Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA PADA RANGKAIAN

AMPLIFIER OCL 150 WATT

A. DASAR TEORI
1. Kelas-kelas Penguat Amplifier
Penguat atau Amplifier diklasifikasikan ke dalam kelas-kelas sesuai dengan
karakteristik konstruksi dan operasinya masing-masing. Kelas penguat (amplifier)
sebagian besar disatukan menjadi dua kelompok dasar. Yang pertama adalah penguat
sudut konduksi yang dikontrol secara klasik membentuk kelas penguat yang lebih umum
dari penguat kelas A, B, AB dan C, yang ditentukan oleh lamanya keadaan konduksi
mereka pada beberapa bagian dari bentuk gelombang output, sehingga operasi transistor
tahap output terletak suatu tempat antara "sepenuhnya-ON" dan "sepenuhnya-OFF".
a. Rangkaian Penguat Kelas A

Gambar 1. Rangkaian Penguat Kelas A


Kelebihan :
1. Sinyal output yang dihasilkan sama persis dengan sinyal inputnya.

Kekurangan :
1. Efisiensi rendah sebesar 30 %, sehingga transistor cepat rusak.
b. Rangkaian Penguat Kelas B

Gambar 2. Rangkaian Penguat Kelas B

Kelebihan :
1. Efisensi sekitar 50 % lebih tinggi dari kelas A.
Kekurangan :
1. Dibutuhkan dua buah transistor (push pull) agar dapat menghasilkan gelombang
penuh pada outputnya.
2. Gelombang output menghasilkan cacat silang (cross distortion)
3. Tidak direkomendasikan untuk penguat audio.
c. Rangkaian Penguat Kelas AB

Gambar 3. Rangkaian Penguat Kelas AB


Kelebihan :
1. Efiseiensi tinggi sebesar 50 % - 60 %.
2. Bentuk gelombang output halus tanpa ada cacat silang dan sama dengan bentuk
gelombang inputnya.
Kekurangan :
1. Perlu diberi tambahan komponen dioda untuk membatasi tegangan Vbe pada
penguat akhir sehingga tidak menghasilkan gumming (penggemukan sinyal.
2. Diperlukan dua buah transistor agar dapat menghasilkan gelombang penuh pada
outputnya.

d. Rangkaian Penguat Kelas C

Gambar 4. Rangkaian Penguat Kelas C


Kelebihan :
1. Efisiensi tinggi sebesar 60 %.
Kekurangan :
1. Menghasilkan distorsi audio yang besar, hanya cocok untuk digunakan pada
Osilator gelombang sinusoida frekuensi tinggi dan jenis frekuensi radio tertentu.
2. Amplifier OCL 150 W
Amplifier OCL 150 Watt menggunakan prinsip transistor penguat kelas AB Push Pull.
Berikut adalah gambar rangkaian OCL 150 Watt :

Gambar 5. Rangkaian Amplifier OCL 150 Watt

Berikut ini adalah fungsi dari masing-masing komponen pada rangkaian Power Amplifier
OCL 150 Watt :
1) R1 (100 KΩ), berfungsi meredam “hum” atau suara “jedug” atau sinyal liar yang
mungkin timbul terutama pada saat amplifier dihidupkan tanpa rangkaian input.
2) C1 (100 nF), sebagai kopling, menyalurkan sinyal AC saja dan menahan/meredam
sinyal DC.
3) R3 (33 KΩ), memberi bias ke basis Q1 (A564) sekaligus membuat kapasitor
resonansi C2 lebih aktif. Gain bias bisa 2 hingga 4 kali lipat (sekitar 6dB) lebih kuat
dari amplifier lain.

4) R6 (33 KΩ), resistor gain. Semakin besar nilainya semakin besar pula
penguatannya. Penguatan & kejernihan suara berbanding terbalik.
5) R2 (560 Ω), kebalikan dari R6.
6) C2 (47uF), kapasitor resonansi, hanya bekerja pada arus AC. Menjamin R2 supaya
hanya meneruskan sinyal audio (di atas 20Hz) & menahan arus AC.
7) Q1 dan Q2 (A564), Stage input yang bekerja kebalikan. Q1 penguat non-inverting,
sedangkan Q2 penguat inverting. Untungnya stage ini menggunakan transistor
PNP. Transistor PNP biasanya jauh lebih linier dibanding NPN.
8) D1 (1N4148), D2 (1N4148), R4 (10 KΩ), R7 (560 Ω), Q4 (A564), membentuk
rangkaian regulator arus (Current Boost) untuk mensupply stage input. Dioda ini
tidak harus high speed, yang penting kuat membentuk tegangan sekitar 1.3V.
9) R4 (10 KΩ), Bias D1(1N4148) & D2 (1N4148), Semakin kecil semakin panas,
semakin panas semakin jernih. Menjamin Q1 & Q2 tidak kekurangan arus.
Kejernihan suara salah satunya ditentukan dari sini. Berfungsi juga untuk
membuang muatan kapasitor power supply, penting pada saat rangkaian dimatikan
dipegang untuk diperbaiki.
10) R10 dan R11 (100 Ω), C5 dan C6 (47 µF), membentuk rangkaian filter dengung &
osilasi yang mungkin terjadi dari kaki-kaki Q3 & Q4. Osilasi biasanya berupa sinyal
ultra treble halus yang bisa membuat heatsink/transistor power lebih panas.
11) D3, D4 dan D5 (1N4148), membentuk regulator tegangan bias untuk Q5 & Q6
(pengganti regulator 1,8-2,1 Volt) yang nilainya 3 x dioda = 1,8V - 2,1V. Menjaga
agar Transistor Final bekerja pada kelas AB.
12) R12 (100 Ω), menjaga supaya nilai tegangan bias tidak lebih dari 2,1V. Tegangan
bias ini bernilai tetap, berada di titik CT (kira kira -1V hingga +1V). Tegangan tetap
ini terombang-ambing ke atas dan ke bawah seperti getaran daun speaker.
Sebenarnya R ini bisa dihilangkan.
13) Q3 (D400), sebagai penguat sinyal tegangan (unbalanced). Menarik sinyal bias ke
rel negatif supply. Sedangkan yang menjaga/menarik sinyal bias ke rel positif supply
secara otomatis adalah R8 (2,2 KΩ) & R9 (4,7K). Output antara rel positif dan rel
negatif tegangannya mendekati simetris tetapi tidak sama kekuatan arusnya, oleh
sebab itu perlu rangkaian penguat arus pertama Q6 (D313) dan Q5 (B507) sebelum
diumpan ke transistor final.
14) C3 (100 pF), mengatasi noise & osilasi pada Q3 (D400)
15) C4 (47 µF), Bootstrap, menyesuaikan getaran tegangan bias tadi. Jalur referensi
yang dipakai bukan ground tetapi jalur speaker untuk mengimbangi getaran
tegangan bias. Menyesuaikan kekuatan getaran bass pada saat Continues speaker
bergerak ke depan.
16) Q5 (B507) & Q6 (D313), sebagai penguat arus pertama.
17) R13 & R14 (330 Ω), memberi supply arus ke Q5 (B507) & Q6 (D313), lewat
emitornya masing-masing. Sebaiknya resistor ini menggunakan daya 2 Watt karena
terhubung seri terhadap beban/speaker.
18) R15 & R16 (0,5 Ω/5W), memberi supply ke Q7 (TIP2955) & Q8 (TIP3055) lewat kaki
emitor. Resitor ini bernilai kecil karena kita menginginkan arus besar, biasanya
bernilai tidak lebih dari 0.5 Ohm.
19) Q7 (TIP2955) & Q8 (TIP3055), transitor daya sebagai penguat arus terakhir.

B. TUJUAN PRAKTIK
Setelah mengikuti praktik tentang identifikasi resistor, diharapkan siswa dapat :
1. Menjelaskan karakteristik kelas penguat transistor.
2. Menjelaskan prinsip kerja Amplifier OCL 150 Watt.
3. Menjelaskan fungsi-fungsi komponen pada OCL 150 Watt.
4. Melakukan assembly / pemasangan komponen Amplifier OCL 150 Watt pada
papan PCB.
5. Melakukan pengecekan tegangan pada Amplifier OCL 150 Watt.
6. Melakukan uji dengar rangkaian Amplifier OCL 150 Watt.

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIK

Nama
No. Spesifikasi Minimal Jumlah Keterangan
Alat/Komponen/Bahan
1 2 3 4 5
Alat
1. Bor meja/tangan 0,8 mm – 6mm 1 pc
2. Solder listrik 30 – 40 w 1 pc
3. Attractor Standar praktik 1 pc
4. Toolset Standar praktik 1 set
5. Multimeter 20 kΩ/Volt 1 pc
6. Radio/DVD player Standar praktik 1 pc
7. Catu daya + 15 – 30 V, simetris, 3 A 1 pc
8. Speaker 8 Ω/50 W 1 pc
Komponen
Nama
No. Spesifikasi Minimal Jumlah Keterangan
Alat/Komponen/Bahan
1 2 3 4 5
1. Resistor 100K 1pc
560 2pcs
33K 2pcs
10K 1pc
1K 1pc
2K2 1pc
4K7 1pc
100 3pcs
330 2pcs
0,5/5W 2pcs
2. Capacitor 100 pF 1pc
100 nF 1pc
47 uF 4pcs
3 Dioda 1N4148 5pcs
4 Transistor A564 3pcs
D400 1pc
TIP31 1pc
TIP32 1pc
TIP2955 1pc
TIP 3055 1pc
Bahan
1. Copperclade (PCB polos) 10 cm x 8 cm 1 lembar
2. Pelat pendingin Alumunium, L, 8x2 cm, 5 1pc
mm
3. Timah solder 60-40 1 rol
4. Kabel 0,7 mm, serabut tunggal Secukupny
a
5. Mata bor 0,8; 1,5 dan 3 mm 1 set

D. LANGKAH-LANGKAH PRAKTIK
1. Berdoa
2. Perhatikan penjelasan guru tentang prosedur keselamatan kerja di
Laboratorium.
3. Bekerjalah dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja baik
terhadap unit praktik maupun manusia.
4. Siapkan alat dan bahan praktik.
5. Lakukan identifikasi komponen menggunakan multimeter.
6. Pahami tata letak dan layout komponen pada PCB yang disediakan.
7. Lakukan assembly/pemasangan komponen sesuai dengan gambar tata
letak dan layout komponen pada PCB.
8. Setelah semua komponen terpasang dengan rapi, maka lakukan
pemasangan kabel pada posisi input dan output tegangan.
9. Lakukan instalasi pemasangan amplifier seperti gambar di bawah ini :

10. Ukurlah tegangan DC output pada sekala tegangan 50 VDC multimeter,


lalu catat hasil pengukurannya pada tabel.
11. Ukurlah tegangan AC output pada sekala tegangan 50 VAC multimeter
sambil diberi sinyal listrik lemah/diberi sentuhan tangan pada input +
amlplifier, lalu catat hasil pengukurannya pada tabel.
12. Tuliskan keterangan baik/rusak pada tabel hasil pengamatan.
13. Lakukan uji dengar rangkaian seperti gambar di bawah ini :

14. Catat hasil pengamatan pada Tabel Uji Dengar.


15. Selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula.
E. DATA HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan Tegangan

Tegangan Output (Volt) Keterangan


No
Tegangan DC Tegangan AC Baik/Rusak

1.

Tabel Hasil Uji Dengar

Kondisi Suara Keteragan


No. Volume
Bass Midle/Vokal Trible Baik/Rusak

1. Sedang

F. FOTO RANGKAIAN

Gambar 6. Foto Rangkaian Tampak Atas

Gambar 7. Foto Rangkaian Tampak Bawah


G. KESIMPULAN
1. Tegangan otuput AC yang besar dan DC nol, menunjukan potensi suara yang
dihasilkan jernih dan kuat.
2. Penguatan merata pada seluruh frekuensi audio.
3. Kualitas Bass cukup bagus.
4. Kerusakan pada salah satu komponen aktif akan dapat merusak komponen
lainnya dalam satu jalur.

Penyusun,

……..…………………..

Anda mungkin juga menyukai