Analisis Perbandingan Kode Etik PR
Analisis Perbandingan Kode Etik PR
A. Tabel persamaan dan perbedaan antara “Kode Etik Perhumasan Indonesia” dan “Kode Etik
Profesi APPRI.”
No Kode Etik Perhumasan Indonesia Kode Etik Profesi APPRI
1. Menjalankan kegiatan profesi Dalam menjalankan kegiatan
kehumasan dengan memperhatikan profesionalnya, seorang anggota wajib
kepentingan masyarakat serta harga menghargai kepentingan umum dan
diri anggota masyarakat. menjaga harga diri setiap anggota
(Pasal 3 ayat 1) masyarakat. (Pasal 1)
2. Berlaku jujur dalam berhubungan Menjadi tanggung jawab pribadinya
dengan klien atau atasan. untuk bersikap adil dan jujur terhadap
(Pasal 2 ayat 1) klien, baik yang mantan maupun yang
sekarang, dan terhadap sesama anggota
Asosiasi, anggota media komunikasi
serta masyarakat luas. (Pasal 1)
3. Tidak menyebarluaskan informasi Seorang anggota tidak akan
yang tidak benar atau yang menyebarluaskan, secara sengaja dan
menyesatkan sehingga dapat menodai tidak bertanggung jawab, informasi
PERSAMAAN
B. Analisis Kode Etik Perhumasan Indonesia dan Kode Etik Profesi APPRI
Kode Etik Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumasan) Indonesia memiliki prinsip
utama menghormati nilai-nilai budaya dan sosial masyarakat yang ada di Indonesia,
mengedepankan kejujuran dan intergritas dalam komunikasi, menyediakan informasi yang akurat
dan bertanggung jawab dalam melindungi klien dan masyarakat umum. Peran yang dibuahkan
dari kode etik ini bersifat nyata dan sungguh-sungguh dalam upaya memasyarakatan kepentingan
yang ada di Indonesia. Dengan mengedepankan klien, kode etik ini akan menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan antar Warga Negara Indonesia yang selaras demi terwujudnya
persatuan dan kesatuan bangsa. Diharapkan dengan adanya kode etik ini dapat membantu untuk
kepentingan Indonesia. Kode etik ini dapat memastikan kerahasiaan informasi klien, tidak
mengungkapkan informasi yang melanggar etika atau hukum serta melayani kepentingan terbaik
untuk klien. Dengan adanya media, kode etik ini dapat berkomunikasi secara jujur dan
transparan, informasi yang diberikan dari anggota tidak menyesatkan media atau publik sehingga
tidak menyalahgunakan hubungan dengan media. Dijelaskan bahwa anggota humas tidak akan
melakukan manipulasi opini publik karena proses komunikasi yang berada didalamnya ini yang
akan mendorong partisipasi masyarakat sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi
masyarakat. jika tidak dengan sengaja merusak dan mencemarkan reputasi atau tindak
professional sejawatnya yang telah melanggar kode etik ini, maka bukti-bukti wajib disampaikan
kepada Dewan Kehormatan Perhumas Indonesia. Anggota humas yang melakukan tindak
pelanggaran kode etik harus ditindak sesuai prosedur yang ada dan akan dikenakan sanksi atau
tindakan yang setimpal. Disamping adanya kode etik ini juga harus menghormati keputusan etika
yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi Public Relations Indonesia.
Kode Etik Profesi Asosiasi Profesi Public Relations Indonesia (APPRI) memiliki prinsip
utama menmbangun hubungan yang baik dengan pihak-pihak yang berkaitan, mengedepankan
kejujuran integritas dan profesionalisme. Didalam kode etik ini tentunya seorang anggota bisa
melayani klien dengan totalitas yang dapat menjaga kerahasiaan informasi yang bersifat penting.
Kode etik ini juga memberikan jaminan informasi akurat, jujur dan fakta adanya yang nantinya
tidak akan mengalami praktik-praktik komunikasi yang dapat merugikan kepentingan klien atau
masyarakat. Kode etik ini lebih menjaga hubungan professional dengan klien sehinga kegiatan
yang dilakukan oleh keduanya tidak akan merugikan integritas media komunikasi seperti yang
sudah dijelaskan pada isi kode etik. Anggota yang berikatan kode etik ini tidak akan melibatkan
dirinya dalam kegiatan yang secara sengaja bermaksud memecahkan belah pihak ataupun
menyesatkan. Terkait dalam keuangan, seorang anggota tidak akan menerima pembayaran
ataupun imbalan yang bergatung pada hasil pekerjaan Public Relations. Jika terdapat anggota
yang memperoleh orang atau orgnisasi lain untuk bertindak sedemikian rupa dan berlawanan
dengan kode etik ini, maka hal tersebut akan dianggap melanggar kode etik ini. Seorang anggota
yang berpegang Kode Etik Profesi APRI harus menjunjung tinggi kode etik ini dan menjaga
nama baik citra profesi sehingga jika seorang anggota bertindak untuk klien yang tergabung
dalam suatu profesi maka is harus menghargai kode etik dari profesi tersebut dan tidak akan turut
kedalam kegiatan yang dapat mencemarkan kode etik tersebut.