Anda di halaman 1dari 10

BAB 5

UJI JENJANG-BERTANDA
WILCOXON (WILCOXON’S SIGNED
RANK TEST)

Uji jenjang-bertanda Wilcoxon merupakan


penyempurnaan dari uji tanda (sign test). Jika dalam uji tanda
besarnya selisih nilai angka antara positif dan negatif tidak
diperhitungkan, maka dalam uji Wilcoxon besarnya selisih ini
diperhitungkan. Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis
perbedaan dua sampel yang berpasangan bila datanya berskala
ordinal atau jika asumsi untuk menggunakan uji parametrik tidak
dipenuhi.
Secara manual, uji jenjang-bertanda Wilcoxon dapat
diselesaikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memberikan jenjang (ranking) untuk tiap-tiap selisih dari
pasangan pengamatan (Yi - Xi). Jenjang diberikan dari yang
terkecil sampai yang terbesar tanpa memperhatikan tanda dari
selisih itu (nilai selisih absolut). Bila ada dua atau lebih selisih
yang sama, maka jenjang untuk tiap-tiap selisih itu adalah
jenjang rata-rata.
b. Memberikan tanda positif atau negatif pada jenjang untuk tiap-
tiap selisih sesuai dengan tanda dari selisih itu. Selisih 0 tidak
diperhatikan.
c. Menjumlahkan semua jenjang bertanda (+) dan semua jenjang
yang bertanda (-). Lihat jumlah mana yang paling kecil dengan
mengabaikan tandanya. Notasikan jumlah jenjang yang lebih
kecil ini dengan T.
d. Membandingkan nilai T yang diperoleh dengan nilai T untuk
uji jenjang bertanda Wilcoxon dengan derajat bebas n-2. Tabel
nilai T hanya digunakan jika jumlah pengamatan lebih kecil
atau sama dengan 25 (n ≤ 25).
e. Jika jumlah pengamatan lebih besar dari 25 (n > 25) maka
digunakan pendekatan kurva normal (tabel Z). nilai Z dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
T −E(T )
Z = ........................................................................(7)
σT

dimana:
n ( n+1 )
E(T) = ......................................................................(8)
4

n ( n+ 1 ) (2 n+1)
σT =
√ 24
.......................................................(9)

Dengan n adalah jumlah sampel.


f. Membandingkan nilai Z dengan Zα.

Hipotesis yang diajukan adalah:


H0 : Median dari beda kedua variabel = 0 atau probabilitas untuk
memperoleh suatu beda yang bertanda positif sama dengan
probabilitas untuk memperoleh beda yang bertanda negatif →
m=0
H1 : Median dari beda kedua variabel ≠ 0 atau probabilitas untuk
memperoleh suatu beda yang bertanda positif tidak sama
dengan probabilitas untuk memperoleh beda yang bertanda
negatif → m ≠ 0

Secara manual ada dua kriteria pengambilan keputusan yaitu:


 H0 diterima jika Z ≤ Zα/2 atau T ≥ Tα
 H1 diterima jika Z > Zα/2 atau T<Tα
Contoh yang sama pada uji tanda akan kita selesaikan dengan
uji jenjang-bertanda Wilcoxon. Secara manual, perhitungan uji
jenjang-bertanda Wilcoxon dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel14. Perhitungan Manual Uji Jenjang-Bertanda Wilcoxon

Sebelum Sesudah Jenjan Tanda Jenjang


N beda
Penyuluhan Penyuluhan g Positif Negatif
o (Yi - Xi) 
(Xi) (Yi) a b
1 45 55 10 10 10
2 47 51 4 7 7
3 49 52 3 5 5
4 51 52 1 2 2
5 56 56 0
6 49 46 -3 5 -5
7 41 48 7 8 8
8 47 46 -1 2 -2
9 46 61 15 13 13
10 39 52 13 12 12
11 45 48 3 5 5
12 42 53 11 11 11
13 47 39 -8 9 -9
14 50 50 0
15 50 49 -1 2 -2
73 -18
c

Dari Tabel 14. diperoleh jumlah jenjang bertanda (+)


sebesar 73 dan jumlah jenjang bertanda (-) sebesar 18. Dengan
demikian, nilai T yang dipergunakan ialah jumlah jenjang bertanda
(-) yaitu sebesar18.
Dari tabel nilai kritis T dengan α 0,05 dan db = 13 (15-2)
diperoleh nilai T sebesar 17. Nilai T yang diperoleh (18) lebih
besar (>) dari T0,05;13 (17), dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H0 diterima dan H1 ditolak:artinya tidak ada perbedaan
tingkat kosmopolitan petani sebelum dan sesudah kegiatan
penyuluhan. Penyuluhan yang dilakukan tidak berhasil
meningkatkan kosmopolitan petani.
Uji jenjang-bertanda Wilcoxon juga dapat diselesaikan
dengan menggunakan software SPSS.Langkah-langkah
penyelesaian uji jenjang-bertanda Wilcoxon dengan menggunakan
SPSS adalah:
a. Buka lembar kerja SPSS
b. Klik pada [Variable View]
 Pada baris 1 → kolom [Name] ketik: Sebelum
kolom [Label] ketik: Tingkat
Kosmpolitan Sebelum Penyuluhan
 Pada baris 2 → kolom [Name] ketik: Sesudah
kolom [Label] ketik: Tingkat
Kosmpolitan Sesudah Penyuluhan

c. Klik pada [Data View], kemudian isi data yang diperoleh


d. Klik [Analyze] → [Nonparametric Tests] → [Legacy
Dialogs] → [2 Related Samples]

e. Muncul kotak dialog [Two Related Samples Tests].


f. Masukkan nama variabel pada kolom [Test Pairs:]
g. Checklist [Wilcoxon] pada [Test Type]

h. Klik [OK]

Hasil estimasi yang diperoleh adalah:

Ranks
Mean Sum of
N Rank Ranks
Negative 4a 4,50 18,00
Ranks
Tingkat Kosmpolitan Sesudah Positive 9b 8,11 73,00
Penyuluhan - Tingkat Kosmpolitan Ranks
Sebelum Penyuluhan Ties 2c
Total 15
a. Tingkat Kosmpolitan Sesudah Penyuluhan < Tingkat Kosmpolitan Sebelum
Penyuluhan
b. Tingkat Kosmpolitan Sesudah Penyuluhan > Tingkat Kosmpolitan Sebelum
Penyuluhan
c. Tingkat Kosmpolitan Sesudah Penyuluhan = Tingkat Kosmpolitan Sebelum
Penyuluhan

Test Statisticsa
Tingkat Kosmpolitan Sesudah
Penyuluhan - Tingkat
Kosmpolitan Sebelum
Penyuluhan
Z -1,927b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,054
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:


 H0 diterima jika nilai signifikansi ≥ α
 H1 diterima jika nilai signifikansi< α

Dari hasil perhitungan diperoleh signifikansi (0,054) >α0,05.


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1
ditolak: artinya tidak ada perbedaan tingkat kosmopolitan petani
sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan. Penyuluhan yang
dilakukan tidak berhasil meningkatkan kosmopolitan petani.

Soal latihan:
1. Pemerintah ingin menerapkan suatu metode penanaman padi
model baru. Untuk itu dilakukan penelitian awal pada 10 orang
petani sampel. Dari petani sampel ini akan dianalisis apakah
metode baru tersebut memberikan produksi yang berbeda. Oleh
karena itu dilakukan pencatatan produksi padi petani ketika
menerapkan metode penanaman lama dan hasil produksi padi
petani setelah menerapkan metode penanaman baru. Hasil
penelitian produksi petani sebelum dan sesudah menerap
metode penanaman baru dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Produksi Padi Petani Sebelum dan Sesudah Metode
Penanaman Baru diterapkan

Produksi Padi (ton)


No
Metode Lama Metode Baru
1 0,70 1,27
2 0,90 1,28
3 1,02 1,28
4 1,25 1,26
5 1,30 1,50
6 1,27 1,52
7 1,28 1,52
8 1,28 1,75
9 1,26 1,50
10 1,50 1,80

Dengan menggunakan uji jenjang-bertanda Wilcoxon pada α


5%, ujilah perbedaan produksi padi sebelum dan sesudah
menerapkan metode penanaman baru!

2. Suatu cara pemberian pupuk yang berbeda dengan cara lama


akan dipraktekkan dan diuji efektifitasnya. Hasil penelitian
disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Produksi Sebelum dan Sesudah Metode Pemupukan


Baru diterapkan

Produksi (kg)
No
Metode Pemupukan Lama Metode Pemupukan Baru
1 1.000 1.200
2 1.200 1.300
3 1.250 1.950
4 1.600 1.800
5 2.000 2.400
6 2.700 2.450
7 2.500 2.100
8 2.200 2.880
9 3.000 3.600
10 3.000 4.000
Dengan menggunakan uji jenjang-bertanda Wilcoxon pada α
1%, ujilah perbedaan produksi padi sebelum dan sesudah
menerapkan metode penanaman baru!

3. Suatu penelitian dilakukan untuk menganalisis perbedaan


tingkat perkembangan kelompok tani sebelum dan sesudah
adanya kegiatan sekolah lapang. Penelitian dilakukan terhadap
9 kelompok tani yang angota-anggotanya sudah mengikuti
kegiatan sekolah lapang. Data perkembangan kelompok
disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Perkembangan Kelompok Tani Sebelum dan


Sesudah Adanya Kegiatan Sekolah Lapang

Nomor Perkembangan Kelompok Tani


sampel Sebelum Program Sesudah Program
1 60 60
2 60 60
3 60 58
4 58 58
5 40 60
6 26 58
7 26 60
8 40 58
9 26 58

Dengan menggunakan uji jenjang-bertanda Wilcoxon pada α


1%, ujilah perbedaantingkat perkembangan kelompok tani
sebelum dan sesudah adanya kegiatan sekolah lapang.

Anda mungkin juga menyukai