman VBA .
Banyak pihak dan individu yang terlibat sejak inisiasi migrasi Bahasa pemrograman dari
pemrograman Pascal/Delphi ke Java hingga Spreadsheet dan Bahasa VBA sejak tahun
2009/2010 hingga tahun 2019/2020 ini. Saya sangat berhutang budi dan pikiran dari tim asisten
yang dipimpin oleh Novina EKS koordinator Asisten TIN44 untuk inisiasi ini, lalu tim asisten
yang dipimpin M. Panji, TIN45 dan selanjutnya berurutan di bawah pimpinan Fajar Munich
TIN46, M. Zaki Hadi TIN47, M. Ihsan TIN48, Bagas Ari TIN49 dan tim yang dipimpin oleh
M. Riza pada angkatan TIN50. Perubahan besar pada buku ini dihasilkan oleh tim asisten yang
ipimpin oleh Rahmadini Payla angkatan TIN51. Pada tahun 2017 dilakukan penyesuaian

IX
dengan tim asisten yang dipimpin Sri Maryani TIN52 dilanjutkan tim sisten yang dipimpin
Faiz Mutaqin TIN53. Pada tahun 2019 terjadi perubahan Program Studi dari Teknologi ke
Keteknikan (Engineering) berkontribusi pada mata kuliah baru Teknologi Informasi dan
Komputasi (TIK) di bawah pimpinan Nugi TIN54 yang dibantu sepenuhnya oleh Arum TIN52
dan Payla TIN51. Setelah masa Pandemi Covid-19 hingga tahun 2021, tim asisten TIN56
masuk dan melanjutkan revisi untuk penyempuranan buku ini, yang dipimpin oleh M. Rifqi
Kelvin Akbar.
Setelah masuk tahun ke-dua Pandemi Covid-19, IPB University memutuskan
perkuliahan dinormalkan. Inilah saat buku pegangan ini diperbaharui sesuai dengan perubahan
yang diminta oleh peserta tahun 2021. Tim asisten yang dipimpin oleh Muhammad Khalil
Fauzan melanjutkan revisi edisi tahun 2022 dengan dukungan teman-teman asisten TIN57.
Bagian berpikir komputasional, Visual Basic for Application serta penguatan ke HTML5 dan
CSS3 menjadi bagian khas dalam edisi tahun 2022 ini.
Salut, bangga dan penghargaan besar diberikan pada semua anggota asisten yang telah
mencurahkan ide, waktu dan tenaganya hingga buku ini benar-benar bisa terujud dan dipakai
mulai semester ganjil tahun 2022/2023 ini. Semoga semua kontribusi mereka menjadikan
masing-masing asisten dan praktikan mendapatkan pemahaman dan pengalaman yang
berharga dalam proses belajar pemrograman ini.

Bogor, Agustus 2022

Taufik Djatna

X
DAFTAR ISI

TATA ATURAN PRAKTIKUM III

FORMAT LAPORAN V

DAFTAR ISI XI

DAFTAR GAMBAR XVII

DAFTAR TABEL XXVIII

BAB I SISTEM PENGKODEAN 1


1.1. Sistem Pengkodean 2
1.2. Sistem Basis Bilangan 2
1.2.1. Konversi Bilangan Biner ke Oktal 5
1.2.2. Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Heksadesimal 5
1.2.3. Konversi Bilangan Oktal ke Bilangan Biner 6
1.2.4. Konversi Bilangan Oktal ke Bilangan Heksadesimal 6
1.2.5. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Bilangan Biner 7
1.2.6. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Bilangan Oktal 7
1.3. Mengkonversi Bilangan Biner ke Puluhan dan Bilangan Puluhan ke Biner 8
1.3.1. Mengubah Bilangan Biner ke Puluhan 8
1.3.2. Mengubah Bilangan Puluhan ke Biner 9
1.3.3. Cara Alternatif Mengubah Bilangan Puluhan ke Biner 9
1.4. Penambahan dan Pengurangan Biner 10
1.4.1. Menambahkan Bilangan Biner 10
1.4.2. Metode Penambahan Kolom untuk Menambahkan Angka Puluhan 10
1.4.3. Metode Penambahan Kolom untuk Menambahkan Bilangan Biner 13
1.4.4. Menerapkan Penambahan Biner Menggunakan Gerbang Logika 13
1.5. Representasi Karakter dan Karakter String 15
1.5.1. Representasi Karakter Individual 15
1.5.2. ASCII 15
Tugas Terstruktur 20

BAB II BASIS DATA DAN PEMROSESAN FILE 21


2.1. Basis Data dan Pemrosesan File 22
2.2. Storage 22
2.3. Basis Data dan Sistem Informasi 27
2.3.1. Sistem Informasi 29
Tugas Tersetruktur 30

BAB III COMPUTATIONAL THINKING 31


3.1. Definisi Computational Thinking 32

XI
3.2. Teknik dalam Computational Thinking 32
3.2.1. Dekomposisi 33
3.2.2. Pola dan Generalisasi 34
3.2.3. Mengenali Pola Sederhana 35
3.3. Abstraksi dan Pemodelan 35
3.3.1. Abstraksi 35
3.3.2. Pemodelan 36
3.4. Penerapan Dekomposisi, Pola dan Generalisasi, serta Abstraksi dan Pemodelan 36
Tugas Tersetruktur 38

BAB IV SISTEM OPERASI DAN PROGRAM UTILITAS 39


4.1. Sistem Perangkat Lunak 40
4.1.1. Sistem Operasi 40
4.1.2. Fungsi Sistem Operasi 41
Tugas Terstruktur 43

BABV PENGENALAN MICROSOFT EXCEL 44


5.1. Pengenalan Microsoft Excel 45
5.2. Layout Interface Microsoft Excel 45
5.3. Shortcut pada Microsoft Excel 46
5.4. Tipe Data pada Microsoft Excel 48
5.4.1. Tipe Data pada Data Model 48
5.4.2. Tipe tipe data lainnya. 49
Tugas Tersetruktur 50

BAB VI FORMULA DASAR SEDERHANA DAN MATRIX 51


6.1. Rumus Sederhana Pada Excel 52
6.1.1. Quick Calendar 52
6.1.2. Kombinasi Angka dan Teks 52
6.1.3. Kombinasi Teks dan Waktu 53
6.2. Fungsi Logika 53
6.2.1. AND 54
6.2.2. OR 54
6.2.3. IF 55
6.3. MATRIX 55
6.3.1. Penjumlahan dan Pengurangan Matrix 55
6.3.2. MINVERSE 56
6.3.3. TRANSPOSE 57
6.3.4. MDETERM 58
Tugas Tersetruktur 59

BAB VII OPERASI MATEMATIKA DAN STATISTIKA DASAR 60


7.1. FUNGSI MATEMATIKA 62
7.1.1. SUM 62

XII
7.1.1.1. Menjumlahkan satu range 62
7.1.1.2. Menjumlahkan beberapa range 62
7.1.2. SUMIF 63
7.1.3. ROUND 64
7.1.4. PRODUCT 64
7.1.4.1. Menghitung Price Reduction 64
7.1.4.2. Menghitung Nilai dengan Kondisi Bersyarat 65
7.1.5. QUOTIENT 65
7.1.6. POWER 66
7.1.7. MOD 67
7.1.7.1.Mendapatkan sisa operasi pembagian 67
7.1.7.2.Menghitung pembagi yang lebih besar dari number/angka 68
7.1.8. COUNTIF 68
7.2. FUNGSI LOOKUP DAN REFERENCE 69
7.2.1. VLOOKUP 69
7.2.1.1.Menemukan Suatu Data dari List 70
7.2.2. HLOOKUP 70
7.2.3. LOOKUP 71
7.2.4. Index 72
7.2.5. Indirect 73
7.2.6. Offset 73
7.3. MAX , MIN, MAXA, dan MINA 74
7.4. SMALL dan LARGE 74
7.5. RANK 75
7.6. AVERAGE 75
7.7. SUBTOTAL 76
7.7.1. Menjumlahkan Daftar yang Terfilter 77
7.7.2. Menghitung Baris di Daftar Terfilter 77
7.7.3. Menghitung Subtotal Otomatis 78
7.8. MEDIAN 79
7.9. QUARTILE 79
7.10. FREQUENCY 80
Tugas Tersetruktur 80

BAB VIII PIVOT TABLE 81


8.1. Pivot Table 82
8.1.1. Pengertian dan Konsep Pivot Table 82
8.1.2. Keunggulan Pivot Table 82
8.1.3. Komponen Pivot Table 82
8.2. Komponen Pivot Table Fields 84
8.3. Mengganti Fungsi pada Summary Function 84
8.4. Mengganti Nilai Summary ke Persentase 85
8.5. Sorting, Filtering, dan Grouping dalam Pivot Table 87
8.5.1. Sorting 87

XIII
8.5.2. Filtering 88
8.5.2.1. Slicers 89
8.5.2.2. Timeline 91
8.5.3. Grouping 92
8.5.3.1. Grouping by Manually 93
8.5.3.2. Grouping by Date 94
8.5.3.3. Grouping by Numeric 96
8.6. Pivot Chart 98
Tugas Terstruktur 100

BAB IX POWER QUERY 101


9.1. Pengenalan Power Query 102
9.1.1. Home Ribbon 102
9.1.2. Transform Ribbon 103
9.1.3. Add Column Ribbon 103
9.1.4. Data Loading Options 104
9.1.5. Menambahkan Sumber Data Lain 104
9.2. Sekilas Tentang Raw Data 105
9.3. Mendemonstrasikan Proses ETL(Extract, Transform, and Load) 106
9.3.1. Extraction 106
9.3.2. Transform 107
9.3.3. Membuat Pivot Table dan Pivot Chart 108
9.3.4. Append Query 109
9.3.5. Merge Query 109
9.3.6. Menambahkan Kolom Kondisional 110
Tugas Terstruktur 111

BAB X POWER PIVOT 112


10.1. Definisi Power Pivot 113
10.2. Cara Mengaktifkan Power Pivot 113
10.3. Cara Pembuatan Data Model. 114
10.4. Cara Mendefinisikan Hubungan 117
10.5. Perhitungan Dalam Power Pivot Menggunakan DAX 118
10.5.1. DAX (Data Analysis Expression) 118
10.5.2. Fungsi DAX 119
Tugas Tersetruktur 122

BAB XI VISUALISASI DATA DENGAN MICROSOFT EXCEL 123


11.1. Data 124
11.2. Visualisasi Data 124
11.2.1. Prinsip Visualisasi Data 124
11.3. Grafik pada Microsoft Excel 125
11.4. Pembuatan PivotChart Menggunakan PivotTable 131
Tugas Tersetruktur 132

XIV
BAB XII PENGOPERASIAN MACRO DAN KONSEP DASAR VBA 133
12.1. Memahami Dasar Macro & Fungsi Makro 134
12.2. Membuat Contoh Recording Macro 134
12.3. Menggunakan Macro Recorder 138
12.4. Menghapus Macro 140
12.5. Visual Basic for Application (VBA) 141
12.6. Pengaplikasian VBA dalam Kehidupan Sehari-hari 142
12.7. Jenis-Jenis Module pada VBA 143
12.7.1. Userform Module 143
12.7.2. Standard Module 144
12.8. Toolbox pada Userform VBA 144
Tugas Terstruktur 146

BAB XIII ANALISIS DATA MENGGUNAKAN POWER BI 147


13.1. Prinsip Business Intelegence dalam Industri 148
13.2. Power BI 148
13.3. Komponen Power BI 149
13.4. Prinsip Kerja Power BI 150
13.5. User Interface Power BI 151
13.6. Langkah untuk Menganalisis Data Mentah pada Power BI 151
13.6.1. Mengambil Data dari Berbagai Sumber di Power BI 152
13.6.2. Mengolah Data Mentah pada Power BI 155
13.6.3. Merelasikan Data yang Telah Diubah 156
13.6.4. Membuat Ekspresi Menggunakan DAX 158
Tugas Terstruktur 159

BAB XIV VISUALISASI DATA DALAM POWER BI 160


14.1. Memvisualisasikan Data pada Power BI 161
14.1.1. Visualisasi Jenis Chart pada Power BI 162
14.1.2. Visualisasi Jenis-Jenis Maps pada Power BI 166
14.2. Teknik Penganalisisan Data dengan Beberapa Jenis Chart 167
14.2.1. Pie dan Doughnut Chart 168
14.2.2. Line and Area Chart 169
14.2.3. Bar dan Column Chart 170
14.2.4. Scatter Chart 171
14.2.5. Waterfall Chart 172
14.2.6. Ribbon Chart dan Standalone Chart 173
14.2.7. KPIs Chart 174
14.2.8. Gauge Chart 174
14.2.9. Treemaps Chart 175
Tugas Terstruktur 176

BAB XV OPERASI HTML 5 DAN CSS 3 177


15.1. Konsep Dasar Pemrograman 178

XV
15.2. Konsep Dasar Bahasa Pemrograman dan HTML 178
15.2.1. Konsep Dasar HTML 178
15.2.2. Sejarah HTML 178
15.2.3. Perkembangan HTML 179
15.3. Tags dan Atribut Dasar dari HTML 180
15.4.. Membuat Tabel, Frames, dan Mengunggah Gambar 181
15.4.1. Membuat Tabel 181
15.4.2. Membuat Frame 182
15.4.3. Menampilkan Gambar dengan HTML 184
15.5. Konsep Dasar CSS 185
15.6. Tipe-Tipe dari CSS 185
15.6.1. Inline CSS 186
15.6.2. Internal CSS 186
15.6.3. External CSS 187
15.7. Mengubah Warna dan Background dengan CSS 187
15.7.1. Mengubah Warna dengan CSS 187
15.7.2. Mengubah Background dengan CSS 189
15.8. Menambahkan Margins dan Membuat Padding 190
15.8.1. Menambahkan Margins dengan CSS 190
15.8.2. Menambahkan Padding dengan CSS 191
Tugas Terstruktur 193

XVI
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1. KOMBINASI GERBANG LOGIKA 14

GAMBAR 1.2. KARAKTER DALAM US-ASCII 16

GAMBAR 1.3. KARAKTER DALAM ASCII 17

GAMBAR 1.4. KARAKTER PETSCII 19

GAMBAR 1.5. KARAKTER PETSCII 20

GAMBAR 2.1. KARAKTER MEDIUM STORAGE 23

GAMBAR 2.2. JENIS KARTU MEMORI 24

GAMBAR 2.3. KUALITAS INFORMASI 28

GAMBAR 2.4. TIPE DATA 29

GAMBAR 2.5. CONTOH KESALAHAN ENTRI DATA 29

GAMBAR 3.1. CONTOH STRATEGI DIVIDE AND QONQUER 34

GAMBAR 3.2. CONTOH POLA DAN GENERALISASI 34

GAMBAR 3.3. CONTOH ABSTRAKSI 36

GAMBAR 3.4. CONTOH PENERAPAN KONSEP COMPUTATIONAL THINKING 37

GAMBAR 3.5. CONTOH PENERAPAN COMPUTATIONAL THINKING 38

GAMBAR 4.1. SISTEM OPERASI 40

GAMBAR 5.1. LAYOUT INTERFACE MICROSOFT EXCEL 45

GAMBAR 5.2. SHORTCUT PADA MICROSOFT EXCEL 47

GAMBAR 6.1. TAMPILAN QUICK CALENDAR 52

GAMBAR 6.2. TAMPILAN KOMBINASI ANGKA DAN TEKS 53

XVII
GAMBAR 6.3. TAMPILAN KOMBINASI ANGKA DAN WAKTU 53

GAMBAR 6.4. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI AND 54

GAMBAR 6.5. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI OR 54

GAMBAR 6.6. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI IF 55

GAMBAR 6.7. HASIL PENJUMLAHAN MATRIKS 56

GAMBAR 6.8. HASIL INVERS MATRIKS 57

GAMBAR 6.9. HASIL TRANSPOSE MATRIKS 57

GAMBAR 6.10. HASILDETERMINAN MATRIKS 58

GAMBAR 6.11. PENJELASAN MATEMATIS PERHITUNGAN DETERMINAN


MATRIKS 58

GAMBAR 7.1. HASIL PENJUMLAHAN SATU RANGE 62

GAMBAR 7.2. HASIL PENJUMLAHAN BEBERAPA RANGE 63

GAMBAR 7.3. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI SUMIF 63

GAMBAR 7.4. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI ROUND 64

GAMBAR 7.5. HASIL PERHITUNGAN PRICE REDUCTION 65

GAMBAR 7.6. HASIL PERHITUNGAN NILAI DENGAN KONDISI BERSYARAT 65

GAMBAR 7.7. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI QUOTIENT 66

GAMBAR 7.8. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI POWER 67

GAMBAR 7.9. SYNTAX MOD 67

GAMBAR 7.10. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI MOD 68

GAMBAR 7.11. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI MOD 68

GAMBAR 7.12. SYNTAX COUNTIF 69

GAMBAR 7.13. HASIL PENGGUNAAN VLOOKUP 70

XVIII
GAMBAR 7.14. HASIL PENGGUNAAN HLOOKUP 71

GAMBAR 7.15. HASIL PENGGUNAAN LOOKUP 72

GAMBAR 7.16. HASIL PENGGUNAAN INDEX 72

GAMBAR 7.17. HASIL PENGGUNAAN INDIRECT 73

GAMBAR 7.18. HASIL PENGGUNAAN OFFSET 74

GAMBAR 7.19. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI MAX MIN 74

GAMBAR 7.20. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI LARGE DAN SMALL 75

GAMBAR 7.21. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI RANK 75

GAMBAR 7.22. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI AVERAGE 76

GAMBAR 7.23. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI SUBTOTAL 77

GAMBAR 7.24. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI SUBTOTAL 77

GAMBAR 7.25. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI SUBTOTAL 78

GAMBAR 7.26. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI SUBTOTAL 78

GAMBAR 7.27. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI SUBTOTAL 79

GAMBAR 7.28. HASIL PENGGUNAAN FUNGSI MEDIAN 79

GAMBAR 7.29. DAFTAR NILAI QUARTILE 80

GAMBAR 7.30. HASIL PERHITUNGAN QUARTILE 80

GAMBAR 8.1. KOMPONEN PIVOT TABLE 83

GAMBAR 8.2. DIALOG BOX CREATE PIVOT TABLE 83

GAMBAR 8.3. TAMPILAN AWAL PIVOT TABLE 83

GAMBAR 8.4. OUTPUT PIVOT TABLE 84

GAMBAR 8.5. VALUE FIELD SETTING 84

XIX
GAMBAR 8.6. SUMMARY VALUE FIELD BY 85

GAMBAR 8.7. OUTPUT SUMMARY VALUE FIELD BY MEAN 85

GAMBAR 8.8. VALUE FIELD SETTING 86

GAMBAR 8.9. VALUE FIELD SETTING % DIFFERENCE FROM 86

GAMBAR 8.10. OUTPUT VALUE FIELD SETTING 86

GAMBAR 8.11. ROW TABLES UNTUK SORTING 87

GAMBAR 8.12. TIPE SORTING 87

GAMBAR 8.13. CARA LAIN UNTUK SORTING 88

GAMBAR 8.14. OUTPUT SORTING 88

GAMBAR 8.15. VALUE UNTUK SLICERS 89

GAMBAR 8.16. INSERT SLICERS 89

GAMBAR 8.17. KRITERIA SLICERS 90

GAMBAR 8.18. OUTPUT SLICERS 90

GAMBAR 8.19. UJICOBA SLICERS 91

GAMBAR 8.20. INSERT TIMELINE 91

GAMBAR 8.21. DATA WAKTU TIMELINE 92

GAMBAR 8.22. OUTPUT TIMELINE 92

GAMBAR 8.23. LABEL DATA GROUPING 93

GAMBAR 8.24. MENU GROUPING 93

GAMBAR 8.25. OUTPUT GROUPING 94

GAMBAR 8.26. VALUE UNTUK GROUPING 94

GAMBAR 8.27. OPTION GROUPING 95

XX
GAMBAR 8.28. BY DATE YANG DIGUNAKAN 95

GAMBAR 8.29. OUTPUT BY DATE QUARTER 96

GAMBAR 8.30. VALUE UNTUK GROUPING 96

GAMBAR 8.31. OPTION GROUPING 97

GAMBAR 8.32. VALUE GROUPING 97

GAMBAR 8.33. OUTPUT GROUPING BY NUMERIC 98

GAMBAR 8.34. DATA INPUT PIVOT CHART 98

GAMBAR 8.35. PIVOT CHART 99

GAMBAR 8.36. OUTPUT PIVOT CHART 99

GAMBAR 9.1. WORKSHEET POWER QUERY 102

GAMBAR 9.2. HOME RIBBON 102

GAMBAR 9.3. TRANSFORM RIBBON 103

GAMBAR 9.4. ADD COLUMN RIBBON 103

GAMBAR 9.5. DATA LOADING OPTIONS POWER QUERY 104

GAMBAR 9.6. MENAMBAHKAN SUMBER DATA 104

GAMBAR 9.7. ALUR PROSES PENGOLAHAN DATA 105

GAMBAR 9.8. MENU EKSTRAKSI FILE 106

GAMBAR 9.9. EKSTRAKSI DARI FOLDER 106

GAMBAR 9.10. JENDELA BARU SEBELUM TAHAP TRANSFORMASI 107

GAMBAR 9.11. TAHAP TRANSFORMASI 107

GAMBAR 9.12. DATA LOADING OPTIONS DARI COOKIE DATA 108

GAMBAR 9.13. MEMILIH SUMBER DATA UNTUK PEMBUATAN PIVOT TABLE 108

XXI
GAMBAR 9.14. HASIL PIVOT TABLE BERDASARKAN DARI QUERY COOKIE
DATA 108

GAMBAR 9.15. TAHAP PEMBUATAN PIVOT CHART 109

GAMBAR 9.16. APPEND QUERY DALAM POWER QUERY 109

GAMBAR 9.17. TAHAPAN MERGE QUERY 110

GAMBAR 9.18. PENAMBAHAN KOLOM KONDISIONAL 110

GAMBAR 10.1. TAMPILAN JENDELA EXCEL OPTION 113

GAMBAR 10.2. TAMPILAN MANAGE 114

GAMBAR 10.3. TAMPILAN JENDELA COM ADD-INS 114

GAMBAR 10.4. TAMPILAN JENDELA POWER PIVOT 115

GAMBAR 10.5. TAMPILAN JENDELA FROM OTHER SOURCE/TABLE IMPORT


WIZART 115

GAMBAR 10.6. TABLE IMPORT WIZART, IMPORT FILE DARI PERANGKAT 116

GAMBAR 10.7. PILIH SOURCE TABLE YANG AKAN DI IMPOR 116

GAMBAR 10.8. TAMPILAN JENDELA POWER PIVOT SETELAH SEMUA FILE DI


IMPOR 117

GAMBAR 10.9. PEMBUATAN RELASI ANTARA CUSTOMER DENGAN ORDER DAN


ORDER DENGAN ITEM 118

GAMBAR 10.10. DOUBLE CLICK ON ADD COLUMN 118

GAMBAR 10.11. GANTI NAMA KOLOM MENJADI REVENUE 119

GAMBAR 10.12. PEMBUATAN FORMULA UNTUK REVENUE 120

GAMBAR 10.13. PEMBUATAN FORMULA UNTUK COST 120

GAMBAR 10.14. PEMBUATAN FORMULA UNTUK PROFIT 121

GAMBAR 10.15. PEMBUATAN FORMULA UNTUK TOTAL PROFIT


MENGGUNAKAN FUNGSI SUM 121

XXII
GAMBAR 10.16. MEMBUAT FORMULA UNTUK MENGHITUNG TOTAL
CUSTOMER MENGGUNAKAN FUNGSI DISTINCTCOUNT 122

GAMBAR 11.1. TAMPILAN SETELAH MEMILIH SEL YANG DIGUNAKAN 126

GAMBAR 11.2. TAMPILAN TAB INSERT DAN PERINTAH CHART 127

GAMBAR 11.3. TAMPILAN JENIS GRAFIK YANG DISEDIAKAN 127

GAMBAR 11.4. TAMPILAN GRAFIK YANG TELAH DIBUAT 127

GAMBAR 11.5. TAMPILAN CHART ELEMEN PADA TAB DESIGN 128

GAMBAR 11.6. TAMPILAN MENU PADA SIMBOL (+) 128

GAMBAR 11.7. TAMPILAN MENU QUICK LAYOUT 128

GAMBAR 11.8. TAMPILAN MENU CHART DESIGN PADA TOOLBAR 129

GAMBAR 11.9. TAMPILAN MENU CHART FORMAT PADA TOOLBAR 129

GAMBAR 11.10. TAMPILAN GRAFIK SEBARAN DATA 130

GAMBAR 11.11. TAMPILAN MENU CHART ELEMENTS 130

GAMBAR 11.12. TAMPILAN MENU MORE OPTION DARI MENU TRENDLINE 130

GAMBAR 11.13. TAMPILAN SETELAH MENCENTANG EQUATION DAN R-


SQUARED 130

GAMBAR 11.14. TAMPILAN SETELAH MEMILIH SEL YANG AKAN DIGUNAKAN


131

GAMBAR 11.15. MENU DROPDOWN DARI PERINTAH PIVOT CHART 131

GAMBAR 11.16. TAMPILAN JENDELA CREATE PIVOT CHART 131

GAMBAR 11.17. TAMPILAN PIVOT CHART 132

GAMBAR 12.1. TAMPILAN MENU EXCEL 135

GAMBAR 12.2. TAMPILAN RECORD MACRO 135

GAMBAR 12.3. TAMPILAN NAMA PADA RECORD MACRO 135

XXIII
GAMBAR 12.4. TAMPILAN SHORTCUT KEY 136

GAMBAR 12.5. TAMPILAN PILIHAN PENYIMPANAN MACRO 136

GAMBAR 12.6. TAMPILAN DESKRIPSI MACRO 136

GAMBAR 12.7. TAMPILAN TOMBOL “OK” PADA MACRO 137

GAMBAR 12.8. TAMPILAN SETELAH ME-RECORD MACRO 137

GAMBAR 12.9. TAMPILAN MACRO SUDAH ME-RECORD 137

GAMBAR 12.10. TAMPILAN MENU UNTUK MEMBUKA PERINTAH MACRO 138

GAMBAR 12.11. TAMPILAN MENU MACRO 138

GAMBAR 12.12. TAMPILAN PERINTAH MACRO YANG DIJALANKAN 138

GAMBAR 12.13. TAMPILAN DEVELOPER TAB 139

GAMBAR 12.14. TAMPILAN MENU MACRO 139

GAMBAR 12.15. TAMPILAN KODINGAN MACRO 140

GAMBAR 12.16. TAMPILAN WORKSHEET 140

GAMBAR 12.17. TAMPILAN MACRO 140

GAMBAR 12.18. TAMPILAN DELETE BUTTON 141

GAMBAR 12.19. TAMPILAN UNTUK DELETE MACRO 141

GAMBAR 12.20. TAMPILAN APLIKASI MENU PEMBAYARAN KASIR 142

GAMBAR 12.21. TAMPILAN APLIKASI INPUT DATA MAHASISWA 143

GAMBAR 12.22. TAMPILAN MODULE VBA 143

GAMBAR 12.23. TAMPILAN USERFORM MODULE 144

GAMBAR 12.24. TAMPILAN STANDARD MODULE 144

GAMBAR 13.1. PROSES KERJA DARI POWER BI 150

XXIV
GAMBAR 13.2. BAGIAN-BAGIAN USER INTERFACE POWER BI 151

GAMBAR 13.3. CARA MENGAMBIL DATA DI POWER BI 152

GAMBAR 13.4. BERBAGAI SUMBER DATA POWER BI 152

GAMBAR 13.5. SUMBER DATA DARI FILE 153

GAMBAR 13.6. SUMBER DATA DARI DATABASE 153

GAMBAR 13.7. SUMBER DATA DARI POWER PLATFORM 153

GAMBAR 13.8. SUMBER DATA DARI AZURE 154

GAMBAR 13.9. SUMBER DATA DARI LAYANAN ONLINE 154

GAMBAR 13.10. IMPORT DATA PADA POWER BI 155

GAMBAR 13.11. LOAD DATA PADA POWER BI 155

GAMBAR 13.12. MENGOLAH DATA MENTAH PADA POWER BI 156

GAMBAR 13.13. MENGUBAH NILAI NULL 156

GAMBAR 13.14. ILUSTRASI RELASI DATA ONE TO ONE 156

GAMBAR 13.15. ILUSTRASI RELASI DATA ONE TO MANY 157

GAMBAR 13.16. ILUSTRASI RELASI DATA MANY TO MANY 157

GAMBAR 13.17. MEMODELKAN RELASI ANTAR DATA 157

GAMBAR 13.18. MENAMBAHKAN OPERASI DAX 158

GAMBAR 14.1. VISUALISASI JENIS CHART PADA POWER BI 162

GAMBAR 14.2. TAMPILAN BERBAGAI JENIS VISUALISASI DATA 165

GAMBAR 14.3. TAMPILAN FIELDS 165

GAMBAR 14.4. TAMPILAN GRAFIK 165

GAMBAR 14.5. VISUALISASI JENIS MAPS PADA POWER BI 166

XXV
GAMBAR 14.6. TAMPILAN DATA YANG AKAN DIVISUALISASIKAN 168

GAMBAR 14.7. TAMPILAN VISUALISASI DATA PIE 168

GAMBAR 14.8. TAMPILAN VISUALISASI DATA DOUGHNUT 168

GAMBAR 14.9. TAMPILAN VISUALISASI DATA LINE 169

GAMBAR 14.10. TAMPILAN VISUALISASI DATA AREA 169

GAMBAR 14.11. TAMPILAN VISUALISASI DATA BAR 170

GAMBAR 14.12. TAMPILAN VISUALISASI DATA COLUMN 170

GAMBAR 14.13. TAMPILAN VISUALISASI DATA SCATTER 171

GAMBAR 14.14. TAMPILAN VISUALISASI DATA WATERFALL 172

GAMBAR 14.15. TAMPILAN VISUALISASI DATA RIBBON 173

GAMBAR 14.16. TAMPILAN VISUALISASI DATA STANDALONE 173

GAMBAR 14.17. TAMPILAN VISUALISASI DATA KPIs 174

GAMBAR 14.18. TAMPILAN VISUALISASI DATA GAUGE 174

GAMBAR 14.19. TAMPILAN VISUALISASI DATA TREEMAPS 175

GAMBAR 15.1. LOGO HTML 5 180

GAMBAR 15.2. OUTPUT KODINGAN SEDERHANA 181

GAMBAR 15.3. OUTPUT PEMBUATAN TABEL PADA HTML 182

GAMBAR 15.4. OUTPUT PEMBUATAN FRAME VERTIKAL PADA HTML 184

GAMBAR 15.5. OUTPUT PEMBUATAN FRAME HORIZONTAL PADA HTML 184

GAMBAR 15.6. OUTPUT PENGINPUTAN GAMBAR DENGAN HTML 185

GAMBAR 15.7. LAMBANG CSS 3 185

GAMBAR 15.8. CONTOH OUTPUT PENGGUNAAN CSS 186

XXVI
GAMBAR 15.9. OUTPUT PENGGUNAAN CSS INTERNAL 187

GAMBAR 15.10. OUTPUT PENGGUNAAN CSS EXTERNAL 187

GAMBAR 15.11. OUTPUT PENGGUNAAN PROPERTI WARNA PADA CSS 188

GAMBAR 15.12. OUTPUT PENAMBAHAN WARNA BACKGROUND WEBSITE


MENGGUNAKAN CSS 189

GAMBAR 15.13. OUTPUT PENAMBAHAN GAMBAR SEBAGAI BACKGROUND


WEBSITE MENGGUNAKAN CSS 189

GAMBAR 15.14. OUTPUT MARGIN MENGGUNAKAN CSS 191

GAMBAR 15.15. OUTPUT PADDING MENGGUNAKAN CSS 193

XXVII
DAFTAR TABEL

TABEL 1.1. SISTEM BASIS BILANGAN 3

TABEL 1.2. CONTOH SISTEM BASIS BILANGAN 4

TABEL 1.3. TABEL PENJUMLAHAN KOLOM SATUAN 14

TABEL 1.4. TABEL PENAMBAHAN KOLOM 14

TABEL 3.1. DEFINISI COMPUTATIONAL THINKING MENURUT BEBERAPA


PAKAR 32

TABEL 3.2. DEFINISI KOMPONEN/TEKNIK COMPUTATIONAL THINKING 33

TABEL 5.1. FUNGSI BAGIAN-BAGIAN LAYOUT INTERFACE 46

TABEL 5.2. JENIS TIPE DATA LAINNYA 49

TABEL 10.1. FUNGSI DAX 119

TABEL 11.1. JENIS GRAFIK PADA MICROSOFT EXCEL 125

TABEL 12.1. TOOLBOX PADA USERFORM VBA 145

TABEL 14.1. JENIS-JENIS TIPE DATA PADA POWER BI 161

TABEL 14.2. VISUALISASI CHART PADA POWER BI 162

TABEL 14.3. VISUALISASI MAPS PADA POWER BI 166

TABEL 15.1. TAG DASAR PADA HTML 180

TABEL 15.2. TAG UNTUK MEMBUAT TABEL DALAM HTML 181

TABEL 15.3. MACAM-MACAM PROPERTI WARNA YANG DAPAT DIGUNAKAN


DALAM CSS 188

TABEL 15.4. MACAM-MACAM PROPERTI MARGIN YANG DAPAT DIGUNAKAN


DALAM CSS 190

XXVIII
TABEL 15.5. MACAM-MACAM PROPERTI PADDING YANG DAPAT DIGUNAKAN
DALAM CSS 191

XXIX
SISTEM PENGKODEAN

REPRESENTASI KARAKTER DAN


SISTEM BASIS BILANGAN
KARAKTER STRING

BILANGAN BINER

BILANGAN PULUHAN

BILANGAN
HEKSADESIMAL

BILANGAN OKTAL
BAB I SISTEM PENGKODEAN

Tujuan pembelajaran, praktikan mampu untuk:


1. Memahami konsep basis bilangan.
2. Mengkonversi bilangan biner ke puluhan, biner ke oktal, biner ke hexadesimal, dan
sebaliknya.
3. Merepresentasikan karakter dan karakter string.

1.1. Sistem Pengkodean


Dalam komunikasi dan pemrosesan informasi, kode adalah sistem aturan untuk
mengubah informasi seperti huruf, kata, suara, gambar, atau gerakan ke dalam bentuk lain,
terkadang disingkat atau rahasia, untuk komunikasi melalui saluran komunikasi atau
penyimpanan dalam penyimpanan. sedang. Contoh awal adalah penemuan bahasa, yang
memungkinkan seseorang, melalui ucapan, mengomunikasikan apa yang mereka pikirkan,
lihat, dengar, atau rasakan kepada orang lain. Tetapi pidato membatasi jangkauan komunikasi
hingga jarak yang dapat dibawa oleh suara dan membatasi audiens hanya pada mereka yang
hadir saat pidato tersebut diucapkan. Penemuan tulisan, yang mengubah bahasa lisan menjadi
simbol visual, memperluas jangkauan komunikasi melintasi ruang dan waktu.
Proses encoding mengubah informasi dari sumber menjadi simbol untuk komunikasi atau
penyimpanan. Decoding adalah proses sebaliknya, mengubah simbol kode kembali menjadi
bentuk yang dipahami penerima, seperti bahasa Inggris atau/dan Spanyol. Salah satu alasan
pengkodean adalah untuk memungkinkan komunikasi di tempat-tempat di mana bahasa biasa,
lisan atau tulisan, sulit atau tidak mungkin. Misalnya, semaphore, di mana konfigurasi bendera
dipegang oleh pemberi sinyal atau lengan menara semaphore mengkodekan bagian-bagian
pesan, biasanya huruf dan angka individual. Orang lain yang berdiri sangat jauh dapat
menafsirkan bendera dan mereproduksi kata-kata yang dikirim.

1.2. Sistem Basis Bilangan


Sistem bilangan (atau sistem penomoran) adalah sistem penulisan untuk menyatakan
angka yaitu notasi matematika untuk mewakili angka dari himpunan yang diberikan,
menggunakan angka atau simbol lain secara konsisten. Urutan simbol yang sama dapat
mewakili angka yang berbeda dalam sistem angka yang berbeda. Misalnya, "11" mewakili
angka sebelas dalam sistem angka desimal (digunakan dalam kehidupan umum), angka tiga
dalam sistem angka biner (digunakan di komputer), dan angka dua dalam sistem angka unary
(mis. skor). Angka yang diwakili oleh angka disebut nilainya. Tidak semua sistem bilangan
dapat mewakili semua bilangan yang dianggap di zaman modern ini misalnya angka Romawi
tidak memiliki nol.
Idealnya sistem bilangan akan:
● Mewakili seperangkat angka yang berguna (misalnya semua bilangan bulat, atau bilangan
rasional)
● Memberikan setiap nomor mewakili representasi unik (atau setidaknya representasi standar)
● Mencerminkan struktur aljabar dan aritmatika bilangan.
Misalnya, representasi desimal yang biasa memberikan setiap bilangan asli bukan nol
representasi unik sebagai urutan digit yang terbatas, dimulai dengan digit bukan nol.

2
Sistem bilangan kadang-kadang disebut sistem bilangan, tetapi nama itu ambigu, karena
dapat merujuk ke sistem bilangan yang berbeda, seperti sistem bilangan real, sistem bilangan
kompleks, sistem bilangan p-adik, dll. Sistem seperti itu adalah, bagaimanapun, bukan topik
artikel ini.

Apa yang dimaksud dengan angka individu?


Mari kita perhatikan bilangan 47315 dalam denary (juga dikenal sebagai basis 10, radix
10, atau desimal ):
Tabel 1.1. Sistem Basis Bilangan

● Angka 5 pada kolom units menunjukkan nilai 5 seutuhnya karena 5 x 10^0 = 5.


● Angka 1 pada kolom tens menunjukkan nilai 10 (puluhan) karena 1 x 10^1 = 10.
● Angka 3 pada kolom hundreds menunjukkan nilai 300 (ratusan) karena 3 x 10^2 = 300.
● Angka 7 pada kolom thousands menunjukkan nilai 7000 (ribuan) karena 7 x 10^3 =
7000.
● Angka 4 pada kolom ten thousands menunjukkan nilai 40000 (puluhan ribu) karena 4 x
10^4 = 40000.
● Total keseluruhan nilai tiap kolom yaitu 40000 + 7000 + 300 + 10 + 5 = 47315.

Terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan dalam sistem denary (basis 10):
1. Nilai sebenarnya yang diwakili oleh setiap digit dalam angka tergantung pada kombinasi
digit mana, dan pada posisi digit itu di dalam angka. Ini dikenal sebagai nilai tempat.
2. Setiap kolom berturut-turut mewakili angka 10 kali lebih besar dari yang terakhir.
Dengan kata lain, kolom sesuai dengan perkalian 10.
3. Setiap kolom dapat menampung 10 kemungkinan nilai digit - dari 0 hingga 9 inklusif.

Selain sistem denary, terdapat beberapa sistem lain yang dapat digunakan. Sistem angka
tersebut yaitu Octal, Hexadecimal, dan Binary.

● Sistem bilangan oktal (juga dikenal sebagai basis 8 atau radix 8) didasarkan pada
penggunaan pangkat 8. Dalam oktal, setiap kolom berurutan mulai dari kanan mewakili
angka 8 kali lebih besar dari yang terakhir, dan ada 8 kemungkinan digit (0 hingga 7).
● Sistem bilangan heksadesimal (juga dikenal sebagai basis 16 atau radix 16) didasarkan
pada penggunaan pangkat 16. Dalam heksadesimal, setiap kolom berurutan mulai dari
kanan mewakili angka 16 kali lebih besar dari yang terakhir, dan ada 16 kemungkinan
digit (0 hingga 9, ditambah A, B, C, D, E dan F digunakan untuk mewakili 10, 11, 12,
13, 14 dan 15).
● Sistem bilangan biner (juga dikenal sebagai basis 2 atau radix 2) didasarkan pada
penggunaan pangkat 2. Dalam biner, setiap kolom berurutan mulai dari kanan mewakili

3
angka 2 kali lebih besar dari yang terakhir, dan hanya ada 2 kemungkinan digit (0 dan
1).
● Berdasarkan prinsip yang sama, basis bilangan lain juga ada. Namun basis bilangan
lainnya cenderung tidak terlalu berguna untuk pemrograman komputer atau ilmu
komputer, sehingga tidak akan dibahas dalam buku ini.

Komputer digital secara internal menggunakan sistem penomoran biner. Ini karena hanya
ada dua digit (0 dan 1) dalam biner, dan oleh karena itu hanya dua keadaan, yang dapat dengan
mudah direpresentasikan dalam rangkaian sakelar yang hidup atau mati. Setiap digit biner
dikenal sebagai bit, yang merupakan kependekan dari Binary digIT, dan angka dan informasi
lainnya dapat diwakili oleh serangkaian bit - string 1s dan 0s.

Mari kita lihat bagaimana angka direpresentasikan dalam biner. Apa yang dilambangkan
oleh bilangan biner 10111?
Tabel 1.2. Contoh Sistem Basis Bilangan

● Digit paling kanan (1), yang ada di kolom Units, menyatakan 1 karena 1 × 20 = 1 × 1 =
1.
● Digit kedua dari kanan (1), yang ada di kolom Twos, menyatakan 2 karena 1 × 21 = 1 ×
2 = 2.
● Digit ketiga dari kanan (1), yang ada di kolom Fours, menyatakan 4 karena 1 × 22 = 1 ×
4 = 4.
● Digit keempat dari kanan (0), yang ada di kolom Eights, menyatakan 0 karena 0 × 23 =
0 × 8 = 0.
● Digit kelima dari kanan (1), yang ada di kolom Sixteens, menyatakan 16 karena 1 × 24
= 1 × 16 = 16.
● Nilai total dari bilangan, dalam Denary, dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai-nilai
dalam kolom: 1 + 2 + 4 + 0 + 16 = 23
● Singkatnya, angka biner 10111 mewakili angka yang sama dengan angka denary 23.

Diperlukan banyak bit untuk mewakili angka yang bahkan relatif kecil dalam biner:
● Menggunakan hanya 5 bit, seperti pada contoh di atas, membatasi kita pada angka dalam
kisaran 0 hingga 31.
● Jika kita ingin merepresentasikan angka antara nol dan seribu, kita sebenarnya
membutuhkan 10 bit (10 bit dapat mewakili angka antara 0 dan 1.023 denary).
● Jika kita ingin merepresentasikan angka antara nol dan satu juta, kita membutuhkan 20
bit (20 bit dapat mewakili angka antara 0 dan 1.048.575 denary).
● Jika kita ingin merepresentasikan angka antara nol dan satu miliar, kita membutuhkan 30
bit (30 bit dapat mewakili angka antara 0 dan 1.073.741.823 denary)

4
String panjang 1s dan 0s baik-baik saja untuk diproses oleh komputer tetapi cenderung
lebih canggung bagi seseorang. Sangat canggung untuk menuliskan bilangan biner dengan
beberapa lusin bit, dan ketika orang-orang menuliskan atau mengkomunikasikan bilangan
biner yang panjang, mereka sering membuat kesalahan.

1.2.1. Konversi Bilangan Biner ke Oktal

Konversi bilangan biner ke bilangan oktal dengan cara mengelompokkan 3 digit bilangan
biner mulai dari digit paling belakang (LSB = Least Significant Bit) sampai digit yang paling
depan (MSB = Most Significant Bit). Contoh Konversi bilangan biner 1110011012 ke dalam
bentuk oktal:
● Langkah 1 mengelompokkan data

● Langkah 2 mengubah ke bilangan desimal

● Langkah 3 menggabungkan angka dari langkah 2


Hasil konversi angka 1110011012 = 7158

1.2.2. Konversi Bilangan Biner ke Bilangan Heksadesimal

Konversi bilangan biner ke bilangan heksadesimal dengan cara mengelompokkan 4 digit


biner, mulai dari LSB sampai dengan MSB. Contoh konversi bilangan biner 100110110012 ke
bentuk heksadesimal:

5
1.2.3. Konversi Bilangan Oktal ke Bilangan Biner

1.2.4. Konversi Bilangan Oktal ke Bilangan Heksadesimal

6
1.2.5. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Bilangan Biner

Konversi bilangan heksadesimal ke bilangan biner dengan cara menjadikan 1 digit


bilangan heksadesimal menjadi 4 digit bilangan biner mulai dari digit paling belakang (LSB=
Least Significant Bit) sampai digit yang paling depan (MSB = Most Significant Bit). Contoh
konversi bilangan oktal 32716 ke dalam bentuk biner:

1.2.6. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Bilangan Oktal

Mengubah sebuah bilangan heksadesimal ke dalam bentuk oktal dengan cara


mengubahnya terlebih dahulu kedalam bentuk biner kemudian dari bentuk biner diubah
kembali ke dalam bentuk oktal. Contoh konversi bilangan oktal 32716 ke dalam bentuk
heksadesimal:

7
1.3. Mengkonversi Bilangan Biner ke Puluhan dan Bilangan Puluhan ke Biner

1.3.1. Mengubah Bilangan Biner ke Puluhan

Berikut adalah langkah-langkah untuk mengubah bilangan binary ke denary:


• Mulai dengan digit paling kanan dari bilangan biner dan kalikan dengan 2^0 (1).
• Pindahkan ke digit kedua dari kanan bilangan biner dan kalikan dengan 2^1(2).
Tambahkan hasilnya ke nilai dari langkah anda sebelumnya.
• Pindah ke digit ketiga dari kanan bilangan biner dan kalikan dengan 2^2(4). Tambahkan
hasilnya ke nilai dari langkahanda sebelumnya.
• Lanjutkan mengulangi prosedur itu sampai semua digit dari bilangan biner sudah
terselesaikan semua.

Contoh: Mengubah bilangan biner 1110101 ke bilangan denary.


1. Digit paling kanan adalah 1. Jadi 1 x 2^0 = 1 x 1 = 1
2. Digit kedua dari kanan adalah 0. Jadi 0 x 2^1 = 0 x 1 = 0. Nilai dari langkah sebelumnya
adalah 1, jadi total untuk sekarang adalah 1 + 0 = 1
3. Digit ketiga dari kanan adalah 1. Jadi 1 x 2^2 = 1 x 4 = 4. Total untuk sekarang adalah 1
+4=5

8
4. Digit keempat dari kanan adalah 0. Jadi 0 x 2^3 = 0 x 8 = 0. Total untuk sekarang adalah
5+0=5
5. Digit kelima dari kanan adalah 1. Jadi 1 x 2^4 = 1 x 16 = 16. Total untuk sekarang adalah
5 + 16 = 21
6. Digit keenam dari kanan adalah 1. Jadi 1 x 2^5 = 1 x 32 = 32. Total untuk sekarang adalah
21 + 32 = 53
7. Digit ketujuh dari kanan adalah 1. Jadi 1 x 2^6 = 1 x 64 = 64. Total untuk sekarang adalah
53 + 64 = 117
8. Jadi bilangan biner 1110101 sesuai dengan bilangan denary 117

1.3.2. Mengubah Bilangan Puluhan ke Binary

Berikut adalah metode untuk mengubah bilangan denary ke biner (metode ini
menghasilkan angka biner dimulai dari digit paling kanan atau nilai terendah):
● Bagilah bilangan denary dengan 2. Sisa pembagian tersebut adalah digit biner pertama.
Hasil bagi disimpan untuk langkah selanjutnya.
● Bagi hasil bagi dari langkah sebelumnya dengan 2, untuk menghasilkan bilangan bulat
baru hasil bagi dan sisa. Sisanya adalah digit biner berikutnya, dan hasil baginya
disimpan untuk langkah berikutnya.
● Ulangi prosedur tersebut sampai Anda mendapatkan bilangan bulat hasil bagi 0.

Contoh: Mengubah bilangan denary 107 ke bilangan biner.


1. Bagi 107 dengan 2. Hasil bagi adalah 53 dan sisanya adalah 1. Oleh karena itu, digit biner
paling kanan adalah 1.
2. Bagi 53 dengan 2. Hasil bagi adalah 26 dan sisanya adalah 1. Oleh karena itu, digit biner
kedua dari kanan adalah 1. Maka digit biner saat ini adalah 11.
3. Bagi 26 dengan 2. Hasil bagi adalah 13 dan sisanya adalah 0. Oleh karena itu, digit biner
ketiga dari kanan adalah 0. Maka digit biner saat ini adalah 011.
4. Bagi 13 dengan 2. Hasil bagi adalah 6 dan sisanya adalah 1. Oleh karena itu, digit biner
keempat dari kanan adalah 1. Maka digit biner saat ini adalah 1011.
5. Bagi 6 dengan 2. Hasil bagi adalah 3 dan sisanya adalah 0. Oleh karena itu, digit biner
kelima dari kanan adalah 0. Maka digit biner saat ini adalah 01011.
6. Bagi 3 dengan 2. Hasil bagi adalah 1 dan sisanya adalah 1. Oleh karena itu, digit biner
keenam dari kanan adalah 1. Maka digit biner saat ini adalah 101011.
7. Bagi 1 dengan 2. Hasil bagi adalah 0 dan sisanya adalah 1. Oleh karena itu, digit biner
ketujuh dari kanan adalah 1. Maka digit biner saat ini adalah 1101011. Hasil bagi telah
mencapai 0 sehingga konversi telah berakhir.
8. Jadi, bilangan denary 107 sesuai dengan bilangan biner 1101011.

1.3.3. Cara Alternatif Mengubah Bilangan Puluhan ke Biner

Berikut adalah metode alternatif untuk mengubah bilangan denary ke biner (metode ini
menghasilkan bilangan biner yang dimulai dengan digit paling kiri atau nilai tertinggi):

9
1. Temukan nilai terbesar dari 2^n (di mana n adalah bilangan bulat) yang lebih kecil atau
sama dengan bilangan denary. Kurangi dari nomor denary dan letakkan 1 di kolom yang
sesuai dari nomor biner.
2. Coba 2^n-1. Jika kurang dari yang tersisa, letakkan 0 di kolom yang sesuai dari bilangan
biner. Jika sama atau lebih besar dari yang tersisa, kurangi nilai dan masukkan 1 di kolom
bilangan biner yang sesuai.
3. Ulangi prosedur sampai semua pangkat 2 turun dari 2^n ke 2^0.

Contoh: Mengubah bilangan denary 107 ke bilangan biner.


1. Pangkat terbesar dari 2 yang kurang dari atau sama dengan 107 adalah 2^6 (2^6 = 64).
Bilangan biner dimulai dengan angka 1 (di kolom 2^6). 107 dikurangi 64 adalah 43.
2. Pangkat 2 terbesar berikutnya adalah 2^5 (2^5 = 32). 32 kurang dari 43 yang tersisa,
sehingga digit biner berikutnya adalah 1 (di kolom 2^5). Digit biner menjadi 11. 43
dikurangi 32 adalah 11.
3. Pangkat 2 terbesar berikutnya adalah 2^4 (2^4 = 16). 16 lebih besar dari 11 yang tersisa,
sehingga digit biner berikutnya adalah 0 (di kolom 2^4). Digit biner menjadi 110. Kita
masih memiliki 11 yang tersisa.
4. Pangkat 2 terbesar berikutnya adalah 2^3 (2^3 = 8). 8 lebih kecil dari 11 yang tersisa,
sehingga digit biner berikutnya adalah 1 (di kolom 2^3). Digit biner menjadi 1101. 11
dikurangi 8 adalah 3.
5. Pangkat 2 terbesar berikutnya adalah 2^2 (2^2 = 4). 4 lebih besar dari 3 yang tersisa,
sehingga digit biner berikutnya adalah 0 (di kolom 2^2). Digit biner saat ini adalah
11010. Kita masih memiliki 3 yang tersisa.
6. Pangkat 2 terbesar berikutnya adalah 2^1 (2^1 = 2). 2 lebih kecil dari 3 yang tersisa,
sehingga digit biner berikutnya adalah 1 (di kolom 2^1). Digit biner saat ini adalah
110101. 3 dikurangi 2 menyisakan 1.
7. Pangkat terakhir dari 2 adalah 2^0 (2^0 = 1). 1 sama dengan 1 yang tersisa, sehingga
digit biner terakhir adalah 1 (di kolom 2^0). Digit biner lengkap adalah 1101011.
8. Jadi, bilangan denary 107 sesuai dengan bilangan biner dari 1101011.

1.4. Penambahan dan Pengurangan Biner

Dalam bab ini kita akan melihat cara menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
biner.

1.4.1. Menambahkan Bilangan Biner

Sebelum membahas bagaimana kita dapat menjumlahkan bilangan biner, mari kita
segarkan kembali pikiran kita tentang metode penjumlahan kolom penjumlahan bilangan basis
10 (denary).

1.4.2. Metode Penambahan Kolom untuk Menambahkan Angka Puluhan

Mari kita perhatikan bagaimana menjumlahkan bilangan denary 3742 dan 1295.

10
(1) Kita akan mulai dengan menambahkan kolom unit. 2 + 5 = 7. Kami menempatkan 7 di
kolom unit Jumlah.

(2) Kami kemudian akan pindah ke kolom puluhan. 4 + 9 = 13. Pada titik inilah kita
menyadari bahwa kita perlu menempatkan 3 di kolom puluhan dari Jumlah dan
membawa 1 ke dalam kolom ratusan.

Catatan: Masalah membawa ke kolom berikutnya bisa saja dengan mudah muncul di
kolom satuan, itu tidak terjadi dalam contoh ini.

Jadi, kita perlu memformulasi ulang metode penghitungan kita, dan mengizinkan
penambahan setiap kolom untuk menyertakan nilai bawaan yang dibawa dari kolom
sebelumnya. Satu-satunya pengecualian adalah kolom satuan, karena untuk kolom itu saja,
tidak ada kolom sebelumnya (sebagai alternatif, kita bisa saja mengatakan bahwa nilai yang
dibawa ke dalam kolom satuan selalu 0).

Perhitungan yang sekarang akan kita coba terlihat seperti ini :

(3) Sekarang mari kita lanjutkan :


Kami menjumlahkan kolom satuan: 0 + 2 + 5 = 7. Kami menempatkan 7 di kolom unit
Jumlah dan karena tidak ada carry, Carry di kolom berikutnya adalah 0.

11
Kami menjumlahkan kolom puluhan: 0 + 4 + 9 = 13. Kami menempatkan 3 di kolom
puluhan Jumlah dan membawa 1 ke kolom berikutnya.

Kami menambahkan bersama kolom ratusan: 1 + 7 + 2 = 10. Kami menempatkan 0 di


kolom ratusan Jumlah dan membawa 1 ke kolom berikutnya.

Kami menambahkan kolom ribuan: 1 + 3 + 1 = 5. Kami menempatkan 5 di kolom jumlah


ribuan dan tidak ada carry yang perlu dikhawatirkan.

Jadi, hasil dari 3742 + 1295 adalah 5037.

Dalam contoh ini, ketika kita sampai ke kolom terakhir, kita tidak harus berurusan
dengan carry. Namun, apa yang akan terjadi jika kita memilikinya?

Jawabannya adalah jika menambahkan kolom terakhir menghasilkan carry, tidak akan
ada tempat untuk menyimpannya. Dan bukan hanya barang bawaan yang menjadi masalah -
hasil keseluruhan akan lebih besar daripada yang dapat kami tampung di ruang penyimpanan
yang tersedia (yang dalam contoh adalah empat digit denary). Jika situasi ini terjadi, ini dikenal
sebagai limpahan numerik atau galat limpahan.

12
1.4.3. Metode Penambahan Kolom untuk Menambahkan Bilangan Biner

Metode penambahan kolom yang kita gunakan untuk bilangan puluhan juga dapat
digunakan untuk menjumlahkan bilangan biner. Mari kita pertimbangkan untuk menjumlahkan
bilangan biner 00111010 dan 01101100. Seperti halnya penambahan kolom puluhan, kita perlu
menyediakan untuk membawa antar kolom. Dalam kasus unit saja (2 0 ), kita dapat
mengabaikannya atau mengatakan kolom carry selalu berisi 0.

1) Kita mulai dengan menjumlahkan kolom satuan (2 0 ) : 0 + 0 = 0. Kita menempatkan 0


pada kolom satuan dari Jumlah dan karena tidak ada carry, maka Carry pada kolom
berikutnya adalah 0.
2) Selanjutnya, kita tambah kolom twos (2 1 ) : 0 + 1 + 0 = 1. Kita menempatkan 1 di kolom
twos dari Jumlah dan karena tidak ada carry, Carry di kolom berikutnya adalah 0.
3) Selanjutnya, kita tambahkan kolom empatan (2 2 ) : 0 + 0 + 1 = 1. Kami menempatkan
1 di kolom empatan Jumlah dan karena tidak ada carry, Carry di kolom berikutnya adalah
0.
4) Selanjutnya, kita tambahkan kolom delapanan (2 3 ): 0 + 1 + 1 = 10 (ingat kita
menambahkan biner). Kami menempatkan 0 di kolom delapan dari Jumlah dan
membawa 1 ke kolom berikutnya.
5) Selanjutnya, kita tambahkan kolom enam belas (2 4 ): 1 + 1 + 0 = 10 (ingat kita
menambahkan biner). Kami menempatkan 0 di kolom enam belas dari Jumlah dan
membawa 1 ke kolom berikutnya.
6) Selanjutnya, kita tambahkan kolom tiga puluh dua (2 5 ) : 1 + 1 + 1 = 11 (ingat kita
menambahkan biner). Kami menempatkan 1 di kolom tiga puluh dua dari Jumlah dan
membawa 1 ke kolom berikutnya.

7) Selanjutnya, kita tambahkan kolom enam puluh empat (2 6 ) : 1 + 0 + 1 = 10 (ingat kita


menambahkan biner). Kami menempatkan 0 di kolom enam puluh empat dari Jumlah
dan membawa 1 ke kolom berikutnya.
8) Akhirnya, kita tambahkan kolom seratus dua puluh delapan (2 7 ) : 1 + 0 + 0 = 1. Ini
berarti kita memasukkan 1 ke dalam kolom seratus dua puluh delapan dari Jumlah.
Untungnya, dalam hal ini, tidak ada barang bawaan - karena jika ada barang bawaan,
kami tidak akan punya tempat untuk menyimpannya, dan hasil penambahannya juga
akan lebih besar dari yang mungkin untuk disimpan di ruang yang tersedia - melimpah
numerik .
9) Jadi, hasil dari 00111010 + 01101100 adalah 10100110.

1.4.4. Menerapkan Penambahan Biner Menggunakan Gerbang Logika

Saat menambahkan kolom unit:


● Kami menerima dua input (bit yang kami tambahkan yang akan kami sebut A dan B).
● Seperti yang sudah dijelaskan, untuk kolom satuan saja, kita tidak perlu pusing-pusing
memasukkan nilai carry dari kolom sebelumnya.

13
● Kita perlu menghasilkan dua output (Jumlah yang akan kita sebut S dan Carry yang akan
kita sebut C).

Berikut tabel kebenaran penjumlahan kolom satuan:

Tabel 1.3. Tabel Penjumlahan Kolom Satuan

Anda diharapkan akan memperhatikan hal-hal berikut:


● S = A XOR B
● C = A AND B

Oleh karena itu, kombinasi gerbang logika berikut akan melakukan penambahan untuk
kolom units (ini dikenal sebagai a half adder):

Gambar 1.1. Kombinasi Gerbang Logika


Saat menambahkan kolom setelah kolom unit:
● Kami menerima tiga input (bit yang kami tambahkan yang akan kami sebut A dan B,
ditambah nilai carry dari kolom sebelumnya yang akan kami sebut 𝐶𝑖𝑛 ).
● Kita perlu menghasilkan dua output (jumlah yang akan kita sebut S dan carry ke kolom
berikutnya yang sekarang kita sebut 𝐶𝑜𝑢𝑡 ).

Berikut adalah tabel kebenaran penambahan kolom setelah kolom satuan:

Tabel 1.4. Tabel Penambahan Kolom

Seperti yang Anda lihat tabel kebenaran ini jauh lebih kompleks daripada setengah
penambah (a half adder). Ada banyak cara untuk mengimplementasikan tabel kebenaran ini

14
dengan menggunakan gerbang logika, tetapi metode yang paling umum adalah dengan
menggunakan kombinasi dua setengah penambah (kombinasi ini dikenal sebagai penambah
penuh (full adder)):
● The first half adder memiliki A dan B sebagai inputnya.
● The second half adder

1.5. Representasi Karakter dan Karakter String

1.5.1. Representasi Karakter Individual

Memori komputer biasanya dibagi lagi menjadi kata-kata atau byte, yang masing-masing
berisi sejumlah bit (biasanya 8 bit dalam satu byte) dan oleh karena itu mampu menyimpan
berbagai angka. Misalnya, byte 8-bit dapat digunakan untuk menyimpan angka antara
00000000 biner (yaitu 0 dalam denary) dan 11111111 (yaitu 255 denary).
Cara paling sederhana untuk menyimpan setiap karakter individu dari informasi tekstual
adalah dengan menetapkan konvensi yang disepakati (beberapa konvensi menjadi "standar"
yang diterapkan oleh banyak perusahaan) menentukan nomor mana yang sesuai dengan
karakter mana. Konvensi ini dikenal sebagai pengkodean karakter. Jelas, perangkat lunak dan
perangkat keras komputer semuanya harus menggunakan dan memahami standar pengkodean
karakter yang sama agar ini berfungsi dengan baik, atau jika tidak, setiap karakter teks akan
rusak atau disalahpahami.
Selanjutnya pada bab ini kita akan membahas bagaimana urutan karakter ("string"
karakter) dapat disimpan di komputer, tetapi untuk sekarang mari kita baca bahwa solusi untuk
masalah ini dapat ditemukan, dan mulai dengan berfokus pada konvensi dan standar yang
berbeda untuk pengkodean karakter.

1.5.2. ASCII

Secara historis, standar karakter encoding yang paling umum adalah ASCII (diucapkan
"sebagai kunci") yang merupakan singkatan dari American Standard Code for Information
Exchange, yang awalnya dibuat pada tahun 1963, dan direvisi secara substansial pada tahun
1967.
Keberadaan ASCII di mana-mana sebagian berasal dari kesederhanaan dan
kemudahannya, dan sebagian dari fakta bahwa pada tahun 1968, Presiden Amerika Serikat saat
itu, Lyndon B. Johnson, menandatangani sebuah memorandum yang menetapkan ASCII
sebagai standar untuk komputer pemerintah federal AS dan sistem telekomunikasi, dan
mengamanatkan penggunaannya.
Meskipun ASCII awalnya dikembangkan di Amerika Serikat, itu kemudian diadaptasi
untuk digunakan di banyak negara lain. Varian asli dan utama kadang-kadang disebut sebagai
US-ASCII karena mencakup karakter yang diperlukan bahasa Inggris AS dan simbol tipografi
AS. Varian nasional negara lain sering menggantikan karakter khusus negara (seperti simbol
mata uang seperti £ atau huruf beraksen) untuk beberapa tanda baca atau karakter lain dalam
US-ASCII.

15
Mari kita mulai dasar-dasarnya:
1) ASCII adalah kode 7-bit, yang berarti bahwa 7 digit biner digunakan untuk mewakili
setiap karakter. Ini memungkinkan 128 karakter berbeda, dari 0000000 biner (0 denary,
0 heksadesimal) hingga 11111111 biner (127 denary 7F heksadesimal).
2) 95 dari 128 karakter dalam ASCII adalah karakter yang dapat dicetak. Dalam US-ASCII,
ini termasuk huruf A sampai Z dalam huruf besar dan kecil, angka 0 sampai 9, dan
berbagai tanda baca dan simbol tipografi. Seperti yang telah disebutkan, varian ASCII
non-AS dapat menggantikan beberapa karakter khusus negara, umumnya untuk beberapa
karakter tanda baca atau simbol tipografi AS.

Karakter yang dapat dicetak dalam US-ASCII:

Gambar 1.2. Karakter Dalam US-ASCII


3) 33 dari 128 karakter adalah kode kontrol yang tidak dapat dicetak yang awalnya
ditujukan untuk berbagai fungsi:
● Beberapa awalnya dimaksudkan sebagai instruksi untuk printer teletype, yang
menunjukkan tindakan seperti pengisian formulir (keluarkan kertas dan mulai
halaman baru) atau untuk mengeluarkan suara bel/peringatan, yang harus diambil
oleh teletype.
● Beberapa dimaksudkan untuk mengontrol komunikasi. Misalnya, untuk mengakui
penerimaan suatu pesan, untuk menandai akhir dari suatu transmisi, dan
sebagainya.
● Beberapa dimaksudkan untuk memisahkan blok data dalam transmisi atau aliran
data, seperti akhir catatan, atau akhir file.

Banyak kode kontrol sekarang sudah usang untuk tujuan aslinya. Namun, bahkan hingga
saat ini, kode-kode tersebut masih dapat digunakan tetapi dapat ditafsirkan dengan cara yang
berbeda oleh sistem komputer yang berbeda (atau bahkan dengan cara yang berbeda oleh
perangkat lunak yang berbeda pada sistem komputer yang sama). Masing-masing karakter
kontrol memiliki singkatan standar 2 atau 3 huruf yang menjelaskan fungsinya, seperti FF
untuk form feed atau BEL untuk mengeluarkan bunyi lonceng.

Karakter kontrol ASCII sesuai dengan revisi standar ASCII tahun 1967 dan yang lebih
baru:

16
Gambar 1.3. Karakter Dalam ASCII
Catatan: Pada banyak sistem komputer dan terminal, kode kontrol ASCII dapat
dimasukkan dengan menahan tombol Ctrl dan menekan tombol lain. Dalam kasus karakter
ASCII 1 hingga 26, ini biasanya dicapai dengan menahan Ctrl dan menekan huruf alfabet yang
sesuai; Ctrl+A untuk SOH, Ctrl+B untuk STX, Ctrl+C untuk ETX, dan seterusnya. Beberapa
perangkat lunak mungkin menunjukkan adanya karakter kontrol dalam data dengan
menunjukkan tanda sisipan (^) diikuti oleh karakter lain - jadi keberadaan kode kontrol BEL
(dimasukkan dengan menekan Ctrl+G) dalam file mungkin ditunjukkan di layar sebagai ^G .
Selain fakta bahwa penggunaan karakter kontrol ASCII telah berubah dari waktu ke
waktu, bahkan sejak awal ada beberapa ambiguitas dalam arti setiap karakter kontrol (standar
hanya mencakup deskripsi tekstual yang sangat singkat). Konsekuensi dari hal ini adalah
bahwa sistem komputer dan perangkat lunak yang berbeda terkadang dapat memiliki
ketidaksesuaian bahkan dengan data yang paling dasar seperti teks biasa.

Contohnya adalah bagaimana beberapa konvensi berbeda untuk jeda baris berevolusi:
• Mesin teletype awal mengembalikan dua kode kontrol untuk bergerak mengakhiri baris
teks: a CR ("Carriage Return") untuk memindahkan print head ke awal baris, diikuti oleh
LF ("Line Feed") untuk memindahkan kertas ke depan. Oleh karena itu, sistem komputer

17
yang awalnya dikembangkan untuk digunakan dengan teletype ini menggunakan
konvensi ini, dan kemudian sistem komputer yang perlu kompatibel ke belakang
melanjutkan penggunaan ini.
• Di sisi lain, membutuhkan sepasang karakter untuk mengakhiri setiap baris dalam file
teks cenderung memperumit banyak hal. Bagaimana jika hanya satu karakter yang hadir?
Bagaimana jika karakter dalam urutan terbalik? Akibatnya, sistem operasi komputer
Multics menggunakan satu karakter untuk menunjukkan jeda baris (insinyur Multics
memilih untuk menggunakan LF). Keturunan Multics dan sistem operasi yang
terinspirasi Multics melanjutkan konvensi ini untuk kompatibilitas mundur.
• Untuk alasan yang sama seperti insinyur Multics, insinyur Apple juga memilih untuk
menggunakan satu karakter untuk menunjukkan jeda baris. Tidak menyadari Multics
ketika merancang sistem operasi awal Apple (Apple DOS, ProDOS), insinyur Apple
memilih untuk menggunakan CR untuk menunjukkan jeda baris.

Karena semua ini, kita sekarang memiliki beberapa konvensi berbeda untuk memformat
teks biasa:
• File dan protokol komunikasi yang berasal dari peralatan DEC menggunakan kombinasi
CR dan LF untuk mengakhiri jalur. Konvensi ini juga diadopsi oleh sistem operasi CP/M
yang dikembangkan untuk komputer pribadi awal dan dilanjutkan di MS-DOS dan
kemudian Microsoft Windows untuk alasan kompatibilitas mundur.
• File dan protokol komunikasi yang berasal dari Multics atau turunannya UNIX
menggunakan LF untuk mengakhiri jalur. Konvensi ini dilanjutkan di Linux, di Mac OS
(sistem operasi Apple yang lebih baru untuk komputer Macintosh) dan juga diadopsi oleh
Commodore Amiga.
• File dan protokol komunikasi yang berasal dari komputer seri Apple II dan komputer
Macintosh awal (Mac OS "klasik") menggunakan CR untuk mengakhiri jalur.
• Selain itu, beberapa file dan protokol komunikasi mungkin memerlukan atau mentolerir
karakter SUB (kadang-kadang dikenal sebagai karakter EOF (End of File) atau Ctrl+Z)
untuk menunjukkan akhir file.

Tentu saja, komputer dapat diprogram untuk memahami konvensi selain yang diinginkan
(jadi, misalnya, protokol komunikasi email dan perangkat lunak hampir selalu menggunakan
konvensi CR/LF, bahkan pada komputer UNIX), tetapi ini menambah kerumitan. Selain itu,
tidak semua perangkat lunak mampu menangani data selain format yang diinginkan, yang
berarti bahwa file teks biasa pun mungkin tidak ditampilkan atau berfungsi dengan benar saat
ditransfer antar sistem komputer.
Extended ASCII Seperti yang telah kami sebutkan, ASCII adalah pengkodean karakter
7-bit, tetapi banyak komputer berbasis sekitar 8-bit byte.
Untuk kemudahan pemrograman dan kinerja, masuk akal untuk mendedikasikan 1 byte
memori per karakter ASCII, meskipun ini menyisakan 1 bit yang tidak digunakan di setiap
byte. Namun, bit yang tidak digunakan jarang tetap tidak digunakan lama! Beberapa produsen
memutuskan untuk menggunakan bit untuk pengecekan kesalahan sebagai bit paritas, tetapi
banyak yang lain memutuskan untuk menggunakan bit tambahan untuk menghasilkan skema

18
pengkodean karakter 8-bit mereka sendiri sebagai versi ASCII yang diperluas (walaupun
kadang-kadang dengan beberapa perubahan serta penambahan).
Menggunakan 8-bit per karakter memungkinkan hingga 256 karakter berbeda, dari
0000000 biner (0 denary, 0 heksadesimal) hingga 1111111 biner (127 desimal, 7F
heksadesimal). Selain itu, jika beberapa, atau semua, kode kontrol ASCII diganti dengan
karakter yang dapat dicetak, dimungkinkan untuk menggandakan jumlah karakter yang dapat
dicetak dibandingkan dengan 95 yang tersedia di ASCII standar.
Produsen perangkat lunak dan perangkat keras komputer yang berbeda melakukan hal
ini, memproduksi varian mereka sendiri dan versi ASCII yang disempurnakan. Penggunaan
umum termasuk:
• Menambahkan karakter khusus negara (seperti simbol mata uang seperti £ atau huruf
beraksen) tanpa harus menghilangkan karakter standar dalam US-ASCII.
• Menambahkan simbol tipografi atau matematika tambahan.
• Menambahkan blok atau simbol grafis lain yang cocok untuk menggambar.
• Menambahkan karakter video terbalik, di mana karakter muncul dengan warna latar
depan dan latar belakang terbalik.

Beberapa versi ASCII yang disempurnakan yang terkenal meliputi:


• PETSCII (juga dikenal sebagai CBMI ASCII) yang digunakan pada komputer 8-bit
Commodore Business Machine termasuk PET, VIC-20, Commodore 64, Commodore
128, dan lainnya. Sebenarnya ada dua set karakter PETSCII yang berbeda - satu yang
menyertakan huruf besar dan kecil, dan yang kedua hanya menyertakan huruf besar tetapi
memasukkan banyak simbol grafis. Tidak seperti biasanya, PETSCII didasarkan pada
standar ASCII versi 1963, sedangkan sebagian besar varian ASCII yang disempurnakan
didasarkan pada standar versi 1967.

Kumpulan karakter PETSCII:

Gambar 1.4. Karakter PETSCII

19
Gambar 1.5. Karakter PETSCII

Tugas Terstruktur

1. Konversikan bilangan dibawah ini!


a. Bilangan biner 1011100110 menjadi bilangan oktal.
b. Bilangan biner 011011011100 menjadi bilangan heksadesimal.
c. Bilangan oktal 101111010 ke bilangan biner.
d. Bilangan heksadesimal 100111100010 ke bilangan oktal.
2. Konversi bilangan dibawah ini!
a. Bilangan biner 1011101 ke bilangan puluhan.
b. Bilangan puluhan 116 ke bilangan biner.
3. Jumlahkan bilangan dibawah ini
a. Bilangan biner 1100111011 dengan 1001110110
b. Bilangan Oktal 432 dengan 11142
c. Bilangan Hexadesimal ABAB dengan 212A
4. Tentukan nilai biner dari kata dibawah ini berdasarkan kode ASCII!
a. TEKNOLOGI.
b. INFORMASI.
c. KOMUNIKASI.
d. TIN 58.

20
BASIS DATA DAN
PEMROSESAN FILE

BASIS DATA DAN INFORMASI STORAGE

DISKET

HARD DISK

HARD DISK DRIVE

SOLID STATE DRIVE


BAB II BASIS DATA DAN PEMROSESAN FILE

Tujuan pembelajaran, praktikan mampu untuk :


1. Memahami konsep storage pada komputer.
2. Mengidentifikasi jenis storage pada komputer.
3. Mengilustrasikan konsep basis data beserta komponennya.

2.1. Basis Data dan Pemrosesan File

Dalam komputasi, database adalah kumpulan terorganisasi dari data yang disimpan dan
diakses secara elektronik. Basis data kecil dapat disimpan di sistem file, sedangkan basis data
besar dirumahkan dalam suatu kluster komputer atau penyimpanan cloud. Desain basis data
mencakup teknik formal dan pertimbangan praktis termasuk pemodelan data, representasi dan
penyimpanan data yang efisien, bahasa kueri, keamanan dan privasi data sensitif, dan masalah
komputasi terdistribusi termasuk mendukung akses bersamaan dan toleransi kesalahan.
Database Management System (DBMS) adalah perangkat lunak yang berinteraksi
dengan pengguna akhir, aplikasi, dan basis data itu sendiri untuk menangkap dan menganalisis
data. Perangkat lunak DBMS juga mencakup fasilitas inti yang disediakan untuk mengelola
database. Jumlah total database, DBMS dan aplikasi terkait dapat disebut sebagai sistem
database. Seringkali istilah "database" juga digunakan secara longgar untuk merujuk ke salah
satu DBMS, sistem database atau aplikasi yang terkait dengan database.
Para Ilmuwan komputer dapat mengklasifikasikan sistem manajemen basis data menurut
model basis data yang mereka dukung. Database relasional menjadi dominan pada 1980-an.
Data model ini sebagai baris dan kolom dalam serangkaian tabel, dan sebagian besar
menggunakan SQL untuk menulis dan membuat kueri data. Pada tahun 2000-an, database non-
relasional menjadi populer, secara kolektif disebut sebagai NoSQL karena mereka
menggunakan bahasa query yang berbeda.
File manager atau file browser adalah program komputer yang menyediakan antarmuka
pengguna untuk mengelola file dan folder. Operasi yang paling umum dilakukan pada file atau
grup file termasuk membuat, membuka (misalnya melihat, memutar, mengedit atau mencetak),
mengganti nama, menyalin, memindahkan, menghapus dan mencari file, serta memodifikasi
atribut file, properti dan izin file. Folder dan file dapat ditampilkan dalam hierarki hierarki
berdasarkan struktur direktorinya.

2.2. Storage

Storage merupakan wadah penyimpanan data, instruksi, dan informasi untuk penggunaan
mendatang. Storage medium adalah material fisik yang digunakan untuk penyimpanan atau
dinamakan secondary storage. Kapasitas penyimpanan adalah banyaknya byte (karakter) yang
dapat ditampung oleh medium storage.

22
Storage device adalah perangkat keras komputer yang merekam dan/atau mengambil
items ke/dari storage media :
• Reading : Proses transfer item dari media storage ke memori yang digunakan sebagai
sumber input
• Writing : Proses transfer item dari memori ke media storage yang digunakan untuk
membuat output
• Storage Device: Hardware yang merekam dan menemukan kembali item ke dan dari
media storage. Gabungan antara proses writing dan reading.

Access Time : Waktu yang dibutuhkan storage device untuk menempatkan item pada
storage medium. Dapat juga dikatakan sebagai waktu yang diperlukan untuk mengirimkan item
dari memory ke processor.

Beberapa contoh storage devices antara lain :


1) Hard Disk
High-capacity storage, terdiri dari beberapa piringan hitam, yang menyimpan item
secara elektronik, Komponen-komponen tertutup dalam pembungkus kedap udara dan bersegel
untuk proteksi. Hard disk yang ada dalam PC saat ini memiliki kapasitas antara 160 GB sampai
dengan 1 TB. Hard disk dapat menyimpan data menggunakan longitudinal recording atau
perpendicular recording.
Karakteristik Hard disk dibedakan berdasarkan kapasitas, platters, Read/whiteheads,
silinder, sectors and tracks, revolution, transfer rate, dan access time. Dalam Hard disk juga
dikenal formatting, yaitu proses membagi disk menjadi track dan sector sehingga sistem
operasi dapat menyimpan dan mengalokasikan data dan informasi ke dalam disk.
Jenis-jenis Hard disk :
• Redundant Array of Independent Disks (RAID) adalah kumpulan dari dua atau lebih
harddisk terintegrasi.
• Network Attached Storage (NAS) device adalah server yang terhubung ke dalam
jaringan, sebagai media penyimpanan.

23
• External Hard Disk adalah hard disk yang terpisah dari sistem unit, terhubung ke
komputer dengan menggunakan kabel atau wireless.
• Removable Hard Disk adalah hard disk yang dapat dilepas dan dipasang kembali dari
komputer. Internal dan external hard disk tersedia dalam ukuran kecil (miniature) hard
disk.Hard disks dapat menyimpan data menggunakan longitudinal recording atau
perpendicular recording.

2) Flash Memory Storage


Flash memory chips adalah tipe medium yang tidak memiliki bagian yang
berputar/bergerak. Solid state drives (SSDs) memiliki beberapa keuntungan dibandingkan
dengan magnetic hard disk, yaitu:
a. Waktu mengakses lebih cepat
b. Tingkat transfer lebih cepat
c. Menghasilkan panas dan membutuhkan energi lebih sedikit
d. Tahan lebih lama.
Memory card adalah perangkat memori flash removable yang di insert/remove dari slot
yang ada pada komputer, perangkat mobile, atau card reader/writer.

Gambar 2.2. Jenis Kartu Memori


Beberapa contoh flash drives:
a) USB flash drives yang dihubungkan ke USB port komputer atau perangkat mobile

24
b) Express Card module yang dikembangkan oleh PCMCIA. Pada umumnya digunakan di
komputer notebook
c) Cloud storage adalah layanan internet yang menyediakan penyimpanan untuk pengguna
komputer.
Cloud Storage didefinisikan sebagai sebuah teknologi yang digunakan untuk melakukan
penyimpanan data digital dengan cara memanfaatkan server virtual. Alasan menggunakan
Cloud Storage:
a) Dapat diakses dimanapun
b) Menyimpan file besar secara instan
c) Mengizinkan orang lain untuk mengakses file tersebut
d) Menunjukkan data dan foto yang sensitif terhadap waktu secara cepat. Contohnya yaitu
kurva saham.
e) Menyimpan cadangan offsite
f) Menyediakan fungsi pusat data

3) Optical Disc
Optical disc merupakan media penyimpanan berbentuk bulat, datar, terbuat dari metal,
plastik dan lacquer yang kemudian ditulis dan dibaca dengan menggunakan leaser. Biasanya
untuk menyimpan software, data, foto digital, movie, dan musik. Optical discs pada umumnya
menyimpan items pada single track yang berbentuk spiral, mulai dari daerah di tengah disk ke
daerah tepi.
Contoh:
a. CD-ROM
Optical disc jenis ini hanya dapat dibaca, tidak dapat ditulisi (tidak dapat menghapus
atau memodifikasi isinya). Penyimpanan ini dapat digunakan dengan CD-ROM drive
atau CD-ROM player.
b. CD-R
Optical disc jenis ini hanya hanya dapat ditulisi satu kali.
c. CD-RW
CD-RW merupakan erasable disc, dapat ditulisi beberapa kali. Penggunaannya
memerlukan CD-RW drive.
d. DVD-ROM
Optical disc dengan kapasitas penyimpanan besar, hanya dapat dibaca – tidak dapat
dihapus. Penggunaannya memerlukan DVD-ROM drive.
e. A Blu-ray Disc-ROM (BD-ROM)
Optical disc jenis ini memiliki kapasitas penyimpanan 100 GB.
f. DVD-RW, DVD+RW, dan DVD+RAM
Ketiga jenis optical disc ini adalah rewritable DVD format.

4) Disket
Disket merupakan perangkat komputer yang juga dinamakan floppy disk. Dahulu disket
banyak digunakan sebagai salah satu media penyimpanan yang sekarang eksistensinya sudah
tergantikan oleh harddisk. Disket berbentuk cakram magnetik yang memiliki kapasitas sangat
kecil, hanya bisa menampung kurang lebih 1,44 mb atau sekitar 3 – 4 file pdf saja. Media

25
penyimpanan ini bersifat removable yang artinya penyimpanan ini bisa dilepas dan dipasang
dengan mudah

5) Hard Disk Drive (HDD)


HDD merupakan perangkat penyimpanan magnetis yang telah diciptakan sejak tahun
1950-an. Drive hard disk terdiri dari tumpukan cakram logam berputar yang disebut piring.
Setiap cakram yang berputar memiliki triliunan fragmen kecil yang dapat dimagnetkan untuk
mewakili bit (angka 1 dan 0 dalam kode biner). HDD digunakan untuk perekam TV, server,
dan penyimpanan laptop dan PC.

6) Solid State Drive (SSD)


SSD merupakan perangkat keras penyimpanan data yang menggunakan non-volatile
memory sebagai media penyimpanannya dan tidak menggunakan piringan magnet seperti
harddisk konvensional. Berbeda dengan volatile memory pada RAM, data yang tersimpan pada
SSD tidak akan hilang meskipun tidak menggunakan daya listrik. jenis- jenis SSD yaitu NVMe,
SATA, PCIe, dan M2 Card.
Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung dengan sebuah media terorganisir
berdasarkan skema atau struktur tertentu sebagai penyimpanan bersamanya yang kegunaannya
dapat dimanipulasi menggunakan sebuah software tertentu. Secara singkat, basis data
merupakan sekumpulan data yang berhubungan satu sama lain (berelasi) ataupun berdiri
sendiri dan tersusun ke dalam beberapa tabel.

Keuntungan dari basis data antara lain:


1. Mengurangi redudansi data
2. Meningkatkan integritas data dan berbagi data
3. Akses yang mudah
4. Mengurangi waktu pengembangan

Pemrosesan file, setiap departemen atau wilayah dalam organisasi memiliki kumpulan
file sendiri. Record-record dalam satu file dapat tidak berelasi dengan record-record dalam file
lain.

Kelemahan:
1. Redundansi Data—field-field yang sama disimpan dalam banyak file
2. Data terisolasi—data disimpan dalam file-file terpisah sehingga sulit diakses

A. Database Management System (DBMS)


DBMS adalah perangkat lunak yang digunakan untuk membuat (mendefinisikan,
menyusun) basis data, mengelola (manipulasi) data, serta membuat form dan report. DBMS –
data security menyediakan sarana untuk menjamin hanya pengguna yang berhak yang dapat
mengakses data. Hak akses mendefinisikan aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan oleh
pengguna atau kelompok pengguna. Read-only privileges, pengguna dapat melihat data, tapi
tidak dapat mengubahnya. Full Update privileges pengguna dapat melihat dan mengubah data.

26
B. Query
Query digunakan untuk permintaan untuk data tertentu dari sebuah basis data. Bahasa
Query mengandung pernyataan seperti bahasa Inggris, untuk menentukan data yang akan
ditampilkan, dicetak atau disimpan.

C. Form
Form adalah jendela untuk memasukkan dan mengubah data dalam basis data.
Digunakan untuk mengambil dan mengelola data dalam basis data. Form yang mengirimkan
data pada jaringan atau Internet dinamakan e-form (electronic form). Memungkinkan
pengguna untuk merancang sebuah report pada screen, mengambil data ke dalam rancangan
report, kemudian menampilkan atau mencetak report atau disebut juga report writer.

D. Backup
Backup merupakan salinan dari seluruh basis data. Log adalah daftar aktivitas yang
mengubah isi basis data. Teknik recovery data meliputi Rollforward dan Rollback. Recover
utility menggunakan log dan/ atau backup untuk me-restore basis data ketika basis data rusak.

• Rollforward— DBMS : menggunakan log untuk memasukkan kembali perubahan


yang telah dibuat terhadap basis data sejak penyimpanan atau backup basis data
terakhir. Dinamakan juga forward recovery.

• Rollback— DBMS : menggunakan log untuk membatalkan (undo) perubahan yang


dibuat terhadap basis data selama periode waktu tertentu. Dinamakan juga backward
recovery.

2.3. Basis Data dan Sistem Informasi

Data adalah fakta yang belum diolah. Informasi merupakan data yang tersusun dan
memiliki arti sehingga dapat berguna bagi pengguna. Komputer digunakan dalam memproses
data sehingga menjadi informasi. Basis data adalah kumpulan file yang saling berelasi, relasi
tersebut biasa ditunjukan dengan kunci dari tiap file yang ada. Satu basis data menunjukkan
kumpulan data yang dipakai dalam satu lingkup informasi. Perangkat lunak basis data juga
dinamakan database management system (DBMS). Perangkat lunak basis data digunakan
untuk membuat database, menambah/merubah/menghapus data, menyortir dan retrieve data,
membuat laporan dan melaporkan.
Integritas data menentukan kualitas data. Jika suatu basis data memiliki kesalahan,
seperti data yang tidak valid, maka basis data tersebut telah kehilangan integritas data. Kita
tidak dapat membuat informasi yang benar dari data yang salah. Kualitas dari informasi
digambarkan sebagai berikut:

27
Gambar 2.3. Kualitas Informasi
Pada basis data akan dibahas tentang definisi yang terdiri dari Database, File, Entity, dan
Record.
1. Entity
Entity merupakan orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam
pada suatu basis data. Misalnya informasi lalu lintas, entity antara lain kemacetan,
kecelakaan, dan lain sebagainya.
a. Atribut
Setiap entitas mempunyai atribut atau sebutan untuk mewakili suatu entity lalu
lintas dengan atributnya, misalnya nama objek, alamat, jenis objek, dan lain
sebagainya. Atribut juga disebut sebagai data elemen, data field, item
b. Data Value
Data value adalah data aktual atau informasi yang disimpan pada tiap data elemen
atau atribut.
2. Database
Database merupakan kumpulan field-field yang mempunyai hubungan antara satu
file dengan field yang lain sehingga membentuk bangunan data untuk menginformasikan
kondisi lalu lintas dalam bahasa tertentu.
3. File
File adalah kumpulan record-record sejenis yang mempunyai panjang elemen yang
sama, atribut yang sama, namun berbeda-beda datanya.
4. Record
Record adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan menginformasikan
tentang suatu entity secara lengkap. Satu record mewakili satu data atau informasi.

Dalam satu file terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, dan
merupakan satu kumpulan entity yang seragam. Satu record terdiri dari field-field yang saling
berhubungan untuk menunjukan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan
direkam dalam satu record. Suatu sistem manajemen basis data berisi satu koleksi data yang
saling berelasi dan satu set program untuk mengakses data tersebut. Tipe data menentukan jenis
data yang terdapat dalam field. Tipe data antara lain:

28
Gambar 2.4. Tipe Data
Pemeliharaan data adalah prosedur untuk menjaga data tetap mutakhir. Proses
membandingkan data dengan kumpulan aturan untuk menentukan jika data tersebut valid.
Mengurangi kesalahan entri data dan meningkatkan integritas sebelum program menulis data
ke storage.

Gambar 2.5. Contoh Kesalahan Entri Data


Bentuk-bentuk pemeriksaan validitas:
1. Pengecekan numerik : agar pengguna hanya memasukkan data yang sesuai dengan jenis
field (karakter/numerik)
2. Pengecekan range : untuk memastikan sebuah bilangan berada dalam range tertentu
3. Pengecekan konsistensi : menguji hubungan logika data dalam dua atau lebih field
4. Pengecekan kelengkapan : untuk verifikasi bahwa field yang ditentukan berisi data
5. Digit uji : dapat digunakan untuk menentukan validitas primary key

2.3.1. Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan.


Sistem informasi adalah kumpulan hardware, software, data, orang, dan prosedur yang bekerja

29
bersama untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Tahapan pengembangan sistem
terdiri dari Perencanaan, Analisis, Perancangan, Implementasi, dan Dukungan.
a) Perencanaan
Perencanaan dilakukan dengan review permintaan proyek, menentukan prioritas
permintaan proyek, alokasi sumber daya, identifikasi tim pembangun proyek.
b) Analisis
Analisis dilakukan dengan melakukan investigasi pendahuluan, melaksanakan
aktivitas analisis terperinci seperti mempelajari sistem yang ada, menentukan kebutuhan
pengguna, dan merekomendasikan solusi.
c) Perancangan
Perancangan dilakukan dengan mengadakan hardware dan software, dan membangun
komponen komponen sistem.
d) Implementasi
Implementasi dilakukan dengan membuat program, instalasi dan pengujian sistem
baru, menyelenggarakan training kepada pengguna, dan konversi ke sistem baru.
e) Dukungan
Dukungan dilakukan dengan melakukan review sistem pasca implementasi,
mengidentifikasi kesalahan dan perbaikan/peningkatan sistem, dan memonitor kinerja
sistem.

Tugas Terstruktur

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan storage devices, dan berikan 4 contoh storage
devices berdasarkan urutan kecepatan access time beserta penjelasannya!
2. Sebutkan kelebihan penggunaan CD-ROM dibandingkan dengan CD-DRIVE.
3. (alternatif: Sebutkan kelebihan penggunaan Blu-ray Disc dibandingkan dengan DVD-
ROM!)
4. Jelaskan apa yang dimaksud DBMS, Query, dan Backup serta sebutkan dan jelaskan
komponen basis data!

30
COMPUTATIONAL
THINKING

PEMBUATAN ALGORITMA

ABSTRAKSI

POLA DAN GENERALISASI

DEKOMPOSISI
BAB III COMPUTATIONAL THINKING
Tujuan pembelajaran, praktikan mampu untuk :
1. Mendefinisikan computational thinking.
2. Menerapkan tahapan penyelesaian masalah dengan Dekomposisi, Pola dan
Generalisasi, dan Abstraksi dan Pemodelan.
3. Menghasilkan solusi komputasi permasalahan menggunakan Dekomposisi, Pola dan
Generalisasi, dan Abstraksi dan Pemodelan.

3.1. Definisi Computational Thinking

Computational thinking (CT) atau pemikiran secara komputasi merupakan sebuah


pendekatan dalam pemecahan masalah yang melibatkan penggunaan praktik serta prinsip dari
ilmu komputer untuk merumuskan solusi yang dapat dieksekusi oleh komputer. CT sangat
penting untuk dipelajari serta dapat diterapkan di berbagai bidang ilmu, sebab pemikiran
komputasi atau CT tidak harus dimiliki oleh seorang programmer melainkan setiap orang bisa
memilikinya. CT mengajarkan setiap orang agar mampu mengatasi masalah secara efektif dan
efisien. Beberapa definisi computational thinking disajikan dalam tabel 3.1

Tabel 3.1. Definisi Computational Thinking menurut beberapa pakar


Sumber Definisi

Wing (2014) CT merupakan proses berpikir dalam merumuskan masalah dan


mengekspresikan solusinya, sedemikian rupa sehingga secara efektif
dapat dilakukan oleh komputer, manusia, atau mesin

Yadav et al. (2014) CT merupakan aktivitas berpikir untuk merumuskan masalah dan
mengabstraksikan solusi yang dapat diotomatisasi

Furber (2012) CT merupakan proses mengenal aspek komputasi di dunia sekitar kita
dan menerapkan alat serta teknik dari Ilmu Komputer untuk
memahami dan bernalar tentang sistem dan proses baik secara alami
maupun buatan

Dennin (2014) CT merupakan pengarahan cara berpikir untuk merumuskan masalah


layaknya konversi input to output dan memanfaatkan algoritma untuk
melakukan konversi tersebut.

3.2. Teknik dalam Computational Thinking

Computational Thinking memungkinkan kita untuk mengambil dan memahami suatu


permasalahan yang kompleks dan mengembangkan solusi. Solusi tersebut nantinya akan
disajikan secara eksplisit dan dapat dipahami oleh komputer, manusia, ataupun keduanya.
Computational Thinking memiliki empat teknik utama diantaranya dekomposisi, pola dan
generalisasi, abstraksi dan pemodelan, serta algoritma.

32
Tabel 3.2. Definisi Komponen/Teknik Computational Thinking
No. Komponen / Definisi
Teknik CT

1 Dekomposisi Tahap pemecahan data, proses, atau masalah (kompleks) menjadi


bagian-bagian yang lebih sederhana atau menjadi tugas-tugas yang
mudah dikelola.

2 Pola dan Tahap melihat persamaan atau perbedaan pola, keterkaitan, dan
Generalisasi keteraturan dalam data yang selanjutnya dilakukan proses
generalisasi (penyederhanaan pola) tanpa menghilangkan makna
asli dari objek yang disederhanakan.

3 Abstraksi dan Tahap pemisahan atau penyaringan informasi yang relevan dalam
Pemodelan suatu masalah dan membuang detail yang tidak relevan dalam data
atau masalah tersebut.

4 Pembuatan Tahap membuat petunjuk masalah secara bertahap agar langkah /


Algoritma informasi tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang sama. Algoritma dapat dibuat dalam bentuk
flowchart ataupun pseudocode.

3.2.1. Dekomposisi

Dekomposisi merupakan pendekatan yang mampu memecah masalah kompleks menjadi


bagian-bagian yang lebih sederhana agar mudah ditangani. Dekomposisi merupakan strategi
divide-and-conquer. Dalam ranah pemikiran komputasi, divide-and-conquer digunakan saat
masalah terlalu rumit ditangani sekaligus. Misalnya, suatu masalah berisi beberapa bagian yang
saling terkait, atau suatu proses terdiri dari berbagai langkah yang harus dijelaskan.
Menerapkan dekomposisi adalah solusi yang bisa memisahkan semua bagian-bagian yang
terkait itu. Dekomposisi bertujuan mendapatkan sejumlah sub-masalah yang dapat dipahami
dan diselesaikan individual. Proses rekursif akan berulang kali digunakan di sini, yaitu ketika
masalah yang dibentuk akan kembali menjadi rangkaian masalah lebih sederhana dan kecil,
tetapi masih kompleks. Secara visual, proses ini dapat mudah dipahami melalui pohon struktur.
Contohnya adalah pengerjaan karya tulis ilmiah. Biasanya, karya tulis ilmiah diasumsikan
sebagai tulisan dengan berpuluh ribu kata, yang bisa secara tidak langsung menimbulkan takut
dan putus asa. Namun, menguraikan masalah tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil,
dengan masing-masing dari bagian memiliki detail akan lebih memudahkan untuk
mendapatkan fokus yang akan lebih efektif dalam pengerjaannya.

33
Gambar 3.1. Contoh Strategi Divide and Conquer.

3.2.2. Pola dan Generalisasi

Ketika bertemu sebuah masalah dan kita mencoba untuk memecahkannya, mungkin ada
beberapa elemen yang berulang atau setidaknya mirip satu sama lain. Pola disini merupakan
langkah pertama untuk menemukan sebuah solusi dari sebuah permasalahan sehingga kita
mudah dalam memecahkannya. Sebagai contoh adalah pendekatan menggambar wajah
sederhana. Algoritma pengerjaan gambar wajah sederhana sebagai berikut :

1) Gambar lingkaran dengan jari-jari 30 pada posisi 50,50 dengan ketebalan garis 2.
2) Gambar lingkaran dengan jari-jari 6 pada posisi 40,40 dengan ketebalan garis 1.
Gambar lingkaran dengan jari-jari 3 pada posisi 40,40 diisi hitam.
3) Gambar lingkaran dengan jari-jari 6 pada posisi 60,40 dengan ketebalan garis 1.
4) Gambar lingkaran dengan jari-jari 3 pada posisi 60,40 diisi hitam.

Gambar 3.2. Contoh Pola dan Generalisasi

Contoh diatas dapat memecah gambar menjadi elemen yang lebih sederhana yang dapat
ditentukan dan digambar dengan mudah. Berdasarkan gambar diatas pula, kita dapat
menggeneralisasikan kalau biasanya wajah itu berbentuk bulat, mata itu berbentuk bulat juga,
dan biasanya bibir kita tersenyum sehingga membentuk setengah lingkaran.

34
3.2.3. Mengenali Pola Sederhana

Ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan untuk mengenali pola. Berikut
pendekatan yang dapat mengenali pola sederhana:

a. Cari kata benda dan data kerja yang muncul berulang kali
b. Cari deskripsi konkret, seperti kata sifat atau angka

Sebagai contoh dalam pola menggambar wajah sederhana, pola tersebut dapat dilihat
seperti sebagai berikut:

a. Kata benda: lingkaran, radius, posisi, garis, ketebalan


b. Kata kerja: menggambar
c. Kata sifat: merah, hitam
d. Angka di beberapa tempat

3.3. Abstraksi dan Pemodelan

3.3.1. Abstraksi

Pendekatan dekomposisi menunjukkan bahwa masalah besar yang kompleks perlu


dibagi menjadi sub-sub masalah yang lebih kecil dan sederhana. Motivasi dalam pendekatan
itu adalah menyelesaikan rangkaian masalah sederhana bisa lebih mudah daripada harus
menyelesaikan masalah besar yang kompleks. Maka di bagian ini, akan dikupas tahap setelah
proses dekomposisi, yaitu abstraksi. Abstraksi merupakan proses pemisahan atau penyaringan
informasi yang bisa relevan dalam suatu masalah, dan dalam waktu yang sama membuang
detail yang tidak relevan. Abstraksi menjadi kunci untuk memahami dan membuat solusi
menjadi kuat. Abstraksi mampu membuat masalah dilihat dari berbagai sudut pandang.
Abstraksi berguna dalam membuat model spesifik. Contohnya: peta jalur KRL dari Bogor
menuju Depok. Ketika proses dekomposisi terjadi, unsur yang teridentifikasi adalah jalur
kereta, bangunan di sisi jalur, stasiun, banyaknya jalur yang tersedia, jarak tempuh, jalur yang
berliku, atau unsur lainnya. Ada banyak unsur yang diperlukan dalam pembuatan peta. Tugas
abstraksi adalah menyederhanakannya. Dalam peta jalur KRL hanya ada garis lurus yang
setidaknya menjelaskan bahwa: inilah jalur KRL dari Bogor menuju Depok. Peta hanya
membutuhkan informasi berupa jarak tempuh, stasiun dilewati, dan jalur rel. Fakta bahwa
jalannya berliku-liku atau memutar lebih baik dibuang, sehingga peta jauh lebih mudah
dimengerti.

35
Gambar 3.2. Contoh Abstraksi

3.4.2. Pemodelan

Pemodelan dibutuhkan dalam abstraksi. Sederhananya, model bisa menunjukkan entitas


dalam solusi dan hubungan di antara entitas. Model digunakan untuk menyembunyikan detail
masalah, dan masalah akan direpresentasikan melalui model. Dalam membuat model,
diperlukan bayangan atau imajinasi bagaimana suatu hal yang kompleks dapat bekerja. Semua
model menyembunyikan beberapa detail realitas. Hal-hal yang dianggap tidak relevan dalam
konteks model akan diabaikan.
Model memiliki dua bentuk umum, yaitu model statis dan model dinamis. Model statis
memberi pengguna gambaran umum tentang sistem. Mereka memberi gambaran tentang
entitas dan hubungannya pada satu titik waktu. Peta jalur KRL adalah model statis. Peta
tersebut merupakan keadaan yang saat ini ada di jalur tersebut. Kita tak akan tahu apa yang
terjadi di masa depan. Barangkali itu akan berubah seiring berjalannya waktu karena letak
stasiunnya berubah atau bahkan hal lainnya. Model statis berguna pada masalah tertentu yang
jarang mengalami perubahan. Namun, model dinamis juga tidak kalah penting dibuat. Model
dinamis membuat suatu model yang tak akan digerus oleh perkembangan waktu. Dalam
pembuatannya, model dinamis selalu meliputi status (deskripsi entitas pada suatu titik waktu
tertentu) dan transisi (perubahan status yang terjadi). Contoh pemodelan dari model dinamis
sederhana yaitu model iklim. Mereka menggunakan model matematika untuk membuat
prediksi rumit di mana teori atau eksperimen tidak akan cukup untuk menjelaskan itu. Model
iklim menggunakan entitas berupa atmosfer, permukaan tanah, massa es, dan sinar ultraviolet,
lalu melakukan pengukuran berdasarkan rumus matematika. Eksekusi model ini berarti
melakukan pengukuran dan memasukan hasil ke dalam model agar mendapatkan prediksi di
masa depan.

3.5. Penerapan Dekomposisi, Pola dan Generalisasi, serta Abstraksi dan Pemodelan

Teknik-teknik dalam Computational Thinking yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat


diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di kehidupan sehari. Salah satunya
adalah dengan Pembuatan peta DKI Jakarta untuk menunjukan arah.

36
Gambar 3.3. Contoh Penerapan Konsep Computational Thinking

1) Dekomposisi

Dari contoh gambar satelit sebelumnya dilakukan proses dekomposisi dengan cara
membagi gambar satelit sebelumnya menjadi beberapa bagian seperti: Jalan, Gedung, Taman
Kota, Sungai, Rumah, Penduduk, Restoran, dll.

2) Pola dan Generalisasi

Setelah dekomposisi dilakukan, selanjutnya dapat diperhatikan bagian-bagian tadi yang


memiliki kemiripan atau pola sehingga bisa dilakukan generalisasi. Pada peta Jalan akan
tergeneralisasi menjadi garis, Gedung dan Rumah menjadi persegi, Taman Kota dan Restoran
ditandai dengan warna tertentu, begitu juga dengan Sungai yang menjadi garis berwarna biru.

3) Abstraksi dan Pemodelan

Setelah sebelumnya dilakukan proses Dekomposisi dan juga Pola dan Generalisasi
selanjutnya dapat dilakukan proses Abstraksi dan Pemodelan. Proses Abstraksi yang terjadi
untuk menghasilkan peta yang sederhana dan mudah dimengerti maka ada bagian bagian yang
dihilangkan seperti; warna tertentu, rumah dan penduduk yang tidak tentu, tekstur, dll. Selain
itu ada bagian-bagian yang dipertahankan agar sesuai dengan tujuan pembuatan peta yaitu
untuk mencari peta, maka contoh detail penting yang dipertahankan adalah ; Perbedaan antara
ruas jalan tol dengan jalan umum dan Landmark sebagai titik temu. Hasil akhirnya dari proses-
proses diatas dapat dihasilkan suatu model statis seperti dibawah ini:

37
Gambar 3.4. Contoh Penerapan Commputational Thinking

Tugas Terstruktur

1. Apa yang kamu ketahui tentang Computational Thinking?


2. Jelaskan dengan bahasa sendiri apa yang diketahui dari Dekomposisi, Pola dan
Generalisasi, serta Abstraksi dan Pemodelan!
3. Buatlah satu contoh masalah dalam kehidupan sehari-hari, susun solusinya menggunakan
konsep Dekomposisi, Pola dan Generalisasi serta, abstraksi dan pemodelan!

38
SISTEM OPERASI DAN
PROGRAM UTILITAS

SISTEM PERANGKAT LUNAK PROGRAM UTILITAS

SISTEM OPERASI

FILE MANAGER

FUNGSI SISTEM OPERASI

SEARCH UTILITY

JENIS SISTEM OPERASI


BAB IV SISTEM OPERASI DAN PROGRAM UTILITAS

Tujuan pembelajaran, praktikan mampu untuk:


1. Memahami konsep sistem operasi dan program utilitas pada komputer.
2. Menyebutkan jenis sistem operasi dan program utilitas pada komputer.
3. Membedakan sistem operasi berdasarkan bentuknya.
4. Menggunakan berbagai jenis program utilitas.

4.1. Sistem Perangkat Lunak

Sistem perangkat lunak digunakan untuk mengontrol operasi komputer. Sistem


perangkat lunak sendiri terdiri dari dua bentuk, yaitu Operating System (OS) dan program
utilitas. OS merupakan perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol dan
manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software
aplikasi seperti program pengolah kata, angka, multimedia dan browser web, sedangkan
program utilitas berperan dalam memelihara sistem komputer.

Gambar 4.1 Sistem Operasi

4.1.1. Sistem Operasi

Sistem Operasi (OS) adalah kumpulan program yang berisi instruksi yang saling bekerja
sama untuk mengkoordinasikan seluruh aktivitas sumber daya perangkat keras komputer. Pada
sistem operasi, terdapat beberapa proses untuk booting. Booting adalah proses menyalakan
komputer yang terdiri dari dua jenis, yaitu warm boot dan cold boot. Warm boot adalah
penghidupan kembali (restart) komputer pada saat power on dan cold boot adalah penghidupan
komputer setelah power off. Boot drive merupakan disk untuk memulai komputer yang berisi
sistem operasi.
Sebagian PC dikonfigurasikan untuk mencari sistem operasi di drive CD-ROM terlebih
dahulu dan kemudian pada hard disk dapat melakukan booting dari boot disk. Recovery disk

40
berisi beberapa sistem file yang akan menjalankan (start) komputer ketika komputer tidak
dapat melakukan booting. Sistem operasi menyediakan beberapa mekanisme shut down, yaitu:
• Mode Sleep: menyimpan program dan dokumen yang sedang terbuka di RAM, menutup
(turns off) semua fungsi yang tidak diperlukan, dan menempatkan komputer pada
konsumsi daya minimal.
• Hibernate: menyimpan program dan dokumen yang terbuka di hardisk sebelum
komputer dimatikan.

User interface juga termasuk sebagai bagian dari sistem operasi yang berfungsi untuk
mengontrol bagaimana pengguna memasukkan data dan instruksi, serta bagaimana informasi
disajikan di layar (screen). Dengan menggunakan GUI (Graphical User Interface) pengguna
dapat berinteraksi melalui menu dan gambar visual seperti icon dan button. Pada antarmuka
command-line, pengguna menggunakan keyboard untuk memasukkan data dan instruksi.

Beberapa fitur sistem operasi antara lain:


• Single user dan multi user
• Single tasking dan multitasking
• Foreground dan background
• Preemptive multitasking
• Multiprocessing

4.1.2. Fungsi Sistem Operasi

1) Manajemen memori
Manajemen memori adalah optimasi penggunaan RAM (Random Memory Access)
dengan bantuan Virtual Memory untuk mengalokasikan sebagian hard disk untuk
berfungsi sebagai RAM. Sistem operasi juga berfungsi untuk mengoptimalkan
penggunaan RAM. Dalam hal ini, sistem operasi akan melakukan beberapa hal berikut:
• Mengalokasikan data dan instruksi ke dalam RAM yang tepat ketika data dan
instruksi diproses.
• Memonitor isi dari RAM.
• Menghapus data atau instruksi yang sudah tidak digunakan lagi dari RAM.

2) Penjadwalan Job
Penjadwalan ini digunakan untuk mengatur jadwal berdasarkan prioritas job. Job
adalah operasi yang dikelola oleh processor. Beberapa contoh job adalah menerima data
dari peralatan input, pemrosesan instruksi, mengirimkan informasi ke peralatan output,
mentransfer item diantara storage dan memory.

3) Spooling
Spooling adalah mengirimkan job untuk mencetak (print) ke buffer daripada ke
printer secara langsung. Print job tersusun dalam queue.

41
4) Konfigurasi perangkat keras
Konfigurasi ini berfungsi untuk menghubungkan hardware dengan software secara
otomatis. Device Driver adalah program yang menyatakan bagaimana sistem operasi
berkomunikasi dengan peralatan dan dengan Plug and Play, sistem operasi secara
otomatis mengkonfigurasi peralatan baru segera setelah peralatan tersebut diunduh.
Peralatan yang dihubungkan ke port USB pada unit sistem umumnya bersifat plug and
play.

5) System Monitor
Program ini dinamakan juga sebagai performance monitor dan berfungsi untuk
menduga dan melaporkan informasi mengenai sumber daya sistem dan peralatan.

6) Automatic update
Pembaruan sistem secara otomatis yang akan menyediakan update untuk program
terbaru.

7) User account
Akun bagi setiap pengguna untuk login. User account terdiri dari username/user ID
dan password.

8) Fasilitas yang disediakan oleh sistem operasi untuk pengguna antara lain:
• Managing files
• Cleaning up disks
• Searching for files
• Setting up screen savers
• Viewing images
• Backing up files and disks
• Securing a computer
• Diagnosing problems
• Uninstalling programs
• Defragmenting disks

Beberapa sistem operasi dirancang untuk server dalam jaringan. Sistem operasi server
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan bagaimana banyak pengguna mengakses dan
berbagi sumber daya dalam jaringan. network administrator menggunakan sistem operasi
server untuk:
• Add dan remove pengguna, komputer, dan perangkat lainnya
• Install perangkat lunak dan mengelola keamanan jaringan

42
Tugas Terstruktur

1. Jelaskan apa yang dimaksud sistem operasi dan sebutkan jenis - jenis sistem operasi!
2. Sebutkan 5 fungsi sistem operasi!
3. Jelaskan perbedaan antara kategori sistem operasi stand alone, network, dan embedded!
4. Sebutkan jenis – jenis program utilitas dan berikan contohnya!

43
PENGENALAN
MICROSOFT EXCEL

FUNGSI LAYOUT TIPE-TIPE DATA EXCEL

SHORTCUT EXCEL
BAB V PENGENALAN MICROSOFT EXCEL

Tujuan pembelajaran, praktikan mampu untuk:


1. Menggunakan berbagai toolbar, shortcut, dan add-in Microsoft Excel.
2. Menerapkan penggunaan berbagai tipe data pada Microsoft Excel.
3. Mendemonstrasikan penggunaan fitur-fitur Microsoft Excel dengan baik dan benar.

5.1. Pengenalan Microsoft Excel

Microsoft Excel merupakan program aplikasi pada Microsoft Office berupa lembar kerja
(spreadsheet) menggunakan system workbook. Microsoft Excel memiliki kelengkapan fitur
Formulas dan Functions yang dapat digunakan dalam menghitung, memproyeksikan,
menganalisis, dan mempresentasikan data sederhana atau kompleks secara cepat dan otomatis.

5.2. Layout Interface Microsoft Excel

User interface adalah tampilan grafis suatu program/ aplikasi yang menjadi media
interaksi antara perangkat (Hardware/ Software) dengan penggunanya (Mainware/user).
Tampilan (interface) pada Microsoft Excel terdiri dari beberapa bagian seperti quick access
toolbar, worksheet, status bar, dan sebagainya.

Gambar 5.1. Layout Interface Microsoft Excel

45
Tabel 5.1. Fungsi Bagian-Bagian Layout Interface
Bagian Fungsi

Ribbon Berisi perintah-perintah yang dapat membantu dalam pengerjaan


pada lembar kerja

Name box Kotak yang berisi nama sel yang aktif

Formula bar Tempat memasukkan data dan rumus

Quick access Kumpulan tombol perintah yang dapat mempercepat pekerjaan


toolbar

Column letter Penunjuk kolom

Row Penunjuk baris

Worksheet Lembar kerja aktif

Status bar Memberikan informasi status prograMs Excel atau lembar kerja
yang sedang aktif

View button Terdiri dari perintah untuk merubah tampilan lembar kerja. Terdiri
dari Normal, Page Layout, dan Page Break Preview.

5.3. Shortcut pada Microsoft Excel

Shortcut merupakan cara pintas atau cara cepat untuk mengakses suatu perintah atau
program untuk mengefisiensikan suatu pekerjaan pada Excel.

46
Gambar 5.2. Shortcut pada Microsoft Excel

47
5.4. Tipe Data pada Microsoft Excel

Tipe data merupakan karakteristik dari sebuah variabel yang menentukan jenis data yang
dapat digunakan. Selain itu, tipe data merupakan himpunan nilai yang dapat dimiliki oleh suatu
sel yang dapat menentukan formula yang dapat digunakan pada sel tersebut. Secara umum,
terdapat tiga tipe data pada Microsoft Excel yaitu tipe data Text (String), tipe data Numerik,
dan tipe data Date and Time.

1. Tipe Data Teks/String


Tipe data yang digunakan pada lembar kerja yang terdiri dari huruf, angka, dan karakter
khusus atau simbol.Ciri lain tipe data teks adalah tidak bisa dioperasikan matematika dan
secara default jika kita masukkan ke dalam sel maka data jenis ini akan ditampilkan rata kiri
(align left).

2. Tipe data Date and Time


Tipe data yang digunakan untuk membuat tanggal, waktu atau kombinasi tanggal dan
waktu. Format penulisan standar Date and Time menggunakan bahasa inggris dan notasi waktu
United States yaitu "mm/dd/yy time". Secara default ketika pengguna memasukkan notasi
tanggal dan waktu pada sel, format tampilan sel menjadi rata kanan.

3. Tipe data numerik / value


Tipe data value disebut juga sebagai data numerik atau angka yakni data pada sel excel
yang karakter penyusun utamanya berupa nilai angka 0-9.Ciri utama tipe adalah dapat
digunakan dalam operasi perhitungan dan secara default akan ditampilkan dengan rata kanan
(Align Right) pada sebuah cell excel.
Jenis data value pada excel bisa dibagi lagi dalam beberapa jenis, antara lain:
1. Bilangan bulat (Integer)
2. Bilangan desimal (Decimal)
3. Bilangan pecahan (Fraction)
4. Tipe data notasi ilmiah (Scientific Notation)
5. Tipe data persen (Percent)
6. Tipe data mata uang (Currency)

5.4.1. Tipe Data pada Data Model

Data model memungkinkan pengguna untuk mengintegrasikan data dari beberapa tabel,
secara efektif membuat sumber data relasional di dalam workbook Excel . DalaMs Excel ,
model data yang digunakan secara transparan, menyediakan data tabular yang digunakan dalam
PivotTable dan PivotChart. Data Model digambarkan sebagai kumpulan tabel dalam Field List.
Pengembangan data model dalaMs Excel, menggunakan Power Pivot, Query, Pivot Chart dan
DAX.

48
5.4.2. Tipe tipe data lainnya

Tabel 5.2. Jenis Tipe Data Lainnya


Data type Storage size Range

Boolean 2 bytes True atau false

Date 8 bytes January 1, 100 sampai desember 31.999

Decimal 14 bytes +/79.228.162.514.264.337.593.543.950.33 5 tanpa


decimal

+/-7,9228162514264337593543950335 dengan 28
angka dibelakang tanda decimal nilai decimal terkecil

+/- 0,000000000 000000001

Dictionary Unknown Unknown

Double 8 bytes -1,79769313486231E308 sampai -4,94065645841247E-


324 untuk bilangan negatif

4,94065645841247E-324 sampai
1.79769313486232E308 untuk bilangan positif

Integer 2 bytes -32.768 sampai 32.767

Longlong 8 bytes -9.233.372.036.854.775.808 sampai


9.233.372.036.854.775.807 hanya valid pada platform
64-bit

Longptr 4 bytes -2.147.483.648 sampai 2.147.483.6479(32-bit systems)


(32-bit systems),
8 bytes(64-bit -9.233.372.036.854.775.808 sampai
systems) 9.233.372.036.854.775.807(64-bit systems)

Object 4 bytes Semua referensi object

Single 4 bytes -3,402823E38 sampai -1,401298E-45 untuk bilangan


negatif
1,401298E-45 sampai 3,402823E38 untuk bilangan
positif

String 10 bytes + string 0 sampai kurang lebih 2 milyar


(variable- length
length)

49
String Length of string 1 sampai kurang lebih 65.400
(fixed-
length)

Variants 16 bytes Semua bilangan numerik pada range Double


(with-
number)

Variants 22 bytes + string Range sama seperti String (variable - length)


(with- length
characters)
(24 bytes on 64-
bit systems)

User-defined Number required Range tiap elemen sama seperti range tiap data itu
(using Type) by elements sendiri

Long (Long 4 bytes -2,147.483.648 sampai 2.147.483.647


Integer)

Tugas Terstruktur

1. Sebutkan bagian beserta fungsi layout interface pada Microsoft Excel!


2. Sebutkan tipe-tipe pada Microsoft Excel dan jelaskan perbedaan dari setiap tipe tersebut!
3. Buatlah tutorial penggunaan Add-ins (Selain wikipedia, barcode, mini calender dan
places) pada Microsoft Excel!. Kerjakan tugas tersebut dalam bentuk video, cukup
dengan screen recording serta penjelasan dengan suara anda! Gunakan salam pengenalan
terlebih dahulu (Link pengumpulan tugas akan diberikan setelah praktikum selesai

50
FORMULASI DASAR
SEDERHANA DAN MATRIKS

RUMUS SEDERHANA MATRIKS

PENJUMLAHAN DAN
ANGKA DAN TEKS PENGURANGAN

MDTERM

TRANSPOSE DAN
KALENDER MMULT

MINVERSE

TEKS DAN WAKTU IF, AND, DAN OR


BAB VI FORMULA DASAR SEDERHANA DAN MATRIX

Tujuan pembelajaran, praktikan mampu untuk:


1. Menggunakan berbagai rumus sederhana pada Excel.
2. Mendemonstrasikan penerapan rumus-rumus sederhana terhadap dataset numerik dan
non-numerik.
3. Menggunakan berbagai operasi matriks.

6.1. Rumus Sederhana Pada Excel

Excel merupakan aplikasi spreadsheet standar yang memungkinkan pengguna untuk


melakukan perhitungan dengan menggunakan berbagai fungsi dan formula. Excel memuat
berbagai rumus yang dapat menyederhanakan proses memasukkan perhitungan.

6.1.1. Quick Calendar

1. Pilih sel A4 dan ketik formula berikut : = TODAY()


2. Pilih sel A5 atau B4 dan ketik formula berikut : =A4+1
3. Seret sudut kanan (drag) sel A5 hingga ke A24 dan A4 hingga F4
4. Tekan untuk menampilkan dialog Format Cells.
5. Pilih Kustom di bawah Kategori.
6. Masukkan format custom sesuai keinginan dan tekan OK.

Gambar 6.1 Tampilan Quick Calendar

6.1.2. Kombinasi Angka Dan Teks

1. Pilih sel B2 dan ketik Yourtea.


2. Pilih sel B3 dan ketik 3 cup
3. Pilih sel C5 dan ketik formula berikut di formula bar : ="Hamdan membeli" & B2 & "
" & B3 & "kemarin sore. "
4. Klik OK atau enter.

52
5. Lakukan hal sama untuk contoh berikutnya (sel disesuaikan).

Gambar 6.2 Tampilan kombinasi angka dan teks

6.1.3 Kombinasi Teks Dan Waktu

1. Pilih sel A2 dan ketik Belajar TIK


2. Pilih sel A3 dan masukkan waktu hari ini
3. Pilih sel C6 dan ketik rumus berikut : ="Hari ini, kita akan" & " " & A2 & " " & "pada
pukul" & " " & TEXT(A3, "hh:mm")
4. Tekan OK atau enter.

Gambar 6.3 Tampilan Kombinasi Angka dan Waktu

6.2. Fungsi Logika

Salah satu fungsi yang paling sering digunakan adalah fungsi logika. Fungsi logika pada
Excel bertujuan untuk membandingkan dua atau lebih suatu kondisi di perhitungan Excel.
Fungsi logika pada Excel umumnya digunakan untuk membandingkan data dalam jumlah
besar. Dengan fungsi ini pekerjaan olah data menjadi lebih mudah dan cepat. Fungsi logika
pada Excel digunakan untuk memperkenalkan pengambilan keputusan saat mengevaluasi
rumus dan fungsi di Excel. Berikut adalah macam-macam fungsi logika.

53
6.2.1. AND

Fungsi ini digunakan untuk menentukan apakah semua kondisi pada suatu data
bernilai benar (TRUE) atau salah (FALSE).
Contoh:

Gambar 6.4. Hasil Penggunaan Fungsi AND

Syntax:
=AND(logical1, [logical2], ….)

6.2.2. OR

Fungsi OR digunakan untuk menentukan apakah semua kondisi pada suatu data bernilai
benar/TRUE atau salah/FALSE.
Contoh:

Gambar 6.5. Hasil Penggunaan Fungsi OR

54
Syntax:
=OR(logical1, [logical2], ….)

6.2.3. IF

Fungsi IF digunakan untuk membuat perbandingan logis antara nilai dan hasil dari
perbandingan.
Contoh:

Gambar 6.6. Hasil Penggunaan Fungsi IF

6.3. MATRIX

Perhitungan matrix dapat dilakukan di Microsoft Excel. Pengguna dapat menghitung


penjumlahan, perkalian, determinan, invers, hingga transpose matriks.

6.3.1. Penjumlahan dan Pengurangan Matriks

Penjumlahan matriks hanya dapat dilakukan jika matriks memiliki dimensi yang sama
(misal 2 x 2 dengan 2 x 2, dsb). Tidak ada rumus khusus pada Excel untuk penjumlahan
matriks.

55
Langkah - langkah :
1. Buatlah matrix dengan 3 x 3 dengan angka seperti pada gambar
2. Blok sel ukuran 3 x 3 pada Result
3. Ketik rumus : =(A7:C9+F7:H9) untuk penjumlahan
4. Tekan <CTRL+SHIFT+ENTER>
5. Lakukan langkah 1 – 2 kembali
6. Ketik rumus : =(A16:C18+F16:H18) untuk pengurangan
7. Tekan <CTRL+SHIFT+ENTER>

Notes:
A7:A9 and A16:C18 as array1 and, F7:H9 F16:H18 as array2

Gambar 6.7. Hasil penjumlahan matriks

6.3.2. MINVERSE

MINVERSE adalah fungsi yang mengembalikan invers matriks menjadi sebuah formula
array. Tekan CTRL+Shift+Enter agar fungsi dapat digunakan.
Contoh :

56
Gambar 6.8. Hasil invers matriks

Syntax : =MINVERSE(array)
NOTE : (C6:E8) as array

6.3.3. TRANSPOSE

Fungsi ini berguna untuk mengembalikan transpose matriks dalam sebuah array. Tekan
CTRL+Shift+Enter agar fungsi ini dapat digunakan.
Contoh:

Gambar 6.9 Hasil Transpose Matriks

Syntax:
=TRANSPOSE(array)

57
6.3.4. MDETERM

Fungsi ini menghasilkan determinan matriks sebuah array. Tekan CTRL+Shift+Enter


agar fungsi dapat digunakan

Syntax:
=MDETERM(array)

Gambar 6.10 Hasil Determinan Matriks

Gambar 6.11 Penjelasan Matematis Perhitungan Determinan Matriks

58
Tugas Terstruktur

1. Jelaskan 10 Formula dasar sederhana yang kamu ketahui beserta Syntaxnya!


2. Jelaskan hasil analisis Anda tentang data dari Kaggle menggunakan rumus-rumus
sederhana Excel!
3. Buatlah perhitungan operasi matrix!

59
OPERASI STATISTIKA
DASAR

FUNGSI SUBTOTAL FUNGSI STATISTIKA

MAX DAN MIN

QUARTILE DAN
MANUAL
FREQUENCY

LARGE DAN SMALL

OTOMATIS MEDIAN DAN AVERAGE

RANK
OPERASI
MATEMATIKA DASAR

LOOKUP DAN REFERENCE FUNGSI MATEMATIKA

LOOKUP PRODUCT

HLOOKUP DAN VLOOKUP ROUND

INDEX SUM DAN SUMIF

INDIRECT POWER

OFFSET MOD DAN COUNTIF


BAB VII OPERASI MATEMATIKA DAN STATISTIKA DASAR

Tujuan pembelajaran, praktikan mampu untuk :


1. Menggunakan berbagai operasi dasar matematika dan statistika pada Excel.
2. Menerapkan fungsi Lookup dan Reference pada dataset berukuran besar.

7.1. Fungsi Matematika

7.1.1. SUM

Fungsi ini menambahkan nilai, dapat berupa menambahkan nilai individual, referensi
sel atau rentang, atau campuran ketiganya.
Syntax: SUM(number1, number2, …)

7.1.1.1. Menjumlahkan Satu Range


1. In cells A1:A16, enter any values from 1 to 100.
2. In cell A17, type the following formula:
=SUM(A1:A16).
3. Press .

Gambar 7.1. Hasil Penjumlahan Satu Range

7.1.1.2. Menjumlahkan Beberapa Range


1. In cells A2:A11, enter prices from $1 to $100.
2. Select cells B2:B11 and type the formula =A2*10% to calculate the tax amount.
3. Press <Ctrl+Enter>
4. In cells D2:D11, type some discount values from –1 to –3.
5. In cell B12 sum all three columns with the following function:
=SUM(A2:A11,B2:B11,D2:D11).
6. Press <Ctrl+Enter>.

62
Gambar 7.2. Hasil Penjumlahan Beberapa Range

7.1.2. SUMIF

Fungsi ini menjumlahkan nilai dalam satu rentang yang memenuhi kriteria yang
ditentukan.
Syntax: SUMIF(range, criteria, [sum_range])
Cara menjumlahkan data yang spesifik:
1. In cells A2:A10, enter a team number from 1 to 3.
2. List all team members in cells B2:B10.
3. In cells C2:C10, enter the daily sales of each employee.
4. List the numbers 1, 2, 3 for each team in cells E2:E4.
5. Select cells F2:F4 and type the following formula:
=SUMIF(A2:$A$10,E2,$C$2:$C$10).
6. Press <Ctrl+Enter>.

Gambar 7.3. Hasil Penggunaan Fungsi SUMIF

63
7.1.3. ROUND

Fungsi ini membulatkan angka ke jumlah digit yang ditentukan.


Syntax: ROUND(number, num_digits)
Keterangan:
1. Jika num_digits lebih besar dari 0, maka angka dibulatkan ke jumlah desimal yang
ditentukan.
2. Jika num_digits adalah 0, angka dibulatkan ke bilangan bulat terdekat.
3. Jika num_digits lebih kecil dari 0, angka dibulatkan ke sebelah kiri koma desimal.
4. Untuk selalu membulatkan ke atas (menjauhi nol), gunakan fungsi ROUNDUP.
5. Untuk selalu membulatkan ke bawah (mendekati nol), gunakan fungsi
ROUNDDOWN.
6. Untuk membulatkan angka ke perkalian tertentu (sebagai contoh, untuk
membulatkan ke 0,5 terdekat), gunakan fungsi MROUND.

Cara membulatkan angka:


1. In cells A2:A10, enter numbers with a decimal point.
2. In cells B2:B10, enter the number of decimal places the number should be rounded
to.
3. Select cells C2:C10 and type the following formula:
=ROUND($A2,$B2).
4. Press <Ctrl+Enter>.

Gambar 7.4. Hasil Penggunaan Fungsi Round

7.1.4. PRODUCT

Fungsi ini mengalikan semua angka yang diberikan sebagai argumen dan
mengembalikan hasil kali. Syntax: PRODUCT(number1, number2, …)

7.1.4.1. Menghitung Price Reduction:


1. In cells A2:A10, list some prices.
2. Enter in cell D1 the value 0.15 to calculate a 15% price reduction.

64
3. Select cells B2:B10 and type the following formula:
=PRODUCT(A2,$D$1).
4. Press <Ctrl+Enter>.

Gambar 7.5. Hasil Perhitungan Price Reduction

7.1.4.2. Menghitung Nilai dengan Kondisi Bersyarat


1. In cells A2:A10 enter some numbers for value 1.
2. In cells B2:B10 enter some numbers for value 2.
3. Select cells C2:C10 and type the following formula:
=IF(OR(A2="",B2=""),"",PRODUCT(A2,B2)).
5. Press <Ctrl+Enter>.

Gambar 7.6. Hasil Perhitungan Nilai dengan Kondisi Bersyarat

7.1.5. QUOTIENT

Fungsi ini mengembalikan bilangan bulat dari sebuah pembagian dengan menghapus
sisi dari sebuah pembagian.
Syntax: QUOTIENT(pembilang, penyebut)

65
Cara menghitung quotient:
1. Select cells A2:A10 and enter the number 100.
2. Press <Ctrl+Enter>.
3. In cells B2:B10, enter any values as the divisors.
4. Select cells C2:C10 and type the following formula:
=QUOTIENT(A2,B2).
5. Press <Ctrl+Enter>.

Gambar 7.7. Hasil Penggunaan Fungsi QUOTIENT

7.1.6. POWER

Fungsi ini mengembalikan sebuah angka yang dipangkatkan.


Syntax: POWER(angka, pangkat)

Cara menghitung dengan Power:


1. In cells A2:A10, list some values.
2. Select cells B2:B10 and type the formula
=POWER((A2),2)
to calculate the square value.
3. Press <Ctrl+Enter>.
4. Select cells C2:C10 and type the formula
=POWER((A2),1/3)
to calculate the cube root.
5. Press <Ctrl+Enter>.

66
Gambar 7.8. Hasil Penggunaan Fungsi POWER

7.1.7. MOD

Fungsi ini mengembalikan sisa setelah suatu angka dibagi oleh pembagi. Hasilnya
memiliki lambang yang sama dengan pembaginya.
Syntax: MOD(angka, pembagi).

Gambar 7.9. Syntax MOD

7.1.7.1. Mendapatkan Sisa Operasi Pembagian


1. Select cells A2:A10 and enter 100.
2. Press <Ctrl+Enter>.
3. In cells B2:B10, enter different divisors.
4. Select cells C2:C10 and type the formula
=A2/B2.
5. Press <Ctrl+Enter>.
6. Select cells D2:D10 and type the formula
=MOD(A2,B2).
7. Press <Ctrl+Enter>.

67
Gambar 7.10. Hasil Penggunaan Fungsi MOD

7.1.7.2. Menghitung Pembagi yang Lebih Besar dari Number/Angka


1. Select cells A2:A10 and enter 100.
2. Press <Ctrl+Enter>.
3. In cells B2:B10, enter different divisors.
4. Select cells C2:C10 and type this formula:
=A2/B2.
5. Press <Ctrl+Enter>.
6. Select cells D2:D10 and type this formula:
=MOD(A2,B2)*(A2>B2).
7. Press <Ctrl+Enter>.

Gambar 7.11. Hasil Penggunaan Fungsi MOD

7.1.8. COUNTIF

Fungsi ini digunakan untuk menghitung jumlah cell yang memenuhi kriteria. Misalnya
untuk menghitung berapa kali kota tertentu muncul dalam daftar pelanggan.
Syntax: COUNTIF(range, criteria) Contoh:

68
Gambar 7.12. Syntax COUNTIF

7.2. Fungsi Lookingup Dan Reference

7.2.1. VLOOKUP

Rumus VLOOKUP Excel adalah rumus Excel yang digunakan untuk mengambil suatu
nilai dari tabel sumber (tabel lain) yang akan dijadikan referensi kedalam tabel yang sedang
dianalisa.
Syntax: VLOOKUP(lookup_value, table_array, col_index_num, range_lookup)
• lookup_value : Nilai yang akan ditemukan pada bagian kiri array.
• table_array : Table yang nilainya ditentukan.

69
• col_index_num : Nomor kolom dalam table_array dari mana nilai yang cocok harus
dikembalikan. 1 mengembalikan nilai pada kolom pertama di table_array, 2
mengembalikan nilai dalam kolom kedua di table_array, dan seterusnya.
• range_lookup : Nilai logis yang menunjukkan apakah VLOOKUP menemukan
kecocokan yang tepat.

7.2.1.1. Mencari Suatu Data dari List


Cara mencari data dalam list:
1. In cell B2, type the following formula:
=VLOOKUP($B$1,$A$7:$D$16,2,FALSE).
2. In cell B3, type the following formula:
=VLOOKUP($B$1,$A$7:$D$16,3,FALSE).
3. In cell B4, type the following formula:
=VLOOKUP($B$1,$A$7:$D$16,4,FALSE).
4. Press <Enter>

Gambar 7.13. Hasil Penggunaan VLOOKUP

7.2.2. HLOOKUP

Biaya dan penjualan harus dilihat dalam tabel. Setiap data terdaftar oleh kolom dengan
biaya dan penjualannya. Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan, gunakan fungsi
HLOOKUP, yang mencari nilai di baris atas tabel atau array nilai dan lalu mengembalikan nilai
dalam kolom yang sama dari baris yang ditentukan dalam tabel atau array.
Syntax: HLOOKUP(lookup_value, table_array, row_index_num, range_lookup)
• lookup_value: Nilai yang ditemukan pada barisan teratas tabel.
• table_array: Tabel yang ingin ditentukan nilainya.
• row_index_num: Nomor baris dalam table_array yang nilainya cocok akan
“returned”.
• range_lookup: Nilai logis yang menunjukkan apakah HLOOKUP untuk menemukan
kecocokan tepat atau perkiraan kecocokan.

70
Cara menentukan:
1. In a worksheet, copy the information in cells A1:E3, as shown in Figure 5.2
2. In cell A7, enter a valid team name.
3. In cell B7, type the following formula:
=HLOOKUP($A$7,$B$1:$E$3,2,FALSE).
4. Press <Enter>
5. Select cell C7 and type the following formula:
=HLOOKUP($A$7,$B$1:$E$3,3,FALSE).
6. Press <Enter>

Gambar 7.14. Hasil Penggunaan HLOOKUP

7.2.3. LOOKUP

Toko menjual berbagai produk di gudang besar dan lantai berisi kategori yang berbeda
produk. Misalnya, pelanggan dapat menemukan software di lantai pertama dan hardware di
lantai dua. Letak lantai dapat dicari dengan fungsi LOOKUP untuk mengembalikan nilai dari
suatu array. Syntax: LOOKUP(lookup_value, array)
● lookup_value: nilai yang akan dicari pada array.
● array: Rentang sel yang berisi teks, angka, atau nilai logis yang akan dibandingkan dengan
lookup_value
Untuk menentukan lokasi lantai:
1. In a worksheet, copy cells A1:C6, as shown in Figure 5.3
2. In cell A9, enter the abbreviation of the product category.
3. Select cell B9 and type the following formula:
=LOOKUP($A$9,$A$1:$B$8).
4. Press <Enter>.
5. Select cell C9 and type the following formula:
=LOOKUP($A$9,$A$1:$C$8).
6. Press <Enter>.

71
Gambar 7.15. Hasil Penggunaan LOOKUP

7.2.4. INDEX

Selain VLOOKUP, fungsi INDEX juga dapat digunakan untuk mencari data secara
berurutan. Salin tabel di bawah ini ke lembar kerja baru dan masukkan di sel A2 nomor tim
yang mana Anda ingin mencari. Excel mencari nama tim dan biaya terkait dengan fungsi
INDEX atau VLOOKUP seperti yang dijelaskan pada langkah selanjutnya.
Langkah-langkah:
1. In cells A2 and A3, enter valid numbers between 1 and 7.
2. Select cell B2 and type the following formula:
=INDEX($A$6:$C$12,MATCH($A$2,$A$6:$A$12,0),2).
3. In cell B3, type the following formula:
=VLOOKUP($A$3,$A$5:$C$12,2,FALSE).
4. Select cell C2 and type the following formula:
=INDEX($A$6:$C$12,MATCH($A$2,$A$6:$A$12,0),3).
5. In cell C3, type the following formula:
=VLOOKUP($A$3,$A$5:$C$12,3,FALSE).
6. Press <Enter>.

Gambar 7.16. Hasil Penggunaan INDEX

72
7.2.5. INDIRECT

Fungsi INDIRECT juga dapat digunakan untuk menyalin nilai dari lembar kerja lain ke
lembar kerja saat ini. Dengan fungsi INDIRECT, nilai referensi sel dapat disalin ke lembar
kerja saat ini.
Langkah-langkah:
1. In a Sheet1, make new table contains any values in range A2:A9.
2. Open Sheet2 and type “Sheet1” and “A2:A9”.
3. Type this formula in cell C2:
=INDIRECT("'"&A2&"'!"&A3).
4. Press <Enter>.

Gambar 7.17. Hasil Penggunaan INDIRECT

7.2.6. OFFSET

Buatlah table jumlah penjualan dari Januari hingga November. Untuk melakukannya,
gunakan fungsi OFFSET dalam kombinasi dengan SUM. OFFSET mengembalikan referensi
ke rentang yang merupakan jumlah baris tertentu dan kolom dari sel atau rentang sel.
Syntax: OFFSET(reference, rows, cols, height, width)
• reference: The reference that is the base for the offset.
• rows: The number of rows to which the upper-left cell should refer.
• cols: The number of columns to which the upper-left cell should refer.
• height: The height, in number of rows, that the returned reference should be. Height
must be a positive number.
• width: The width, in number of columns, that the returned reference should be.
Width must be a positive number.
Langkah-langkah:
1. In a worksheet, copy cells A1:B13, as shown in Figure.
2. In cell D1, enter a number from 1 to 12 for the desired month.
3. In cell E2, type the following formula:
=SUM(OFFSET($B$2,0,0,$D$2,1)).
4. Press <Enter>.

73
Gambar 7.18. Hasil Penggunaan OFFSET

7.3. MAX, MIN, MAXA, dan MINA

Fungsi MAX digunakan untuk menemukan nilai terbesar dan fungsi MIN untuk
menemukan nilai terkecil pada spreadsheet.

Syntax: =MAX(number1,number2,...)
=MIN(number1,number2,...)

Fungsi MAXA dan MINA adalah fungsi untuk menemukan nilai terbesar jika data yang
tersedia bercampur dengan integer,text,dan boolean. Jika data boolean juga masuk maka nilai
True = 1 dan False = 0 sedangkan text tidak dianggap.

Gambar 7.19 Hasil Penggunaan Fungsi MAX MIN

7.4. SMALL dan LARGE

Fungsi SMALL ialah memanggil nilai n kesekian pada kumpulan data dengan nilai
terkecil. Sedangka Fungsi LARGE menentukan nilai terbesar pada rentang sel tertentu dapat
berupa nilai terbesar pertama, kedua, dan seterusnya dari suatu rentang sel yang ditentukan
begitupun fungsi SMALL.
Syntax: =LARGE(array, k)
=SMALL(array, n)
74
Gambar 7.20. Hasil Penggunaan Fungsi LARGE dan SMALL

7.5. RANK

Memberikan peringkat pada suatu daftar angka.

Syntax: =RANK(number,ref,[order])
• Number = nomor yang ingin ditemukan peringkatnya.
• Descending = mengurutkan angka dari nilai terbesar ke nilai terkecil.
• Ascending = mengurutkan angka dari nilai terkecil ke nilai angka terbesar.

Gambar 7.21. Hasil Penggunaan Fungsi RANK

7.6. AVERAGE

Average berfungsi untuk menentukan rata-rata suatu data atau mean aritmetika pada
spreadsheet.

Macam-Macam Fungsi Average


1) Fungsi AVERAGE
Menghitung nilai rata-rata (mean) data angka pada range

75
Syntax:
=AVERAGE(range1, range2, sel1, sel2,...)

2) Fungsi AVERAGEIF
Menghitung nilai rata-rata data yang memnuhi suatu kriteria.
Syntax:
=AVERAGEIF(range, criteria, [average_range])

3) Fungsi AVERAGESIFS
Menghitung nilai rata-rata data dengan melakukan lebih dari satu pengujian kriteria.
Syntax:
=AVERAGEIFS(average_range, range1, criteria1),[range2, criteria2,...])

Gambar 7.22. Hasil Penggunaan Fungsi AVERAGE

7.7. SUBTOTAL

Menghitung subtotal dalam daftar atau basis data. Secara umum lebih mudah untuk
membuat daftar dengan subtotal menggunakan perintah Subtotal di Outline group pada tab
Data di Excel. Akan tetapi, penulisan syntax secara manual bisa memperhatikan tabel berikut
untuk tabel yang terfilter:

76
Gambar 7.23. Hasil Penggunaan Fungsi SUBTOTAL

7.7.1. Menjumlahkan Daftar yang Terfilter


Langkah-langkah:
1. In cells B2:B10, type group numbers from 1 to 3.
2. In cells C2:C10, type the daily sales for each group.
3. From the Data menu, select Filter | AutoFilter.
4. Select group 1 in the column B filter.
5. Select cell C12 and type the following formula:
=SUBTOTAL(9,C2:C10).

Gambar 7.24. Hasil Penggunaan Fungsi SUBTOTAL

7.7.2. Menghitung Baris di Daftar Terfilter


1. In cells B2:B10, type group numbers from 1 to 3.
2. In cells C2:C10, type the daily sales of each group.
3. From the Data menu, select Filter | AutoFilter.

77
4. Select group 1 in the column B filter.
5. Select cell C12 and type the following formula:
=SUBTOTAL(2,C2:C10)&”rows in filter”.

Gambar 7.25. Hasil Penggunaan Fungsi SUBTOTAL

7.7.3. Menghitung SubTotal Otomatis


Langkah-langkah:
1. Sorting nama sales A-Z
2. Block semua sel data laporan keuangan
3. Tekan subtotal pada menu data dalam Data Ribbon
4. Custom each change in “Nama Sales”, use function “Sum”, add subtotal to “Jumlah
Penjualan”
5. Klik <Enter>.

Gambar 7.26. Hasil Penggunaan Fungsi SUBTOTAL

78
Gambar 7.27. Hasil Penggunaan Fungsi SUBTOTAL

7.8. MEDIAN

Menentukan median yaitu nilai tengah dari serangkaian angka.


Syntax:
=MEDIAN(number1, [number2], …)

Gambar 7.28. Hasil Penggunaan Fungsi MEDIAN

7.9. QUARTILE

Mengembalikan nilai kuartil dari sekelompok data.


Syntax:
=QUARTILE(array,quart)

79
Gambar 7.29. Daftar nilai quartile

Gambar 7.30. Hasil Perhitungan Quartile

7.10. FREQUENCY

Menghitung frekuensi kemunculan suatu data dalam interval.


Syntax:
=FREQUENCY (data_array, bins_array)

Tugas Terstruktur

1. Unduhlah file yang ada pada link


https://ipb.link/data-tts-bab7
lalu kerjakan dan kumpulkan dalam format xlsx.

80
PIVOT TABLE

SORTING
OPERASI

FILTERING

GROUPING

PENGENALAN

KONSEP ISTILAH
VIII. Pivot Table

Tujuan Pembelajaran
1. Memahami pengertian dan konsep Pivot Table
2. Menyebutkan keunggulan dari penggunaan Pivot Table untuk pengolahan data
3. Menyebutkan komponen dan istilah-istilah dalam Pivot Table
4. Mendemonstrasikan operasi dasar database dalam Pivot Table seperti sorting, filtering,
dan grouping.
5. Mendemonstrasikan pivot chart dari Pivot Table

8.1. Pivot Table

8.1.1. Pengertian dan Konsep Pivot Table

Pivot table merupakan salah satu fitur bawaan Microsoft Excel yang digunakan untuk
menampilkan laporan data lebih menarik dan mudah diakses. Pengguna Pivot Table dapat
meringkas data berukuran besar dalam sebuah tabel. Perubahan database dalam Pivot Tabel
secara otomatis akan mengubah tabel output. Analisis data dan pola dalam database dapat
dibantu dengan Pivot Table. Hasil analisis dapat digunakan sebagai dasar keputusan yang
diambil. Prinsip kerja Pivot Table yaitu membatasi baris dan kolom tertentu saja yang
ditampilkan.

8.1.2. Keunggulan Pivot Table

Pivot tabel untuk analisis data memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1. Dapat meringkas data yang berukuran besar
2. Pengguna dapat mengelompokan data sesuai kebutuhan analisis
3. Fleksibel, perubahan data dalam database secara otomatis akan mengubah Pivot Table
4. Mengetahui pola tren data menggunakan Pivot Chart
5. Dapat melakukan agregasi data numerik dan pembuatan rumus perhitungan sesuai
kebutuhan.

8.1.3. Komponen Pivot Table

Pivot Table terdiri atas 3 komponen utama yang harus dipahami yaitu,
1. Row (baris) : menunjukkan bagian kategori yang ditampilkan.
2. Column (kolom): menunjukkan tingkat kalkulasi. Biasanya kolom berupa periode waktu
tertentu.
3. Values : menunjukkan kalkulasi yang diperoleh dari column dan rows. Bentuk value
dapat berupa bilangan bulat, presentase, rata-rata, jumlah.

82
Gambar 8.1. Komponen Pivot Table

Pada dasarnya pivot tabel merupakan fungsi Summary Function. Syarat Summary
Function dapat menghitung semua sel yaitu sel tidak kosong atau mengandung teks. Tahapan-
tahapan membuat Pivot Table :
1. Buka file Microsoft Excel yang akan kalian gunakan untuk database Pivot Table.
2. Pilih ribbon Insert dan pilih Pivot Table
3. Setelah Pivot Table dipilih, maka akan muncul dialog box Create Pivot Table

Gambar 8.2. Dialog box Create PivotTable


4. Pada Table Range, kalian pilih tabel yang akan dijadikan Pivot Table. Kemudian
penempatan Pivot Table yang dibuat dapat di worksheet baru dengan memilih New
Worksheet, untuk Worksheet yang sama dengan tabel database pilih Exsiting Worksheet.
5. Jika sudah sesuai klik Ok. Maka akan dimunculkan PivotTable Fields.

Gambar 8.3. Tampilan Awal Pivot Table

83
6. Kemudian pilih label data yang akan dianalisis. Berikut output PivotTable yang telah
dibuat.

Gambar 8.4. Output PivotTable


8.2. Komponen Pivot Table Fields
Pada bagian Pivot Table Fields terdapat beberapa bagian yang berfungsi unutk mengatur,
menampilkan, dan memodifikasi layout data.

• Filters : untuk menyaring data yang akan ditampilkan, sehingga output yang muncul
akan spesifik.
• Column: field data yang akan dijadikan kolom pada Pivot Table
• Rows: field data yang akan dijadikan baris pada Pivot Table
• Value: merupakan area pengolahan data biasanya berupa nummerik. Bagian ini dapat
digunakan unutk perhitungan otomatis, seperti SUM, AVERAGE, MAX, MIN.

8.3. Mengganti Fungsi pada Summary Function


Secara otomatis pada Pivot Table, Summary Function yang digunakan adalah Fungsi
SUM. Namun untuk kebutuhan lain misalnya , mencari nilai rata-rata, nilai maksimal dari data,
nilai minimun data. Fungsi Summary Function dapat diubah. Tahapannya sebagai berikut.
1. Klik kanan pda bagian values dan field data yang akan dianalisis, dalam hal ini yaitu Sum
of Units.
2. Pilih Value Field Setting, klik kiri.

Gambar 8.5. Value Field Setting


3. Kemudian akan muncul pop up Value Fields Setting

84
Gambar 8.6. Summary Value Field By
4. Pada Custom Name, kalian dapat mengubah nama dari kolom analisis tersebut. Bagian
Summarize value field by, pilih jenis analisis yang akan digunakan (misalnya rata-rata
unit terjual di setiap tipe dalam setiap bulan). Maka pilih Summarize value field by
Average.
5. Jika fungsi yang ingin digunakan, sudah dipilih, klik Ok.
6. Output yang dihasilkan sebagai berikut.

Gambar 8.7. Output Summary Value Field By Mean


8.4. Mengganti Nilai Summary ke Persentase
Kebutuhan analisis data terkadang tidak hanya disajikan dalam bentuk angka biasa.
Dalam memudahkan komunikasi dengan pembaca data, maka dapat disajikan dalam bentuk
presentase. Dalam pivot table tidak hanya sebatas bentuk angka biasa ke presentase saja.
Namun juga menyediakan presntase perbedaan nilai antar data, kontribusi nilai data terhadap
total. Tahapannya sebagai berikut.
1. Pastikan cursor berada pada data yang akan diubah bentuknya. Kemudian klik kanan dan
pilih Summarizes Value By.

85
Gambar 8.8. Value Field Setting
2. Kemudian pilih jenis persentase apa yang kalian gunakan, dalam percobaan ini
(persentase perbedaan rata-rata penjualan per tipe dibandingkan bulan sebelumnya).

Gambar 8.9. Value Field Setting % Difference From


3. Selanjutnya output yang dihasilkan sebagai berikut.

Gambar 8.10. Output Value Field Setting

86
8.5. Sorting, Filtering, Grouping dalam Pivot Table

8.5.1. Sorting

Sorting digunakan untuk memudahkan menemukan item data untuk analisis lebih lanjut.
Kalian dapat mengurutkan berasarkan abjad, nilai terendah, nilai tertinggi atau ketentuan lain.
Berikut langkah-langkah:
1. Klik tanda panah pada kolom paling kiri

Gambar 8.11. Row Tables untuk Sorting

2. Kemudian pilih jenis atau tipe pengurutan

Gambar 8.12. Tipe Sorting

87
3. Cara lain yang dapat digunakan dengan mengklik kanan kemudian pilih sort

Gambar 8.13 Cara lain untuk Sorting

4. Berikut output yang dihasilkan

Gambar 8.14 Output Sorting

8.5.2. Filtering

Analisa data lebih mendalam diperlukan spesifik ringkasan dari data tersebut. Dalam
Pivot Table dapat digunakan filtering. Terdapat beberapa jenis fitering dalam pivot table
seperti:

88
8.5.2.1. Slicers
Slicers digunakan untuk memfilter data yang bersifat kategorik. Berikut tahapan
membuat slicers.
1. Letakkan kursor pada pivot table yang sudah dibuat

Gambar 8.15. Value untuk Slicers

2. Pilih ribbon PivotTable Analyst, pilih filter dan pilih insert slicer

Gambar 8.16. Insert Slicers

89
3. Kemudian pilih kriteria yang akan digunakan untuk slicers. Dalam percobaan ini, kita
akan mencoba kriteria region. Klik Ok.

Gambar 8.17. Kriteria Slicers

4. Berikut slicers yang telah dibuat

Gambar 8.18. Output Slicers

90
5. Kita ujicobakan untuk filters dengan kriteria region North.

Gambar 8.19. Ujicoba Slicers

8.5.2.2. Timeline
Kalian dapat melakukan filter data berdasarkan waktu di pivot table menggunkan fitur
timeline. Pengkategorian dapat berdasarkan bulan, kuartal, maupun tahun. Tahapan untuk
membuat fitur timeline ini sebagai berikut.
1. Setelah pivot table jadi, letakkan pada ribbon pada PivotAnalysze. Kemudian pilih
timeline filters. Pastikan data yang digunakan bertipe Date.

Gambar 8.20. Insert Timeline

91
2. Kemudian pilih Insert Timeline, dan checklist data waktu yang akan digunakan untuk
filter.

Gambar 8.21. Data Waktu Timeline

3. Berikut slicers timeline yang telah dibuat. Secara spesifik kalian dapat memfilter data
tersebut berdasarkan quartal, days, maupun years.

Gambar 8.22. Output Timeline

8.5.3. Grouping

Pengelompokan data berdasarkan kriteria yang diinginkan dapat menggunakan teknik


grouping. Grouping ini bertujuan unutk meringkas data yang luas serta mempermudah unutk
melakukan analisa lebih lanjut.

92
8.5.3.1. Grouping by Manually
1. Pilih data label data yang akan dikelompokan.

Gambar 8.23. Label Data Grouping

2. Kemudian klik kanan dan aka muncul dialog box berikut. Pilih group untuk melakukan
grouping.

Gambar 8.24. Menu Grouping

3. Setelah grouping dilakukan, kalian dapat mengubah nama group tersebut sesuai
keinginan kalian.

93
Gambar 8.25. Output Grouping

8.5.3.2. Grouping by Date


1. Tempatkan kursor pada value yang akan dilakukan grouping.

Gambar 8.26. Value untuk grouping

2. Kemudian klik kanan, dan pilih group.

94
Gambar 8.27. Option grouping

3. Pilih jenis grouping by date yang akan digunakan.

Gambar 8.28. By Date yang Digunakan

4. Ouput grouping by date dengan tipe Quarter.

95
Gambar 8.29. Output By Date Quarter

8.5.3.3. Grouping by Numeric

1. Tempatkan kursor pada value yang akan dilakukan grouping.

Gambar 8.30. Value untuk Grouping

2. Kemudian klik kanan, dan pilih group.

96
Gambar 8.31. Option Grouping

3. Kemudian pilih rentang value yang akan di grouping.

Gambar 8.32. Value Grouping

4. Output yang dihasilkan.

97
Gambar 8.33. Output Grouping By Numeric

8.6. Pivot Chart

Ringkasan data dalam bentuk grafik akan lebih mudah dipahami. Pivot Chart akan seketika
berubah jika database yang digunakan berubah. Penyajian data dalam bentuk grafik lebih
mudah dipahami dan disukai pembaca data. Berikut tahapan-tahapan pembuatan Pivot Chart.
1. Letakkan cursor pada Pivot Table yang telah dibuat.

Gambar 8.34. Data Input Pivot Chart

98
2. Kemudian pilih ribbon PivotTableAnalysze, dan pilih PivotChart.

Gambar 8.35. PivotChart

3. Berikut output PivotChart yang dihasilkan.

Gambar 8.36.Output PivotChart

99
TUGAS TERSTUKTUR

1. Sebutkan kelebihan Pivot Table untuk mengolah data!


2. Jelaskan yang dimaksud filtering, sorting, serta grouping!
3. Carilah data di kaggle.com (Online Retail for Market Basket Analysis), kemudian
lakukan pivot table! Buat analisis dan kesimpulan dari pivot table yang kalian buat!

100
POWER QUERY

EXTRACTION
CONDITIONAL COLUMN

TRANSFORM

LOADING

APPEND MERGE
IX. POWER QUERY

Tujuan pembelajaran bab ini, praktikan diharapkan mampu untuk:


1. Mengidentifikasi komponen penyusunan Power Query.
2. Memahami dan menerapkan proses ETL (Extract, Transform, dan Load) pada Power
Query.
3. Mendemonstrasikan operasi ETL, Merging Queries dan Appending Queries.

9.1. Pengenalan Power Query

Tujuan Power Query adalah untuk mengumpulkan dan menyusun kembali data ke dalam
format yang diinginkan, sebelum memuat ke dalam tabel untuk digunakan oleh analis bisnis.
Secara umum, tampilan dari worksheet power query mirip dengan worksheet excel biasa.
Perbedaannya terlihat pada bagian Query Setting dan Queries dan Data Preview. Bagian-
bagian tersebut merupakan fitur khusus dari worksheet Power Query.

Gambar 9.1. Worksheet Power Query

1. Ribbon: berisi beberapa menu tab untuk melakukan transformasi data..


2. Queries pane: menunjukkan daftar query yang tersedia.
3. Current view: tampilan utama yang menunjukkan data pada query.
4. Query settings:tampilan query yang dipilih saat ini dengan informasi yang relevan,
seperti query name, query steps, dan berbagai indikator.
5. Status bar: menampilkan informasi penting yang relevan tentang query yang dikerjakan,
seperti waktu eksekusi, total kolom dan baris, dan status pemrosesan.

9.1.1. Home Ribbon

Gambar 9.2. Home Ribbon

Home ribbon berisi berbagai fitur umum pada Power Query,

102
1. Close – Mengakses bagian Close & Load.
2. Query – Menyegarkan data preview untuk query sekarang dan semua koneksi query.
Membuka properties dan advanced editor, menghapus, menggandakan atau
mereferensikan query.
3. Manage Columns – Navigasi ke kolom tertentu dan menghapus atau mengukuhkan
kolom
4. Reduce Rows – Mengurangi jumlah baris dari bawah atau dari atas query.
5. Sort – Mengurutkan query secara ascending atau descending.
6. Transform – Mengandung opsi transformasi sederhana.
7. Combine – Bagian ini mengandung perintah untuk menggabungkan query seperti merge,
append atau mengkombinasikan file.
8. Parameters – Power Query dapat mengatur parameter yang diinginkan untuk tabel yang
digunakan.
9. Data Sources – Bagian ini mengandung sumber data yang digunakan pada tabel
10. New Query – Bagian ini mengandung opsi untuk menambahkan query baru.
9.1.2. Transform Ribbon

Gambar 9.3. Transform Ribbon

1. Table – Bagian ini mengandung perintah yang dapat mengubah keseluruhan tabel,
seperti grouping, aggregate, transpose, reverse row order, dan count rows.
2. Any Column – Bagian ini mengandung perintah yang dapat bekerja pada semua kolom
seperti mengubah tipe data, mengganti nama kolom, mencari dan mengganti nilai,
mengisi nilai, pivot dan unpivot, memindahkan kolom ke lokasi baru.
3. Text Column – Bagian ini mengandung perintah untuk data teks seperti, split columns,
mengekstrak teks, menggabungkan 2 kolom atau lebih, trim and clean, mengubah ukuran
teks.
4. Number Column – Bagian ini mengandung perintah untuk data numerik seperti sums,
rata-rata, operasi aljabar sederhana, trigonometri, dan membulatkan nomor.
5. Date & Time Column – Bagian ini mengandung perintah untuk data waktu dan tanggal
seperti mengekstrak informasi dari data tanggal, waktu dan durasi.
6. Structured Column – Bagian ini mengandung perintah untuk bekerja dengan nested
data structures seperti kolom yang mengandung tabel.

9.1.3. Add Column Ribbon

Gambar 9.4. Add Column Ribbon

103
1. General – Bagian ini menambahkan kolom berdasarkan formula atau fungsi khusus.
2. From Text – Sama dengan bagian From Text di Transform ribbon, tapi menghasilkan
output dengan kolom baru.
3. From Number – Sama dengan bagian From Number di Transform ribbon, tapi
menghasilkan output dengan kolom baru.
4. From Date & Time – Sama dengan bagian From Date & Time di Transform ribbon, tapi
menghasilkan output dengan kolom baru.
9.1.4. Data Loading Options
a) Table
• Menyimpan data pada lembar kerja baru maupun yang ada
• Memerlukan set data yang relatif kecil
b) Connection Only
• Menyimpan pengaturan data koneksi dan mencantumkan langkah
• Data tidak dibuka di lembar kerja
c) Add to Data Model
• Mengkompres dan membuka data ke Excel’s Data Model

Gambar 9.5. Data Loading Options Power Query

9.1.5. Menambahkan Sumber Data Lain

Untuk mengekstrak data dari sumber yang berbeda, pilih menu New Source dan
sesuaikan dengan jenis sumber yang dikehendaki seperti di bawah ini:

Gambar 9.6. Menambahkan sumber data

104
9.2. Sekilas tentang Raw Data

Raw data (data mentah) adalah data yang baru saja didapatkan dari berbagai sumber, raw
data masih belum terorganisir secara sempurna sehingga akan sulit untuk dipahami dan
dianalisis. Terdapat banyak sekali sumber raw data yang bisa diakses, seperti database
perusahaan/organisasi, internet, email, file .txt, file .csv, seluruh folder yang berisi file, dan
lain-lain. Raw data disebut juga sebagai primary data (data primer).

Gambar 9.7. Alur proses pengolahan data

Raw data yang didapat bisa saja masih berupa data kotor, strukturnya acak-acakan,
terlalu kompleks/rumit untuk diolah, atau pun ukurannya terlalu besar. Oleh karena itu,
dibutuhkan sebuah alat untuk mempermudah pengolahan data tersebut, yaitu power query.
Power Query memungkinkan kita untuk melakukan ETL (Extract, Transform, and Load) dalam
Excel.
ETL adalah proses yang dilakukan dalam pengolahan data, kita mengambil data dari
suatu sumber, dipilah dan ditransformasi, lalu dimuat ke dalam worksheet agar dapat
dipresentasikan. Power Query memudahkan kita dalam proses ETL dengan otomatisasi proses
tersebut. ETL terdiri dari,
A. Extract
Extract adalah proses menghubungkan data dari berbagai sumber seperti files, databases,
websites, exchange, dan query lainnya.
B. Transform
Transformasi data dalam power query mencakup pembersihan data (Data cleansing),
pengintegrasian data (Data integration), dan pengayaan data (Data enrichment).
Pembersihan data termasuk menghapus baris kosong dari impor file teks, mengubah
pengaturan kapitalisasi huruf, membagi data menjadi beberapa kolom dan pengaturan
lainnya agar data siap untuk diolah. Pengintegrasian data adalah proses penggabungan
data secara vertikal atau horizontal (VLOOKUP/HLOOKUP), pengelompokkan data
atau penggunaan operasi lainnya. Sedangkan pengayaan data adalah menambahkan
perlakuan perhitungan otomatis atau pun format kolom tertentu.
C. Load
Load adalah proses penentuan tipe data dan pemuatan data. Power Query pada Excel

105
memiliki beberapa lokasi tempat pemuatan data yaitu, tabel Excel, model data Power
Pivot, atau hanya berupa koneksi (connections).
9.3. Mendemonstrasikan Proses ETL(Extract, Transform, and Load)

Tujuan ETL adalah mengumpulkan, menyaring, mengolah dan menggabungkan data -


data yang relevan dari berbagai sumber untuk disimpan ke dalam data warehouse. Proses ETL
sendiri terdiri dari extracting, transforming, loading

9.3.1. Extraction

Format file .csv (Comma Separated Value) adalah format file yang lumrah digunakan
dalam proses ekstraksi. Baris yang ada pada .csv adalah sebuah rekaman data, setiap rekaman
terdiri dari satu atau lebih atribut yang dipisahkan oleh data. Simbol koma yang digunakan
adalah sumber nama dari format file ini. Berikut adalah langkah langkah mengekstrak file ke
dalam power query.

Gambar 9.8. Menu Ekstraksi file

Setelah dipilih menu sesuai sumber yang dikehendaki, maka akan muncul jendela baru
seperti pada gambar di bawah ini, cari file yang akan diekstrak, lalu double klik file tersebut
atau pilih opsi import.

Gambar 9.9. Ekstraksi dari folder

106
9.3.2. Transform

Setelah mengimport file seperti pada tahap sebelumnya, maka akan muncul jendela baru
lagi seperti pada gambar di bawah ini. Pada tahap ini jika data tersebut sudah benar dan rapi
anda bisa langsung memuatnya dengan memilih tombol “Load”. Jika Anda ingin melakukan
transformasi pada data, Anda bisa memilih menu “Transform”. Namun pada kali ini kita akan
menggabungkan ketiga file dan mentransform data tersebut dengan memilih tombol “Combine
& Transform”.

Gambar 9.10. Jendela Baru Sebelum tahap Transformasi

Setelah melakukan tahap di atas, maka akan muncul lagi jendela baru. Di sini adalah
tempat kita melakukan semua proses transformasi seperti delete column, rearrange column,
merge table, dsb.

Gambar 9.11. Tahap Transformasi

Setelah proses ekstraksi data kita bisa saja mulai langsung mentransform data tersebut,
atau memuat (load) terlebih dahulu semua data supaya data-data tersebut kita transformasi
secara bersama-sama.

107
Gambar 9.12. Data Loading Options dari Cookie Data

9.3.3. Membuat Pivot Table dan Pivot Chart

Untuk membuat Pivot Table, kembali ke worksheet utama Ms. Excel kemudian buka
ribbon Insert lalu pilih Pivot Table. Karena query yang tersedia dimuat dalam bentuk
connection, maka pilih From External Data Source, klik Choose Connection dan pilih
Connection yang diinginkan seperti gambar di bawah ini:

Gambar 9.13. Pemilihan Sumber Data untuk Pembuatan Pivot Table

Setelah itu akan muncul Pivot Table Fields di sebelah kanan worksheet kemudian pilih
parameter yang diinginkan untuk menampilkan Pivot Table. Untuk Pivot Table ini, dipilih
Profit sebagai Values dan Order Date sebagai baris/Rows.

Gambar 9.14. Hasil Pivot Table Berdasarkan dari Query Cookie Data

108
Untuk menampilkan Pivot Chart, klik pada Pivot Table kemudian pada menu Pivot Table
Analyze, pilih PivotChart dan pilih jenis Chart yang dikehendaki.

Gambar 9.15. Tahap Pembuatan Pivotchart


9.3.4. Append Query

Append query adalah sebuah proses yang menambahkan record atau baris ke tabel query
dan menggabungkannya. Untuk melakukan operasi append query caranya mudah, masuk ke
ribbon home pada jendela Power Query Editor, lalu pilih Append Query. Selanjutnya akan
muncul jendela baru seperti pada gambar di bawah. Setelah itu tinggal pilih tabel-tabel yang
akan di-append.

Gambar 9.16. Append Query dalam Power Query

9.3.5. Merge Query

Proses merge query membuat sebuah tabel query baru dari dua query yang berbeda. Hasil
satu query mengandung semua kolom dari tabel utama, dengan satu kolom yang mengandung
relasi ke tabel sekunder. Tabel yang dihasilkan mengandung baris yang cocok terhadap kolom
utama berdasarkan nilai kolom yang sama. Untuk seleksi kolom mana yang ingin ditunjukkan,
klik panah di pinggir nama tabel seperti pada gambar di bawah ini

109
Gambar 9.17. Tahapan Merge Query

9.3.6. Menambahkan Kolom Kondisional

Kolom Kondisional adalah kolom tambahan dalam power query yang memungkinkan
pengguna untuk menerjemahkan kolom baru berdasarkan perintah dan logika yang diberi. Pada
gambar di bawah ini ditunjukkan pengaplikasian kolom kondisional, dalam kasus ini jika
horsepowernya lebih dari 200, maka output yang dihasilkan pada kolom baru adalah super car.

Gambar 9.18. Penambahan Kolom Kondisional

110
TUGAS TERSTRUKTUR

1. Sebutkan dan jelaskan secara singkat mengenai perbedaan worksheet Ms. Excel dan
worksheet power query!
2. Jelaskan korelasi antara raw data dengan operasi ETL!
3. Unduhlah data set kaggle.com yang bernama (sample) kemudian lakukan proses ETL
serta buatlah Pivot Table dan Pivot Chart dari hasil proses ETL tersebut!
Catatan:
Hasil dataset pada nomor 3 akan digunakan kembali untuk pembelajaran Power BI pada bab
13 dan 14.

111
POWER PIVOT

DEFINING RELATION
DATA MODEL

CREATING RELATION

DATA ANALYSIS
EXPRESSION

DAX CALCULATIONS DAX MEASURES


X. POWER PIVOT

Tujuan pembelajaran pada bab ini, diharapkan praktikan mampu untuk:


1. Memahami dan menggunakan konsep Power Pivot pada dataset Microsoft Excel
2. Menyebutkan perbedaaan aplikasi Power Pivot dengan Pivot Table dan Power Query
3. Membuat model data dan relasi di Power Pivot
4. Menyusun perhitungan DAX pada Power Pivot

10.1. Apa Itu Power Pivot?

Power Pivot adalah pemodelan data yang memungkinkan pengguna untuk memodelkan
data, menentukan hubungan, dan membuat perhitungan di dalam Excel. Power Pivot pada
dasarnya adalah mesin Layanan Analisis SQL Server yang tersedia melalui proses dalam
memori yang berjalan langsung di dalam Excel.
Keuntungan menggunakan Power Pivot :
1. Pivot daya dapat menganalisis data dari berbagai tabel.
2. Berbeda dengan Pivot Table, yang hanya bisa menganalisa data dari 1 tabel saja.
3. Dengan Power Pivot, kita juga dapat menganalisis data dalam jumlah besar.
10.2. Cara Mengaktifkan Power Pivot

Cara paling efektif untuk berinteraksi dengan model data internal adalah menggunakan
ribbon Power Pivot, yang tersedia saat mengaktifkan Add-In Power Pivot.
1. Pilih File > More > Option, akan muncul jendela Excel Option seperti di gambar

Gambar 10.1. Tampilan Jendela Excel Option

113
2. Pilih Add-ins dan pada bagian manage pilih COM Add-ins, lalu klik G

Gambar 10.2 Tampilan jendela Add-ins

Gambar 10.2. Tampilan Manage

3. Ceklis bagian Microsoft Power Pivot for Excel, lalu klik Ok

Gambar 10.3. Tampilan Jendela COM Add-Ins

10.3. Cara Pembuatan Data Model

Langkah pertama dalam menggunakan Power Pivot adalah mengisinya dengan data.
Anda bisa mengimpor data dari sumber data eksternal atau menautkan ke tabel Excel di buku
kerja Anda saat ini.

1. klik ribbon Power Pivot, klik manage data model, lalu akan ada tampilan seperti ini

114
Gambar 10.4. Tampilan Jendela Power Pivot

2. Untuk memasukan data ke Power Pivot ada berbagai metode namun untuk contoh kali
ini kita akan memasukan data melalui from other source, pilih tipe file yang akan di input.

Gambar 10.5. Tampilan Jendela From Other Source / Table Import Wizart

3. Klik next, lalu browse file yang akan digunakan, centang use first row as header, lalu
klik next dan finish

115
Gambar 10.6. Table Import Wizart, Import File Excel Dari Perangkat

4. Pastikan untuk mencentang source table yang akan digunakan, lalu klik Finish

Gambar 10.7. Pilih Source Table yang Akan di Impor

5. Ulangi Langkah cara mengimpor data diatas hingga seluruh data dari Gdrive asprak
terimpor semua (Customer.xlsx, Items.xlsx, Order.xlsx)

116
Gambar 10.8. Tampilan Jendela Power Pivot Setelah Semua File di Impor

10.4. Cara Mendefinisikan Hubungan

Hubungan itu penting karena sebagian besar data yang digunakan cocok dengan hierarki
multidimensi. Misalnya, dalam file yang kita kerjakan, kita memiliki tabel untuk Customer,
tabel Order, dan tabel item (Customer.xlsx, Items.xlsx, Order.xlsx).

Mengapa kita menggunakan banyak tabel yang terpisah?

keuntungan memiliki tabel informasi pelanggan, table pesanan dan table item yang
terpisah adalah ketika ada pelanggan yang ingin memperbarui informasi, misalnya, nama atau
alamat pelanggan, kita dapat memperbarui informasi pelanggan di tabel pelanggan, tanpa
mengubah tabel pesanan. Syarat membuat relasi tabel adalah pemberian pengenal (seperti
Customer ID pada column. Pada contoh ini dinamakan Customer ID.

Mendefinisikan hubungan dapat dilakuan dengan cara berikut:

1. Aktifkan jendela Power Pivot dan pada ribbon home, klik diagram view
2. Tarik ‘Customer ID’ dari ‘Customer’ ke ‘Customer ID’ di ‘Order’, hubungan ini
dinamakan one to many, yaitu satu customer ID di ‘Customer’ dapat memiliki banyak
Order
3. Tarik ‘Product’ dari ‘Item’ ke product di ‘Order’, Hubungan ini dinamakan many to one,
yaitu banyak produk di ‘Order’ hanya memiliki satu relasi di ‘Item’

117
Gambar 10.9. Pembuatan Relasi Antara Customer dengan Order dan Order Dengan Item

10.5. Perhitungan dalam Power Pivot Menggunakan DAX

10.5.1. Calculated Columns

Calculated columns adalah kolom yang Anda buat untuk menyempurnakan tabel Power
Pivot dengan rumus yang dibuat sendiri. Saat Anda memasukkan Calculated columns secara
langsung di jendela Power Pivot, kolom tersebut menjadi bagian dari data sumber yang
digunakan. Calculated columns bekerja di tingkat baris. Artinya, rumus yang dibuat dalam
Calculated columns melakukan operasinya berdasarkan data di setiap baris individu. Misalnya,
jika Anda memiliki kolom Pendapatan dan kolom Biaya di tabel Power Pivot, Anda bisa
membuat kolom baru yang menghitung [revenue] dikurangi [Cost]. Perhitungan sederhana ini
adalah valid untuk setiap baris dalam kumpulan data.

Untuk membuat perhitungan dapat dilakukan dengan cara :


1. Klik dua kali pada ‘Add column’

Gambar 10.10. Double Click On Add Column

118
2. Ganti nama kolom

Gambar 10.11. Ganti Nama Kolom Menjadi Revenue

10.5.2. Fungsi DAX

Data Analysis Expression, atau DAX, adalah bahasa rumus yang digunakan Power Pivot
untuk melakukan penghitungan dalam konstruksi tabel dan kolomnya sendiri. Bahasa rumus
DAX dilengkapi dengan serangkaian fungsinya sendiri. Beberapa fungsi ini dapat digunakan
dalam kolom terhitung untuk perhitungan tingkat baris, dan yang lainnya dirancang untuk
digunakan dalam pengukuran terhitung untuk operasi agregat.
Saat melihat daftar fungsi DAX, perhatikan bahwa banyak di antaranya terlihat seperti
fungsi Excel umum yang sudah familiar bagi kebanyakan orang. Tapi jangan salah: Itu bukan
fungsi Excel. Sedangkan fungsi Excel bekerja dengan sel dan rentang, fungsi DAX ini
dirancang untuk bekerja di tingkat tabel dan kolom. karena rumus bisa bekerja dengan seluruh
tabel dan kolom, mendesain penghitungannya berbeda dengan excel.
DAX memiliki lebih dari 150 fungsi yang berbeda, berikut adalah Daftar beberapa fungsi
DAX

Table 10.1. Fungsi DAX


Nama Fungsi Keterangan
SUM() menjumlahkan kolom
AVERAGE() Menghitung rata rata kolom
MAX() Mengembalikan nilai terbesar dalam kolom atau di antara dua ekspresi
skalar
MIN() Mengembalikan nilai terkecil dalam kolom atau di antara dua ekspresi skalar

DEVIDE() Melakukan pembagian


COUNTROWS() Hitung jumlah baris dalam tabel yang ditentukan
COUNT() Hitung jumlah sel dalam kolom yang berisi angka
COUNTA() Hitung jumlah sel yang tidak kosong di dalam kolom
DISTINCTCOUNT() Hitung jumlah sel yang berbeda dalam kolom berisi angka
RELATED() Fungsi mengharuskan ada hubungan antara tabel saat ini dan tabel dengan
informasi terkait.

119
Tidak semua fungsi DAX dapat digunakan dengan Calculated columns. Karena kolom
terhitung mengevaluasi pada tingkat baris, hanya fungsi DAX yang mengevaluasi satu titik
data yang dapat digunakan dalam kolom terhitung. Fungsi seperti SUM, MIN, MAX,
AVERAGE, dan COUNT tidak berfungsi di Calculated columns. Fungsi yang hanya
memerlukan argumen titik data tunggal berfungsi cukup baik di Calculated columns: seperti
YEAR, MONTH, MID, LEFT, RIGHT, IF, dan IFERROR.
Contoh melakukan perhitungan menggunakan fungsi DAX:

1. Revenue formula

Gambar 10.12. pembuatan formula untuk Revenue

2. Cost formula

Gambar 10.13. Pembuatan formula Untuk Cost

120
3. Profit formula

Gambar 10.14. Pembuatan formula untuk Profit

4. Total profit

Gambar 10.15. Pembuatan formula untuk Total Profit menggunakan fungsi SUM

121
5. Total customer

Gambar 10.16. Membuat formula untuk menghitung Total Customer menggunakan fungsi
DISTICTCOUNT

TUGAS TERSTRUKTUR

1. Apa itu Power Pivot?


2. Sebutkan perbedaaan Power Pivot dengan Pivot Table dan power Query!
(untuk soal no 3 dan 4 silahkan mencari data berjudul Coffee shop sample data(11.1.3+)
dari kaggle.com, Unduh data 201904 sales receipts.csv, Customer.csv, sales targets.csv,
sales_outlet.csv)
( https://www.kaggle.com/datasets/ylchang/coffee-shop-sample-data-1113 )
3. Buatlah video tentang cara membuat model data di Power Pivot dan menentukan
relasinya!
4. Hitunglah harga total (jumlah x harga) di Calculated column, total harga keseluruhan,
rata-rata total harga, harga_unit maks, dan harga_unit minimum menggunakan proses
kalkulasi DAX pada Power Pivot!

122
VISUALISASI DATA
MICROSOFT EXCEL

PIVOT CHART GRAFIK PENGOLAHAN


DATA STATISTIKA

PIVOT TABLE

VISUALISASI DATA

PRINSIP JENIS DAN UNSUR GRAFIK


BAB XI VISUALISASI DATA DENGAN MICROSOFT EXCEL

Tujuan pembelajaran bab ini, praktikan diharapkan mampu untuk:


1. Mengetahui dan memahami jenis-jenis grafik pada MS Excel
2. Memahami dan menggunakan konsep visualisasi data pada MS Excel
3. Menerapkan visualisasi data statistika pada MS Excel

11.1. Data

Data merupakan bentuk jamak dari datum yang berasal dari bahasa latin yang memiliki
arti “sesuatu yang diberikan”. Data adalah sekumpulan keterangan atau fakta mentah berupa
simbol, angka, kata-kata, atau citra, yang didapatkan melalui proses pengamatan atau pencarian
ke sumber- sumber tertentu. Data berupa kumpulan fakta mentah yang harus diolah agar dapat
dipaparkan (dipresentasikan) secara jelas, tepat, dan dimengerti oleh orang lain. Dalam ilmu
komputer, data adalah kumpulan informasi yang telah diubah supaya bisa dioperasikan dengan
komputer. Secara umum terdapat 2 prosedur dalam pengelolaan data, yakni deskripsi
pengutaraan data agar dapat dimengerti oleh orang-orang yang tidak terlibat dalam proses
pengumpulan dan pengelolaan data tersebut serta klasifikasi pemilahan banyak data sesuai
dengan persamaan atau perbedaan yang dikandung.

11.2. Visualisasi Data

Dataset yang kita temukan bisa berisi sangat banyak data sehingga sulit untuk
menyimpulkannya jika tidak menggunakan visualisasi data. Data visualization atau visualisasi
data adalah langkah mengubah kumpulan data menjadi hal lebih sederhana untuk ditampilkan.
Visualisasi data merupakan prosedur menyajikan informasi dari data dalam bentuk skematis
yang meliputi atribut atau variabel dari unit-unit informasi tersebut. Tujuan utama dari
visualisasi data adalah untuk mengkomunikasikan informasi secara jelas dan efisien kepada
penggunanya melalui skema informasi yang dipilih, seperti tabel atau grafik. Misalnya, kita
memiliki kumpulan data penjualan selama satu tahun yang besarnya tidak berurutan, kita bisa
menggunakan grafik untuk memudahkan kita melihat kesimpulannya.
Terdapat 2 tipe data yang dapat dikombinasikan dalam visualisasi data, yakni:
1. Data kategorik: berupa label teks untuk menjelaskan sifat dari data (data kualitatif:
nominal, ordinal); dan
2. Data numerik: menunjukkan pengukuran angka (data kuantitatif: interval, rasio).

11.2.1. Prinsip Visualisasi Data

Terdapat 3 prinsip dalam membuat visualisasi data menggunakan MS Excel, yaitu:

1. Mewakili sekian banyak data


Seorang pembaca lebih memilih untuk menafsirkan grafik data agar lebih
mudah dalam memahami argumen pada berbagai artikel. Pada dasarnya, data
merupakan bagian terpenting dari grafik dan harus diperlihatkan dengan sangat jelas,

124
tetapi tidak berarti sekian banyak data harus diperlihatkan sehingga perlu diwakili
dengan metode visualisasi data.

2. Dibuat dengan sederhana


Terlalu banyak visual elements dapat mengurangi fokus pembaca dan
mengurangi keefektifan dari grafik, maka grafik harus dibuat secara sederhana serta
menghilangkan elemen yang tidak diperlukan. Contoh dari elemen yang tidak
diperlukan: gridlines tebal, tanda centang, label, dan teks.

3. Penambahan legenda
Legenda atau keterangan dibuat untuk menjelaskan simbol dalam grafik.
Legenda disertakan di bawah atau kanan grafik agar pembaca dapat mengerti lebih
jelas.

11.3. Grafik pada Microsoft Excel

a. Jenis Grafik
Tabel 11.1 Jenis Grafik pada Microsoft Excel
Nama Tampilan Deskripsi
Column Chart Seringkali disebut
(Grafik diagram batang dan
Kolom) biasa digunakan untuk
membandingkan nilai
menggunakan batang
verikal.
Line Chart Menampilkan data
(Grafik Garis) pada periode waktu
tertentu.

Pie Chart Digunakan untuk


(Grafik menampilkan
Lingkaran) komposisi data yang
memiliki sedikit
kategori.

Bar Chart Memiliki kesamaan


(Grafik Baris) dengan grafik kolom.
Namun, terdapat
perbedaan pada posisi
kategori yang berada
di sumbu y dan nilai

125
kategori di sumbu x
pada grafik baris.
Area Chart Digunakan untuk
(Grafik memperlihatkan
Bidang) perubahan dari waktu
ke waktu.

XY Scatter Digunakan untuk


Chart (Grafik mengetahui hubungan
Sebar) antara sumbu x dan
sumbu y.

Surface Chart Digunakan untuk


(Grafik mencari kombinasi
Permukaan) terbaik dari dua data
yang ditampilkan
dalam bentuk 3
dimensi.

b. Unsur Grafik

a) Chart Title: Menggambarkan informasi umum gambar (Judul)


b) Vertical Axis: Rentang nilai dari kolom (Sumbu Y)
c) Horizontal Axis: kategori pada grafik (Sumbu X)
d) Data Series: Data pada grafik
e) Legend: Mempermudah pembacaan data pada setiap seri

c. Membuat grafik dengan data tersedia pada worksheet

1. Pilih semua data yang diinginkan termasuk judul kolom dan label baris

Gambar 11.1. Tampilan Setelah Memilih Sel yang Digunakan

126
2. Pilih insert lalu klik chart yang diinginkan

Gambar 11.2. Tampilan Tab Insert dan Perintah Chart

3. Pilih jenis grafik yang sesuai

Gambar 11.3. Tampilan Jenis Grafik yang Disediakan

4. Grafik langsung termuat di worksheet

Gambar 11.4. Tampilan Grafik yang Telah Dibuat

127
d. Menambahkan elemen pada grafik

1. Pilih design, lalu pilih add chart elemen

Gambar 11.5. Tampilan Chart Elemen Pada Tab Design

2. Penambahan dapat juga dilakukan dengan mengklik tanda + di samping grafik

Gambar 11.6. Tampilan Menu Pada Symbol (+)

3. Jika ingin menggunakan template yang telah disediakan oleh Microsoft Excel
dilakukan dengan mengklik quick layout pada dropdown menu

Gambar 11.7. Tampilan Menu Quick Layout

128
e. Mengedit grafik pada Microsoft Excel:

1. Design toolbar

Gambar 11.8. Tampilan Menu Chart Design Pada Toolbar

a) Add chart element: menambahkan elemen pada grafik


b) Quick layout: membuat tampilan grafik menggunakan template yang telah
disediakan
c) Change colors: mengubah warna grafik
d) Chart styles: pemilihan tampilan grafik
e) Switch row/column: penukar antara baris dan kolom
f) Select data: memilih dan mengedit data
g) Change chart type: mengubah jenis grafik
h) Move chart: memindahkan letak grafik pada lembar kerja

2. Format toolbar

Gambar 11.9. Tampilan Menu Chart Format Pada Toolbar

a) Current selection: memilih tampilan


b) Insert shapes: menambahkan shape
c) Shape Styles: memilih shape yang disediakan
d) WordArt Styles: mengubah art style
e) Arrange: mengatur letak grafik
f) Size: mengatur ukuran grafik

f. Grafik pengolahan data statistika


Microsoft Excel sebagai aplikasi pengolahan data dapat mengolah data
statistika. Pengolahan tersebut dapat berupa regresi, korelasi, dan pembuatan grafik
yang mewakili data. Grafik yang dapat digunakan untuk menunjukkan data
statistika yaitu XY Scatter Chart.

129
Gambar 11.10 Tampilan grafik sebaran data

Penggunaan dan pengeditan elemen pada XY Scatter Chart dapat dilakukan


dengan cara berikut:

1. Klik simbol “+” untuk mengedit elemen yang akan dimunculkan

Gambar 11.11. Tampilan Menu Chart Elements

2. Klik “Trendline” dan “More Option” untuk memunculkan trendline

Gambar 11.12. Tampilan Menu More Option dari Menu Trendline

3. Klik “Display Equation on chart” dan “Display R-squared value on chart” untuk
menampilkan persamaan data dan nilai korelasi data

Gambar 11.13 Tampilan Setelah Mencentang Equation Dan R-Squared

130
11.4. Pembuatan Pivot Chart Menggunakan Pivot Table

PivotChart merupakan fitur pada excel yang digunakkan untuk mengelompokkan data ke
dalam bentuk grafik dari variabel tersedia. Pemberian header pada PivotTable menjadi hal yang
harus diperhatikan karena pembuatan PivotChart tidak dapat dilakukan. Pembuatan PivotChart
dapat dibuat dengan langkah sebagai berikut:

1. Pilih semua sel yang akan dibuat grafik (termasuk judul kolom dan baris)

Gambar 11.14. Tampilan Setelah Memilih Sel y ang Akan Digunakan

2. Pilih “Pivot Chart” pada tab “Insert”

Gambar 11.15. Menu Dropdown Dari Perintah Pivotchart

3. Pilih lokasi pembuatan PivotChart pada jendela “Create PivotChart”

Gambar 11.16. Tampilan Jendela Create Pivot Chart

4. Pilih field yang ingin dimunculkan

Field yang dipilih akan masuk ke dalam area filters, legend, axis, atau value.
Bagian axis berfungsi sebagai sumbu horizontal, sedangkan legend berfungsi sebagai
sumbu vertikal.

131
Gambar 11.16. Tampilan PivotChart

TUGAS TERSTRUKTUR BAB 11

1. Sebutkan dan jelaskan 5 jenis grafik serta penggunaannya !


2. Perhatikan tabel dibawah ini:

Data Kuantifikasi Mikroba


Total Mikroba Log Total
Pengenceran %T OD
(CFU/ml) Mikroba
01:00 15 0,82391 40000000 7,602059991
01:01 24 0,61979 20000000 7,301029996
01:02 35 0,45593 13333333,33 7,124938737
01:04 56 0,25181 8000000 6,903089987
01:08 70 0,1549 4444444,444 6,647817482
01:16 83 0,08092 2352941,176 6,37161107

Buatlah scatter chart untuk menunjukkan korelasi antara kolom OD dan kolom Log
Total Mikroba dengan memperhatikan syarat berikut:
a. Ubah judul grafik menjadi “Korelasi Nilai OD dengan Nilai Log cfu/ml”.
b. Sertakan nilai regresi (y = ax + b) serta korelasi (R2) pada grafik.
c. Apa yang dapat disimpulkan dari visualisasi data di atas?

132
PENGOPERASIAN MAKRO
DAN KONSEP DASAR VBA

VISUAL BASIC APPLICATION MACRO

PENGENALAN VBA

PRODUCT

PENERAPAN VBA

ROUND

JENIS-JENIS MODULE

SUM DAN SUMIF

TOOLBOX PADA VBA


BAB XII PENGOPERASIAN MACRO DAN KONSEP DASAR VBA

Tujuan pembelajaran bab ini, praktikan diharapkan mampu untuk:

1. Menjelaskan dan mendemonstrasikan konsep dasar Macro & Recording Macro


2. Menggunakan konsep dasar dan mengaplikasikan VBA
3. Memahami kegunaan dari komponen VBA untuk mengembangkan User Form

12.1. Memahami Dasar Macro & Fungsi Macro

Macro adalah urutan perintah yang dapat diulangi penggunaannya. Macro pada
umumnya adalah program pendek didedikasikan untuk satu tugas yaitu untuk
mengotomatisasi tugas. Program komputer biasa seperti Photoshop atau Internet Explorer
(IE), memiliki banyak kemampuan yang beragam seperti dapat mencegah iklan pop-up,
memblokir situs web, menampilkan layar penuh ketika menekan F11, dan sebagainya.
Kemampuan macro memiliki cakupan lebih kecil yaitu didedikasikan untuk menyelesaikan
hanya satu dari tugas ini, seperti menampilkan layar penuh. Jadi macro memiliki
kemungkinan untuk menambah satu fitur baru ke koleksi besar fitur yang sudah dibangun
dalam aplikasi Office. Di beberapa aplikasi, macro dapat diatur agar suatu perintah berjalan
secara otomatis. Contoh pengaplikasian macro dalam Microsoft Word yaitu untuk
mengotomatiskan tugas pemformatan dasar pada jenis dokumen yang diterima secara teratur.
Macro adalah jenis sub routine atau dapat disebut juga sebagai sub procedure. Secara umum,
orang cenderung menggunakan istilah, prosedur, dan rutin istilah yang lebih pendek dan
lebih informal. Pada Editor Visual Basic, setiap macro dimulai dengan kata sub. Perlu
diperhatikan bahwa macro adalah prosedur tunggal, sedangkan program komputer seperti IE
adalah kumpulan dari banyak prosedur.
Adapun beberapa fungsi macro yaitu:

1. Mengotomatisasi tugas yang berulang dan rutin


2. Mengurangi beban rumus yang digunakan dalam laporan Excel
3. Mengurangi waktu penyelesaian
4. Aksesibilitas ke pengguna lain

12.2. Membuat Contoh Recording Macro

1) Klik tab Developer tab di Ribbon


2) Lalu klik tombol Record Macro button pada ribbon (atau cukup klik tombol
Record Macro button pada status bar) menampilkan kotak dialog Record Macro
box

Ketika tombol Record Macro sudah di-klik, maka otomatis akan keluar dialog box
yang berisi beberapa hal seperti nama macro, jenis shortcut yang akan dipakai, tempat

134
penyimpanan macro, serta deskripsi. Pembuatan macro sangat direkomendasikan apabila
memiliki beban kerja yang sangat banyak dan monoton.

Gambar 12.1. Tampilan Menu Excel

Gambar 12.2. Tampilan Record Macro


3) Buatlah nama sesuai dengan keinginan anda untuk macro di tempat yang tersedia

Gambar 12.3. Tampilan Nama pada Record Macro


4) Masukan shortcut key yang diinginkan untuk mengaktifkan macro yang akan
dibuat

135
Cara menambahkan shortcut key adalah dengan memasukan salah satu
tombol fisik di keyboard anda. Fungsi dari menambahkan shortcut key ini adalah
untuk memudahkan proses otomatisasi tugas. Sehingga nantinya hanya perlu
menekan shortcut key untuk menjalankan perintah yang sudah direkam

Gambar 12.4. Tampilan Shortcut Key


5) Simpan macro di opsi Personal Macro Book

Gambar 12.5. Tampilan Pilihan Penyimpanan Macro


6) Masukan deskripsi terhadap macro yang akan dibuat (opsional)

Memasukan deskripsi dari sebuah macro merupakan suatu opsi bagi user
untuk dilakukan. Saran kami terkait hal ini adalah anda dapat menambah beberapa
kalimat terhadap macro yang anda buat. Hal itu disebabkan untuk menghindari
kelupaan terhadap fungsi macro yang sudah dibuat.

Gambar 12.6. Tampilan Deskripsi Macro


7) Klik tombol Ok untuk melanjutkan ke langkah selanjutnya

136
Gambar 12.7. Tampilan Tombol “OK” pada Macro
8) Anda akan dialihkan ke halaman worksheet, silahkan buat pintasan apapun yang
anda mau, seperti mewarnai cell, memberi isian pada cell, dsb. (pada contoh
dibawah ini, demonstran memberi isian huruf AA pada cell).

Gambar 12.8. Tampilan Setelah Me-Record Macro


9) Setelah selesai membuat pintasan, silahkan klik tombol stop recording untuk
menghentikan recording macro. Dalam step ini juga hasil recording anda sudah
otomatis masuk ke excel dan anda dapat langsung me-run macro anda.

Gambar 12.9. Tampilan Macro Sudah Me-Record


10) Klik icon Macro untuk membuka perintah macro yang telah dibuat.

137
Gambar 12.10. Tampilan Menu untuk Membuka Perintah Macro
11) Klik tombol run untuk menjalankan perintah macro yang telah dibuat

Gambar 12.11. Tampilan Menu Macro


12) Perintah macro akan segera dijalankan dan anda akan dialihkan ke halaman awal
worksheet dan melihat perintah macro yang telah dijalankan.

Gambar 12.12. Tampilan Perintah Macro yang Dijalankan


12.3. Menggunakan Macro Recorder
Macro recorder dapat kita temukan pada Word dan Excel. Ketika mengaktifkan macro

138
recorder, secara opsional nantinya kita dapat menjalankan rekaman macro secara manual,
shortcut key, atau button. Selain itu, ketika melakukan recording macro maka secara
otomatis urutan pekerjaan yang dilakukan dalam excel akan tertulis dalam bahasa
pemrograman VBA. Setelah kita selesai merekam macro, kita dapat melihat atau
memodifikasi fungsi bahasa pemrograman hasil rekaman tersebut pada modul.

Langkah-langkah membuka fungsi hasil rekaman macro :


1) Klik tab Developer, kemudian klik Macros

Gambar 12.13. Tampilan Developer Tab


2) Klik file rekaman yang telah disimpan, kemudian klik edit

Gambar 12.14. Tampilan Menu Macro


3) Tampilan kode hasil rekaman macro

Pada langkah ini anda akan diarahkan dengan kodingan macro yang telah
anda buat. Range (“B2”). select merupakan perintah dari kita untuk memilih kotak.
ActiveCell.FormulaR1C1 = "Nama" menunjukan bahwa pada kotak B2 telah ditulis
oleh suatu kata “Nama” dengan tipe data string.
Kodingan “Selection.ColumnWidth = 17.11” memiliki makna bahwa lebar
dari kolom telah diubah menjadi angka 17.11 satuan. With Selection.Interior
memiliki makna bahwa anda telah mengubah beberapa komponen yang mengisi
kotak (Seperti warna, tekstur, dsb).

139
Gambar 12.15. Tampilan Kodingan Macro
4) Tampilan worksheet sebenarnya

Gambar 12.16. Tampilan Worksheet

12.4. Menghapus Macro


Setelah merekam macro, kita perlu menghapus rekaman macro yang tidak
diperlukan. Berikut ini langkah-langkahnya:
1) Tekan Alt + F8 atau dapat langsung menekan Macros pada menu Developer untuk
menampilkan kotak dialog macro

Gambar 12.17. Tampilan Macro


2) Pilih macro di daftar nama macro
3) Klik delete button
140
Gambar 12.18. Tampilan Delete Button
4) Di kotak perintah, klik tombol Yes

Gambar 12.19. Tampilan untuk Delete Macro

12.5. Visual Basic for Application (VBA)

Visual Basic for Applications (VBA) adalah bahasa scripting yang digunakan untuk
mengotomatisasi tugas-tugas di Excel. VBA adalah bahasa pemrograman berorientasi objek
yang digunakan untuk membuat aplikasi. Berbeda dengan program pengembang Visual
Basic, pemrograman yang dibuat menggunakan Macro hanya dapat dibangun dan digunakan
pada aplikasi Excel.
Fungsi-fungsi VBA:
1) Mengotomatisasi tugas yang sering dilakukan: VBA dapat digunakan untuk
mengotomatisasi tugas yang sering dilakukan. Pekerjaan yang sulit seperti membuat
laporan penjualan setiap akhir bulan, pengguna dapat mengembangkan suatu program
VBA untuk mengerjakan tugas tersebut Buku Pegangan Teknologi Informasi dan
Komputasi dengan mudah dengan hanya beberapa langkah lengkap dengan formatnya
dan tingkat ketelitian yang tinggi.
2) Memasukkan teks dengan jumlah yang banyak: Jika suatu pekerjaan yang biasanya
memasukkan banyak data seperti nama perusahaan, alamat, nomor telepon dan
sebagainya pada lembar kerja, pengguna dapat membuat Macro untuk memudahkan
pekerjaan. Contohnya pengguna dapat mengembangkan suatu Macro yang secara
otomatis membuat daftar semua karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan.
3) Mengotomatisasi pekerjaan kecil yang repetitif atau loop: Jika pengguna harus
memindahkan ratusan baris pada worksheet ke kolom tertentu secara berulang-ulang
dengan pola yang sama, pengguna dapat membuat Macro/VBA yang akan
mengerjakan. Jika misalnya terdapat 12 macam workbook Excel , pengguna dapat
menggunakan Macro dan Macro akan mengerjakan setiap workbook dengan pola yang
sama.

141
4) Membuat perintah/command: Pengguna dapat mengkustomisasi perintah-perintah atau
command yang ada di Excel dengan mengembangkan suatu Macro yang
mengkombinasi beberapa command menjadi satu command.
5) Membuat tombol/button: Pengguna dapat mengkustomisasi Quick Access Toolbar
dengan tombol yang telah dibuat yang mengeksekusi Macro yang telah dibuat.
6) Mengembangkan fungsi worksheet baru: Walaupun dalam Excel terdapat ratusan
fungsi built-in (seperti SUM, AVERAGE, dsb), pengguna dapat membuat fungsi
worksheet baru yang dapat menyederhanakan formula yang dibuat
7) Membuat add-ins di Excel: Pengguna dapat menggunakan VBA untuk membuat dan
mengembangkan add-ins yang memiliki tujuan tertentu.
8) Membuat aplikasi yang dijalankan dengan macro: VBA dapat digunakan untuk
membuat aplikasi skala besar lengkap dengan sebuah tab Ribbon terkostumisasi, dialog
box, on-screen help, dan tambahan lainnya.
9) Membuat front end yang disederhanakan: Dengan bantuan VBA anda bisa membuat
tugas yang sangat rumit bisa menjadi mudah dan bisa dijalankan oleh pengguna awam
sekalipun.
10) Membuat perintah menu custom: Menyesuaikan toolbar Excel dengan tombol kita
sendiri yang menjalankan macro yang kita buat.

12.6. Pengaplikasian VBA dalam kehidupan sehari-hari

VBA sebagai apilkasi bawaan dalam Excel, tentunya selalu digunakan dengan
pekerjaan yang berhubungan dengan input data, worksheet dan manipulasi data. Tipe
pekerjaan yang cocok untuk menggunakan VBA adalah tipe pekerjaan yang:

1) Monoton
2) Memiliki repetisi
3) Memiliki format penulisan yang sama

Salah satu pekerjaan yang bisa menggunakan VBA untuk memudahkan pekerjaan
adalah seperti berikut:

A. Aplikasi menu pembayaran pada kasir

Gambar 12.20. Tampilan Aplikasi Menu Pembayaran Kasir

142
B. Aplikasi input data mahasiswa

Gambar 12.21. Tampilan Aplikasi Input Data Mahasiswa

12.7. Jenis-Jenis Module Pada VBA

VBA dalam Excel memiliki beberapa jenis modul yang dapat digunakan, diantaranya
userform module, standard module, dan class module. Namun, yang akan dipelajari pada bab
ini yaitu userform module dan standard module.

Gambar 12.22. Tampilan Module VBA

12.7.1. Userform Module


Userform module adalah jenis modul khusus yang tergolong ke dalam Object Module.
Fungsi- fungsi yang ditulis dalam userform module bersifat khusus karena hanya akan
berjalan untuk objek-objek terkait di dalam userform.

143
Gambar 12.23. Tampilan Userform Module

12.7.2. Standard Module


Standard module atau biasa disebut module tergolong ke dalam Code Module.
Standard module adalah jenis modul yang dapat diisi dengan banyak prosedur serta fungsi-
fungsi tertentu.

Gambar 12.24. Tampilan Standard Module

12.8. Toolbox Pada Userform VBA

Pada userform kita dapat menggunakan visual dalam rangka untuk memudahkan
pengguna memahami dan mengakses program yang telah dibuat. Pengaplikasian dalam
bentuk visual ini dapat disebut sebagai user interface. Berikut adalah bentuk-bentuk kontrol
yang dapat kita gunakan dalam memvisualisasikan suatu program melalui VBA Excel.

144
Tabel 12.1. Toolbox pada Userform VBA

145
Tugas Terstruktur

1. Buatlah recording macro untuk memunculkan tabel daftar komoditas pertanian, produk
olahan, dan nilai tambah, yang akan muncul otomatis pada sheet baru dalam bentuk
screen recording!
2. Buatlah recording macro untuk memunculkan tabel daftar nama, daerah tempat
tinggal, dan gaji perbulan, yang akan muncul otomatis pada sheet baru menggunakan
syntax pada VBA (Contoh pada gambar 12.15)
3. Sebutkan dan jelaskan pengaplikasian VBA dalam dalam lingkup agroindustri!

146
ANALISIS DATA
MENGGUNAKAN POWER BI

GET DATA USER INTERFACE


POWER BI

DATA RELATION

PENGENALAN

PRINSIP POWER BI KOMPONEN POWER BI


BAB XIII ANALISIS DATA MENGGUNAKAN POWER BI

Tujuan dari pembelajaran kali ini, praktikan diharapkan mampu untuk :


1. Memahami prinsip dan kegunaan Power BI
2. Menerapkan Power BI pada analisis Power Query

13.1. Prinsip Business Intelligence dalam Industri

Perkembangan teknologi era revolusi industri 4.0 yang semakin pesat dan tak terelekan
seperti adanya perusahaan–perusahaan berbasis teknologi untuk kehidupan sehari–hari dan
perkembangan teknologi pembayaran dengan mudah yaitu cukup dengan menggunakan
smartphone. Di sisi lain juga adanya kebutuhan akan pentingnya pengolahan data yang
jumlahnya sangat besar di dunia usaha saat ini (big data) untuk diolah menjadi suatu informasi
yang dapat bermanfaat bagi pengembangan strategi dalam memenangkan persaingan bisnis.
Dibutuhkan suatu basis data yang gunanya untuk mengelompokkan data (arsip) yang saling
berhubungan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan
mudah. Suatu basis data tersebut dipelihara dan dibuat oleh sekumpulan program aplikasi yang
dibuat secara khusus untuk menyelesaikan suatu permasalahan yaitu dengan menggunakan
sebuah sistem yang disebut dengan Sistem Manajemen Basis Data (SMBD). Sistem
Manajemen Basis Data juga diartikan sebagai suatu program komputer yang dapat digunakan
untuk memasukkan, mengubah, menghapus, memanipulasi, dan memperoleh data atau
informasi dengan praktis dan efisien.
Dalam hal ini, dibutuhkan sistem Bisnis Intelligence (BI) dalam mengumpulkan,
mengolah, dan menganalisis data sehingga nanti hasilnya dapat diperkirakan oleh perusahaan
dan hasilnya dapat diperbarui secara berkala ataupun real-time . Bisnis Intelligence
menjelaskan tentang konsep dan metode bagaimana untuk meningkatkan kualitas dalam
pengambilan keputusan bisnis berdasarkan sistem yang berbasiskan data. Bisnis Intelligence
seringkali disamakan sebagaimana briefing books, report dan query tools, dan sistem informasi
eksekutif. BI merupakan sistem pendukung pengambilan keputusan yang berbasiskan data-
data.

13.2. Power BI

Power BI yang dikembangkan oleh Microsoft adalah kumpulan layanan perangkat lunak,
aplikasi, dan konektor yang bekerja bersama untuk memanfaatkan semua sumber data mentah
menjadi wawasan yang koheren, mudah diproses, menarik secara visual, dan interaktif. Power
BI memungkinkan pengguna akses ke sumber daya yang mereka butuhkan untuk
menggabungkan, memvisualisasikan, menganalisis, dan berbagi data.
Power BI memfasilitasi pengambilan keputusan yang cerdas yang dimana berimplikasi
dalam mengurangi kemungkinan kegagalan dan mengurangi risiko yang ditimbulkan dari
sebuah keputusan. Mobilitas yang disediakannya dianggap sebagai fitur utama dibandingkan
alat BI lain dimana akses untuk melihat dibatasi hanya untuk lokasi tertentu. Fitur praktis ini
memungkinkan pengguna untuk menarik, memproses, dan berbagi data real-time di mana saja,

148
kapan saja, membuat layanan Power BI semakin diminati. Power BI memungkinkan pengguna
melacak dan mengontrol penggunaan data, memberikan akses hanya kepada mereka yang
seharusnya memilikinya, tanpa harus mengganggu dukungan teknis atau elemen keamanan TI.
Power BI juga menawarkan fleksibilitas untuk menyimpan data di penyimpanan cloud,
sehingga mencegah pemaparan data sensitif dengan 119 memblokir aktivitas pengguna yang
berisiko secara real-time. Selain itu, Power BI dapat diskalakan, sehingga dapat disesuaikan
dengan organisasi manapun dan mampu menangani perubahan ukuran, baik itu ekspansi bisnis
yang cepat atau perampingan yang tidak terduga.

13.3. Komponen Power BI

Power BI terdiri beberapa komponen utama yaitu:

● Power Query
Hadir sebagai add-ins pada Excel dan bagian dari Power BI. Power Query
digunakan untuk transformasi data serta menemukan, menghubungkan, menyatukan, dan
menyaring sumber data sesuai dengan analisis yang ingin dilakukan.

● Power Pivot
Digunakan untuk membuat model data, membuat hubungan antar data, dan
membuat perhitungan pada data. Power Pivot menggunakan bahasa Data Analysis
Expression (DAX) untuk memodelkan data dan perhitungannya.

● Power View
Power View merupakan komponen interaktif pada Power BI yang digunakan untuk
menghubungkan beberapa sumber data dan memvisualisasikan data dalam bentuk bagan,
grafik, peta, dan lainnya.

● Power Map
Digunakan untuk visualisasi data geospasial secara 3D. Power Map bekerja sama
dengan Bing Maps untuk mendapatkan visualisasi terbaik berdasarkan garis lintang,
garis bujur, negara, negara bagian, atau alamat data.

● Power BI Desktop
Power BI Desktop termasuk komponen terbaru Power BI yang merupakan
pengembangan integrasi bagi Power Query, Power Pivot, dan Power View. Power BI
Desktop digunakan untuk menganalisis data lebih lanjut.

● Power Q&A
Setelah menyusun model data, Power Q&A dapat digunakan untuk mengajukan
pertanyaan dan mendapatkan jawaban atau solusi dari pertanyaan tersebut. Power Q&A
juga dapat digunakan bersama Power View pada visualisasi data agar pengguna dapat
mengajukan pertanyaan.

● Power BI Website
Power BI Website dapat digunakan untuk mempublikasikan hasil laporan analisis
data agar dapat diakses atau dilihat pengguna lain. Power BI Website juga dapat

149
digunakan untuk melakukan operasi slice and dice pada data online menggunakan web
browser.

● Power BI Mobile Apps


Power BI Mobile Apps menyediakan fitur untuk dapat melihat laporan dan
dashboard pada Power BI Website secara interaktif serta membagikannya pada
pengguna lain. Power BI Mobile Apps terdapat pada tiga penyedia operating systems
(OS) yaitu Android, iOS, dan Windows.

13.4. Prinsip Kerja Power BI

Gambar 13.1. Proses Kerja dari Power BI

Terdapat lima langkah dalam proses kerja Power BI, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 13.1, proses tersebut adalah Gather, Store, Model, Visualize, dan Share. data
dikumpulkan dari berbagai sumber dan ditempatkan di satu lokasi. Ketika data dikumpulkan,
itu juga ditransformasikan. Transformasi ini menghasilkan data yang bersih dari kesalahan dan
inkonsistensi. Transformasi juga menyelaraskan data dengan sisa penyimpanan data,
memungkinkannya berfungsi sebagai keseluruhan yang konsisten.
Data yang diubah disimpan di lokasi tertentu. Penyimpanan data ini sering disebut
sebagai data warehouse atau data mart. Data di gudang data atau data mart disimpan dalam
format khusus yang dirancang khusus untuk memungkinkan pengambilan cepat selama
pelaporan dan analisis. Hal ini juga terstruktur sehingga ribuan atau jutaan transaksi individu
dapat secara efisien ditambahkan bersama-sama (agregat) untuk menentukan, misalnya, jumlah
produk yang dihasilkan pada bulan tertentu atau total penjualan pada tahun tertentu. Jenis
penyimpanan data ini dikatakan dioptimalkan untuk online analytical processing (OLAP).
Model data dibangun di atas penyimpanan data memiliki dua tujuan. Pertama, untuk
menyajikan data kepada pengguna bisnis dengan cara yang mereka kenal (tidak ada nama tabel
dan bidang yang aneh untuk diuraikan, dan tidak ada bahasa rumit yang diperlukan untuk meng
query data). Kedua, menyediakan satu lokasi untuk menyimpan perhitungan bisnis.
Setelah data telah dibuat dalam model, data siap untuk dianalisis . hal ini dilakukan
dengan membuat bagan, tabel, dan visualisasi pengukur lainnya pada laporan dan di dasbor.
Untuk visualisasi yang dimaksudkan untuk dibagikan, kita memerlukan mekanisme untuk

150
menyampaikannya ke seluruh pihak yang bersangkutan. Tempat penyimpanan hasil visualisasi
pada umumnya dibuat dimana pengguna dapat mengakses laporan yang mereka butuhkan.
Lokasi ini memiliki keamanan yang tepat untuk memastikan pengguna hanya dapat melihat
data yang mereka miliki..

13.5. User Interface Power BI

Gambar 13.2. Bagian-bagian User Interface Power BI

1. Ribbon: Menampilkan tasks yang berhubungan dengan laporan dan visualisasi;


2. Pages: Tab pages di sepanjang bagian bawah memungkinkan pengguna untuk memilih
atau menambahkan halaman Power BI
3. Visualizations: Tab Visualization memungkinkan pengguna untuk mengubah tampilan
visualisasi, menyesuaikan warna atau sumbu, menerapkan filter, menyeret bidang, dll.
4. Fields: Tab Fields, memungkinkan Anda untuk menyeret dan melepaskan elemen kueri
dan memfilter ke tampilan Laporan, atau menyeret ke area Filter di panel Visualisasi;
5. Reports View: Memungkinkan pengguna untuk membuat halaman laporan dengan
visualisasi.
6. Data View: Memungkinkan pengguna untuk memeriksa, menjelajahi, dan memahami
data dalam model Power BI Desktop.
7. Relationship or Model view: Memungkinkan pengguna untuk menampilkan semua
tabel, kolom, dan hubungan dalam model.

13.6. Langkah untuk Menganalisis Data Mentah pada Power BI

Power BI menyediakan berbagai fitur yang dapat digunakan untuk mengolah data.
Seperti dijelaskan sebelumnya, salah satu prinsip Power BI adalah memvisualisasikan dataset
yang telah disusun sebelumnya. Aplikasi ini memungkinkan kita untuk memvisualisasikan data
dalam berbagai bentuk sesuai dengan karakteristik data yang disusun serta pesan yang ingin
disampaikan dari visualisasi yang dihasilkan. Pada bagian berikutnya akan dijelaskan tahap-
tahap yang perlu dilalui untuk memvisualisasikan data.

151
13.6.1. Mengambil Data dari Berbagai Sumber di Power BI

Data merupakan salah satu komponen penting dalam Power BI karena tanpa data kita
tidak dapat melakukan sebuah visualisasi data. Proses mengambil data atau biasa disebut get
data pada power BI dapat dilakukan pada bagian “Beranda” lalu pilih “Dapatkan Data” seperti
pada gambar berikut.

Gambar 13.3. Cara Mengambil Data di Power BI

Sumber Data pada Power BI sendiri terbagi menjadi dua yaitu sumber data umum dan
sumber data yang dikelompokan berdasarkan jenisnya.

• Sumber data umum


Sumber data umum merupakan sumber data yang biasa digunakan oleh pengguna.
Beberapa sumber data umum dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 13.4. Berbagai Sumber Data Power BI

Sumber data berdasarkan jenisnya:

1. File
Sumber data pada Power BI dapat berupa file yang terdiri atas format Excel, csv, xml,
json, dan lainnya seperti pada gambar berikut.

152
Gambar 13.5. Sumber Data dari File

2. Database
Sumber data pada Power BI juga dapat berupa database, seperti database SQL server,
Oracle database, dan lainnya seperti pada gambar berikut.

Gambar 13.6. Sumber Data dari Database

3. Power Platform
Sumber data pada Power BI dapat berasal dari power platform seperti yang terdapat
pada gambar berikut

Gambar 13.7. Sumber Data dari Power Platform

4. Azure
Azure adalah platform cloud computing publik. Azure dapat digunakan sebagai
sumber data pada Power BI. Adapun jenis-jenis Azure pada Power BI dapat dilihat pada
gambar berikut.

153
Gambar 13.8. Sumber Data dari Azure

5. Layanan Online
Power BI mendukung penggunanya untuk menggunakan data yang bersumber dari
berbagai jenis layanan online seperti pada gambar berikut, data yang diperoleh biasanya
data yang berubah-ubah dan tersimpan dalam database online.

Gambar 13.9. Sumber Data dari Layanan Online

6. Lainnya
Selain sumber data yang telah disampaikan, Power BI juga mendukung penggunanya
untuk memperoleh data dari sumber lainnya seperti web, Spark, dan lainnya.

Buka aplikasi Power BI yang sudah di download melalui microsoft store atau
https://powerbi.microsoft.com/en-us/downloads/. Import data yang sudah diberikan melalui
‘import data from excel’.

154
Gambar 13.10. Import Data pada Power BI

Pilih (checklist) empat tabel yang diperlukan, yaitu location, people, product, dan sales.
Setelah itu tekan tombol load.

Gambar 13.11. Load Data pada Power BI

13.6.2. Mengolah Data Mentah pada Power BI

Pengolahan data mentah pada Power BI bertujuan untuk menghilangkan data yang tidak
relevan, tidak penting dan tidak akan digunakan pada visualisasi data. Proses menghilangkan
data yang tidak relevan disebut juga clean up data. Oleh karena itu, sebelum melakukan
pengolahan data kita harus menentukan dahulu data apa saja yang akan divisualisasikan.
Penulisan data yang tidak sama dapat menyebabkan error, salah satunya penggunaan
spasi yang tidak konsisten. Oleh karena itu, data harus dibersihkan. Tekan ‘transform data’
yang ada pada ribbon home. Pilih query ‘sales’ lalu klik kanan pada header kolom ‘geography’.
Arahkan kursor ke bagian ‘transform’ lalu pilih ‘trim’. Penggunaan spasi yang berlebih akan
terhapus secara otomatis.

155
Gambar 13.12. Mengolah Data Mentah pada Power BI

Data yang kosong (null) di beberapa bagian juga dapat menyebabkan error saat
pengolahan data. Pilih query yang memiliki data kosong yaitu pada tabel ‘people’ pada bagian
kiri. Klik kanan pada header kolom ‘Team’ lalu pilih ‘Replace Values…’, tulis ‘null’ yang
berarti nilai kosong pada bagian ‘value to find’ dan tulis ‘Special’ pada bagian ‘replace with’.
Dengan begitu, data team yang kosong akan menjadi team Special. Klik ‘close & apply’.

Gambar 13.13. Mengubah Nilai Null

13.6.3. Merelasikan Data yang Telah Diolah

Salah satu langkah dalam menganalisis data adalah mencari hubungan antar informasi
pada data atau merelasikannya. Jenis-jenis relasi data yaitu:

1. One to One
Relasi yang mana setiap satu baris data pada suatu tabel hanya memiliki hubungan
dengan satu baris pada tabel lainnya. Ilustrasi relasi ini adalah sebagai berikut.

Mahasiswa Departemen
Gambar 13.14. Ilustrasi Relasi Data One to One

156
2. One to Many
Relasi yang mana setiap satu baris data pada suatu tabel memiliki hubungan dengan lebih
dari satu baris pada tabel lainnya. Ilustrasi relasi ini adalah sebagai berikut.

Mahasiswa Dosen Wali Mahasiswa


1 1 4

Mahasiswa Dosen Wali Mahasiswa


2 2 5

Mahasiswa
3
Gambar 13.15. Ilustrasi Relasi Data One to Many

3. Many to Many
Relasi yang mana setiap lebih dari satu baris data pada suatu tabel memiliki hubungan
dengan lebih dari satu baris pada tabel lainnya. Ilustrasi relasi ini adalah sebagai berikut.

Mahasiswa 1 Peminatan 1

Mahasiswa 2 Peminatan 2
Gambar 13.16. Ilustrasi Relasi Data Many to Many

Membuat model data dengan menghubungkan informasi antar data. Sebagian data yang
memiliki judul kolom yang sama bisa terhubung otomatis di Power BI. Akan tetapi, terdapat
data yang harus dihubungkan secara manual. Pilih relationship view pada bagian kiri.
Hubungkan ‘geo’ pada tabel location ke ‘Geography’ pada tabel sales.

Gambar 13.17. Memodelkan Relasi Antar Data

157
13.6.4. Membuat Ekspresi Menggunakan DAX

Data Analysis Expressions (DAX) merupakan sebuah pustaka fungsi dan operator yang
dapat digabungkan untuk membuat rumus dan ekspresi di Power BI, Analysis Services, dan
Power Pivot dalam model data Excel. Dengan kata lain, DAX sangat penting dan dibutuhkan
dalam visualisasi data interaktif yang dapat membantu para pengguna untuk menjelaskan
analytical stories secara efektif, seperti laporan matriks keuangan, pertumbuhan, dan
perhitungan tren yang lebih canggih dari waktu ke waktu.
Menambahkan operasi baru yang menjadi indikator dalam menganalisis data dapat
dilakukan dengan menambahkan kolom pada tabel data. Buka data view, lalu pilih field untuk
tabel ‘sales’. Klik ‘new column’. Lalu tulis syntax “Amount per box = (sales[Amount]) /
(sales[Boxes])” untuk mengetahui jumlah penjualan setiap boxnya.

Gambar 13.18. Menambahkan Operasi DAX

158
Tugas Terstruktur

Untuk mengerjakan tugas terstruktur, silahkan cari dan unduh data dari
kaggle.com tentang Musik, Stock market, Profitabilitas perusahaan, Limbah, Covid-19,
atau jumlah produksi dengan ukuran >10 MB. Jika tidak ingin mencari data baru,
silahkan unduh data yang terdapat pada link berikut: ipb.link/tin214-2022-dataset-be

1. Jelaskan perbedaan dari jenis-jenis relasi data yang terdapat pada Power BI. Cari contoh
dari masing-masing relasi pada data yang telah diunduh.
2. Lakukan analisis data menggunakan DAX pada data yang telah diunduh. Ekspresi yang
diaplikasikan dapat berupa MEAN, SUM, MEDIAN, MAX, MIN, atau ekspresi lainnya
yang terdapat pada DAX Power BI. Lakukan sesuai langkah yang telah dijelaskan,
tangkap layar (screenshot) pada masing-masing langkah, dan tarik kesimpulan dari hasil
analisis data.

159
VISUALISASI DATA
MENGGUNAKAN POWER BI

JENIS CHART JENIS TIPE-TIPE DATA


PADA POWER BI

JENIS MAPS
BAB XIV VISUALISASI DATA DALAM POWER BI

Tujuan dari pembelajaran kali ini, praktikan diharapkan mampu untuk:


1. Memahami konsep visualisasi data pada Power BI
2. Menyusun skenario realisasi visualisasi data
3. Menganalisis dan menarik kesimpulan hasil visualisasi data
4. Mendemonstrasikan penerapan Power BI pada dataset agroindustri

14.1. Memvisualisasikan Data pada Power BI

Visualisasi data atau Data Visualization adalah salah satu bentuk komunikasi visual
modern yang bertujuan untuk menyajikan suatu data agar lebih mudah dipahami.
Memvisualisasikan data yang kita miliki akan memudahkan kita untuk menarik perhatian
orang-orang. Memvisualisasikan data juga bermanfaat dalam menggarisbawahi bagian-
bagian yang penting dari data kita. Power BI memiliki beberapa fungsi yang dapat kita
gunakan untuk melaksanakan visualisasi data. Ada empat komponen visualisasi pada Power
BI, yaitu Tables, Metcrices, Cards, dan Multi Row Cards.
Tidak semua data tergolong sama atau identik. Dalam power BI terdapat dua golongan
data, yaitu numerik (Nilai) dan non-numerik (Deskriptif). Power BI Desktop menunjukkan
tipe data yang tepat dengan menggunakan ikon deskriptif di samping banyak bidang.

Tabel 14.1. Jenis-jenis Tipe Data pada Power BI

161
14.1.1. Visualisasi Jenis Charts Pada Power BI

Gambar 14.1. Visualisasi Jenis Chart pada Power BI

Power BI Desktop didasarkan pada konsep bahwa sebuah gambar bernilai ribuan kata-
kata. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi, bahwa data sains bila dikombinasikan
dengan visualisasi chart dapat menghasilkan analisa data yang hebat. Kita dapat langsung
mengetahui wilayah terbanyak perkembangan Covid-19 dengan hanya melihat 1-2 detik pada
grafik. Selain itu, grafik yang hebat bisa meyakinkan dan memudahkan teman kita dan dosen
bahwa ide dan wawasan kita adalah yang harus diikuti.

Jenis chart sederhana yang dapat digunakan pada Power BI yaitu:

Tabel 14.2 Visualisasi Chart pada Power BI

162
163
164
Contoh pembuatan Line chart - New Cases per Million by Location

1) Pilih ikon chart yang dibutuhkan

Gambar 14.2. Tampilan Berbagai Jenis Visualisasi Data

2) Pilih data pada sumber data

Gambar 14.3. Tampilan Fields

3) Data sudah menjadi grafik

Gambar 14.4. Tampilan Grafik

165
14.1.2. Visualisasi jenis-jenis maps pada Power BI

Gambar 14.5. Visualisasi Jenis Maps pada Power BI

Teknik analisis dan menyajikan data sains dalam bentuk peta tentunya memudahkan
informasi untuk representasi geografis. Dalam data sains untuk menampilkan peta harus
memiliki negara, negara bagian, kota, kode pos, atau bahkan garis lintang dan bujur dalam
kumpulan data, lalu data tersebut diolah menggunakan Power BI untuk ditampilkan menjadi
peta sebagai latar belakang untuk menampilkan data. Misalkan peta Indonesia dibagi per
provinsi dan diketahui setiap provinsi angka kasus baru penyebaran Covid-19.
Jenis visualisasi map yang dapat digunakan pada Power BI yaitu:

Tabel 14.3. Visualisasi Maps Pada Power BI


Charts Visualisasi
Maps

Filled maps

166
Shape maps

ArcGIS maps

14.2. Teknik Penganalisisan Data Dengan Beberapa Jenis Chart

Power BI menyediakan berbagai graphic chart yang dapat digunakan untuk


memvisualisasikan data. Meskipun demikian, pemilihan chart yang sesuai untuk sebuah
dataset tidak dilakukan dengan sembarang. Masing-masing dataset yang ada dapat dipastikan
memiliki karakteristik masing-masing, di sisi lain masing-masing graphic chart hanya cocok
menganalisis data dengan karakteristik tertentu, untuk maksud tertentu. Sebuah graphic chart
memvisualisasikan sebuah pesan, baik itu berupa perbandingan, perubahan, trend, maupun
pesan-pesan lainnya. Berikut akan dipaparkan segelintir graphic chart yang kerap ditemui dan
teknik analisis terkaitnya:

167
14.2.1. Pie and Doughnut Chart

Gambar 14.6. Tampilan Data yang Akan Divisualisasikan

Gambar 14.7. Tampilan Visualisasi Data Pie

Gambar 14.8. Tampilan Visualisasi Data Doughnut

Dalam prinsip visualisasi data, doughnut chart dan pie chart memiliki prinsip yang sama
yaitu menggambarkan kontribusi setiap bagian terhadap keseluruhan nilai. Area yang luas pada
doughnut chart dan pie chart memiliki kontribusi yang lebih banyak pada suatu parameter
sedangkan area yang lebih kecil memiliki kontribusi yang lebih sedikit pada suatu parameter.
Perbedaan yang mendasar antara doughnut chart dan pie chart adalah doughnut chart dapat
menampilkan visualisasi lebih dari satu parameter pada satu chartnya sedangkan pie chart tidak
dapat menampilkan hal tersebut.

168
Mari kita membuat sebuah analisa sederhana pada doughnut chart. Lingkaran yang di
dalam merepresentasikan data pada tahun 2013 sedangkan lingkaran yang di luar
merepresentasikan data tahun 2012. Ketika kita melihat doughnut chart, produksi jagung di
wilayah sulawesi mengalami penurunan dari tahun 2012 ke 2013 yang dapat diabstraksikan
dengan daerah luar biru muda lebih sempit dibandingkan dengan daerah yang berada di dalam.

14.2.2. Line and Area Chart

Gambar 14.9. Tampilan Visualisasi Data Line

Gambar 14.10. Tampilan Visualisasi Data Area

Pada prinsipnya Line chart digunakan untuk menganalisis perubahan dari waktu ke
waktu. Area Chart memiliki prinsip pemvisualiasian data yang sama dengan line chart yaitu
keduanya menampilkan data kuantitatif dan periode waktu. Perbedaannya adalah area chart
digunakan untuk mengkomparasikan setiap kategori data yang ingin ditampilkan terhadap
keseluruhan parameter. Dengan area chart, analisis yang kita lakukan dapat lebih mendalam
jika dibandingkan line chart.
Mari kita membuat sebuah analisa sederhana terhadap area chat berikut. Pada titik di
tanggal 9 September, total sales pada tahun 2015 adalah $263,973 sedangkan total sales pada
tahun 2016 adalah $320,751. Dari sini kita sudah dapat menyimpulkan bahwa area yang lebih

169
gelap merupakan profit yang dihasilkan pada tahun 2016 dan semakin besar area yang gelap
maka selisih penjualan yang terjadi juga semakin besar. Hal yang dapat kita analisis juga adalah
karakteristik dari datanya. Baik data dari tahun 2015 dan 2016 menunjukan sifat yang sama
yaitu stabil tetapi meningkat secara perlahan dari bulan Januari hingga September dan naik
secara tajam pada rentang bulan September hingga November dan turun secara tajam pada
rentang bulan November hingga Desember. Cara menentukan apakah chart tersebut
meningkat/menurun secara tajam atau landai adalah dengan melihat kemiringan garisnya dari
titik pergerakan. Titik pergerakan memiliki prinsip yaitu dari titik mana hingga sampai titik
mana suatu pergerakan data memiliki karakteristik yang sama. Jika kita menarik contoh data
diatas maka data yang landai memiliki titik pergerakan dari bulan Januari hingga bulan
September sedangkan data yang naik secara tajam memiliki titik pergerakan dari bulan
September hingga bulan November.

14.2.3. Bar and Column Charts

Gambar 14.11. Tampilan Visualisasi Data Bar

Gambar 14.12. Tampilan Visualisasi Data Column

Bar dan column chart adalah beberapa jenis visualisasi yang paling banyak digunakan di
Power BI. Kedua charts tersebut dapat digunakan untuk satu atau beberapa kategori. Kedua

170
jenis bagan ini mewakili data dengan batang persegi panjang, di mana ukuran batang sebanding
dengan besarnya nilai data. Perbedaan antara keduanya adalah jika persegi panjang ditumpuk
secara horizontal, itu disebut bar chart. Jika persegi panjang disejajarkan secara vertikal, itu
disebut sebagai column chart.
Mari kita membuat visualisasi sederhana terhadap bar dan column charts ini yang dimana
keduanya memiliki dataset yang sama. Visualisasi ini akan menganalisis tujuan penggunaan
pinjaman dari suatu perusahaan. Pada column chart, batang yang paling tinggi
merepresentasikan tujuan pinjaman terbanyak oleh para debitur yaitu untuk keperluan pribadi
dan batang yang memiliki tinggi paling rendah merepresentasikan tujuan pinjaman paling
sedikit oleh para debitur yaitu untuk keperluan lain. Sama halnya dengan Bar charts, diagram
batang yang memiliki panjang yang paling panjang merepresentasikan tujuan pinjaman
terbanyak oleh para debitur yaitu untuk keperluan pribadi dan batang yang memiliki panjang
paling pendek merepresentasikan tujuan pinjaman paling sedikit oleh para debitur yaitu untuk
keperluan lain.

14.2.4. Scatter Chart

Gambar 14.13. Tampilan Visualisasi Data Scatter

Scatter chart menggunakan titik-titik untuk mewakili nilai untuk dua variabel numerik
yang berbeda. Posisi setiap titik pada sumbu horizontal (X) dan sumbu vertikal (Y)
menunjukkan nilai untuk titik data individual. Scatter chart digunakan untuk analisis korelasi
antara variabel X dan Y serta melihat pola dalam big data. Biasanya pola yang dianalisis adalah
tren linear atau tren non-linear serta analisis kluster (analisis gerombol). Selain variabel X dan
Y, kita juga dapat memasukan size dari bubble dalam memvisualisasikan dataset.
Mari kita membuat sebuah analisa sederhana terhadap scatter chat berikut. Bubble-
bubble diatas menunjukan hubungan antara sales pada x-axis dan %profit di y-axis, serta
shipping cost yang diabstraksikan oleh besarnya area bubble. Dari sini dapat terlihat bahwa
dari sekian banyak dataset yang kita punya, hanya 9 dataset teratas yang diambil dan sisanya

171
ditempatkan pada bubble others agar memudahkan penganalisisan data. Kita dapat melihat
bubble bookcases, tables, copiers and fax, office machines, dan others berada di region tidak
menghasilkan profit. Lalu kita juga dapat melihat bubble appliances dan chairs & chair mats
tidak menghasilkan profit yang tinggi. Tinggal tersisa bubble binder & binder accessories dan
telepon & communication yang memiliki profit yang tinggi. Jika kita melihat dari segi sales
maka bubble appliances, copiers & files, bookcases, dan tables berada pada satu wilayah yang
sama yaitu daerah dengan total sales yang rendah. Bubble binder & binder accessories, others,
dan office machines juga berada dalam satu wilayah yang sama yaitu daerah dengan total sales
yang medium. Untuk bubble chairs & chair mats dan telephones & communication berada
dalam satu wilayah yang sama yaitu daerah dengan sales yang tinggi.

14.2.5. Waterfall Chart

Gambar 14.14. Tampilan Visualisasi Data Waterfall

Pada prinsipnya waterfall chart adalah jenis visualisasi pada power BI yang menampilkan
perubahan nilai pada setiap titik dari titik awal hingga titik akhir. Jika perubahan tersebut
menambah nilai awal, maka grafik akan berwarna hijau dan arah diagram akan keatas. Jika
perubahan tersebut mengurangi nilai awal, maka grafik akan bewarna merah dan arah diagram
akan kebawah. Dalam industri biasanya digunakan untuk mengabstraksikan cash flow.
Mari kita buat analisis sederhana terkait dataset berikut dari bulan Januari hingga bulan
Juni. Pada periode tersebut, sebuah perusahaan memiliki modal awal sebesar $5,00k. Pada
bulan januari dan februari perusahaan tersebut mengalami kerugian sebesar $5,00k (bulan
Januari) dan $5,00k (bulan Februari). Pada bulan Maret perusahaan tersebut mengalami profit
sebesar $5,00k sehingga arah diagram pada bulan maret adalah vertikal ke atas. Pada bulan
april dan mei perusahaan mengalami sebesar $5,00k. (untuk bulan april) dan $5,00k. (untuk
bulan mei) yang ditandai oleh arah grafik menuju ke bawah dengan warna merah. Pada bulan
Juni perusahaan tersebut mendapatkan profit sebesar $1.85k sehingga arah diagram pada bulan
Juni adalah vertikal ke atas.

172
14.2.6. Ribbon Chart and Standalone Chart

Gambar 14.15. Tampilan Visualisasi Data Ribbon

Gambar 14.16. Tampilan Visualisasi Data Standalone

Ribbon Chart merupakan salah satu alat pemvisualisasian yang sangat powerful
dibandingkan alat pemvisualisasi lainnya. Ribbon chart memiliki prinsip pemvisualisasian
mengukur kategori data manakah yang memiliki kontribusi terbesar/terkecil dari masing
masing Parameter. Data yang memiliki kontribusi terbesar akan mendapatkan area yang
terbesar juga serta ditempatkan di posisi tertinggi dibandingkan data kategori lainnya. Ribbon
Chart dapat ditampilkan secara standalone atau gabungan dari beberapa standalone ribbon
chart.
Mari kita membuat sebuah analisis sederhana dari gabungan Standalone Ribbon Chart.
Pada tahun 2014 Novelty shop memiliki kuantitas terbesar yaitu sebesar 1.92 M yang diikuti
oleh Supermarket yaitu sebesar 0.23 M dan Corporate sebesar 0.18 M. Gift store memiliki total
kuantitas yang sama dengan corporate hanya saja karena faktor abjad huruf depanlah yang
membuat gift store menempati posisi empat yang diikuti oleh computer store dengan total
kuantitas 0.17 M.

173
14.2.7. KPIs Chart

Gambar 14.17. Tampilan Visualisasi Data KPIs

Key Performance Indicator (KPI) adalah jenis pemvisualisasian yang bertujuan untuk
memberi tahu tentang progress aktual terhadap target yang sudah direncanakan. Chart ini akan
memberitahukan apakah suatu perusahaan apakah perusahaan tersebut sedang berprogress
dalam kondisi yang semestinya atau tidak. KPI juga dapat dijadikan sebagai alat mengevaluasi
terhadap performa perusahaan. Mari kita membuat sebuah analisis sederhana dari diagram KPI
ini dimana dataset yang digunakan adalah data pada bulan September. Terlihat jelas dari chart
ini bahwa penjualan barang pada bulan September melampaui target yaitu sebesar 17.8% dari
target yang telah ditetapkan.

14.2.8. Gauge Chart

Gambar 14.18. Tampilan Visualisasi Data Gauge

Prinsip dari Gauge chart serupa dengan KPIs chart yaitu untuk mengukur progress
dengan target yang sudah ditentukan. Perbedaan gauge dan KPIs chart hanya dalam
permasalahan pemvisualisasian saja. Gauge chart memiliki bentuk setengah lingkaran dimana
nilai di paling kiri merepresentasikan nilai minimum sedangkan nilai di paling kanan
menunjukan nilai maksimum yang diinginkan. Garis berwarna abu menunjukan target yang
ingin kita capai dan arsiran berwarna biru serta angka yang berada di tengah menunjukan
progress yang telah dibuat. Mari kita membuat visualisasi secara sederhana pada gauge chart

174
ini. Dari chart kita bisa melihat bahwa progress yang dilakukan masih belum melewati target
yang diharapkan sehingga diperlukannya sebuah effort yang lebih untuk mencapai target yang
diharapkan.

14.2.9. Treemaps Chart

Gambar 14.19. Tampilan Visualisasi Data Treemaps

Treemap Chart adalah visualisasi berbasis persegi panjang yang mewakili kumpulan data
dimana kumpulan tersebut tersusun secara hierarkis. Prinsip dasar Treemaps Chart adalah
untuk membandingkan jumlah dan menunjukkan pola dari beberapa struktur hierarkis dalam
suatu area yang dibatasi secara fisik. Untuk tujuan itu, persegi panjang dengan ukuran dan
warna berbeda digunakan untuk menampilkan kumpulan data dari perspektif yang berbeda.
Tujuannya bukan untuk menunjukkan nilai numerik yang tepat, tetapi untuk memecah database
menjadi bagian-bagian penyusunnya dan dapat mempercepat proses penganalisisan data.
Mari kita membuat sebuah analisis sederhana terhadap dataset diatas. Beberapa daerah
akan kita analisis salesnya berdasarkan kategori yang telah ditentukan yaitu teknologi,
furniture, dan perlengkapan kantor. Berdasarkan wilayah, daerah timur memiliki penjualan
yang terbanyak dibandingkan daerah lainnya (lihat arsiran warna biru tua lalu komparasikan
daerah yang berwarna biru tua dengan daerah lainnya). Wilayah kedua yang memiliki total
sales tertinggi adalah daerah barat dan yang ketiga adalah pusat dan yang terakhir adalah daerah
selatan. Pada daerah timur penjualan barang berbasis teknologi memiliki penjualan yang sangat
tinggi lalu diikuti dengan furnitur dan yang terakhir adalah penyediaan alat kantor. Pola seperti
ini juga dapat kita temukan pada daerah pusat. Daerah barat memiliki pola penjualan yang
berbeda dimana Furniture memiliki sales yang lebih tinggi lalu diikuti oleh barang berbasis
teknologi, dan yang terakhir penyediaan alat kantor. Daerah selatan memiliki pola penjualan
yang berbeda dimana penyediaan alat kantor memiliki penjualan yang lebih tinggi lalu diikuti
dengan penjualan furniture dan yang terakhir adalah penjualan barang berbasis teknologi.

175
Tugas Terstruktur

1. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah dalam membuat sebuah visualisasi data dalam
Power BI!
2. Ambil data dari kaggle.com tentang Musik, Stock market, Profitabilitas perusahaan
Limbah, Covid-19, atau jumlah produksi (pilih salah satu) lalu lakukan proses pengolahan
data hingga visualisasi data
3. Buatlah kesimpulan terkait visualisasi berdasarkan chart yang telah dibuat pada tugas
nomor dua!
4. Berilah contoh penerapan Power BI pada bidang Agroindustri!

176
OPERASI HTML 5
DAN CSS 3

HTML 5 CSS 3

KONSEP DASAR

KONSEP DASAR

SEJARAH HTML

WARNA DAN
BACKGROUND

TAGS DAN ATRIBUT


DASAR

MARGINS DAN PADDING

FRAME, GAMBAR, DAN


TABEL
BAB XV OPERASI HTML 5 DAN CSS 3

Tujuan pembelajaran bab ini, praktikan diharapkan mampu untuk:


1. Menjelaskan konsep dasar dari HTML 5
2. Membuat tabel, frames, dan menguploadkan gambar menggunakan HTML
3. Menjelaskan dan mendemonstrasikan konsep dasar CSS
4. Menambahkan warna, background, margins, dan padding pada website menggunakan
CSS
5. Mengintegrasikan visualisasi Power BI dengan menggunakan HTML 5 dan CSS 3

15.1. Konsep Dasar Pemrograman

Secara umum, pemrograman dapat diartikan sebagai memberikan seperangkat instruksi


terhadap komputer yang akan mereka gunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
Intinya, program komputer seharusnya memecahkan masalah tertentu dengan mengikuti
serangkaian instruksi. Orang dapat menulis program dengan mengikuti beberapa teknik dan
pendekatan. Untuk memecahkan masalah, Anda perlu menentukan aliran kode dan memenuhi
persyaratan langkah demi langkah untuk mencapai keluaran yang diinginkan. Hal ini juga
dikenal sebagai coding.

15.2. Konsep Dasar Bahasa Pemrograman dan HTML

Bahasa pemrograman, atau sering diistilahkan juga dengan bahasa komputer atau bahasa
pemrograman komputer, adalah instruksi standar untuk memerintah komputer. Bahasa
pemrograman ini merupakan suatu himpunan dari aturan sintaks dan semantik yang dipakai
untuk mendefinisikan program komputer. Untuk mengembangkan plugin web, aplikasi
desktop, atau aplikasi seluler, Bahasa Java dapat dipertimbangkan karena memberikan
dukungan yang lengkap dan Kegunaan. HTML, CSS, dan PHP adalah bahasa inti untuk web
development dan dapat dengan mudah dipelajari oleh pemula. Sebagai seorang programmer,
sebaiknya kita tidak membatasi diri pada satu bahasa dan mencoba implementasi dan teknik
terbaru

15.2.1. Konsep Dasar HTML

HTML (HyperText Markup Language) adalah suatu bahasa yang menggunakan tanda-
tanda tertentu (tag) untuk menyatakan kode-kode yang harus ditafsirkan oleh browser agar
halaman tersebut dapat ditampilkan secara benar. HTML digunakan untuk membuat situs web
dan dapat menampilkan warna, font, grafik, media, dan gambar dalam website tersebut.

15.2.2. Sejarah HTML

HTML dibuat oleh seorang ahli fisika dengan tim Berners Lee pada lembaga penelitian
CERN yang ada di Swiss. Tim tersebut mempunyai ide mengenai sistem hypertext yang
menggunakan basis internet. Tim Berners Lee mengeluarkan versi HTML yang pertama pada

178
tahun 1991. Dalam versi tersebut terdapat 18 HTML tag. Hypertext merujuk pada teks yang
terdapat referensi atau link untuk teks lain sehingga dapat diakses oleh pengguna. Sejak tahun
1991, setiap HTML merilis versi terbarunya, selalu dilengkapi dengan attribute dan tag terbaru.
Saat ini ada 140 HTML tag berdasarkan HTML Element Reference yang dimiliki oleh Mozilla
Developer Network. Karena popularitas dan kemajuan teknologi, HTML terus berkembang
dan meningkat. HTML sudah dianggap sebagai website standar yang sudah resmi. HTML
dikembangkan oleh W3C dengan upgrade yang besar pada tahun 2014. Hasilnya yaitu
pengenalan tentang HTML 5 dengan semantic baru sehingga dapat memberitahukan arti dari
konten HTML tersendiri. Adanya web browser bertujuan untuk memudahkan pengguna saat
membuka dokumen yang berformat HTML.

15.2.3. Perkembangan HTML

1) HTML Versi 1.0


Bermula pada versi 1.0. Versi 1.0 ini merupakan pionir yang masih banyak
kelemahan sehingga tampilannya masih sederhana. HTML versi 1.0 mempunyai
kemampuan untuk membuat paragraf, heading, list, hypertext dan cetak tebal atau miring
pada teks. Versi 1.0 juga dapat mendukung peletakan gambar atau image pada dokumen
tanpa wrapping.
2) HTML Versi 2.0
HTML versi 2.0 mempunyai fitur tambahan yaitu kualitas HTML lebih baik. Versi
2.0 mempunyai kemampuan dalam menampilkan data atau form pada dokumen serta
memasukan alamat, nama, dan saran atau kritik. HTML versi 2.0 ini adalah pionir untuk
web interaktif.
3) HTML Versi 3.0
Versi 3.0 mempunyai tambahan fitur dengan fasilitas baru yaitu figure. Figure
adalah perkembangan dari image yang berfungsi untuk meletakan gambar serta tabel.
HTML versi 3.0 juga dapat mendukung adanya rumus matematika pada dokumen. Versi
3.0 sekarang digantikan dengan versi 3.2.
4) HTML Versi 3.2
Versi 3.2 adalah HTML yang paling sering digunakan. Versi ini mempunyai
teknologi untuk meletakan teks pada keliling gambar. Sehingga gambar mempunyai latar
belakang, frame, style, tabel, dan sebagainya. Versi 3.2 juga dapat menggunakan script
untuk mendukung kinerja HTML.
5) HTML Versi 4.0
HTML versi 4.0 mengalami banyak perubahan dari versi sebelumnya. Perubahan
tersebut pada perintah HTML yaitu image, tabel, text, link, form dan sebagainya.
6) HTML Versi 4.1
Terdapat juga versi 4.01 yang merupakan perbaikan dari versi 4.0. Versi ini
menjadi standar untuk lemen atau atribut pada HTML. Karena sudah memperbaiki
kesalahan pada versi sebelumnya.
7) HTML Versi 5.0
HTML versi 5 merupakan prosedur pembuatan tampilan web terbaru dengan
penggabungan antara CSS, HTML dan JavaScript. Versi ini dibuat dari informasi bahwa

179
W3C dan IETF membuat versi HTML yang terbaru. Perkembangan HTML cukup
signifikan. Karena W3C terus membuat dan merilis versi HTML terbaru dan update.
HTML versi 5.0 menjadi versi paling baik dengan fitur yang lebih lengkap. HTML 5
mempunyai fitur canggih yaitu support pada embed video dan audio. Sehingga Anda bisa
menggunakan file video atau audio ke halaman website yang diinginkan. Fitur tersebut
mendukung juga untuk grafis vektor dengan skala dan mathML untuk rumus matematika
atau lainya. HTML 5 memperkenalkan perbaikan ranah semantic pada browser sehingga
konten dapat dilihat dan dibaca oleh pengguna lain.

Gambar 15.1. Logo HTML 5


15.3. Tags dan Atribut Dasar dari HTML

Tag memberikan instruksi ke browser web mengenai struktur, tampilan, dan konten
halaman web. Sebuah tag didefinisikan dengan sudut kurung tertutup: <>. Perlu diingat bahwa
tag harus digunakan berpasangan dan tag pembuka <tag> dan tag penutup dibedakan dengan
</tag>.

Tabel 15.1. Tag Dasar pada HTML


Tag Pembuka Tag Penutup Fungsi

<html> </html> merupakan penanda bahwa dokumennya


merupakan dokumen HTML.

<head> </head> mendefinisikan bagian header dari dokumen


HTML

<h1> hingga <h6> </h1> hingga </h6> mendefinisikan heading untuk dokumen HTML
dari level 1 hingga level 6.
<body> </body> mendefinisikan bagian tubuh dari dokumen
HTML

Contoh kodingan sederhana html:


<html>

180
<head>
<h1> HELLO WORLD </h1>
</head>
<body>
<p> Paragraf 1 </p>
<p> Paragraf 2 </p>
</body>
</html>

dan outputnya akan menghasilkan:

Gambar 15.2. Output Kodingan Sederhana

15.4. Membuat Tabel, Frames, dan Mengunggah Gambar

15.4.1. Membuat Tabel

Tabel adalah bagian penting dari web development karena dapat membantu kami dalam
mengilustrasikan dan menjelaskan informasi penting dengan cara yang tepat. Dalam HTML,
ada beberapa tag yang telah ditentukan sebelumnya yang dapat digunakan untuk membuat dan
mendesain tabel.

Tabel 15.2. Tag untuk Membuat Tabel dalam HTML


Tag Pembuka Tag Penutup Fungsi

<table </table> Tag pertama yang wajib ditulis saat membuat


tabel, berfungsi untuk membuat kerangka
tabel.
<tr> </tr> Berfungsi untuk membuat baris tabel,
singkatan dari Table Row
<td> </td> Berfungsi untuk membuat sel tabel,
singkatan dari Table Data
<th> </th> Berfungsi untuk membuat judul pada
header tabel, singkatan dari Table Header

181
Contoh coding untuk membuat tabel dengan HTML:
<html>
<head>
<title>Tabel HTML</title>
</head>
<body>
<h1>Belajar Tabel di HTML</h1>
<table>
<tr>
<td>Baris 1 Kolom 1</td>
<td>Baris 1 Kolom 2</td>
</tr>
<tr>
<td>Baris 2 Kolom 1</td>
<td>Baris 2 Kolom 2</td>
</tr>
<tr>
<td>Baris 3 Kolom 1</td>
<td>Baris 3 Kolom 2</td>
</tr>
</table>
</body>
</html>

Setelah coding tersebut dijalankan, akan menghasilkan output sebagai berikut:

Gambar 15.3. Output Pembuatan Tabel pada HTML

15.4.2. Membuat Frame


Dalam HTML, frame ditambahkan untuk membagi halaman web menjadi beberapa
bagian dalam browser sehingga setiap bagian dapat dimuat dengan dokumen HTML yang
berbeda. Untuk menggunakan frame di halaman web, tag <frameset> harus digunakan sebagai
ganti tag <body> yang kemudian dapat didefinisikan dengan atribut baris dan kolom tertentu.
1. Pertama, kita perlu membuat konten yang akan kita masukan kedalam frame pertama
kita. Dengan membuat file HTML dengan nama frame_1, kita akan memasukkan
kodingan sebagai berikut:

182
<!DOCTYPE html>
<html>
<body>
<h1>Frame 1</h1>
<p>Contents of Frame 1</p>
</body>
</html>

2. Kedua, kita perlu membuat konten yang akan kita masukan kedalam frame kedua kita.
Konten kedua. Dengan membuat file HTML dengan nama frame_2, kita akan
memasukkan kodingan sebagai berikut:

<!DOCTYPE html>
<html>
<body>
<h1>Frame 2</h1>
<p>Contents of Frame 2</p>
</body>
</html>

3. Ketiga, kita akhirnya akan membuat sebuah frame yang akan memiliki konten dari
frame 1 dan frame 2. Dengan membuat file HTML dengan nama frame, kita akan
memasukkan kodingan sebagai berikut:

<!DOCTYPE html>
<html>
<frameset cols="*,*">
<frame src="frame_1.html">
<frame src="frame_2.html">
</frameset>
</html>

Setelah kita memasukan kodingan tersebut sesuai aturan, akan menghasilkan output
sebagai berikut:

183
Gambar 15.4. Output Pembuatan Frame Vertikal Pada HTML
Untuk membuat frame horizontal, maka codingan yang dimasukan adalah:

<!DOCTYPE html>
<html>
<frameset rows="*,*">
<frame src="frame_1.html">
<frame src="frame_2.html">
</frameset>
</html>

Dan akan menghasilkan output sebagai berikut:

Gambar 15.5. Output Pembuatan Frame Horizontal Pada HTML

15.4.3 Menampilkan Gambar dengan HTML

Mengilustrasikan konsep, layanan, dan informasi dengan cara yang lebih baik.
Memasukkan gambar dengan menggunakan HTML cukup mudah dilakukan. Tags yag
digunakan adalah sebagai berikut:

<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Cara Memasukkan Gambar di HTML</title>
</head>
<body>
<p> Ini merupakan contoh gambar pada HTML </p>
<img src="langit.png">

184
</body>
</html>

Dengan mengupload file gambar seperti png atau jpg kedalam file, akan menghasilkan
output sebagai berikut:

Gambar 15.6. Output Penginputan Gambar dengan HTML

15.5. Konsep Dasar CSS


CSS adalah singkatan dari "Cascading Style Sheet" dan bertanggung jawab untuk
mengontrol desain dan tampilan pada dokumen web. Desain ini memiliki kemampuan untuk
menyederhanakan proses desain web dan juga meningkatkan fleksibilitas situs web. Melalui
CSS, kita dapat mengubah tampilan, font, desain, dan format seluruh situs web dengan
melakukan penyesuaian yang sesuai dalam CSS.

Gambar 15.7. Lambang CSS3


15.6. Tipe-Tipe dari CSS

185
Tiga jenis utama CSS adalah CSS Inline, CSS Internal, dan CSS Eksternal.
15.6.1. Inline CSS
Incline CSS memiliki properti CSS yang diimplementasikan di bagian tertentu yang
dilampirkan dengan elemen dalam dokumen HTML. Sebagai contoh:

<html>
<head>
<title>Inline CSS</title>
</head>
<body>
<p style = "color:Blue; font-size:50px;
Cascading Style sheets
</body>
</html>
Outputnya adalah seperti berikut:

Gambar 15.8. Contoh Output Penggunaan CSS

15.6.2. Internal CSS


Internal CSS diimplementasikan pada satu dokumen HTML untuk memberikan gaya
yang unik. Ingat bahwa aturan harus diterapkan dalam file HTML di bagian head. Sintaks untuk
menerapkan CSS Internal:

<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<style> body {
background-color: linen;
}
h1 {
color: maroon;
margin-left: 40px;
}
</style>
</head>
<body>
<h1>This is a heading</h1>
<p>This is a paragraph.</p>
</body>
</html>

Outputnya adalah sebagai berikut:

186
Gambar 15.9. Output Penggunaan CSS Internal

15.6.3. External CSS


CSS Eksternal memiliki file CSS terpisah yang hanya menyertakan satu properti gaya
bersama dengan atribut tag. File CSS eksternal perlu ditautkan dengan dokumen HTML dengan
menggunakan tag Tautan. Contoh CSS Eksternal:
Syntax untuk file HTML:

<html>
<head>
<link rel="stylesheet" href="external.css">
</head>
<body>
<h1>This is a heading</h1>
<p>This is a paragraph.</p>
</body>
</html>
Syntax untuk file CSS:

body {
background-color: lightblue;
}
h1 {
color: navy;
margin-left: 20px;
}

Outputnya adalah sebagai berikut:

Gambar 15.10. Output Penggunaan CSS Eksternal

15.7. Mengubah Warna dan Background dengan CSS

15.7.1. Mengubah Warna dengan CSS


187
Properti warna dalam CSS digunakan untuk mengubah warna teks. Nilai warna dapat
dinyatakan dalam angka warna RGB, keyword, atau dalam angka warna heksadesimal. Properti
CSS ini menetapkan warna latar dari konten suatu elemen.

Tabel 15.3. Macam - Macam Properti Warna yang Dapat Digunakan dalam CSS

Nama Syntax

Keyword Green, Blue, dst.

Hex Code #RRGGBB

RGB % Rgb( rrr%, ggg%, bbb%)

RGB Absolute Rgb(rrr, ggg, bbb)

hort Hex Code #RGB

contoh implementasinya syntaxnya pada HTML:

<html>
<head>
<style>
h1 {
color: #ab1232;
}
p{
color: rgb(145,50,255);
font-size: 25px;
}
</style>
</head>
<body>
<h1> Example of the color property </h1>
<p> test 1 2 3 </p>
</body>
</html>

Outputnya adalah sebagai berikut:

Gambar 15.11. Output Penggunaan Properti Warna pada CSS

188
15.7.2. Mengubah Background dengan CSS

Ada berbagai properti yang dapat dipertimbangkan untuk menentukan latar belakang
CSS dari sebuah situs web. Properti ini termasuk Warna, Gambar, pengulangan, Lampiran,
dan Posisi latar belakang CSS.

Untuk mengatur warna latar belakang halaman web, sintaks CSS berikut dapat
digunakan:

body {
background-color: green;
}

Outputnya adalah sebagai berikut:

Gambar 15.12. Output Penambahan Warna Background Website Menggunakan CSS

Sintaks untuk menambahkan gambar sebagai latar belakang:

body {
background-image: url("image.gif");

Outputnya adalah sebagai berikut:

Gambar 15.13 Output Penambahan Gambar Sebagai Background Website Menggunakan CSS

189
15.8. Menambahkan Margins dan Membuat Padding

15.8.1. Menambahkan Margins dengan CSS

Pada CSS, margin diimplementasikan untuk menciptakan ruang di sekitar elemen. Kita
dapat mengatur ukuran margin yang berbeda untuk setiap sisi. Properti margin memiliki nilai
yang berbeda seperti Panjang, Lebar, dan Margin, dihitung oleh browser.

Tabel 15.4. Macam - Macam Properti Margin yang Dapat Digunakan dalam CSS

Properti Deskripsi

margin Properti ini digunakan untuk mengatur semua


properti dalam satu deklarasi.

margin-left itu digunakan untuk mengatur margin kiri


suatu elemen.

margin-right digunakan untuk mengatur margin kanan


suatu elemen.

margin-top
digunakan untuk mengatur margin atas suatu
elemen.

margin-bottom digunakan untuk mengatur margin bawah


suatu elemen.

contoh implementasi penggunaan properti margin-left, margin-right, margin-top, dan


margin-bottom:
<head>
<style>
p{
background-color: pink;
}
p.ex {
margin-top: 100px;
margin-bottom: 100px;
margin-right: 100px;
margin-left: 100px;
}
</style>
</head>
<body>

190
<p>paragraf ini tidak menggunakan margin. </p>
<p class="ex">paragraf ini menggunakan margin</p>
</body>

contoh implementasi penggunaan properti margin:

<head>
<style>
p{
background-color: pink;
}
p.ex {
margin: 50px 100px 150px 200px;
}
</style>
</head>
<body>
<p>This paragraph is not displayed with specified margin. </p>
<p class="ex">This paragraph is displayed with specified margin.</p>
</body>

Outputnya adalah sebagai berikut:

Gambar 15.14. Output Margin Menggunakan CSS

15.8.2. menambahkan padding dengan CSS

Properti CSS Padding digunakan untuk menentukan ruang antara konten elemen dan
batas elemen. padding berbeda dari margin CSS dalam cara margin CSS mendefinisikan ruang
di sekitar elemen. Padding CSS dipengaruhi oleh warna latar belakang. Padding membersihkan
area di sekitar konten.

Tabel 15.5. Macam - Macam Properti Padding yang Dapat Digunakan dalam CSS

Properti Deskripsi

padding digunakan untuk mengatur semua properti padding dalam satu deklarasi.

padding-left digunakan untuk mengatur padding bagian kiri suatu elemen.

191
padding-right digunakan untuk mengatur padding bagian kanan suatu elemen.

padding-top digunakan untuk mengatur padding bagian atas suatu elemen.

padding-bottom digunakan untuk mengatur padding bagian bawah suatu elemen.

contoh implementasi penggunaan properti padding-left, padding-right, padding-top, dan


padding-bottom:

<head>
<style>
p{
background-color: pink;
}
p.padding {
padding-top: 50px;
padding-right: 100px;
padding-bottom: 150px;
padding-left: 200px;
}
</style>
</head>
<body>
<p>paragraf ini tidak menggunakan margin. </p>
<p class="padding">paragraf ini tidak menggunakan margin.</p>
</body>

contoh implementasi penggunaan properti padding:


<head>
<style>
p{
background-color: pink;
}
p.padding {
padding: 50px 100px 150px 200px; ;
}
</style>
</head>
<body>
<p>paragraf ini tidak menggunakan margin. </p>
<p class="padding">paragraf ini tidak menggunakan margin.</p>
</body>

192
Outputnya adalah sebagai berikut:

Gambar 15.15. Output Padding Menggunakan CSS

Tugas Terstruktur

1. Sebutkan contoh dari aplikasi HTML pada bidang agroindustri


2. Buatlah suatu website yang mencakup sebuah table, frame, dan memiliki sebuah gambar
3. Jelaskan mengapa CSS penting ketika kita mengoperasikan HTML
4. Ubahlah warna, dan jenis font pada website yang telah dibuat dari soal nomor 2 dan
tambahkanlah warna background dan margin pada header website
5. Tampilkan hasil analisis dari bab powerBI pada website dengan menggunakan HTML
dan CSS

193

Anda mungkin juga menyukai