Anda di halaman 1dari 54

7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.

docx

RANCANGAN
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR. .. /PRT/M/2011
TENTANG :
TATA CARA OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUNGAI
SERTA PEMELIHARAAN SUNGAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 55 ayat


(3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 2011 tentang Sungai, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Tata Cara
Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta
Pemeliharaan Sungai;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82


Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4161);

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42


Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4858);

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 1/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2011 tentang


Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 no. 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 5230);
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47
Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P
Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Pengangkatan Kabinet Indonesia Bersatu II;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
21/PRT/M/2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan
Umum;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

TENTANG TATA CARA OPERASI DAN


PEMELIHARAAN PRASARANA SUNGAI SERTA
PEMELIHARAAN SUNGAI.

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 2/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa
jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu
sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.
2. Prasarana sungai adalah prasarana yang dibangun untuk keperluan
pengelolaan sungai.
3. Komoditas tambang adalah bahan galian disungai berupa sedimen,
pasir, kerikil dan batu yang dapat terbawa aliran sungai.
4. Bantaran sungai adalah ruang antara tepi palung sungai dan kaki
tanggul sebelah dalam yang terletak di kiri dan/ atau kanan palung
sungai.
5. Bekas sungai adalah ruas sungai yang tidak berfungsi lagi sebagai
alur sungai untuk mengalirkan air sungai
6. Dataran banjir adalah dataran di sepanjang kiri dan/ atau kanan
sungai yang tergenang air pada saat banjir.
7. Aliran pemeliharaan sungai adalah aliran air minimum yang harus
tersedia di sungai yang berfungsi untuk memelihara ekosistem
sungai/ atau lingkungan.
8. Garis sempadan sungai adalah garis maya di kiri dan kanan palung
sungai yang ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai.

9. Operasi prasarana sungai adalah kegiatan yang meliputi pengaturan


dan pengalokasian air sungai guna menjamin kelestarian fungsi dan
manfaat bangunan untuk keperluan pengelolaan sungai.
10. Pemeliharaan prasarana sungai adalah upaya untuk mencegah
kerusakan dan/atau penurunan fungsi prasarana sungai serta
perbaikan terhadap kerusaka prasarana sungai.

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 3/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

11. Pemeliharaan sungai adalah kegiatan untuk merawat sungai yang


ditujukan untuk menjamin kelestarian, keberadaan dan fungsi sungai,
prasarana serta fasilitas pendukungnya.
12. Restorasi sungai adalah upaya pemulihan kondisi sungai dari kondisi
kritis ke kondisi alami.
13. Pemeliharaan rutin adalah keseluruhan pekerjaan yang dilakukan
berulang-ulang setiap tahun diatur berdasarkan jadwal.
14. Pemeliharaan berkala adalah kegiatan yang dijadwalkan berlangsung
dari waktu ke waktu dan berjalan menurut interval waktu terputus-
putus dengan tujuan melestarikan/ memelihara fungsi dari sarana-
sarana yang tersedia.
15. Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan yang lebih
mendasar yang harus dikerjakan untuk mendapatkan prasarana
seperti kondisi waktu dibangun dan membetulkan pekerjaan yang
telah berulang dan selalu gagal atau tidak berfungsi sesuai dengan
harapan.
16. Kegiatan pencegahan kerusakan dan/atau penurunan fungsi
prasarana sungai ( Pemeliharaan preventif ) adalah kegiatan
pencegahan yang dilakukan untuk melestarikan fungsi prasarana
secara optimal dan terdiri dari kegiatan pengamanan, pengendalian
sampah, pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala yang bersifat
perawatan.
17. Pemeliharaan darurat adalah pekerjaan yang diperlukan untuk
melindungi keutuhan dan kekuatan bangunan (dalam skala besar)

akibat kerusakan yang terjadi atau kerusakan yang hampir terjadi,


dapat berupa kegiatan penanggulan banjir.
18. Rehabilitasi adalah pekerjaan perbaikan kerusakan prasarana untuk
mengembalikan fungsi prasarana sesuai kondisi semula tanpa
mengubah sistem dan tingkat layanan prasarana.
19. Rektifikasi adalah pembetulan untuk peningkatan fungsi prasarana,
seperti perbaikan krib yang tidak berfungsi dengan baik untuk

melindungi talud dari erosi.

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 4/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

20. Sungai yang mempunyai aset adalah sungai yang telah dibangun
prasarananya dengan investasi yang dilakukan oleh berbagai pihak.
21. Fungsi sungai adalah fungsi yang ditetapkan pada setiap sungai
untuk memenuhi berbagai keperluan meliputi pengaliran air,
penyediaan air untuk berbagai keperluan serta penyangga ekosistem
sungai dan lingkungan.
22. Pengelola Sumber Daya Air di wilayah sungai adalah Institusi yang
diberi wewenang untuk melaksanakan pengelolaan Sumber Daya Air
diwilayah sungai yang bersangkutan.

Pasal 2
Kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan
sungai diselenggarakan berdasarkan jenis dan kondisi prasarana sungai
serta kegiatan dari karakteristik sungai di wilayah sungai yang
bersangkutan.

Pasal 3
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemerintah,
pemerintah provinsi, kabupaten/kota, pengelola sumber daya air,
instansi pengguna sungai, badan usaha dan/atau masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai
serta pemeliharaan sungai.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan agar Pemerintah, pemerintah provinsi,
kabupaten/kota, pengelola sumber daya air, instansi pengguna sungai,

badan usaha dan/atau masyarakat dapat melaksanakan kegiatan


operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan
sungai secara terkoordinasi, efektif dan efisien.

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 5/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Pasal 4
(1) Peraturan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dijadikan
sebagai acuan dalam penyusunan Pedoman Pembuatan Manual
Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai serta Pemeliharaan
Sungai.

(2) Pedoman Pembuatan Manual Operasi dan Pemeliharaan Prasarana


Sungai Serta Pemeliharaan Sungai sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) untuk ditindaklanjuti dengan pembuatan Manual Operasi dan
Pemeliharaan Prasarana Sungai serta Pemeliharaan Sungai oleh
masing-masing pengelola sumber daya air di wilayah sungai yang
bersangkutan.

Pasal 5
Penyelenggaraan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai serta
Pemeliharaan Sungai bertujuan agar :
a. sumber daya air dan sumber daya alam yang ada di sungai dapat
berdayaguna secara optimum;
b. kelestarian fungsi dan kinerja sungai beserta lingkungannya terjamin;
c. kelestarian fungsi dan kinerja prasarana sungai beserta fasilitas
pendukungnya terjamin;
d. keadilan pembagian air sungai dengan ketersediaan air sungai yang
ada dalam wilayah sungai yang bersangkutan terjamin; dan
e. kerugian yang diakibatkan oleh daya rusak air dapat dikurangi

semaksimal mungkin.

Pasal 6
Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri ini meliputi kegiatan:
a. operasi dan pemeliharaan prasarana sungai;
b. pemeliharaan sungai;
c. perencanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan;

d. pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan;

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 6/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

e. pemantauan dan evaluasi;


f. pengoperasian bangunan pengelolaan banjir
g. pendanaan.

BAB II
OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUNGAI
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 7
Kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dilakukan melalui kegiatan :
a. pengaturan dan pengalokasian air sungai;
b. pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunan
fungsi prasarana sungai (pemeliharan preventif); dan
c. perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai.

Bagian Kedua
Pengaturan dan Pengalokasian Air Sungai

Pasal 8
Kegiatan pengaturan dan pengalokasian air sungai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf a meliputi:
a. operasi prasarana sungai dalam rangka penggunaan air; dan

b. operasi prasarana sungai dalam rangka pengelolaan banjir.

Pasal 9
(1) Kegiatan operasi prasarana sungai dalam rangka penggunaan air
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a meliputi :
a. penentuan debit pengambilan;
b. pembuatan kurva debit;

c. pembuatan sistem operasi pintu pengambilan;

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 7/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

d. pembuatan sistem operasi prasarana pengatur pengambilan air;


e. pembuatan sistem operasi pengaturan tinggi muka air untuk
memenuhi berbagai keperluan; dan
f. pengaturan debit air untuk keperluan tangga ikan.
(2) Penentuan debit pengambilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a berdasarkan alokasi air pada masing-masing pengguna.
(3) Kurva debit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
dimaksudkan sebagai pedoman manual pengoperasian pintu
pengambilan air (Intake).
(4) Sistem operasi pintu pengambilan air sebagaimana pada ayat (1)
huruf c dibuat sesuai dengan hubungan antara perbedaan elevasi
muka air di hulu dan hilir pintu dengan tinggi bukaan pintu.
(5) Sistem operasi prasarana pengatur pengambilan air sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf d dimaksudkan untuk mengatur debit air yang
masuk ke bangunan pengambilan sesuai dengan alokasi air.
(6) Sistem operasi pengaturan tinggi muka air untuk memenuhi berbagai
keperluan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, dimaksudkan
untuk mengatur elevasi muka air sungai guna memenuhi berbagai
keperluan.
(7) Berbagai keperluan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) antara lain
diperuntukkan bagi kegiatan navigasi, pengambilan air, pariwisata,
mempertahankan tinggi muka air tanah dan ekosistem sungai / atau
lingkungan.
(8) Pengaturan debit air untuk keperluan tangga ikan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf f dilakukan pada prasarana sungai yang
dilengkapi dengan prasarana tangga ikan.

Pasal 10
(1) Kegiatan operasi prasarana sungai dalam rangka pengelolaan banjir
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, meliputi :
a. pembuatan kurva debit banjir;

b. sistem operasi bangunan pengelolaan banjir;

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 8/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

c. sistem operasi pengaturan air banjir pada keadaan darurat; dan


d. sistem prakiraan dini bahaya banjir.
(2) Pembuatan kurva debit banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, dimaksudkan sebagai pedoman pengoperasian bangunan
pengelolaan banjir.
(3) Sistem operasi bangunan pengelolaan banjir sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, dibuat sesuai dengan manual operasi dan
pemeliharaan.
(4) Sistem operasi pengaturan air banjir pada keadaan darurat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan dengan
ketentuan :
a. kelebihan debit banjir dialirkan pada daerah tertentu;
b. daerah tertentu tersebut telah ditetapkan sebagai daerah
genangan banjir;
c. penentuan daerah genangan banjir melalui kajian teknis, ekonomi,
sosial budaya, dan lingkungan, seperti yang telah ditetapkan
dalam pola dan rencana pengelolaan sumber daya air serta tata
ruang wilayah;
d. penetapan dan pengaturan daerah genangan banjir ditetapkan
dalam peraturan daerah; dan
e. pemantauan dan evaluasi terhadap kemungkinan adanya
perubahan kapasitas tampung dan perubahan pemanfaatan
daerah genangan banjir secara berkala paling sedikit dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun sekali.

(5) Sistem prakiraan dini bahaya banjir sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d, ditentukan berdasarkan:
a. karakteristik sungai;
b. sistem pengelolaan banjir yang ada; dan
c. perhitungan banjir dari analisa dengan tinggi curah hujan dan/atau
tinggi pencatatan muka air sungai pada pos duga muka air.

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 9/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Bagian Ketiga
Pemeliharaan untuk Pencegahan Kerusakan dan/atau
Penurunan Fungsi Prasarana Sungai
(Pemeliharaan Preventif)

Pasal 11
Kegiatan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunan fungsi
prasarana sungai (pemeliharaan preventif) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf b, meliputi :
a. kegiatan pengamanan;
b. kegiatan pengendalian sampah;
c. kegiatan pemeliharaan rutin; dan
d. kegiatan pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan.

Pasal 12
(1) Kegiatan pengamanan prasarana sungai sebagaimana dimaksud pada
Pasal 11 huruf a dimaksudkan untuk mencegah dan mengamankan
prasarana sungai dan sungai yang diakibatkan oleh daya rusak air,
hewan atau oleh manusia serta untuk mempertahankan fungsi, kinerja
prasarana sungai dan sungai serta keselamatan jiwa manusia.
(2) Kegiatan pengamanan prasarana sungai sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan pada tempat-tempat yang dapat membahayakan
atau merusak prasarana sungai dan sungai, dengan melakukan :
a. tindakan pencegahan;

b. tindakan pengamanan; dan


c. pengendalian alur sungai.

10

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 10/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

(3) Tindakan pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a


dilakukan dengan melakukan pemasangan papan larangan/ peringatan
atau perangkat pengaman lainnya antara lain pada tempat-tempat
tertentu seperti:
a. larangan pengambilan bahan komoditas tambang di sungai
(sedimen, pasir, kerikil dan batu) pada bagian sungai tertentu yang
tidak direkomendasikan;
b. larangan mendirikan bangunan di dalam bantaran sungai;
c. larangan untuk kendaraan yang melintasi jalan inspeksi dan
tanggul sungai yang melebihi kelas jalan;
d. larangan mandi disekitar bangunan dan/ atau menanam pohon
ditanggul sungai; dan
e. Tindakan pencegahan juga dapat dilakukan dengan penanaman
tanaman semusim di dalam bantaran sungai dan/ atau sempadan
sungai serta pemasangan patok-patok batas sempadan sungai dan
dataran banjir.
(4) Tindakan pengamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
dilakukan dengan melakukan pemasangan bangunan pengamanan
pada tempat-tempat kritis.
(5) Pengendalian alur sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
c dimaksudkan untuk mengendalikan alur sungai pada tempat-tempat
kritis yang akan mengancam dan/atau merusak prasarana sungai,
prasarana umum dan tempat-tempat yang dilindungi.

Pasal 13
(1) Kegiatan pengendalian sampah sebagaimana dimaksud pada Pasal
11 huruf b dimaksudkan untuk menjaga kapasitas dan fungsi
prasarana sungai dan sungai dalam mengalirkan air serta menghindari
pencemaran sungai.
(2) Pengendalian sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan:

a. pengelolaan sampah sebelum masuk ke sungai; dan

11

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 11/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

b. pengelolaan sampah yang berada di sungai dan/ atau prasarana


sungai.
(3) Pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(4) Pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
dilaksanakan oleh masing-masing instansi sesuai dengan
kewenangannya.

Pasal 14
(1) Kegiatan pemeliharaan rutin sebagaimana dimaksud pada Pasal 11
huruf c dimaksudkan untuk melindungi dan mengendalikan alur sungai
beserta prasarana sungai.
(2) Kegiatan pemeliharaan rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan melalui kegiatan non fisik dan fisik serta dilakukan secara
rutin sesuai dengan kondisi prasarana yang bersangkutan.

Pasal 15
(1) Kegiatan pemeliharaan berkala yang bersifat perawatan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 11 huruf d dimaksudkan untuk menjaga agar
prasarana sungai tetap berfungsi secara optimal sesuai dengan tingkat
kinerja layanan yang direncanakan.
(2) Pelaksanaan pemeliharaan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan secara berkala.

(3) Pelaksanaan pemeliharaan dilaksanakan secara berkala


sebagaimama dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dengan jadwal
tetap (misal : 3 bulanan, 6 bulanan, 1 tahunan, 2 tahunan), dan
ditentukan berdasarkan sifat alami komponen prasarana sungai dan/
atau rekomendasi dari tenaga ahli/ pabrik.

12

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 12/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Bagian Keempat
Kegiatan Perbaikan terhadap Kerusakan Prasarana Sungai

Pasal 16
Kegiatan perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf c meliputi :
a. kegiatan berkala yang bersifat perbaikan;
b. kegiatan berkala yang bersifat penggantian;
c. kegiatan perbaikan ringan atau reparasi;
d. kegiatan perbaikan korektif; dan
e. kegiatan pemeliharaan darurat.

Pasal 17
(1) Kegiatan berkala yang bersifat perbaikan sebagaimana dimaksudkan
pada Pasal 16 huruf a, dimaksudkan untuk memperbaiki sebagian
prasarana sungai yang telah mengalami kerusakan agar kembali
berfungsi sesuai dengan kinerja yang diharapkan.
(2) Kegiatan pemeliharaan yang bersifat perbaikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk memperbaiki bagian dari
prasarana sungai yang mengalami kerusakan baik selama
pelaksanaan operasi maupun sebagai akibat dari sifat alami komponen
prasarana sungai.

Pasal 18
(1) Kegiatan berkala yang bersifat penggantian sebagaimana dimaksud
pada Pasal 16 huruf b dimaksudkan untuk melakukan penggantian
sebagian atau keseluruhan prasarana sungai yang telah mengalami
kerusakan agar kembali berfungsi sesuai dengan kinerja yang
diharapkan.
(2) Penggantian sebagian atau keseluruhan prasarana dan sarana sungai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan atas dasar
evaluasi kinerja.

13

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 13/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

(3) Evaluasi kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan


oleh ”Tim Evaluasi Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Prasarana
Sungai”.

Pasal 19
(1) Kegiatan perbaikan ringan atau reparasi sebagaimana dimaksud pada
Pasal 16 huruf c, merupakan kegiatan perbaikan kecil dan
dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi dan kinerja prasarana
sungai.
(2) Kegiatan perbaikan kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari pekerjaan pemeliharaan yang sederhana sehingga tidak
memerlukan kelengkapan perhitungan desain.

Pasal 20
(1) Kegiatan pemeliharaan korektif sebagaimana dimaksud pada Pasal 16
huruf d, dimaksudkan untuk melakukan perbaikan dan/atau koreksi
agar sungai beserta prasarana sungai tetap terjamin kelestariannya,
keberadaannya dan fungsinya tanpa mengubah tujuan dan tingkat
layanannya.
(2) Kegiatan pemeliharaan korektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu :
a. pemeliharaan khusus;
b. rehabilitasi; dan

c. rektifikasi (pembetulan/ penyempurnaan).


(3) Pemeliharaan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada bangunan
atau bagian bangunan yang fungsi atau nilai kinerjanya dibawah 80%
dan masih diatas 60% dari kinerja rencana, atau perbaikan terhadap
kerusakan bangunan yang karena pertimbangan keamanan harus
sesegera mungkin diperbaiki.

14

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 14/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

(4) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, merupakan


kegiatan perbaikan kerusakan bangunan untuk mengembalikan fungsi
dan kinerja bangunan kurang dari 60% dari kondisi semula tanpa
mengubah sistem dan tingkat layanannya.
(5) Rektifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, merupakan
kegiatan perbaikan dan/atau koreksi terhadap sungai, bangunan atau
sebagian bangunan agar terjamin kelestariannya, keberadaannya, dan
fungsinya tanpa mengubah tujuan dan tingkat layanannya.
(6) Kegiatan pemeliharaan korektif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan atas dasar evaluasi kinerja dan fungsi bangunan dari
”Tim Evaluasi Kinerja Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai”
dan/atau oleh Tenaga ahli/ konsultan.

Pasal 21
(1) Kegiatan pemeliharaan darurat sebagaimana dimaksud pada Pasal 16
huruf e, dimaksudkan untuk melakukan pemeliharaan prasarana
sungai yang mengalami kerusakan atau kerusakan secara tiba-tiba
yang tidak disebabkan oleh kejadian bencana alam dan apabila tidak
segera diperbaiki akan mengalami kerusakan yang lebih besar
dan/atau mempunyai potensi bencana.
(2) Kegiatan pemeliharaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kegiatan yang tidak dapat diprogramkan sebelumnya, dan
terjadinya kerusakan/keruntuhan bersifat mendadak serta
penyebabnya belum diketahui sebelumnya.

15

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 15/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

BAB III
PEMELIHARAAN SUNGAI
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 22
Kegiatan pemeliharaan sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
huruf b, dilakukan melalui penyelenggaraan kegiatan :
a. konservasi sungai; dan
b. pengembangan sungai

Bagian Kedua
Konservasi Sungai

Pasal 23
Penyelenggaraan kegiatan konservasi sungai sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 huruf a dilakukan melalui kegiatan :

a. perlindungan sungai; dan


b. pencegahan pencemaran air sungai.

Pasal 24
(1) Kegiatan perlindungan sungai sebagaimana dimaksud pada Pasal 23
huruf a dilakukan melalui perlindungan terhadap :
a. palung sungai;

b. sempadan sungai;
c. danau paparan banjir; dan
d. dataran banjir.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pula
terhadap :
a. aliran pemeliharaan sungai; dan
b. ruas restorasi sungai.

16

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 16/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Pasal 25
(1) Perlindungan terhadap palung sungai sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (1) huruf a dilakukan dengan menjaga dimensi palung
sungai.
(2) Menjaga dimensi palung sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui kegiatan :
a. pengaturan pengambilan komoditas tambang di sungai;
b. pengendalian kedalamam dan alur sungai yang kritis;
c. pengendalian kemiringan dasar sungai kritis; dan
d. pengendalian tebing sungai kritis dari bahaya longsor.

Pasal 26
Tata cara pengaturan pengambilan komoditas tambang di sungai
sebagaimana dimaksud pada Pasal 25 ayat (2) huruf a diatur dengan
Peraturan Menteri tersendiri.

Pasal 27
(1) Pengendalian kedalaman dan alur sungai yang kritis sebagaimana
dimaksud pada Pasal 25 ayat (2) huruf b, dimaksudkan untuk
menjamin kedalaman dan fungsi untuk berbagai kepentingan seperti
navigasi, olah raga, pariwisata, perikanan dan lingkungan serta
tersedianya aliran pemeliharaan sungai dan ruas restorasi sungai.
(2) Untuk menjamin kedalaman air dan fungsi sungai untuk memenuhi
berbagai kepentingan dilaksanakan pengelola sumber daya air di

wilayah sungai yang bersangkutan dan bekerjasama dengan instansi


terkait melalui nota kesepahaman kerjasama pemeliharaan sungai.
(3) Nota kesepahaman kerjasama pemeliharaan sungai sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), dimaksudkan untuk mengatur tugas dan
tanggung jawab pemeliharaan palung sungai terkait dengan
pemanfaatan sungai oleh instansi terkait.

17

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 17/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Pasal 28
(1) Pengendalian kemiringan dasar sungai kritis sebagaimana dimaksud
pada Pasal 25 ayat (2) huruf c, dimaksudkan untuk menjamin
kelestarian, keberadaan dan fungsi sungai dari pengaruh agradasi
(kenaikan dasar sungai) dan degradasi (penurunan dasar sungai).
(2) Untuk menjamin kelestarian, keberadaan dan fungsi sungai dari
pengaruh agradasi dan degradasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan melalui kegiatan pengaturan kemiringan dasar sungai
kritis dan/atau pengendalian sedimen sungai.
(3) Kegiatan pengendalian kemiringan dasar sungai kritis dilaksanakan
oleh pengelola sumber daya air di wilayah sungai yang bersangkutan
dan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat.

Pasal 29
(1) Pengendalian tebing sungai kritis dari bahaya longsor sebagaimana
dimaksud pada Pasal 25 ayat (2) huruf d, dimaksudkan untuk
menjamin kelestarian, keberadaan dan fungsi sungai serta melindungi
keberadaan prasarana jalan dan bangunan dari pengaruh
ketidakstabilan tebing sungai.
(2) Kegiatan pengendalian tebing sungai sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan oleh pengelola sumber daya air di wilayah
sungai yang bersangkutan dan bekerjasama dengan pemerintah
daerah dan instansi terkait.

Pasal 30
(1) Perlindungan terhadap sempadan sungai sebagaimana dimaksud
pada Pasal 24 ayat (1) huruf b, dimaksudkan untuk menjaga ruang
penyangga antara ekosistem sungai dan daratan serta menjaga fungsi
ruang sungai untuk mengalirkan air banjir.
(2) Untuk menjaga ruang penyangga antara ekosistem sungai dan daratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan penetapan

garis sempadan sungai.

18

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 18/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

(3) Untuk menjaga fungsi ruang sungai sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan melalui pembatasan pemanfaatan sempadan sungai.
(4) Kegiatan perlindungan sempadan sungai dilaksanakan oleh pengelola
sumber daya air di wilayah sungai yang bersangkutan dan
bekerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat.

Pasal 31
(1) Penetapan garis sempadan sebagaimana dimaksud pada pasal 30
ayat (2) dilakukan berdasarkan kajian penetapan garis sempadan.
(2) Dalam penetapan garis sempadan harus mempertimbangkan
karakteristik geomorfologi sungai, kondisi sosial budaya masyarakat
setempat, serta memperhatikan jalan akses bagi peralatan, bahan dan
sumber daya manusia untuk melakukan kegiatan operasi dan
pemeliharaan sungai.
(3) Kajian penetapan garis sempadan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat paling sedikit mengenai batas ruas sungai yang
ditetapkan, letak garis sempadan, serta rincian jumlah dan jenis
bangunan yang terdapat di dalam sempadan.
(4) Kajian penetapan garis sempadan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh Menteri, gubernur, atau
bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya yang beranggotakan
wakil dari instansi teknis dan unsur masyarakat.

Pasal 32

(1) Kajian penetapan garis sempadan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 31 ayat (1) ditentukan dengan kajian teknis yang
mempertimbangkan :
a. kedalaman sungai;
b. lebar sungai;
c. jenis tanah pembentuk tebing dan dasar sungai;
d. pola meander sungai;

19

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 19/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

e. garis meander sungai yang melewati perkotaan dan/ atau


permukiman padat; dan
f. fluktuasi debit air dan debit sedimen sungai.
(2) Kedalaman sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
dimaksudkan bahwa makin tinggi kedalaman sungai, akan
memerlukan sempadan sungai yang makin lebar.
(3) Lebar sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
dimaksudkan bahwa makin besar lebar sungai akan memerlukan
sempadan sungai yang makin lebar.
(4) Jenis tanah pembentuk tebing dan dasar sungai sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, dimaksudkan bahwa makin rendah
kohesi tanah (c) dan sudut geser dalam tanah ( φ) dan/ atau kombinasi
antara keduanya rendah, memerlukan sempadan sungai yang makin
lebar.
(5) Pola meander sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
dimaksudkan agar sempadan sungai dipilih berada pada jarak tertentu
dari luar garis meander yang diperkirakan akan terjadi.
(6) Garis meander sungai yang melewati perkotaan dan/atau permukiman
padat, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e ditetapkan
berdasarkan pertimbangan teknis dan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat, serta memperhatikan jalan akses peralatan,
bahan dan sumber daya manusia untuk melakukan kegiatan operasi
dan pemeliharaan.
(7) Fluktuasi debit air dan debit sedimen sungai sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf f, dimaksudkan bahwa makin besar fluktuasi debit
air dan debit sedimen akan memerlukan sempadan sungai yang makin
lebar.

20

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 20/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Pasal 33
(1) Pembatasan pemanfaatan sempadan sungai sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 30 ayat (3), dimaksudkan untuk menjamin kelestarian,
keberadaan dan fungsi sungai untuk dapat mengalirkan air banjir dan
keberlangsungan kehidupan ekosistem sungai.
(2) Pembatasan pemanfaatan sempadan sungai sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan dengan pengaturan pemanfaatan sempadan
sungai untuk tanaman semusim serta larangan mendirikan bangunan.
(3) Pengaturan pemanfaatan sempadan sungai sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dilaksanakan oleh Pemerintah daerah atas dasar
rekomendasi teknis dari pengelola sumber daya air pada wilayah
sungai yang bersangkutan.

Pasal 34
(1) Perlindungan danau paparan banjir sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (1) huruf c dilakukan dengan mengendalikan sedimen,
gulma air, dan pencemaran air pada danau paparan banjir.
(2) Pengendalian sedimen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan pencegahan erosi pada daerah tangkapan air yang
dilaksanakan oleh instansi yang membidangi pengendalian erosi
didaerah tangkapan air, dan menjadi satu kesatuan dalam pola dan
rencana pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai yang
bersangkutan.
(3) Pengendalian gulma air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dengan pengelolaan gulma air, dan dilaksanakan oleh


pengelola sumber daya air pada wilayah sungai yang bersangkutan
serta bekerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat.
(4) Pengendalian pencemaran air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh instansi terkait yang membidangi lingkungan hidup.

21

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 21/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Pasal 35
(1) Perlindungan dataran banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
ayat (1) huruf d dilakukan pada dataran banjir yang berpotensi
menampung banjir dengan mengelola dataran banjir dari pemanfaatan
yang mengganggu fungsi penampung banjir.
(2) Usaha mengelola dataran banjir dari pemanfaatan yang mengganggu
fungsi penampung banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan pengelolaan dataran banjir.
(3) Pengelolaan dataran banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan oleh pemerintah daerah setelah mendapat rekomendasi
teknis dari pengelola sumber daya air pada wilayah sungai yang
bersangkutan.

Pasal 36
Perlindungan terhadap aliran pemeliharaan dan ruas restorasi sungai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf a dan huruf b diatur
dengan Peraturan Menteri tersendiri.

Pasal 37
(1) Kegiatan pencegahan pencemaran air sungai sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 huruf b, dilakukan melalui :
a. penetapan daya tampung beban pencemaran;
b. identifikasi dan inventarisasi sumber air limbah;
c. penetapan persyaratan dan tata cara pembuangan air limbah;

d. pelarangan pembuangan sampah ke sungai;


e. pemantauan kualitas air pada sungai; dan
f. pengawasan air limbah yang masuk ke sungai.
(2) Pencegahan pencemaran air sungai sebagaimana dimaksud pada
Pasal 1 dilaksanakan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

22

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 22/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

(3) Pelarangan pembuangan sampah ke sungai sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf d, dilaksanakan melalui kerjasama dengan
pemerintah daerah dan masyarakat setempat, dengan memasang
papan larangan pembuangan sampah.

Bagian Ketiga
Kegiatan Pemeliharaan Sungai
Terkait Penyelenggaraan Kegiatan Pengembangan Sungai

Pasal 38
(1) Kegiatan pemeliharaan sungai terkait penyelenggaraan kegiatan
pengembangan sungai sebagaimana dimaksud Pasal 22 huruf b
dimaksudkan agar dalam rangka pemanfaatan sungai melalui
penyelenggaraan pengembangan tetap terjamin ekosistem sungai,
karakteristik sungai, kelestarian keanekaragaman hayati serta
kekhasan dan aspirasi daerah/ masyarakat setempat.
(2) Pemanfaatan sungai melalui penyelenggaraan pengembangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk memenuhi
berbagai pemanfaatan sungai yang meliputi untuk kebutuhan rumah
tangga, pertanian, sanitasi lingkungan, industri, pariwisata, olahraga,
pertahanan, perikanan, pembangkit tenaga listrik dan transportasi/
navigasi.
(3) Kegiatan pemeliharaan sungai sebagai akibat dari berbagai
pemanfaatan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi

kegiatan :
a. pembatasan pemanfaatan sungai seperti untuk keperluan navigasi,
perikanan, pembangkit tenaga listrik, dan pemanfaatan sungai
lainnya;
b. pembatasan penggunaan air sungai, dengan ketentuan tetap
terjamin tersedianya aliran pemeliharaan;

23

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 23/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

c. pengaturan dan/atau pelarangan pembuangan air limbah dan


sampah ke sungai; dan
d. perbaikan dan/atau pemeliharaan tebing kritis dan/atau dasar
sungai kritis.
(4) Kegiatan pemeliharaan sungai sebagai akibat dari berbagai
pemanfaatan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaksanakan oleh instansi terkait dan/atau pengelola prasarana
sungai.

BAB IV
PERENCANAAN KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 39
(1) Perencanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta
pemeliharaan sungai dimaksudkan agar :
a. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan tepat sasaran sehingga
sungai beserta prasarana sungai terjamin kelestariannya,
keberadaannya dan kinerjanya;
b. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan memenuhi persyaratan
teknis;
c. biaya pelaksanaan operasi dan pemeliharaan seefisien mungkin;
dan

d. waktu pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai tepat waktu


sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan dan jadwal periodik
waktu pelaksanaannya.
(2) Ruang lingkup perencanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan
prasarana sungai serta pemeliharaan sungai meliputi :
a. inventarisasi dan pengumpulan data;
b. inspeksi rutin;

c. penelusuran sungai ;

24

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 24/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

d. identifikasi dan analisis tingkat kerusakan;


e. pengukuran dan pembuatan detail desain;
f. perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ; dan
g. persiapan pengaturan dan pengalokasian air sungai.
(3) Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan
oleh pengelola prasarana sungai dan/atau bekerjasama dengan
pemerintah daerah serta masyarakat.

Bagian Kedua
Inventarisasi dan Pengumpulan Data

Pasal 40
(1) Kegiatan inventarisasi dan pengumpulan data sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39 ayat (2) huruf a dimaksudkan untuk mendapatkan data
tentang jumlah, dimensi, jenis, kondisi, fungsi dan kinerja sungai serta
prasarana sungai.
(2) Kegiatan inventarisasi dan pengumpulan data sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi kegiatan ;
a. operasi dan pemeliharaan prasarana sungai; dan
b. pemeliharaan sungai.

Bagian Ketiga
Inspeksi Rutin

Pasal 41
(1) Kegiatan inspeksi rutin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat
(2) huruf b dimaksudkan untuk memperoleh data bahwa sungai,
prasarana sungai termasuk bantaran sungai serta dataran banjir tetap
terjaga kelestarian fungsinya, manfaatnya, dan kinerjanya untuk
keperluan pengelolaan sungai.

25

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 25/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

(2) Kegiatan inspeksi rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilaksanakan oleh petugas lapangan di wilayah kerjanya setiap 15
(lima belas) hari sekali.
(3) Rencana perbaikan / pemeliharaan yang dijumpai selama inspeksi
rutin dicatat dalam lembar catatan / blanko yang selanjutnya dikirimkan
ke petugas operasi dan pemeliharaan (seksi/ subseksi O&P Pengelola
sumber daya air diwilayah sungai).
(4) Petugas operasi dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) menghimpun semua berkas usulan dan selanjutnya menyampaikan
laporan kepada bidang/ seksi operasi dan pemeliharaan pada awal
bulan berikutnya.

Bagian Keempat
Penelusuran Sungai

Pasal 42
(1) Kegiatan penelusuran sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
ayat (2) huruf c dimaksudkan untuk mengetahui adanya kerusakan
yang terjadi pada sungai dan/atau prasarana sungai serta penyebab
kerusakannya, berdasarkan atas laporan oleh petugas lapangan.
(2) Kegiatan penelusuran sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam satu tahun pada awal
dan akhir musim hujan. Apabila diperlukan, pada saat setelah terjadi
banjir dapat dilakukan penelusuran sungai tambahan, untuk

mengetahui adanya kerusakan sungai dan prasarana sungai serta


penyebab kerusakannya, dan usulan rencana perbaikan
kerusakannya.
(3) Kegiatan penelusuran sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan oleh Tim Penelusuran Sungai yang beranggotakan dari
unsur-unsur pengelola sumber daya air di wilayah sungai dan dapat
mengikutsertakan dari unsur dinas terkait dari pemerintah daerah.

26

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 26/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

(4) Dalam hal prasarana sumber daya air dikelola oleh instansi lain, Tim
Penelurusan Sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
beranggotakan dari unsur pengelola sumber daya air di wilayah sungai
dan unsur instansi terkait serta dapat mengikutsertakan dari unsur
dinas terkait dari pemerintah daerah.
(5) Hasil dari kegiatan Tim Penelusuran Sungai sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dan ayat (4) dicatat dalam lembar catatan/ blanko, dan
ditentukan ranking prioritasnya beserta tugas dan tanggung jawab
masing-masing instansi dalam kegiatan pemeliharaan.

Bagian Kelima
Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan

Pasal 43
(1) Kegiatan identifikasi dan analisis tingkat kerusakan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf d dimaksudkan untuk
memperoleh data permasalahan dan kebutuhan pemeliharaan serta

rencana aksi yang tersusun dengan skala prioritas dan uraian


pekerjaan pemeliharaan sungai dan prasarana sungai.
(2) Skala prioritas pemeliharaan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilaksanakan dengan kriteria :
a. sungai yang masih alami, relatif belum ada aktifitas pembangunan
di kanan-kiri palung sungainya, relatif belum memerlukan
pemeliharaan sungai;
b. sungai yang sudah dipengaruhi oleh aktifitas pembangunan di
kanan-kiri palung sungainya, pemeliharaan dan perbaikan dibuat
selektif ditempat bangunan fasilitas yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi (jalan raya, rumah sakit, dsb.); dan
c. sungai yang melewati/ berada di perkotaan, pelaksanaan
pemeliharaan dan perbaikan dapat dilaksanakan secara khusus.

27

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 27/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

(3) Skala prioritas pemeliharaan prasarana sungai sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) ditentukan oleh kondisi kerusakan fisik prasarana sungai,
dengan klasifikasi sebagai berikut :
a. kondisi baik, jika tingkat kerusakan lebih kecil dari 10 % (sepuluh
persen) dibandingkan dari kondisi awal pembangunan;
b. kondisi rusak ringan, jika tingkat kerusakan antara 10% (sepuluh
persen) sampai 20% (dua puluh persen) dibandingkan dari kondisi
awal pembangunan;
c. kondisi rusak sedang, jika tingkat kerusakan lebih besar 20% (dua
puluh satu persen) sampai 40% (empat puluh persen)
dibandingkan dari kondisi awal pembangunan; dan
d. kondisi rusak berat, jika tingkat kerusakan sudah melebihi dari
40% (empat puluh persen) dibandingkan dari kondisi awal
pembangunan.

Bagian Keenam
Pengukuran dan Pembuatan Detail Desain

Pasal 44
(1) Pengukuran dan pembuatan detail desain pekerjaan pemeliharaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf e, dimaksudkan
untuk memperoleh gambar desain yang tergambar dengan skala
tertentu, dan sebagai dasar untuk menghitung Rencana Anggaran
Biaya (RAB) serta pelaksanaan operasi dan pemeliharaan.

(2) Kegiatan pengukuran dan pembuatan detail desain sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh instansi pengelola
prasarana sungai dan disetujui oleh pengelola sumber daya air
diwilayah sungai yang bersangkutan.
(3) Kegiatan pembuatan detail desain sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilaksanakan dengan mengikuti pedoman hitungan konstruksi yang
telah ada serta mempertimbangkan nota perhitungan konstruksi yang

lama (bila masih tersedia) dan menghasilkan hasil detail desain.

28

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 28/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

(4) Hasil detail desain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disajikan
dalam peta situasi lengkap, gambar detail bangunan, potongan
memanjang dan potongan melintang serta nota perhitungan detail
desain.

Bagian Ketujuh
Rencana Anggaran Biaya

Pasal 45
Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39 ayat (2) huruf f dimaksudkan untuk memperoleh estimasi
besar biaya pelaksanaan operasi dan pemeliharaan, dan didasarkan pada
perhitungan kebutuhan berikut :
a. kebutuhan perencanaan makro; dan
b. angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (AKNOP).

Pasal 46
(1) Perhitungan kebutuhan perencanaan makro sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 45 huruf a dilakukan dengan ketentuan :
a. untuk keperluan perencanaan makro, biaya operasi dan
pemeliharaan diprakirakan sebesar 2.5% (dua setengah persen)
dari nilai asset; dan
b. untuk keperluan penyusunan prakiraan biaya operasi dan
pemeliharaan, dibedakan ketentuan antara sungai yang

mempunyai aset dan sungai yang tidak mempunyai aset (sungai


alam).
(2) Penyusunan prakiraan operasi dan pemeliharaan sungai yang
mempunyai aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
dihitung berdasarkan estimasi kebutuhan biaya pemeliharaan
bangunan dengan ketentuan :
a. bangunan berumur kurang dari 5 th (lima tahun) adalah sebesar

0.6% (enam per sepuluh persen) nilai asset;

29

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 29/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

b. bangunan berumur antara 5 th (lima tahun) sampai dengan 25 th


(dua puluh lima tahun) adalah sebesar 1.3% (satu koma tiga
persen) nilai asset; dan
c. bangunan berumur diatas 25 th (dua puluh lima tahun) adalah
sebesar 1.9% (satu koma sembilan persen) dari nilai aset.
(3) Prakiraan biaya operasi dan pemeliharaan sungai yang tidak
mempunyai aset (sungai alam) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b dihitung berdasarkan taksiran kasar hasil survey secara global.

Pasal 47
(1) Perhitungan kebutuhan berdasarkan angka kebutuhan nyata operasi
dan pemeliharaan (AKNOP) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
huruf b, dilaksanakan dengan ketentuan :
a. penyusunan AKNOP baik sungai maupun prasarana sungai
dilakukan melalui penelusuran dengan mencatat kegiatan operasi
dan pemeliharaan yang diperlukan;
b. setiap tahun dilakukan penyusunan AKNOP, untuk 2 (dua) tahun
anggaran; dan
c. prosedur penyusunan AKNOP mengikuti manual O&P sungai;
(2) Penyusunan anggaran Operasi dan Pemeliharaan prasarana sungai
serta pemeliharaan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, dihitung atas dasar keperluan mempertahankan sungai
sebagai fungsi sosial, lingkungan hidup, ekonomi, yang meliputi :
a. pengamatan setiap tahun (bantaran, dataran banjir, dan sempadan

sungai);
b. pengukuran berkala pada tempat tertentu baik sungai maupun
prasarana sungai paling sedikit 5 (lima) tahun sekali, terdiri dari
tampang lintang dan tampang memanjang;
c. pengukuran berkala terhadap kualitas air;
d. pengawasan dan pemantauan;
e. pemanfaatan bantaran, sempadan, dan dataran banjir;

f. papan larangan;

30

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 30/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

g. kegiatan fisik, yang meliputi pembersihan sampah/gulma,


pemotongan pohon yang mengganggu aliran, penstabilan tebing;
h. pengelolaan hidrologi; dan
i. pemantauan konservasi sumber daya air (debit air dan sedimen).
(3) Penyusunan anggaran Operasi dan Pemeliharaan prasarana sungai
serta pemeliharaan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, dihitung atas dasar mempertahankan sungai sebagai fungsi
sosial, lingkungan hidup dan ekonomi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditambah biaya operasi dan pemeliharaan prasarana sungai
dan nilai jasa pelayanan yang diberikan kepada pemanfaat air.

Bagian Kedelapan
Persiapan Pengaturan dan Pengalokasian Air Sungai

Pasal 48
Persiapan pengaturan dan pengalokasian air sungai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf g meliputi :
a. penentuan besaran ketersediaan air tahunan ;
b. penentuan potensi daya air ;
c. penggunaan air sungai ;
d. pengalokasian dan pemberian air sungai ;
e. perhitungan debit banjir ; dan
f. penyusunan rancangan ketetapan alokasi air.

Pasal 49
(1) Penentuan besaran ketersediaan air tahunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 48 huruf a dilakukan dengan menghitung rencana
ketersediaan air tahunan, yang ditentukan dari besaran debit andalan
sungai.

31

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 31/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

(2) Besaran debit andalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


ditentukan berdasarkan ketersediaan debit andalan sebesar 80 %.
(3) Debit andalan 80% (delapan puluh persen) sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditentukan berdasarkan potensi debit sebesar 80%
(delapan puluh persen) terjadi, dan dihitung dari data seri debit harian
yang sekurang-kurangnya dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun.
(4) Perhitungan rencana ketersediaan air tahunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh pengelola sumber daya air dan
disampaikan kepada pejabat berwenang setelah mendapat
pertimbangan dari dewan Sumber Daya Air / TKPSDA di wilayah
sungai yang bersangkutan.

Pasal 50
(1) Penentuan potensi daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48
huruf b dilakukan pada sungai-sungai yang mempunyai prasarana
pembangkit listrik tenaga air sungai, dan diperoleh dari data rencana
operasional pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang berasal dari
potensi ketersediaan alokasi air tahunan untuk tenaga listrik dan
ketinggian operasi PLTA.
(2) Dalam hal prasarana PLTA tidak dikelola oleh pengelola sumber daya
air di wilayah sungai, potensi daya air tahunan dihitung bersama
antara instansi pengelola PLTA dan pengelola sumber daya air di
wilayah sungai yang bersangkutan.
(3) Pontensi daya air tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

secara berkala dilaporkan kepada pejabat berwenang

Pasal 51
(1) Penggunaan air sungai dalam rangka kegiatan pengaturan dan
pengalokasian air sungai sebagaimana dimaksud pada Pasal 48 huruf
c dilakukan dengan menghitung penggunaan air sungai yang diperoleh
dari data seluruh pengguna air di wilayah sungai yang bersangkutan.

32

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 32/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

(2) Data penggunaan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat
oleh pengelola sumber daya air pada wilayah sungai yang
bersangkutan dengan berpedoman pada alokasi air tahunan yang
telah ditetapkan oleh pejabat berwenang, dan setiap pengguna air
tidak diperkenankan menggunakan air melebihi alokasi air seperti yang
telah ditetapkan.

Pasal 52
(1) Pengalokasian dan pemberian air sungai dalam rangka kegiatan
pengaturan dan pengalokasian air sungai sebagaimana dimaksud
pada Pasal 48 huruf d dilakukan oleh pengelola sumber daya air pada
wilyah sungai yang bersangkutan, berdasarkan atas alokasi air yang
telah ditetapkan oleh pejabat berwenang pengelola sumber daya air di
wilayah sungai yang bersangkutan.
(2) Dalam merencanakan pengalokasian dan pemberian air sungai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dipertimbangkan debit air
yang mengalir disebelah hilirnya untuk memenuhi seluruh pengguna
termasuk jumlah air tertentu untuk keperluan aliran pemeliharaan.
(3) Dalam hal dijumpai debit yang tersedia tidak mencukupi untuk
memenuhi debit yang telah ditetapkan, besaran pengalokasian dan
pemberian air dilakukan penyesuaian dengan koefisien debit tertentu.
(4) Dalam hal koefisien debit tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) sudah ditetapkan dan menjadi satu kesatuan dengan ketetapan air
yang telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, perhitungan

pengalokasian dan pemberian air sungai menggunakan koefisien debit


seperti yang telah ditetapkan oleh pejabat berwenang.
(5) Perhitungan pengalokasian dan pemberian air sungai sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) disertai dengan catatan prioritas alokasi air
pada kondisi ketersediaan air sungai mencapai 100%, 80%, 60%, 40%
dan sama atau kurang dari 20%.

33

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 33/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Pasal 53
(1) Perhitungan debit banjir sebagaimana dimaksud pada Pasal 48 huruf e
dilakukan oleh pengelola sumber daya air pada wilayah sungai yang
bersangkutan, berdasarkan data tinggi curah hujan dan/ atau tinggi
muka air pada stasiun pengamatan debit banjir
(2) Perhitungan debit banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan metode dan standar Indonesia yang telah ditetapkan
oleh pejabat berwenang.
(3) Stasiun pengamatan banjir dibuat beberapa lokasi yang akan dipakai
sebagai dasar pemantauan debit banjir, perjalanan puncak banjir, dan
sebagai dasar untuk kegiatan sistem perakiraan dan peringatan dini
bahaya banjir serta pengaturan banjir.

Pasal 54
(1) Penyusunan rancangan ketetapan alokasi air sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 48 huruf f ditentukan berdasarkan data besaran
ketersediaan air tahunan disetiap lokasi bangunan pengambilan.
(2) Rancangan ketetapan alokasi air sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) selanjutnya disampaikan kepada Pejabat berwenang Pengelola
Sumber Daya Air untuk ditetapkan sebagai ketetapan alokasi air
diwilayah sungai yang bersangkutan.

34

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 34/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 55
(1) Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan
meliputi:
a. pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana
sungai; dan
b. pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sungai.
(2) Pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi kegiatan :
a. persiapan pelaksanaan;
b. pelaksanaan;
c. pengendalian pelaksanaan; dan
d. rekomendasi teknis.

Bagian Kedua
Persiapan Pelaksanaan

Pasal 56
Persiapan pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 55 ayat (2) huruf a, meliputi kegiatan:

a. pengaturan dan pengalokasian air sungai;


b. pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunan
fungsi prasarana sungai;
c. perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai;
d. penyelenggaraan kegiatan konservasi sungai; dan
e. penyelenggaraan kegiatan pengembangan sungai.

35

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 35/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Pasal 57
Persiapan pelaksanaan kegiatan pengaturan dan pengalokasian air
sungai sebagaimana dimaksud pada Pasal 56 huruf a, meliputi:
a. pengecekan akhir data alokasi penggunaan/pengambilan air sungai;
b. pengecekan akhir kurva debit banjir yang akan digunakan untuk
pedoman pengoperasian prasarana pengelolaan banjir;
c. pengecekan terhadap kesiapan operasional sistem operasi pintu
pengambilan;
d. Pengecekan terhadap kesiapan operasional sistem operasi prasarana
banjir; dan
e. pengecekan akhir terhadap tenaga, operator, mekanik, bahan, dan
peralatan yang harus disiapkan.

Pasal 58
Persiapan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan untuk pencegahan
kerusakan dan/atau penurunan fungsi prasarana sungai sebagaimana
dimaksud pada Pasal 56 huruf b, meliputi:
a. pengecekan terhadap keberadaan dan berfungsinya papan-papan
larangan, papan pengaturan, patok-patok batas, papan peringatan dan
perangkat pengaman lainnya;
b. pengecekan akhir terhadap kesiapan gambar desain serta lokasi
kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang akan dilaksanakan;
c. pengecekan akhir terhadap penyediaan tenaga, bahan, peralatan, dan
pengaturan regu kerja serta rencana anggaran biaya; dan

d. pelatihan praktis mengenai jasa konstruksi dan jaminan mutu agar


tercapai kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditetapkan.

Pasal 59
Persiapan pelaksanaan kegiatan perbaikan terhadap prasarana sungai
sebagaimana dimaksud pada Pasal 56 huruf c, meliputi:
a. pengecekan akhir terhadap kesiapan gambar desain serta lokasi

kegiatan perbaikan yang akan dilaksanakan;

36

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 36/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

b. pengecekan akhir terhadap penyediaan tenaga, bahan, peralatan dan


pengaturan regu kerja serta rencana anggaran biaya;
c. pelatihan praktis mengenai jasa konstruksi dan jaminan mutu agar
tercapainya kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditetapkan; dan
d. dalam hal pekerjaan akan dilaksanakan oleh kontraktor, agar disusun
dokumen tender yang tersusun dalam paket-paket pekerjaan yang
akan menggambarkan lokasi, jenis pekerjaan, rencana anggaran
biaya, waktu pelaksanaan dan spesifikasi teknis.

Pasal 60
Persiapan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan konservasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 56 huruf d, meliputi:
a. pengecekan kesiapan akhir terhadap rencana pengambilan komoditas
tambang di sungai;
b. pengecekan akhir terhadap kesiapan gambar desain, serta lokasi
kegiatan perlindungan sungai;
c. pengecekan akhir terhadap pemanfaatan sempadan sungai, dataran
banjir dan danau paparan banjir, serta rencana pemasangan patok
batas garis sempadan sungai, dataran banjir dan danau paparan
banjir;
d. pengecekan akhir terhadap kesiapan penyediaan tenaga, bahan,
peralatan dan pengaturan regu kerja.
e. pengecekan terhadap keberadaan dan berfungsinya papan-papan

larangan pembuangan sampah ke sungai; dan


f. pengecekan akhir tentang ketersedianan aliran pemeliharaan dan
rencana ruas restorasi sungai.

37

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 37/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Pasal 61
Persiapan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan pengembangan sungai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56 huruf e meliputi:
a. pengecekan akhir tentang pengaturan pembatasan pemanfaatan
sungai;
b. pengecekan akhir tentang pengaturan pembatasan penggunaan air
sungai;
c. pengecekan akhir tentang pengaturan dan/atau pelarangan
pembuangan air limbah dan sampah; dan
d. pengecekan akhir terhadap kesiapan rencana perbaikan atau
pemeliharaan tebing dan/atau dasar sungai.

Bagian Ketiga
Pelaksanaan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan

Pasal 62

Pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 55 ayat (2) huruf b, meliputi kegiatan:
a. pengaturan dan pengalokasian air sungai;
b. pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunan
fungsi prasarana sungai;
c. perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai;
d. penyelenggaraan kegiatan konservasi sungai; dan
e. penyelenggaraan kegiatan pengembangan sungai.

Pasal 63
(1) Kegiatan pengaturan dan pengalokasian air sungai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 62 huruf a meliputi kegiatan pembuatan
laporan :
a. penggunaan/pengambilan air sungai;
b. pembuatan kurva debit banjir yang akan digunakan untuk
pedoman pengoperasian prasarana pengelolaan banjir;
38

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 38/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

c. pengoperasian pintu pengambilan;


d. pengoperasian prasarana banjir; dan
e. pemakaian tenaga (operator, mekanik, pembantu), bahan dan
peralatan.
(2) Setiap pelaksanaan kegiatan pengaturan dan pengalokasian air
sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dalam laporan
pelaksanaan kegiatan.

Pasal 64
(1) Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan
dan/atau penurunan fungsi prasarana sungai sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 62 huruf b, meliputi kegiatan:
a. pengecekan keadaan dan fungsi serta manfaat papan-papan
larangan, papan pengaturan, patok-patok batas, papan
peringatan dan perangkat pengaman lainnya;
b. pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang tertuang
dalam gambar terbangun (as built drawing),dan disertai dengan
keterangan pada bagian pekerjaan di lokasi yang telah
dilaksanakan;
c. pelaksanaan penggunaan jumlah tenaga, bahan, peralatan dan
pengaturan regu kerja serta rincian biaya yang telah digunakan
dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan
perbaikannya; dan
d. pembuatan tentang catatan dalam pelaksanaan pekerjaan dan

jaminan mutu tentang kualitas pekerjaan.


(2) Setiap pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disusun dalam laporan pelaksanaan kegiatan.

39

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 39/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Pasal 65
(1) Pelaksanaan kegiatan perbaikan terhadap kerusakan prasarana
sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 huruf c, meliputi
kegiatan:
a. pelaksanaan kegiatan perbaikan terhadap kerusakan prasarana
sungai yang tertuang dalam gambar terbangun (as built drawing),
dan disertai dengan keterangan pada bagian pekerjaan dilokasi
yang telah dilaksanakan;
b. pelaksanaan penggunaan jumlah tenaga, bahan, peralatan dan
pengaturan regu kerja serta rincian biaya yang telah digunakan
dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan terhadap kerusakan
prasarana sungai;
c. pembuatan catatan dalam pelaksanaan pekerjaan dan jaminan
mutu tentang kualitas pekerjaan; dan
d. dalam hal pekerjaan dilaksanakan oleh kontraktor, agar disusun
kegiatan pelaksanaan pekerjaan pemborongan yang meliputi:
 pembuatan catatan harian, mingguan, bulanan, triwulan yang
meliputi penggunaan tenaga, bahan dan peralatan serta
progres pekerjaan.
 pembuatan catatan pekerjaan selesai yang disertai dengan
laporan progres pekerjaan 100% (seratus persen) dan gambar
terbangun (as built drawing).
(2) Setiap pelaksanaan kegiatan perbaikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun dalam laporan pelaksanaan kegiatan.

Pasal 66
(1) Pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan konservasi sungai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 huruf d, meliputi kegiatan :
a. pengambilan komoditas tambang di sungai sesuai dengan
persyaratan :
 lokasi pengambilan;


volume pengambilan;

40

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 40/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

 kedalaman, lebar dan panjang pengambilan;


 peralatan yang digunakan;
 kualitas lingkungan (pencemaran air, kerapian bekas
galian); dan
 pemulihan tempat kerja.
b. pelaksanaan kegiatan pemeliharaan perlindungan sungai yang
tertuang dalam gambar terbangun (as built drawing) dan disertai
dengan keterangan pada bagian pekerjaan di lokasi yang telah
dilaksanakan;
c. pengecekan tentang kondisi dan pemanfaatn sempadan sungai,
dataran banjir dan danau paparan banjir, serta laporan keadaan,
fungsi dan manfaat patok batas garis sempadan;
d. pelaksanaan penggunaan jumlah tenaga, bahan, peralatan dan
pengaturan regu kerja serta rincian biaya yang telah digunakan
dalam pelaksanaan;
e. pembuatan catatan tentang keberadaan, fungsi dan manfaat
papan-papan larangan di tempat larangan pembuangan sampai
ke sungai;
f. pembuatan catatan ketersediaan aliran pemeliharaan di setiap
hilir bangunan pengambilan air sungai; dan
g. pembuatan catatan tentang pelaksanaan ruas restorasi sungai.
(2) Setiap pelaksanaan kegiatan konservasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disusun dalam laporan pelaksanaan kegiatan.

Pasal 67
(1) Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan terkait dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan pengembangan sungai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 62 huruf e, meliputi kegiatan:
a. pelaksanaan dan pengaruh pembatasan pemanfaatan sungai
yang meliputi:
 pencemaran sungai; dan

41

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 41/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

 ada/tidaknya gangguan aliran sungai dan/atau keruntuhan


tebing sungai
b. penggunaan air sungai dan pembatasan penggunaannya bagi
seluruh pengguna air sungai;
c. pembuatan catatan ada/tidaknya pembuangan air limbah dan
sampah ke sungai;
d. pelaksanaan perbaikan dan/atau pemeliharaan tebing dan/atau
dasar sungai yang meliputi:
 penggunaan jumlah tenaga, bahan, peralatan dan
pengaturan regu kerja serta rincian biaya yang telah
digunakan dalam pelaksanaan; dan
 pembuatan catatan harian, mingguan, bulanan, triwulan dan
progress pekerjaan serta gambar terbangun (as built
drawing).
(2) Setiap pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disusun dalam laporan pelaksanaan kegiatan.

Bagian Keempat
Pengendalian Pelaksanaan
Pasal 68
(1) Pengendalian pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2) huruf c, dilakukan
untuk pelaksanaan kegiatanyang dilaksanakan sendiri secara
swakelola, dikontrakkan serta pekerjaan yang dilaksanakan oleh Dinas

Provinsi/ Kabupaten/Kota, instansi terkait, badan usaha dan


masyarakat.
(2) Pengendalian pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi kegiatan:
a. pengendalian mutu;
b. pengawasan;
c. laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan; dan

d. laporan pekerjaan selesai.

42

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 42/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Pasal 69
Pengendalian mutu sebagaimana dimaksud pada Pasal 68 ayat (2) huruf
a dimulai sejak persiapan sampai pekerjaan selesai dan meliputi
pengendalian terhadap :
a. bahan;
b. peralatan ;
c. metoda;
d. tenaga; dan
e. pendanaan.

Pasal 70
(1) Kegiatan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat
(2) huruf b, dilakukan dengan:
a. pengawasan harian;
b. pengawasan berkala;
c. pengendalian kualitas (quality control) pekerjaan.
(2) Pengawasan harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
dilakukan oleh pertugas pengawas yang setiap waktu berada dilokasi
pekerjaan.
(3) Pengawasan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
dilaksanakan secara berkala dan/atau pada waktu tertentu, dan
dilakukan oleh tim pengawas yang terdiri dari unsur pengelola sumber
daya air diwilayah yang bersangkutan dan/atau dinas pemerintah
daerah terkait, instansi terkait serta dapat mengikut sertakan

masyarakat.
(4) Pengendalian kualitas (quality control) pekerjaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilakukan dengan:
a. pengendalian tenaga, bahan dan peralatan serta biaya
pelaksanaan;

43

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 43/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

b. pengendalian mutu kualitas hasil pekerjaan, dengan melakukan


test kualitas, bahan dan bangunan yang telah dikerjakan; dan
c. pengendalian kekuatan bangunan, dengan melakukan evaluasi
kekuatan bangunan yang dilaksanakan.

Pasal 71
(1) Pembuatan laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 68 ayat (2) huruf c, meliputi:
a. laporan harian, mingguan dan bulanan;
b. laporan penggunaan bahan, peralatan, tenaga dan keuangan untuk
pekerjaan swakelola;
c. laporan realisasi pekerjaan yang dikontrakkan; dan
d. laporan tahunan.
(2) Laporan bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan laporan pemantauan dan evaluasi bulanan, yang
mencakup:
a. jenis dan volume pekerjaan;
b. rencana dan realisasi fisik serta keuangan;
c. nilai bobot dalam % (persen), yaitu biaya dibagi volume yang telah
dilaksanakan;
d. kemajuan pekerjaan fisik, dalam bentuk grafik volume pekerjaan
dan waktu pelaksanaan; dan
e. nilai tertimbang dalam % (persen), yaitu bobot kemajuan biaya
serta kinerja fisik.

(3) Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dibuat oleh pelaksana kegiatan dan disampaikan kepada
pengelola sumber daya air diwilayah sungai yang bersangkutan
dan/atau dinas provinsi/kabupaten/kota serta instansi terkait sebagai
penanggung jawab pekerjaan.

44

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 44/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Pasal 72
(1) Laporan pekerjaan selesai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68
ayat (2) huruf d, meliputi
a. laporan pekerjaan selesai; dan
b. gambar terbangun (as built drawing).
(2) Laporan pekerjaan selesai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, meliputi kegiatan :
a. pemakaian tenaga kerja;
b. pemakaian bahan;
c. pemakaian peralatan;
d. keuangan yang digunakan;
e. volume masing-masing jenis bangunan;
f. waktu pelaksanaan;
g. kualitas hasil pekerjaan; dan
h. catatan selama waktu pelaksanaan pekerjaan.
(3) Gambar terbangun (as built drawing) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, meliputi:
a. situasi bangunan lengkap;
b. potongan memanjang bangunan;
c. potongan melintang bangunan; dan
d. keterangan/ catatan terhadap bagian bangunan yang dikerjakan.

Bagian Kelima
Rekomendasi Teknis

Pasal 73
(1) Rekomendasi teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2)
huruf d, meliputi:
a. pelaksanaan konstruksi pada ruang sungai;
b. pelaksanaan konstruksi yang mengubah aliran dan/atau alur
sungai;
c. pemanfaatan bantaran dan sempadan sungai;

45

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 45/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

d. pemanfaatan bekas sungai;


e. pemanfaatan air sungai selain untuk kebutuhan pokok sehari-hari
dan pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada;
f. pemanfaatan sungai sebagai penyedia tenaga air;
g. pemanfaatan sungai sebagai prasarana transportasi;
h. pemanfaatan sungai di kawasan hutan;
i. pembuangan air limbah ke sungai;
j. pengambilan komoditas tambang di sungai;
k. pemanfaatan sungai untuk perikanan menggunakan karamba atau
jaring apung;
l. usulan efisiensi pemakaian air sungai;
m. pengoperasian bangunan sungai yang tidak dikelola oleh pengelola
sumber daya air di wilayah sungai;
n. perubahan sistem operasi bangunan akibat rehabilitasi atau
penggantian bangunan;
o. pemanfaatan dataran banjir ; dan
p. alokasi air sungai;
(2) Rekomendasi Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat oleh
pengelola sumber daya air di wilayah sungai yang bersangkutan dan
disampaikan kepada pejabat berwenang.

BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Bagian Kesatu

Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan

Pasal 74
(1) Pemantauan evaluasi kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana
sungai serta pemeliharaan sungai, meliputi:
a. pemantauan dan evaluasi terhadap fungsi, kinerja dan manfaat dari
setiap prasarana sungai dan/atau masing-masing setiap hasil

kegiatan operasi dan pemeliharaan;

46

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 46/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

b. pemantauan dan evaluasi terhadap sistem sungai; dan


c. evaluasi keberhasilan kegiatan operasi dan pemeliharaan.
(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan terhadap kegiatan yang dilaksanakan sendiri secara
swakelola, dikontrakkan, maupun untuk kegiatan yang dilaksanakan
oleh dinas provinsi/kabupaten/kota, instansi terkait, badan usaha dan
masyarakat.

Bagian Kedua
Pemantauan dan Evaluasi Setiap Prasarana Sungai

Pasal 75
(1) Pemantauan dan evaluasi dari setiap prasarana sungai dan/atau
masing-masing hasil kegiatan operasi dan pemeliharaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 74 ayat (1) huruf a meliputi fungsi, kinerja dan
manfaat serta dalam kondisi apabila ada penyesuaian terhadap sistem
operasi prasarana sungai.
(2) Pemantauan dan evaluasi yang meliputi fungsi, kinerja dan manfaat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk menyusun
rencana kegiatan penyempurnaan selanjutnya.
(3) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan oleh petugas lapangan sebagai bagian dari kegiatan
inspeksi rutin di wilayah kerjanya setiap 15 (lima belas) hari sekali.

Bagian Ketiga
Pemantauan dan Evaluasi Terhadap Sistem Sungai

Pasal 76
(1) Pemantauan dan evaluasi terhadap sistem sungai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 74 ayat (1) huruf b, dimaksudkan untuk menilai
keberhasilan dan dampak yang diakibatkan oleh sistem prasarana
sungai yang ada terhadap sistem sungainya.

47

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 47/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


meliputi:
a. dampak prasarana sungai terhadap ruas sungai di tempat
prasarana sungai itu sendiri;
b. dampak prasarana sungai terhadap ruas sungai sekitarnya, antara
lain pengaruh perubahan arus sungai yang terjadi sehingga tebing
sungai di bagian lainnya menjadi longsor; dan
c. dampak kegiatan perbaikan/atau pemeliharaan terhadap sistem
sungai secara keseluruhan, antara lain pengerukan alur sungai
yang dapat menyebabkan degradasi/atau agradasi.
(3) Kegiatan pemantauan dan evaluasi terhadap sistem sungai
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Tim Penelusuran
Sungai yang beranggotakan dari unsur-unsur pengelola sumber daya
air di wilayah yang bersangkutan dan/atau mengikut sertakan unsur
dinas terkait dari pemerintah daerah, instansi terkait dan badan usaha
terkait.

Bagian Keempat
Evaluasi Keberhasilan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan

Pasal 77
(1) Evaluasi keberhasilan kegiatan operasi dan pemeliharaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat (1) huruf c, dimaksudkan
untuk menilai keberhasilan dari kegiatan operasi dan pemeliharaan
yang telah dikerjakan.
(2) Evaluasi keberhasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. terpenuhinya keberadaan prasarana sungai sesuai dengan fungsi,
kinerja dan manfaatnya;
b. terpenuhinya fungsi, kinerja dan manfaat sungai;
c. terjaganya kondisi sungai serta prasarana sungai;
d. biaya operasi dan pemeliharaan menjadi lebih efisien; dan
e. tercapainya umur efektif bangunan.

48

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 48/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

BAB VII
PENGOPERASIAN BANGUNAN
PENGELOLAAN BANJIR
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 78
Pengoperasian bangunan pengelolaan banjir merupakan kegiatan yang
dilakukan pada saat prabanjir dan pada saat kejadian banjir, yang
meliputi:
a. pemantauan debit banjir;
b. pengoperasian bangunan pengelolaan banjir; dan
c. pembuatan laporan peringatan dini bahaya banjir.

Bagian Kedua
Pemantauan debit banjir

Pasal 79
(1) Pemantauan debit banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf
a, dilaksanakan pada setiap bangunan pengelolaan banjir, dan
dimaksudkan untuk memantau setiap perubahan debit banjir;
(2) Pemantauan setiap perubahan debit banjir sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dimaksudkan sebagai pedoman pengoperasian pintu
dan/ atau bangunan pengelolaan banjir untuk kegiatan;

a. pengaturan debit banjir; dan


b. peringatan dini bahaya banjir.

49

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 49/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Bagian Ketiga
Pengoperasian bangunan pengelolaan banjir

Pasal 80
(1) Pengoperasian bangunan pengelolaan banjir sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 78 huruf b, dilaksanakan mengikuti perubahan ketinggian
muka air banjir seperti yang telah ditetapkan dalam sistem
pengoperasian oleh pejabat berwenang.
(2) Sistem pengoperasian bangunan pengelolaan banjir sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan ketentuan :
a. kapan harus dilakukan pengoperasian pintu dan/atau bangunan
pengelolaan banjir; dan
b. kapan harus dilakukan penutupan pintu dan/atau pemberhentian
pengoperasian bangunan pengelolaan banjir.
(3) Dalam hal terjadi kondisi muka air banjir dan/ atau debit banjir sudah
masuk dalam kategori bahaya, harus segera dilaporkan kepada
pejabat berwenang dan instansi terkait penanggulangan bencana.

Bagian Keempat
Pembuatan Laporan Peringatan Dini Bahaya Banjir

Pasal 81
(1) Pembuatan laporan peringatan dini bahaya banjir sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 78 huruf c, meliputi kegiatan :

a. pembuatan laporan di lokasi pengamatan banjir; dan


b. pembuatan laporan di lokasi yang diperhitungkan terancam banjir.
(2) Pembuatan laporan dilokasi pengamatan banjir, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi kegiatan :
a. melakukan pencatatan dan mengevaluasi data curah hujan dari
seluruh stasiun curah hujan di daerah aliran sungai;
b. menghitung/ atau melakukan kontrol terhadap batas terendah tinggi

curah hujan yang dapat menimbulkan banjir;

50

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 50/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

c. menghitung besaran debit banjir yang diperkirakan akan terjadi,


dan waktu yang akan diperkirakan untuk mencapai debit banjir
puncak;
d. membaca dan menghitung besaran debit banjir atas dasar tinggi
muka air yang terjadi di papan pos duga muka air, sesuai dengan
kurva debit yang ada;
e. besaran debit banjir yang terjadi, sebagai koreksi atas debit banjir
yang dihasilkan dari data curah hujan; dan
f. melaporkan besaran dan kecenderungan debit banjir yang terjadi
secara berkala kepada pejabat berwenang dan instansi terkait.
(3) Pembuatan laporan di lokasi yang diperhitungkan terancam banjir
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi kegiatan :
a. menghitung debit banjir sesuai dengan tinggi muka air yang terjadi
di papan pos duga muka air dan kurva debit yang ada;
b. mencatat waktu perjalanan puncak banjir (tp) dari lokasi
pengamatan banjir sampai lokasi yang akan diperhitungkan
terancam banjir; dan
c. melaporkan besaran dan kecenderungan debit banjir yang terjadi
secara berkala kepada pejabat yang berwenang dan instansi
terkait.

51

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 51/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

BAB VIII
PENDANAAN
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 82
Pendanaan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta
pemeliharaan sungai meliputi :
a. penyusunan pendanaan; dan
b. sumber dana.

Bagian Kedua
Penyusunan Pendanaan

Pasal 83
(1) Penyusunan pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82
huruf a disusun berdasarkan prioritas dengan urutan :
a. pengamanan jiwa manusia dan harta benda masyarakat;
b. mencegah potensi kerusakan yang lebih parah dan/atau
pemeliharaan darurat;
c. pengamanan objek vital;
d. berhubungan dengan kesehatan dan kebutuhan pokok manusia;
e. pemeliharaan preventif;
f. pemeliharaan korektif;

g. pemeliharaan berat;
h. rehabilitasi atau rekonstruksi;
i. penghijauan dan rehabilitasi, konservasi tanah;
j. pemetaan daerah rawan bencana; dan
k. perencanaan dan pengendalian penggunaan lahan.
(2) Biaya operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan
sungai ditetapkan berdasarkan angka kebutuhan nyata operasi dan

pemeliharaan (AKNOP).

52

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 52/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

Bagian Ketiga
Sumber Dana

Pasal 84
(1) Sumber dana untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana
sungai serta pemeliharaan sungai sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 82 huruf b berasal dari :
a. anggaran Pemerintah;
b. anggaran pemerintah daerah ;
c. anggaran swasta;
d. anggaran swadaya masyarakat;
e. hasil penerimaan dari biaya jasa pengelolaan sumber
daya air; dan
f. penyertaan pembiayaan operasi dan pemeliharaan antara instansi
yang berwenang dengan pemilik kepentingan.
(2) Pemerintah, pemerintah daerah, instansi pengelola terkait dan setiap
pengelola prasarana sungai diwajibkan mengalokasikan pendanaan
kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta
pemeliharaan sungai sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
pengelolaannya.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 85
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, ketentuan lain yang
mengatur mengenai tata cara operasi dan pemeliharaan prasarana sungai
serta pemeliharaan sungai selama tidak bertentangan dengan Peraturan
Menteri ini dinyatakan masih berlaku.

53

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 53/54
7/15/2019 Tata Cara Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai.docx

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 86
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Peraturan Menteri ini untuk disebarluaskan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan untuk diketahui dan dilaksanakan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal .. ............... 2011
MENTERI PEKERJAAN UMUM,

DJOKO KIRMANTO

http://slidepdf.com/reader/full/tata-cara-operasi-dan-pemeliharaan-prasarana-sungai-dan-pemeliharaan-sungaidocx 54/54

Anda mungkin juga menyukai