Anda di halaman 1dari 34

TUGAS

JUDUL PENELITIAN ANDA DI TULIS DISINI

Nama Anda
JUDUL PENELITIAN ANDA DI TULIS DISINI

PENDAHULUAN
01 Isi Bab 1 Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian

PEMBAHASAN
02 Isi Bab 2 Pembahasan

TUGAS
SIMPULAN DAN SARAN
03 Isi Bab 3 Berisi Simpulan dan Saran

2023
PENDAHULUAN
01 Isi Bab 1 Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian

1.1. Latar Belakang


Tenaga kerja (SDM) merupakan satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap
semua perkembangan perekonomian di dunia. Tenaga kerja tidak terlepas dari
pembangunan, Tenaga kerja tidak terlepas dari kehidupan, dan tenaga kerja merupakan
tonggak utama perekonomian suatu bangsa, di samping SDA dan teknologi.

Di Indonesia, masalah ketenagakerjaan mulai menjadi perhatian sejak masuknya


penjajahan. Dimulai dengan belanda. portugis, inggris, dan kemudian jepang.
Semuanya menerapkan sistemnya masing-masing. Meskipun demikian, perlindungan TUGAS
terhadap tenaga kerja baru mulai mendapat perhatian setelah Belanda di bawah
pimpinan Deandels menerapkan etische politik (politik balas budi). Semenjak saat itu,
maka mulai lahir peraturan peraturan (hukum) tentang ketenagakerjaan, yang mana
peraturan yang dibuat mulai memeperhatikan sisi- sisi kemanusiaan.
PENDAHULUAN
01 Isi Bab 1 Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian

Seiring perjalanan bangsa sampai memasuki era kemerdekaan, peraturan demi


peraturan dibuat untuk melindungi, dan menjamin kesejahteraan, keselamatan,
dan keberlangsungan hidup (secara kemanusiaan) para pekerja.

Kini, kita sudah lebih dari setengah abad merdeka. Namun, masalah yang
menyangkut tentang ketenagakerjaan mulai dari Upah, Kesejahteraan, dll masih TUGAS
menjadi sorotan. Semuanya masih jauh dari harapan. Kita bisa melihat bahwa
hampir semua aksi Buruh memperingati hari buruh sedunia (mayday) selalu
menuntut keadilan atas dasar kemanusiaan. Para buruh selalu meneriakan tentang
sistem kerja kontrak, upah, dll yang semuanya berujung pada kesejahteraan para
pekerja.
PENDAHULUAN
01 Isi Bab 1 Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian

Tenaga kerja merupakan bagian integral dari pembangunan nasional berdasarkan


Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk meningkatkan harkat, martabat,
TUGAS
dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur, dan
merata, baik materiil maupun spiritual. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional
tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku
dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja,
diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja
dan peran sertanya dalam pembangunan. Pembangunan ketenagakerjaan harus diatur
sedemikian rupa sehingga terpenuhi hak- hak dan perlindungan yang mendasar bagi
tenaga kerja dan pekerja/buruh serta pada saat yang bersamaan dapat mewujudkan
kondisi yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha.
PENDAHULUAN
01 Isi Bab 1 Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini diantaranya :


1. Jelaskan undang undang yang mengatur tentang jaminan tenaga kerja
?
2. Jelaskan undang undang yang mengatur tentang keselamatan tenaga
kerja ?
3. Jelaskan undang undang yang mengatur tentang pembebasan lahan ?
TUGAS
PENDAHULUAN
01 Isi Bab 1 Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :


1. Untuk mengetahui undang undang yang mengatur tentang jaminan tenaga
kerja
2. Agar dapat memahami undang undang yang mengatur tentang keselamatan TUGAS
tenaga kerja
3. Untuk mengetahui undang undang yang mengatur tentang pembebasan lahan
PEMBAHASAN
02 Isi Bab 2 PEMBAHASAN

2.1. Undang Undang Jaminan Tenaga Kerja

Dalam UU Ketengakerjaan yang dimaksud dengan jaminan sosial tenaga kerja


(jamsostek) adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa TUGAS
uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurangdan
pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa
keselamatan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

Program jaminan sosial tenaga kerja mempunyai beberapa aspek antara lain:
 Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi
tenaga kerja beserta keluarganya.
 Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbanggkan tenaga
dan pikirannya kepada perusahaan tempatnya bekera.
PEMBAHASAN
02 Isi Bab 2 PEMBAHASAN

Jaminan sosial tenaga kerja bertujuan untuk mendidik kemandirian pekerja


dalam melakukan hubungan kerja dan resiko-resiko akibat dari hubungan kerja.
Dari pengertian diatas jelaslah bahwa jaminan sosial tenaga kerja adalah
merupakan perlindunga bagi tenaga kerja dalma bentuk santunan berupa uang
(jaminan kecelakaan kerja, kematian, dan tabungan hari tua), dan pelayanan
kesehatan yakni pelayanan jaminan kesehatan.

TUGAS
PEMBAHASAN
02 Isi Bab 2 PEMBAHASAN

Adapun dasar hukum Jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) adalah :

 UU No.3 tahun 1992 , Tentang Jamsostek.


 PP No. 53 tahun 2012 Perubahan ke 8 atas PP No. 14 tahun 1993 tentang
Penyelengaraan Jamsostek.
 Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan
TUGAS
Kerja.
 Permenaker No. 5/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaraan,
Pembayaran iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan.
 Permen No. 20 Tahun 2012 petunjuk teknis jamsostek.
PEMBAHASAN
02 Isi Bab 2 PEMBAHASAN

Berdasarkan undang-undang No. 3 tahun 1992 , program jaminan sosial ketenagakerjaan


terdiri atas:

 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)


TUGAS
Jaminan kecelakaan kerja (JKK) memberikan pengantian biaya perawatan dan upah,
santunan cacad dan santunan kematian akibat kecelakaan dan sakit akibat
kerja.Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang harus
dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi
hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya risiko-risiko
sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental,
maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja merupakan tanggung jawab pengusaha sehingga pengusaha memiliki kewajiban
untuk membayar iuran jaminan kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24% - 1,74%
sesuai kelompok jenis usaha.
PEMBAHASAN
02 Isi Bab 2 PEMBAHASAN

Tenaga kerja yang tertimpa kecelakan bekerja berhak atas jaminan kecelakaan
kerja berupa penggantian biaya berupa:
 Biaya pengangkutan
 Biaya pemeriksaan
 Biaya rehabilitasi
Selain penggantian biaya diberikan juga santunan berupa uag yang meliputi:
 Santunan sementara tidak mampu bekerja. TUGAS
 Santunan cacatsebagian untuk seelama-lamanya.
 Santunan cacat total
 Santunan kematian

Besarnya iuran sangat tergantung dari tingkkat risiko kecelakaan yang mungkin
terjadi dari suatu jenis usaha tertentu, semakin besar tingkat resiko tersebut maka
semaik besar iuran yang diberikan. Begitu pula sebaliknya.
PEMBAHASAN
02 Isi Bab 2 PEMBAHASAN

Pembayaran santunan berupa uang diberikan kepada tenaga kerja atau keuarganya.
Pembayaran santunan ini pada prinsipnya diberikan secara berkala perbulannya dengan
maksud agar tenaga kerja atau setidak-tidaknya keluarganya dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya secara terus-menerus.
TUGAS
 Jaminan Kematian
Tenaga kerja yang meinggal dunia bukan akibat kecelakan kerja, keluarganya
berhak atas jaminan kematian pekerja. Yang dimaksud denga keluarga yang ditinggalkan
adalah istri atau suami, keturunan sedarah dari tenaga kerja menurut garis lurus
kebawah, dan garus lurus keatas , dihitung sampai derajat kedua termasuk anak yang
disahkan. Bagi pekerja yang tidak memiliki keluarga, hak atas jaminan kematian
dibayarkan kepada phak yang mendapat surat wasiat dari tenaga kerja yang
bersangkutan atau perusahaan untuk pengurusan pemakaman. Kematian yang
mendapatkan santunan adalah kematian bagi tenaga kerja pada saat menjadi peserta
jamsostek. Besarnya jaminan kematian ini adalah 0,30% dari upah pekerja selama
sebulan yang ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha.
PEMBAHASAN
02 Isi Bab 2 PEMBAHASAN

Dalam Pasal 2 PP No. 20 14 Tahun 1993 disebutkan bahwa jaminan kematian dibayar
sekaligus kepada janda atau duda atau anak yang meliputi:
 Santunan kematian sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu juta rupiah).
 Biaya Pemakaman sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).

 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan


TUGAS
Menurut Pasal 33 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993, jaminan
pemeliharaan kesehatan diberikan kepada tenaga kerja atau suami atau istri yang sah dan
anak sebanyak-banyaknya tiga orang. Upaya pemeliharaan kesehatan meliputi aspek-aspek
Promotif, Preventif, kuratif, dan rehabilitatif tanpa mengabaikan dua aspek lain. Tenaga kerja
atau suami atau istri dan anak sebagaimana dimaksud di atas berhak atas pemeliharaan
kesehatan sekurang-kurangnya sama dengan aket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar
yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara.
PEMBAHASAN
02 TUGAS
Isi Bab 2 PEMBAHASAN

Jaminan pemeliharaan kesehatan meliputi:


 Perawatan rawat jalan tingkat pertama.
 Rawat jalan tingkat lanjutan.
 Rawat inap.
 Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan.
 Penunjang diagnostik.
 Pelayanan khusus.
 Pelayanan gawat darurat

Dalam penyelenggaraan paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar, Badan


Penyelenggara wajib:
 Memberikan kartu pemeliharaan kesehatan kepada setiap peserta.
 Memberikan keterangan yang perlu diketahui peserta mengenai paket pemeliharaan
kesehatan yang diselenggarakan.
PEMBAHASAN
02 Isi Bab 2 PEMBAHASAN

Pelaksanaan pelayanan jaminan kesehatan dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat


pertama yang ditunjuk oleh badan penyelenggara. jika tenaga kerja atau suami atau anak istri
atau anak-anak memerlukan pelayanan gawat darurat dapat langsung memperoleh pelayanan
dari pelaksana pelayanan kesehataan atau rumah sakit terdekat dengan menunjukkan kartu
pemeliharaan kesehatan. TUGAS

Bagi tenaga kerja atau istri tenaga kerja yang memerlukan pemeriksaan kehamilan dan atau
persalina memperoleh pelayanan dari rumah bersalin yang di tunjuk. Bagi tenaga kerja atau
suami atau istri, atau anak-anak tenaga kerja mendapatkan resep obat, harus mengambil obat
tersebut pada apotek yang telah ditunjuk. Jika obat yang dibutuhkan dilluar standar yang
berlaku, maka selisih biaya obat tersebut ditanggung sendiri oleh tenaga kerja yang
bersangkutan.
PEMBAHASAN
02 Isi Bab 2 PEMBAHASAN

 Jaminan Hari Tua

Jaminan hari tua berupa tabungan selama masa kerja yang dibayarkan kembali pada
umur 55 tahun atau sebelum itu jika mengalami cacat tetap total atau meninggal dunia.
Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja
karena meninggal, cacat, atau hari tua dan diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua.
Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan TUGAS
pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu.

Jaminan hari tua dibayarkan tenaga kerja yang telah mencapai usia 55 tahun atau cacat
total untuk selama-lamanya dan dapat dilakukan :
 Secara sekaligus apabila jumlah seluruh jaminan hari tua yang harus dibayar kurang dari
Rp. 3.000.000.,- (tiga juta rupiah).
 Secara berkala apabila seluruh jumlah jaminan hari tua mencapai Rp. 3.000.000.,- (tiga
juta rupiah) atau lebih dan dilakukan paling lama lima tahun.
TINJAUAN PUSTAKA
02 Isi Bab 2 Pembahasan

Jaminan hari tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan


sekaligus dan atau berkala saat tenaga kerja mencapai usia lima puluh lima tahun (55) atau
memenuhi persyaratan pensiun. Besarnya jaminna hari tua adalah keseluruhan iuran yang
telah disetorkan beserta hasil pengembangannya. Tenaga kerja yang akan menerima jaminan
hari tua dapat mengajukan kepada badan penyelenggara dan apabila tenaga kerja akan
meningalkan indonesia untuk selama-lamanya maka jaminan hari tua dibayarkan sekaligus.
Dimana pembayaran jaminan hari tua dilakukan kepada janda atau duda.

Dalam hal tidak ada janda atau duda, maka pembayaran jaminan hari tua dilakukan
TUGAS
kepada anaknya. Dalam hal tenaga kerja berhenti beerja dari perusahaan sebelum mencapai
usia 55 ( (Lima Puluh Lima) tahun dan mempunyai masa kepesertaan serendah-rendahnya
lima tahun, dapat menerima jaminan hari tua secara sekaligus dan akan dibayarkan setelah
melewati masa tunggu selama enam bulan terhitung sejak saat tenaga kerja yang berhenti
bekerja. Jika tenaga kerja yang masih dalam masa tunggu kemudian kembali bekerja, maka
jumlah jaminan hari tua yang menjadi haknya diperhitungkan dengan jaminan hari tua
berikutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
02 Isi Bab 2 Pembahasan

 Jamsostek Untuk Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)


TUGAS
Menurut Pasal 13 ayat (2) Kep. 150/Men/1999 Tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan, dan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu, pengusaha yang telah memperkerjakan tenaga kerja perjanjian kerja waktu
tertentu kuraung dari 3 bulan secara berturut-turut wajib mengikutsertakannya dalam program
jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Ayat 3 menegaskan kembali, pengusaha wajib
mengikutsertaknnya dalam program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari
tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan terhitung mulai perpanjang perjanjian kerja waktu
tertentu.
TINJAUAN PUSTAKA
02 Isi Bab 2 Pembahasan

 Jamsosten Untuk Tenaga Kerja Asing (TKA)

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia Nomor


Per.02/Men/XII/2004 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Program Jamina Sosial Tenaga
Kerja bagi Tenaga Kerja Asing, pengusaha yang memperkerjakan tenaga kerja asing yang
telah memiliki perlindungan melalui perogram jaminan sosial tenaga kerja di negara TUGAS
asalnya yang sejanis dengan program jamostek yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, tidak wajib mengikut
sertakan TKA yang bersangkutan dalam program jaminan sosial tenaag kerja di
Indonesia. Pabila TKA yang dipekerjakan pengusaha di Indonesia tidak memiliki
asuransi sejenis, kepesertaan JAMSOSTEK menjadi wajib untuk TKA (Tenaga Kerja
Asing).
TINJAUAN PUSTAKA TUGAS
02 Isi Bab 2 Pembahasan

2.2. Undang Undang Keselamatan Tenaga Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala


kegiatan untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
para pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi.

Adapun beberapa dasar hukum keselamatan kerja antara lain :


1. Undang undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Undang-Undang
terkenal sebagai aturan pokok K3. UU ini mengatur kewajiban perusahaan dan
pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.
2. Undang undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam pasal 86
menegaskan hak pekerja untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja.
3. Undang undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
4. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang penerapan system manajemen
keselamatan kerja dan kesehatan kerja ( SMK3)
TINJAUAN PUSTAKA
02 Isi Bab 2 Pembahasan

Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, terdapat 3 tujuan


utama dari penerapan K3, yakni:
 Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
 Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
 Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
Menurut pasal 12 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, kewajiban dan
hak tenaga kerja adalah sebagai berikut :
 Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan TUGAS
kerja
 Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
 Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan
 Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan yang
diwajibkan
 Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta
alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus
ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-
jawabkan.
TINJAUAN PUSTAKA
02 Isi Bab 2 Pembahasan

Yang perlu diketahui pertama adalah Pengurus/Pengawas merupakan orang yang mempunyai
tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
Berdasarkan pasal 8, 9, 11 dan 14 Undang - Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pengurus bertanggung jawab untuk :
 Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan
diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat - sifat pekerjaan yang diberikan
padanya.
 Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter
yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur
 Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :
 Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam tempat kerjanya
 Semua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam semua tempat kerjanya TUGAS
 Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
 Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya
 Bertanggung jawab dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama dalam kecelakaan.
 Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
 Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan
kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang
berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja.
TINJAUAN PUSTAKA
02 Isi Bab 2 Pembahasan

Upaya keselamatan dan kesehatan kerja yang dimaksud dalam Pasal 86 ayat (2) UU
Ketenagakerjaan memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi.
Sedangkan yang dimaksud dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja dalam Pasal 87 ayat (1) UU Ketenagakerjaan adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, TUGAS
tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
TINJAUAN PUSTAKA
02 Isi Bab 2 Pembahasan

Prosedur K3 ini merupakan tahap atau proses suatu kegiatan untuk


menyelesaikan aktivitas atau metode (cara) langkah demi langkah secara pasti
dalam pekerjaan dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, dan keamanan
(K3). Perusahaan dapat melakukan prosedur pelaksanaan K3 dengan cara:
1. Menetapkan standar K3 TUGAS
2. Menetapkan tata tertib yang harus dipatuhi
3. Menetapkan peraturan-peraturan
4. Mensosialisasikan peraturan dan perundang-undangan K3 ini kepada seluruh
tenaga kerja.
5. Memonitor pelaksanaan peraturan-peraturan
TINJAUAN PUSTAKA
02 Isi Bab 2 Pembahasan

Prosedur K3 seperti di atas pada tingkat yang lebih rinci disebut juga dengan Sistem
Manajemen K3 (SMK3). Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
menyebut sistem ini harus diterapkan dan menjadi bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan.
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (“SMK3”) juga diatur dalam Pasal 1
ayat (1) PP 50/2012, yakni bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya TUGAS
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
TINJAUAN PUSTAKA TUGAS
02 Isi Bab 2 Pembahasan

2.3. Undang Undang Pembebasan Lahan


Undang-undang (UU) No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum tidak lebih mudah dari aturan yang sebelumnya, namun prosesnya lebih
pasti karena mengatur pembebasan lahan dalam satu paket, dimulai dari perencanaan hingga
hasil penyerahan.

Pengadaan tanah di Indonesia untuk pelaksanaan pembangunan kepentingan umum yang


dilakukan oleh pemerintah dilaksanakan dengan cara pencabutan hak atas tanah. Hal ini diatur
dalam Pasal 1 angka 3 Peraturan Presiden (Perpres) No.36 Tahun 2005 tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
TINJAUAN PUSTAKA
02 Isi Bab 2 Pembahasan

Namun, dengan dikeluarkannya Perpres No.65 Tahun 2006 yang merupakan perubahan dari
Peraturan Presiden No.36 Tahun 2005, pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk
kepentingan umum yang dilakukan oleh pemerintah dilaksanakan dengan cara pelepasan atau
penyerahan hak atas tanah.

Pada prinsipnya ada dua bentuk pengadaan tanah di dalam Hukum Agraria di Indonesia, yaitu
dilaksanakan dengan cara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah dan dilaksanakan dengan cara
pencabutan hak atas tanah.
Perbedaan keduanya dapat dilihat dalam pencabutan hak atas tanah dilakukan dengan cara paksa TUGAS
sedangkan dalam pembebasan tanah dilakukan berdasarkan asas musyawarah. Adanya Perpres
No.65 Tahun 2006, ditegaskan bahwa cara pencabutan hak atas tanah bukan menghilangkan secara
mutlak cara pencabutan, melainkan cara pencabutan adalah cara terakhir yang ditempuh jika jalur
musyawarah gagal.
TINJAUAN PUSTAKA
02 Isi Bab 2 Pembahasan

Undang-undang (UU) No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk Pembangunan bagi
Kepentingan Umum, telah mengadopsi semangat Hak Asasi Manusia. Dalam artian pengaturan
prosedur dan langkah-langkah pengadaan tanah lebih terbuka dan transparan.
Prinsip pengadaan tanah diatur dalam Perpres No.36 Tahun 2005 Jo. Perpres No.65 Tahun
2006 dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No.3 Tahun 2007 yaitu:
 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dipastikan ketersediaan tanahnya TUGAS
 Hak-hak dasar masyarakat atas tanah terlindungi
 Menutup peluang lahirnya spekulasi tanah
Kemudian, permasalahan pokok dalam pelaksanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum adalah mengenai proses dan penetapan ganti rugi kepada masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
02 Isi Bab 2 Pembahasan

Ketentuan ganti rugi diatur secara jelas di dalam Undang-Undang Pokok Agraria yang mengatur
bahwa untuk kepentingan umum, yang termasuk di dalamnya kepentingan bangsa dan negara
serta kepentingan bersama rakyat, hak-hak atas tanah dapat dicabut, dengan memberi ganti TUGAS
kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur oleh undang-undang.
Ganti rugi yang dapat diberikan berupa uang, tanah pengganti, pemukiman kembali, gabungan
dari dua atau lebih ganti kerugian uang, tanah pengganti atau pemukiman kembali dan bentuk
lain yang disetujui para pihak.
Dalam ganti rugi harus ada perlakuan yang sama terhadap pemilik lahan. Pembedaan perlakuan
dan perbedaan harga pembebasan lahan akan menimbulkan konflik dan kecemburuan sosial antar
warga yang pada akhirnya akan menghambat pelaksanaan proyek.
SIMPULAN DAN SARAN
03 TUGAS
Isi Bab 3 Berisi Simpulan dan Saran

Kesimpulan

Adapun dasar hukum Jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) adalah :

 UU No.3 tahun 1992 , Tentang Jamsostek.


 PP No. 53 tahun 2012 Perubahan ke 8 atas PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelengaraan Jamsostek.
 Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja.
 Permenaker No. 5/MEN/1993 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaraan, Pembayaran iuran, Pembayaran
Santunan, dan Pelayanan.
 Permen No. 20 Tahun 2012 petunjuk teknis jamsostek.

Adapun beberapa dasar hukum keselamatan kerja antara lain :


 Undang undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Undang-Undang terkenal
sebagai aturan pokok K3. UU ini mengatur kewajiban perusahaan dan pekerja dalam
melaksanakan keselamatan kerja.
 Undang undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam pasal 86 menegaskan hak
pekerja untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
 Undang undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang penerapan system manajemen keselamatan
kerja dan kesehatan kerja ( SMK3)

Adapun undang undang yang mengatur tentang pembebasan lahan antara lain : Undang undang No.2
Tahun 2012, Perpres No.65 Tahun 2006 yang merupakan perubahan dari Peraturan Presiden No.36 Tahun
2005.
SIMPULAN DAN SARAN
03 Isi Bab 3 Berisi Simpulan dan Saran

Saran
JANCOKK

TUGAS
SIMPULAN DAN SARAN
03 Isi Bab 3 Berisi Simpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA

https://www.detikmahasiswahukum.com/2020/05/jaminan-ketenagakerjaan-sosial-jamsostek.html#:
~:text=Dalam%20UU%20Ketengakerjaan%20yang%20dimaksud%20dengan%20jaminan%20sos
ial,sakit%2C%20hamil%2C%20bersalin%2C%20hari%20tua%20dan%20meninggal%20dunia
.

https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/pertanyaan-mengenai-
keselamatan-dan-kesehatan-kerja-di-indonesia-1#:~:text=Undang%2Dundang%20Nomor%201%2
0Tahun,Keselamatan%20dan%20Kesehatan%20Kerja%20(P2K3)

https://www.hukumonline.com/berita/a/dasar-hukum-pengadaan-tanah-untuk-kepentingan-umum-
lt623dde3f7a04c/?page=2
TUGAS
https://www.hukumonline.com/klinik/a/aturan-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-lt6304aeb999d89/

https://www.rumah.com/panduan-properti/pembebasan-tanah-53890
Eko Risdianto, M.Cs

Anda mungkin juga menyukai