Anda di halaman 1dari 4

Tugas Tutorial 1 – Hukum Ketenagakerjaan

Soal 1:  Era orde lama merupakan era kebebasan berserikat. Hal ini sejalan dengan
kebebasan berpolitik di bawah Presiden Soekarno. Sementara,  instrumentasi hukum
perburuhan di era orde lama cukup memberikan jaminan pemenuhan HAM terhadap kaum
buruh. Sifat pemerintah yang otoriter di era orde baru berubah saat memasuki era
reformasi.

Pertanyaan: Dengan kondisi seperti ini coba Anda jelaskan perbedaan Hukum


Ketenagakerjaan Era Reformasi dengan Era Orde Baru !

a. Pada masa pemerintahan Soeharto di Masa Orde Baru, kebijakan industrialisasi


yang dijalankan pemerintah Orde Baru menempatkan stabilitas nasional sebagai
tujuan dengan menjalankan industrial peace khususnya sejak awal Pelita III
(1979-1983), menggunakan sarana yang diistilahkan dengan HPP (Hubungan
Perburuhan Pancasila). Serikat Pekerja di tunggalkan dalam SPSI. Merujuk
pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1956 tentang ratifikasi Konvensi ILO
Nomor 98Tahun 1949 mengenai Berlakunya Dasar daripada Hak Untuk
Berorganisasi dan Berunding Bersama, serta Peraturan Menakertranskop Nomor
8/EDRN/1974 dan Nomor 1/MEN/1975 perihal Pembentukan Serikat Pekerja/Buruh
di Perusahaan Swasta dan Pendaftaran Organisasi Buruh, terlihat bahwa pada
masa ini kebebasan berserikat tidak sepenuhnya dilaksanakan oleh pemerintah.
Peran Militer dalam prakteknya sangat besar, misal dalam penyelesaian
perselisihan perburuhan.
b. Pada orde reformasi di masa pemerintahan B. J Habibie (1998-1999), pada 5
Juni dikeluarkan Keputusan Presiden nomor 83 Tahun 1998 yang mengesahkan
Konvensi ILO nomor 87 Tahun 1948 tentang Kebebasan Berserikat dan
Perlindungan Hak untuk Berorganisasi (Concerning Freedom of Association and
Protection of the Right to Organise) berlaku di Indonesia. Meratifikasi tentang
Usia Minimum untuk diperbolehkan Bekerja/ConcerningMinimum Age for
Admission to Employment (Konvensi Nomor 138 tahun 1973) yang memberi
perlindungan terhadap hak asasi anak dengan membuat Batasan usiauntuk
diperbolehkan bekerja melalui Undang- Undang Nomor 20 Tahun 1999.
Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia Tahun 1998-2003
yang salah satunya diwujudkan dengan pengundangan Undnag-Undang Nomor
39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, dan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perp-pu)Nomor 1 tahun 1999 Tentang Pengadilan
Hak Asasi Manusia.
c. Kemudan dilanjutkan pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2001),
bisa dilihat dari peraturan ketenagakerjaan yang dihasilkan, pemerintahan
Abdurrahman Wahid ini dinilai sangat melindungi kaum pekerja atau buruh dan
memperbaiki iklim demokrasi dengan Undang-Undang serikat pekerja/serikat
buruh yang dikeluarkannya yaitu Undang-Undang nomor 21 Tahun 2000.
d. Di masa Pemerintahan Megawati Soekarno Putri(2001-2004), peraturan
perundangan ketenagakerjaan dihasilkan, di antaranya yang sangat fundamental
adalah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang
menggantikan sebanyak 15 (limabelas) peraturan ketenagakerjaan, sehingga
Undang-Undang ini merupakan payung bagi peraturan lainnya Undang-
Undang yang juga sangat fundamental lainnya adalah Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang
disahkan pada 14 Januari 2004 dan Undang-Undang Nomor 39 Tentang
Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
e. Pada masas pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, beberapa usaha dilakukan
untuk memperbaiki iklim investasi, menuntaskan masalah pengangguran,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan di bidang ketenagakerjaan
sehubungan dengan hal di atas, kurang mendapat dukungan kalangan
pekerja/buruh. Beberapa aturan antara lainnya Intruksi Presiden Nomor 3 Tahun
2006 Tentang Perbaikan iklim Investasi, salah satunya adalah agenda untuk
merevisi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, mendapat tentangan
pekerja/buruh. Pengalihan jam kerja ke hari sabtu dan minggudemi efisiensi
pasokan listrik di Jabodetabek. Penetapan kenaikan upah harus
memperhatikan tingkat pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi.

Soal 2: Irma adalah seorang Karyawan pada Perusahaan Manufaktur pada PT. Prima. Saat
ini Irma sedang dalam keadaan Hamil 3 Bulan. Jika anda sebagai seorang HRD pada PT.
Prima, Uraikan apa yang menjadi Hak dan Kewajiban Irma!

Beberapa hal yang merukapan hak dari Irma sebagai karyawan yang sedang hamil adalah:

1. Pasal 76 (2) UU Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 menyatakan “Pengusaha


dilarang mempekerjakan perempuan hamil yang bisa berbahaya bagi kandungannya
dan dirinya sendiri”.

Karena wanita yang sedang hamil lebih rentan dibanding pekerja lainnya. Makanya
perusahaan atau pemilik usaha wajib menjamin perlindungan bagi pekerja tersebut.
Misalnya tidak memberi tugas keluar kota yang mengharuskan menggunakan
transportasi udara di trimester pertama kehamilan, atau menghindari pekerjaan berat
untuk pekerja pabrik.

2. Ketentuan jam kerja pekerja perempuan hamil diatur dalam Pasal 76 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU
Ketenagakerjaan”):

Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut


keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya
maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.

3. Pasal 82 (1) UU Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 menyatakan “Pekerja/pekerja


perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum
saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan
menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.”

4. Pasal 82 (2) UU Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 menyatakan “Apabila


keguguran kandungan dialami karyawan perempuan, karyawan tersebut berhak
untuk beristirahat selama 1,5 bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter
kandungan/ bidan.”

5. UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan PP No.14 tahun
1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja mengatur
kewajiban perusahaan yang memiliki lebih dari 10 tenaga kerja atau membayar upah
sedikitnya Rp1.000.000 untuk mengikutsertakan seluruh tenaga kerjanya dalam
program BPJS Kesehatan. Dalam program BPJS kesehatan tersebut, termasuk juga
layanan kesehatan pemeriksaan kehamilan dan melahirkan.

6. Pasal 83 UU Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 menyatakan “Pekerja/pekerja


perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya
untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja.”
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Permen 03/Men/1989, mengatur larangan PHK
terhadap pekerja wanita dengan alasan menikah, hamil, atau melahirkan.

Soal 3: Liputan6.com, Palembang- Postingan salah satu pengguna akun media sosial


(medsos) Facebook di grup info lowongan kerja (lowker) Palembang, Sumatera Selatan
(Sumsel) tentang pengalaman kerjanya, kini menjadi viral.

Akun medsos Facebook dengan nama Marasya tersebut, menuliskan kisahnya yang


menjadi karyawan magang selama dua hari di salah satu stand cemilan di mal Palembang,
pada hari Selasa, 3 Maret 2020.

Namun dia dirumahkan oleh pemilik usaha tersebut, dengan alasan tertentu. Pemilik akun
itu mengeluhkan tindakan pemilik usaha itu, yang hanya memberinya upah bekerja 2 hari
sebesar Rp10.000.

Tak ayal, para warganet langsung meramaikan kolom komentar postingan tersebut. Banyak
komentar yang menyalahkan tindakan pemilik usaha tersebut, dengan upah magang yang
sangat rendah.

Beberapa warganet juga turut mengirimkan pesan ke pemilik akun usaha tersebut, dan
menanyakan tentang kebenaran pemberian upah itu.

Kepala Seksi (Kasi) Pengupahan dan Jaminan Sosial (Jamsos) Dinas Ketenagakerjaan
(Disnaker) Palembang Nofiar Marlena pun, menanggapi viralnya postingan ini.

Menurutnya, aturan pekerja magang memang ada di Disnaker. Perusahaan dan pemilik
usaha juga boleh melatih calon pekerja dalam status magang. Namun, label magang
diakuinya belum ada ikatan resmi ke perusahaan maupun pemilik usaha.

“Perusahaan harus memberikan ilmu ke calon pekerja yang belum ada hubungan kerja.
Dalam permagangan, memang tidak ada upah, tapi tergantung kebijakan perusahaan. Jika
mau memberi uang transpor, itu diatur oleh perusahaan atau pemilik usaha sendiri sesuai
kemampuan,” ucapnya, kepada Liputan6.com, Rabu (4/3/2020).

Untuk calon pekerja yang masih magang, perusahaan dan pemilik usaha wajib
mendaftarkan ke Disnaker Palembang, di bidang pelatihan. Bisa dalam satu bulan atau satu
tahun, untuk mengetahui data secara lengkap.

Sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/4194050/viral-pekerja-magang-cemilan-
diupah-rp10000-begini-tanggapan-disnaker-palembang

Pertanyaan: Sejauh mana anda memahami status magang ? Uraikan jawaban Anda


berdasar aturan hukum yang berlaku!

Hal yang diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
adalah magang untuk pelatihan kerja untuk meningkatkan keterampilan tertentu. Jadi, dapat
disimpulkan, aturan ini hanya berlaku untuk magang yang kaitannya dengan pelatihan agar
seseorang lebih terampil dalam bekerja. Magang dengan tujuan menyelesaikan kegiatan
akademis atau pemenuhan tuntutan kurikulum tak masuk dalam regulasi magang ini.
Peserta magang dalam konteks pemagangan dalam UU Ketenagakerjaan, peserta magang
berhak atas hak-hak antara lain memperoleh uang saku dan/atau uang transpor,
memperoleh jaminan sosial tenaga kerja, memperoleh sertifikat apabila lulus di akhir
program.
Hak dan kewajiban pekerja magang yang diatur oleh UU Ketenagakerjaan Pasal 22:

Ayat 1, mengatakan bahwa perjanjian magang harus dibuat secara tertulis


Ayat 2, mengatakan bahwa perjanjian sekurang-kurangnya memuat hak dan kewajiban
peserta dan pengusaha, meliputi:
a. hak peserta magang:
1. mendapat uang saku dan/atau uang transpor
2. mendapat jaminan sosial tenaga kerja
3. mendapat sertifikat apabila lulus di akhir program
b. hak pengusaha:
1. hasil kerja/jasa peserta
2. merekrut peserta magang bila memenuhi persyaratan
c. kewajiban peserta magang:
1. menaati perjanjian magang
2. mengikuti tata tertib program magang dan perusahaan
d. kewajiban pengusaha
1. menyediakan uang saku dan/atau uang transpor
2. menyediakan fasilitas pelatihan, instruktur, dan perlengkapan K3
3. jangka waktu magang (durasi menyesuaikan)
Ayat 3, mengatakan bahwa apabila Ayat 1 tak terpenuhi, maka pekerja dianggap menjadi
pekerja biasa, bukan pekerja magang

Anda mungkin juga menyukai