Anda di halaman 1dari 19

HUKUM KETENAGAKERJAAN

INISIASI 8

Jaminan Sosial TenagaKerja


Dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Jaminan Sosial Tenaga Kerja

 Deklarasi Universal HAM PBB – 1948


 Pasal 25: setiap orang berhak mendapat perlindungan akan hari tua, sakit,
cacat, menganggur dan meninggal dunia
 Konvensi ILO No 102 – 1952
 Standar minimum jaminan sosial: tunjangan hari tua, sakit, cacat, kematian,
pengangguran dan pelayanan medis
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
 UUD-NRI Tahun 1945
Pasal 28 H (3): “Setiap orang berhak atas Jaminan Sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat".
 UUD-NRI Tahun 1945
Pasal 34 (2): Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan
 Program Jamsostek (UU No. 3-1992)
Perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan sebagai pengganti
sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang, dan pelayanan sebagai
akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan
kerja, cacad, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia
 Jaminan Sosial Tenaga Kerja (UU No. 3-2003)
Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
Jaminan Sosial Tenaga Kerja

 Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU 40-2004)


Bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidup yang layak dan meningkatan martabatnya menuju terwujudnya
masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur
 Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU 24-2011)
Jaminan Sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Kewajiban Pemberi Kerja/Pengusaha

UU No. 24 tahun 2011


Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Sanaksi kepada Pemberi Kerja/Pengusaha

UU No. 24 tahun 2011


Jaminan Sosial Tenaga Kerja

 Minimum Jaminan Sosial


 Setiap negara wajib menyelenggarakan sekurang-kurangnya 3 cabang
jaminan sosial:
 Hari Tua atau Pengangguran
 Kecelakaan Kerja
 Kematian dan Ahli Waris
 Program Jamsostek (UU No 3/1992)
 Kecelakaan Kerja
 Hari Tua
 Kematian
 Pemeliharaan Kesehatan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
UU No. 40 tahun 2004 – Ruang Lingkup Jaminan
Jenis program jaminan sosial meliputi :

a. jaminan kesehatan;
b. jaminan kecelakaan kerja;
c. jaminan hari tua;
d. jaminan pensiun; dan
e. jaminan kematian.
Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Pengertian-pengertian
 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS adalah badan hukum
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial.
 Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam)
bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran.
 Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan
dalam bentuk lain.
 Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan lainnya
yang mempekerjakan tenaga kerja atau penyelenggara negara yang mempekerjakan
pegawai negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya.
 Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh Peserta, pemberi kerja,
dan/atau Pemerintah.
 Bantuan Iuran adalah Iuran yang dibayar oleh Pemerintah bagi fakir miskin dan orang
tidak mampu sebagai Peserta program Jaminan Sosial.

Pasal 1 UU No. 24 tahun 2011


Jaminan Sosial Tenaga Kerja
 Kecelakaan Kerja adalah peristiwa kecelakaan yang terjadi dalam bekerja, termasuk penyakit
yang timbul dalam bekerja dan kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah
menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.
 Suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak diinginkan, gangguan terhadap pekerjaan
berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang, dan pencemaran lingkungan
 Kematian adalah peristiwa meninggal dunia yang bukan disebabkan oleh kecelakaan kerja,
seperti sakit, korban kriminilitas dan lain-lain.
 Hari Tua adalah kondisi dimana seorang karyawan telah mencapai usia 55 tahun atau
mengalami cacat total tetap setelah ditetapkan oleh dokter atau memenuhi persyaratan
tertentu.
 Hak karyawan dalam bentuk pelayanan yang diberikan jika karyawan tersebut mengalami
gangguan kesehatan. Hak pelayanan kesehatan ini berlaku bukan hanya untuk karyawan, tapi
juga untuk tanggungannya, yaitu seorang istri dan maksimal 3 anak kandung.
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Ruang Lingkup BPJS
BPJS adalah:
a. BPJS Kesehatan; dan
b. BPJS Ketenagakerjaan.

BPJS Kesehatan menyelenggarakan program :


a. jaminan kesehatan.

BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program :


a. jaminan kecelakaan kerja;
b. jaminan hari tua;
c. jaminan pensiun; dan
d. jaminan kematian.

Pasal 5, 6 UU No. 24 tahun 2011


Jaminan Sosial Tenaga Kerja

 Terciptanya rasa aman dan ketenangan kerja yang pada gilirannya akan
meningkatkan produktivitas perusahaan.
 Mengalihkan tanggung jawab pengusaha atas kewajiban memberikan
perlindungan dasar bagi tenaga kerjanya melalui Program SJSN
 Adanya kepastian anggaran pembiayaan di perusahaan.
Jaminan Sosial Tenaga Kerja

 Adanya kepastian jaminan berupa penggantian biaya atau santunan atas


penghasilan yang hilang atau berkurang dalam hal tenaga kerja
mengalami :
 - kecelakaan kerja
 - cacat
 - sakit
 - hamil
 - bersalin
 - hari tua
 - meninggal dunia
 Terciptanya ketenangan bekerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Penjelasan

• Pasal 86
(1) Cukup jelas
• (2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.
• (3) Cukup jelas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB II - RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Tempat kerja, dalam wilayah hukum R.I :
a. Darat, dalam tanah
b. Permukaan air, dalam air
c. Udara
(2) Rincian tempat kerja, terdapat sumber bahaya yg berkaitan dengan :
a. Keadaan mesin/ alat/ bahan
b. Lingkungan kerja
c. Sifat pekerjaan
d. Cara kerja
e. Proses produksi
(3) Kemungkinan untuk perubahan atas rincian tempat kerja

Catatan : peraturan pelaksana digolongkan untuk bidang teknis dan sektoral


Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan


instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan,
lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya
akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut
merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi,
bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero
accident).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau
mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap
penyakit-penyakit/gangguan–gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
K3 menurut OHSAS 18001 :2007 adalah kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang
berdampak, pada kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lain (termasuk
pekerja kontrak dan personel kontraktor atau orang lain di tempat kerja).
K3 menurut UU No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
RUANG LINGKUP K3
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya
melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang
dikerjakan.
b. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4) Proses produksi
5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
6) Teknologi dan metodologi kerja
c. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan
hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.
d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung jawab atas
keberhasilan usaha hyperkes.

Anda mungkin juga menyukai