RPP Sejarah
RPP Sejarah
By
ranang@isi-ska.ac.id
1. Kamera
Pastikan kamera dipasang di atas tripod, agar posisinya benar-benar stabil. Lensa
dipastikan pada posisinya, tidak berubah sudutnya. Kecuali jika dalam storyboad ada
pemotretan close-up atau angle yang beragam, maka tripod tidak diperlukan.
2. Pencahayaan (Lighting)
Jika pemotretan dilakukan di indoor studio, gunakan lampu yang memadai, minimal 1
lampu. Posisi lampu tetap sejak pemotretan dimulai hingga selesai, jangan diubah
posisinya, karena berefek ke cahaya pada objek
Jika stop motion photography yang diciptakan memuat unsur cerita, sebaiknya
dipersiapkan sinopsis dan storyboard. Sinopsis menggambarkan alur cerita yang ingin
divisualkan. Sedangkan storyboard diperlukan untuk menunjukkan rangkaian adegan
dan angle-nya, yang sangat membantu pemotret dalam menyusun gerakan dan
pemotretannya.
4. Background
Usahakan background yang sederhana, tidak banyak unsur. Jika crowded akan tidak
mengganggu fokus pada objek pemotretan. Atau bahkan overlapping karen objek
tersebut digerakkan (animated).
1. Urutan Gambar
Sebelum anda mengolah pilih foto terbaik, hapus/buang foto yang jelek dan tidak
diperlukan. Pastikan foto sudah urut sesuai dengan alur cerita dan storyboard.
Prodi S1 Fotografi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta @ 2013
2. Resolusi
Sebaiknya kualitas foto atau resolusi sekitar 100 saja, jika resolusi 300 akan
memberatkan kerja komputer pada waktu penganimasian. Jika anda menggunakan
Photoshop, pada waktu penyimpanan, lakukan langkah klik File > Save for Web, lalu
pilih JPEG dan atur kualitas gambar serta perhatikan besaran kapasitas filenya.
Jika bergerak lambat, maka ubah dengan Speed Duration, menjadi 2 second misalnya.
Jarak antar clip yang renggang, dapat dirapatkan dengan klik kanan repple delete pada
interval tersebut.