Anda di halaman 1dari 23

MATERI PERTEMUAN KE-9

UJI HIPOTESIS ASOSIATIF


BAB VIII
PENGUJIAN HIPOTESIS ASOSIATIF (KORELATIF)
Hipotesis Asosiatif :

Merupakan dugaan tentang adanya hubungan antar variabel


(hubungan antar varabel independen/bebas dengan varabel
dependen /terikat) dalam populasi, yang akan diuji melalui
hubungan antar variabel dalam sampel.

Contoh :
1. Apakah Motivasi Kerja karyawan mempengaruhi
Produktifitas Kerja ?
2. Apakah Pelayanan yang diberkan perusaHaan mempengari
Kepuasan Pelanggan ?
3. Apakah Kepuasan mempengaruhi Loyaltas Pelanggan ?
4. Apaka Salary dan Fasilitas Kerja yang diberikan
perusahaan mempengaruhi Kinerja karyawan ?
5. Apakah Brand Image dan Harga Jual barang mempengar
uhi Daya Tarik konsumen dalam membel barang ?
6. dll
KERANGKA PEMIKIRAN / MODEL PENELITIAN

Kerangka penelitian/model penelitian


tergantung kita sendiri yang akan
menenentukannya, mau memilih model atau
paradigma penelitan yang mana ?

Adapun model paradigma penelitian yang bisa


dipilih, bisa mengambil salah satu
model/bentuk dari berbagai model paradigma
berikut :
Paradigma Penelitian
Paradigma : Pola hubungan antar variabel

Macam-macam :
1. Paradigma sederhana
2. Paradigma sederhana berurutan
3. Paradigma ganda dengan 2 variabel independen
4. Paradigma ganda dengan 3 variabel indpenden
5. Paradigma ganda dengan 2 varibel dependen
6. Paradigma ganda dengan 2 variabel indpenden
dan 2 variabel dependen
7. Paradigma jalur
1. Paradigma Sederhana :

X Y
Contoh :

X = Kualitas Iklan X = Jumlah Barang yang terjual


2. Paradigma Sederhana berurutan :

X1 X2 X3 Y

Contoh :

X1 = Salary yang diberikan perusahaan kepada karyawan


X2 = Motivasi Kerja Karyawan
X3 = Pelayanan yang dberikan karyawan kepada pelanggan
Y = Kepuasan pelanggan
3. Paradigma ganda dengan 2 variabel
independen

X1 r1
R Y
X2 r2

Contoh :
X1 = Salary
X2 = Fasltas Kerja
Y = Motvasi Kerja
4. Paradigma ganda dengan 3 variabel independen

X1
r1

X2 R Y
r2

X3 r3

Contoh :

X1 = Pengawasan
X2 = Gaya kepemimpinan
X3 = Sistem karir
X4 = Produktivitas Kerja
5. Paradigma ganda dengan 2 variabel
dependen

r1 Y1
X1
r2 Y2
Contoh :
X = Pelayanan Perusahaan
Y1 = Kepuasan Pelanggan
Y2 = Loyalitas Pelanggan
6. Paradigma ganda dengan 2 variabel
Independen dan 2 Variabel dedepnden

X1 r1 Y1
r2
r3
X2 r4 Y2

Contoh :
X1 = Kebersihan kereta
X2 = Pelayanan KA
X3 = Jumlah tiket yang terjual
X4 = Kepuasan penumpang KA
7. Paraddigma Jalur

X1
X3 Y

X2

Contoh :

X1 = Status Sosial Ekonomi


X2 = IQ
X3 = Motivasi berprestasi
Y = Prestasi belajar
Besarnya pengaruh variabel X (independen/bebas) terhadap
variabel Y (dependen/terikat) dlambangkan dengan r ata
kooefisien korelasii
r = Korelasi = Angka yang menunjukkan arah dan kuatnya
hubungan antar variabel X dan Y
Arah korelasi : Dinyatakan dalam bentuk hubungan positif (+)
atau negatif (-),
Jka nila r -nya positif, maka berarti hubungan antar
variabelnya positif. Artinya semakin besar nila X, semakin
besar pula nila Y-nya
Sebaliknya jika nila r -nya negatif, maka berarti hubungan
antar variabelnya negatif, yaitu bahwa semakin besar nila X-
nya maka justru semakin kecil nila Y-nya

Atau dengan kata lain :


Hubungan variabel dinyatakan positif bila kenaikan nilai
variabel yang satu mengakibatkan kenaikan nilai variabel yang
lain, dan sebaliknya bila nilai penurunan nilai variabel yang
satu mengakibatkan penurunan nilai variabel yang lain
Contoh (+) : Semakin tinggi orang semakin berat
badannya

Hubungan variabel dinyatakan negatif bila kenaikan


nilai variabel yang satu justru mengakibatkan
penurunan nilai variabel yang lain dan sebaliknya
penurunan nilai variabel yang satu justru
mengakibatkan kenaikan nilai variabel yang lain

Contoh (+) : Semakn tinggi curah hujan semakn sedkt


es yang terjual
Kisaran Koefisien Korelasi (r) : -1 s/d 1

Hubungan sempurna : r = 1 atau -1


Artinya : kejadian variabel yang satu dapat
dijelaskan secara sempurna oleh variabel yang lain,
tanpa melakukan kesalahan sedikitpun

Semakin kecil r, semakin besar error (kesalahan)


untuk membuat prediksi

Besarnya koefisien korelasi dapat diketahui dengan


penyebaran pertemuan titik-titk antar variabel x
dan y :
1.Jika titik-titiknya berbentuk lingkaran :r=0
2.Jika titik-titiknya berbentuk elips (oval) : r = 0,5
3.Jika titik-tiknya berbentuk garis lurus :r =1
Korelasi Product Moment

r xy = Σ xy
√ Σ x2 y2

dimana: x = (xi – x) dan


y = (yi – y)
r xy = n Σ xiyi – (Σ xi) (Σ yi)

√ ( n Σ xi2 – (xi)2)( n Σ yi2 – (yi)2)

Rumus di atas digunakan bilamana kita


sekaligus akan mencari persamaan
regresinya
CONTOH SOAL
Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara pendapatan dan pengeluaran. Untuk keperluan tersebut
telah dilakukan pengumpulan data terhadap 10 responden yang
diambil secara random. Berdasarkan 10 responden tersebut
diperoleh data tentang pendapatan (x) dan pengeluaran (y) per
bulan dalam ribuan sebagai berikut :

x = 800 900 700 600 700 800 900 600 500 500

y = 300 300 200 200 200 200 300 100 100 100

Ho : Tidak ada hubungan antara pendapatan dan pengeluaran


Ha ; Terdapat hubungan antara pendapatan dan pengeluaran

atau :

Ho : ρ = 0
Ha : ρ ≠ 0
TABEL PENOLONG UNTUK MENGITUNG KORELASI
No Pendapatan Pengeluaran _ _
Per bulan per bulan ( X i– X) ( Y i– Y) X2 Y2 XY
(X) (Y) x y

1 8 3 1 1 1 1 1
2 9 3 2 1 4 1 2
3 7 2 0 0 0 0 0
4 6 2 -1 0 1 0 0
5 7 2 0 0 0 0 0
6 8 2 1 0 1 0 0
7 9 3 2 1 4 1 2
8 6 1 -1 -1 1 1 1
9 5 1 -2 -1 4 1 2
10 5 1 -2 -1 4 1 2
Σ = 70 Σ = 20
_ _ 0 0 20 6 10
X=7 Y=2
r xy = Σ xy = 10 = 0,9129
√ Σ x2 y2 √ (20)(6)

Kesimpulan :
Terdapat korelasi positif sebesar 0,9129 antara pendapatan
dan pengeluaran setiap bulannya, dimana semakin besar
pendapatan, semakin besar pula pengeluaran

Pertanyaan :
Apakah r tersebut signifikan (dapat digeneralisir) atau tidak ?
Perlu dibandingkan dengan t tabel, dengan tarap kesalahan
tertentu (Tabel III)

Untuk N= 10 dan tarap kesalahan 5 %, r tabel = 0,632


Ternyata r hitung ( 0,9129) > r tabel ( 0,632), sehingga tolak Ho
atau terima Ha

Kesimpulan : Hubungan positif antara pendapatan dengan


pengeluaran dengan nilai korelasi sebesar 0,9129 dapat
digeneralisasikan
Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi : Kuadrat dari Koefisien Korelasi (r 2)
:
Koefisien Penentu, dimana varians yang terjadi pada
variabel dependen dipengaruhi sebesar r 2 oleh variabel
independen.

Contoh : r = 0,9129
Koefisien determinasinya adalah :

r 2 = (0,9129) 2
= 0,83
Artinya :

Besarnya pengeluaran, 83 % dipengaruhi oleh pendapatan,


sedangkan sisanya sebesar 17 % dipengaruhi oleh
variabel/faktor lain, sehingga pengeluaran tersebut tidak
dapat diduga 100 %
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI
TERHADAP KOEFISIEN KORELASI

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah


0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
KEKUATAN KORELASI

Karena nila r = 0,9129


dan berdasarkan Tabel koefisien
korelasi d atas,
maka terlihat bahwa nla r = 0,9129
tersebut menyatakan hubungan
SANGAT KUAT
SEKIAN

DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai