Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAB 5

KESEHATAN DI LINGKUNGAN KERJA

Disusun Oleh:
1. Dara Marsella
2. Aptrin Delri Madonla
3. Devita Nurcahyani
4. Ayu Septiyanawati
5. Assayidah Alya’ Arrayyan

Jurusan Akuntansi

SMK NEGERI NGADIROJO

2022

pg. 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “KESEHATAN DI
LINGKUNGAN KERJA” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga
kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas


dalam mata pelajaran Etika Profesi Bab 5. Selain itu, pembuatan makalah
ini bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka


kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena ini,
kami sangat mengharapkan kritik dan sasaran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Tempait, 28 Januari 2022

pg. 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………. 2
Daftar Isi………………………………………………………………………………… 3
Bab 1
Pendahuluan………………………………………………………………………….. 4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………… 4
BAB 2
Pembahasan…………………………………………………………………………… 5
2.1 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA……………………………………... 5
2.2 LINGKUNGAN KERJA…………………………………………………………………… 8
2.3 UPAYA KESEHATAN TENAGA KERJA…………………………………………… 11
BAB 3
Penutup……………………………………………………………………………….. 14

pg. 3
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja, merupakan salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan
bebas dari pencemaran lingkungan, agar dapat terbebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat pencemaran lingkunga, agar dapat terbebas dari kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan
produktivitas kerja. Marilah kita pahami pembahasan materi: kesehatan dan
keselamatan kerja, lingkungan kerja, upaya kesehatan tenaga kerja, jenis
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, dan pelaksanaan pemeriksaan tenaga kerja.

pg. 4
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Dasar Hukum Kesehatan Kerja
a. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3
dan Pasal 8.
b. Peraturan Menteri Perhubungan No.7 Tahun 1964 tentang Syarat-
Syarat Kesehatan Kebersihan serta Penerangan di Tempat Kerja.
c. Permenaker No.2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
d. Permenaker No. 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melaporkan
Penyakit Akibat Kerja.
e. Permenaker No.3 Tahun 1983 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
f. Permenaker No. 1 tahun 1998 tentang Penyelenggaraan
Pemeliharaan Kesehatan bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih
Baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jamsostek.
g. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 333 Tahun 1989 tentang
Diagnosa dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
h. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja no. ! Tahun 1979 tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Kesehatan kerja merupakan keadaan sosial, jiwa, dan raga pekerja
yang nyaman dan sejahtera yang memungkinkan setiap pekerja bekerja
secara produktif tanpa membahayakan diri sendiri, teman sekerja,
sekeluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.

UU RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Pasal 23)


mengemukakan bahwa:
1) Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujjudkan
produktivitas kerja yang optimal.
2) Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja.
3) Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

pg. 5
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 3 Ayat 1 tujuan Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja antara lain:
a. Mencegah terjadinya kecelakaan dan kebakaran.
b. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
c. Memberi kesempatan menyelamatkan diri pada waktu ada
kejadian yang berbahaya.
d. Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan perlindungan
diri pada para pekerja.
e. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja.
f. Memperolah penerangan yang cukup dan sesuai
g. Menyelenggarakan suhu udara yang baik, dan penyegaran
udara yang cukup.
h. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
i. Memperoleh keserasian tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerja.
j. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan sampai
menyampaikan barang
k. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
l. Menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan.

3. Perlindungan Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan/jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Perlindungan tenaga kerja dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
a. Perlindungan sosial
Yaitu berupa perlindungan yang berkaitan dengan usaha
kemasyarakatan, dengan tujuan memungkinkan pekerja
mengenyam an mengembangkan kehidupannya sebagaimana
manusia pada umumnya, dan khususnya sebagai anggota
masyarakat dan anggota keluarga.
Contohnya: asuransi sosial (social insurance) yaitu skema jaminan
sosial yang hanya diberikan kepada para peserta sesuai dengan

pg. 6
kontribusinya berupa premi atau tabungan yang dibayarkan.
Asuransi kesehatan, asuransi tenaga kerja, asuransi kecelakaan
kerja, asuransi kecacatan, asuransi hari tua, pensiun dan kematian.
b. Perlindungan teknis
Yaitu perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk
menjaga agar pekerjaan terhindar dari bahaya kecelakaan yang
ditimbulkan oleh alat-alat kerja atau bahan yang dikerjakan.
c. Perlindungan ekonomis
Yaitu sejenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-suaha
untuk memberikan kepada pekerjaan suatu penghasilan yang
cukup guna memenuhi keperluan sehari-hari baginya dan
keluarganya.

4. Jaminan Sosial Tenaga Kerja


Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memnuhi kebutuhan dasar
hidupnya.
Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan suatu tata cara
penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa bahan
penyelenggara jaminan sosial.
Jaminan sosial tenaga kerja merupakan suatu perlindungan bagi
tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti
sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan
akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa
kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tuan dan meninggal dunia.
Jenis jaminan sosia berdasarkan UU RI No. 40 Tahun 2004 Pasal 18,
meliputi:
a. Jaminan Kesehatan, yaitu jaminan berupa perlindungan kesehatan
agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iuran dibayar oleh pemerintah.
b. Jaminan Kecelakaan Kerja, yaitu manfaat berupa uang tunai
dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan pada saat peserta
mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh

pg. 7
lingkungan kerja. Kecelakaan kerja merupaka kecelakaan yang
terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi
dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya
dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
c. Jaminan Hari Tua, yaitu manfaat uang tunai yang dibayarkan
sekaligur pada saat peserta memasuki usia pensiun, meninggal
dunia atau mengalami cacat total tetap.
d. Jaminan Pensiun, yaitu jaminan sosial yang bertujuan untuk
mempertahankan deraat kehidupan yang layak bagi perserta
dan/atau ahli warisnya dengan memberikan penghasilan setelah
peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau
meninggal dunia.
e. Jaminan Kematian, yaitu manfaat uang tunai yang diberikan
kepada ahli waris ketika peserta meninggal dunia bukan
kecelakaan kerja.

2.2 LINGKUNGAN KERJA


1. Pengertian Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik
langsung maupun tidak langsung. Menurut Mardiana (2005:15),
Lingkungan Kerja merupakan lingkungan dimana pegawai melakukan
pekerjaanya sehari hari. Adapun menurut Sedarmayati (2009:21),
Lingkungan Kerja merupakan keseluruhan alat perkakas dan bahan yang
dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode
kerjanya, serta pengaturan kernyanya baik sebagian perseorangan
maupun sebagian kelompok.
Lingkungan ekrja yang baik adalah lingkungan kerja yang aman,
tentram, bersih, tidak bising, terang, dan bebas dari segala macam
ancaman dan gangguan yang dapat menghambat karyawan untuk
bekerja secara optimal. Tujuan utama pengaturan lingkungan kerja
adalah naiknya produktivitas perusahaan.

2. Jenis Lingkungan Kerja

pg. 8
Secara garis besar jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2:
a. Lingkungan kerja fisik, yaitu semua yang terdapat di sekitar tempat
kerja yang dapat memengaruhi pegawai baik secara langsung
maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik yang baik menurut
Siagian (2001:57) adalah sebagai berikut:
1) Bangunan tempat kerja selain menarik dipandang, juga dibangun
dengan pertimbangan keselamatan kerja.
2) Ruang kerja yang loggar, artinya penempatan orang dalam suatu
ruangan tidak menimbulkan perasaan sempit.
3) Tersedianya peralatan yang cukup memadai.
4) Adanya ventilasi untuk keluar masuknya udara segar yang cukup.
5) Tersedianya tempat istirahat untuk melepas lelah.
6) Tersedianya tempat ibadah keagamaan.
7) Tersedianya sarana angkutan umum yang nyaman, murah, dan
mudah diperoleh
b. Lingkungan Kerja Non-fisik
menurut Sedarmayanti (2009:31), lingkungan kerja non-fisik adalah
semua keadaan yang terhadi yang berkaitan dengan hubungan kerja,
baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja ataupun
hubungan dengan bawahan. Lingkungan kerja non-fisik yang
memengaruhi perilaku karyawan, meliputi:
1) Sruktur kerja, yaitu sejauh mana perkerjaan yang diberikan
memiliki struktur kerja dan organisasi yang baik.
2) Tanggung jawab kerja, yaitu sejauh mana pekerjaan memahami
tanggung jawab mereka serta tanggung jawab atas tindakan
mereka.
3) Perhatikan dan dukungan pemimpin, yaitu sejauh mana karyawan
merasakan bahwa pimpinan sering memberikan pengarahan,
keyakinan, perhatian, serta menghargai mereka.
4) Kerja sama antarkelompok, yaitu sejauh mana karyawan
merasakan ada kerja sama yang baik di antara kelompok kerja
yang ada.
5) Kelancaran komunikasi, yaitu sejauh mana karyawan merasakan
adanya komunikasi yang baik, terbuka, dan lancar, baik antara
teman sekerja ataupun dengan pimpinan.

pg. 9
3. Faktor yang Memengaruhi Lingkungan Kerja
Beberapa fktor yang dapat memengaruhi lingkungan kerja menurut
Sedarmayanti (2001:21) adalah sebagai berikut:
a. Penerangan
Cahaya dapat dibagi menjadi 4: cahaya langsung, cahaya setengan
langsung, cahaya tidak langsung, dan cahaya setengan tidak langsung.
b. Temperatur
Temperatur merupakan panas atau dinginnya udara sekitar, yang
disebabkan adanya kombinasi antara udara, perbedaan kecepatan
proses pendinginan dan pemanasan suatu daerah, dan kadar air di
permukaan bumi.
c. Kelembaban
Kelembaban merupakan banyaknya air yang terkandung dalam udara,
biasanya dinyatakan dalam presentasi yang dipengaruhi temperatur
udara.
d. Sirklus Udara.
Oksigen yang memadai di tempat kerja, ditambah dengan pengaruh
secara psikologis akibat adanya tanamna di sekitar tempat kerja, akan
memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk dan
segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan
tubuh akibat lelah setelah bekerja.
e. Kebisingan
Kebisingan merupakan bunyi yang tidak dikehendaki karena
mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan
memicu kesalahan komunikasi.
f. Getaran Mekanis
Getaran mekanis merupakan getaran yang ditimbulkan oleh alat
mekanis, yanga sebagiannya sampai ke tubuh karyawan dan dapat
menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Secara umum, getaran
mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal: mengganggu
konsentrasi bekerja, menimbulkan kelelahan, memicu datangnya
beberapa penyakit, seperti gangguan mata, syaraf, peredaran darah,
otot, tulang, dll.
g. Bau-Bau

pg. 10
Adanya bau-bau di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai
pencemaran karena mengganggu konsentrasi bekerja serta
memengaruhi kepekaan penciuaman. Salah satu cara menggilangkan
bau-bau di sekitar yaitu dengan menggunakan “Air Conditioner” (AC).
h. Tata Warna dan Dekorasi
Tata wrna dan dekorasi perlu direncanakan sebaik-baiknya, tidak
hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja, namun juga cara mengatur
tata letak, tata warna, perlengkapan, dll.
i. Musik
Musik yang nadanya lembut dan sesuai dengan suasana waktu dan
tempat dapat meningkatkan semangat kerja.
j. Keamanan
Untuk menjaga keamanan di tempat kerja dapat memanfaatkan
tenaga Satuan Petugas Keamanan (Satpam).

2.3 UPAYA KESEHATAN TENAGA KERJA


Upaya kesehatan tenaga kerja merupakan berbagai program dan kegiatan
kesehatan di tempat kerja. Penanggung jawb pelayanan kesehatan kerja
adalah dokter yang ditunjuk oleh pengusaha atau lembaga yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja.
1. Upaya Kesehatan Kerja
a. Upaya kesehatan kerja pencegahan (preventif)
Meliputi:
1) Melakukan penilaian terhadap faktor risiko kesehatan di tempat
kerja.
2) Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (awal, berkala, dan khusus).
3) Survailans dan analisis penyakit akibat kerja dan penyakit umum
lainnya.
4) Pencegahan keracunan makanan bagi tenaga kerja.
5) Penempatan tenaga kerja sesuai kondisi/status kesehatannya.
6) Pengendalian bahaya linkungan kerja.
7) Penetapan prosedur kerja aman atau Standard Operating
Procedure (SOP).
8) Penggunaan Alat Pelindungan Diri (APD) yang sesuai.

pg. 11
9) Pengaturan waktu kerja.
10) Program imunisasi.
11) Program pengendalian binatang penular (Vektor) penyakit.
b. Upaya kesehatan kerja peningkatan (Promotif)
Meliputi:
1) Pembinaan kesehatan kerja.
2) Pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan kerja.
3) Perbaikan gizi kerja.
4) Program olahraga di tempat kerja.
5) Pembinaan cara hidup sehat.
6) Program pencegahan dan penanggunlangan HIV/AIDS dan
Narkoba.
7) Penyebarluasan informasi kesehatan kerja melalui penyuluhan.
c. Upaya kesehatan kerja pengobatan (Kuratif)
1) Pengobatan dan perawatan.
2) Tindakan P3K dan kasus gawat darurat lainnya.
3) Respon tanggap darurat.
4) Tindakan operatif.
5) Merujuk pasien ke rumah sakit.
d. Upaya kesehatan kerja pemulihan (Rehabilitas)
1) Fisioterapi.
2) Konsultasi psikologis (rehabilitasi mental)
3) Orthose dan Prothese.
4) Rehabilitasi kerja.
2. Fasilitas Kesehatan Tenaga Kerja.
Fasilitas kesejahteraan dan perlindungan tambahan untuk tenaga kerja
meliputi:
a. Pakaian kerja, yaitu pakaian yang sesuai dan dapat memberikan
perlindungan bagi pekerja.
b. Fasilitas ruang istirahat dan rekreasi, yang dapat membantu pekerja
tetap sehat dan nyaman sehingga dapat bekerja secara maksimal.
c. Transportasi menuju dan dari tempat kerja.
3. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan pelatihan
yang disusun untuk memberi bekal kepada personel yang ditunjuk

pg. 12
perusahaan untuk dapat menerapkan K3 di tempat kerja. Ada 2 sasaran
pelatihan yaitu: 1) peserta dapat memahami berbagai konsep
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja terkini yang telah
diterapkan di berbagao sektor industri di indonesia. 2) peserta dapat
memperlajari cara pendekatan yang ideal yang dapat dijalankan sesai
dengan kebutuhan dan karakteristik industri, sehingga K3 dapat menjadi
suatu budaya kerja dan sistem manajemen yang dapat diterapkan secara
efektif. Materi berupa: Pengenalan SMK3, Manajemen Resiko, Job
Safety Analysis, Audit Internal SMK3, MK3 untuk Eksekutif.
Menurut Soehatman Ramli (2010), pengembangan pelatihan K3 yang
Baik dan efektif dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain:
a. Analis jabatan atau pekerjaan.
b. Indetifikasi pekerjaan atau tugas kritis.
c. Mengkasi data-data Kecelakaan.
d. Survei kebutuhan pelatihan.
e. Analisis kebutuhan pelatihan.
f. Menentukan sasaran dan target pelatihan.
g. Mengembangkan tujuan pelatihan/pembelajaran.
h. Melaksanakan pelatihan.
i. Melakukan evaluasi.
j. Melakukan perbaikan.

pg. 13
BAB III: Penutup

Penutupan

Mungkin ini saja yg bisa kami sampaikan dalam makalah untuk tugas
Etika Prfesi, mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan kata
maupan bahasa dalam penulisan yang kami gunakan, serta
beberapa kekurangan yg ada dalam makalah kami. Kami ucapkan
terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

pg. 14

Anda mungkin juga menyukai