FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MADURA
PAMEKASAN
2022
PENGANTAR
Tugas akhir berupa skripsi dan tesis merupakan karya tulis ilmiah yang
digunakan untuk memenuhi persyaratan sebagai Sarjana dan magister pada
Universitas Madura. Buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa ini
diperlukan untuk memperoleh keseragaman dalam penulisan. Pemahaman dari
isi buku ini diharapkan dapat mendukung kelancaran penyusunan dan
penulisan skripsi dan tesis bagi mahasiswa. Buku Pedoman Penulisan Tugas
Akhir Mahasiswa ini menyajikan garis-garis besar cara penulisan dan
penyusunan skripsi dan tesis. Isi buku ini dibagi dalam 4 (empat) bagian
utama yaitu: (1) Ketentuan Umum, (2) Penulisan Proposal, (3) Penulisan
Skripsi dan Tesis, (4) Teknik Penulisan, (5) Penulisan Artikel Ilmiah serta
Lampiran yang memuat contoh-contoh.
Buku ini disusun dengan bantuan Tim Penyusun Pedoman Penulisan Tugas Akhir
Mahasiswa yang terdiri atas para dosen yang berpengalaman. Kami ucapkan
terimakasih kepada Tim Penyusun dan Editor, dengan koordinasi oleh Wakil
Rektor Bidang Akademik Uiversitas Madura, sehingga menghasilkan Pedoman
Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa. Universitas Mdura berharap agar buku ini
dapat menjadi pegangan di setiap program studi dalam mengimplementasikan
SPMI bidang akademik, khususnya dalam pelaksanaan Tugas Akhir dengan baik.
Rektor
KETENTUAN UMUM
Tugas akhir merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh mahasiswa program sarjana
dan pasca sarjana. Tugas akhir dapat berupa skripsi atau tesis yang ditulis mahasiswa.
Skripsi dan tesis adalah karya tulis ilmiah yang disusun mahasiswa sesuai dengan
kaidah dan etika keilmuan di bawah bimbingan dosen berkompeten yang merupakan
cerminan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni dan atau humaniora pada lingkup keilmuan tertentu.
Pengajuan proposal skripsi dan tesis harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
B. Syarat Akademik
1. Judul dapat diajukan oleh mahasiswa semester VII (tujuh) atau telah
menyelesaikan sekurang-kurangnya 120 sks untuk skripsi dan akhir semester II
(dua) atau telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 24 sks untuk tesis, dan
telah lulus mata kuliah prasyarat skripsi dan metodologi penelitian (sesuai
kurikulum masing-masing prodi)
2. Pengajuan judul oleh mahasiswa selambat-lambatnya semester IX (Sembilan)
bagi Program Sarjana, semester IV (empat) bagi Program Pascasarjana
3. Jika sampai batas waktu yang ditentukan pada point 2, mahasiswa yang
bersangkutan belum mengajukan judul, maka proses pengajuannya harus
mendapatkan persetujuan Dekan atau Ketua Program Studi Pascasarjana
b. Minimal berpendidikan magister untuk skripsi dan doktor (S3) untuk tesis
d. Menguasai bidang keilmuan yang sedang dibimbingnya
e. Menguasai metodologi penelitian
G. Frekuensi Bimbingan
1. Bimbingan skripsi dilakukan paling lama/maksimal 2 (dua ) semester terhitung
sejak penetapan dosen pembimbing. Apabila tidak selesai maka mahasiswa
wajib mengajukan judul baru
2. Frekuensi bimbingan sangat tergantung kepada kesepakatan antara dosen
pembimbing dan mahasiswa yang dibimbingnya. Untuk efektivitas bimbingan,
perlunya ditentukan jumlah bimbingan yaitu minimal 10 kali yang dibuktikan
dengan kartu/buku konsultasi bimbingan dengan mencantumkan progres
penulisan
3. Bimbingan wajib dilakukan di kampus sesuai dengan jam kerja
4. Revisi diselesaikan maksimal 2 (dua) minggu setelah ujian, dan digunakan
sebagai persyaratan untuk yudicium.
H. Penggantian Pembimbing
Penggantian pembimbing tugas akhir dapat dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Pembimbing sakit atau meninggal dunia
2. Pembimbing mendapatkan tugas yang tidak memungkinkan melakukan
bimbingan lebih dari dua bulan
3. Pembimbing karena satu hal mengundurkan diri
4. Ada konflik pendapat antara dosen pembimbing dan mahasiswa yang
tidak dapat diselesaikan
5. Alasan lain yang dapat diterima oleh pimpinan fakultas (dekan, wadek,
dan ketua program studi) atau pascasarjana (direktur dan ketua program
studi).
I. Perselisihan Pendapat
Jika terjadi perselisihan pendapat atau keberatan yang tidak dapat diterima oleh
salah satu pihak (baik antara mahasiswa dan dosen pembimbing/penguji, antar
dosen pembimbing/penguji, antara dosen pembimbing dan penguji), maka yang
bersangkutan dapat melaporkan secara hierarkis kepada ketua program studi,
wakil dekan bidang akademik, dan dekan.
J. Etika Pembimbing
Dalam menjalankan bimbingan, pembimbing wajib menjaga prinsip pelayanan
prima, obyektivitas, imparsialitas dan independensi keilmuan. Pembimbing harus
menghindari kemungkinan terjadinya benturan kepentingan (conflict of interest),
misalnya : membimbing keluarga dekat, kesulitan ikatan moral karena problem
struktural langsung (atasan–bawahan), atau kasus lain yang dirasa akan
membebani dan mencederai etika bimbingan akademik.
L. Pembiayaan
1. Pembiayaan skripsi dan tesis untuk proses pembimbingan dan ujian ditetapkan
dengan Keputusan Rektor
2. Pembiayaan untuk pelaksanaan seminar proposal ditetapkan dengan Keputusan
Dekan atau Ketua Program Studi Pascasarjana
M. Honorarium
1. Honorarium dosen pembimbing dan dosen penguji skripsi dan tesis ditetapkan
dengan Keputusan Rektor
2. Honorarium diberikan setelah pelaksanaan ujian skripsi dan tesis
N. Penggandaan
Setelah ditandatangani dan disahkan Dekan atau Ketua Program Studi
Pascasarjana, skripsi atau tesis dicetak 2 (eksemplar) untuk diserahkan ke
mahasiswa dan fakultas atau pasca sarjana, serta menyerahkan draft paper karya
ilmiah ke perpustakaan Fakultas atau Program Pascasarjana dan Universitas.
BAB II
PENULISAN PROPOSAL
Proposal skripsi dan tesis ditulis sebagai usulan untuk melakukan kegiatan skripsi
dan tesis. Penulisan proposal harus mengikuti pedoman agar terdapat keseragaman dan
standarisasi dalam penulisan serta peningkatan kualitas kegiatan akademik pada
Program Sarjana. Bab ini menjelaskan penulisan proposal skripsi dan tesis yang berisi tata
cara penulisannya.
A. Sistematika Penulisan
Proposal sesuai dengan sistematika berikut :
1. Bab I Pendahuluan
2. Bab II Tinjauan Pustaka
3. Bab III Metode
4. Daftar Pustaka
5. Lampiran (bila ada)
B. Bagian Dari Proposal
1. Bagian Awal Proposal
Bagian awal proposal terdiri dari :
1. Sampul
2. Judul
3. Pengesahan Dosen Pembimbing
4. Daftar Isi
5. Daftar Tabel (bila ada)
6. Daftar Gambar (bila ada)
7. Daftar Lampiran (bila ada)
8. Daftar Simbol dan Singkatan (bila ada)
2. Bagian Utama Proposal
a. Format Proposal Penelitian normatif
Proposal dalam penelitian tipe ini bersifat sebagai panduan awal dalam
melakukan penelitian. Proposal ini terdiri atas 3 (tiga) bab/bagian :
Bab I. Pendahuluan
Berisikan uraian mengenai: latar belakang perlunya penelitian ini dilakukan
dengan menjelaskan justifikasi dari penelitian tersebut. Bagian ini harus
diuraikan secara jelas, ringkas dan rinci mengenai masalah yang dihadapi dan
perlunya dilakukan pemecahan masalah tersebut. Uraian-uraian di dalam latar
belakang tersebut dapat disusun berdasarkan kajian kepustakaan dan/atau
kenyataan-kenyatan empirik di lapangan.
Kerangka Pemikiran
Disajikan dalam bentuk bagan yang menunjukkan pola berfikir peneliti
mengenai masalah yang diteliti. Kerangka Pemikiran dirumuskan setelah
melakukan tinjauan pustaka. Bagan yang telah dibuat harus dibuatkan
deskripsinya.
Penyusunan Hipotesis
Hipotesis dirumuskan dari hasil penyusunan kerangka pemikiran. Penyusunan
hipotesis ini dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas bagi si peneliti apa
yang perlu dilakukan di lapangan dalam upaya menjawab pertanyaan penelitian.
Hipotesis harus dirumuskan secara kongkrit, eksplisit atau tegas dan disusun
dalam bentuk kalimat pernyataan yang menyatakan hubungan atau pertautan
antara dua atau lebih variabel secara kausalitas. Hipotesis ini memiliki peranan
yang cukup penting dalam kegiatan penelitian, bahkan ada yang mengatakan
bahwa hipotesis merupakan identitas dari suatu penelitian, khususnya dari segi
tingkat orisinalitasnya.
1. Jenis Penelitian
Penelitian hukum normatif (penelitian hukum doktrinal) atau kualitatif, yaitu
penelitian yang mengkaji norma hukum tertulis, apakah terjadi konflik norma, apakah terjadi
kekaburan norma, apakah terjadi kekosongan norma hukum. Sedangkan penelitian hukum
empiris (yuridis sosiologis)atau kuantitatif , yaitu penelitian hukum yang memperoleh data
dari data primer atau data yang diperoleh langsung dari masyarakat/tempat penelitian.
6. Lokasi penelitian
Merupakan tempat dimana penelitian itu dilakukan atau dilaksanakan (harus diuraikan
lokasi penelitian dan alasan mengapa lokasi itu dipilih)
7. Jadwal Penelitian
Di dalam jadwal penelitian harus ditunjukan:
1. Tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan,
2. Rincian kegiatan pada setiap tahap, dan
3. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tahap. Jadwal penelitian dapat
disajikan dalam bentuk matrik atau uraian.Hal-hal yang perlu dijadwalkan adalah
pengurusan izin, pengumpulan data, pengolahan data, ujian proposal, penyusunan
laporan (disesuikan ketentuan dari fakultas)
a. Lokasi penelitian
Merupakan tempat dimana penelitian itu dilakukan atau dilaksanakan (harus diuraikan
lokasi penelitian dan alasan mengapa lokasi itu dipilih)
b. Jadwal Penelitian
Di dalam jadwal penelitian harus ditunjukan:
a. Tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan,
b. Rincian kegiatan pada setiap tahap, dan
c. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tahap. Jadwal penelitian dapat
disajikan dalam bentuk matrik atau uraian.Hal-hal yang perlu dijadwalkan adalah
pengurusan izin, pengumpulan data, pengolahan data, ujian proposal, penyusunan
laporan (disesuikan ketentuan dari fakultas)
BAB III
PENULISAN SKRIPSI DAN TESIS
A. Penulisan Skripsi
Skripsi terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.
1. Bagian Awal
Bagian terdiri atas :
a. Halaman Sampul Luar
b. Halaman Sampul Dalam/Judul
c. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing
d. Lembar PengesahanSetelahUjianSkripsi
e. Lembar Peruntukan
f. Lembar pengesahan
g. Lembar Abstrak
h. Lembar Abstract
i. Lembar Pengantar
j. Daftar Isi
k. Daftar Tabel
l. Daftar Gambar
m. Daftar Lampiran
n. Daftar Simbol dan
o. Daftar Singkatan atau glossary (bila ada)
2. Bagian Isi
Isi Skripsi disampaikan dalam sejumlah bab. Pembagian bab dari pendahuluan
sampai kesimpulan dapat dibuat sesuai kebutuhan, secara garis besar dapat
disesuaikan dengan aturan sebagai berikut :
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Sistimatika penulisan proposal dan skripsi di atas dapat disesuaikan dengan karakteristik
program studi yang ada di Universitas Madura
1) Dituliskan secara ringkas dan dalam kalimat yang jelas serta tidak melebihi 15
kata.
D. Tujuan
Tujuan menyatakan target tertentu yang akan diperoleh dari kegiatan ilmiah
yangdilakukan. Tujuan harus dinyatakan secara spesifik, dalam pernyataan yang
jelas dan tegas, tidak mengundang kesimpangsiuran arti dalam memaparkan hasil-
hasil yang diharapkan. Tujuan berkaitan langsung dengan rumusan masalah,
dimulai dengan kalimat :
1. Kajian ini (atau penelitian, perencanaan, perancangan, survey dan investigasi,
studi literatur, studi perbandingan, studi kasus, studi kelayakan ini) bertujuan
untuk menentukan/mengidentifiksi/mengevaluasi/menganalisis ............. dan
seterusnya.
2. Kajian ini bertujuan untuk memperoleh/mengidentifikasi/mengevaluasi/
menganalisis ................ dan seterusnya.
E. Manfaat/Kegunaan
Umumnya pemecahan masalah keilmuan yang didapat akan memberikan manfaat
setidak-tidaknya bagi kepentingan ilmiah atau kepentingan terapan. Namun perlu
diingat bahwa kegiatan ilmiah dalam rangka penyusunan skripsi biasanya
merupakan bagian kecil dari permasalahan yang terjadi di dunia nyata. Oleh sebab
itu, dalam mengungkapkan manfaat penelitian/kajian/perencanaan/ perancangan/
survey dan investigasi/studi literature /studi perbandingan/studi kasus/ studi
kelayakan tersebut tentunya tidak mengada-ada atau melebih-lebihkan manfaat
yang sebenarnya akan dicapai.
Bab II. Tinjauan Pustaka
Skripsi sebagai suatu bentuk kegiatan ilmiah mempunyai ciri khas, yaitu
digunakannya pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi. Argumentasi ilmiah
tersebut, umumnya dilakukan melalui kajian pustaka, yaitu dipakainya referensi yang
sahih maupun hasil-hasil penelitian yang telah diuji kebenarannya. Sumber-sumber
bacaan, baik berupa buku-buku teks, ensiklopedia, monogram, jurnal, tesis, dan lain-
lain, merupakan dasar argumentasi keilmuan. Argumentasi ilmiah juga dapat
mendasarkan pada pandangan ahli, namun hasil-hasil penelitian yang telah diuji
kebenarannya pada umumnya merupakan dasar argumentasi ilmiah yang sangat
kokoh.
Tinjauan pustaka ini merupakan hasil kajian yang berisikan evidens-evidens dari hasil-
hasil penelitian terdahulu atau orang lain. Tinjauan pustaka ini juga harus dipaparkan
ketika membuat usulan penelitian. Tinjauan pustaka ini merupakan bahan informasi
dasar mengenai orientasi penelitian kearah pemecahan masalah dan sebagai dukungan
atau landasan pembanding dari hasil penelitian.
Sedikitnya terdapat dua syarat utama yang harus dipenuhi oleh sumber bacaan, yaitu
sebagai berikut :
1. Adanya keterkaitan antara isi bacaan dengan masalah yang dibahas atau
dipecahkan.
2. Kemutahiran sumber bacaan, artinya sumber bacaan yang sudah kadaluwarsa
(berusia lebih dari 10 tahun) maksimal berjumlah 20% dari pustaka yang
digunakan.
Tidak jarang dijumpai skripsi yang mencantumkan daftar pustaka yang sangat banyak,
yang apabila ditelusuri keterkaitan antara isi kepustakaan dan masalah yang dibahas
tidak terlalu jelas. Hal semacam ini harus dihindari. Kualitas hasil karya ilmiah tidak
berkaitan dengan banyaknya buku yang tercantum dalam daftar pustaka, tetapi pada
kualitas pustaka yang digunakannya.
Bagian tunjauan pustaka merupakan bab kedua (Bab II) dari skripsi sedikitnya
memuat hal-hal berikut :
B. Penulisan Tesis
1. Bagian Awal Tesis
Bagian awal terdiri dari :
a. Halaman Sampul Luar
b. Halaman Sampul Dalam/Judul
c. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing
d. Lembar Pengesahan Setelah Ujian Tesis
e. Lembar Peruntukan
f. Lembar Orisinalitas
g. Lembar Ringkasan
h. Lembar Summary
i. Lembar Pengantar
j. Daftar Isi
k. Daftar Tabel
l. Daftar Gambar
m. Daftar Lampiran
n. Daftar Simbol dan
o. Daftar Singkatan atau glossary (bila ada)
Penjelasan untuk masing-masing bagian sama dengan uraian pada skripsi
Catatan: Poin/Item dan sub-subnya ditulis dengan huruf biasa, kecuali untuk
pemberian tekanan, istilah asing, dsb.
g. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perbedaan keduanya (headings
hierarchy dan points/items hierarchy) dalam sebuah teks/tulisan, lihat contohnya pada
Lampiran.
h. Sepanjang memungkinkan, hindari penggunaan hirarkhi sub-judul (headings
hierarchy) yang terlalu banyak tingkatannya (sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya).
Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan rincian poin-poin atau item-
item (points/items hierarchy).
9. Bilangan dan satuan :
a. Bilangan diketik dengan angka kecuali bilangan yang terletak pada awal kalimat yang
harus dieja.
Contoh : Umur mesin 10 tahun. Sepuluh perusahaan besar… dan seterusnya.
b. Bilangan desimal ditandai dengan koma (contoh : Rp1.150,25)
c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa tanda titik (kg, cm, dan lainlain).
d. Pecahan yang berdiri sendiri ditulis dengan angka, sedangkan pecahan yang
bergabung dengan bilangan bulat harus ditulis dengan huruf/dieja. Contoh: tiga dua
pertiga.
E. Penomoran Halaman
Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halaman-halaman awal, halaman
judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya, adalah sebagai berikut :
1. Tabel
a. Tabel dalam bagian isi skripsi/tesis berisi ringkasan data-data penelitian yang penting.
Data l engkapnya dapat disajikan pada Lampiran.
b. Tabel disajikan di tengah, simetris/sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan pengetikan.
c. Tabel dibuat dengan sistem tabel terbuka
d. Kolom-kolom disusun dengan rapi sehingga mudah dibaca.
e. Jarak antara baris dalam tabel adalah satu spasi.
f. Garis batas tabel tidak melampaui batas tepi kertas.
g. Kolom tabel diletakkan sejajar dengan panjang kertas.
h. Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris teks. Dalam hal ini
jarak tabel dan kalimat di bawahnya adalah dua spasi.
i. Di atas garis batas tabel dituliskan nomor dan judul tabel, dengan ketentuan :
1) Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih, maka spasi yang digunakan adalah
satu spasi. Baris terakhir judul terletak dua spasi di atas garis batas atas tabel.
2) Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor tabel terdiri
dari dua bagian, bagian pertama menunjukkan nomor bab tempat tabel itu dimuat,
dan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu.
Contoh : Tabel 2.5 menunjukkan bahwa tabel itu ada di BAB II dan tabel urutan
kelima pada bab itu.
j. Tabel yang memerlukan kertas yang lebih besar dari halaman naskah dapat diizinkan,
tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika dilipat satu kali sudah mencapai ukuran
halaman naskah yang dimasukkan dalam teks.
k. Dalam setiap tabel tentang data, di bawah tabel tersebut harus dicantumkan sumbernya
dengan ukuran huruf (font) 10 dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).
2. Gambar
a. Yang dimaksud dengan gambar adalah bagan, grafik, peta, diagram, atau foto.
b. Garis batas gambar diletakkan sedemikian rupa sehingga garis batas tersebut tidak
melampaui batas tepi kertas.
c. Untuk gambar besar, ukurannya diatur agar sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan
pengetikan; sedangkan untuk gambar kecil yang tampilannya menjadi kurang bagus
kalau diperbesar, atur ukuran dan posisinya agar simetris dengan batas tepi halaman
(tidak sejajar, tapi jarak ke tepi kiri dan kanan sama).
d. Di atas gambar disajikan nomor dan judul gambar, dengan ketentuan :
1) Jika judul gambar terdiri dari dua baris atau lebih, spasi yang digunakan adalah
spasi tunggal. Baris terakhir judul terletak dua spasi di atas gambar.
2) Nomor gambar terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor gambar
terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menunjukkan nomor bab tempat gambar
itu dimuat, sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu.
Contoh: Gambar 2.1 menunjukkan bahwa gambar tersebut adalah gambar urutan
pertama pada Bab II.
e. Gambar yang memerlukan halaman yang lebih besar dari halaman naskah disajikan
sebagai lampiran.
f. Jika ada keterangan gambar, keterangan tersebut ditulis pada tempat kosong di bawah
gambar (tidak diletakkan di halaman lain).
g. Contoh penyajian gambar bisa dilihat dalam Lampiran
3. Persamaan
Setiap persamaan yang diacu harus diberi nomor berurutan dengan angka Arab
berdasarkan bab dan urutan penulisannya. Huruf pertama suatu persamaan dimulai setelah
sepuluh ketikan spasi dari batas kiri. Nomor persamaan itu dituliskan di kanan persamaan
dan ditempatkan menempel pada batas kanan halaman dalam tanda kurung. Bilangan
pertama menunjukkan bab letak persamaan tersebut dan bilangan kedua, yang dipisahkan
oleh tanda hubung, menunjukkan urutan persamaan itu dalam bab tersebut. Persamaan itu
diacu menurut nomor persamaannya. Selain itu, dalam penulisan persamaan, huruf-huruf
variabel dan fungsi ditulis miring/italik sedangkan untuk konstanta ditulis tegak.
Contoh penggunaan persamaan dalam Skripsi ditunjukkan dalam Lampiran 16.
Persamaan dalam naskah yang disertai dengan nomor persamaan, harus diketik dengan
huruf P (kapital), seperti contoh berikut: Persamaan (2-3).
4. Lambang, satuan dan singkatan
Penulisan lambang atau simbol sebaiknya menggunakan huruf font symbol dalam fasilitas
program perangkat lunak komputer. Sebagai contoh untuk tanda perkalian tidak
menggunakan huruf “x” tetapi menggunakan tanda perkalian dari huruf font symbol “×”.
Kemudian rumus matematika diusahakan ditulis dalam satu baris. Bila hal ini tidak
memungkinkan, aturlah cara pengetikan sedemikian rupa, agar rumus tersebut mudah
dimengerti.
Satuan dan singkatan yang digunakan adalah yang lazim dipakai dalam disiplin ilmu
misalnya: 25oC; 10 m×detik-1; 10 ppm; H2SO4.
5. Cetak miring
Kata-kata yang bukan bahasa Indonesia baku ditulis dengan huruf miring, misalnya: heat
transfer, diffusion, sentong, iqro’ dan lain-lain. Huruf miring juga dipakai untuk penulisan
beberapa bagian dalam daftar pustaka.
G. Cara Pengutipan dan Penulisan Pustaka
Dalam penulisan karya ilmiah seringkali menggunakan kutipan-kutipan untuk memperjelas
dan menegaskan isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang dituliskan. Kutipan merupakan
pinjaman kalimat atau pendapat dari orang lain, dengan syarat harus menyebutkan dari mana
pendapat itu diambil.
Kutipan yang diijinkan adalah kutipan isi, kecuali produk perundangan dan sejenisnya.
Kutipan isi hanya berisi inti sari pendapat yang dikutip dan hendaknya diambil yang
benarbenar perlu saja.
Penulisan kutipan dilakukan dengan menuliskan: nama pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman, pada akhir kalimat kutipan. Sebagai contoh adalah sebagai berikut: Data hujan
dalam kasus ini cukup lengkap selama 40 tahun, sehingga hasil perhitungannya makin cermat
(Subagio, 1986:12); … sebagaimana diungkapkan pada penelitian terdahulu (Tanaka,
1988:142) bendungan tipe urugan mempunyai kelebihan ….
SKRIPSI
(Font TNR Ukuran 14)
PAMEKASAN
2022
(Font TNR Ukuran 12)
Lampiran 2. Halaman Sampul Dalam (Judul)
KEKUATAN HUKUM PERBUATAN ADMINISTRASI NEGARA DI
LUAR KEWENANGAN YANG DILAKUKAN DALAM KONDISI
DARURAT (Font TNR Ukuran 14)
SKRIPSI
(Font TNR Ukuran 14)
PAMEKASAN
2022
(Font TNR Ukuran 12)
Lampiran 3. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
(Font TNR Ukuran 14)
SKRIPSI
(Font TNR Ukuran 14)
Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing pada tanggal ………………………….
(Font TNR Ukuran 12)
Dosen Pembimbing
Nama dosen Pembimbing
NIDN ...........................
(Font TNR Ukuran 12)
Mengetahui
Ketua Program Studi
Nama Ka Prodi
NIDN.............
(Font TNR Ukuran 12)
Lampiran 4. Lembar Pengesahan Setelah Ujian Skripsi
SKRIPSI
(Font TNR Ukuran 14)
Nama Dekan
NIDN.............
(Font TNR Ukuran 12)
Lampiran 5. Lembar Peruntukan
Nama Mahasiswa
NIM......................
Abstract
This paper a study political education to meet presidential elections and vice president of the
republic of Indonesia of 2019 in fatsun democracy Pancasila and a deliberative.The results
show that in fatsun democracy Pancasila and a deliberative, found the practical discursus,
formation public opinion and political aspirations the community, and sovereignty the
populace as procedural as the owner of and holder sovereignty highest dealt with in
constitutional in Indonesia and can control government decisions that was formed through
elections.Political education is a means of to understand rights and obligations and the
responsibilities of a citizen in our nation and state, besides the responsibility of presidents
and vice president of the republic of Indonesia was elected to carry power as the mandate.
The responsibility of in education politics it is it is an obligation of a political party, KPU-
Bawaslu, and all elements of the community with the aim of an increase in the understanding
of the related the vision mission presidential candidates and a vice president been attained by
Indonesia in discursus the public which had bought in accordance with idee and aim of the
Indonesia state that is to date it has not yet been attained.
PENGANTAR
(Font TNR Ukuran 12)
Penulis
Lampiran 10. Daftar Isi
DAFTAR ISI
(Font TNR Ukuran 12)
PENGANTAR ......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................................vii
RINGKASAN .......................................................................................................................viii
Tabel 1.1 Produksi tenaga listrik di beberapa negara (10 GWh) ..................... 13
Tabel 2.5 Distribusi pemakaian listrik di Indonesia .......................................... 15
Tabel 4.2 Penggunaan memori ........................................................................ 17
Lampiran 12. Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
(Font TNR Ukuran 12)
Majalah/Buletin:
Fadjar, A. Mukthie, (1997). “Sistem Hukum: Upaya Melindungi Kepentingan Nasional
dan Jaminan Keadilan Sosial Menghadapi Politik Ekonomi Internasional”,
Majalah Ilmiah Widyagama, No. 1/Edisi Kelima, April.
Nadir, (2013). “Politik Hukum Persaingan Usaha Menuju Sistem Persaingan Sehat di
Masa yang akan Datang”, Buletin Bank Indonesia Jakarta Edisi September-
Desember.
Surat Kabar :
Lim, (1979)."Sudah Tiba Waktunya Hukum Intergentil Ditinggalkan sebagai Mata
Kuliah", Kompas, 28 Agustus. Kompas. 1997. Tajuk Rencana, 29 Desember.
Makalah:
Nadir, (2011).“Internalisasi Konsepsi Perwujudan Pengakuan dan Jaminan
Perlindungan HAM Pasca Amandemen UUD 1945”, makalah Disampaikan
Dalam Seminar Sehari “Peningkatan Forum Hak Asasi Manusia Bagi
Mahasiswa, Ormas Dan LSM” diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan Masyarakat Pamekasan, Selasa 10 Mei 2011 di
Gedung PKPN Pamekasan.
Proseding:
Nadir, (2015).“Menegakkan Hak Asasi Manusia Melalui Konstitusi Demokratis dan
Hukum yang Responsif”, Proseding Seminar Nasional: Analisis Kebijakan
Politik Hukum Dalam Upaya Menegakkan Hukum di Indonesia Menghadapi Era
MEA, Malang, 30 Nopember.
Skripsi/Tesis/Disertasi:
Nadir, (2006). “Penegakan Hukum Terhadap Persaingan Usaha Curang di Indonesia”,
Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Widyagama, Malang.
Budi Pramono, (2011). “Penyalahgunaan Wewenang Dalam Tindak Pidana Korupsi di
Indonesia”, Disertasi Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya, Malang.
Artikel Internet:
Lim, (2007)."Sudah Tiba Waktunya Hukum Intergentil Ditinggalkan sebagai Mata
Kuliah", dalam www.hukumanline. com, 1 Desember 2007, hlm. 2, diakses pada
tanggal 7 Desember 2007.
Anonymous, 2007. "Sudah Tiba Waktunya Hukum Intergentil Ditinggalkan sebagai Mata
Kuliah", dalam www.hukumanline. com, 1 Desember 2007, hlm. 2, diakses pada
tanggal 7 Desember 2007.
Fajar Pratma, (2014). “Akankah Politikus KMP Hadiri Rapat DPR Tandingan”, detik
News (online), 3 Oktober 2014, hlm, 3 dalam
http://news.detik.com/read/2014/11/03/070319/2736815/10/akankah-politilcus-
knip-hadiri rapat-dpr-tandingan?n991101605, diakses 20 November 2015.
Laporan Penelitian:
Win Yuli Wardani & Nadir, (2016). “Membidik Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Sebagai Basis Perilaku Korupsi Dibalik Legitimasi Kepemimpinan Kiai : Studi
Kasus Mantan Bupati Bangkalan”, Laporan Akhir Penelitian Hukum, LP3M
Universitas Madura, Pamekasan.
Peraturan Perundang-undangan:
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara
Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3587.
Lampiran 17. Gambar
Lampiran 18. Contoh Format Artikel Ilmiah
Abstrak
Penelitian ini mengkaji tentang pendidikan politik menyongsong pemilu Presiden dan
Wakil PresidenRepublik Indonesia tahun 2019dalam fatsun demokrasi Pancasila dan
Deliberatif. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam fatsun demokrasi Pancasila dan
deliberatif, dijumpai ajaran diskursus praktis, formasi opini publik dan aspirasi politik
masyarakat, serta kedaulatan rakyat secara prosedural sebagai pemilik dan pemegang
kedaulatan tertinggi yang diatur secara konstitusional di Indonesia serta dapat mengontrol
keputusan-keputusanpemerintah yang dibentuk melalui pemilihan umum. Pendidikan
politik merupakansarana untuk mengetahui hak dan kewajibannyaserta pertanggungan
jawab warga negara Indonesia dalam kehidupan bernegara, selain itu tanggung jawab
Presiden dan wakil Presiden Republik Indonesia terpilih dalam mengemban kekuasaan
sebagai amanah. Tanggung jawab dalam pendidikan politik ini menjadi kewajiban partai
politik, KPU-BAWASLU, dan seluruh elemen masyarakat dengan tujuan peningkatan
pemahaman visi misi calon Presiden dan wakil Presiden Indonesia dalam diskursus
publik sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang sampai saat ini belum
tercapai.
Abstract
This paper a study political education to meet presidential elections and vice president of
the republic of Indonesia of 2019 in fatsun democracy Pancasila and a deliberative.The
results show that in fatsun democracy Pancasila and a deliberative, found the practical
discursus, formation public opinion and political aspirations the community, and
sovereignty the populace as procedural as the owner of and holder sovereignty highest
dealt with in constitutional in Indonesia and can control government decisions that was
formed through elections.Political education is a means of to understand rights and
obligations and the responsibilities of a citizen in our nation and state, besides the
responsibility of presidents and vice president of the republic of Indonesia was elected to
carry power as the mandate. The responsibility of in education politics it is it is an
obligation of a political party, KPU-Bawaslu, and all elements of the community with the
aim of an increase in the understanding of the related the vision mission presidential
candidates and a vice president been attained by Indonesia in discursus the public which
had bought in accordance with idee and aim of the Indonesia state that is to date it has
not yet been attained.
PENDAHULUAN
Genderang pemilihan umum negara hukum bertalian dengan demokrasi
Presiden dan wakil Presiden Indonesia karena esensi negara hukum adalah
sudah mulai ditabu, hal ini ditandai kesediaan penguasa tunduk pada hukum.
melalui adanya pendaftaran calon Pelaksanaan pemilihan umum
Presiden dan wakil Presiden Indonesia. Presiden dan wakil Presiden Indonesia
Konsep Pemilu tercipta dari gagasan sangat esensial dan massif dalam Negara
Demokrasi yang berarti kebebasan, demokrasi modern versi Indonesia,
keadilan dan persamaan individu dalam karenanya selalu menimbulkan
segala bidang (Bachtiar Farahdiba 2014). problematika sosio-kultural, meskipun
Pada Pemilu Presiden dan wakil Presiden selalu menimbulkan problem tetapi harus
Indonesia tahun 2019 KPU telah diadakan pemilihan umum Presiden dan
menetapkan Pasangan calon Presiden dan wakil Presiden Indonesiakarena masa
wakil Presiden Indonesia Joko Widodo- jabatan Presiden dan wakil Presiden
Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto- Indonesia telah berakhir sesuai dengan
Sandiaga Salahuddin Uno. pembatasan konstitusi, sehingga harus
Pelaksanaan Pemilu Presiden dan dilakukan pemilihan umum Presiden dan
wakil Presiden Indonesia melambangkan wakil Presiden Indonesia untuk mengisi
bentukaktualisasi demokrasi di Indonesia jabatan ke-Presidenan di Indonesia. Oleh
(Liando 2016).PemiluPresiden dan wakil karena itu, teori negara hukum modern
Presiden Indonesia digelar tiap 5 tahun berbasis sistem pemerintahan Presidensiil
sekali yang mengindikasikan ciri mengajarkan harus ada Pemilu untuk
Indonesia sebagai Negara hukum menentukan Presiden dan wakil Presiden
pancasila. Dalam pandangan Fukuyama yang sengaja dipilih secara langsung oleh
setiap individu, walaupun ada pengisian permasalahan pendidikan politik pada
jabatan kepala negara berdasarkan pemilu deliberatif dengan mendasarkan
keturunan seperti di Inggris, tetapi secara pada demokrasi pancasila.
umum pemenuhan jabatan presiden HASIL DAN PEMBAHASAN
dilaksanakan melalui Pemilu melalui Refleksi Perkembangan Pemilihan
sistem partai sebagai peserta Pemilu. Umum Presiden dan Wakil Presiden di
Dalam pemilihan umum secara Indonesia
langsung, maka rakyat dapat Gagasan Pemilihan Presiden pada
mengendalikan dan mengontrol keputusan awalnya menjadi wacana yang
pemerintahan yang terbentuk melalui memperoleh dukungan, akan tetapi masih
pemilihan umum. Pelaksanaan Pemilu ditemui penolakan dan keraguan. Pada
Presiden dan wakil Presiden Indonesia dasarnya pelaksanaan Pemilihan umum
tahun 2019, akhir-akhir ini kedua Presiden secara langsung telah mendapat
pasangan calon Presiden dan wakil dukungan dengan salah satu alasan bahwa
Presiden sudah sangat menggeliat partai- tolak ukur menjadi seorang calon presiden
partai politik serta tim sukses telah mulai tidak dipunyai oleh masyarakat yang
menggelar pertemuan menarik perhatian menyumbangkan suaranya. Namun,
publik. adakalanya ada yang kurang setuju,
Dan seterusnya …….. dengan alasan Rakyat dianggap belum
METODE PENELITIAN memiliki kesanggupan untuk memilih
Penelitian ini menggunakan Presiden secara langsung (Tamrin 2013).
metode kualitatif melalui pendekatan Ketika reformasi tahun 1998 yang
kajian pustaka. Hal ini dilakukan untuk melahirkan banyak perubahan baik dari
memudahkan mengungkap permasalahan segi tatanan pemerintahan maupun
pemilu yang perlu mendapatkan solusi tatanan partai politik hingga sistem
dalam berbagai permasalahan politik dan pelaksanaan pemilu yang ditunjukkan
pemilu di Indonesia. melalui perubahan UUD 1945 pada tahun
Peneliti menggunakan teori 1999 sampaitahun 2002. Pada tahun 1999
rasionalitas untuk menganalisa pemilu menghasilkan Presiden dan wakil
Presiden Republik Indonesia, yaitu KH. suara sebanyak 60,80%. Presentase
Abdurrahman Wahid-Megawati di mana tersebut telah mengunggulli pasangan
pada saat ini Presiden di pilih oleh MPR Megawati Soekarnoputri-Prabowo
sehingga ia sebagai mandataris MPR, Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-
sebagai mandataris MPR Presiden dengan Wiranto.
mudah dicabut mandatnya sebagaimana Penentuan suara pasangan calon
terjadi pada pemberhentiannya terpilih pada pemilu Presiden tahun 2009
Abdurrahman Wahid di tengah jalan yakni pasangan calon yang mendapatkan
pemerintahannya, sehingga Megawati suara lebih dari 50% dari jumlah suara
naik sebagai Presiden Indonesia hingga dengan sedikitnya 20% suara pada setiap
habis masa jabatan Presiden provinsi yang tersebar lebih dari 50%
Abdurrahman Wahid tahun 2004. jumlah provinsi di Indonesia.
Pelaksanaan Pemilu Presiden dan Dan seterusnya ……..
Wakil Presiden Republik Indonesia tahun Membangun Pendidikan Politik
2004 untuk periode tahun 2009sangat Menuju Pemberdayaan Masyarakat
berbeda dengan sebelumnya. Pemilu ini Istilah political sosialization
pertama kali diadakan di Indonesia memiliki arti sosialisasi politik.
dengan sistem pemilihan langsung oleh Karenanya istilah political sosialization
masyarakat. Pemilu ini dilaksanakan disamakan dengan pengertian pendidikan
selama 2 putaran, yang dimenangkan oleh politik dengan istilah sosialisasi politik.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sebenarnya sosialisasi politik tidak dapat
Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. disamakan dengan pendidikan politik
Sedangkan pelaksanaan Pemilu karena dalam sosialisasi politik bisa
Presiden dan Wakil Presiden Republik bermakna penyampaian keinginan politik
Indonesia Tahun 2009 untuk periode para calon Presiden dan wakil Presiden
2014, pasangan Susilo Bambang yang menjurus kearah mobilisasi
Yudhoyono dan wakil Presiden Boediono masyarakat ke dalam satu calon Presiden
mampu menjadi pemenang dalam satu dan wakil Presiden tertentu yang dapat
putaran langsung dengan mendapatkan bermakna positif atau negatif.
Pendidikan politik dimaknai suatu jawab rakyat dalam menjalankan
tindakan memberi ajaran, latihan, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara serta
pengarahan untuk menumbuhkan tanggung jawab sebagai Presiden dan
kemampuan masyarakat serta calon wakil Presiden Republik Indonesia dalam
Presiden dan wakil Presiden, dengan mengemban kekuasaan sebagai amanah.
proses dialogis yang dilaksanakan oleh Dalam mengemban kekuasaan sebagai
partai politik dan pemerintah sebagai amanah, maka calon Presiden dan wakil
pihak yang bertanggung jawab pemajuan Presiden tidak melupakan visi misi yang
bangsa. Atau dapat dikatakan pendidikan sesuai pada cita cita nasional Indonesia,
adalah sarana atau wadah meningkatkan bahkan visi misi dalam kampanye itu
pengetahuan hak dan kewajiban warga menjadi pacta sunservanda antara calon
negara termasuk politik bagi rakyat agar Presiden dan wakil Presiden yang terpilih
dapat berpartisipasi secara maksimal dengan warga negara sebagai pemilih,
dalam menggunakan hak politik mereka pemilik kedaulatan tertinggi dalam
dalam pemilihan di Indonesia(Hamidi demokrasi modern.
2008). Model Pendidikan Politik Dalam
Dan seterusnya …….. Fatsun Demokrasi Deliberative
Model Pendidikan Politik Dalam Jika memperhatikan gagasan
Fatsun Demokrasi Pancasila demokrasi deliberativeyang cetuskan oleh
Lembaga-lembaga politik Jurgen Habermas tentunya tidak lepas
menyusun seperangkat kaidah mengenai dari faktor socio-kultural saat itu, di mana
demokrasi yang akan dilaksanakan. Hal melihat keringnya partisipasi masyarakat
ini kerap dianggap bahwa lembaga politik di dunia barat yang tidak memiliki ruang
mudah disalahgunakan, untuk orientasi konsultasi publik dalam ranah politik,
baik maupun buruk dalam sistem ekonomi, dan hukum pada dasarnya
Pemilihan Umum. bukan hal baru bagi demokrasi Pancasila.
Pendidikan Politik merupakan Karena demokrasi deliberatif
suatu rangkaian pembelajaran kesadaran menitikberatkan urgennya mekanisme
tentang hak, kewajiban, serta tanggung komunikasi dalam memperoleh legitimasi
hukum di dalam suatu proces pertukaran BAWASLU, dan seluruh elemen
yang dinamis antara sistem politik dengan masyarakat. Bentuknya seperti
ruang publik yang dimobilisasi secara pengarahan kepada masyarakat pada
kultural (Budi Hardiman 2009a). waktu kampanye dan penyebaran
Secara harfiah istilah deliberative informasi pemilu guna menjadi warga
berasal dari kata “deliberation”. Istilah negara yang beradap, demokratis, adil dan
tersebut memiliki arti konsultasi, humanis. Adapun cita dari pendidikan
musyawarah. Teori demokrasi politik ini adalah: (1) Peningkatan
deliberative tidak menitikberatkan pada pemahaman visi misi calon Presiden dan
seperangkat aturan, melainkan pada wakil Presiden Indonesia dalam diskursus
proses dalam melahirkan aturan-aturan publik kepada semua elemen masyarakat
itu. Di sisi lain, teori demokrasi guna diketahui capaian akhir visi misinya
deliberative ini meletakkan bagaimana sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara
keputusan politik itu diambil dalam Indonesia yang sampai saat ini belum
keadaan manakah aturan itu bisa tercapai. (2) Peningkatan daya
dihasilkan, sehingga warga negara pengetahuan masyarakat mengenai track
mematuhi aturan itu(Budi Hardiman recordcalon Presiden dan wakil Presiden
2009b). Indonesia tentang: latar belakang
KESIMPULAN pendidikan, kompetensi pedagogi,
Pendidikan Politik merupakan kompetensi personal, kompetensi
sarana untuk memahami hak dan sociocultural, kompetensi pengetahuan
kewajiban serta tanggung jawab warga ilmu hukum dan ilmu-ilmu lainnya,
negara dalam kehidupan berbangsa dan kompetensi moral, kemampuan mengelola
bernegara, disamping itu tanggung jawab negara. (3)Peningkatan pengetahuan dan
Presiden dan wakil Presiden Republik pemahaman masyarakat mengenaitrack
Indonesia terpilih dalam mengemban record hutang negara selama menjadi
kekuasaan sebagai amanah. Tanggung Presiden dan wakil Presiden Indonesia.
jawab dalam pendidikan politik ini Hal ini erat kaitannya dengan
menjadi kewajiban partai politik, KPU- kesejahteraan rakyat, semakin besar
hutang negara, semakin kecil membangun Budi Hardiman, F. 2009a. Demokrasi
kesejahteraan. (4) Peningkatan partisipasi Deliberatif. Yogyakarta: Kanisius
masyarakat dan transparansi dalam proses Press.
pengambilan kebijakan.(5) Moral dan Budi Hardiman, F. 2009b. Demokrasi
budi pekerti yang luhur bagi calon Deliberatif.
Presiden dan wakil Presiden. (6) Budi Hardiman, F. 2009c. Demokrasi
Peningkatan pengetahuan masyarakat Deliberatif.
tentang janji-janji kampanye yang tidak Fauzi, Agus Machfud. 2018.
terealisasikan dengan baik. (7) "Pengembangan Integrasi Sidalih
Peningkatan pemahaman mekanisme Antara Pilwali Surabaya Dan Pilgub
pemilihan. Dalam fatsun demokrasi Jawa Timur: Optimalisasi
Pancasila dan deliberative, dijumpai Pelayanan Publik Kpu Kota
kesamaan di mana sama-sama Surabaya." JPSI (Journal of Public
mengajarkan diskursus publik, partisipasi Sector Innovations). 3(1): 1-5.
politik masyarakat, serta kedaulatan
Hamidi, Jazim. 2008. Pembentukan Perda
rakyat sebagai pemegang kedaulatan
Partisipatif. Jakarta: Prestasi
tertinggi yang diatur secara konstitusional
Pustaka. Liando M Daud. 2016.
di Indonesia dapat mengontrol keputusan-
“Pemilu Dan Partisipasi Politik
keputusan melalui kedaulatan rakyat.
Masyarakat.” Jurnal LPPM Bidang
REFERENSI
EkoSosBudKum 3(2).
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
M. Ketchum,Richard (ed). 2004.
Mengenai Pemilihan Umum.
Pengantar Demokrasi. Yogyakarta:
Bachtiar Farahdiba, R. 2014. “Pemilu
Niagara.
Indonesia : Kiblat Negara
Solihah, Ratnia. 2016. “Peluang Dan
Demokrasi Dari Berbagai
Tantangan Pemilu Serentak 2019
Refresentasi.” Jurnal Politik
Dalam Perspektif Politik.” Jurnal
Profetik 3(1).
Ilmiah Ilmu Pemerintahan 3(1).
Sudarwo, Fajar. 2016. “Pemberdayaan
Masyarakat Sebagai Penekatan
Pendidikan Politik Untuk Mencegah Triono. 2017. “Menakar Efektivitas
Konflik Pemilukada.” 2018. Pemilu Serentak 2019.” Jurnal
Tamrin, Abu. 2013. “Urgensi Pemilu Wacana Politik 2(2).
Presiden Dan Wakil Presiden Wattimena, Reza A. A. 2007. Melampaui
Secara Langsung Di Era Negara Hukum Klasik. Yogyakarta:
Reformasi.” Jurnal Cita Hukum Kanisius Press.
1(2):189.
Lampiran 19. Halaman Pengesahan Tesis
TESIS
(Font TNR Ukuran 14)
JUDUL TESIS
…………………………
(Font TNR Ukuran 14)
NAMA MAHASISWA
NIM
(Font TNR Ukuran 12)
telah dipertahankan didepan penguji pada tanggal .......... dinyatakan telah memenuhi
syarat untuk memperoleh gelar Magister …….
Pamekasan, ............................
Universitas Madura
Fakultas...................
Ketua Program Magister .......................
Dr. ......................................................
(Font TNR Ukuran 12)
Lampiran 20. Halaman Ujian Tesis
TESIS
(Font TNR Ukuran 14)
JUDUL TESIS
…………………………
………………………………………………………………………………
(Font TNR Ukuran 14)