Anda di halaman 1dari 10

BAB XIV

STATISTIKA NON PARAMETRIK

Tujuan Pembelajaran Umum


Mahasiswa dapat melakukan uji hipotesis untuk statistika non parametrik .

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa mampu
1. melakukan uji tanda dan menjelaskan penggunaannya baik dengan menggunakan metode
sampel besar maupun sampel kecil,
2. melakukan uji hipotesis tentang nilai tengah dari suatu populasi,
3. menjelaskan dan menggunakan uji pemeringkatan dengan uji Wilcoxon mengenai
peringkat bertanda yang sesuai,
4. menjelaskan dan menggunakan uji jumlah pemeringkatan Wilcoxon,
5. menjelaskan dan menggunakan analisis Kruskal Wallis mengenai uji varians satu arah.

14.1 UJI TANDA


Uji Tanda adalah salah satu uji nonparametrik yang paling sederhana. Uji ini berdasarkan tanda
yang berbeda-beda. Tanda positif (plus) untuk perbedaan yang bernilai positif dan tanda negatif
(minus)untuk perbedaan yang bernilai negatif.
Uji tanda memiliki banyak aplikasi, salah satunya adalah percobaan " sebelum atau sesudah"
diberi perlakuan. Tanda " + " diberikan untuk peningkatan dan tanda " - " untuk tanda penurunan.
Percobaan untuk mengetahui selera konsumen terhadap suatu produk menggambarkan penggunaan
lain dari uji tanda.
Secara umum, uji tanda banyak dilakukan dalam percobaan untuk membandingkan pengaruh
hasil dua perlakuan. Uji ini sangat baik apabila syarat-syarat berikut dipenuhi, yaitu
1. pasangan hasil pengamatan yang sedang dibandimgkan bersifat independen,
2. masing-masing pengamatan dalam tiap pasang terjadi karena pengaruh kondisi yang
serupa,
3. pasangan yang berlainan terjadi karena kondisi yang berbeda.

Statis tika Bisnis untuk D3 Keuangan Perbankan 1


Contoh 14.1:
Suatu sampel acak dilakukan pada nasabah suatu bank M dan N untuk mengetahui kepuasan
pelayanan teller. Tingkat kepuasan dinyatakan dengan skala 1 sampai dengan 4. Skala 4 untuk
menyatakan tingkat yang paling puas. Data hasil survei diberikan pada tabel 15.1. Ujilah hipotesis
bahwa dalam populasi tingkat kepuasan pelayanan teller bank M lebih baik dibandingkan dengan
pelayanan teller bank N, dengan kepuasan pelayanan bank M lebih dari separuh, dengan  = 0,05.
Jawab :
Tabel 14.1 Data hasil Survei Kepuasan Pelayanan Teller
Tingkat Tanda Tingkat Tanda Tingkat Tanda
M N M–N M N M–N M N M–N
2 3 - 4 2 + 2 4 -
1 2 - 3 2 + 3 1 +
3 2 + 4 3 + 4 2 +
2 2 0 3 3 0 4 1 +
3 2 + 2 2 0 4 3 +
4 3 + 1 3 - 3 2 +
5 1 + 4 2 + 4 2 +
1 3 - 4 1 + 3 2 +
3 3 0 3 2 + 1 3 -
3 1 + 3 3 0 4 1 +

Tingkat kepuasan pelayanan bank M lebih baik dari pada bank N berarti (M-N) positip, sehingga
ingin mengetahui apakah p, proporsi tanda-tanda + dalam populasi tanda-tanda lebih besar dari 0,5.
Sehingga rumusan hipotesisnya adalah :
H :  = 0,5 (proporsi tanda-tanda + dalam populasi tanda-tanda sama dengan 0,5)
A :  > 0,5 (proporsi tanda-tanda + dalam populasi tanda-tanda lebih besar dari 0,5)
Dari tabel 15.1, diperoleh informasi bahwa ada 19 bertanda positif, 6 bertanda negatif, dan 5
bertanda nol. Dalam hal ini hanya diperhatikan konsumen yang menyatakan perbedaan tanda
sehingga tanda nol (tidak ada perbedaan) tidak digunakan. Dengan demikian, besarnya sampel
yang mewakili tanda positif dan negatif :
n = 19 + 6 = 25
Dari hipotesis  = 0,5 maka 1- = 0,5, dengan demikian,

Statis tika Bisnis untuk D3 Keuangan Perbankan 2


Dari sampel proporsi tanda positip :
p = 19/25 = 0,76
x1 x2

n1 n2 0,76 − 0,24
Maka diperoleh uji statistika : Z = = = 4,027
1 1
 (1 −  )( + )  1 1
0,5(0,5) + 
n1 n2  30 30 
Dari tabel dengan  =0,05 diperoleh nilai Ztabel = 1,64.

Simpulan :
Karena uji statistika Zhitung = 4,027 lebih besar dari pada nilai Ztabel = 1,64, kita tolak hipotesis H
yang menyatakan bahwa proporsi pelayanan teller bank M sama dengan 50% tidak dapat
dibenarkan. Dengan kata lain, pelayanan teller pada bank M lebih baik jika dibandingkan
pelayanan teller pada bank N.

Ho : pelayanan teller pada bank M kurang baik atau sama baiknya jika dibandingkan pelayanan
teller pada bank N
Ha : pelayanan teller pada bank M lebih baik jika dibandingkan pelayanan teller pada bank N

13.2 UJI WILCOXON


Uji ini merupakan perbaikan dari uji tanda yang telah diuraikan di atas. Dalam uji Wilcoxon,
bukan hanya tanda yang diperhatikan tetapi juga nilai-nilai selisih (X-Y). Uji ini digunakan untuk
kondisi dua sampel yang independen.
Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut
1. Berilah nomor urut setiap harga mutlak selisih (X-Y). Harga mutlak yang terkecil diberi nomor
urut atau rank 1, harga mutlak selisih berikutnya diberi nomor urut 2 dan akhirnya harga mutlak
terbesar diberi nomor urut n! Jika terdapat selisih yang harga mutlaknya sama besar, untuk
nomor urut diambil rata-ratanya.
2. Untuk tiap nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih (X-Y)!
3. Hitung jumlah nomor urut yang bertanda positif dan juga jumlah nomor urut yang bertanda
negatif!

Statis tika Bisnis untuk D3 Keuangan Perbankan 3


4. Untuk jumlah nomor urut yang didapat di atas, ambil jumlah harga mutlaknya paling kecil.
Jumlah ini dinotasikan dengan J. Jumlah J ini yang dipakai untuk menguji hipotesis :
H : tidak ada perbedaan pengaruh kedua perlakuan.
A : terdapat perbedaan pengaruh kedua perlakuan.
Untuk uji hipotesis di atas dengan taraf nyata  = 0,01 atau  = 0,05. Kita bandingkan J di atas
dengan J yang diperoleh dari tabel 15.2. Jika J dari perhitungan berdasarkan sampel lebih kecil atau
sama dengan J dari tabel berdasarkan taraf nyata yang dipilih maka hipotesis H ditolak. Dalam hal
lainnya maka H diterima.
Tabel 14.2
Nilai-nilai Kritis J untuk Uji Wilcoxon
Ukuran Taraf Nyata Taraf Nyata
Sampel 0,01 0,05
6 - 0
7 - 2
8 0 4
9 2 6
10 3 8
11 5 11
12 7 14
13 10 17
14 13 21
15 16 25
16 20 30
17 23 35
18 28 40
19 32 46
20 38 52
21 43 59
22 49 66
23 55 73
24 61 81
25 68 89

Sumber : Ostle, B., Statistics in Research, The Lowa University Press, 1969.

Contoh 14.2:

Statis tika Bisnis untuk D3 Keuangan Perbankan 4


Di bawah ini disajikan data mengenai persentasi kesalahan laporan keuangan (dinyatakan dalam
persen) pada bulan Juni dan Juli di 20 kantor cabang pembantu Bank XYZ. Dari tabel 13.3 di
bawah didapat jumlah Rank positif adalah 138,5 sedangkan jumlah Rank negatif -71,5 sehingga
diperoleh harga J = 71,5 yaitu jumlah yang harga mutlaknya paling kecil. Dengan  = 0,05 dan n
= 20, dari tabel 13.2 didapat J = 52. Karena J = 71,5 dari perhitungan lebih besar dari 52 ini,
hipotesis Ho ditolak. Berarti ada perbedaan persentase kesalahan laporan keuangan bulan Juni
dan Juli.

Tabel 14.3 Hasil Pelaporan Kesalahan Laporan Keuangan


dari 20 Cabang Bank Pembantu ( dalam persen )
Lokasi Juni (X) Juli (Y) Beda Rank Tanda Beda + Beda -
(X-Y) X −Y Rank
1 3,4 3,0 0,4 15,5 +15,5 15,5
2 3,7 3,9 -0,2 6 -6 -6
3 2,8 3,2 -0,4 15,5 -15,5 -15,5
4 4,2 4,6 -0,4 15,5 -15,5 -15,5
5 4,6 4,3 0,3 9,5 +9,5 9,5
6 3,8 3,4 0,4 15,5 +15,5 15,5
7 3,6 3,5 0,1 3 +3 3
8 2,9 3,0 -0,1 3 -3 -3
9 3,0 2,9 0,1 3 +3 3
10 3,8 3,7 0,1 3 +3 3
11 4,0 3,7 0,3 9,5 +9,5 9,5
12 3,9 4,0 -0,1 3 -3 -3
13 3,8 3,5 0,3 9,5 +9,5 9,5
14 4,2 4,5 -0,3 9,5 -9,5 -9,5
15 4,7 3,9 0,8 20 +20 20
16 4,0 3,7 0,3 9,5 +9,5 9,5
17 3,6 3,2 0,4 15,5 +15,5 15,5
18 3,2 2,9 0,3 9,5 +9,5 9,5
19 3,4 3,0 0,4 15,5 15,5 15,5
20 2,9 3,6 -0,7 19 -19 -19
Jumlah 138,5 -71,5

Uji Wilcoxon ini juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis :


H : median populasi = M
A : median populasi  M

Statis tika Bisnis untuk D3 Keuangan Perbankan 5


Berdasarkan sebuah sampel acak yang diambil dari populasi yang diduga mempunyai median M.
Dalam hal ini kita hanya memperhatikan sebuah sampel yang diambil dari sebuah populasi. Jika
data sampel berukuran n yaitu : X1, X2 , … , Xn , untuk keperluan uji median seperti dirumuskan di
atas harus dihitung selisih (XI - M) dan nomor urut harga mutlak IXI - MI. Selanjutnya, ditempuh
langkah-langkah seperti di atas. Hipotesis H kita tolak jika J dari perhitungan lebih kecil atau sama
dengan J dari tabel berdasarkan taraf nyata yang dipilih.

Contoh 14.3 :
Diberikan data : 10, 13, 14, 15, 11, 10, 9, 12, 9, 11, 13, 16. Selanjutnya akan diuji apakah sampel
itu berasal dari sebuah populasi dengan median M = 12,5 ataukah bukan. Untuk keperluan
perhitungan ini dibuat tabel sebagai berikut

Tabel 14.4 Data untuk Menjelaskan Uji Median


Data (X-M) Rank Tanda Rank Tanda Rank
X IX-MI positif negatif
10 -2,5 9 -9
13 0,5 2,5 +2,5
14 1,5 6 +6
13 0,5 2,5 +2,5
15 2,5 9 +9
11 -1,5 6 -6
10 -2,5 9 -9
9 -3,5 12 -12
12 -0,5 2,5 -2,5
9 -3,5 12 -12
11 -1,5 6 -6
13 0,5 2,5 +2,5
16 3,5 12 +12
Jumlah 34,5 -56,5

Tabel 13.4
Dari tabel 13.4 diperoleh J = 34,5. Dengan  = 0,05 dan n = 13, dari tabel 13.2 diperoleh J = 17.
Karena J perhitungan lebih besar dari J table, hipotesis H ditolak, berarti median populasi adalah >
12,5.
14.3 Uji Run Keacakan

Statis tika Bisnis untuk D3 Keuangan Perbankan 6


Statistika analitik menghendaki bahwa sampel-sampel dapat dikumpulkan secara random
(acak). Tujuan dari uji Run adalah untuk menentukan apakah urutan seleksi sesuai dengan kaidah
random. Uji tersebut didasarkan atas jumlah run di dalam suatu urutan sampel. Suatu run adalah
satu atau lebih lambang-lambang (kejadian-kejadian) yang identik yang didahului atau diikuti oleh
suatu lambang yang berbeda atau tidak ada lambang sama sekali. Misalnya dalam urutan :
1 2 3 4
aa bbb a b
terdapat 4 run . Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
Pasangan aa merupakan run karena pasangan tersebut tidak didahului dan tidak diikuti oleh simbol
atau lambang yang berbeda, yaitu b. bbb merupakan suatu run karena tripel tersebut didahului dan
diikuti oleh suatu simbol yang berbeda, yaitu a. Demikian halnya dengan simbol berikutnya, yaitu
a dan b, masing-masing merupakan suatu run. Dengan jumlah run adalah 4.
Untuk suatu urutan yang berisi dua simbol, dapat kita rumuskan beberapa kondisi, yaitu :
n1: jumlah munculnya suatu lambang
n2 : jumlah munculnya lambang yang lain
n = n1 + n2
nr = jumlah run di dalam urutan
Misalnya, bahwa dalam suatu urutan terjadi n = 4 simbol terdapat 1A dan 3B. Jumlah simbol dalam
kejadian tersebut dapat dituliskan n1 = 1 dan n2 = 3. Selanjutnya dapat terjadi empat kemungkinan
urutan, yaitu :
ABBB BABB BBAB BBBA
Jumlah-jumlah run dalam empat urutan di atas, berturut-turut 2, 3, 3, dan 2 sehingga jumlah rata-
rata run :
2+3+3+ 2
r = = 2,5
4
Simpangan baku dari jumlah run :

(2 − 2,5) 2 + (3 − 2,5) 2 + (3 − 2,5) 2 + (2 − 2,5) 2


r = = 0,5
4
Nilai rata-rata dan simpangan baku di atas dapat juga diperoleh dengan menggunakan rumus :
2n1n2
r = +1
n
Statis tika Bisnis untuk D3 Keuangan Perbankan 7
dan
2n1n2 (2n1n2 − n)
r =
n 2 (n − 1)

Jika n1 dan n2 keduanya bernilai sekurang-kurangnya 10, distribusi jumlah run dapat didekati
dengan suatu distribusi normal yang memiliki r (sebagai rata-rata) dan  r (sebagai simpangan
baku). Selanjutnya, nilai uji statistika sampel dari uji run untuk keacakan :
nr −  r
Z=
r
Nilai-nilai positif dan negatif yang besar dari Z hitung, berarti bahwa suatu urutan yang
diobservasi tidak random (tidak acak) karena jumlah run-nya terlalu sedikit atau terlalu banyak.
Contoh 14.4 :
Di bawah ini disajikan urutan gagal dalam serve (A) dan tidak gagal (N) yang terjadi dalam suatu
permainan.
NN A N AA N A N A N A NN A NNNNNNN AA N A NN AA NNNNNN
Dengan taraf nyata  = 0,05, buatlah uji run untuk menentukan apakah urutan gagal dan tidak
gagal serve berbentuk random (acak) !
Jawab :
Dengan memperhatikan urutan di atas kita dapatkan :
n1 = jumlah dari N = 24
n2 = jumlah dari A = 12
n = n1 + n2 = 36
nr = jumlah run = 19
Rumusan hipotesisnya adalah :
H : Urutan gagal dan tidak gagal adalah random (acak)
A : Urutan gagal dan tidak gagal adalah tidak random (acak)
Nilai kritis :
Karena baik n1 maupun n2 lebih dari 10, maka dapat digunakan distribusi normal Z . Dengan
demikian untuk uji dua arah kita dapatkan Ztabel = 1,96
2(24)(12)
r = + 1 = 17
36

Statis tika Bisnis untuk D3 Keuangan Perbankan 8


2(24)(12){2(24)(12) − 36}
r = = 2,62
36 2 (36 − 1)

sehingga diperoleh nilai statistika Z, yaitu :


19 − 17
Z= = 0,76
2,62
Karena nilai statistika Z hitung = 0,76 lebih kecil dari Z = 1,96, hipotesis H diterima. Berarti urutan
gagal dan tidak gagal adalah random (acak).

Soal-soal Latihan
1. Apakah perbedaan antara metode statistik parametrik dan nonparametrik ? Ambilah sebuah
contoh masing-masing untuk membedakan di antara keduanya!
2. Jelaskan masing-masing prosedur untuk uji tanda dan uji Wilcoxon!
3. Terdapat dua kelompok karyawan bank, masing-masing sebanyak 13 orang yang mempunyai
intelegensia dan latar belakang yang sama, telah menerima semacam training dengan
menggunakan metode A untuk kelompok yang satu dan metode B untuk kelompok lainnya.
Sesudah jangka waktu tertentu ditest dan hasilnya dapat dilihat di bawah ini!
Tabel 14.6 Daftar Nilai Training dengan Menggunakan Metode A dan Metode B
Metode A 78 64 73 79 80 67 74 82 65 68 70 63 64
Metode B 70 73 70 80 78 63 74 78 63 68 68 60 65
Adakah perbedaan yang berarti antara hasil training kedua metode tersebut ?
4. Sederetan tanaman telah diperiksa yang menghasilkan urutan sebagai berikut :
S S S S P P S P P P S S S S P S P P S S di mana S = tanaman yang sehat dan P = tanaman yang
kena penyakit. Selidikilah apakah penyakit itu telah menyerang tanaman secara acak ataukah
tidak ?
5. Diberikan data sebagai berikut :
26, 35, 27, 29, 30, 19, 32, 43, 18, 26, 27, 25, 35, 40, 26, 25, 22, 20, 17. Dapatkah disimpulkan
bahwa data ini berasal dari sebuah populasi dengan median sebesar 23 ?

Statis tika Bisnis untuk D3 Keuangan Perbankan 9


Statis tika Bisnis untuk D3 Keuangan Perbankan 10

Anda mungkin juga menyukai