Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Profil dan Faktor Keberhasilan Pengusaha Sukses


Dosen Pengampu: Rabiatul Adawiyah ,M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2


Anil Husna NIM 21.047.86208
Sahdini Febrianti NIM 21.070.86208
Syahrul NIM 21.076.86208

SEMESTER 5

INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ULUM

PENDIDIDKAN AGAMA ISLAM

KOTA JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 22 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan .......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 5
1. Bob Sadino ................................................................................................... 5
2. Dahlan Iskan ................................................................................................. 8
3. Chairul Tanjung .......................................................................................... 10
4. Anthony Salim ............................................................................................ 13
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 18
A. Kesimpulan ................................................................................................ 18
B. Saran .......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara pendidikan dalam keluarga, aktivitas pendidikan dalam rangka
membentuk kepribadian muslim harus sudah dimulai sejak dini, dari rumah
yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang anak. Sebab dari darah daging
merekalah anak lahir membawa sifat dan bakat turunan. Dari keduanya
terbentuk lingkungan rumah di mana anak menemukan dunianya dan elemen
dasar pembentukan perilakunya.

B. Rumusan Masalah
1.Siapa saja pengusaha sukses yang anda ketahui ?

2. Apa saja faktor keberhasilan pengusaha sukses?

C. Tujuan
1. Mengetahui profil dan perjalanan hidup pengusaha sukses

2. Mengetahui faktor keberhasilan para pengusaha sukses

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Bob Sadino
Bob Sadino ( Lampung, 09 Maret 1933 ), atau akrab dipanggil
Om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang
pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan
Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan
kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob
Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak
bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang
ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya
karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob
kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam
perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9
tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di
Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan
pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa
serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk
membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Setelah beberapa lama
tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari
pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah
menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi
sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang
mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk
memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika
itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup
yang dialaminya.

5
Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk
melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik, Ketika beternak ayam itulah
muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam
ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu
manusia pun juga bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa
kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki
banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa
Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana
terdapat banyak menetap orang asing. Tidak jarang pasangan tersebut dimaki
pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri
sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob,
dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang
berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem
Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana
pendek.
Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis,
khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi
orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para
petani di beberapa daerah. Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu
diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang
dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor
satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap
peluang. Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana
tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah
pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang,
terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera
melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.
Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia
langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan
menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman,

6
mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan
profesional. Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir
dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang
melebihi orang lain. Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau
mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob
meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob,
kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia
selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.
Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua
anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang
utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.
Anak Guru Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di
Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di
Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya
punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru
kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia
19.
Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-
an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan.
Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun.
Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya. Suatu kali,
mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita
kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata
Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan.
Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman
sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob
bersikeras, ”Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”
Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam
ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia
berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan
sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di

7
Pulogadung, dan sebuah ”warung” shaslik di Blok M, Kebayoran Baru,
Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob
menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan
100 ton sayuran segar.
”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan
usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa
menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual
kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.
Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar
bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-
habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam.
Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan
jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua
anaknya.

2. Dahlan Iskan
Dahlan Iskan ( lahir di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951;
umur 61 tahun ), adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos Group,
yang bermarkas di Surabaya. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23
Desember 2009. Pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle
Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar.

Kehidupan pribadi

Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba


kekurangan. Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan.
Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat
karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia.
Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati pada tahun 2008.

8
Buku ini berisi tentang pengalaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi
cangkok hati di Cina.
Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan
presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya
Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.
Karier
Karier Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar
kecil di Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 1975. Tahun 1976, ia
menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan
memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.
Jawa Pos

Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu
hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi
surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian,
terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar
terbesar di Indonesia yang memiliki 134 surat kabar, tabloid, dan majalah,
serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil
mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan
kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun
televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam
dan Riau TV di Pekanbaru.

Fangbian Iskan Corporindo (FIC)

Sejak awal 2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT Fangbian Iskan


Corporindo (FIC) yang akan memulai pembangunan Sambungan Komunikasi
Kabel Laut (SKKL) pertengahan tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan
Surabaya di Indonesia dan Hong Kong, dengan panjang serat optik 4.300
kilometer.

Perusahaaan Listrik Negara (PLN)

9
Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN
menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya
banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Semenjak memimpin PLN,
Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas bayar pet se-
Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan
juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011.
Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di
Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan
Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (Menteri BUMN)

Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pengganti


Menteri BUMN yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya
dipanggil menjadi menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang
menurutnya sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN.

Dahlan melaksanakan beberapa program yang akan dijalankan dalam


pengelolaan BUMN. Program utama itu adalah restrukturisasi aset dan
downsizing (penyusutan jumlah) sejumlah badan usaha. Ihwal restrukturisasi
masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan.

3. Chairul Tanjung

Nama anak singkong terinspirasi dari panggilan Chairul Tanjung saat


kecil yaitu “anak singkong” yang berarti anak kampungan.

Chairul Tanjung, pria yang lahir di Jakarta pada 16 Juni 1962 ini dikenal
sebagai pendiri sekaligus CEO dari CT Corp. yang sebelumnya bernama Para
Grup.

Karier dan Kehidupan

10
Chairul Tanjung lahir dari sebuah keluarga berada, ayahnya seorang
wartawan surat kabar kecil pada jaman orde lama, A.G Tanjung. Pada saat
orde baru terbentuk, usaha ayahnya harus ditutup karena tulisannya banyak
berseberangan secara politik saat itu dengan penguasa, hal ini membuat orang
tuanya harus menjual rumah dan pindah tinggal di kamar losmen yang
sempit. Kedua orangtuanya sangat tegas dalam mendidik anak anaknya
termasuk Chairul Tanjung. Orang tuanya memiliki prinsip agar keluar dari
jerat kemiskinan, pendidikan adalah langkah yang harus ditempuh, itulah
kenapa dengan segala daya dan upaya orang tua Chairul Tanjung selalu
berusaha untuk tetap menyekolahkan anak anaknya, tak terkecuali Chairul
Tanjung. Ibu Halimah, ibu kandung Chairul Tanjung menyatakan harus
menjual kain batik halusnya untuk membiayai Chairul Tanjung masuk ke
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Chairul Tanjung menuntaskan pendidikannya di SMA Boedi Oetomo


pada tahun 1981, kemudian dia melanjutkan pendidikan nya di Universitas
Indonesia. Selama kuliah Chairul Tanjung dikenal sebagai mahasiswa yang
teladan, hal ini terbukti dari penghargaan yang dia peroleh pada tahun 1984-
1985 sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional.

Insting bisnis Chairul Tanjung dimulai saat dia masih duduk di bangku
kuliah, untuk membiayai kuliahnya Chairul Tanjung sempat membuka usaha
fotokopi di Universitas Indonesia, dia juga sempat berjualan kaos dan buku
kuliah stensilan, selain itu dia juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan
kedokteran dan laboratorium, namun usahanya belum berhasil. Ketika lulus
kuliah dia bersama dengan beberapa rekannya mendirikan PT. Pariarti
Shindutama pada tahun 1987 dengan modal awal Rp.150 juta yang dia
peroleh dari Bank Exim, kala itu PT Pariarti yang bergerak dalam bidang
produksi sepatu anak-anak ekspor, mampu memperoleh pesanan 160 ribu
pasang sepatu dari Italia. namun karena adanya perbedaan pandangan dalam
hal ekspansi bisnis membuat perusahaan ini harus bubar dan Chairul Tanjung
memilih untuk keluar dan memilih untuk membuat perusahaan sendiri.
11
Setelah keluar dari PT Pariarti, Chairul Tanjung membidik tiga bisnis
inti yaitu Keuangan, Properti dan Multimedia. Lalu beridiri lah Para Grup
ynag terkenal itu, Perusahaan Konglomerasi ini memiliki Para Inti Holindo
sebagai father holding company yang membawahi beberapa sub holding
yakni Para Inti Propertindo (properti), Para Global Investindo (bisnis
keuangan),dan nti Investindo(media dan investasi).

Dalam bidang property Para Grup memiliki Bandung Supermall yang


menghabiskan dana hingga Rp.99 miliar, Bandung Supermal adalah Central
Business District di Bandung yang mulai difungsikan pada tahun 1999.
Sementara di bidang Investasi, pada tahun 2010 Para Grup melalui
perusahaan nya Trans Corp membeli 40% saham Carrefour, MoU pembelian
saham ini ditandatangani di Perancis tanggal 12 Maret 2010.

Pada tahun yang sama Forbes merilis daftar orang terkaya di dunia dan
Forbes memasukkan nama Chairul Tanjung sebagai salah satu orang terkaya
asal Indonesia, pada tahun 2011 Forbes kembali memasukkan namanya di
peringkat 11 orang terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan sebesar 2,1
miliar dolar AS.

Chairul Tanjung meresmikan perubahan nama Para Grup pada 1


Desember 2011 menjadi CT Corp, CT merupakan kependekan dari namanya
sendiri, CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding yaitu Mega Corp,
Trans Corp dan CT Global resources yang meliputi layanan financial, media,
hiburan, baya hidup dan sumber daya alam.

Pemikiran

Bagi Chairul Tanjung yang penting dalam sebuah bisnis itu adalah
mengembangkan jaringan atau networking, tidak hanya berteman dengan
perusahaan yang sudah ternama karena penting juga untuk membuka
hubungan baik sekalipun dengan perusahaan yang belum ternama bahkan
Chairul Tanjung menggambarkan hubungan baik dengan pengantar surat
12
sekalipun adalah hal yang penting, jika perusahaan sepi order maka relasi
seperti ini bisa dimanfaatkan untuk membuka lagi order.

Dalam hal Investasi Chairul Tanjung tidak alergi bersinergi dengan


perusahaan-perusahaan multinasional, Chairul Tanjung tidak menutup
kemungkinan untuk bekerja sama dengan perusahaan perusahaan tersebut
menurutnya ini bukan upaya untuk menjual negara namun ini merupakan
upaya perusahaan nasional Indonesia untuk bisa berdiri dan mejadi tuan
rumah di negeri sendiri. Menurut Chairul Tanjung modal memang penting
dalam sebuah bisnis namun kemauan dan kerja keras adalah hal lain yang
wajib dimiliki oleh seorang pengusaha namun mendapatkan mitra kerja yang
handal adalah segalanya, baginya membangunkepercayaan pasar sama
pentingnya dengan membangun integritas disinilah penting nya jaringan
dalam sebuah bisnis.

Bagi generasi muda yang akan terjun berbisnis, Chairul Tanjung


berpesan agar generasi muda mau sabar dan menapaki tangga bisnis satu
persatu karena membangun bisnis itu tidak seperti membalikkan te;apak
tangan dibutuhkan kesabaran dan kekuatan agar jangan pernah menyerah,
jangan sampai terpancing untuk menggunakan jalan pintas (instant) karena
dalam usaha kesabaran adalah kata kuncinya, memang sangat manusiawi jika
seseorang dalam berusaha ingin segera mendapatkan hasilnya namun tidak
semua hasil bisa diterima secara langsung.

Beberapa kinerjanya disorot. Dahlan gagal membawa lima perusahaan


BUMN untuk melepas saham perdana (initial public offering/IPO) di lantai
bursa. Adapun, berkat kepemimpinannya, BUMN dinilai bersih dari korupsi
oleh masyarakat juga merupakan kinerja dan keberhasilannya membangun
BUMN.

4. Anthony Salim

13
Anthony Salim adalah CEO Group Salim. Beliau pernah menjadi salah
satu 10 tokoh bisnis yang paling berpengaruh di Indonesia menurut Warta
Ekonomi pada tahun 2005 lalu. Beliau berhasil memulihkan kembali Salim
Group setelah beberapa waktu yang lalu sempat bangkrut akibat krisis
ekonomi di Indonesia tahun 1998. Sebelum krisis ekonomi melanda
Indonesia, Salim Group tergolong sebagai pemegang kursi konglomerat
terbesar di Indonesia. Aset yang dimiliki oleh perusahaan ini pada tahun itu
mencapai sekitar 10 miliar dolar AS atau setara dengan 100 triliun rupiah.
Tak heran jika majalah bisnis paling terkenal di dunia, Forbes, menobatkan
Liem Sioe Liong yang tak lain adalah pendiri Salim Group sebagai salah satu
orang terkaya di dunia.

Bank Central Asia

Bank Central Asia (BCA) adalah salah satu garapan Salim Group yang
saat itu sangat sukses keberadaannya. Namun sayang karena krisis ekonomi,
BCA terpaksa di-rush. Salim Group kemudian mengantisipasi kebangkrutan
BCA dengan menggunakan BLBI. Akibatnya BCA berhutang 52 triliun
rupiah. Anthony Salim kemudian dipercaya oleh ayahnya, Liem Sioe Liong
alias Sudono Salim, untuk menggantikan posisinya untuk meneruskan
bisnisnya. Anthony Salim pun berhasil melunasi utang BCA dengan melepas
beberapa perusahaan milik ayahnya.

Indofood dan Bogasari

Sejumlah perusahaan yang harus rela dilepaskan dari Salim Group


adalah PT Indocement Tunggal Perkasa, PT Indomobil Sukses International,
dan PT BCA. Tindakan ini perlu dilakukan demi memajukan beberapa bisnis
lainnya. Ia kemudian memfokuskan kinerjanya untuk perkembangan dan
kemajuan beberapa perusahaan ayahnya yang masih tersisa seperti PT
Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Bogasari Flour Mills. Seperti yang kita
tahu bahwa PT Indofood dan PT Bogasari adalah dua perusahaan besar

14
produsen mie instan terbesar di dunia. Di Indonesia sendiri pangsa pasar PT
Indofood dan PT Bogasari sangatlah besar. Demikian juga dengan pangsa
pasar luar negeri. PT Indofood dan PT Bogasari menjadi pemasok utama
untuk produk mie instan dan produk-produk olahan tepung terigu instan
lainnya di negara-negara di dunia.

PT Indofood dan PT Bogasari hanyalah segelintir perusahaan milik


Salim Group. Masih ada perusahaan-perusahaan lainnya yang berdiri di
bawah naungan Salim Group termasuk sejumlah perusahaan yang berbasis di
luar negeri seperti perusahaan yang ada di Hong Kong, China, Thailand,
India, dan Filipina. Berkat kerja keras dan ketekunannya, Salim Group
akhirnya bisa bangkit kembali dari keterpurukan. Hingga pada akhirnya
Salim Group mendapatkan profit yang sangat besar yaitu mencapai triliunan
rupiah. Aset yang dimiliki oleh Anthony Salim telah mengantarkannya ke
posisi ketiga orang terkaya di Indonesia setelah Budi Hartono selaku CEO
Group Djarum dan Eka Tjipta Widjaja selaku CEO Group Sinar Mas.
Menurut Majalah GlobeAsia, penilaian gelar orang terkaya di Indonesia ini
didasarkan pada kepemilikan saham baik yang terdaftar maupun yang tidak
terdaftar. Total harta yang dmiliki oleh seorang Anthony Salim adalah sekitar
US$3 miliar atau setara dengan 27 triliun rupiah.

Saat ini PT Indofood telah menjadi industri yang terus tumbuh dan
berkembang. Bahkan kini Indofood dianggap sebagai raja industri makanan
di Indonesia. Indofood merupakan perusahaan garapan Salim Group yang
bergerak di bidang agrobisnis, produk makanan, dan industri tepung terigu.
Banyak sekali produk Indofood yang beredar di hampir seluruh pelosok
wilayah di Indonesia.

Hampir semua kalangan masyarakat Indonesia menggunakan produk-


produk Indofood. Sebut saja produk mie instan (Supermie, Indomie, dan
Sarimie), produk susu seperti susu Indomilk, produk tepung terigu (Segitiga

15
Biru, Cakra Kembar, dan Kunci Biru), produk minyak goreng seperti Bimoli,
dan produk mentega seperti mentega Simas Palmia.

Di bawah pimpinan Anthony Salim, Indofood berhasil mendapatkan


profit bersih tertinggi selama sejarah Indofood. Pada tahun 2009 profit bersih
yang didapat oleh Indofood adalah sekitar 2 triliun rupiah. Anthony Salim
mengatakan bahwa Indofood telah berhasil melewati masa-masa sulit yang
bertahun-tahun telah menggerogoti Indofood. Bisnis agrobisnis dan non-
agrobisnis Salim Group ini telah terbukti sangat tangguh dalam mengatasi
berbagai tantangan seperti tantangan yang berupa harga komoditas yang terus
melonjak.

Krisis ekonomi global yang terjadi tahun 2008 lalu memang membawa
dampak yang kurang baik bagi beberapa perusahaan milik Salim Group.
Seperti misalnya turunnya harga berbagai jenis komoditas secara signifikan.
Akibat lainnya dari krisis ekonomi global yang membuat Salim Group sedikit
terombang-ambing adalah tingkat inflasi yang menurun. Akibat inflasi yang
menurun, pendapatan industri agrobisnis Indofood merosot tajam. Besarnya
jumlah penjualan Bogasari pun menurun akibat harga tepung yang terus
menurun.

Namun, menurut Anthony Salim, turunnya harga berbagai komoditas


jutsru membuahkan keuntungan bagi sejumlah produk bermerk seperti
produk-produk Indofood yang memang hampir semuanya bermerk dan
berkualitas. Permintaan akan produk-produk bermerk kian meningkat akibat
meningkatnya daya beli masyarakat. Indofood juga berinovasi dengan
menciptakan produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Salah satu produk terbaru Indofood pada saat itu adalah produk cup noodles
yang hingga kini masih laris manis di pasaran.

Pasca krisis ekonomi global tahun 2008, tepatnya pada tahun 2010,
Anthony melihat bahwa kondisi perekonomian Indonesia terus membaik. Hal

16
ini terbukti dari meningkatnya permintaan dari masyarakat dan tingkat inflasi
yang terkendali. Kondisi ini membuatnya semakin optimis bahwa permintaan
pasar akan produk-produknya akan terus meningkat. Di tahun yang sama,
Indofood kembali menciptakan produk baru. Kali ini bukan produk makanan
atau minuman, melainkan produk gula. Menurutnya, permintaan domestik
akan produk gula terus meningkat. Bahkan dikatakan olehnya bahwa bisa
saja permintaan akan gula akan melebihi jumlah produk gula yang telah
diproduksi.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari kisah sukses pengusaha Indonesia
yaitu :
“Jika ingin sukses jadilah pengusaha “ menjadi pengusaha sukses
adalah impian banyak orang. kita juga harus menyeimbangkan antara otak
kanan dan juga kiri . kita juga harus berfikir logis , rasional, dan kreatif. Apa
yang kita pikirkan adalah untuk masa depan kita , karna kita harus
memikirkan masa depan . janganlah melihat masa lalu. Jika kita ingin
menjadi pengusaha yang sukses kita harus yakin bahwa kita bisa dan mampu
untuk menjalaninya asalkan ada kemauan, jangan takut gagal. Dan jika kita
punya mimpi, railah mimpi itu setinggi mungkin , jangan dibatasi, kita juga
harus melakukan tindakan yang sudah kita pikirkan .
B. Saran
Menyadari bahwa penulisan jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulisan akan lebih Fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber- sumber yang lebih banyak yang tentu dapat di
pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berupa kritik atau saran yang
membangun, juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan
makalah yang telah dijelaskan.

DAFTAR PUSTAKA

18
Badu, Syamsu Q, 2017, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Gorontalo:
Ideas Publishing Diredja,

Tjahja Gunawan, 2012, Chairul Tanjung Si Anak Singkong, Jakarta: PT Kompas


Media Nusantara

Fahmi, Irham, 2018, Pengantar Ilmu Kepemimpinan, Depok: PT RajaGrafindo


Gordon, Thomas, 1994, (MPE) Menjadi Pemimpin Efektif: Dasar
Untuk manajemen Partisipatif dan Keterlibatan Karyawan, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama

Gunawan Yordan and Endyka YC, 2017, The Protection of Small and Medium
Enterprises in Yogyakarta: The Challenge of ASEAN Economic
Community, Pertanika J. Soc. Sci. & Hum. 25 (S) 199-206 (2017)

19

Anda mungkin juga menyukai