KAJIAN TEORI
A. Teori-Teori Pendukung
1. Belajar dan Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan ke arah yang
lebih baik bagi seorang individu.Belajar menjadikan seorang
individu dari tidak tahu menjadi tahu, dari salah menjadi benar,
dari tidak terampil menjadi terampil dan sebagainya. Kegiatan
belajar bukan hanya sekedar memetakan pengetahuan dan
mentransfer ilmu dari guru ke siswa, namun juga merupakan
sebuah proses untuk dapat melibatkan individu belajar secara aktif
dan memahami pengetahuan dari pembelajaran yang dilakukan
sehingga orientasi dari proses belajar adalah memberikan
pengalaman untuk jangka panjang. (Mukhbitah, et al., 2019, p.
312). Belajar adalah sebuah proses
perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-
kemampuan lain (Ekayani, 2017).
Suryabrata et al.,(seperti dikutip dalam Ghufron, 2014)
mengemukakan bahwa pada dasarnya belajar merupakan sebuah
proses untuk melakukan perubahan perilaku seseorang, baik
lahiriah maupun batiniah. Perubahan menuju kebaikan, dari yang
jelak menjadi baik, proses perubahan tersebut dilakukan secara
adaptif, tidak mengabaikan kondisi lingkungannya. Perubahan
tersebut terjadi karena adanya akumulasi pengalaman seseorang
ketika melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. (p. 4)
Berdasarkan pendapat tersebut maka disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang
dan menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, perilaku dan
keterampilan serta pengalaman seseorang untuk menjadi lebih
baik.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Ada tiga wujud benda taitu, benda padat, cair dan gas. Ketiga
wujud benda ini dapat mengalami perubahan wujud dengan
cara yang berbeda. Perubahan wujud benda disebabkan oleh
lingkungan yang berubah, misalnya suhu lingkungan yang
panas atau dingin (Juwitaningsih, 2018). Perubahan wujud
suatu benda yang terjadi antara lain adalah beristiwa membeku,
mencair, menguap, mengembun, menyublim, dan mengkristal.
Menurut Amal et al. (2018) Benda dapat berubah wujudnya hal
ini dikarenakan zat yang terkandung dalam benda tersebut yang
dapat berubah sebagaimana di jelaskan perubahan wujud zat
adalah sebagai berikut :
a. Mencair
Mencair adalah Perubahan wujud zat padat menjadi cair, saat
zat mencair memerlukan energi kalor. Contoh peristiwa
mencair antara lain : es di panaskan, lilin di panaskan.
b. Membeku
Membeku adalah perubahan wujud zat cair menjadi padat.
Pada saat membeku melepaskan energi kalor. Contoh peristiwa
membeku antara lain air di dinginkan di bawah 0° , lilin cair
didinginkan dll.
c. Menguap
Menguap adalah perubahan wujut zat cair menjadi gas. Pada
saat tersebut zat memerlukan energi kalor. Contoh antara lain:
gelas berisi es bagian luarnya basa, titik air di pagi hari pada
tumbuhan dll.
d. Menyublim
Menyublim adalah perubahan wujud zat padat menjadi gas.
Saat penyubliman zat memerlukan energi kalor. Contoh antara
lain, kapur barus dll.
e. Mengkristal
Mengkristal adalah Perubahan wujud zat gas menjadi padat
pada saat pengkristalan zat melepaskan energi kalor. Contoh
peristiwa pengkristalan antara lain : salju, gas yang
didinginkan, dll.
B. Hasil Penelitian Relevan
Penelitian tentang Penerapan Metode Eksperimen untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Gunung Meletus Kelas V SD Negeri 196 Muaro Jambi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Peningkatan aktifitas belajar siswa dapat diukur dari
evaluasi siklus I dan siklus II dengan nilai aktifitas belajar siswa pada
siklus I sebesar 37% dan siklus II sebesar 56,5%. Sedangkan tes untuk
mengetahui hasil belajar siswa dapat diukur dari setiap siklusnya. Hasil
belajar siswa pada siklus I sebesar 70 (hampir mencapai KKM) dan hasil
belajar siswa pada siklus II sebesar 77 (mencapai KKM). Dengan
demikian hasil penelitian di SD Negeri 196 Muaro Jambi telah tercapai
dengan baik (Chasanah, 2019).
Penelitian tentang Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Kota Mukomuko. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat kemajuan yang signifikan. Pada akhir
siklus terdapat 18 (90%) siswa yang telah memenuhi KKM (Juita, 2019).
C. Kerangka Pikir
Pada umumnya pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri
Windusari 1 Kabupaten Magelang dilakukan seorang guru menggunakan
metode pembelajaran konvensional pada setiap pembelajaran yang
dilakukannya, pada proses pembelajaran juga guru kurang mengaktikan
siswa dalam pembelajaran, dalam penyampaian materi guru selalau
menggunakan metode ceramah, tanya dan penugasan terhadap siswa.
Sehingga pembelajaran terasa monoton dan membosankan. Sehingga dari
aspek siswa terlihat tidak aktif dalam pembelajaran, siswa sulit untuk
memahami pembelajaran yang diajarkan, siswa kurang termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar
siswa. Seharusnya guru berupaya mengoptimalkan pembelajaran yang
aktif, kreatif, dan menyenangkan, serta dapat berkomunikasi dengan baik
pada saat menyajikan pelajaran, sehingga siswa akan lebih mudah
menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Penerapan metode pembelajaran eksperimen merupakan salah satu
cara yang diharapkan akan menjadi metode pembelajaran yang dapat
memotivasi siswa dalam pembelajaran di kelas. penerapan metode
pembelajaran eksperimen akan membuat siswa merasakan tertantang,
mendapatkan pengetahuan, dan pengembangan sikap dalam pengalaman
belajarnya. Untuk kepentingan pembelajaran IPA pada materi perubahan
wujud benda. Tahapan metode eksperimen dalam proses mengamati suatu
obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan yang dapat
membuat siswa akan termotivasi dalam belajar, Sehingga pada akhirnya
pemahaman materi perubahan wujud benda siswa akan lebih baik dan
hasil belajar Siswa Kelas IV dapat meningkat.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat divisualisasikan dalam bentuk
bagan sebagai berikut: