Anda di halaman 1dari 20

MENIMBANG BERAT BADAN

No. Dokumen : …...../SOP/M.I/KLB/I/2019


No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
:1

PUSKESMAS dr. BURHAN HADI


KELOBAK Nip.19870809 201407 1 001

1 Pengertian Menimbang berat badan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
menimbang berat badan dengan mempergunakan timbangan badan.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan langkah-langkah kegiatan
menimbang berat badan
3 Kebijakan Berdasarkan Surat Tugas Kepala Puskesmas Kelobak Tanggal : 440/
/SK/A.I/PKM-KLB/I/2019 Tentang Penanggung Jawab Program dan
Pelaksana Program Puskesmas Kelobak tahun 2019.
4 Referensi Pedoman Gizi, Permenkes RI. No. 13 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
5 Prosedur/langkah – A. Persiapan alat dan bahan
langkah
1. Timbangan
B. Petugas yang melaksanakan
1. Petugas Gizi
2. Kader posyandu
C. Langkah-langkah
1. Beritahu pasien
2. Bawa pasien kedekat timbangan
3. Letakkan timbangan ditempat yang datar
4. Pindahkan pasien ketimbangan
5. Ukur berat badan
6. Baca angka yang tertera pada timbangan
7. Turunkan pasien dari timbangan
8. Catat hasil pada buku catatan (rekam medis)
8 Unit terkait Gizi

9 Dokumen Terkait Buku KIA, Buku posyandu

10 Rekaman Historis
MENGUKUR TINGGI BADAN

No. Dokumen : …...../SOP/M.I/KLB/I/2019


No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
:1

PUSKESMAS dr. BURHAN HADI


KELOBAK Nip.19870809 201407 1 001

1 Pengertian Mengukur tinggi badan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengukur tinggi badan dengan menggunakan mikrotoise.
2 Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengukuran tinggi
badan.
3 Kebijakan Berdasarkan Surat Tugas Kepala Puskesmas Kelobak Tanggal : 440/
/SK/A.I/PKM-KLB/I/2019 Tentang Penanggung Jawab Program dan
Pelaksana Program Puskesmas Kelobak tahun 2019.
4 Referensi Pedoman Gizi, Permenkes RI. No. 13 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
5 Prosedur/Langkah – A. Persiapan alat dan bahan
langkah 1. Mikrotois
B. Petugas yang melaksanakan
1. Petugas Gizi
C. langkah-langkah
1. Petugas menyiapkan mikrotoise
2. Petugas meletakkan mikrotoise di lantai yang rata dan lurus
3. Petugas memastikan angka pada alat menunjukkan angka nol
4. Petugas memastikan orang yang ditimbang sudah melepaskan
sepatu/sandal dan barang yang dibawa
5. Petugas mengukur tinggi badan dalam posisi tegak lurus di
bawah mikrotoise membelakangi dinding
6. Petugas mengatur posisi kepala orang yang ditimbang di
bawah alat geser mikrotoise dengan pandangan lurus kedepan
7. petugas mengatur posisi orang yang ditimbang berdiri tegak
bebas, bagian belakang kepala, punggung, bokong, betis dan
tumit menempel ke dinding
8. Petugas menarik kepala mikrotoise sampai puncak kepala
siswa
9. Petugas membaca angka pada jendela baca dari arah depan
dan mata pembaca harus sejajar dengan garis merah dari
angka kecil ke arah angka besar
10.Petugas mencatat hasil pengukuran tinggi badan setiap siswa
pada rekam medis
6 Bagan Alir
7 Hal-hal yang perlu Posisi longboard/mikrotoice yang tepat
diperhatikan
8 Unit terkait Gizi

9 Dokumen Terkait Mikrotoice, buku KIA, dan buku pencatatan

10 Rekaman Historis
PEMBERIAN ASI EKSLUSIF

No. Dokumen : …...../SOP/M.I/KLB/I/2019


No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-2

PUSKESMAS dr. BURHAN HADI


KELOBAK Nip.19870809 201407 1 001

1 Pengertian Pemberian ASI ekslusif adalah pemberiian ASI pada bayi 0-6 bulan
hanya ASI saja tampa ada tambahan makanan apapun.
2 Tujuan Sebagai acuan pemberian ASI pada anak 0-6 bulan.
3 Kebijakan 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 128 tahun 2004 tentang
kebjakan dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 450/Menkes/SK/1v/2004
tentang pemberian ASI secara ekslusif pada bayi di Indonesia;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang pedoman penyelenggaraan
system kewaspadaan dini kejadian luar biasa ( SKD-SLB );
4. Kebijakan Kepala Puskesmas No : 445/018/0206/1.1.

4 Referensi Pedoman Gizi, Permenkes RI. No. 13 Tahun 2015 tentang


Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
5 Prosedur/langkah – A. Langkah-langkah
langkah 1. Ibu harus mencuci tangan dengan dengan sabun,
2. Ibu atur posisi,mau duduk atau berbaring dengan santai,
3. Ibu keluakan sedikit ASI lalu oleskan di sekitar puting,
4. Bayi diletakan menghadap pada ibu dengan posisi sanggah seluruh
tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja,kepala dan tubuh
bayi lurus,hadapkan bayi ke dada ibu,sehingga hidung bayi
berhadapan dengan puting susu.
5. Dekatkan mulut bayi ke puting susu ibu,sampai bibir bayi
menyentuh puting susu ibu,
6. Pastikan puting dan Aerola ibu masuk kedalam mulut bayi
7. Biarkan bayi menghisap sampai dia melepaskan puting susu ibu
sendiri.
6 Bagan Alir
Atur posisi ibu

Mencuci tangan
Keluarkan sedikit ASI lalu
oleskan di sekitar puting

Dekatkan mulut bayi ke putingPastikan puting & aerola msk dlm mulut bayi
susu ibu sampai bibir bayi
menyentuh puting

Biarkan bayi menghisap smpai puas


7 Hal-hal yang perlu Posisi bayi dan Ibu
diperhatikan
8 Unit terkait Gizi
9 Dokumen Terkait Buku KIA, Buku posyandu bidan desa
10 Rekaman Historis
PELACAKAN KASUS GIIKUR DAN
GIBUR

No. Dokumen : …...../SOP/M.I/KLB/I/2019


No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-2

PUSKESMAS dr. BURHAN HADI


KELOBAK Nip.19870809 201407 1 001

1 Pengertian Pelacakan gizi buruk adalah pendataan balita yang diindikasikan


mengalami kasus gizi kurang atau gizi buruk
2 Tujuan Sebagai acuan pelacakan kasus gizi buruk dan gizi kurang
3 Kebijakan 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 / Menkes / SK / II /
2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/SK/VIII/2004
tentang pedoman penyelenggaraan system kewaspadaan dini
kejadian luar biasa (SKD-SLB).

4 Referensi 1. Pedoman tatalaksana anak gizi buruk,tahun 2009


2. Pedoman pelayanan gizi rumah sakit, tahun 2007
3. Pedoman pelaksanaan surveilans gizi kabupaten/kota tahun 2010

5 Prosedur/Langkah – A. Persiapan alat dan bahan


langkah 1. Mikrotois
2. Timbangan
B. Petugas yang melaksanakan
1. Petugas Gizi
C. langkah-langkah
1. Pendataan sasaran bayi dan balita
2. Pengecekan status balita yang datang diposyandu maupun
dari laporan bidan desa
3. Door to door ke rumah balita yang berat badan nya kurang
atau di bawah garis merah
4. Pencatatan,dan penilaian status gizinya
5. Jika kurang atau buruk serta mengalami gangguan
kesehatan segera rujuk ke puskesmas Nanti Agung
6. Diberikan makanan tambahan untuk meningkatkan berat
badan Bayi atau Balita
6 Bagan Alir Pendataan bayi balita Cek status gizi balita di posyandu

Jika balita gizi kuarng atau gizi buruk rujuk ke pkmDatang kerumah balita BGM

Berikan makanan tambahan utk menngktkan bb


Nilai status gizi
7 Hal-hal yang perlu Lingkungan
diperhatikan Keluarga
8 Unit terkait Gizi
9 Dokumen Terkait Buku KIA
10 Rekaman Historis
PELACAKAN IBU HAMIL KEK

No. Dokumen : …...../SOP/M.I/KLB/I/2019


No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-2

PUSKESMAS dr. BURHAN HADI


KELOBAK Nip.19870809 201407 1 001

1 Pengertian Pelacakan kasus Ibu hamil kek adalah ibu hamil yang LILA kurang dari
23,5 cm
2 Tujuan Sebagai acuan pelacakan kasus bumil KEK.
3 Kebijakan 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 / Menkes / SK / II /
2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/SK/VIII/2004
tentang pedoman penyelenggaraan system kewaspadaan dini
kejadian luar biasa (SKD-SLB).

4 Referensi 1. Pedoman pelaksanaan surveilans gizi kabupaten/kota tahun 2010


2. Buku Saku Asuhan gizi di puskesmas
5 Prosedur/langkah – A. Persiapan alat dan bahan
langkah
1. Timbangan
2. Microtoise
3. Pita Lila
B. Petugas yang melaksanakan
1. Petugas Gizi
2. Kader posyandu
C. Langkah-langkah:
1. Pendataan sasaran ibu hamil;
2. Pengecekan LILA ibu hamil;
3. Ukur panjang lengan atas tangan sebelah kiri sampai ke siku
dengan pita LILA;
4. Bagi dua kemudian lingkarkan pita LILA ke lengan;
5. Tarik dan lihat hasilnya;
6. Jika kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil tersebut mengalami
kek (kurang energy kronis);
7. Berikan makanan tambahan pada ibu hamil yang lilanya
kurang dari 23,5 cm ( kekurangan energi kronik ) untuk
meningkatkan berat badan pada ibu Hamil tersebut.
6 Bagan Alir Pendataan ibu hamil
Cek Lila Bumil

Berikan makanan tambahan bumil KEK Ukur panjang lengan ats tangan
kiri,bg dua lingkarkan Pita lila ke
lengan

Tarik dan lihat hasil


Bila lila kurang dr 23,5cm berarti bumil menglami KEK
7 Hal-hal yang perlu Keadaan umum ibu
diperhatikan
8 Unit terkait Gizi
9 Dokumen Terkait Buku KIA
10 Rekaman Historis
PEMERIKSAAN GARAM BERYODIUM

No. Dokumen : …...../SOP/M.I/KLB/I/2019


No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-2

PUSKESMAS dr. BURHAN HADI


KELOBAK Nip.19870809 201407 1 001

1 Pengertian Pemeriksaan garam yang mengandung yodium dengan menggunakan


iodium test dengan indicator perubahan warna menjadi biru keunguan.
2 Tujuan Sebagai acuan pemeriksaan garam beryodium.
3 Kebijakan 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 / Menkes / SK / II /
2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/SK/VIII/2004
tentang pedoman penyelenggaraan system kewaspadaan dini
kejadian luar biasa (SKD-SLB).

4 Referensi Rencana aksi nasional kesinambungan program penanggulangan


gengguan kurang yodium tahun 2005
5 Prosedur/Langkah – A. Persiapan alat dan bahan
langkah
1. Iodium tes
B. Petugas yang melaksanakan
1. Petugas Gizi
C. Langkah-langkah
1. Pendataan sasaran yang akan di periksa kadar iodiumnya
2. Persiapan iodium test
3. Pengecekan kadar iodium ke rumah tangga menggunakan
system door to door
4. Garam ditetesi 2-3 tetes iodium test
5. Jika hasilnya biru berarti mengandung iodium dan jika putih
berarti tidak menmgandung iodium.
6. Pencatatan dan Pelaporan

6 Bagan Alir Pendataan sasaran Pencatatan & pelaporan

Iodium test
Jk hasilnya biru brti mengandung iodium jk putih tdik mengandung iodium

Cek kadar iodium garam rmh tangga dgn iodium test

Tetesi garam dengan iodium test sebanyak 2-3 tetes


7 Hal-hal yang perlu 1. Tempat penyimpanan Garam
diperhatikan 2. Lama penyimpanan garam
3. Cara Pengambilan Garam
8 Unit terkait Gizi
9 Dokumen Terkait Buku pencatatan hasil pemeriksaan garam beryodium
10 Rekaman Historis
PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN.A

No. Dokumen : …...../SOP/M.I/KLB/I/2019


No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
:1

PUSKESMAS dr. BURHAN HADI


KELOBAK Nip.19870809 201407 1 001

1 Pengertian Pemberian Kapsul vitamin a dosis tinggi (100.000 SI warna kapsul biru
dan 200.000 SI kapsul merah)
2 Tujuan Sebagai acuan pemberian kapsul vitamin A
3 Kebijakan 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 / Menkes / SK / II /
2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/SK/VIII/2004
tentang pedoman penyelenggaraan system kewaspadaan dini
kejadian luar biasa (SKD-SLB)

4 Referensi 1. Pedoman pelaksanaan surveilans gizi kabupaten /kota tahun 2010


2. Panduan praktis vitamin A
5 Prosedur/langkah – A. Persiapan alat dan bahan
langkah
1. Kapsul vitamin A
B. Petugas yang melaksanakan
1. Petugas Gizi
2. Kader posyandu
C. Langkah-langkah
1. Pendataan sasaran bayi 6 – 11 bulan dan Balita 12 – 59
bulan
2. Pembagian Vitamin A dilakukan di Posyandu
3. Bayi 6 – 11 bulan diberikan vitamin warna bIru
4. Balita 12 – 59 bulan diberikan vitamin warna merah
5. Pencatatan dan Pelaporan
6 Bagan Alir Data sasaran bayi balita
Bagikan Vitamin A

Balita 12-59 vitamin Warna MerahBayi 6-11 bln Vitamin Warna Biru

Pencatatan & pelaporan

7 Hal-hal yang perlu Umur bayi balita yang mendapat vitamin.A


diperhatikan
8 Unit terkait Gizi
9 Dokumen Terkait Buku KIA, Buku posyandu bidan desa

10 Rekaman Historis
PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN.A
PADA IBU NIFAS

No. Dokumen : …...../SOP/M.I/KLB/I/2019


No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
:1

PUSKESMAS dr. BURHAN HADI


KELOBAK Nip.19870809 201407 1 001

1 Pengertian Pemberian kapsul vitamin A Ibu nifas adalah ibu pasca melahirkan dan
diberikan vitamin a sebelum 42 hari
2 Tujuan Sebagai acuan pemberian vitamin. A pada ibu nifas
3 Kebijakan 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 / Menkes / SK / II /
2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/SK/VIII/2004
tentang pedoman penyelenggaraan system kewaspadaan dini
kejadian luar biasa (SKD-SLB)

4 Referensi Pedoman pelaksanaan surveilans gizi kabupaten/kota tahun 2010


Panduan praktis vitamin A
5 Prosedur/Langkah – A. Persiapan alat dan bahan
langkah
1. Kapsul vitamin A
B. Petugas yang melaksanakan
1. Petugas Gizi
2. Kader posyandu
C. Langkah-langkah
1. Menjelasakan kepada ibu Nifas Tentang manfaat Vitamin A
bagi ibu nifas
2. Pemberian vitamin A 2 Kapsul Pada ibu Nifas
3. 1 Kapsul diberikan pada hari pertama masa nifas dan kapsul
ke 2 di berikan pada hari ke 2 masa Nifas

6 Bagan Alir
Menjelaskan manfaat vit A untk ibu nifas

Pemberian Vitamin A 2 Kapsul pada ibu nifas

1 kapsul hari pertama dan 1 kapsul lg hari ke 2

7 Hal-hal yang perlu 1. Keadaan ibu


diperhatikan 2. Keluarga
8 Unit terkait Gizi
9 Dokumen Terkait Buku KIA

10 Rekaman Historis
TABS

No. Dokumen : …...../SOP/M.I/KLB/I/2019


No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-2

PUSKESMAS dr. BURHAN HADI


KELOBAK Nip.19870809 201407 1 001

1 Pengertian Pengukuran tinggi dan Berat Badan anak sekolah dengan microtoice
timbangan injak untuk mengetahui untuk mengetahui status gizi anak
2 Tujuan Sebagai acuan pengukuran tinggi dan berat badan anak sekolah.
3 Kebijakan 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 / Menkes / SK / II /
2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang pedoman penyelenggaraan
system kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-SLB)

4 Referensi Pedoman pelaksanaan surveilans gizi kabupaten/kota tahun 2010


5 Prosedur/langkah – A. Persiapan alat dan bahan
langkah
1. Microtoise
2. Timbangan injak
B. Petugas yang melaksanakan
1. Petugas Gizi
2. Kader posyandu
C. Langkah-langkah
1. Persiapan Alat
2. Pastikan Timbangan di Angka nol
3. Pastikan microtoice di angka nol sebelum di pasang di
dinding
4. Timbang anak2 satu persatu
5. Catat hasil tinggi badan dan berat badan anak di buku
6. Lihat status anak dengan menggunakan buku
Antropometri,sesui atau tidak bb/tb,bb/umur,tb/umur.
7. Pencatatan dan pelaporan
6 Bagan Alir Pencatatan dan pelaporan
Siapkan alat

Lihat status
Pastikan
anak mnggnkn
timbangan di antropometri
angka nol

Pastkn microtoice di nol sblm di pasang didinding


Timbang & Catat
ukur tnggi hasil di
anak satu2 buku
7 Hal-hal yang perlu 1. Keadaan ibu
diperhatikan 2. Keluarga
8 Unit terkait Gizi
9 Dokumen Terkait Buku catatan BB dan TB anak sekolah dasar

10 Rekaman Historis
ASUPAN GIZI (TERAPI GIZI)

No. Dokumen : …...../SOP/M.I/KLB/I/2019


No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-2

PUSKESMAS dr. BURHAN HADI


KELOBAK Nip.19870809 201407 1 001

1 Pengertian Asuhan Gizi ( terapi gizi ) untuk memberikan Diit sesuai dengan
diagnosa atau penyakitnya
2 Tujuan Sebagai acuan pemberian diit kepada pasien dan untuk menghindari
kesalahan dalam pemberian diit pasien
3 Kebijakan 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 / Menkes / SK / II /
2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang pedoman penyelenggaraan
system kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-SLB)

4 Referensi Pedoman pelaksanaan surveilans gizi kabupaten/kota tahun 2010


Panduan praktis vitamin A
5 Prosedur/Langkah – A. Alat Persiapan alat dan bahan
langkah
1. ATK
2. Buku panduan
B. Petugas yang melaksanakan
1. Petugas Gizi
C. Langkah-langkah
1. Petugas dan pasien membawa rujukan dari unit terkait
2. Petugas dan pasien menju poli gizi
3. Petugas gizi menerima status rujukan dari unit terkait
4. Petugas mempersilakan pasien duduk
5. Petugas menginformasikan terapi diit sesuai dengan
penyakit pasien
6. Petugas mengevaluasi diit pasien
7. Pasiet pulang
8. Pendokumentasian
6 Bagan Alir Petugas & pasien membawa rujukan dr unit terkait
Petugas dan pasien menuju poli gizi

Petugas gizi menerima status rujukan dr unit terkait

Pencatatan dan pelaporan


Petugas mempersilakan pasieen duduk

Petugas menginformasikan terapi diit sesuai dengan penyakit pasien


Petugas mengevaluasi diit pasien
7 Hal-hal yang perlu 1. Keadaan pasien
diperhatikan 2. Diit yang berikan

8 Unit terkait Gizi

9 Dokumen Terkait Buku KIA

10 Rekaman Historis
PENIMBANGAN BALITA DI
POSYANDU

No. Dokumen : …...../SOP/M.I/KLB/I/2019


No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-2

PUSKESMAS dr. BURHAN HADI


KELOBAK Nip.19870809 201407 1 001

1 Pengertian Penimbangan bayi balita di posyandu dengan menggunakan dacin dan


timbangan injak untuk mengetahui status Gizi anak
2 Tujuan Sebagai acuan penimbangan bayi balita di posyandu

3 Kebijakan 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 / Menkes / SK / II /


2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang pedoman penyelenggaraan
system kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-SLB).

4 Referensi Panduan penggunaan kartu menuju sehat ( KMS )


5 Prosedur/langkah – 1. Alat
langkah 1. Dacin
2. Timbangan Injak
2. Bahan
Buku KMS

Langkah-langkah :
1. Persiapan Alat Dacin di Posyandu
2. Pastikan Timbangan di Angka nol
3. Timbang bayi balita satu persatu
4. Catat hasil berat badan bayi balita di buku KMS bayi balita
5. Pastikan garis berat badan di garing Hijau
6. Jika berat badan bayi balita berada di garis kuning bagian atas
berarti balita mengalami gizi Lebih
7. Jika berat badan bayi balita berada di garis Kuning bagian
bawah atau bawah garis Merah berarti bayi balita mengalami
gizi kurang
8. Pencatatan dan pelaporan

6 Bagan Alir Pastikan timbangan di angka


Siapkan alat
no

Catat hasil tmbngn di Timbang bayi balita


KMS bayi balitas

Pastikan garis bb di garis hijau,jk brd di grs kuning atas berarti gizi lbh,dan jk grs Pencatatan
kuning di bawahdan
berarti gizi kurang
pelaporan
7 Hal-hal yang perlu 1. Keadaan bayi balita
diperhatikan 2. Keluarga
8 Unit terkait Gizi
9 Dokumen terkait Buku KIA
10 Rekaman Historis
SWEEPING VITAMIN.A

No. Dokumen : …...../SOP/M.I/KLB/I/2019


No Revisi :
SOP Tanggal Terbit
Halaman
:
: 1-2

PUSKESMAS dr. BURHAN HADI


KELOBAK Nip.19870809 201407 1 001

1 Pengertian Kapsul Vitamin A adalah kapsul yang mengandung vitamin A dosis


tinggi ( 100.000 SI warna kapsul biru dan 200.000 SI kapsul Merah )
2 Tujuan Sebagai acuan sweeping Vitamin.A
3 Kebijakan 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 / Menkes / SK / II /
2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang pedoman penyelenggaraan
system kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-SLB).

4 Referensi 1. Pedoman pelaksanaan surveilens gizi kabupatan / kota tahun


2010
2. Panduan praktis Vitamin A
5 Prosedur/Langkah – 1. Alat
langkah
2. Bahan
Kapsul Vitamin A warna Merah dan Biru

Langkah-langkah :
1. Pendataan sasaran bayi 6 – 11 bulan dan Balita 12 – 59 bulan
yang tidak mendapat vitamin A di Posyandu
2. Pemberian Vitamin A di Lakukan Dengan mendatangi ke rumah
Bayi Balita Yang Belum mendapatkan Vitamin A di Posyandu
3. Bayi 6 – 11 bulan diberikan vitamin warna bIru
4. Balita 12 – 59 bulan diberikan vitamin warna merah
5. Pencatatan dan Pelaporan
.
Bagan Alir Mendata sasaran balita yg Berikan
tdk mendapat
Vitamin
vitAAdgn cr mendatangi rumah bayi balita yg tdk dpt vit A

Bayi 6-11 vit A wrn Biru dan balita 12-59 wrn Merah

Pencatatan dan pelaporan


7 Hal-hal yang perlu Umur anak bayi dan balita yang mendapatkan vitamin.A
diperhatikan
8 Unit terkait Gizi
9 Dokumen Terkait Buku KIA
10 Rekaman Historis

Anda mungkin juga menyukai