Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Metode Statistika
Disusun Oleh:
Kelompok 12
JAKARTA
2023M/1444H
A. Pengertian Statistika Non Parametrik
Menurut Riadi (2016), Kadir (2015), dan sugiyono (2015), bahwa terdapat dua jenis
statistika inferensial yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian
berdasarkan asumsi distribusi data populasi yaitu statistika parametrik dan statistika non
parametrik. Statistika non parametrik merupakan metode statistik yang dapat digunakan
dengan mengabaikan asumsi-asumsi yang melandasi penggunaan metode statistik
parametrik, yaitu yang berkaitan dengan sebaran data populasi (mengabaikan sebaran
normal). Pada umumnya statistika non parametrik digunakan untuk data berjumlah kecil
(n¿ 30).
1) Uji non parametrik tidak memanfaatkan semua informasi yang terkandung dalam
sampel, sehingga kurang efisien disbanding parametrik.
2) Jika persyaratan uji parametrik dapat dipenuhi maka efisiensi pengujian non
parametrik lebih rendah karena hasil yang diperoleh dari statistik non parametrik
memiliki tingkat kepercayaan yang rendah.
3) Uji non parametrik tidak dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh
interaksi dari faktor-faktor yang diuji dan juga untuk peramalan seperti dalam regresi.
Peta Konsep Statistika Non Parametrik
Uji Run adalah uji non parametrik yang digunakan untuk menentukan
apakah suatu barisan data diperoleh atau terjadi secara acak. Hal ini berguna
bagi statistic inferensial yang mensyaratkan sampel yang dipilih secara
random. Satu Run adalah satu atau lebih symbol yang identic yang di dahului
atau diikuti oleh symbol lain.
Misalkan kita akan menguji apakah deretan orang yang membeli karcis berikut
(laki-laki/L dan perempuan/P) tersusun secara random atau tidak.
PPLLPPPLLP
Untuk menjelaskan uji run ini, mari kita tuliskan tanda ( + atau - ) berdasarkan
data yang diberikan.
PP LL P
¿ ¿ ¿
Dengan demikian, deretan di atas terdiri dari 5 run, yaitu diperoleh dari
susunan yang berjenis kelamin sama: run pertama ada dua P, run kedua ada
dua L, run ketiga ada tiga P, run keempat ada 2 L, run kelima dengan 1 P.
1) Menentukan hipotesis
H 0 : urutan sampel data bersifat random
H 1 : urutan sampel data bersifat tidak random
2) Menentukan taraf signifikasi (α)
α = 0,05 atau 5%
3) Menetukan nilai statistic
Jumlah bertanda (+) : n1
Jumlah bertanda (-) : n2
Jumlah run (r)
Jumlah seluruh observasi (N)
4) Menentukan daerah kritis ( F 1 tabel run dan F 2 tabel run)
5) Membuat kesimpulan
Jika r terletak antara nilai kritis ( F 1< r < F2), H 0 diterima,
artinya urutan symbol adalah random atau acak.
Jika r sama dengan nilai kritis ( F 1 ≥ r ≥ F 2), H 0 ditolak, artinya
urutan symbol adalah tidak random atau acak.
Adapun prosedur uji statistik untuk sampel besar ( n> 20) adalah sebagai
berikut :
1) Menentukan hipotesis
H 0 : urutan sampel data bersifat random
H 1 : urutan sampel data bersifat tidak random
2) Menentukan taraf signifikasi (α)
α = 0,05 atau 5%
3) Menetukan nilai statistik
Jumlah run (r)
Untuk menentukan nilai r ditentukaan dengan tahap berikut :
Menentukan nilai mean (rata-rata) data
Memberi ”−¿” untuk data di bawah (lebih kecil) dari nilai
mean dan tanda “ +¿ ” untuk data di atas (lebih besar dari
nilai mean)
Jumlah bertanda (+¿ ) : n1
Jumlah bertanda (−¿) : n2
Jumlah seluruh observasi (N)
4) Menentukan daerah kritis (Z tabel)
Daerah kritis pada α = 0,05 atau 5% adalah Z b=−1 , 96 atau Z a=1 , 96
√
2 n1 n2 2n 1 n2 (2 n1 n2−N )
μr = + 1 dan σ r=
n1 +n2 2
N (N −1)
6) Mengambil keputusan dan membuat kesimpulan
Jika Z hitung terletak antara nilai kritis ( Z b< Z hitung < Z a), H 0
diterima, artinya urutan symbol adalah random atau acak.
Jika Z hitung sama dengan nilai kritis ( Z b ≥ r ≥ Z a), H 0 ditolak,
artinya urutan symbol adalah tidak random atau acak.
Contoh Soal
No Jawaban
1 1
2 1
3 0
4 1
5 0
6 1
7 0
8 0
9 1
10 1
11 0
12 0
13 0
14 1
15 1
16 0
17 1
18 0
Penyelesaian:
Menentukan hipotesis
H 0 : Waktu pengambilan cuti besar karyawati dalam urutan random
H 1 : Waktu pengambilan cuti besar karyawati tidak dalam urutan
random
Menentukan taraf signifikasi (α)
α = 0,05 atau 5%
Menetukan nilai statistik
n1=9 dan n2 =9
N= n1 +n 2=18 dan r = 12
Menentukan daerah kritis ( F 1 tabel run dan F 2 tabel run)
1 68
2 56
3 78
4 60
5 70
6 72
7 65
8 55
9 60
10 64
11 48
12 52
13 66
14 59
15 75
16 64
17 53
18 54
19 62
20 68
21 70
22 59
23 48
24 53
25 63
26 60
27 62
28 51
29 58
30 68
31 65
32 54
33 79
34 58
35 70
36 59
37 60
38 55
39 54
40 60
41 54
42 50
Penyelesaian:
Menentukan hipotesis
H 0 : sampel rumah tersebut random berdasarkan kelembapannya
H 1 : sampel rumah tersebut tidak random berdasarkan kelembapannya
Menentukan taraf signifikasi (α)
α = 0,1 atau 10%
Menetukan nilai statistic
Untuk menentukan nilai r ditentukaan dengan tahap berikut :
Menentukan nilai mean (rata-rata) data
2559
x= =60,928
42
Memberi ”-” untuk data di bawah (lebih kecil) dari nilai
mean dan tanda “+” untuk data di atas (lebih besar dari
nilai mean)
1 68 (+) 1
2 56 (-) 2
3 78 (+) 3
4 60 (-) 4
5 70 (+)
6 72 (+) 5
7 65 (+)
8 55 (-)
6
9 60 (-)
10 64 (+) 7
11 48 (-)
8
12 52 (-)
13 66 (+) 9
14 59 (-) 10
15 75 (+)
11
16 64 (+)
17 53 (-)
12
18 54 (-)
19 62 (+)
20 68 (+) 13
21 70 (+)
22 59 (-)
23 48 (-) 14
24 53 (-)
25 63 (+) 15
26 60 (-) 16
27 62 (+) 17
28 51 (-)
18
29 58 (-)
30 68 (+)
19
31 65 (+)
32 54 (-) 20
33 79 (+) 21
34 58 (-) 22
35 70 (+) 23
36 59 (-) 24
37 60 (-)
38 55 (-)
39 54 (-)
40 60 (-)
41 54 (-)
42 50 (-)
σ r=
√ 2n 1 n2 (2 n1 n2−N )
N (N −1)
r−μr 24−21,571
2
=σ r=
√ 2(18)(24)(2(18)(24 )−42)
2
42 (42−1)
=
√864 (822)
1764 (41)
=3 ,133
Z= = =0,775
σr 3,133
Mengambil keputusan dan membuat kesimpulan
2) 2 sampel
Dibagi menjadi 2 yaitu uji perbedaan dua rata-rata berpasangan (dependent) dan tidak
terikat atau bebas (independent):
a. Uji Wilcoxon (Uji perbedaan dua rata-rata berpasangan atau dependent)
Uji Wilcoxon dikenalkan oleh Frank Wilcoxon pada tahun 1945. Uji
Wilcoxon adalah uji non parametrik digunakan untuk dua sampel berpasangan
( (Siegel, 1997)dependent). Uji Wilcowon disebut juga dengan Uji peringkat
bertanda atau uji Wilcoxon memerhatikan arah perbedaan dan menentukan
besarnya atau adanya perbedaan nyata antara data pasangan yang diambil dari satu
sampel yang berhubungan.
Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang
berpasangan dari dua data apakah berbeda atau tidak. Wilcoxon signed Rank test
ini digunakan hanya untuk data bertipe interval atau ratio, namun datanya tidak
mengikuti distribusi normal. Untuk kedua kelompok data berpasangan yang akan
diuji, bentuk sebaran datanya haruslah simetris. Pengujian Wilcoxon ada dua
jenis, yaitu:
Untuk sampel kecil, dimana n ≤ 25, maka uji signifikansi dilakukan dengan
cara membandingkan nilai t hitungdengan nilai t tabel pada table Wilcoxon.
Untuk sampel besar n> 25, maka uji signifikansi menggunakan nilai Z hitung
yang dibandingkan dengan table distribusi probabilitas normal ( Z tabel)
1. Merumuskan hipotesis
a. Pengujian dua arah
H 0 : μ=μ 0
H 1 : μ ≠ μ0
b. Pengujian satu arah (ke kanan)
H 0 : μ ≤ μ0
H 1 : μ > μ0
c. Pengujian satu arah (ke kiri)
H 0 : μ ≥ μ0
H 1 : μ < μ0
Dimana :
ω−μ ω
Z=
σω
Dimana :
Z=¿variabel normal
μω=¿mean
σ ω=¿standar deviasi
μω =
√ n ( n+1 ) ( 2 n+1 )
24
n(n+1)
σ ω=
4
Pemilik
Sebelum Setelah
Toko
A 70 72
B 75 75
C 83 87
D 86 85
E 90 88
F 95 100
G 85 88
H 65 72
I 68 63
J 72 78
Dengan taraf signifikasi 5%. Ujilah apakah terdapat perbedaan minat pembeli
sebelum dan setelah penayangan iklan.
Penyelesaian :
1. Merumuskan hipotesis
H 0 : μ=μ 0(tidak terdapat perbedaan minat pembeli sebelum dan setelah
penayangan iklan)
H 1 : μ ≠ μ0 (terdapat perbedaan minat pembeli sebelum dan setelah
penayangan iklan)
2. Menetapkan taraf signifikansi (α )
α =5 %=0.05
3. Menentukan nilai statistic Wilcoxon (ω) , dengan langkah-langkah:
Ran Tanda
Sebelum Setelah
Pemilik d (x i− yi ) |d( xi − y i)| k (-)
(x i) ( yi ) (+)
Toko d
A 70 72 +2 2 +2,5 2,5 -
B 75 75 0 0 0 0 -
C 83 87 +4 4 +5 5 -
D 86 85 -1 1 -1 - 1
E 90 88 -2 2 -2,5 - 2,5
F 95 100 +5 5 +6,5 6,5 -
G 85 88 +3 3 +4 4 -
H 65 72 +7 7 +9 9 -
I 68 63 -5 5 -6,5 - 6,5
J 72 78 +6 6 +8 8 -
∑ (n) ω
+¿=35 ¿ −¿=10 ¿
ω
Karena ω +¿=35 ¿ lebih besar dibandingkan ω−¿=10 ¿, maka ω hitung =10 dengan n=9
4. Menentukan ω tabel
ω tabel=ω(α; n)=ω(0 , 05;9 )=5
5. Kesimpulan
Kriteria uji:
Jika ω hitung ≥ ωtabel , H 0 ditolak
Jika ω hitung < ωtabel , H 0 diterima
Karena ω hitung =10 dan ω tabel=5
Maka, ω hitung ≥ ωtabel , H 0ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedan minat pembeli
sebelum dan setelah penayangan iklan.
Contoh untuk sampel besar ( n> 25 )
ω−μ ω
Z=
σω
Penyelesaian :
1. Merumuskan hipotesis
H 0 : μ=μ 0(tidak terdapat perbedaan produktivitas mahasiswa Fakultas Psikologi
Unpad semester 2 antara belajar sendiri dengan belajar bersama)
H 1 : μ ≠ μ0 (terdapat perbedaan produktivitas mahasiswa Fakultas Psikologi Unpad
semester 2 antara belajar sendiri dengan belajar bersama)
2. Menetapkan taraf signifikansi (α )
α =5 %=0.05
3. Menentukan nilai statistic Wilcoxon (ω) , dengan langkah-langkah:
ω=92
n=25
25 ( 26 )
92−
4 92−162 , 5 −70 ,5
Z hitung = = = =−1 , 89
4. Menentukan ω tabel
Z tabel=Z α =Z 0,975=1 , 96
1−
2
5. Kesimpulan
Kriteria uji:
Jika nilai Z hitung ≤−Z tabel atau Z hitung ≥ Z tabel , maka H 0 ditolak.
Jika nilai Z hitung >−Z tabel atau Z hitung < Z tabel, maka H 0 diterima.
Karena Z hitung =−1 ,89 dan Z tabel=1 , 96
Maka, Z hitung < Z tabel, maka H 0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan
produktivitas mahasiswa Fakultas Psikologi Unpad semester 2 antara belajar
sendiri dengan belajar Bersama.
b. Uji Mann-Whitney (Uji perbedaan dua rata-rata bebas atau dependent)
Dengan prosedur uji peringkat bertanda Wilcoxon, pasangan data yang
diambil dari dua sampel yang saling terkait dapat dianalisis guna melihat
perbedaan yang signifikan. Dalam situasi dimana ingin menguji hipotesis nol
yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua
kelompok data dan dimana data tersebut diambil dari dua sampel yang tidak
terkait, kita dapat melakukan pengujian Mann-Whitney. Pengujian ini sering
disebut pengujian U.
Uji Mann-Whitney (U) adalah uji non parametrik yang tergolong kuat
sebagai pengganti uji-t. Jika dalam uji-t menguji parameter perbedaan dua
rata-rata sampel yang berdistribusi normal dan variansnya harus homogen,
maka pada uji Mann-Whitney asumsi normalitas dan homogenitas tidak
diperlukan yang penting level pengukurannya minimal ordinal dan variabel
yang akan diuji merupakan variabel kontinu.
1) Merumuskan hipotesis
o Uji satu arah ke kanan
H 0 : μ1 ≤ μ2
H 1 : μ 1> μ 2
o Uji satu arah ke kiri
H 0 : μ1 ≥ μ2
H 1 : μ 1< μ 2
o Uji dua arah
H 0 : μ1=μ2
H 1 : μ 1 ≠ μ2
2) Menentukan taraf signifikasi (α )
3) Menentukan nilai statistik Mann-Whitney (U hitung )
o Untuk sampel kecil
a) Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya, dan
diberikan peringkat (Ranking)
b) Mencari nilai U hitung
n1 ( n1+1)
U 1=n1 n 2+ −∑ R1
2
n2 ( n2+ 1)
U 2=n1 n 2+ −∑ R2
2
Keterangan:
U 1=¿ nilai statistik Mann-Whitney 1
U 2=¿ nilai statistik Mann-Whitney 2
n1=¿ banyaknya data 1
n2 =¿ banyaknya data 2
R1=¿ peringkat pada sampel 1
R2=¿ peringkat pada sampel 2
Kemudian, nilai U hitung ditentukan berdasarkan nilai terkecil.
o Untuk sampel besar
Jika sampel lebih besar dari 20, maka distribusi sampling U dalam
Kadir (2017) mengutip “Menurut Mann dan Whitney (1974), akan
mendekati distribusi normal dengan rata-rata dan standar error.”
n1 n2
Mean U ¿ μU =
2
Standar error U ¿ σ U =
√ n 1 n2 (n1+ n2+ 1)
12
Sehingga Z hitung dirumuskan:
n1 n2
U−
U −μU 2
Z hitung = =
√
σU n1 n2 (n1 +n2 +1)
12
Keterangan:
U =¿ nilai terkecil antara U 1 dan U 2
n1=¿ banyaknya data 1
n2 =¿ banyaknya data 2
4) Menentukan nilai tabel
o Untuk sampel kecil
U tabel =U (α )(n : n )
1 2
Siswa
KTSP K13
76 84
82 100
70 78
83 98
94 95
90
78
75
1) Merumuskan hipotesis
H 0 : μ1 ≥ μ2 (Kemampuan pemecahan masalah Matematika siswa
dengan KTSP lebih tinggi dibanding K13)
H 1 : μ 1< μ 2 (Kemampuan pemecahan masalah Matematika siswa
dengan KTSP lebih rendah dibanding K13)
2) Menentukan taraf signifikasi
α =5 %=0 , 05
3) Menentukan nilai statistik Mann-Whitney (U hitung )
a) Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya dan diberikan
Rangking, serta dijumlahkan
5) Kesimpulan
Kriteria uji:
Jika nilai U hitung ≤U tabel, maka H 0 ditolak.
Jika nilai U hitung >U tabel , maka H 0 diterima.
Karena U hitung =6 ,5 ≤ U tabel =8, maka H 0 ditolak. Hal ini berarti
kemampuan pemecahan masalah Matematika siswa dengan KTSP
lebih rendah dibanding K13.
Penyelesaian:
1) Merumuskan hipotesis:
H 0 : μ1=μ2 (tidak ada perbedaan kepadatan hunian rumah antara daerah
nelayan dengan daerah pertanian)
H 1 : μ 1 ≠ μ2 (ada perbedaan kepadatan hunian rumah antara daerah
nelayan dengan daerah pertanian)
2) Taraf Signifikasi
α =5 %=0 , 05
3) Menentukan nilai hitung dengan menggunakan pendekatan distribusi
normal
a) Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya dan diberikan
Rangking, serta dijumhkan
Standar error U ¿ σ U =
√ n 1 n2 (n1+ n2+ 1)
12
σ U=
√ (15)(22)(15+ 22+ 1)
12
=
(330)(38)
12 √
=√ 1045=32,326
Sehingga Z hitung :
U −μU 164−165 −1
Z hitung = = = =−0,0309
σU 32,326 32,326
4) Menentukan nilai tabel
Z tabel=Z =Z =Z 0,975=1, 96
(1− α2 ) (1− 0 ,205 )
Tabel Z Distribusi Normal
5) Kesimpulan
Kriteria Uji:
Jika nilai Z hitung ≤−Z tabel atau Z hitung ≥ Z tabel , maka H 0 ditolak.
Jika nilai Z hitung >−Z tabel atau Z hitung < Z tabel, maka H 0 diterima.
Karena nilai Z hitung =−0,0309>−Z tabel=−1, 96 , maka H 0 diterima. Hal
ini berarti tidak ada perbedaan kepadatan hunian rumah antara daerah
nelayan dengan daerah pertanian.
DAFTAR PUSTAKA