Anda di halaman 1dari 12

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem

Perusahaan biasanya memiliki sistem masing-masing, dikarenakan

sistem merupakan suatu tujuan bersama dalam menjalankan perusahaan

agar mampu menjadi perusahaan seperti yang diharapkan. Tanpa adanya

sistem maka tujuan perusahaan tidak akan mampu berjalan lancar,

kegiatan yang tersistem dengan baik akan menghasilkan tujuan yang

maksimal. Oleh karena itu, sistem memiliki peran yang sangat penting

pada suatu perusahaan agar menjadi lebih maju.

Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat

berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

mencapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu

berulangkali atau yang secara rutin terjadi.

Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang

terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi,2008 :

5).

Suatu sistem adalah suatu entity (kesatuan) yang terdiri dari bagian-

bagian yang saling berhubungan (disebut subsistem) yang bertujuan untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu. Sistem adalah suatu kerangka dari

prosedur-prosedur uang berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu

commit to user

4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac5.i

skema yang menyeluruh (terintegrasikan) untuk melaksanakan suatu

kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.

B. Pengertian Prosedur

Prosedur merupakan langkah-langkah yang dilakukan suatu perusahaan

dengan berdasar pada sistem yang ada secara kontinyu atau berulang.

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan

beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk

menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi

berulang-ulang (Mulyadi,2008 : 5).

C. Uang Duka Wafat

1. Pengertian Uang Duka Wafat

Uang Duka Wafat adalah jaminan sosial dari pemerintah untuk

keluarga atau ahli waris peserta pensiun atau peserta Taspen yang

meninggal dunia sebesar tiga kali penghasilan yang diterima oleh

penerima pensiun pada bulan terakhir sebelum wafat tanpa potongan

(berdasarkan PP Nomor 4 tahun 1982). Selain Uang Duka Wafat

sebagaimana tersebut diatas diberikan pula asuransi kematian (Askem)

yang besarnya ditetapkan dalam Surat keputusan Direksi PT. Taspen

(Persero) Nomor SK 44/DIR/2004.

Uang Duka Wafat Punah adalah jaminan sosial peserta Taspen

yang telah meninggal dunia namun tidak meninggalkan ahli waris (anak,

istri, suami) masih akan dapat diterima dengan persyaratan melampirkan

surat asli kuasa ahli warcisomymanitg todiussaehrkan Kepala

Kelurahan dan surat


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac6.i

penunjukan yang bertanggung jawab tentang penguburan yang telah

ditandatangani Kepala Kelurahan.

Uang Duka Wafat sebesar tiga kali gaji terakhir yang diterima tanpa

potongan, dapat memilih gaji yang terbesar. (Wawancara narasumber,

Firmansyah Alam, tahun 2013)

Uang Duka Wafat merupakan asuransi jiwa, berdasarkan beberapa ahli

mengemukakan adanya prinsip ekonomi yang berkaitan dengan adanya

asuransi jiwa.

1.) Prinsip Ekonomi

Yang dimaksud adalah alasan-alasan ekonomi yang mendorong

manusia menggunakan asuransi jiwa. Jenis resiko yang mempengaruhi

nilai ekonomi hidup manusia dan menjadi alasan timbulnya kebutuhan

atau memerlukan asuransi jiwa adalah sebagai berikut :

a.) Resiko Kematian

Peristiwa ini pasti terjadi namun kapan terjadinya tidak diketahui.

Peristiwa kematian menyebabkan penghasilan lenyap dan

mengakibatkan kesukaran ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan

atau orang-orang yang menjadi tanggungan.

b.) Resiko sebagai akibat hari tua

Peristiwa hari tua pasti terjadi, namun berapa lama kehidupan hari

tua itu berlangsung tidak diketahui.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac7.i

c.) Resiko kecelakaan atau sakit

Peristiwanya tidak pasti menimbulkan kematian atau

ketidakmampuan.

Merosotnya kondisi kesehatan dapat menimbulkan ketidakmampuan

sehingga mengakibatkan kesukaran ekonomi bagi dirinya sendiri

maupun keluarga.

Kerugian ekonomi dimaksud dapat dikurangi karena di dalam

asuransi jiwa terdapat perlindungan dan tabungan yaitu :

a.) Unsur Perlindungan

Dengan membayar premi berarti orang memperoleh perlindungan

atau jaminan yang besarnya ditetapkan sebelumnyabaik untuk diri

sendiri maupun orang lain yang berkepentingan atas hidupnya.

b.) Unsur Tabungan

Dengan membayar premi berarti orang sadar untuk menyisihkan

sebagian pendapatannya untuk menghimpun dana yang dapat

membantu mengatasi kesulitan keuangan pada waktu tertentu.

2. Penerima Pensiun

Penerima pensiun menurut PP Nomor 4 Tahun 1982 tanggal 11 Februari

(Jakarta) adalah sebagai berikut :

commit to
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac8.i

Pasal 1

a.) Pensiun Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi atau Lembaga

Tinggi Negara

b.) Pensiunan Menteri Negara Republik Indonesia

c.) Pensiunan Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah

d.) Penerima Tunjangan Perintis Pergerakan Kebangasaan atau

Kemerdekaan

e.) Penerima Tunjangan Anggota Komite Nasional Indonesia Pusat

f.) Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

g.) Pensiunan Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

h.) Penerima Tunjangan Veteran Republik Indonesia

i.) Penerima Pensiun Janda atau Duda Pensiun sebagaimana dimaksud

huruf a sampai dengan huruf h.

Pasal 2

Ayat 1

Apabila penerima pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

huruf a sampai dengan huruf h wafat, kepada isteri atau suaminya

diberikan uang duka wafat sebesar 3 (tiga) kali penghasilan

sebulan dengan ketentuan serendah-rendahnya Rp. 100.000,-

(seratus ribu rupiah).

Ayat 2

Apabila penerima pensiun janda/duda, sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 1 hcuormufmiit twoaufaste,r kepada anak yatim

piatu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac9.i

ditinggalkannya diberikan uang duka wafat sebesar 3 (tiga) kali

penghasilan sebulan dengan ketentuan serendah-rendahnya Rp.

75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah).

Ayat 3

Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)

adalah sebesar penerimaan penghasilan pensiun yang diterima

oleh penerima pensiun dalam bulan terakhir sebelum wafat tanpa

potongan.

Ayat 4

Apabila penerima pensiun yang wafat tidak meninggalkan isteri

atau suami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), uang duka

wafat itu diberikan kepada anaknya.

Ayat 5

Apabila penerima pensiun yang wafat tidak meninggalkan isteri

atau suami ataupun anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

ayat (2), dan ayat (4), uang duka wafat itu diberikan kepada orang

tuanya.

Ayat 6

Apabila penerima pensiun yang wafat tidak meninggalkan isteri,

suami, anak, ataupun orang tua, uang duka wafat itu diberikan

kepada ahli warisnya.

commit to
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c

Pasal 3

Apabila penerima pensiun yang wafat menerima beberapa jenis

pensiun, atau disamping pensiun menerima gaji sebagai Pegawai

Negeri/Pegawai Bulanan/Pejabat Negara, kepada keluarga yang

berhak menerima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 hanya

diberikan 1 (satu) uang duka wafat dengan dasar perhitungan

menurut jenis pensiun atau gaji yang paling menguntungkan.

Pasal 4

Ketentuan teknis pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini ditetapkan

lebih lanjut oleh Menteri Keuangan dan Kepala Badan

Administrasi Kepegawaian Negara, baik secara bersama-sama

ataupun secara sendiri-sendiri menurut bidang tugasnya masing-

masing.

Pasal 7

Ayat 1

Kepada istri atau suami Pegawai Negeri Sipil yang tewas diberikan

uang duka tewas sebesar 6 (enam) kali penghasilan sebulan dengan

ketentuan serendah-rendahnya RP. 500.000,- (lima ratus ribu

rupiah).

Ayat 2

Apabila Pegawai Negeri Sipil yang tewas tidak meninggalkan isteri


commit to user
atau suami, maka uang duka tewas itu diberikan kepada anaknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c

Ayat 3

Apabila Pegawai Negeri Sipil yang tewas tidak meninggalkan isteri

atau suami ataupun anak, maka uang duka tewas itu diberikan

kepada orang tuanya.

Ayat 4

Apabila Pegawai Negeri Sipil yang tewas tidak meninggalkan

isteri, suami, anak ataupun orang tua, maka uang duka tewas itu

diberikan kepada ahli waris lainnya.

Pasal 8

Biaya pemakaman bagi Pegawai Negeri Sipil yang tewas

ditanggung oleh Negara.

Pasal 9

Tewasnya Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 dan Pasal 8 harus dibuktikan dengan surat pernyataan dari

pejabat yang berwenang dan surat keterangan atau berita acara dari

pejabat yang berwajib.

Pasal 10

Uang duka tewas dan biaya pemakaman sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 dan Pasal 8 diberikan dengan surat keputusan pejabat

yang berwenang, setelah ada persetujuan atau dengan


commit to
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c

memperhatikan pertimbangan teknis Kepala Badan Administrasi

Kepegawaian Negara.

Pasal 11

Ayat 1

Kepada isteri atau suami Pegawai Negeri Sipil yang wafat

diberikan uang duka wafat sebesar 3 (tiga) kali penghasilan sebulan

dengan ketentuan serendah-rendahnya Rp.100.000,- (seratus ribu

rupiah).

Ayat 2

Apabila Pegawai Negeri Sipil yang wafat tidak meninggalkan isteri

atau suami, maka uang duka wafat itu diberikan kepada anaknya.

Ayat 3

Apabila Pegawai Negeri Sipil yang wafat tidak meninggalkan lsteri

atau suami ataupun anak, maka uang duka wafat itu diberikan

kepada orang tuanya.

Ayat 4

Apabila Pegawai Negeri Sipil yang wafat tidak meninggalkan

isteri, suami, anak ataupun orang tua, maka uang duka wafat itu

diberikan kepada ahli waris lainnya.

commit to
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c

Ketentuan Umum pada Pasal 1 :

a.) Tewas adalah :

1.) Meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajiban atau,

2.) Meninggal dunia dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan

dinas, sehingga kematian itu disamakan dengan meninggal dunia

dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya, atau

3.) Meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh luka atau cacat

rohani atau jasmani yang didapat dalam dan karena menjalankan tugas

kewajibannya, atau

4.) Meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung

jawab ataupun sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu

b.) Wafat adalah meninggal dunia yang bukan diakibatkan oleh hal-hal

sebagaimana dimaksud dalam huruf a

c.) Anak adalah anak yang sah, anak yang disahkan, dan anak angkat menurut

peraturan perundang-undangan

d.) Orang tua adalah ayah dan ibu kandung atau ayah dan ibu angkat, atau

ayah dan ibu tiri

e.) Pejabat yang berwajib adalah pejabat yang karena tugas dan atau

jabatannya berwenang melakukan tindakan hukum berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, antara lain membuat dan

menandatangani surat keterangan, surat pernyataan, berita acara, dan surat-

surat lain yang serupa dengan itu.

commit to
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a1c

3. Pihak yang berhak mendapatkan Uang Duka Wafat

Pihak yang berhak mendapatkan uang duka wafat adalah pihak

peserta pensiun yang meninggal dunia adalah suami, istri, anak, dan ahli

waris yang sah dalam hal peserta meninggal dunia.

Pihak yang berhak mendapatkan Uang Duka Wafat (Punah) adalah

ahli waris yang diberi kuasa dalam pengurusan penguburan peserta

pensiun yang meninggal dunia atau yang semasa hidupnya menanggung

segala kebutuhan hidup peserta pensiun dan dibuktikan dengan Surat

Kuasa ahli waris yang disahkan oleh Lembaga yang berwenang.

4. Hal-hal yang menyebabkan punahnya Uang Duka Wafat

Beberapa hal yang dapat menyebabkan punahnya Uang Duka

Wafat yaitu :

a.) Tidak memiliki suami, istri, anak

Jika peserta Pensiun yang meninggal dunia

b.) Tidak memiliki anak yang dibawah umur 25 tahun

c.) Anak sudah bekerja dan menikah

(Wawancara narasumber, Firmansyah Alam, tahun 2013)

commit to
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

BAB III

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

Pegawai negeri merupakan seperangkat aparat negara yang memiliki

peran penting dalam pembangunan negara, hal tersebut tidak terlepas dari

kewajiban-kewajiban yang mereka laksanakan dengan penuh tanggung jawab

sebagaimana mestinya atas kepercayaan yang mereka emban demi

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Keberhasilan pegawai negeri melaksanakan tugas-tugas pemerintahan

terutama dalam mensukseskan pembangunan nasional ditentukan oleh

beberapa faktor antara lain yang terpenting adalah faktor jaminan sosial untuk

pegawai negeri dan keluarganya.

Pemberian jaminan sosial yang memadai pada masa aktif itu belum

menjamin sepenuhnya ketenangan kerja pegawai negeri. Oleh karena itu

jaminan hari tua pegawai negeri dan keluarganya sangat diperlukan

mengingat mempunyai kaitan yang erat dengan ketenangan, semangat dan

disiplin kerja, dedikasi terhadap tugas-tugas yang diembannya.

Pemerintah telah memikirkan jaminan sosial yang bermanfaat bagi

para pegawai negeri khususnya sejak tahun 1960 dengan diadakannya

konferensi pada tanggal 25 Juni sampai pada tanggal 16 Juli 1960 di Jakarta.

commit to user

15

Anda mungkin juga menyukai