Anda di halaman 1dari 16

Perjanjian Waralaba dalam Pembukaan The K-Style Restaurant di Indonesia antara CL

Marine Co dan PT Amerta Food

Pada hari ini, Jumat tanggal 17-11-2023 (tujuh belas November dua ribu dua puluh tiga) pada
pukul 09.00 WIB (Waktu Indonesia Barat), telah disepakati Perjanjian Waralaba dalam
Pembukaan The K-Style Restaurant di Indonesia antara CL Marine Co dan PT Amerta Food
(selanjutnya disebut “Perjanjian”), bertempat di Kantor Pusat PT Amerta Food di Jalan Sam
Ratulangi Nomor 14, Bintaro, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia, oleh dan antara:

CL Marine Co : Suatu perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang kuliner


berdasarkan hukum Republik Korea dan berkedudukan hukum 397-5 Hapjeong-dong, Map-
gu, Seoul, Korea Selatan, sebagaimana tercantum dalam deed of establishment 54 tahun 2005
yang dalam hal ini diwakili oleh Kim Min Jae dalam kapasitasnya sebagai Direktur Utama
berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, dari dan oleh karenanya berhak bertindak untuk dan
atas nama CL Marine Co, selanjutnya disebut sebagai “Pihak Pertama”.

PT Amerta Food : Suatu perseroan terbatas yang menjalankan kegiatan usaha di bidang kuliner
berdasarkan hukum Republik Indonesia dan berkedudukan hukum di Jalan Sam Ratulangi
Nomor 14, Bintaro, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia, sebagaimana tercantum dalam
Akta Pendirian Perseroan nomor 40 dan telah memperoleh pengesahan berdasarkan Keputusan
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan Nomor
AHU.29040.AH.01.10 Tahun 2002 pada tanggal 14 Februari 2002 yang dalam hal ini diwakili
oleh Keenan Justin Brawidjaja, LL.B, LL.M, dalam kapasitasnya sebagai Direktur Utama
berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, dari dan oleh karenanya berhak bertindak untuk dan
atas nama PT Amerta Food, selanjutnya disebut sebagai “Pihak Kedua”.

Selanjutnya Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat untuk secara bersama-sama disebut
sebagai “Para Pihak” dan secara masing-masing disebut sebagai “Pihak”.

Para Pihak menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:


a. bahwa Pihak Pertama merupakan Pihak pemberi waralaba (franchisor) yang memiliki
Merek Dagang CL Marine Co. sebagaimana telah terdaftar sebagai merek dagang
berdasarkan sertifikat nomor 69/MD/X/2019/ dan rahasia dagang dengan nomor
96/RD/XX2019
b. bahwa Pihak Pertama telah menjalankan sistem restoran yang telah terintegrasi di
berbagai negara dengan sistem komprehensif yangkembagkan dan dioperasikan oleh
Pihak Pertama, mulai dari furniture, dekorasi tempat, strategi marketing, resep
masakan, pelatihan tenaga kerja, hingga bahan makanan yang dibutuhkan.
c. bahwa Pihak Pertama memberikan izin kepada Pihak Kedua untuk membuka restoran
dengan nama The K-Style Restaurant dan Pihak Kedua dapat menggunakan merek dan
sejumlah sistem operasional yang telah diatur oleh CL Marine Co.
Para Pihak sepakat mengikatkan diri dalam perjanjian waralaba dengan ketentuan dan syarat-
syarat sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
1. Franchise adalah hak khusus yang diberikan kepada perseorangan atau badan usaha
terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang
dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan digunakan oleh
Pihak lain berdasarkan perjanjian franchise.
2. Casual dining restaurant adalah jenis restoran yang menawarkan suasana santai,
pelayanan meja, dan menu yang harganya moderat.
3. Fee adalah biaya yang harus dibayarkan oleh suatu salah satu Pihak untuk mendapatkan
manfaat dan dilakukan pada di awal.
4. Royalti adalah presentasi dari laba kotor bersih atau jumlah yang tetap dalam penjualan
yang menjadi hak pencipta atau pemilik dari suatu hak kekayaan intelektual.

Pasal 2
KEGIATAN USAHA
(1) Usaha yang akan dijalankan adalah sebuah casual dining restaurant yang menyediakan
berbagai hidangan khas Korea Selatan yang berbahan dasar seafood, seperti jjampong,
maeuntang, daegu tang, dan hwan tae.
(2) Nama restoran yang dimaksud dalam ayat (1) adalah CL Marine Co, yang didirikan
oleh Lee Sung, Bcom pada 12 Maret 2005.
Pasal 3
Jangka waktu perjanjian
(1) Perjanjian ini berlaku selama 10 (sepuluh) tahun sejak perjanjian ini ditandatangani
Para Pihak yakni tanggal 17 November 2023 dan berakhir pada tanggal 16 November
2032 sepanjang perjanjian ini tidak diakhiri oleh salah satu Pihak atau berakhir
dikarenakan hal-hal yang diatur dalam perjanjian ini.
(2) Perjanjian ini berlaku sebagai bukti perpanjangan jangka waktu perjanjian ini,
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini.
(3) Perjanjian ini dapat diakhiri sewaktu-waktu oleh masing-masing Pihak dengan
memberikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya dalam jangka waktu
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengakhiran perjanjian yang
dikehendaki, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian ini.

Pasal 4
Hak dan Kewajiban Para Pihak
Hak dan Kewajiban Para Pihak yang terlibat yakni CL Marine Co, yang didirikan oleh Lee
Sung, Bcom pada 12 Maret 2005 sebagai pemberi waralaba dan PT Amerta Food yang
didirikan pada 14 Februari 2002 sebagai penerima waralaba, ditetapkan dengan jelas untuk
memberikan dasar hukum yang kuat untuk menjaga keadilan antara Para Pihak yang terlibat.

Bagian Pertama
Hak Pihak Pertama
Pihak Pertama dalam kontrak drafting “CL Marine Co” sebagai pemberi waralaba memiliki
hak untuk :
1. Hak Menerima Royalti : Pemberi waralaba memiliki hak untuk menerima royalti dari
penerima waralaba sesuai dengan persentase atau ketentuan yang telah disepakati.
2. Hak Menetapkan Harga Produk atau Layanan : Pemberi waralaba memiliki hak untuk
menetapkan harga jual produk atau layanan sesuai dengan kebijakan strategis
pemasaran pemberi waralaba.
3. Hak Menentukan Standar Kualitas : Pemberi waralaba memiliki hak untuk menentukan
standar kualitas produk atau layanan yang harus dipertahankan oleh penerima waralaba.
4. Hak Mengadakan Perubahan dan Pengembangan : Pemberi waralaba memiliki hak
untuk melakukan perubahan atau pengembangan pada konsep,menu atau sistem
operasional waralaba yang bersangkutan.
5. Hak Mendapatkan Komisi : Pemberi waralaba memiliki hak mendapatkan keuntungan
sebesar 15% dari omset bulanan Pihak Kedua “PT Amerta Food” sesuai dengan
kesepakatan yang telah disepakati.

Bagian Kedua
Kewajiban Pihak Pertama
Pihak Pertama dalam kontrak drafting “CL Marine Co” sebagai pemberi waralaba memiliki
kewajiban untuk :
1. Kewajiban Memberikan Dukungan : Pemberi waralaba memiliki kewajiban untuk
memberikan dukungan dalam keperluan hukum,bimbingan dan konsultasi kepada
penerima waralaba dalam membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pemberi waralaba.
2. Kewajiban Menyediakan Panduan Operasional : Pemberi waralaba memiliki kewajiban
untuk menyediakan panduan operasional yang jelas dan komprehensif kepada penerima
waralaba
3. Kewajiban Memberikan Pelatihan : Pemberi waralaba memiliki kewajiban
menyelenggarakan pelatihan kepada penerima waralaba terkait dengan operasional
bisnis,pemasaran,dan strategis bisnis lainnya.

Bagian Ketiga

Hak Pihak Kedua


Pihak kedua dalam kontrak drafting “ PT Amerta Food” sebagai penerima waralaba memiliki
hak :
1. Hak Penggunaan Merek dan Kekayaan Intelektual : Penerima waralaba memiliki hak
eksklusif untuk menggunakan merek dagang,logo,kekayaan intelektual terkait yang
dimiliki oleh pemberi waralaba.
2. Hak Pemilihan Lokasi : Penerima waralaba memiliki hak untuk menetapkan lokasi
usaha tertentu sesuai dengan kesepakatan.
3. Hak Menggunakan Sistem dan Prosedur : Penerima waralaba memiliki hak untuk
menggunakan sistem operasional, prosedur dan panduan yang telah ditetapkan oleh
pemberi waralaba.
4. Hak Mendapatkan Pelatihan : Penerima waralaba memiliki hak untuk menerima
pelatihan dari pemberi waralaba terkait operasional bisnis,pelayanan pelanggan,dan
aspek lainnya yang relevan.

Bagian Kempat
Kewajiban Pihak Kedua
Pihak kedua dalam kontrak drafting “ PT Amerta Food” sebagai penerima waralaba memiliki
kewajiban :
1. Kewajiban Menjaga Kerahasian : Penerima waralaba memiliki kewajiban untuk
menjaga kerahasian informasi bisnis,resep dan prosedur yang diberikan oleh pemberi
waralaba dengan tidak boleh membocorkan rahasia bisnis serta tidak diperbolehkan
untuk membuka bisnis serupa selama 2 tahun kedepan.
2. Kewajiban Membayar Royalti : Penerima waralaba memiliki kewajiban untuk
membayar royalti sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.
3. Kewajiban Menjaga Kualitas Produk atau Layanan : Penerima waralaba memiliki
kewajiban untuk menjaga kualitas produk atau layanan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan oleh pemberi waralaba.
4. Kewajiban Pemeliharaan dan Perbaikan : Penerima waralaba memiliki kewajiban untuk
memelihara dan melakukan perbaikan pada fasilitas dan peralatan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
5. Kewajiban Tidak Melakukan Penjualan atau Pemindahtanganan : Penerima waralaba
memiliki kewajiban untuk tidak memperjual belikan atau pemindahtanganan lisensi
franchise kepada Pihak lain tanpa persetujuan CL Marine Co sebagai Pihak Pertama.

Pasal 5
Wilayah Usaha
CL Mariena CO sebagai pemberi waralaba memberikan kepada PT Amerta Food sebagai
penerima lisensi hanya berlaku di negara Indonesia sebagaimana kantor pusat PT Amerta Food
berada di Indonesia. Oleh karena itu, PT Amerta Food lokasi gerai yang diberikan perizinan
hanya berada dalam cangkupan wilayah Indonesia.

Pasal 6
FASILITAS

Pihak Kedua berhak atas fasilitas berupa furniture dan dekorasi tempat, buku panduan
pengelolaan franchise, strategi marketing, resep-resep makanan, dan pelatihan bagi para
pekerja.

Pasal 7
ROYALTI

(1) Pihak Kedua membayarkan fee sebesar Rp 100.000.000, pembayaran dilakukan pada
saat perjanjian ini ditandatangani.
(2) Pihak Kedua membayarkan royalti sebesar 15% (lima belas persen) dari omset bulanan
seluruh restoran penerima lisensi.

Pasal 8
Mekanisme Pembayaran

1. Pembayaran atas kewajiban Pihak Kedua dapat dilakukan dengan menggunakan BANK
BCA Remittance.

2. Pembayaran franchise dilakukan secara bertahap dalam 3 (tiga) termin, yaitu pembayaran
pada termin I (pertama) sebesar 50% dari total nilai franchise di awal pada saat surat perjanjian
kerja sama ini ditandatangani oleh Para Pihak sebagai tanda jadi/booking fee pembelian
franchise, pada termin II (kedua) sebesar 40% dari total nilai franchise setelah peralatan &
perlengkapan masuk serta sudah tersetting sesuai rencana (diikuti persiapan pengisian suku
cadang) dan pada termin III (ketiga) terakhir, sebesar 10% pada saat 2 hari menjelang persiapan
pembukaan/Launching, dari Pihak Kedua kepada Pihak Pertama.

3. Pembayaran Royalti dari Pihak Kedua kepada Pihak Pertama,sebesar 15 % dari laba kotor
per bulan yang akan dibayarkan paling lambat 7 hari semenjak tutup buku bulanan.

Pasal 9
Pernyataan dan Jaminan
Pernyataan

1. Para Pihak dengan ini menyatakan dan menjamin kepada satu sama lain bahwa
Pihaknya memiliki kecakapan kekuatan hukum dan kewenangan yang diperlukan dan
telah memperoleh seluruh izin dan persetujuan untuk mengadakan dan melaksanakan
Perjanjian ini dan Perjanjian ini sah secara hukum dan mengikat kewajiban Pihak-Pihak
tersebut yang berlaku sesuai dengan ketentuan- ketentuan.
2. Menyatakan kepemilikan dan hak kekayaan intelektual yang sah terkait merek dagang
dan elemen bisnis dimiliki oleh pemberi waralaba “CL Marine Co”
3. Menyatakan keterbukaan dan itikad baik dalam memberikan persetujuan atau
penolakan terhadap penjualan atau pemindahtanganan lisensi kepada Pihak Kedua.
4. Menyatakan ketaatan penuh terhadap standar operasional, prosedur, dan panduan yang
ditetapkan oleh Pihak Pertama.
5. Menyatakan kesiapan untuk membayar royalti dan komisi tepat waktu sesuai dengan
ketentuan kontrak kepada Pihak Pertama.

Jaminan

1. Para Pihak menjamin itikad baik dan kerjasama penuh dalam pelaksanaan kontrak.
2. Pihak Pertama menjamin bahwa lisensi merek yang diberikan kepada Pihak Kedua
tidak sedang dalam sengketa dan tidak akan terlibat dalam sengketa.
3. Pihak Pertama menjamin bahwa Pihak Kedua merupakan badan hukum yang terdaftar
secara sah dan resmi di Indonesia yang memiliki dokumen perizinan yang berkaitan
dengan produksi dan distribusi makanan yang akan tetap berlaku selama masa
perjanjian.
4. Para Pihak menjamin untuk mematuhi kewajiban finansial, operasional, dan
informasional sesuai dengan yang telah disepakati.

Pasal 10
Larangan Pengalihan
(1) Eksklusif
a. Pihak Pertama berkewajiban untuk tidak menyebarluaskan Merek secara bebas di
Wilayah yang sama dengan Pihak Kedua.
b. Pihak Pertama berkewajiban untuk tidak memberikan lisensi lebih lanjut kepada
Pihak Ketiga yang ditunjuk dari Wilayah Usaha yang berwenang untuk
menggunakan Merek di Wilayah yang sama dengan Pihak Kedua.
(2) Sub-Lisensi
a. Pihak Kedua tidak diperbolehkan untuk mengalihkan Merek atau hal-hal terkait
dengan Perjanjian Lisensi tanpa sebelumnya memiliki persetujuan tertulis dari
Pihak Pertama. Selain itu, Pihak Kedua tidak akan mengalihkan, mensublisensikan,
menjaminkan, atau memindahkan Paten atau segala hak dan kewajiban terkait
dengan Perjanjian Lisensi, tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari Pihak
Pertama.
b. Apabila pengalihan hak lisensi kepada Pihak lain pada akhirnya dilakukan maka
hal tersebut dapat terlaksana berdasarkan pada persetujuan tertulis dari Pihak
Pertama.
c. Apabila pengalihan tersebut dilakukan maka harus melalui mekanisme awal
penerimaan lisensi dari Pihak Pertama, dan Pihak Kedua hanya meneruskan hak
lisensi yang tersisa dari PIHAK sebelumnya dengan ditandatanganinya Addendum
Perjanjian.
Pasal 11
Perubahan Kepemilikan dan Hak Ahli Waris
1. Dalam hal terjadi perubahan kepemilikan pada Pihak Pertama maupun Pihak Kedua,
maka perjanjian ini tetap berlaku dan mengikat Para Pihak.
2. Dalam hal perubahan kepemilikan ditindaklanjuti dengan adanya perpindahan hak dari
pewaris ke ahli waris, maka royalti tetap akan dibayarkan kepada Pihak Kedua
sebagaimana yang tertuang dalam perjanjian ini.
3. Perubahan kepemilikan pada status badan hukum milik Pihak Pertama maupun Pihak
Kedua tidak dapat menjadi alasan pengakhiran perjanjian.

Pasal 12
Penyelesaian Sengketa
Dalam hal terjadi sengketa antara Para Pihak, Para Pihak sepakat untuk melakukan
penyelesaian sengketa berdasarkan hukum Indonesia (Indonesian Law) secara bertahap
melalui:
1. Penyelesaian sengketa melalui musyawarah
a. Para Pihak harus mengupayakan penyelesaian sengketa dengan itikad baik.
Terhadap segala sengketa yang timbul dari adanya perbedaan penafsiran
maupun pelaksanaan perjanjian ini, diupayakan penyelesaian sengketa dengan
musyawarah terlebih dahulu;
b. Inisiasi terjadinya musyawarah dapat dimulai oleh Pihak Pertama atau Pihak
Kedua dan ditandai dengan penyampaian pemberitahuan tertulis;
c. Musyawarah ini diselesaikan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak salah satu
Pihak menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya untuk
menyelesaikan sengketa.
2. Penyelesaian sengketa melalui arbitrase:
a. Apabila penyelesaian sengketa tidak dapat dicapai melalui musyawarah, maka
Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan sengketa melalui arbitrase;
b. Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan sengketa melalui SIAC (Singapore
International Arbitration Centre) sebagai badan arbitrase yang dipilih oleh Para
Pihak;
c. Para Pihak sepakat untuk tetap melaksanakan hak dan kewajiban dan segala
ketentuan dalam perjanjian ini yang tidak menjadi objek perselisihan, selama
proses arbitrase sedang berlangsung, sampai dengan mendapat hasil putusan
penyelesaian sengketa dari SIAC;
d. Para Pihak sepakat untuk melaksanakan segala hasil putusan dari SIAC, sebagai
putusan yang bersifat final dan mengikat;
e. Segala biaya yang timbul akibat penyelesaian sengketa merupakan tanggung
jawab Para Pihak, kecuali salah satu dari antara Para Pihak terbukti secara sah
telah melakukan perbuatan melawan hukum, wanprestasi, atau perbuatan-
perbuatan lainnya dengan sengaja untuk merugikan Pihak lain;
f. Dalam hal salah satu Pihak terbukti dan secara sah melakukan perbuatan
melawan hukum, wanprestasi, atau perbuatan-perbuatan lainnya secara sengaja
merugikan Pihak lain, maka Pihak tersebut harus menanggung biaya perkara.

Pasal 13
Addendum

(1) Addendum dalam Perjanjian ini mencakup perubahan, pengurangan, atau penambahan
seluruh dan/atau sebagian isi perjanjian;
(2) Para Pihak sepakat bahwa Perjanjian ini dapat diubah, ditambah, dan/atau dikurangi
pada waktu tertentu atas pemberitahuan dan persetujuan oleh Para Pihak;
(3) Mekanisme perubahan dilakukan oleh Pihak yang ingin melakukan perubahan dengan
pemberitahuan usulan perubahan kepada Pihak lain, dan usulan tersebut harus
ditindaklanjuti (diterima/ditolak) dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak
pemberitahuan tersebut diterima;
(4) Perubahan perjanjian yang telah disetujui Para Pihak berlaku sejak tanggal yang
ditentukan dan disepakati oleh Para Pihak.
(5) Addendum berlaku dan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian
ini.

Pasal 14
Force Majeure
1. Force Majeure adalah suatu kejadian di luar prediksi Para Pihak yang menghambat
dan/atau menyebabkan Para Pihak tidak dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban
sebagaimana yang tertuang dalam perjanjian ini, seperti:
a. Bencana alam dalam skala nasional maupun internasional, seperti: banjir,
tsunami, badai, gempa bumi;
b. Keadaan perang, konflik, dan/atau pemutusan hubungan diplomasi antar negara
yang berdampak secara langsung pada pelaksanaan perjanjian;
c. Demonstrasi yang menyebabkan kerusakan bahan, tempat, maupun sarana
lainnya yang dimiliki Para Pihak;
d. Perubahan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia maupun
Republik Korea;
e. Kebijakan pembatasan mobilitas oleh Pemerintah Republik Indonesia dan/atau
Pemerintah Republik Korea;
f. Peristiwa penularan wabah yang terjadi secara global.
2. Dalam hal terjadi Force Majeure, Para Pihak harus memberikan pemberitahuan kepada
Pihak lain terkait kondisi Force Majeur dan berkoordinasi terkait adanya keterlambatan
realisasi perjanjian ataupun pelaksanaan kewajiban tertentu yang diatur dalam
perjanjian ini;
3. Dalam hal Pihak yang mengalami kondisi-kondisi sebagaimana disebutkan pada ayat
(1) tidak dapat mengirimkan pemberitahuan atau telah mengirimkan pemberitahuan dan
berdasarkan rasionalitas Para Pihak tidak memungkinkan untuk dilaksanakan suatu
kewajiban, maka terhadap Pihak tersebut akan dibebaskan dari tanggungjawab atas
kegagalan;
4. Ketentuan Force Majeur tidak menghilangkan kewajiban Para Pihak untuk
melaksanakan kewajiban dengan itikad baik, sehingga Para Pihak tetap harus
membuktikan segala upaya yang telah dilakukan atau diusahakan untuk mencegah,
menghadapi, dan mengatasi peristiwa Force Majeur;
5. Dalam hal terdapat Pihak yang merasa dirugikan karena adanya keterlambatan ataupun
kegagalan Pihak lain dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak menyetujui alasan
yang diberikan Pihak lain sebagai Force Majeur, Para Pihak dapat menempuh
penyelesaian sengketa sebagaimana tahapan yang telah dijelaskan pada bagian
penyelesaian sengketa.
Pasal 15
Kerahasiaan
(1) Setiap dan seluruh informasi yang berhubungan dengan Pihak yang memberikan
informasi rahasia CL Mariena CO, baik secara langsung maupun tidak langsung
diberikan oleh Pihak pengungkap kepada Pihak penerima informasi rahasia PT Amerta
Food termasuk namun tidak terbatas pada informasi mengenai rencana bisnis, model
bisnis, data pengguna, layanan dan layanan yang diungkapkan sehubungan dengan
pelaksanaan perjanjian ini, dianggap sebagai rahasia, namun tidak tidak termasuk
informasi:
a. Sudah diketahui oleh Pihak penerima pada tanggal 14 Februari 2002 sebagai
tanggal pengungkapan informasi rahasia oleh Pihak pengungkap serta tidak
diperoleh atau berasal dari Pihak pengungkap, perusahaan afiliasi atau melalui
Pihak lainnya,
b. Pada tanggal pengungkapan, informasi rahasia sudah menjadi milik publik atau
menjadi bagian milik publik; atau
c. Didapatkan sendiri oleh Pihak penerima dari Pihak Ketiga yang menyatakan
bahwa Pihak Ketiga tersebut berhak untuk membuka informasi rahasia
dimaksud pada waktu oleh Pihak penerima.
(2) Jika informasi diperlukan untuk diungkapkan Pihak Pertama karena ketentuan
peraturan perundang
(3) pasal ini berlaku selama perjanjian ini dilaksanakan dan akan tetap berlaku selama 1
(satu) tahun setelah perjanjian ini batal atau berakhir.

Pasal 16
Wanprestasi
(1) Para Pihak dinyatakan Wanprestasi apabila:
a. Para Pihak tidak melakukan sesuatu yang diatur dalam Perjanjian ini;
b. Para Pihak melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang diatur dalam
Perjanjian ini;
c. Para Pihak melakukan sesuatu tetapi terlambat sebagaimana yang diatur dalam
Perjanjian ini;
d. Para Pihak melakukan sesuatu yang dilarang dalam Perjanjian ini.
(2) Pihak yang merasa dirugikan berhak memberikan surat peringatan kepada Pihak yang
melakukan Wanprestasi;
(3) Pihak yang melakukan Wanprestasi wajib memenuhi prestasi sekurang-kurangnya 14
(empat belas hari) terhitung sejak diterimanya surat peringatan sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat (2);
(4) Dalam hal Pihak yang melakukan Wanprestasi belum dapat memenuhi prestasinya
maka Pihak yang merasa dirugikan berhak untuk mengirimkan surat peringatan kedua
kepada Pihak yang melakukan Wanprestasi untuk memenuhi prestasi selambat-
lambatnya 7 (tujuh) Hari sejak diterimanya surat peringatan kedua oleh Pihak yang
melakukan Wanprestasi;
(5) Dalam hal Pihak yang melakukan Wanprestasi belum mampu untuk memenuhi prestasi
maka Pihak yang dirugikan berhak untuk menuntut pertanggungjawaban dengan tetap
memperhatikan ketentuan Penyelesaian Sengketa sebagaimana dimaksud pada Pasal 12
Perjanjian ini;
(6) Dalam hal Pihak yang melakukan Wanprestasi mampu membuktikan bahwa tidak
terpenuhinya kewajiban disebabkan karena Keadaan Kahar maka berlaku ketentuan
Force Majeure sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 14 Perjanjian ini.

Pasal 17
Pengakhiran Perjanjian

Pihak Pertama dapat mengakhiri secara sePihak perjanjian ini karena hal-hal berikut :
1. Apabila Pihak Kedua lalai dan atau tidak melakukan kewajibannya yang diatur dalam
perjanjian ini padahal sudah diberikan peringatan ketiga oleh Pihak Pertama namun
masih melakukan pelanggaran baik berbeda maupun yang sama, pelanggaran mana
yang dianggap serius sebagaimana tertulis dalam surat peringatan atau teguran yang
menurut aturan Pihak Pertama.
2. Apabila Pihak Kedua bangkrut atau dinyatakan pailit kecuali jika Pihak Kedua dengan
segera memenuhi kembali semua kewajiban kewajiban yang ditetapkan dalam
perjanjian ini.
3. Dalam hal perjanjian ini diakhiri atau dibatalkan, Pihak Kedua berkewajiban untuk :
a) Membayar kepada Pihak Pertama dengan segera seluruh jumlah hutang hutangnya
sekaligus dan lunas dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah tanggal
perjanjian ini berakhir.
b) Tidak menuntut dan meminta kembali Pihak Kedua fee dan biaya biaya lain yang
sudah dikeluarkan beserta bunganya.
c) Dengan segera dan secara tetap menghentikan penggunaan semua tanda milik atau
label Pihak Pertama.
d) Pihak Kedua tidak diperkenankan mempromosikan atau mengiklankan restorannya
dengan menggunakan nama dan merek Pihak Pertama.
e) Pihak Kedua dengan segera mengembalikan kepada Pihak Pertama semua buku
manual penuntun, video, kaset, formulir atau peralatan dan barang-barang cetakan
yang berisi tanda tanda produk makanan milik Pihak Pertama paling lambat 14 hari
setelah perjanjian ini berakhir.
f) Pihak Kedua memberikan kuasa penuh kepada Pihak Pertama untuk melakukan
pemeriksaan atau inspeksi dan memasuki restoran Pihak Kedua serta mengambil
tanda tanda yang bercirikan merek Pihak Pertama.

Pasal 18
Pajak
Setiap pembayaran yang dilakukan oleh franchisee kepada franchisor yang atas pembayaran
tersebut, maka franchisor dibebani pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, maka beban pajak tersebut ditanggung oleh franchisee.

Pasal 19
Korespondensi

(1) Seluruh Korespondensi dapat berbentuk surat tertulis dan/atau surat elektronik;
(2) Seluruh pemberitahuan, permohonan, atau tanggapan berdasarkan Perjanjian ini wajib
dibuat secara tertulis menggunakan Bahasa Inggris dan/atau Bahasa Indonesia;
(3) Kecuali ditentukan lain di dalam Perjanjian, setiap surat menyurat serta pemberitahuan
yang diperlukan dan diharuskan dalam keberjalanan Perjanjian, termasuk setiap tagihan
harus dilakukan secara tertulis dan disampaikan kepada Pihak yang bersangkutan
melalui tujuan Korespondensi yang telah disetujui Para Pihak sebagai berikut:

a. CL Marine Co

Alamat : 397-5 Hapjeong-dong, Map-gu, Seoul, Korea Selatan

Email : corporate@clmarine.com

Telepon : (026) 2409590

b. PT Amerta Food

Alamat : Jalan Sam Ratulangi Nomor 14, Bintaro, Jakarta Selatan, DKI
Jakarta, Indonesia

Email : corporate@amertafood.co.id

Telepon : (024) 8958074

(4) Perubahan wakil dan alamat Para Pihak dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis
terlebih dahulu.

Pasal 20
Ketentuan Lain-lain
1. Perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) Bahasa yang terdiri dari: 1(satu) perjanjian
berbahasa Indonesia dan 1(satu) perjanjian berbahasa Inggris, yang keduanya
ditafsirkan menurut Bahasa Indonesia dan diperkuat oleh definisi-definisi yang
ditetapkan dan disetujui oleh Para Pihak.
2. Perjanjian ini beserta seluruh hak dan kewajiban Para Pihak dibuat dengan tidak
melanggar ketentuan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia maupun
Negara Republik Korea.

Demikianlah perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak pada hari Jumat tanggal
17-11-2023 (17 November 2023) dibuat dalam 4 (empat) rangkap : 2 (dua) rangkap perjanjian
berbahasa Indonesia dan 2 (dua) rangkap perjanjian berbahasa Inggris dan masing-masing
ditandatangani di atas materai Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, oleh Para Pihak dan saksi-saksi yang ditunjuk oleh Para Pihak yaitu:

Anda mungkin juga menyukai