Anda di halaman 1dari 9

BAB XIII

ANALISIS KORELASI

Tujuan Pembelajaran Umum


Mahasiswa diharapkan dapat menganalisis korelasi antara variabel bebas dan variabel
tak bebas.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Mahasiswa mampu
1. menghitung koefisien korel asi dan menjelaskan kegunaannya,
2. menyusun uji hipot esa terhadap koefisien korelasi,
3. menghitung dan menjelaskan arti koefisien determinasi.
Dalam bab sebelumnya, telah dibahas bagaimana hubungan antara dua
variabel X dan Y dapat ditentukan. Hubungan yang diperoleh dinyatakan
dalam bentuk pe rsamaan matematis yang dalam statistika disebut garis
regresi. Jika X merupakan variabel bebas ( independen ) dan Y
merupakan variabel tak bebas ( dependen ), dapat digunakan untuk
meramalkan nilai Y apabila nilai X diketahui.
Dalam beberapa masalah, jika nilai-nilai pengamatan terdiri atas
lebih dari satu variabel, tidak hanya persamaan regresinya yang perlu
dicari, tetapi juga kekuatan antara variabel -variabel itu berhubungan.
Kekuatan hubungan antara variabel -variabel dinamakan korelasi.
Ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat atau kekuatan korelasi
antara variabel -variabel dinamakan koefisien korelasi.
13.1 Koefisien Korelasi
Untuk menentukan ukuran derajat hubungan atau koefisien korelasi,
perlu diketahui bahwa

D3Buku Statistika Bisnis untu k Akuntansi 1


1. koefisien korelasi harus besar apabila derajat hubungan tinggi dan
harus kecil apabila derajat hubungan rendah,

2. koefisien korelasi harus bebas dari satuan yang digunakan untuk


mengukur variabel .

Koefisien korelasi adalah suatu ukuran yang menggambarkan


kekuatan hubungan linier antara dua variabel

Rumus untuk koefisien korelasi r adalah sebagai beri kut

n( XY ) − ( X )( Y )
r= ..............(13 − 1)
{n( X 2 ) − ( X ) 2 }{n( Y 2 ) − ( Y ) 2 }

dengan nilai koefisien korelasi terletak antara -1 dan +1 atau dinyatakan


dengan -1 < r < +1 …………………… ..(13-2)
Tanda positif menyatakan bahwa antara variabel -variabel itu terdapat
korelasi positif atau korelasi langsung ; nilai variabel X yang kecil
berpasangan den gan nilai variabel Y yang kecil dan nilai X yang besar
berpasangan dengan nilai Y yang besar.
Tanda negatif menyatakan bahwa antara variabel -variabel itu terdapat
korelasi negatif atau korelasi invers; nilai variabel X yang besar
berpasangan dengan variabel Y yang kecil , sedangkan variabel X yang
kecil berpasangan dengan variabel Y yang besar.

Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel tak


bebas Y yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman
variabel bebas X

Suatu ukuran lain yang mempunyai arti lebih pasti adalah koefisien
determinasi . Koefisien ini dihitung dengan meng kuadratkan koefisien

D3Buku Statistika Bisnis untu k Akuntansi 2


korelasi ( r 2 ). Dengan demikian, besarnya nilai koefisien determinasi
terletak antara 0 dan 1 atau dapat dinyatakan dengan :
0 < r 2 < 1 ………………(13 -3)
Contoh 13.1 :
Di bawah ini disajikan data meng enai keuntungan dan pengeluran suatu
perusahaan dan semua perhitungan yang diperlukan untuk menghitung
koefisien korelasi dan koefisien determinasi :
Tabel 13.1 Data Mengenai Keuntungan dan Pengeluran Perusahaan
Keuntungan Pengeluaran XY X2 Y2
(jutaan Rp) (jutaan Rp)
10 7 70 100 49
20 21 420 400 441
30 23 690 900 529
40 34 1360 1600 1156
50 36 1800 2500 1296
60 53 3180 3600 2809

 X = 210 Y = 174  XY = 7520  X 2


= 9100 Y 2
= 6280
Pemecahannya :
Dengan mengunakan rumus (13 -1) kita hitung harga koefisien
korelasinya yaitu
6(7520 ) − (210)(174)
r= = 0,974679
{6(9100 ) − (210) 2 }{6(6280 ) − (174) 2 }

r 2 = 0,95
Kita memperkirakan nilai r 2 = 0,95 menunjukkan bahwa 95 % variasi
pengeluaran dijelaskan oleh hubungan antara pengeluaran Y dan
pendapatan X.

D3Buku Statistika Bisnis untu k Akuntansi 3


13.2 Pengujian Koefisien Korelasi Populasi
Koefisien korelasi r yang kita peroleh di atas merupakan koefisien
korelasi berdasarkan sampel. Koefisien korelasi populasi biasa
dilambangkan deng an ρ(rho). Jika variabel -variabel populasi (X, Y)
tidak berkorelasi, nilai ρ = 0.
Selanjutnya, kita akan melakukan uji hipotesis koefisien korelasi
populasi, yaitu menguji apakah variabel -variabel populasi (X,Y) saling
berkorelasi atau tidak.
Prosedur uji hipotesisnya sama seperti dalam uji hipotesis pada bab
sebelumnya.
Rumusan hipotesisnya adalah :

H : ρ = 0 (Korelasi dalam populasi sama dengan nol)


A : ρ ≠ 0 (Korelasi dalam populasi tidak sama dengan nol)
Berdasarkan hip otesis alternatifnya, kita tahu bahwa uji hipotesis di
atas merupakan uji hipotesis dua arah.
Uji statistiknya adalah uji statistik t dengan t hitungnya adalah :

r n−2
t= .............................(13.4)
1− r 2

t hitung di atas dibandingka n dengan t tabel, digunakan taraf nyata 


dengan derajat -kebebasan dk = n -2.
Contoh 13.2:
Pimpinan pusat penelitian mengumpulkan 24 observasi atau pengamatan
tentang tingkat bunga kredit rumah (X) dan jumlah penjualan rumah (Y)
pada masing-masing tingkat bunga. Telah dihitung nilai -nilai  X = 276
,  Y = 768 ,  XY = 8690 ,  X 2
= 3300 , dan Y 2
= 250 00 . Ujilah hipotesis

bahwa tingkat bunga kredit rumah dan jumlah penjualan rumah tidak
berkorelasi pada taraf nyata 0,05.

D3Buku Statistika Bisnis untu k Akuntansi 4


Pemecahannya :
Rumusan hipotesisnya adalah :
H : ρ = 0 dengan A: ρ ≠ 0
Selanjutnya, hitung uji statistik t dengan rumus (13 -4). Nilai r dihitung
terlebih dahulu, yaitu :
24(8690 ) − (276)(768)
r= = −0,61
{24(3300 ) − (276) 2 }{24(25000 ) − (768) 2 }

24 − 2
t = −0,61 = −3,61
1 − (−0,61) 2

Karena uji hipotesis dua arah, nilai  = 0,05 dibagi dua menjadi /2 =
0,025 dengan derajat kebebasan dk = 24 -2 = 22, kita peroleh nilai t tabel
dari lampiran t (0,025,22) = 2,07
Kita menolak hipotesis H jika uji statistik atau t hitung > 2,07 atau < -2,07
Kesimpulan, kita tolak hi potesis H : ρ = 0 karena t hitung = -3,61 lebih kecil
dari pada t ( 0 , 0 2 5 , 2 2 ) = -2,07. Ini berarti bahwa jumlah penjualan rumah dan
tingkat bunga kredit rumah berkorelasi. Kita dapat menyatakan bahwa
koefisien korelasi -0,61 signifikan ( -0,61 tidak dapat dianggap sama d engan
nol) pada taraf nyata 0,05.
Karena dari sampel diperoleh nilai r = -0,61 negatif, hasil pengujian
menyatakan bahwa penjualan rumah berkorelasi negatif dengan tingkat
bunga kredit rumah.
13.3 Koefisien Korelasi Regresi Berganda
Dalam regresi berganda, koefisien korelasi r diinterpretasikan sebagai
proporsi (atau persentase) varian pada variabel tak bebas (dependen) yang
dijelaskan karena hubungan dengan variabel bebas (independen). Rumus
untuk menghitung koefisien determinasi r 2 pada kasus dua variabel bebas
(independen) adalah :

D3Buku Statistika Bisnis untu k Akuntansi 5


n(a  Y + b1  X 1Y + b2  X 2Y ) − ( Y ) 2
r2 = ......................(13 − 5)
n  Y 2 − ( Y ) 2
Contoh 13.3 :
Dengan menggunakan da ta pada contoh 13.3 , tentukanlah koefisien
determinasi r 2 !
Pemecahan :
X1Y X2Y X1X2 X12 X22 Y2
1 2 2 1 4 1
3 25 3 9 1 1
15 12 35 25 49 9
12 8 24 36 16 4
32 32 64 64 64 16
40 24 60 100 36 16
60 25 60 144 25 25
60 12 45 225 9 16
∑X 1 Y= 223 ∑X 2 Y=125 ∑X 1 X 2 = 293 ∑X 1 2 =604 ∑X 2 2 = 204 ∑Y 2 = 88

8{(2,911)(24) + (0,3678 )(223) + (−0,5931)(125)} − (24) 2


r2 = = 0,36
8(88) − (24) 2

Hasil r 2 = 0,36 berarti 36% variasi jumlah tanggapan dijelaskan oleh


karena hubungannya dengan ukuran iklan dan oplah surat kabar. Akar
dari r 2 , yaitu r dinamakan koefisi en korelasi berganda. Tanda -tanda
positif dan negatif terhadap nilai r memiliki arti pada regresi linier
sederhana. Pada regresi linier berganda tanda positif dan negatif tidak
memiliki arti. Koefisien korelasi berganda senantiasa dinyatakan dengan
tanda positif atau nol.

D3Buku Statistika Bisnis untu k Akuntansi 6


13.3 Koefisien Korelasi Parsiil
Pada bab sebelumnya, telah dipelajari regresi linier berganda untuk
variabel Y atas variabel X 1 , X 2 , …., X k dengan bentuk persamaan umum
regresi linier berganda adalah :
Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 +…. + b k X k …………..(13-6)
Apabila antara Y, X 1 , X 2 , …,X k terdapat hubungan seperti dalam rumus
(14-6), maka kita juga dapat menentukan derajat hubungan antara
variabel-variabel tersebut. Derajat hubungan untuk variabel -variabel
tersebut diukur oleh koefisien korelasi bergand a yang dinotasikan
dengan R y. 1 2 … . k .
Demikian juga antara Y dan X 1 , Y dan X 2 , … , Y dan X k , X 1 dan X 2 , X 1
dan X 3 dan seterusnya akan mempunyai koefisien korelasi masing -
masing yang besarnya dapat dihitung dengan rumus (14 -1). Koefisien
korelasi ini bertur ut-turut akan dinyatakan dengan r y 1 , r y 2 , … ,r y k , r 1 2 ,
r 1 3 , dan seterusnya.

Untuk k = 2, kita mempunya variabel -variabel Y, X 1 , X 2 maka


koefisien bergandanya mempunyai rumus :

r 2 y1 + r 2 y 2 − 2ry1ry 2 r12
R y.12 = .......................(13 − 7)
1 − r 212
Selanjutnya, kita juga bisa menguk ur derajat hubungan antara variabel
Y dengan sebagian dari variabel -variabel bebas dengan menganggap
sebagian variabel lagi tetap. Sebagai contoh, untuk Y, X 1 , dan X 2 , ki ta
dapat menentukan korelasi antara Y dan X 1 dengan menganggap X 2 tetap
dan juga dapa t menentukan koefisien korelasi antara Y dan X 2 dengan
menganggap X 1 tetap dengan simbul berturut -turut r y 1 . 2 dan r y 2. 1 .
Koefisien-koefisien korelasi ini disebut koefisien korelasi parsiil .

D3Buku Statistika Bisnis untu k Akuntansi 7


Untuk k = 2 akan didapat koefisien korelasi parsiil r y 1 . 2 dengan rumus
:
ry1 − ry 2 r12
ry1.2 = ..........................(13 − 8)
(1 − r 2 y 2 )(1 − r 212 )

Koefisien korelasi parsiil r y 2 . 1 dengan rumus :


ry 2 − ry1r12
ry 2..1. = ..........................(13 − 9)
(1 − r 2 y1 )(1 − r 212 )

Soal-soal Latihan
1) Apakah yang dimaksudkan dengan
a) Korelasi,
b) koefisien korelasi ,
c) koefisien deter minasi,
d) korelasi positif ,
e) korelasi negatif,
f) korelasi parsiil ,
g) korelasi berganda?
2) Buatlah contoh kasus , yang diperkirakan akan diperoleh :
a) korelasi positif,
b) korelasi negatif!
3) Pada saat tertentu kita melakukan pengamatan terhadap sejumlah
objek yang terdiri atas 25 buah. Dari penelitian ini, diperoleh
koefisien korelasi r = 0,80. Diduga bahwa sampel yang diambil itu
berasal dari populasi normal dua variabel dengan koefisien variasi
0,65. Apakah dapat disimpulkan bahwa sampel tadi berasal dari
populasi denga n koefisien korelasi yang lebih besar da ri 0,80 dengan
taraf nyata 0,05?
4) Telah dilakukan penelitian mengenai pendapatan keluarga dan
pengeluaran untuk keperluan makan setiap bulan dengan koefisien

D3Buku Statistika Bisnis untu k Akuntansi 8


korelasi 0,75. Penelitian ini dilakukan terhadap 20 kepala keluarga.
Jika diduga bahwa pada umumnya keluarga dengan penghasilan besar
akan mengeluarkan keperluan makan yang besar dan mereka yang
berpenghasilan sedikit akan mengeluarkan sedikit pula untuk makan,
dengan taraf nyata 0,05, ujilah apakah korelasi itu s ignifikan ataukah
tidak!
5) Pimpinan personalia sebuah bank swasta mengadakan penelitian yang
membandingkan tentang umur pekerja dengan jumlah absen per
semesternya dengan data sebagai berikut .
Tabel 13.2 Tabel Umur Pekerja dan Jumlah Absen
Umur pekerja Jumlah absen
30 5
20 3
40 4
45 10
35 6
55 9
25 9
50 7
Berdasarkan data ini, ujilah hipotesis bahwa umur dan jumlah
absen tidak ber hubungan, pada taraf nyata 0,05!

D3Buku Statistika Bisnis untu k Akuntansi 9

Anda mungkin juga menyukai