Anda di halaman 1dari 34

BAB 1.

KONSEP DASAR STUDI KELAYAKAN BISNIS


PERTEMUAN KE 1
Dosen/Team Teaching : Harun Indra Kusuma, S.T.,M.Sc

A. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami definisi dari studi kelayakan
2. Mengetahui dan memahami tujuan dan pentingnya studi kelayakan
3. Mengetahui dan memahami aspek utama dalam studi kelayakan
4. Mengetahui dan memahami tahapan – tahapan dalam studi kelayakan
5. Mengetahui dan memahami pihak – pihak yang berkepentingan dalam studi
kelayakan
6. Mengetahui dan memahami aspek utama dalam studi kelayakan
7. Mengetahui dan memahami aspek yang tidak dapat dihilangkan dalam kajian
kelayakan
8. Mengetahui dan memahami aspek – aspek gagasan kewirausahaan
9. Mengetahui dan memahami esensi kajian kelayakan studi
10. Mengetahui dan memahami cakupan kajian studi kelayakan bisnis

B. Petunjuk Pembelajaran
Dalam memmpelajari materi ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1. Pahamilah uraian materi yang disampaikan dosen pada saat perkuliahan,
2. Kerjakan soal-soal latihan yang telah diberikan. Apabila dalam mengerjakan soal
mengalami kesulitan, buka catatan atau pelajari kembali materi yang telah
disampaikan dosen pada saat perkuliahan. Bacalah referensi lain yang mengandung
materi terkait sebagai pengetahuan tambahan. Dan apabila mahasiswa masih
mengalami kesulitan, catat dan tanyakan kepada dosen pada saat kegiatan perkuliahan
berlangsung.
C. Uraian Materi
Berikut merupakan uraian materi yang akan digunakan pada saat perkuliahan.
1. Studi Kelayakan
Studi kelayakan (feasibility study) adalah kajian mengenai usulan proyek atau gagasan
usaha agar usaha yang dilaksanakan dapat berjalan dan berkembang sesuai dengan tujuan
atau tidak mengenai sasaran.
2. Tujuan dan Pentingnya Studi Kelayakan
Tujuan dan pentingnya kelayakan studi yaitu :
a. meminimalkan risiko yang tidak diinginkan, baik risiko yang dapat
b. mengendalikan maupun yang tidak dapat mengendalikan;
c. memudahkan perencanaan;
d. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan. Berbagai rencana yang sudah disusun akan
memudahkan pelaksanaan usaha. Pedoman yang disusun secara sistematis menyebabkan
usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang telah
disusun;
e. memudahkan pengawasan. Penerapan usaha yang sesuai dengan rencana yang sudah
disusun akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap
kewajiban usaha. Pengawasan ini dilakukan agar proyek yang dilaksanakan tidak
menyimpang dari rencana yang telah disusun.
f. memudahkan pengendalian. Apabila dalam pelaksanaan telah dilakukan pengawasan,
terjadinya pelanggaran akan mudah terdeteksi sehingga dapat dilakukan pengendalian
terhadap pelanggaran tersebut
3. Aspek utama dalam Studi Kelayakan
Aspek utama dalam studi kelayakan yaitu :
a. pasar dan pemasaran;
b. teknis dan teknologi;
c. organisasi dan manajemen;
d. ekonomi dan keuangan
4. Tahapan – Tahapan dalam Studi Kelayakan
Tahapan – tahapan dalam studi kelayakan yaitu :
a. Tahap penemuan ide proyek
b. Tahap penelitian
c. Tahap pengurutan usulan yang layak
d. Tahap rencana pelaksanaan proses bisnis
e. Tahap pelaksanaan proyek bisnis.
5. Pihak – Pihak yang Berkepentingan dalam Studi Kelayakan
Ada 3 pihak yang berkepentingan dalam studi kelayakan yaitu :
a. Pihak wirausaha
b. Investor dan penyandang dana
c. Masyarakat dan pemerintah
6. Aspek Utama dalam Studi Kelayakan
Ada 10 Aspek utama dalam studi kelayakan bisnis yaitu :
a. Proyek/usaha yang dikerjakan mampu memberikan manfaat yang
berarti kepada publik (masyarakat).\
b. Proyek/usaha yang dikerjakan dianggap mampu berkembang
(memperluas) dan yang terpenting memiliki kondisi kontinuitas usaha yang tinggi.
c. Proyek/usaha yang akan dikerjakan diperkirakan akan mampu
bertahan terhadap berbagai goncangan ekonomi (fluktuasi ekonomi), baik karena
faktor domestik maupun global.
d. Proyek/usaha yang dikerjakan tahan terhadap berbagai masalah
Termasuk jika krisis kepercayaan.
e. Proyek/usaha tersebut diharapkan bisa menampung lapangan pekerjaan atau secara
tidak langsung telah mencoba mengurangi angka respons (pengangguran).
f. Proyek/usaha yang akan dilaksanakan diharapkan dapat memberikan keuntungan
yang wajar dan mampu mengembalikan cicilan bunga beserta pokoknya secara tepat
waktu.
g. Proyek/usaha yang sedang dilaksanakan searah dengan konsep rencana pembangunan,
baik pemerintah maupun pusat.
h. Manajer yang membawahi pengerjaan proyek/usaha tersebut adalah orang yang
memiliki pengalaman dan pendidikan yang cukup.
i. Manajer dan karyawan yang mengerjakan proyek/usaha memiliki kinerja yang dapat
dipertanggungjawabkan secara konsep manajemen modern, seperti kedisiplinan,
kesetiaan, kejujuran, dan keinginan untuk terus memperbaiki kesalahan.
j. Perkiraan proyek/usaha tersebut berkeinginan dalam jangka panjang untuk
menerapkan penggunaan teknologi modern untuk Menanti perkembangan teknologi
yang dinamis dan Antisipasi munculnya para pesaing.
7. Aspek yang tidak dapat dihilangkan dalam Studi Kelayakan
Aspek yang tidak dapat dihilangkan dalam kajian kelayakan yaitu :
a. Aspek sumber daya manusia
b. Aspek teknis
8. Aspek Gagasan Kewirausahaan
Ada beberapa langkah penting dalam gagasan kewirausahaan yaitu :
a. identifikasi spesifikasi teknis penting
b. Pengembangan dan uji coba produk
c. Aspek pemasaran
d. Aspek produksi
e. Aspek manajemen
f. Aspek keuangan
g. Aspek kemanfaatan
h. Aspek kesempatan kerja
i. Aspek lingkungan
j. Aspek ekonomi, sosial, dan politik
9. Esensi Kajian Studi Kelayakan
Kajian pembahasan mengenai studi kelayakan bisnis tidak terlepas dari pemahaman
manajemen dalam beberapa melihat aspek yang saling berkaitan, yaitu aspek ekonomi
teknologi, politik-hukum, dan sosial budaya. Semua aspek ini saling berkaitan untuk
mendukung kelayakan suatu bisnis, baik dilihat dari segi mikro maupun makro.
10. Lingkup Kajian Studi Kelayakan Bisnis
Ada 6 cakupan kajian studi kelayakan yaitu :
a. Hukum dan administrasi, aspek yang berkaitan dengan legalitas usaha dan
memastikan persyaratan kewajiban pada peraturan suatu daerah. Misalnya, izin usaha,
akta usaha, dan legalitas menjalankan bisnis.
b. Pasar dan pemasaran, aspek yang berkaitan dengan prospek dan peluang usaha/produk
yang akan ditawarkan kepada konsumen di suatu wilayah. Aspek ini meninjau potensi
pasar, kebutuhan pasar, daya beli konsumen, dan strategi pemasaran.
c. Sosial ekonomi dan budaya, yaitu pengaruh timbal balik bisnis yang akan berjalan dan
berdampak pada kehidupan sosial, tingkat masyarakat, dan budaya setempat.
d. Teknis dan teknologi, aspek yang berkaitan dengan pemilihan lokasi usaha, peralatan
yang akan digunakan, bantuan teknologi dan mesin, ruang usaha, kapasitas produksi,
dan jalur produksi. Aspek ini memberikan gambaran tentang sistem kerja yang
menjadi motor penggerak suatu bisnis.
e. Manajemen , aspek yang berkaitan dengan tata pengaturan (manajerial) pembangunan
dan operasional suatu usaha.\
f. Keuangan, memberikan pandangan awal tentang cara pembiayaan, sumber biaya,
pengembalian modal, dan risiko usaha.
D. Latihan Soal / Tugas
Berikut merupakan contoh soal sebagai bahan latihan.
1. Apakah definisi dari studi kelayakan?
2. Sebutkan tahapan – tahapan dalam studi kelayakan?
3. Sebutkan beberapa langkah penting dalam gagasan kewirausahaan?
4. Sebutkan cakupan studi kelayakan?

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Jawablah semua soal tugas yang diberikan pada pertemuan 1 ini. Kemudian lihat
hasilnya di aplikasi yang telah disediakan (e campus). Apabila benar semua, maka
pemahaman saudara 100%. Apabila salah satu, maka pemahaman anda 80%. Apabila
salah dua, maka pemahaman anda 60%. Apabila salah tiga, maka pemahaman anda
40%.Apabila salah empat, pemahaman anda adalah 20 % dan apabila salah semua maka
pemahaman anda 0%. Mahasiswa dinyatakan lulus jika mendapatkan hasil minimal 60%.
Jika mahasiswa mendapat hasil dibawah standar, maka diminta membaca kembali dan
memahami isi modul dengan menjawab latihan-latihan soal terkait materi yang belum
dikuasai.
F. Daftar Pustaka
1. Saebani, B.A , 2018, Studi Kelayakan Bisnis, Pustaka setia,Bandung.
2. Campbell,H.,Brown,R.,2003,Analisis Biaya Manfaat,Campbridge University Press.
3. Curry,S.,Weiss,J.,1993,Analisis Proyek Di Negara Berkembang,St.Martin's
Pressing,New York
4. Luenberger,1998,Ilmu Investasi,Oxford University Press,New York
BAB 2. TEORI & KONSEP INVESTASI
PERTEMUAN KE 2
Dosen/Team Teaching : Harun Indra Kusuma, S.T.,M.Sc

A. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami definisi investasi
2. Mengetahui dan memahami tujuan dari investasi
3. Mengetahui dan memahami pembagian investasi
4. Mengetahui dan memahami tipe investasi
5. Mengetahui dan memahami keuntungan dan kerugian dari investasi
6. Mengetahui dan memahami faktor – faktor yang mempengaruhi investasi
7. Mengetahui dan memahami teori – teori investasi
8. Mengetahui dan memahami metode – metode investasi
9. Mengetahui dan memahami proses – proses investasi

B. Petunjuk Pembelajaran
Dalam memmpelajari materi ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1. Pahamilah uraian materi yang disampaikan dosen pada saat perkuliahan,
2. Kerjakan soal-soal latihan yang telah diberikan. Apabila dalam mengerjakan soal
mengalami kesulitan, buka catatan atau pelajari kembali materi yang telah
disampaikan dosen pada saat perkuliahan. Bacalah referensi lain yang mengandung
materi terkait sebagai pengetahuan tambahan. Dan apabila mahasiswa masih
mengalami kesulitan, catat dan tanyakan kepada dosen pada saat kegiatan perkuliahan
berlangsung.
C. Uraian Materi
Berikut merupakan uraian materi yang akan digunakan pada saat perkuliahan.
1. Investasi
Secara etimologis, investasi adalah menyembunyikan uang atau modal pada suatu
perusahaan atau proyek, yang bertujuan memperoleh keuntungan. Pada dasarnya
investasi adalah membeli aset yang diharapkan pada masa datang dapat dijual kembali
dengan nilai yang lebih tinggi.
2. Tujuan dari Investasi
Tujuan dari investasi yaitu :
a. Mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan
b. Mengurangi risiko inflasi
c. Dorongan untuk menghemat pajak
3. Pembagian Investasi
Investasi terbagi menjadi dua yaitu :
a. Menurut jangka waktu : investasi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu investasi jangka
pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang.
b. Menurut jenis aktiva : investasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
investasi pada aktiva nyata dan investasi dalam aktiva nonreal
4. Tipe Investasi
Investasi terbagi menjadi dua yaitu :
a. Investasikan langsung
Investasi langsung terbagi dua menjadi yaitu :
i. Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan
Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan seperti tabungan di
bank dan deposito di bank
ii. Investasi langsung yang dapat diperjualbelikan
Investasi langsung yang dapat diperjualbelikan seperti investasi di pasar
modal

b. Investasi tidak langsung


Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat surat berharga dari
perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan
jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya kepada publik dan menggunakan
dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya.
5. Keuntungan & Kerugian dari Investasi
a. Keuntungan dari investasi terdiri dari :
i. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan oleh perusahaan kepada
pemegang saham atas keuntungan yang Menghasilkan perusahaan.
ii. Capital gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual.
b. Kerugian dari investasi yaitu :
i. tidak mendapat pembagian; tidak selamanya perusahaan menghasilkan laba
sehingga jika perusahaan mengalami kerugian. pengelola juga tidak mendapatkan
deviden;
ii. kerugian modal 3 harga beli lebih tinggi dari harga jual;
iii. usaha bangkrut atau dilikuidasi; jika perusahaan bangkrut, akan berdampak
langsung pada pengelola.
6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Investasi
Faktor – faktor yang mempengaruhi investasi yaitu :
a. Pengaruh nilai tukar; perubahan nilai tukar dengan investasi bersifat umum (tidak
pasti). Shikawa mengatakan bahwa pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi
dapat langsung melalui beberapa saluran. Perubahan kurs tersebut akan terjadi
berpengaruh pada dua saluran, yaitu sisi permintaan dan sisi penawaran domestik.
Karena itu, dapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong
ekspansi investasi pada perdagangan barang.
b. Pengaruh tingkat suku bunga; tingkat suku bunga mempunyai Pengaruh yang
signifikan terhadap dorongan untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan
barang modal atau bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain untuk
menghasilkan keluaran/barang akhir.
c. tingkat inflasi; tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi. Hal ini
disebabkan tingkat inflasi yang tinggi meningkatkan risiko proyekproyek investasi
dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh
pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga harga relatif.
Menurut Greene dan Pillanueva, tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai
ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu jaminan pemerintah dalam
mengendalikan kebijakan ekonomi makro. Oleh karena itu, tingkat inflasi domestik
juga berpengaruh pada investasi secara tidak langsung melalui pengaruhnya pada
tingkat bunga domestik.
d. Infrastruktur; banyak negara di dunia mengundang investor untuk berpartisipasi
melatih modalnya di sektor sektor infrastruktur, seperti jalan tol, sumber energi listrik,
sumber daya udara, dan pelabuhan. Partisipasi tersebut dapat berupa pembiayaan
dalam mata uang rupiah atau mata uang asing. Pembangunan mengembalikan
infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif pilihan yang dapat diambil oleh
pemerintah dalam rangka penanggulangan krisis. Dengan infrastruktur yang memadai,
efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha akan semakin besar dan investasi yang didapat
semakin banyak meningkat.
e. Pemerintah; Pengeluaran pemerintah mencakup semua pembelian barang dan seperti
yang dilakukan oleh pemerintah daerah.Pemerintah sebagai pelaku ekonomi memiliki
tujuan untuk mendukung kegiatan roda perekonomian agar berjalan lebih baik dan
bersemangat. Peran pemerintah seperti yang dikemukakan oleh Keynes diperlukan
untuk mendorong pertumbuhan perekonomian.
f. permintaan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Jika investasi
dilambangkan dengan huruf I dan tingkat bunga dilambangkan dengan huruf i, secara
umum fungsi permintaan investasi dapat dituliskan:
I = Investasi
I0 = Investasi otonom
i = Tingkat bunga
p = Proporsi I terhadap i
g. Tuntutan investasi terbalik dengan tingkat bunga. Dengan logika ekonomi, hal ini
sangat mudah dipahami. Apabila tingkat bunga tinggi, orang akan lebih senang
menyimpan uangnya di bank daripada menginvestasikannya karena hasil harapan
(expected return) yang akan diperoleh dari bunga bank lebih besar hasil dari harapan
yang akan diterima dari modal renungan, akibatnya permintaan investasi berkurang
7. Teori – Teori Investasi
Teori – teori investasi meliputi :
a. Teori neo klasik
b. Teori haror domar\
c. Teori Keynes
d. Teori suku bunga
e. Teori penawaran dana investasi
8. Metode – Metode Investasi
Metode – metode investasi terdiri dari :
a. Metode periode pengembalian
b. Metode nilai sekarang bersih
c. Metode indeks profitabilitas
d. Metode tingkat pengembalian internal
9. Tahapan – Tahapan dalam Proses Investasi
Tahapan – tahapan dalam proses investasi yaitu :
a. Menentukan tujuan investasi
b. Melakukan analisis
c. Membentuk portofolio
d. Mengevaluasi kinerja portofolio
e. Merevisi kinerja portofolio
D. Latihan Soal / Tugas
Berikut merupakan contoh soal sebagai bahan latihan.
1. Sebutkan tujuan dari investasi?
2. Sebutkan keuntungan & kerugian dari investasi?
3. Sebutkan metode – metode investasi?
4. Sebutkan tahapan – tahapan dalam proses investasi?

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Jawablah semua soal tugas yang diberikan pada pertemuan 1 ini. Kemudian lihat
hasilnya di aplikasi yang telah disediakan (e campus). Apabila benar semua, maka
pemahaman saudara 100%. Apabila salah satu, maka pemahaman anda 80%. Apabila
salah dua, maka pemahaman anda 60%. Apabila salah tiga, maka pemahaman anda
40%.Apabila salah empat, pemahaman anda adalah 20 % dan apabila salah semua maka
pemahaman anda 0%. Mahasiswa dinyatakan lulus jika mendapatkan hasil minimal 60%.
Jika mahasiswa mendapat hasil dibawah standar, maka diminta membaca kembali dan
memahami isi modul dengan menjawab latihan-latihan soal terkait materi yang belum
dikuasai.
F. Daftar Pustaka
1. Saebani, B.A , 2018, Studi Kelayakan Bisnis, Pustaka setia,Bandung.
2. Campbell,H.,Brown,R.,2003,Analisis Biaya Manfaat,Campbridge University Press.
3. Curry,S.,Weiss,J.,1993,Analisis Proyek Di Negara Berkembang,St.Martin's
Pressing,New York
4. Luenberger,1998,Ilmu Investasi,Oxford University Press,New York
BAB 3. POHON KEPUTUSAN
PERTEMUAN KE 3
Dosen/Team Teaching : Harun Indra Kusuma, S.T.,M.Sc

A. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami definisi, jenis dan syarat pengambilan keputusan
2. Mengetahui dan memahami esensi dan dasar pengambilan keputusan bisnis
3. Mengetahui dan memahami sistem pendukung keputusan bisnis
4. Mengetahui dan memahami makna pohon keputusan
5. Mengetahui dan memahami manfaat pohon keputusan
6. Mengetahui dan memahami kelebihan & kekurangan pohon keputusan
7. Mengetahui dan memahami model – model pohon keputusan
8. Mengetahui dan memahami model – model pengambilan keputusan
9. Mengetahui dan memahami pembuatan suatu keputusan melalui pohon keputusan.

B. Petunjuk Pembelajaran
Dalam memmpelajari materi ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1. Pahamilah uraian materi yang disampaikan dosen pada saat perkuliahan,
2. Kerjakan soal-soal latihan yang telah diberikan. Apabila dalam mengerjakan soal
mengalami kesulitan, buka catatan atau pelajari kembali materi yang telah
disampaikan dosen pada saat perkuliahan. Bacalah referensi lain yang mengandung
materi terkait sebagai pengetahuan tambahan. Dan apabila mahasiswa masih
mengalami kesulitan, catat dan tanyakan kepada dosen pada saat kegiatan perkuliahan
berlangsung.
C. Uraian Materi
Berikut merupakan uraian materi yang akan digunakan pada saat perkuliahan.
1. Definisi , Jenis & Syarat Pengambilan Keputusan
i. Definisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan proses memilih satu pilihan di antara dua atau
lebih alternatif. Dengan kata lain, pengambilan Keputusan adalah menetapkan pilihan
atau alternatif secara nalar dan menghindari diri dari pilihan yang tidak rasional, tanpa
alasan atau data yang kurang akurat
ii. Jenis Pengambilan Keputusan
Ada dua jenis pengambilan keputusan yaitu :
i. Keputusan terprogram
Keputusan terpogram adalah keputusan untuk memperluas kemampuan
organisasi dalam memecahkan masalah, dengan tersedianya informasi yang
memadai.
Keputusan terprogram secara sederhana dapat dikatakan sebagai tindakan
menentukan pilihan yang berlangsung berulang-ulang, dan diambil secara rutin
dalam organisasi. Keputusan terprogram berkaitan dengan penyelesaian masalah
yang bersifat teknis serta tidak memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen
yang lebih tinggi. Karena masalah yang akan dipecahkan bersifat teknis, prosedur
dan langkah-langkah yang perlu diterapkan dituangkan dalam buku pedoman,
organisasi atau perusahaan.
ii. Keputusan tidak terprogram
Keputusan tidak terprogram, yaitu tidak ada cerita atau informasi tidak
terstruktur; tidak ada prosedur yang tersusun untuk menanganinya masalah, juga
tidak ada yang sama dengan masalah sebelumnya sehingga sangat rumit dan
penting. Keputusan tidak terprogram yang diambil dalam usaha memecahkan
masalah-masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat
berulang, tidak terstruktur, dan sukar dikenal bentuk, hakikat, dan dampaknya.
Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan tidak terprogram biasanya tidak
bersifat teknis. Artinya, tidak berkaitan dengan hal-hal yang bersifat operasional,
tetapi berkaitan dengan kebijaksanaan organisasi dengan dampak yang strategis
bagi keberadaan organisasi yang bersangkutan
iii. Syarat Pengambilan Keputusan
Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa keputusan dapat dikatakan sebagai
keputusan yang baik apabila memenuhi empat persyaratan, yaitu rasionalis, logistik,
realistis, dan pragmatis.
Setiap keputusan yang diambil, baik di tingkat manajemen puncak, tengah, maupun
bawah memiliki beberapa syarat sebagai berikut:
i. mempermudah dan mempercepat pencapaian tujuan;
ii. mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi organisasi;
iii. memanfaatkan kesempatan terbaik yang terbuka untuk organisasi;
iv. Praktisnya, dalam arti dapat dilakukan sesuai dengan kekuatan yang dimiliki
organisasi;
v. regional, dalam arti dapat diterima oleh akal sehat dari para pelaksana.
2. Esensi & Dasar Pengambilan Keputusan Bisnis
i. Esensi Keputusan Bisnis
Adair, dalam Susmaini dan Rifa’i, mengatakan bahwa esensi yang sesungguhnya
dari manajemen adalah pengambilan keputusan. Keputusan bisnis merupakan
proses memilih penyelesaian dari beberapa alternatif yang ada. Keputusan yang
akan diambil perlu didukung oleh berbagai faktor yang akan memberikan
keyakinan kepada pengambil keputusan yang rasional, sesuai dengan hati nurani,
dan didukung oleh fakta-fakta yang akurat sehingga dapat
dipertanggungjawabkan berkaitan dengan emosi, hubungan antarmanusia, faktor
tradisi, lingkungan, dan sebagainya. Sejauh dapat dipertanggungjawabkan,
keputusan tetap akan diambil
ii. Dasar Pengambilan Keputusan Bisnis
Beberapa pertimbangan dalam kegiatan pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut :
i. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi
ii. Pengambilan keputusan rasional
iii. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta
iv. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman
v. Pengambilan keputusan berdasarkan izin
3. Pohon Keputusan sebagai Pendukung Keputusan Bisnis
i. Sistem Pendukung Keputusan Bisnis
Sistem pendukung keputusan adalah kesimpulan dari proses untuk memilih tindakan
yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada.
Sistem pendukung keputusan (SPK) merupakan sistem berbasis komputer yang
membantu dalam proses pengambilan keputusan. SPK sebagai sistem informasi
berbasis komputer yang adaptif, interaktif, dan fleksibel, yang secara khusus
dikembangkan untuk mendukung solusi dari permasalahan manajemen yang tidak
terstruktur bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.
Menurut Wibowo dkk sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem berbasis
komputer yang adaptif, fleksibel, dan interaktif yang digunakan untuk memecahkan
masalah – masalah yang tidak terstruktur sehingga meningkatkan nilai keputusan
yang diambil.
ii. Pohon Keputusan
i. Makna Pohon Keputusan
Pohon keputusan adalah pemecahan alternatif pemecahan masalah yang dapat
diambil dari masalah yang menampilkan faktor-faktor probabilitas, yang akan
mempengaruhi berbagai alternatif keputusan disertai dengan estimasi hasil akhir
yang akan diperoleh apabila mengambil alternatif keputusan.
Pohon keputusan merupakan metode klasifikasi dan prediksi yang sangat kuat
dan terkenal. Metode keputusan pohon mengubah fakta yang sangat besar
menjadi pohon keputusan yang merepresentasikan aturan. Aturannya dapat
dengan mudah dipahami dengan bahasa alami. Mereka juga dapat
mengungkapkan dalam bentuk bahasa dasar data, seperti Structured Query
Language untuk mencari data pada kategori tertentu
ii. Manfaat Pohon Keputusan
Manfaat utama penggunaan pohon keputusan adalah kemampuan untuk membuat
proses pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih sederhana sehingga
lebih menginterpretasikan solusi dari permasalahan.
Pohon keputusan juga berguna untuk mengeksplorasi data,menemukan hubungan
tersembunyi antara calon sejumlah variabel input dan sebuah target variabel.
Pohon keputusan memadukan antara eksplorasi data dan pemodelan sehingga
sangat bagus sebagai langkah awal dalam proses pemodelan, bahkan ketika
dijadikan model akhir dari beberapa teknik lain. Sering terjadi tawar-menawar
antara keakuratan model dan transparansi model.
iii. Kelebihan & Kekurangan dari Pohon Keputusan
i. Kelebihan Pohon Keputusan
Kelebihan metode pohon keputusan, yaitu sebagai berikut.
I. Daerah pengambilan keputusan yang kompleks dan sebelumnya
sangat global dapat diubah menjadi lebih sederhana dan spesifik.
II. Eliminasi perhitungan yang tidak diperlukan karena kompilasi

menggunakan metode pohon keputusan, sampel diuji hanya berdasarkan


kriteria atau kelas tertentu.

III. Fleksibel untuk memilih fitur dari node internal yang berbeda. Fitur
yang terpilih akan membedakan suatu kriteria yang dibandingkan dengan
kriteria yang lain dalam node yang sama. Kefleksibelan metode pohon
keputusan ini meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan jika
dibandingkan dengan menggunakan metode pengiriman satu tahap yang lebih
konvensional.
IV. analisis dalam multivariat, dengan kriteria dan kelas yang jumlahnya
sangat banyak, seorang penguji harus mengestimasikan distribusi dimensi
tinggi ataupun parameter tertentu dari distribusi kelas tersebut. Metode pohon
keputusan dapat dihindari munculnya permasalahan ini dengan menggunakan
kriteria yang jumlahnya lebih sedikit pada setiap node internal tanpa banyak
mengurangi kualitas keputusan yang dihasilkan.
ii. Kekurangan Pohon Keputusan
Kekurangan pohon keputusan yaitu sebagai berikut :
I. Terjadi tumpang tindih terutama jika kelas-kelas dan kriteria yang
digunakan berjumlah sangat banyak. Hal tersebut juga menyebabkan
meningkatnya waktu pengambilan keputusan dan jumlah memori yang
diperlukan.
II. Pengakumulasian jumlah eror dari setiap tingkat dalam sebuah pohon
keputusan sangat besar.
III. menyiapkan dalam mendesain pohon keputusan yang optimal.
IV. Hasil kualitas keputusan yang diperoleh dari metode pohon keputusan
sangat bergantung pada desain pohon tersebut.
iv. Model Pohon Keputusan
i. Model Pohon Keputusan
Pohon keputusan adalah model prediksi menggunakan struktur pohon atau
struktur berhierarki. Pramudiono (Kusrini dkk., 2009) menggambarkan pohon
keputusan dalam Gambar 1 berikut

Gambar 1
Model Pohon Keputusan
Dalam hal ini, setiap percabangan menyatakan kondisi yang harus dipenuhi dan
tiap ujung pohon menyatakan data kelas. Misalnya, Gambar 1 adalah
mengidentifikasi pembeli komputer. Dari pohon Keputusan diketahui bahwa
salah satu kelompok yang potensial membeli komputer adalah orang yang berusia
di bawah 30 tahun dan pelajar. Setelah sebuah pohon keputusan dibangun, dapat
digunakan untuk mengklasifikasikan record yang belum ada kelasnya.
Dimulai dari node root, menggunakan tes terhadap atribut dari record yang belum
ada kelasnya tersebut, kemudian mengikuti cabang yang sesuai dengan hasil dari
tes tersebut, yang akan membawa pada internal node (node yang memiliki satu
cabang masuk dan dua atau lebih cabang yang keluar), dengan cara harus
melakukan tes lagi terhadap atribut atau node daun.
Record yang kelasnya tidak diketahui diberikan kelas yang sesuai dengan kelas
yang ada pada node daun. Pada pohon keputusan, setiap simpul daun menandai
label kelas. Proses dalam pohon keputusan, yaitu mengubah bentuk data (tabel)
menjadi model pohon (tree), kemudian mengubah model pohon menjadi aturan
(rule).
ii. Algoritma C4.5
Salah satu alur induksi pohon keputusan, yaitu Iterative Dichotomiser 3 (ID3).
ID3 dikembangkan oleh J. Ross Quinlan. Dalam prosedur algoritma ID3, input
berupa sampel pelatihan, label pelatihan, dan atribut. Algoritme C4.5 merupakan
pengembangan dari ID3.
Sedangkan pada perangkat lunak open source WEKA mempunyai versi sendiri
C4.5 yang dikenal sebagai J48.

Pohon dibangun dengan cara membagi data secara rekursif


sehingga tiap bagian terdiri atas data yang berasal dari kelas yang sama. Bentuk
pemecahan (split) yang digunakan untuk membagi data bergantung pada jenis
atribut yang digunakan dalam split.
Algoritme C4.5 dapat menangani data numerik (kontinu) dan
bijaksana. Split untuk atribut numerik, yaitu mengurutkan contoh
berdasarkan atribut kontinu A, kemudian membentuk minimum
permulaan (threshold) M dari contoh-contoh yang ada dari kelas
mayoritas pada setiap partisipan yang bersebelahan, kemudian
mereka menggabungkan partisi-partisi yang bersebelahan dengan kelas
mayoritas yang sama. Split untuk atribut diskret A mempunyai bentuk
.
Jika suatu kumpulan data mempunyai beberapa pengamatan dengan nilai yang
hilang, yaitu catatan dengan beberapa nilai variabel tidak ada, dan jumlah
pengamatan terbatas, atribut dengan nilai yang hilang dapat diganti dengan nilai
rata-rata dari variabel yang bersangkutan.
Untuk melakukan sinkronisasi objek (split) dilakukan tes terhadap
atribut dengan mengukur tingkat ketidakmurnian pada sebuah simpul (node).
Pada algoritma C 4.5, pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan rasio
perolehan (gain ratio). Sebelum menghitung rasio perolehan, kita perlu
menghitung nilai informasi dalam satuan bit dari kumpulan objek. Cara
penghitungannya dilakukan dengan menggunakan konsep entropi.
4. Model & Prosedur Pengambilan Keputusan Bisnis
i. Model – Model Pengambilan Keputusan
Pada dasarnya terdapat dua cara untuk melakukan penilaian keputusan, yaitu
sebagai berikut :
i. Menggunakan Pendekatan yang bersifat pragmatis
Cara menggunakan pendekatan yang bersifat pragmatis, yaitu melihat hasil
yang dicapai. Jika hasil yang dicapai sesuai dengan harapan dan keinginan,
keputusan yang diambil dapat dikatakan sebagai keputusan yang baik, dan
sebaliknya.
ii. Menggunakan pendekatan yang bersifat prosedural
Dalam hal ini, hal yang diukur adalah proses atau tata cara yang digunakan
dalam pengambilan keputusan. Cara ini berkaitan dengan model dan teknik
pengambilan keputusan. Hal yang dilakukan ialah menilai suatu keputusan
yang baik atau tidak berdasarkan cara yang dilakukan untuk menjatuhkan
pilihan.
Ketika seorang pengambil keputusan telah mengidentifikasi dan
mempertimbangkan semua alternatif yang secara sadar dibatasi, dan telah
melalui semua langkah dalam proses pengambilan keputusan, serta menerima
konsekuensi tindakan yang diambil, proses pengambilan keputusan yang
dilakukannya dapat dianggap sebagai proses yang tuntas.
Beberapa model dan teknik pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut
i. Model Optimasi
ii. Model Satisfycing
iii. Model Mixed Scanning
iv. Model Heuritis
ii. Pembuatan suatu keputusan melalui pohon keputusan
Pengambilan keputusan melalui pohon keputusan, terdiri atas beberapa tahapan
berikut :
i. Tahap 1: membentuk sebuah pohon keputusan; menggambarkan cabang; harus
dimulai dari arah kiri ke kanan
ii. Tahap 2: membentuk sebuah pohon keputusan; menyisipkan daun
iii. Tahap 3: memotong cabang keputusan; mengumpulkan informasi
iii. Proses Pengambilan Keputusan dengan Pendekatan SIM
Proses pengambilan keputusan dalam pendekatan SIM yang dimiliki tujuh tahap,
yaitu sebagai berikut :
i. Tahap 1: pemahaman dan pembahasan masalah
ii. Tahap 2: pengumpulan dan analisis data yang relevan
iii. Tahap 3: pengembangan alternatif-alternatif
iv. Tahap 4 : evaluasi alternatif-alternatif
v. Tahap 5 : pemilihan alternatif terbaik
vi. Tahap 6: implementasi keputusan
vii. Tahap 7: evaluasi hasil
D. Latihan Soal / Tugas
Berikut merupakan contoh soal sebagai bahan latihan.
1. Sebutkan dasar – dasar pengambilan keputusan?
2. Apakah manfaat dari pohon keputusan?
3. Sebutkan kelebihan & kekurangan dari pohon keputusan?
4. PT. X bermaksud mengembangkan produk baru. Produk A, B atau tidak
mengembangkan produk baru sama sekali. Jika produk A dikembangkan, maka akan
mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp.40.000.000, dengan keberhasilan sebesar
70% akan memperoleh keuntungan sebesar Rp.200.000.000, sedangkan jika tidak
berhasil atau gagal kemungkinannya adalah 30% dengan kerugian sebesar
Rp.20.000.000
Jika produk B dikembangkan, maka akan mengeluarkan biaya produksi sebesar
Rp.21.000.000, dengan keberhasilan sebesar 80% akan memperoleh keuntungan
sebesar Rp.80.000.000, sedangkan jika tidak berhasil atau gagal kemungkinannya
adalah 20% dengan kerugian sebesar Rp.2.000.000
Keputusan apa yang sebaiknya diambil PT. X

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Jawablah semua soal tugas yang diberikan pada pertemuan 1 ini. Kemudian lihat
hasilnya di aplikasi yang telah disediakan (e campus). Apabila benar semua, maka
pemahaman saudara 100%. Apabila salah satu, maka pemahaman anda 80%. Apabila
salah dua, maka pemahaman anda 60%. Apabila salah tiga, maka pemahaman anda
40%.Apabila salah empat, pemahaman anda adalah 20 % dan apabila salah semua maka
pemahaman anda 0%. Mahasiswa dinyatakan lulus jika mendapatkan hasil minimal 60%.
Jika mahasiswa mendapat hasil dibawah standar, maka diminta membaca kembali dan
memahami isi modul dengan menjawab latihan-latihan soal terkait materi yang belum
dikuasai.
F. Daftar Pustaka
1. Saebani, B.A , 2018, Studi Kelayakan Bisnis, Pustaka setia,Bandung.
2. Campbell,H.,Brown,R.,2003,Analisis Biaya Manfaat,Campbridge University Press.
3. Curry,S.,Weiss,J.,1993,Analisis Proyek Di Negara Berkembang,St.Martin's
Pressing,New York
4. Luenberger,1998,Ilmu Investasi,Oxford University Press,New York
BAB 4. ANALISIS KELAYAKAN USAHA & INVESTASI
PERTEMUAN KE 4
Dosen/Team Teaching : Harun Indra Kusuma, S.T.,M.Sc

A. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami definisi, tujuan, & manfaat dari analisis kelayakan usaha
2. Mengetahui dan memahami proses- proses & esensi analisis dari kelayakan usaha
3. Mengetahui dan memahami dasar-dasar analisis produksi & operasi
4. Mengetahui dan memahami konsep produksi & operasi
5. Mengetahui dan memahami komponen – komponen dalam analisis produksi &
operasi
6. Mengetahui dan memahami dasar-dasar analisis manajemen
7. Mengetahui dan memahami komponen – komponen & model dalam dasar analisis
manajemen
8. Mengetahui dan memahami definisi, & aspek sudi kelayakan investasi
9. Mengetahui dan memahami karakteristik & pentingnya studi kelayakan investasi
10. Mengetahui dan memahami definisi, & jenis – jenis investasi
11. Mengetahui dan memahami alasan diadakannya investasi
12. Mengetahui dan memahami pertimbangan dalam investasi
13. Mengetahui dan memahami metode – metode analisis dalam kelayakan
investasi

B. Petunjuk Pembelajaran
Dalam memmpelajari materi ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1. Pahamilah uraian materi yang disampaikan dosen pada saat perkuliahan,
2. Kerjakan soal-soal latihan yang telah diberikan. Apabila dalam mengerjakan soal
mengalami kesulitan, buka catatan atau pelajari kembali materi yang telah
disampaikan dosen pada saat perkuliahan. Bacalah referensi lain yang mengandung
materi terkait sebagai pengetahuan tambahan. Dan apabila mahasiswa masih
mengalami kesulitan, catat dan tanyakan kepada dosen pada saat kegiatan perkuliahan
berlangsung.
C. Uraian Materi
Berikut merupakan uraian materi yang akan digunakan pada saat perkuliahan.
1. Definisi , Tujuan & Manfaat dari Analisis Kelayakan Usaha
i. Definisi Analisis Kelayakan Usaha
Studi kelayakan usaha adalah pengkajian layak-tidaknya bisnis yang dilaksanakan.
Studi ini membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses
pemilihan proyek bisnis agar memberikan manfaat ekonomi dan sosial. Studi kelayakan
bisnis atau studi kelayakan proyek adalah penelitian yang tidak dapat menyelesaikan
proyek dengan sukses.
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam, bertujuan menentukan
kemanfaatan atau tidaknya usaha yang akan dilakukan dijalankan. Kelayakan berarti
usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai
dengan tujuan yang diinginkan. Layak karena memberikan keuntungan bagi perusahaan
yang menjalankannya, bagi investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat.
Investasi yang akan ditanamkan dinyatakan layak untuk dikelola karena akan
memberikan manfaat. Untuk menentukan layak atau tidaknya usaha terjadinya
perhitungan dan asumsi-asumsi dari bidang keuangan perusahaan, sumber daya manusia,
dan mekanisme pasar. Oleh karena itu, proyek diadakan agar dapat memberikan
keuntungan ataupun manfaat berdasarkan perencanaan proyek dan berbagai
pertimbangan yang telah dikaji secara rasional dan komprehensif.
ii. Tujuan Studi Kelayakan Usaha
Tujuan dari studi kelayakan usaha yaitu :
i. Menghindari risiko kerugian
ii. Memudahkan perencanaan
iii. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
iv. Memudahkan pengawasan
v. Memudahkan pengendalian
iii. Manfaat Studi Kelayakan Usaha
Manfaat dari studi kelayakan usaha yaitu :
i. merintis usaha baru
ii. mengembangkan usaha yang sudah ada
iii. memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling rendah menguntungkan
2. Proses & Esensi dari Analisis Kelayakan Usaha
i. Proses Analisis Kelayakan Usaha
Menurut Abbas Sunarya dkk., kelayakan usaha dapat dilakukan melalui tahap-tahap
berikut :
i. Tahap penemuan ide atau perumusan ide
ii. Tahap formulasi tujuan
iii. Tahap analisis
iv. Tahap keputusan
ii. Esensi Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan (feasibility analysis) adalah proses menentukan ide bisnis yang
layak diwujudkan. Jika ide tersebut lolos dari analisis kelayakan, langkah berikutnya
adalah membangun rencana bisnis yang solid untuk mengeksploitasi ide tersebut.
Menurut Zimmer dkk., studi kelayakan dapat memberikan peluang yang menjamin
kesuksesan usaha karena dengan studi akan menambah kehati-hatian dalam
mengambil kesimpulan usaha yang akan dijalankan dan menghindari diri dari
kerugian usaha.
3. Dasar Analisis Produksi & Operasi
Keputusan yang diambil oleh sebuah organisasi mengenai produk yang ditawarkan
mempunyai dampak penting terhadap kinerja perusahaan. Untuk mendapatkan produk
yang prima, diperlukan aspek analisis produksi, untuk mempelajari secara mendalam
kegiatan produk dalam usaha atau bisnis yang akan dijalankan, sehingga dapat
ditentukan layak atau tidaknya produksi dipasarkan.
4. Konsep Produksi & Operasi
i. Definisi Kegiatan Produksi & Operasi
Schroeder (1993) memberikan penekanan terhadap definisi
kegiatan produksi dan operasi pada tiga hal, yaitu:
I. pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa;
II. sistem transformasi yang menghasilkan barang dan jasa;
III. pengambilan keputusan sebagai elemen penting dari manajemen operasi.
ii. Tujuan Kegiatan Produksi & Operasi
Menurut Kasmir, tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan dalam Penilaian
aspek produksi adalah menemukan:
I. lokasi yang tepat;
II. layout yang sesuai dengan proses produksi yang dipilih sehingga memberikan
efisiensi;
III. teknologi yang tepat dalam menjalankan produksinya;
IV. metode perusahaan yang paling baik;
V. kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan saat ini dan pada masa yang akan
datang
iii. Perencanaan Produk
Pengusaha harus mempertimbangkan kualitas produk yang bergantung pada
berbagai aspek, termasuk desainnya. Sebelum merencanakan desain atau mutu
produk, beberapa atribut produk yang diperlukan adalah sebagai berikut.
i. Bentuk Produk
Bentuk produk meliputi warna, bungkus, merek, label, dan pelayanan
perusahaan.
ii. Portofolio Produk
Portofolio produk menjelaskan keadaan perusahaan yang dimilikinya beberapa
macam produk yang dihasilkannya dan dipasarkannya kepada masyarakat luas.
Dalam analisis portofolio ini, seluruh produk yang dipasarkan akan dianalisis
secara keseluruhan secara bersama-sama sehingga dari beberapa produk yang
dipasarkan itu akan ada produk yang berada pada posisi tertentu dan produk yang
lain berada pada posisi berbeda.
iv. Perencanaan Kebutuhan Material
i. Definisi
MRP adalah suatu teknik atau prosedur yang sangat sistematis untuk
mengelola persediaan dalam suatu proses manufaktur, di mana terjadi tahapan
proses yang hirarkis, yaitu bahan mentah diproses menjadi komponen, sub
assembling dan seterusnya hingga menjadi produk akhir
ii. Tujuan
Tujuan dari MRP yaitu Merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan
informasi untuk mendukung aksi yang tepat, baik berupa pembatalan pesanan,
pemesanan ulang atau menjadwalkan ulang sehingga diperoleh pegangan
untuk melakukan pembelian atau produksi
iii. Hal yang dapat dilakukan MRP
Hal yang dapat dilakukan MRp yaitu :
I. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat
II. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem
penjadwalan
III. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan
IV. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal
yang sudah direncanakan
iv. Syarat Pembuatan MRP
Syarat pembuatan MRP yaitu :
I. Harus ada MPS/JIP
II. Harus ada identifikasi khusus untuk setiap item persediaan
III. Harus struktur produk yang jelas
IV. Harus ada catatan tentang persediaan untuk semua barang, baik keadaan
persediaan saat ini maupun yang direncanakan
v. Asumsi dalam MRP
Asumsi dalam MRP yaitu :
I. Tersedia file data yang terintegrasi yang berisi data status persediaan dan
data tentang struktur produk
II. Lead time untuk semua item diketahui atau dapat dipekirakan
III. Terkendalinya setiap item persediaan
IV. Tersedianya semua komponen untuk suatu perakitan, pada saat pesanan
untuk perakitan tersebut dilakukan, maksudnya agar jumlah dan waktu
kebutuhan kotor dari perakitan tersebut dapat ditentukan
V. Pengadaan dan pemakaian terhadap komponen bahan bersifat diskrit
VI. Proses pembuatan suatu barang bersifat independen terhadap proses
pembuatan barang lainnya
vi. Pendekatan MRP
vii. MRP Logic
I. Netting
II. Lot Sizing
III. Off Setting
IV. Exploding
viii. Gross Requirement
Gross requirement adalah jumlah yang akan diproduksi/dipakai/diambil pada
setiap periode. Untuk item akhir : kebutuhan bruto = MPS. Untuk kompoenen :
kebutuhan kotor = rencana pelepasan pesanan dari induknya
ix. Net Requirement
Net requirement adalah proses menentukan kebutuhan bersih setiap komponen
agar MPS terwujud. Persyaratan bersih = Persyaratan kotor – Di Tangan –Jadwal
penerimaan. Jadwal resi adalah material yang sudah dipesan dan akan diterima
pada periode tertentu. On hand adalah jumlah material yang ada di tangan sebagai
sisa periode sebelumnya. PABt = (Di tangan)t-1 – (Kebutuhan kotor)t + (Jadwal
tanda terima)t. Persyaratan bersih = PAB, jika PAB <= 0. Persyaratan bersih = 0,
jika PAB > 0.Jika ukuran lot minimum tidak = 1. Persyaratan bersih = kelipatan
dari ukuran lot minimum dengan sisa di akhir periode
x. Lot Sizing
Lot sizing adalah proses menentukan ukuran/jumlah pemesanan.Pesanan harus
sudah tersedia di awal periode produksi
xi. Off Setting
Off setting adalah proses menentukan kapan suatu order harus sudah dirilis atau
diproduksiKapan suatu pesanan harus dirilis yang ditetapkan periode waktu
tunggu sebelum saat dibutuhka
5. Komponen & Model – Model Analisis Produksi & Operasi
i. Komponen dalam Analisis Produksi & Operasi
Beberapa elemen dari aspek produksi atau operasi yang harus
dijelaskan, yaitu sebagai berikut :
I. Lokasi operasi, yaitu lokasi yang strategis dan efisien, baik bagi
perusahaan maupun bagi pelanggan
II. Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan,
III. Mesin dan peralatan sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini dan
masa yang akan datang dan harus disesuaikan dengan luas produksi agar tidak
terjadi kelebihan kapasitas.
IV. Bahan baku, bahan penolong dan sumber daya yang diperlukan harus
cukup tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan sehingga
biaya bahan baku menjadi efisien.
V. Tenaga kerja, sesuai yang diperlukan dan sesuai kualifikasinya. Jumlah
kualifikasi dan karyawan harus sesuai dengan kebutuhan jam kerja dan kualifikasi
pekerjaan untuk menyelesaikannya.

6. Komponen – Komponen & Model dalam Dasar Analisis Manajemen


i. Komponen dalam Dasar Analisis Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen terdapat beberapa
unsur yang harus dijelaskan, yaitu sebagai berikut :
I. Kepemilikan
II. Organisasi
III. Tim manajemen
IV. Karyawan
ii. Model dalam Dasar Analisis Manajemen
Berbagai pendekatan terhadap analisis menajemen dikelompokkan dalam
kategori berikut :
I. Pendekatan empiris atau kasus
II. Pendekatan perilaku antar pribadi
III. Pendekatan perilaku kelompok
IV. Pendekatan sistem sosial yang kooperatif
V. Pendekatan sistem sosioteknik
VI. Pendekatan teori keputusan
VII. Pendekatan sistem
VIII. Pendekatan kontingensi atau situasional
IX. Pendekatan manajerial
X. Pendekatan operasional
7. Definisi & Aspek Studi Kelayakan Investasi
i. Definisi Studi Kelayakan Investasi
Menurut Suad Husnan dan Suwarsono, studi kelayakan proyek
adalah penelitian tentang tidaknya proyek dilaksanakan dengan berhasil. Studi
kelayakan ini dilengkapi dengan analisis yang meliputi manfaat dan pengorbanan
(analisis biaya dan manfaat), termasuk semua manfaat dan pengorbanan sosial
(biaya sosial dan manfaat sosial).
Menurut Suryana, studi kelayakan bisnis atau disebut juga analisis
proyek bisnis adalah suatu penelitian tentang layak-tidaknya suatu
bisnis diselesaikan dengan menguntungkan secara berkelanjutan.Studi ini
pada dasarnya membahas konsep dasar yang berkaitan dengan
keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat
ekonomi dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis
dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan
usaha.
ii. Aspek Studi Kelayakan Investasi
Studi kelayakan investasi/proyek meliputi tiga aspek, yaitu:
I. ekonomis proyek bagi proyek (sering disebut sebagai manfaat
finansial);
II. ekonomis proyek sebagai tempat proyek dilaksanakan (manfaat
ekonomi nasional);
III. proyek sosial bagi masyarakat sekitar.
8. Karakteristik & Pentingnya Studi Kelayakan Investasi
i. Karakteristik Studi Kelayakan Investasi
Karakteristik studi kelayakan investasi yaitu sebagai berikut:
I. Ruang lingkup kegiatan proyek/investasi. Dalam hal ini perlu
dijelaskan bidang-bidang proyek yang akan beroperasi.
II. Cara kegiatan proyek dilakukan.
III. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan keberhasilannya
seluruh proyek.
IV. Sarana yang diperlukan oleh proyek; tidak hanya berkaitan dengan
material, tenaga kerja, dan sebagainya, tetapi termasuk juga fasilitas
pendukung, seperti jalan raya, transportasi.
V. Hasil kegiatan proyek tersebut dan biaya-biaya yang harus ditanggung untuk
memperoleh hasil tersebut.
ii. Pentingnya Studi Kelayakan Investasi
Pentingnya studi kelayakan investasi yaitu :
I. merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan
usaha jasa, dan membuka usaha dagang;
II. mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya menambah kapasitas pabrik,
memperluas skala usaha, mengganti peralatan/ mesin, menambah mesin baru,
dan memperluas cakupan usaha;
III. memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling rendah mengutungkan,
misalnya pilihan usaha dagang, usaha barang atau jasa, pabrikasi atau
asemblasi, dan proyek A atau B.
9. Definisi & Jenis – Jenis Investasi
i. Definisi Investasi
M.G. Wriot B. Com menyatakan, “Investasi bertujuan agar perusahaan dapat
memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikan dalam aktiva.
Untuk lebih memperjelas mengenai investasi, Abas Kartadinata menyatakan,
“Investasi adalah konversi uang pada saat ini dengan perhitungan untuk
memperoleh arus dana atau penghematan arus dana pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, apabila perusahaan mengadakan investasi dalam aktivitas
tetap, perusahaan akan memperoleh kembali dana yang ditanamkan dengan
harapan yang sama dengan investasi aktivitas lancar. Perputaran dana yang
tertanam pada kedua kegiatan itu berbeda. Investasi dalam aktiva lancar
diharapkan pengembaliannya dalam waktu singkat dan sekaligus. Adapun dalam
investasi aktiva tetap, dana yang tertanam di perusahaan kembali secara
keseluruhan dalam waktu beberapa tahun, dan kembali lagi secara konsisten-
angsur melalui depresiasi.
ii. Jenis – Jenis Investasi
Ada dua jenis investasi yaitu :
I. Investasi dalam aktiva lancar
II. Investasi dalam aktiva tetap
10. Alasan Mengadakan Investasi
Alasan mengadakan investasi yaitu :
I. Motif ambisi, yaitu kegiatan yang dilakukan karena berharap agar namanya menjadi
tenar dengan dasar pikiran bahwa jika namanya dikenal, artinya ia mampu dan cakap
dalam memimpin perusahaan.
II. Motif kreasi, yaitu kegiatan yang dilakukan karena perusahaan selalu berusaha
menemukan ide-ide baru yang mengarah pada kemajuan perusahaan, selalu
menemukan ide-ide perubahan, dan mengetahui perubahan tersebut, misalnya
perubahan ekonomi dan teknologi.
III. Motif ekonomi, yaitu kegiatan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan
memperbesar atau mempertahankan yang telah dicapai, misalnya kesempatan untuk
menaikkan jumlah penjualan barang perusahaan dengan dasar pemikiran semakin
banyak terjual, semakin besar keuntungannya.
IV. Motif spekulasi, yaitu kegiatan yang dilakukan berdasarkan tindakan untung-
untungan. Perusahaan belum mengetahui dengan pasti keuntungan yang dicapai
sehingga perusahaan berani menanggung risiko.
11. Pertimbangan dalam Investasi
Dalam melakukan investasi, hal-hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:
I. Pengeluaran untuk penanaman modal, salah dikeluarkan biasanya tidak dapat ditarik
kembali tanpa mengakibatkan kerugian.
II. Modal pembelanjaan keputusan akan mempengaruhi profitabilitas, pasar, dan lain-lain
pada hari berikutnya.
III. Keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh pemeriksa dan risiko yang relatif
tinggi karena adanya keharusan untuk membuat ramalan yang jauh ke depan.
IV. Banyaknya ragam kebutuhan investasi akan mempengaruhi keputusan
terhadap pembelanjaan modal yang tepat.
12. Metode – Metode dalam Analisis Kelayakan Investasi
Metode yang digunakan dalam analisis kelayakan investasi yaitu sebagai berikut :
I. Metode Payback Period
Payback period, menurut Fred Weston dan Eugena F. Brigham,
adalah “Payback period adalah jumlah tahun yang dibutuhkan perusahaan untuk
memulihkan investasi awalnya dari arus kas bersih”. Periode adalah jangka waktu yang
diperlukan perusahaan untuk mengembalikan modal investasinya dari arus kas. Semakin
cepat dana investasi dapat diperoleh kembali, semakin kecil risiko yang ditanggung oleh
perusahaan. Selain itu, dana tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan lain.
Rumus yang digunakan untuk menghitung payback period adalah sebagai berikut:
II. Metode Net Present Value
Metode ini ditujukan untuk menilai evaluasi proyek dengan menggunakan arus kas yang
didiskontokan atau disebut nilai sekarang. James C.Van Hornen mendefinisikan
NPVsebagai “Nilai sekarang adalah pendekatan arus kas yang didiskontokan dalam
penganggaran modal. Dengan metode nilai sekarang, semua uang tunai didiskontokan ke
nilai sekarang kecuali tingkat pengembalian yang disyaratkan.
Secara sistematis, NPV dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

III. Metode Internal Rate of Return


Tingkat pengembalian internal adalah untuk mencari suatu tingkat bunga
yang akan menyamakan jumlah nilai sekarang dari penerimaan yang
diharapkan diterima (nilai sekarang dari hasil masa depan), dengan jumlah nilai sekarang
dari pengeluaran untuk investasi. Dengan kata lain, IRR
adalah tingkat diskonto yang menjadikan NPV sama dengan nol.
IRR didefinisikan sebagai tingkat bunga yang menjadikan jumlah nilai sekarang dari
proses yang diharapkan diterima sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran
modal.
Pada metode internal return, yang dicari adalah tingkat pengembalian investasi atau
tingkat diskonto yang akan menjadikan NPV sama dengan nol. Sedangkan pada metode
net present, yang dicari adalah net present value dengan tingkat diskonto yang telah
ditentukan. Pada dasarnya, internal return dapat dicari dengan cara trial dan error atau
sistem coba-coba, yaitu dihitung terlebih dahulu PV dari proses yang diharapkan dengan
menggunakan tingkat diskonto dapat ditentukan. Kemudian, hasilnya dibandingkan
dengan investasi dari pengeluaran jika PV dari hasil lebih besar daripada PV dari
investasi, kita harus menggunakan tingkat bunga yang lebih tinggi. Demikian pula
sebaliknya.
Cara tersebut dilakukan sampai pada saat menentukan tingkat bunga yang dapat
menjadikan NPV dari proses yang sama besar dengan NPV dari outlay-nya. Dengan kata
lain, PV sama NPV sama dengan nol. Dengan penelitian matematika, internal of return
dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

D. Latihan Soal / Tugas


Berikut merupakan contoh soal sebagai bahan latihan.
1. Sebutkan syarat pembuatan MRP?
2. Sebutkan alasan mengadakan investasi?
3. Sebutkan metode – metode dalam analisis kelayakan investasi?
4. Sebuah proyek yang membutuhkan investasi sebesar Rp 50.000.000 dengan umur
penggunaan 10 tahun tanpa nilai sisa, keuntungan netto setelah pajak daripoyek
tersebut adalah :
Laba Setelah
Thn
Pajak (EAT)
1 15.000.000
2 14.000.000
3 13.000.000
4 12.000.000
5 11.000.000
6 10.000.000
7 9.000.000
8 8.000.000
9 7.000.000
10 6.000.000
Tingkat bunga yang berlaku adalah 10%.
Tentukan :
a. ARR atas dasar Investasi Awal
b. Payback Period
c. NPV
d. IRR
e. PI
f. Berikan kesimpulan masing-masing hasil analisa yang didapat.
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Jawablah semua soal tugas yang diberikan pada pertemuan 1 ini. Kemudian lihat
hasilnya di aplikasi yang telah disediakan (e campus). Apabila benar semua, maka
pemahaman saudara 100%. Apabila salah satu, maka pemahaman anda 80%. Apabila
salah dua, maka pemahaman anda 60%. Apabila salah tiga, maka pemahaman anda
40%.Apabila salah empat, pemahaman anda adalah 20 % dan apabila salah semua maka
pemahaman anda 0%. Mahasiswa dinyatakan lulus jika mendapatkan hasil minimal 60%.
Jika mahasiswa mendapat hasil dibawah standar, maka diminta membaca kembali dan
memahami isi modul dengan menjawab latihan-latihan soal terkait materi yang belum
dikuasai.
F. Daftar Pustaka
1. Saebani, B.A , 2018, Studi Kelayakan Bisnis, Pustaka setia,Bandung.
2. Campbell,H.,Brown,R.,2003,Analisis Biaya Manfaat,Campbridge University Press.
3. Curry,S.,Weiss,J.,1993,Analisis Proyek Di Negara Berkembang,St.Martin's
Pressing,New York
4. Luenberger,1998,Ilmu Investasi,Oxford University Press,New York

Anda mungkin juga menyukai