PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.
Perkembangan pemanfaatan lidah buaya sebagai bahan makanan dan
minuman berkaitan dengan komposisi kimia lidah buaya yang sangat baik
untuk kesehatan tubuh. Dalam industri pangan yang berbahan baku lidah
buaya seperti selai, manisan dan permen bagian lidah buaya yang
digunakan adalah bagian dalam yang menyerupai gel. Manisan merupakan
salah satu bentuk olahan makanan yang biasanya terbuat dari buah-buahan
yang direndam dalam larutan gula.
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
Adapun untuk pembatasan masalah pada karya tulis ilmiah ini yaitu
sebagai berikut:
1. Tanaman lidah buaya merupakan tanaman yang banyak digunakan
untuk pengobatan.
.
2. Tanaman lidah buaya dapat dimanfaatkan untuk kesehatan pada
tubuh.
D. Rumusan Masalah
Untuk rumusan masalah penelitian karya tulis ilmiah ini yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara membuat plester luka dari tanaman lidah buaya?
2.Bagaimana hasil dari penggunaan plester luka dari lidah buaya untuk
luka pada kulit?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis bertujuan
melakukan penelitian ini sebagai berikut:
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis:
a. Sebagai masukan bagi siswa/siswi untuk memanfaatkan lidah
buaya sebagai penyembuh luka pada kulit.
b. Sebagai masukan bagi para peneliti agar memanfaatkan lidah
buaya menjadi plester untuk penyembuh luka pada kulit.
2. Manfaat teoritis:
a. Sebagai bahan referensi tambahan bagaimana cara mengolah
lidah buaya menjadi plester untuk penyembahan luka pada kulit.
.
b. Sebagai pijakan awal bagi siswa/siswi yang ingin melakukan
penelitian lanjutan (development research) dengan topik yang
sama.
.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Lidah Buaya
1. Tanaman Lidah buaya
.
keamanan ekstrak lidah buaya untuk pengobatan maupun
kecantikan.
.
Deskripsi spesies lidah buaya pertama kali dibuat oleh Carolus
Linnaeus pada 1753 dengan nama Aloe perfoliata var. vera.
Deksripsi lidah buaya kemudian dibuat lagi oleh Nicolaas
Laurens Burman dengan nama Aloe vera dalam Flora Indica pada
6 April 1768, dan sekali lagi oleh Philip Miller dengan nama Aloe
barbadensis dalam Gardener's Dictionary sepuluh hari kemudian.
Penelitian dengan teknik-teknik perbandingan DNA menunjukkan
bahwa Aloe vera berkerabat relatif dekat dengan Aloe perryi,
sebuah spesies endemik dari Yaman.
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Lidah_buaya
2
.
Pada negara dengan musim dingin, lidah buaya dapat berhenti
tumbuh sementara saat suhu terlalu dingin, sehingga dibutuhkan
tambahan kelembapan. Di daerah yang mengalami jalad atau
salju, tanaman ini dapat disimpan dalam ruangan atau di rumah
kaca yang dihangatkan. Kini, tanaman ini banyak dibudidayakan
di kawasan tropis dan subtropis, serta kawasan-kawasan kering di
Benua Amerika, Asia, dan Australia.
.
Gambar II. Lidah buaya sejati
Sumber: google.com
.
Gambar III. Lidah buaya pohon
Sumber: google.com
.
Gambar IV. Lidah buaya liar
Sumber: google.com
.
Gambar V. Lidah buaya kipas
Sumber: google.com
.
Gambar VI. Lidah buaya bitnik-bintik
Sumber: google.com
3
B. Luka
1. Definisi Luka
.
1) Luka insisi (incised wounds), terjadi karena teriris oleh
instrument yang tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan.
Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura seterah seluruh
pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
.
2) Luka kronis adalah luka yang sulit sembuh dan fase
penyembuhan lukanya mengalami pemanjangan. Misalkan pada
luka dengan dasar luka merah sudah 1 bulan (>21 hari) tidak mau
menutup. Diantaranya luka tekan (dekubitus), luka karena
diabetes, luka karena pembuluh darah vena maupn arteri, luka
kanker, luka dehiscene dan abses. Salah satu ciri yang khas yaitu
adanya jaringan nekrosis (jaringan mati) baik yang berwarna
kuning maupun berwarna hitam.
.
3) Delayed primari healing (tertiary healing) Penyembuhan luka
berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan infeksi,
diperlukan penutupan luka secara manual.
.
Aktivitas protrombine dimulai, memproduksi trombin secara
eksponensial. Trombin kembali mengaktifkan platelet lain dan
mngkatalisasi pembentukan fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin
berkaitan dengan sel darah merah membentuk bekuan darah dan
menutup luka. Fibrin menjadi rangka untuk sel endotel, sel
inflamasi dan fibroblast
.
mengeluarkan histamin dan serotonin yang menyebabkan
vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas vaskuler. Hal ini
mengakibatkan plasma keluar dari intravaskuler ke
ekstravaskuler (Leong, 2012). Leukosit berpindah ke jaringan
yang luka melalui proses aktif yaitu diapedesis.
.
Makrofag sebagai sel yang sangat penting dalam
penyembuhan luka memiliki fungsi fagositosis bakteri dan
jaringan mati. Makrofag mensekresi proteinase untuk
mendegradasi matriks ekstraseluler (ECM) dan penting untuk
membuang material asing, merangsang pergerakan sel, dan
mengatur pergantian ECM.
.
Fibroblast meletakkan substansi dasar dan serabut-serabut
kolagen serta pembuluh darah baru mulai 9 menginfiltrasi luka.
Fibroblast bermigrasi ke daerah luka dan mulai berproliferasi
hingga jumlahnya lebih dominan dibandingkan sel radang pada
daerah tersebut. Fase ini terjadi pada hari ketiga sampai hari
kelima.
.
growth factor (FGF), platelet-derived growth factor (PDGF),
dan transforming growth factor-β (TGF-β).
.
Matriks fibrin awal akan digantikan oleh jaringan granulasi.
Jaringan granulasi akan berperan sebagai perantara sel – sel
untuk melakukan migrasi. Jaringan ini terdiri dari tiga sel yang
berperan penting yaitu : fibroblast, makrofag dan sel endotel. Sel
– sel ini akan menghasilkan ECM dan pembuluh darah baru
sebagai sumber energi jaringan granulasi.
5
https://repository.um-surabaya.ac.id/1133/3/BAB_II.pdf
.
c. Fase Maturasi Fase ini dapat berlangsung selama beberapa
minggu (Taylor et al, 2008). Pada tahap maturasi terjadi proses
epitelisasi, kontraksi dan reorganisasi jaringan ikat. Setiap
cedera yang mengakibatkan hilangnya kulit, sel epitel pada
pinggir luka.
C. Plester
1. Pengertian Plester
Plester ialah perban kecil yang digunakan pada luka yang tidak
begitu serius untuk diberi perban besar. Plester ditemukan
oleh Earle Dickson pada tahun 1920. Plester berguna melindungi
luka dari terbentur, rusak, atau kotor. Plester biasanya ditutupi oleh
tenunan, plastik, atau karet lateks yang memiliki kemampuan rekat.
Meskipun terdapat banyak variasi plester dengan fungsi
perlindungan, terdapat pula jenis yang khusus untuk kesempatan
.
tertentu, seperti untuk kedokteran olahraga, pemegang makanan,
dan rehabilitasi. Misalnya Band-Aid, Curad, Nexcare, Kinesio
Tape, McConell Tape, Micropore, Hansaplast, Vetrap, dll. Plester
yang berfungsi menyebarkan pengobatan ke kulit alih-alih
melindungi luka disebut plester transdermal. Plester biasanya
digunakan untuk menutup luka pada kulit.
.
Gambar VIII. Plester tahan cuci
Sumber: google.com
b. Plester Kain
Sumber: google.com
.
Plester kain memberikan tingkat sirkulasi udara dan daya
tahan yang lebih tinggi. Meskipun memiliki kekuatan perekat
yang baik membuatnya ideal untuk digunakan dalam jangka
waktu yang lama, mereka tidak dapat digunakan dengan baik di
lingkungan basah dan tidak akan membuat luka tetap kering.
Sumber: google.com
3. Bentuk-bentuk plester
.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Islam Terpadu Rt03/08 Kel. Duren
Seribu, Kec.Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat
B. Waktu Penelitian
C. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
a. Penelitian Eksperimental
1) Percobaan Laboratorium: Melibatkan pengujian ekstrak lidah
buaya pada kultur sel kulit atau hewan percobaan untuk melihat
efek penyembuhan luka.
2) Pengujian Pada Manusia: Uji klinis pada sukarelawan untuk
mengevaluasi efektivitas lidah buaya dalam penyembuhan luka
pada kulit.
.
2) Meta-Analisis: Menganalisis data dari beberapa studi untuk
menyimpulkan secara komprehensif mengenai efektivitas lidah
buaya dalam penyembuhan luka pada kulit.
c. Penelitian Kualitatif
1) Wawancara dan Pengamatan: Mendalami pandangan dan
pengalaman orang yang telah menggunakan lidah buaya untuk
menyembuhkan luka kulit.
2) Studi Etnografi: Mempelajari penggunaan lidah buaya dalam
pengobatan tradisional suatu masyarakat dan bagaimana hal itu
terkait dengan penyembuhan luka kulit.
Jenis penelitian yang dipilih akan sangat bergantung pada sumber
daya, waktu, dan tujuan penelitian. Masing-masing memiliki kelebihan
dan keterbatasan, namun kombinasi beberapa jenis penelitian dapat
memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang efektivitas lidah
buaya dalam penyembuhan luka pada kulit.
.
penyembuhan luka pada kulit. Jangan lupa juga untuk
mempertimbangkan etika dan izin yang diperlukan ketika melibatkan
partisipan dalam pengumpulan data.