Anda di halaman 1dari 17

JHT sebagai Perlindungan Dasar Hari Tua bagi Pekerja

Dr. Indra Budi Sumantoro, S.Pd., M.M.


ANGGOTA DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL UNSUR TOKOH/AHLI

Jakarta, 14 Februari 2022


Tugas, Fungsi, dan Wewenang DJSN
berdasarkan UU SJSN dan UU BPJS

UU 40/2004 TENTANG SJSN UU 24/2011 TENTANG BPJS


Merumuskan kebijakan umum dan Menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi
FUNGSI
sinkronisasi penyelenggaraan SJSN SJSN setiap 6 bulan

 Melakukan kajian dan penelitian Mengusulkan Pergantian Antar Waktu (PAW)


penyelenggaraan jaminan sosial dan Pejabat Sementara Dewan Pengawas dan
Direksi BPJS
 Mengusulkan kebijakan investasi
TUGAS dana jaminan sosial Menerima Laporan Pengelolaan Program
dan Keuangan BPJS
 Mengusulkan anggaran jaminan
sosial bagi Penerima Bantuan Iuran Memberikan konsultasi kepada BPJS tentang
(PBI) dan anggaran operasional Bentuk dan Isi Laporan Pengelolaan Program

Melakukan monitoring dan evaluasi Sebagai pengawas eksternal (dalam rangka


WEWENANG
(Monev) penyelenggaraan jaminan sosial Monev)

2
Filosofi Sistem Jaminan Sosial Nasional
UUD NRI 1945 Konsideran Menimbang UU.40/2004
a. bahwa setiap orang berhak atas jaminan
• Pasal 28H ayat (3) sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan
Setiap orang berhak atas jaminan dasar hidup yang layak dan meningkatkan
martabatnya menuju terwujudnya
sosial yang memungkinkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil,
pengembangan dirinya secara utuh dan makmur;
sebagai manusia yang bermartabat. b. bahwa untuk memberikan jaminan sosial
• Pasal 34 ayat (2) yang menyeluruh, negara
mengembangkan Sistem Jaminan Sosial
Negara mengembangkan sistem Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia;
jaminan sosial bagi seluruh rakyat c. bahwa berdasarkan pertimbangan
dan memberdayakan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
yang lemah dan tidak mampu sesuai huruf b, perlu membentuk Undang-
Undang tentang Sistem Jaminan Sosial
dengan martabat kemanusiaan. Nasional;

3
Asas, Prinsip, Mekanisme & Program
SJSN
9 Prinsip
6 Program 1. Kegotong-royongan
3 Azas 2. Nirlaba
1. Jaminan Kesehatan 3. Keterbukaan
1. Kemanusiaan 4. Kehati-hatian
2. Jaminan Kecelakaan
2. Manfaat 5. Akuntabilitas
Kerja
3. Keadilan Sosial Bagi 6. Portabilitas
Seluruh Rakyat 3. Jaminan Kematian
Indonesia 4. Jaminan Hari Tua 7. Kepesertaan Wajib
5. Jaminan Pensiun 8. Dana Amanat
6. Jaminan Kehilangan 9. Hasil Pengelolaan Dana Digunakan
Seluruhnya untuk Pengembangan
Pekerjaan Program dan Sebesar-besarnya
untuk Kepentingan Peserta
Bersifat Asuransi Sosial
4
Pengaturan Program Jaminan Hari Tua
dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN
Pasal 37 (2) Besarnya iuran JHT untuk
Pasal 35 (4) Apabila peserta meninggal
(1) Manfaat JHT berupa uang peserta yang tidak menerima
dunia, ahli warisnya yang sah
(1) JHT diselenggarakan secara tunai dibayarkan sekaligus pada upah ditetapkan berdasarkan
berhak menerima manfaat JHT.
nasional berdasarkan prinsip saat peserta memasuki usia jumlah nominal yang ditetapkan
asuransi sosial atau tabungan (5) Ketentuan sebagaimana secara berkala oleh Pemerintah.
pensiun, meninggal dunia, atau
wajib. dimaksud pada ayat (3) dan
mengalami cacat total tetap. (3) Ketentuan sebagaimana
ayat (4) diatur lebih lanjut
(2) JHT diselenggarakan dengan (2) Besarnya manfaat JHT dimaksud pada ayat (1) dan
dalam PP.
tujuan untuk menjamin agar ditentukan berdasarkan seluruh ayat (2) diatur lebih lanjut
peserta menerima uang tunai Pasal 38 dalam PP.
akumulasi iuran yang telah
apabila memasuki masa disetorkan ditambah hasil (1) Besarnya iuran JHT untuk Pasal 49 ayat (4)
pensiun,mengalami cacat total pengembangannya. peserta penerima upah
BPJS wajib memberikan
tetap, atau meninggal dunia. ditetapkan berdasarkan
(3) Pembayaran manfaat JHT informasi akumulasi iuran
Pasal 36 persentase tertentu dari upah
dapat diberikan sebagian berikut hasil pengembangannya
atau penghasilan tertentu yang
Peserta JHT adalah peserta yang sampai batas tertentu setelah kepada setiap peserta JHT
ditanggung bersama oleh
telah membayar iuran. kepesertaan mencapai minimal sekurang-kurangnya sekali
pemberi kerja dan pekerja.
10 (sepuluh) tahun. dalam satu tahun.

5
Penjelasan Pasal-Pasal mengenai JHT dalam
UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN

Pasal 35 ayat (2)


Penjelasan Pasal 35 ayat (1) Lanjutan Penjelasan Pasal 35 ayat (1)
JHT diterimakan kepada peserta yang
Prinsip asuransi sosial dalam JHT Prinsip tabungan wajib dalam JHT
belum memasuki usia pensiun karena
didasarkan pada mekanisme asuransi didasarkan pada pertimbangan bahwa
mengalami cacat total tetap sehingga
dengan pembayaran iuran antara pekerja manfaat JHT berasal dari akumulasi iuran
tidak bisa lagi bekerja dan iurannya
dan pemberi kerja. dan hasil pengembangannya.
berhenti.

Pasal 37 ayat (2)


Pemerintah menjamin terselenggaranya
pengembangan dana JHT sesuai dengan Pasal 37 ayat (3)
prinsip kehati-hatian minimal setara Sebagian JHT dapat dibayarkan untuk
tingkat suku bunga deposito bank membantu peserta mempersiapkan diri
Pemerintah jangka waktu satu tahun memasuki masa pensiun.
sehingga peserta memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya.

6
DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN PROGRAM JHT

Undang-Undang
UU.40/2004 tentang SJSN UU.24/2011 tentang BPJS

Peraturan Pemerintah
PP.46/2015 tentang Penyelenggaraan Program JHT PP.60/2015 tentang Perubahan Atas PP.46/2015

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan


Permenaker.2/2022 tentang Tata Cara & Permenaker.5/2021 tentang Tata Cara
Persyaratan Pembayaran Manfaat JHT Penyelenggaraan Program JKK, JKM & JHT
7
Tantangan Jangka Panjang: Bonus Demografi dan Populasi
Menua

Sumber: Bank Dunia


8
Rasio Ketergantungan Lansia di Indonesia

Sumber: BPS 21 Desember 2020 dalam databoks.katadata.co.id

9
Angka Kemiskinan didominasi oleh Lansia

Sumber: Susenas 2020 yang diolah oleh TNP2K pada Tahun


2021 10
Klaim JHT didominasi Alasan Mengundurkan Diri

Sumber: BPJS Ketenagakerjaan 11


KLASIFIKASI KLAIM JHT, JANUARI – JUNI 2020
Klasifikasi Klaim JHT Klasifikasi Klaim JHT Klasifikasi Klaim JHT Berdasarkan
Berdasarkan Lama Kepesertaan Berdasarkan Usia Peserta Nominal Pembayaran

Sumber: BPJS Ketenagakerjaan, 2020

12
12
Terbitnya Permenaker No. 2 Tahun 2022

• Seiring dengan berlakunya program JKP, SJSN menjadi paripurna dalam


memberikan perlindungan sosial yang komprehensif bagi pekerja.
• Guna mewujudkan jaminan sosial yang benar-benar holistik, Pemerintah
memandang perlu untuk mengembalikan program JHT sesuai dengan
fungsinya, mengingat sudah ada program JKP yang memberikan
perlindungan bagi Pekerja yang mengalami PHK.
• Oleh karenanya Pemerintah kemudian menerbitkan Permenaker No. 2
Tahun 2022 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat JHT
yang mencabut dan menggantikan Permenaker No. 19 Tahun 2015 tentang
Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat JHT.

13
Kebijakan Klaim JHT & JKP sebagai Program Baru
• Dalam Permenaker tersebut, pekerja yang mengalami PHK atau
mengundurkan diri dapat mengajukan klaim manfaat JHT yang
pembayarannya diberikan pada saat peserta memasuki usia 56 tahun.
• Kebijakan ini merupakan upaya Pemerintah agar program JHT dikembalikan
sesuai dengan fungsinya, mengingat sudah ada program JKP yang memberikan
3 jenis manfaat, yaitu manfaat tunai selama maksimum 6 bulan dengan 45%
upah selama 3 bulan pertama dan 25% upah selama 3 bulan berikutnya,
manfaat pelatihan kerja, dan manfaat sistem informasi pasar kerja.
• Ketentuan ini juga sesuai dengan PP No. 60 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas PP No. 46 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program JHT yang
mengelompokkan eligibilitas PHK dan mengundurkan diri sebagai bagian dari
kategori memasuki usia pensiun untuk mengambil manfaat JHT, yakni 56
tahun.
14
Masa Transisi & Perlindungan Lainnya
• Permenaker No. 2 Tahun 2022 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Pembayaran Manfaat JHT memberikan masa transisi hingga 3 bulan sejak
peraturan ini diundangkan pada tanggal 4 Februari 2022, sehingga
Permenaker No. 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Pembayaran Manfaat JHT masih berlaku sampai dengan tanggal 3 Mei 2022.
• Kebijakan ini memberikan masa penyesuaian bagi pekerja menjelang
berlakunya ketentuan baru mengenai pembayaran manfaat JHT dan
program JKP yang diimplementasikan sejak tanggal 1 Februari 2022.
• Selain program JKP, perlindungan lainnya bagi pekerja yang berhenti bekerja
juga diberikan oleh program lainnya, antara lain program pesangon, Kartu
Prakerja dan kompensasi, serta KUR bagi yang ingin beralih profesi
berwirausaha.
15
Perlindungan Menyeluruh bagi Pekerja yang Berhenti
Bekerja
Pekerja yang JKP Bekerja kembali &
Mendapatkan
mengalami PHK melanjutkan
manfaat JHT
Pesangon kepesertaan JHT
saat memasuki
sebagai PPU BU
usia pensiun
Pekerja PKWT yang
Kartu Prakerja (56 tahun)
habis masa kerjanya Beralih profesi meninggal
berwirausaha & dunia, atau
Kompensasi melanjutkan cacat total
Pekerja yang kepesertaan JHT
tetap
mengundurkan diri KUR sebagai PBPU

16
Terima Kasih

email: contact@djsn.go.id | SMS: 0822-21-500500 | P.O Box: DJSN500500 Jakarta 10000

Anda mungkin juga menyukai