Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teori-Teori Pendukung
1. Belajar dan Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan ke arah yang
lebih baik bagi seorang individu.Belajar menjadikan seorang
individu dari tidak tahu menjadi tahu, dari salah menjadi benar,
dari tidak terampil menjadi terampil dan sebagainya. Kegiatan
belajar bukan hanya sekedar memetakan pengetahuan dan
mentransfer ilmu dari guru ke siswa, namun juga merupakan
sebuah proses untuk dapat melibatkan individu belajar secara aktif
dan memahami pengetahuan dari pembelajaran yang dilakukan
sehingga orientasi dari proses belajar adalah memberikan
pengalaman untuk jangka panjang. (Mukhbitah, et al., 2019, p.
312). Belajar adalah sebuah proses
perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut
ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-
kemampuan lain (Ekayani, 2017).
Suryabrata et al.,(seperti dikutip dalam Ghufron, 2014)
mengemukakan bahwa pada dasarnya belajar merupakan sebuah
proses untuk melakukan perubahan perilaku seseorang, baik
lahiriah maupun batiniah. Perubahan menuju kebaikan, dari yang
jelak menjadi baik, proses perubahan tersebut dilakukan secara
adaptif, tidak mengabaikan kondisi lingkungannya. Perubahan
tersebut terjadi karena adanya akumulasi pengalaman seseorang
ketika melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. (p. 4)
Berdasarkan pendapat tersebut maka disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang
dan menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, perilaku dan
keterampilan serta pengalaman seseorang untuk menjadi lebih
baik.
b. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,


angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap mahasiswa dalam periode tertentu
dan dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari
suatu kegiatan pembelajaran yang disertai perubahan yang dicapai
mahasiswa.( Rosyid Moh. Zaiful, et al., 2019, p. 9).

Susanti (2019) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah


kemampuan menyelesaikan hal sulit, menguasai, mengungguli,
menandingi, dan melampaui mahasiswa lain sekaligus mengatasi
hambatan dan mencapai standar yang tinggi (p. 32-33) .

Helmawati (2018) mengungkapkan bahwa prestasi belajar


adalah hasil dari pembelajaran. Prestasi diperoleh dari evaluasi atau
penilaian. Setiap anak akan memiliki hasil belajar atau prestasi
yang berbeda antara satu dengan yang lain. Prestasi yang diperoleh
dari hasil pembelajaran setelah dinilai dan di evaluasi dapat saja
rendah, sedang ataupun tinggi (p. 36).
Dari beberapa pengertian prestasi belajar, dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil atau perubahan
pembelajaran yang dicapai dan suatu proses yang memungkinkan
timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari
terbentuknya respons utama, dengan syarat bahwa perubahan atau
munculnya tingkah baru itu bukan disebabkan oleh adanya
kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu
hal.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Rosyid et al., (2019) berpendapat bahwa faktor-faktor
prestasi belajar, yaitu : faktor internal adalah faktor yang datangnya
dari diri mahasiswa berupa faktor fisiologis ( kesehatan dan
keadaan tubuh), psikologis (minat, bakat, inteligensi, emosi,
kelelahan, dan cara belajar). Sedangkan faktor eksternal adalah
factor yang datangnya dari luar diri mahasiswa yang dipengaruhi
oleh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat, dan lingkungan alam (p. 10).
Menurut Helmawati (2018) faktor-faktor yang
memengaruhi prestasi belajar, yaitu (p. 34) :
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) Seperti faktor fisiologis
dan psikologis (inteligensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi).
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) Seperti faktor
lingkungan sosial (kondisi rumah), sarana dan prasarana
pendukung.
Dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang memengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal
adalah faktor dari dalam diri siswa yakni keadaan/kondisi jasmani
dan rohani siswa dan faktor eksternal adalah faktor dari luar siswa
yakni kondisi lingkungan keluarga (pola asuh orangtua),
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
2. Pembelajaran IPA di SD
a. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam atau juga sering disebut Kealaman
Dasar merupakan Ilmu Pengetahuan yang hanya mengkaji tentang
konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial tentang
gejala-gejala alam semesta. Ilmu alamiah mempunyai relativitas
artinya kebenaran yang ditemukan oleh manusia pada suatu saat
dapat disangkal (ditolak) atau diubah dengan kebenaran yang baru.
Teori yang tidak cocok lagi dengan hasil-hasil pengamatan baru
diganti dengan teori yang lebih memenuhi keperluan (Rahmadani,
2019 p. 3).
Ilmu Pengetahuan Alam suatu ilmu yang menawarkan
cara-cara kepada kita untuk dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan itu, IPA pun menawarkan cara kepada kita untuk dapat
memahami kejadian, fenomena, dan keragaman yang terdapat di
alam semesta, dan yang paling penting adalah IPA juga
memberikan pemahaman kepada kita bagaimana caranya agar kita
dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal
tersebut (Rahmadani 2019 p. 3).
IPA adalah ilmu yang mempelajari fenomene-fenomena
yang terjadi di alam semesta ini yang berkaitan dengan fakta,
konsep, prinsip, dan juga proses penemuan itu sendiri melalui
kegiatan empiric dan analisis yang dilakukan oleh para ilmuan
yang diperoleh dari pengalaman melalui proses penemuan itu
sendiri.(Rosmayasari, 2013 p. 10).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa,
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang keanekaragaman peristiwa yang terjadi di
alam semesta dan sekumpulan tentang objek dan fenomena alam
yang di peroleh dari alam dan hasil pemikiran dan penyelidikan
ilmuan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen.
b. Manfaat Mempelajari IPA
Menurut Chasanah (2019) mempelajari Ilmu Pengetahuan
Alam berguna agar kita bisa mengetahui segala hal mengenai
lingkungan hidup yang berhubungan dengan alam. Selain itu ada
beberapa manfaat lainnya (p. 11-12):
1) Menimbulkan rasa ingin tahu terhadap kondisi lingkungan alam.
2) Memberikan wawasan akan konsep alam yang berguna dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Ikut menjaga, merawat, mengelola, dan melestarikan alam.
4) Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide
mengenai lingkungan alam sekitar.
5) Konsep yang ada di Ilmu Pengetahuan Alam berguna untuk
menjelaskan berbagai peristiwa-peristiwa alam dan menemukan
cara untuk memecahkan permasalahan tersebut.
6) Menyadari pentingnya alam dalam kehidupan sehari-hari.
Dari beberapa manfaat diatas dapat disimpulkan bahwa IPA
mempunyai banyak manfaat, dengan mempelajari IPA dapat
mengetahui lingkungan alam sekitar dan fenomena alam yang
dijumpai di kehidupan.
3. Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode Eksperimen
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara
pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu
proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
Helmiati, (2012) mengatakan peranan guru dalam metode
eksperimen adalah memberi bimbingan agar eksperimen itu
dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi kekeliruan atau
kesalahan (p. 73).
Hendawati (2017) berpendapat bahwa metode eksperimen
adalah metode belajar mengajar yang sesuai untuk pembelajaran
IPA dengan memberikan kondisi belajar kepada siswa agar dapat
mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas secara
optimal (p. 16).
Metode Eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana
siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal ,mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
(Juita, 2019 p. 45).
b. Langkah Langkah Menggunakan Metode Eksperimen
Menurut Sumiati dan Asra dalam (Juita, 2019) adapun
langkah-langkah dalam melaksanakan metode eksperimen sebagai
berikut (p. 45):
1) Langkah Umum
a) Merumuskan tujuan yang jelas tentang kemampuan apa
yang akan dicapai siswa.
b) Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan siswa.
c) Memeriksa apakah semua peralatan itu dalam keadaan
berfungsi atau tidak.
d) Menetapkan Langkah pelaksanaan agar efisien.
e) Memperhitungkan/menetapkan alokasi waktu.
2) Langkah-langkah Eksperimen
a) Memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang harus
dilakukan dalam eksperimen.
b) Membicarakan dengan siswa tentang langkah yang
ditempuh, materi pelajaran yang diperlukan dan hal yang
perlu dicatat.
c) Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu
siswa selama eksperimen.
d) Menetapkan apa tindak lanjut eksperimen.
c. Hal yang perlu diperhatikan dalam eksperimen
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan
efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat
dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi setiap siswa.
2) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti
yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membayakan,
maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan
harus baik dan bersih.
3) Perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan,
maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka
menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari
itu.
4) Dalam melaksanakan eksperimen berarti sedang belajar dan
berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab perlu
diberikan petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping
memperoleh pengetahuan, pengamatan serta keterampilan, juga
kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru
dalam memilih objek eksperimen itu.
5) Tidak semua masalah bisa dieksperimen, seperti masalah
mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan
keyakianan manusia. Kemungkinan lain karna sangat
terbatasnaya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa
diadakan percobaan kerena alatnya belum ada.
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Anitah menjelaskan kelebihan dan kelemahan metode eksperimen
adalah sebagai berikut (Mayangsari, et al,. 2014 p. 28) :
1) Kelebihan metode eksperimen :
a) membangkitkan rasa ingin tahu siswa
b) membangkitkan sikap ilmiah siswa
c) membuat pembelajaran bersifat aktual
d) membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu.
2) Kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan perlu
diantisipasi oleh guru jika menerapkan metode eksperimen, di
antaranya:
a) memerlukan alat dan biaya yang cukup banyak
b) memerlukan waktu yang relatif lama
c) sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen

4. Perubahan Wujud Benda


Wandini (2022) menyampaikan Sifat dan Perubahan Wujud Benda,
berdasarkan bentuknya, benda dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, yaitu (p. 1999-2000):
a. Benda Padat
1) Bentuk dan volume tetap.
2) Menempati ruang dan memiliki bobot.
3) Dapat diubah dengan cara tertentu.
b. Benda Cair
1) Bentuknya berubah sesuai dengan wadah, tetapi ukurannya
tetap sama.
2) Permukaannya selalu datar dan luas.
3) Dapat masuk ke celah-celah kecil.
4) Mengalir dari atas hingga kebawah.
5) Menekan ke segala arah.
c. Benda Gas
1) Bentuk dan volume berubah sesuai dengan bentuk dan
volume yang tidak sesuai.
2) Berikan tekanan ke segala arah.
3) Kompresibel dan berat.
4) Umumnya tidak bisa dilihat langsung oleh mata.
5) Contoh benda gas: asap, udara dan gas alam.

Ada tiga wujud benda taitu, benda padat, cair dan gas. Ketiga
wujud benda ini dapat mengalami perubahan wujud dengan
cara yang berbeda. Perubahan wujud benda disebabkan oleh
lingkungan yang berubah, misalnya suhu lingkungan yang
panas atau dingin (Juwitaningsih, 2018). Perubahan wujud
suatu benda yang terjadi antara lain adalah beristiwa membeku,
mencair, menguap, mengembun, menyublim, dan mengkristal.
Menurut Amal et al. (2018) Benda dapat berubah wujudnya hal
ini dikarenakan zat yang terkandung dalam benda tersebut yang
dapat berubah sebagaimana di jelaskan perubahan wujud zat
adalah sebagai berikut :

a. Mencair
Mencair adalah Perubahan wujud zat padat menjadi cair, saat
zat mencair memerlukan energi kalor. Contoh peristiwa
mencair antara lain : es di panaskan, lilin di panaskan.
b. Membeku
Membeku adalah perubahan wujud zat cair menjadi padat.
Pada saat membeku melepaskan energi kalor. Contoh peristiwa
membeku antara lain air di dinginkan di bawah 0° , lilin cair
didinginkan dll.
c. Menguap
Menguap adalah perubahan wujut zat cair menjadi gas. Pada
saat tersebut zat memerlukan energi kalor. Contoh antara lain:
gelas berisi es bagian luarnya basa, titik air di pagi hari pada
tumbuhan dll.
d. Menyublim
Menyublim adalah perubahan wujud zat padat menjadi gas.
Saat penyubliman zat memerlukan energi kalor. Contoh antara
lain, kapur barus dll.
e. Mengkristal
Mengkristal adalah Perubahan wujud zat gas menjadi padat
pada saat pengkristalan zat melepaskan energi kalor. Contoh
peristiwa pengkristalan antara lain : salju, gas yang
didinginkan, dll.
B. Hasil Penelitian Relevan
Penelitian tentang Penerapan Metode Eksperimen untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Gunung Meletus Kelas V SD Negeri 196 Muaro Jambi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Peningkatan aktifitas belajar siswa dapat diukur dari
evaluasi siklus I dan siklus II dengan nilai aktifitas belajar siswa pada
siklus I sebesar 37% dan siklus II sebesar 56,5%. Sedangkan tes untuk
mengetahui hasil belajar siswa dapat diukur dari setiap siklusnya. Hasil
belajar siswa pada siklus I sebesar 70 (hampir mencapai KKM) dan hasil
belajar siswa pada siklus II sebesar 77 (mencapai KKM). Dengan
demikian hasil penelitian di SD Negeri 196 Muaro Jambi telah tercapai
dengan baik (Chasanah, 2019).
Penelitian tentang Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Kota Mukomuko. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat kemajuan yang signifikan. Pada akhir
siklus terdapat 18 (90%) siswa yang telah memenuhi KKM (Juita, 2019).
C. Kerangka Pikir
Pada umumnya pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri
Windusari 1 Kabupaten Magelang dilakukan seorang guru menggunakan
metode pembelajaran konvensional pada setiap pembelajaran yang
dilakukannya, pada proses pembelajaran juga guru kurang mengaktikan
siswa dalam pembelajaran, dalam penyampaian materi guru selalau
menggunakan metode ceramah, tanya dan penugasan terhadap siswa.
Sehingga pembelajaran terasa monoton dan membosankan. Sehingga dari
aspek siswa terlihat tidak aktif dalam pembelajaran, siswa sulit untuk
memahami pembelajaran yang diajarkan, siswa kurang termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar
siswa. Seharusnya guru berupaya mengoptimalkan pembelajaran yang
aktif, kreatif, dan menyenangkan, serta dapat berkomunikasi dengan baik
pada saat menyajikan pelajaran, sehingga siswa akan lebih mudah
menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Penerapan metode pembelajaran eksperimen merupakan salah satu
cara yang diharapkan akan menjadi metode pembelajaran yang dapat
memotivasi siswa dalam pembelajaran di kelas. penerapan metode
pembelajaran eksperimen akan membuat siswa merasakan tertantang,
mendapatkan pengetahuan, dan pengembangan sikap dalam pengalaman
belajarnya. Untuk kepentingan pembelajaran IPA pada materi perubahan
wujud benda. Tahapan metode eksperimen dalam proses mengamati suatu
obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan yang dapat
membuat siswa akan termotivasi dalam belajar, Sehingga pada akhirnya
pemahaman materi perubahan wujud benda siswa akan lebih baik dan
hasil belajar Siswa Kelas IV dapat meningkat.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat divisualisasikan dalam bentuk
bagan sebagai berikut:

Pembelajaran IPA siswa kelas IV


di SD Negeri Windusari 1

Aspek Guru : Aspek Siswa :


1. Kurang mengaktifkan siswa 1. Tidak aktif dalam
dalam pembelajaran pembelajaran.
2. Selalu menggunakan 2. Kurang termotivasi
metode ceramah, Tanya mengikuti pembelajaran.
jawab, dan penugasan. 3. Sulit memahami
pembelajaran yang
3. Pembelajaran monoton diajarkan
dan membosankan

Hasil Belajar IPA Sisa Kelas IV Rendah


D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan sebelumnya,
dan untuk merelevansikan permasalahan yang diajukan, hipotesis tindakan
yang diajukan adalah jika Metode eksperimen diterapkan dalam
pembelajaran IPA tentang perubahan wujud benda pada siswa kelas IV SD
Negeri Windusari 1 Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang maka
aktivitas dan prestasi belajar siswa bisa meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Mukhbitah, I., Mulyasari, E., & Robandi, B. (2019). Penerapan Metode


Eksperimen Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep IPA di Kelas V
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(2), 312–321.
https://doi.org/10.17509/jpgsd.v4i2.20561
Ekayani, P. (2017). (2017). Pentingnya Penggunaan Media Pembelajaran untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal PGSD, Undiksha, March.
Ghufron, M. dan Risnawati, N.R. (2014). Teori - Teori Psikologi. Yogyakarta:
ArRuzz Media.
Rosyid, Moh. Zaiful, dkk. 2019. Prestasi Belajar. Jawa Timur : Literasi
Nusantara.
Susanti, L. (2019). Prestasi Belajar Akademik dan Non Akademik (Malang).
Literasi Nusantara Abadi.
Helmawati. (2018). Mendidik Anak Berprestasi Melalui 10 Kecerdasan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Rosyid, Moh. Zaiful, dkk. 2019. Prestasi Belajar. Jawa Timur : Literasi
Nusantara.
Ramadhani, I. P., & Ayudia, F. (2019). Pengaruh Pemberian Minuman Jahe
(Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan Emesis
Gravidarum Trimester Pertama. Jik- Jurnal Ilmu Kesehatan, 3(2), 97.
https://doi.org/10.33757/jik.v3i2.231
Helmiati. 2012. Model Pembelajaran. Sleman Yogyakarta:Aswaja Pressindo.
Asra, Sumiati. 2016. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Mayangsari Putri, Suharno, Bambang Widarno. 2018. Pengaruh
Transparansi, Akuntabilitas, Pengawasan Keuangan Desa Terhadap
Kinerja Pemerintah Desa. Jurnal Akuntansi dan Ssitem Teknologi
Informasi Vol. 14, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai