Anda di halaman 1dari 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Godong


Mata Pelaaran : PPKn
Kelas/semester : VII/1
Materi Pokok :Dinamika Perwujudan Pancasila Sebagai Dasar
Negara danPandangan Hidup Bangsa
Alokasi waktu : 4 kali pertemuan (12 x 40 menit)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, (toleransi,
gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah kongkrit(menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia dalam
kehidupan di lingkungan pergaulan antarbangsa
2.3 Menghargai hukum yang berlaku dalam masyarakat sebagai wahana perwujudan keadilan dan
kedamaian.
3.1 Memahami dinamika perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa
4.1 Menyaji hasil telaah nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa sesuai dinamika perkembangan zaman.

Indikator Pencapaian Kopetensi


1.1.1 Menunjukkan sikap beriman dan bertaqwa dalam pembelajaran perwujudan nilai-
nilai Pancasila sesuai perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan
1.1.2 Menunjukkan sikap bersyukur dalam pembelajaran perwujudan nilai-nilai Pancasila
sesuai perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan
2.1.1 Menunjukkan sikap jujur dalam pembelajaran perwujudan nilai-nilai Pancasila sesuai
perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan perwujudan nilai-nilai Pancasila
sesuai perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan
2.1.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam pembelajaran perwujudan nilai-nilai
Pancasila sesuai perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan
2.1.3 Menunjukkan sikap percaya diri dalam pembelajaran perwujudan nilai-nilai
Pancasila sesuai perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan
3.1.1 Mendeskripsikan perkembangan penerapan Pancasila sebagai dasar Negara dari
masa ke masa
3.1.2 Menjelaskan dinamika nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.
3.1.3 Menampilkan perilaku perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kehidupan
sehari-hari
4.1.1 Menyusun laporan hasil telaah tentang dinamika perwujudan Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1 :
Setelah pembelajaran diharapkan peserta didik mampu :
Melalui pengamatan membaca buku dan diskusi peserta didik dapat :
1. Menunjukkan sikap beriman dan bertaqwa dalam pembelajaran perwujudan nilai-nilai
Pancasila sesuai perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan
2. Menunjukkan sikap bersyukur dalam pembelajaran perwujudan nilai-nilai Pancasila
sesuai perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan
3. Menunjukkan sikap jujur dalam pembelajaran perwujudan nilai-nilai Pancasila sesuai
perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan perwujudan nilai-nilai Pancasila sesuai
perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan
4. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam pembelajaran perwujudan nilai-nilai
Pancasila sesuai perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan
5. Menunjukkan sikap percaya diri dalam pembelajaran perwujudan nilai-nilai Pancasila
sesuai perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan
6. Mendeskripsikan perkembangan penerapan Pancasila sebagai dasar Negara dari masa
kemasa
7. Menjelaskan penerapan Pancasila pada periode 1945 - 1950
8. Menjelaskan penerapan Pancasila pada periode 1950 – 1959
9. Membuat laporan tentang penerapan Pancasila pada periode 1945 – 1959

Pertemuan 2 :
Setelah pembelajaran, diharapkan peserta didik mampu :
1. Menunjukkan sikap beriman dan bertaqwa dalam pembelajaran perwujudan nilainilai
Pancasila sesuai perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan
2. Menunjukkan sikap bersyukur dalam pembelajaran perwujudan nilai- nilaiPancasila
sesuai perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan
3. Menunjukkan sikap jujur dalam pembelajaran perwujudan nilai-nilai Pancasila sesuai
perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan perwujudan nilai-nilai Pancasila sesuai
perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan
4. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam pembelajaran perwujudan nilai-nilai
Pancasila sesuai perkembangan zaman dalam berbagai kehidupan
5. Menunjukkan sikap percaya diri dalam pembelajaran perwujudan nilai-
6. Mendeskripsikan perkembangan penerapan Pancasila sebagai dasar Negara pada masa
Orde Baru dan Masa Reformasi

Pertemuan 3 :
Setelah mengamati gambar, pemutaran vidio, menelaah berbagai sumber, dan berdiskusi
kelompok, peserta didik dapat :
1. Mendeskripsikan perkembangan penerapan Pancasila sebagai dasar Negara dari masa
ke masa
2. Menjelaskan dinamika nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.
3. Menampilkan perilaku perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kehidupan
sehari-hari

Pertemuan 4 :
Setelah pembelajaran, diharapkan peserta didik mampu :
1. Disajikan gambar siswa dapat menjelaskan contoh perwujudan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan politik
2. Disajikan gambar siswa dapat menjelaskan contoh perwujudan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan ekonomi
3. Disajikan gambar siswa dapat menjelaskan contoh perwujudan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan
4. Disajikan gambar siswa dapat menjelaskan contoh perwujudan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan Hankam
5. Siswa dapat menyusun dan menyajikan laporan hasil telaah tentang perwujudan nilai-
nilai pancasila dalam bergabai kehidupan
Penguatan Pendidikan Karakter yang dikembangkan:
1. Religius
2. Nasionalisme
3. Gotongroyong
4. Integritas

D. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1 :
Penerapan Pancasila pada Masa Orde Lama
Pada masa Orde lama, kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan
kondisi sosial-budaya berada dalam suasana peralihandari masyarakat terjajah menjadi
masyarakat merdeka. Masa orde lamaadalah masa pencarian bentuk penerapan Pancasila
terutama dalam systemkenegaraan. Pancasila diterapkan dalam bentuk yang berbeda-beda
pada masaorde lama. Terdapat tiga periode penerapan Pancasila yang berbeda, yaitu periode
1945-1950, periode 1950-1959, dan periode 1959-1966.
a. Periode 1945-1950
Pada periode ini, penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup menghadapi
berbagai masalah. Ada upaya-upayauntuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidupbangsa. Upaya-upaya tersebut terlihat dari munculnya gerakan-gerakan
pemberontakan yang tujuannya mengganti Pancasila dengan ideology lainnya. Ada dua
pemberontakan yang terjadi pada periode ini yaitu :
1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiunterjadi pada tanggal 18
September 1948. Pemberontakan inidipimpin oleh Muso. Tujuan utamanya adalah mendirikan
NegaraSoviet Indonesia yang berideologi komunis. Dengan kata lain,pemberontakan tersebut
akan mengganti Pancasila dengan pahamkomunis. Pemberontakan ini pada akhirnya dapat
digagalkan.
2. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia dipimpinoleh Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo. Pemberontakan ini ditandai dengan didirikannya Negara Islam Indonesia (NII)
oleh Kartosuwiryo pada tanggal 17 Agustus 1949.Tujuan utama didirikannya NII adalah
untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan syari’at islam. Upaya penumpasan
pemberontakan ini memakan waktu yang cukup lama.Kartosuwiryo bersama para
pengikutnya baru bisa ditangkap pada tanggal 4Juni 1962.
b. Periode 1950-1959
Pada periode ini dasar negara masih tetap Pancasila, akan tetapi dalam penerapannya lebih
diarahkan pada ideologi liberalisme. Hal tersebutdapat dilihat dalam penerapan sila keempat
yang tidak lagi berjiwakanmusyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting).
Pada periode ini persatuan dan kesatuan mendapat tantangan yangberat dengan munculnya
pemberontakan Republik Maluku Selatan(RMS), Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI), danPerjuangan Rakyat Semesta (Permesta) yang ingin melepaskan diri
dariNKRI. Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik denganterlaksananya pemilu
1955 yang dianggap paling demokratis. Namun,anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat
menyusun Undang-UndangDasar seperti yang diharapkan. Hal ini menimbulkan krisis politik,
ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan pemerintah mengeluarkanDekrit Presiden 1959.
Melalui dekrit Presiden, pemerintah membubarkanKonstituante, Undang-Undang Dasar
Sementara Tahun 1950 dinyatakantidak berlaku, dan kembali kepada Undang-Undang Dasar
Tahun 1945.Kesimpulan yang ditarik dari penerapan Pancasila selama periode iniadalah
Pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yang ternyata tidakmenjamin stabilitas
pemerintahan.

c. Periode 1959-1966
Periode ini dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi dimaknai bukan
berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpinadalah nilai-nilai Pancasila tetapi
berada pada kekuasaan pribadi PresidenSoekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan
penafsiran terhadap
Pancasila dalam konstitusi. Akibatnya, Soekarno menjadi otoriter, diangkatmenjadi presiden
seumur hidup serta menggabungkan Nasionalis, Agama,dan Komunis (Nasakom), yang
ternyata tidak cocok bagi NKRI. Terbuktiadanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat
yang tidak lagi hidupbersendikan nilai-nilai Pancasila dan berusaha untuk
menggantikanPancasila dengan ideologi lain. Pada periode ini terjadi Pemberontakan PKI
pada tanggal 30September 1965 yang dipimpin oleh D.N Aidit. Tujuan pemberontakan
iniadalah kembali mendirikan Negara Soviet di Indonesia serta menggantiPancasila dengan
paham komunis. Pemberontakan ini bisa digagalkan,dan semua pelakunya berhasil ditangkap
dan dijatuhi hukuman sesuaidengan perbuatannya.

Pertemuan 2 :
Penerapan Pancasila pada Masa Orde Baru
Era Demokrasi Terpimpin di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno mendapat tamparan
yang keras ketika terjadi peristiwa tanggal 30 September1965, yang disinyalir didalangi oleh
Partai Komunis Indonesia (PKI).Pemberontakan PKI tersebut membawa akibat yang teramat
fatal bagi partai itu sendiri, yakni tersisihkannya partai tersebut dari arena perpolitikan
Indonesia. Begitu juga dengan Presiden Soekarno yang berkedudukan sebagaiPemimpin
Besar Revolusi dan Panglima Angkatan Perang Indonesia secara pasti sedikit demi sedikit
kekuasaannya dikurangi bahkan dilengserkan darijabatan presiden pada tahun 1967, sampai
pada akhirnya ia tersingkir dariarena perpolitikan nasional.
Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah melalui masa transisi yangsingkat yaitu antara
tahun 1966-1968, ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadiPresiden Republik Indonesia. Era
yang kemudian dikenal sebagai era OrdeBaru menerapkan konsepDemokrasi Pancasila.
Visi utama pemerintahanOrde Baru ini adalah melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara
murnidan konsekuen dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia.Dengan visi
tersebut, Orde Baru memberikan secercah harapan bagi rakyatIndonesia, terutama yang
berkaitan dengan perubahan-perubahan politik,dari yang bersifat otoriter pada masa
demokrasi terpimpin di bawah PresidenSoekarno menjadi lebih demokratis. Harapan rakyat
tersebut tentu saja adadasarnya. Presiden Soeharto sebagai tokoh utama Orde Baru dipandang
rakyatsebagai sosok manusia yang mampu mengeluarkan bangsa ini keluar dariketerpurukan.
Hal ini dikarenakan beliau berhasil membubarkan PKI, yangketika itu dijadikan musuh utama
negeri ini. Selain itu, beliu juga berhasilmenciptakan stabilitas keamanan negeri ini pasca
pemberontakan PKI dalamwaktu yang relatif singkat. Itulah beberapa anggapan yang menjadi
dasarkepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinanPresiden
Soeharto.
Harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya terwujud. Hal tersebutdisebabkan tidak adanya
perubahan yang lebih baik dari kehidupan politikIndonesia. Antara Orde Baru dan Orde Lama
sebenarnya sama saja (sama-sama otoriter). Dalam perjalanan politik pemerintahan Orde
Baru, kekuasaanPresiden merupakan pusat dari seluruh proses politik di Indonesia.
LembagaKepresidenan merupakan pengontrol utama lembaga negara lainnya, baikyang
bersifat suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK, dan MA) maupun yangbersifat infrastruktur
(LSM, Partai Politik, dan sebagainya). Selain itu, PresidenSoeharto juga mempunyai sejumlah
legalitas yang tidak dimiliki oleh siapapunseperti Pengemban Supersemar, Mandataris MPR,
Bapak Pembangunan danPanglima Tertinggi ABRI.
Dari uraian di atas, kita dapat menggambarkan bahwa pelaksanaandemokrasi Pancasila masih
jauh dari harapan. Pelaksanaan nilai-nilai Pancasilasecara murni dan konsekuen hanya
dijadikan alatpolitik penguasa belaka.Kenyataan yang terjadi, demokrasi Pancasila diwarnai
dengan kediktatoran.

Penerapan Pancasila pada Masa Reformasi


Pada masa Reformasi, penerapan Pancasila sebagai dasar negara danpandangan hidup bangsa
terus menghadapi berbagai tantangan. PenerapanPancasila tidak lagi dihadapkan pada
ancaman pemberontakan-pemberontakanyang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi
lain, akan tetapi lebihdihadapkan pada kondisi kehidupan masyarakat yang diwarnai oleh
kehidupan
yang serba bebas.
Kebebasan yang mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia saat inimeliputi berbagai macam
bentuk mulai dari kebebasan berbicara, berorganisasi,berekspresi dan sebagainya. Kebebasan
tersebut di satu sisi dapat memacukreativitas masyarakat, tapi di sisi lain juga dapat
mendatangkan dampaknegatif yang merugikan bangsa Indonesia sendiri. Banyak hal negatif
yangtimbul sebagai akibat penerapan konsep kebebasan yang tanpa batas, sepertimunculnya
pergaulan bebas, dan pola komunikasi yang tidak beretika dapatmemicu terjadinya
perpecahan dan sebagainya.
Tantangan lain dalam penerapan Pancasila di era Reformasi adalahmenurunnya rasa persatuan
dan kesatuan di antara sesama warga bangsasaat ini. Hal ini ditandai dengan adanya konflik di
beberapa daerah, tawuranantarpelajar, tindak kekerasan yang dijadikan sebagai alat untuk
menyelesaikanpermasalahan dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa tersebut telah
banyakmenelan korban jiwa antarsesama warga bangsa dalam kehidupan masyarakat,seolah-
olah wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasilayang lebih mengutamakan
kerukunan telah hilang dari kehidupan masyarakatIndonesia.Kemudian, selain dua tantangan
tersebut, saat ini bangsa Indonesiadihadapkan pada perkembangan dunia yang sangat cepat
dan mendasar,serta berpacunya pembangunan bangsa-bangsa. Dunia saat ini sedang
terusdalam gerak mencari tata hubungan baru, baik di lapangan politik, ekonomimaupun
pertahanan keamanan. Walaupun bangsa-bangsa di dunia semakinmenyadari bahwa mereka
saling membutuhkan dan saling tergantung satudengan yang lain, namun persaingan
antarkekuatan-kekuatan besar dunia danperebutan pengaruh masih berkecamuk. Salah satu
cara untuk menanamkanpengaruh kepada negara lain adalah melalui penyusupan ideologi,
baiksecara langsung maupun tidak langsung. Kewaspadaan dan kesiapan harusselalu kita
tingkatkan untuk menanggulangi penyusupan ideologi lain yangtidak sesuai dengan Pancasila.
Hal ini lebih penting artinya, karena bangsa
kita termasuk bangsa yang sedang berkembang. Masyarakat yang kita cita-citakan belum
terwujud secara nyata, belum mampu memberikan kehidupanyang lebih baik sesuai cita-cita
bersama. Keadaan ini sadar atau tidak sadar,terbuka kemungkinan bagi bangsa kita untuk
berpaling dari Pancasila danmencoba membangun masa depannya dengan diilhami oleh suatu
pandanganhidup atau dasar negara yang lain.

Pertemuan 3 :
Nilai-Nilai Pancasila Sesuai dengan Perkembangan Zaman
Diterimanya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai landasan pokok, landasan
fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila terdiri atas lima sila yang
pada hakikatnya merupakan lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari
Pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalan permusyawaratan/ perwakilan, dan nilai Keadilansosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Dengan kata lain, nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan.Nilai-nilai dasar
Pancasila dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Dengan kata lain, nilai-
nilai tersebut tetap dapat diterapkan dalam berbagai kehidupan bangsa dari masa ke masa.
Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang bersifat terbuka. Tahukah
kamu apaitu ideologi terbuka? Bagaimana keterbukaan nilai-nilai Pancasila? Nah,
pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat kamu ketahui jawabannya setelah
kamumempelajari materi berikut ini.
1. Hakikat Ideologi Terbuka
Sebagai suatu sistem pemikiran, ideologi bersumber dari pandangandan falsafah hidup
bangsa.Hal tersebut akan membuat ideologi tersebut berkembang sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan kecerdasan kehidupanbangsa. Artinya, ideologi tersebut
bersifat terbuka dengan senantiasa mendorong terjadinya perkembangan-perkembangan
pemikiran baru tentang ideologi tersebut, tanpa harus kehilangan jati dirinya. Kondisiini
akan berbeda sama sekali jika ideologitersebut berakar pada nilai-nilai yangberasal dari
luar bangsanya atau pemikiran perseorangan. Ideologi yang seperti ituakan kaku dan
cenderung bersifat dogmatissempit. Dengan kata lain, ideologi tersebut

Ciri khas ideologi terbuka adalah nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar,
melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani,moral dan budaya masyarakat itu
sendiri.Dasarnya adalah dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan oleh negara,
melainkan ditemukan dalam masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu, ideologi terbuka
adalah milik dari semua rakyat, masyarakat dapat menemukan dirinya di
dalamnya.Ideologi terbuka mempunyai banyak sekali keunggulan dibandingkan dengan
ideologi tertutup. Keunggulan tersebut dapat kita temukan dengan cara membandingkan
karakteristik keduaideologi tersebut. Dalam tabel berikut dipaparkan perbedaan
karakteristik kedua ideologi tersebut.

Tabel 1.1. Perbedaan Ideologi Terbuka dan Tertutup


PerbedaanPerbedaanPPP PerPerbedaan
Idiologi Terbuka Idiologi Tertutup
1. Sistem pemikiran yang terbuka 1. 1.Sistem pemikiran yang tertutup
2. Nilai-nilai dan cita-citanya 2. Cenderung untuk memaksakan dan
tidakdipaksakan dari luar, mengambil nilai-nilai ideologi dari luar
melainkandigali dan diambil dari masyarakatnya yangtidak sesuai dengan
hartakekayaan rohani, moral keyakinan dan pemikiran masyarakatnya.
danbudaya masyarakat itu sendiri.
3. Dasar pembentukan ideologibukan 3. Dasar pembentukannya adalahcita-cita
keyakinan ideologissekelompok atau keyakinan ideologisperseorangan atau
orang, melainkanhasil musyawarah satu kelompokorang
dankesepakatan dari
masyarakatsendiri
4. Tidak diciptakan oleh 4. Pada dasarnya ideologi tersebutdiciptakan
negara,melainkan oleh masyarakat oleh negara, dalam halini penguasa negara
itusendiri sehingga ideologi yang mutlakharus diikuti oleh seluruh
tersebutadalah milik seluruh rakyat wargamasyarakat.
atauanggota masyarakat.
5. Tidak hanya dibenarkan,melainkan 5. Pada hakikatnya ideologi tersebuthanya
dibutuhkan oleh dibutuhkan oleh penguasanegara untuk
melangengkankekuasaannya dan
cenderungmemiliki nilai kebenaran hanya
darisudut pandang penguasa saja.
6. Isinya tidak bersifat operasional.Ia 6. Isinya terdiri dari tuntutan-tuntutankonkret
baru bersifat operasionalapabila sudah dan operasional yangbersifat keras yang
dijabarkan kedalam perangkat yang wajib ditaati olehseluruh warga
berupakonstitusi atau masyarakat
peraturanperundang-undangan
lainnya. 7. Tertutup terhadap
7. Senantiasa berkembang seiringdengan pemikiranpemikiranbaru yang
perkembangan aspirasi,pemikiran berkembang dimasyarakatnya
serta akselerasi darimasyarakat dalam
mewujudkancita-citanya untuk
hidupberbangsa dalam mencapai
harkatdan martabat kemanusian
(Sumber: Diolah dari berbagai sumber)
Dari tabel di atas, ideologi terbuka memang lebih unggul dibandingkan dengan ideologi
tertutup. Hal tersebut membuat ideologi terbuka tidak hanya sekadar dibenarkan,
melainkan juga dibutuhkan oleh berbagai negara. Hampir dapat dipastikan, negara yang
menganut sistem ideologi tertutup seperti negara komunis, mengalami kehancuran secara
ideologis. Dalam arti, negara tersebut tidak mampu membendung desakan-desakan yang
muncul, baik dari dalam maupun dari luar negaranya yang pada akhirnya membuat
ideologi negara tersebut ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri.
2. Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa sehingga memenuhi
prasyarat menjadi ideologi yang terbuka. Sekalipun Pancasila bersifat terbuka, tidak
berarti bahwa keterbukaannya adalah sebegitu rupa sehingga dapat memusnahkan atau
meniadakan jati diri Pancasila sendiri. Keterbukaan Pancasila mengandung pengertian
bahwa Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis. Nilai-nilai Pancasila
tidak berubah, namun pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata
yang kita hadapi dalam setiap waktu. Hal ini dimaksudkan untuk menegaskan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta
dinamika perkembangan aspirasi masyarakat
Berdasarkan uraian di atas, keterbukaan ideologi Pancasila mengandung nilai-nilai
sebagai berikut.
a. Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat dan Kebijaksanaan, Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai
dasar tersebut bersifat universal sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan,
serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar ini bersifat tetap dan melekat pada
kelangsungan hidup negara. Nilai dasar tersebut selanjutnya dijabarkan dalam pasal-
pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi
Pancasila. Misalnya, program-program pembangunan yang dapat disesuaikan dengan
perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Selain itu, undang-undang dan
departemen-departemen sebagai lembaga pelaksana juga dapat berkembang. Pada
aspek ini senantiasa dapat dilakukan perubahan
c. Nilai praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu pengalaman
nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dalam realisasi praksis inilah penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang
dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan (reformasi) sesuai dengan
perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Inilah sebabnya bahwa ideologi
Pancasila merupakan ideologi yang terbuka. Suatu ideologi selain memiliki aspek-
aspek yang bersifat ideal yang berupa cita-cita, pemikiran-pemikiran serta nilai-nilai
yang dianggap baik, juga harus memiliki norma yang jelas. Hal ini dikarenakan suatu
ideologi harus mampu direalisasikan dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu,
Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki tiga dimensi.
a. Dimensi Idealisme
Dimensi idealisme ini menekankan bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh itu pada hakikatnya
bersumber pada filsafat Pancasila, karena setiap ideologi bersumber pada suatu nilai-
nilai filosofis atau sistemilsafat. Dimensi idealisme yang terkandung dalam Pancasila
mampu memberikan harapan, optimisme serta mampu mendorong motivasi
pendukungnya untuk berupaya mewujudkan cita-citanya
b. Dimensi normatif
Dimensi normatif ini mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung
dalam norma-norma keagamaan. Dalam pengertian ini Pancasila terkandung dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
merupakan tertib hukum tertinggi dalam negara Republik Indonesia serta merupakan
staatsfundamentalnorm (pokok kaidah negara yang fundamental). Dengan kata lain,
agar Pancasila mampu dijabarkan ke dalam langkah-langkah yang bersifat operasional,
perlu adanya norma atau aturan hukum yang jelas
c. Dimensi Realitas
Dimensi realitas ini mengandung makna bahwa suatu ideologi harus mampu
mencerminkan realitas kehidupan yang berkembang dalam masyarakat. Dengan kata
lain, Pancasila memiliki keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang
pengembangan pemikiranpemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa
menghilangkan atau mengingkari hakikat yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Oleh karena itu, Pancasila harus mampu dijabarkan dalam kehidupan masyarakatnya
secara nyata baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan
negara. Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh Pancasila sebagai ideologi terbuka,
maka ideologi Pancasila memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut.:
a. Tidak bersifat utopis, yaitu hanya merupakan sistem ide-ide belaka yang jauh dari
kehidupan sehari-hari secara nyata.
b. Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup, melainkan suatu
norma yang bersifat idealis, nyata dan reformatif yang mamapu melakukan
perubahan
c. Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis, yang hanya menekankan pada
segi praktis-praktis belaka tanpa adanya aspek idealisme.
Pancasila dapat dipastikan bukan merupakan ideologi tertutup, tetapi ideologi terbuka.
Akan tetapi, meskipun demikian, keterbukaan Pancasila bukan berarti tanpa batas.
Keterbukan ideologi Pancasila harus selalu memperhatikan beberapa hal berikut.:
a. Stabilitas nasional yang dinamis.
b. Larangan untuk memasukan pemikiran-pemikiran yang mengandung nilai-nilai
ideologi marxisme, leninisme, dan komunisme.
c. Mencegah berkembanganya paham liberal.
d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan masyarakat
e. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus.

Pertemuan 4 :
Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan
1. Perwujudan nilai-nilai Pancasila di bidang Politik
Perkembangan bidang politik antara lain meliputi persoalan lembaga negara, hak
asasi manusia, demokrasi, dan hukum. Pembangunan negara Indonesia sebagai negara
modern salah satunya adalah membangun system pemerintahan yang sesuai dengan
perkembangan zaman. Lembaga negara dikembangkan sesuai dengan kemajuan dan
kebutuhan masyarakat dan negara.
Pengembangan lembaga negara dapat berdasarkan pada lembaga yang sudah ada dalam
masyarakat, menciptakan lembaga baru, atau mencontoh lembaga negara dari negara
lain. Kita memiliki lembaga negara MPR, DPR, DPD, Presiden, MA, MK, KY, dan
BPK sebagai sesuatu yang baru dalam system pemerintahan Indonesia. Namun lembaga
baru ini haruslah sesuai dengan sistem pemerintahan yang berdasarkan nilai-nilai
Pancasila.
Bangsa Indonesia menghargai hak asasi manusia sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Bukan hak asasi manusia yang mengutamakan kebebasan individu atau
mengutamakan kewajiban tanpa menghargai hak individu. Namun, hak asasi manusia
yang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Hak asasi manusia yang dijiwai
oleh nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Demokrasi yang kita kembangkan adalah demokrasi Pancasila. Suatu demokrasi
yang tumbuh dari tradisi nilai-nilai budaya bangsa. Demokrasi yang mengutamakan
musyawarah mufakat dan kekeluargaan. Demokrasi yang tidak berdasarkan dominasi
mayoritas maupun tirani minoritas. Sistem yang mengutamakan kekeluargaan, bukan
sistem oposisi yang saling menjatuhkan dan mengutamakan kepentingan individu dan
golongan. Sistem pemilihan umum dalam demokrasi merupakan salah satu contoh
perwujudan yang demokratis yang dikembangkan di Indonesia. Pemilihan umum untuk
memilih pemimpin sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sejak
dahulu. Bentuk ini dapat dikembangkan dengan menerima cara pemilihan umum di
negara lain, seperti partai politik, kampanye, dan sebagainya. Namun pemilihan umum
yang terjadi harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pembangunan bidang hukum diarahkan pada terciptanya sistem hokum nasional
yang berdasarkan Pancasia. Hukum nasional yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum. Peraturan perundangan yang berlaku tidak
boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Peraturan perundangan dapat disusun
berdasarkan norma social yang berlaku dalam masyarakat Indonesia maupun dari luar,
namun tetap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Perwujudan nilai-nilai Pancasila di bidang Ekonomi
Sistem perekonomian yang dikembangkan adalah sistem ekonomi yang dijiwai oleh
nilai-nilai Pancasila. Landasan operasional sistem ekonomi yang berdasarkan nilai-nilai
Pancasila ditegaskan dalam UUD NRI 1945 Pasal 33, yang menegaskan beberapa hal
berikut.
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasasi oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demorasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawawasan
lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional.
Berbagai wujud sistem ekonomi, baik yang sudah ada dalam masyarakat Indonesia
maupun sebagai bentuk pengaruh asing, dapat dikembangkan selama sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Dalam masyarakat saat ini sudah dikenal adanya bank,
supermarket, mal, bursa saham, perusahaan, dan sebagainya. Semua lembaga
perekonomian tersebut dapat kita terima selama sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

3. Perwujudan Nilai-nilai Pancasila di bidang Sosial Budaya


Tujuan pembangunan nasional adalah terwujudnya masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila. Kita menghendaki terwujudnya masyarakat yang berdasarkan
Pancasila. Masyarakat di sekitar kita selalu mengalami perubahan sosial dan budaya.
Agar perubahan tersebut tetap terarah pada terwujudnya masyarakat berdasarkan
Pancasila, sistem nilai sosial dan budaya dalam masyarakat dikembangkan sesuai
dengan nilai-nilia Pancasila. Sistem nilai sosial yang ada dalam masyarakat Indonesia
terus dikembangkan agar lebih maju dan modern. Oleh karena itu, proses modernisasi
perlu terus dikembangkan. Modernisasi tidak berarti “westernisasi”, namun lebih
diartikan sebagai proses perubahan menuju ke arah kemajuan. Nilai-nilai sosial yang
sudah ada dalam masyarakat yang sesuai dengan Pancasila, seperti
kekeluargaan, musyawarah, gotong royong terus dipelihara dan diwariskan kepada
generasi muda. Demikian juga nilai-nilai sosial dari luar seperti semangat bekerja keras,
kedisiplinan, sikap ilmiah dapat diterima sesuai nilainilai Pancasila. Pengembangan
kebudayaan nasional dilakukan dengan berakar pada kebudayaan daerah yang luhur dan
beradab serta menyerap nilai budaya asing yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
untuk memperkaya budaya bangsa.
Sikap feodal, sikap eksklusif, dan paham kedaerahan yang sempit serta budaya asing
yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila perlu dicegah perkembangannya dalam
proses pembangunan. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan contoh budaya asing
yang dapat memperkaya budaya bangsa. Namun ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut tidak perlu sesuaidengan nilai-nilai Pancasila.
4. Perwujudan Nilai-nilai Pancasila di bidang Pertahanan dan Keamanan.
Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan secara tegas dinyatakan dalam
UUD NRI 1945 Pasal 27 Ayat 3 yang mengaskan bahwa pembelaan negara merupakan
hak dan kewajiban setiap warga negara. Demikian juga Pasal 30 menegaskan bahwa
setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta. Dengan demikian, kedua pasal ini.
Bentuk partisipasi rakyat dalam pembelaan negara sudah ada dalam masyarakat,
seperti sistem “ronda” atau sistem keamanan lingkungan (Siskamling) yang melibatkan
masyarakat secara bergantian. Di beberapa daerah juga terdapat lembaga masyarakat
atau adat yang bertugas menjaga keamanan masyarakat, seperti Pecalang di Bali.
Lembaga ini dibentuk oleh dan dari masyarakat sekitar untuk menjaga keamanan
lingkungan masyarakat. Coba amati di lingkungan masyarakat kamu, apakah ada
lembaga adat yang memiliki tugas untuk menjaga keamanan atau sejenisnya. Pada saat
ini, terdapat bentuk organisasi keamanan yang dibentuk secara sengaja dan terorganisasi
secara modern seperti pertahanan sipil, satuan pengaman lingkungan, dan sebagainya.
Uraian di atas memperjelas dan membuktikan kepada kita bahwa Pancasila
mampu menampung dinamika perkembangan masyarakat. Pancasila bukanlah ideolog
tertutup, yang tidak dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan bersifat kaku.
Keterbukaan Pancasila sebagai ideologi merupakan salah satu keunggulan Pancasila
sehingga tetap dipertahankan oleh bangsa Indonesia. Tugas kita sebagai generasi muda
untuk tetap mempertahankan Pancasilasebagai dasar negara dan ideologi nasional.
Upaya mempertahankan tidak hanya dengan tetap menjadikan Pancasila sebagai dasar
negara dan tidak mengubahnya. Namun yang paling utama adalah dengan menghayati
dan

E. Metode Pembelajaran
 Pendekatan : Scientific Methode
 Model Pembelajaran : Problem Based Learning
 Metode Pembelajaran : Ceramah Interaktif, tanya jawab, diskusi, presentasi

F. Media, dan alat Pembelajaran


 Media : Gambar 1.1, 1.2 dan 1.3 buku siswa hal. 4-5
 Alat : LCD Proyektor, laptop

G. Sumber belajar:
Asep Sutrisna Putra, dkk. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan :
Buku Guru. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Salikun, dkk. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan : Buku Siswa.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Pendahuluan
a. Peserta didik disiapkan secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan melakukan berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan
kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
b. Memotivasi peserta didik dengan menyanyikan lagu wajib nasional.
c. Melakukan apersepsi dengan tanya-jawab mengenai Pancasila yang sudah dipelajari di
kelas VII dan VIII.
d. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e. Guru membimbing peserta didik melalui tanya-jawab tentan manfaat proses
pembelajaran.
f. Menjelaskan materi ajar dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
g. Guru menjelaskan teknik dan bentuk penilaian pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti
a. Peserta didik dibentuk menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok beranggotakan 4
orang.
b. Peserta didik diminta untuk mengamati Gambar 1.1, 1.2 dan Gambar 1.3 (Paket
PPKn Kelas IX hal 4 – 5)
c. Setelah mengamati gambar atau tayangan yang disampaikan oleh guru, peserta didik
dalam kelompok dibimbing oleh guru untuk menyusun pertanyaan sesuaidengan
tujuan pembelajaran.
d. Guru memberikan motivasi dan penghargaan bagi kelompok yang menyusun
pertanyaan terbanyak dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
e. Guru mengamati keterampilan peserta didik baik secara perorangan maupun
kelompok dalam menyusun pertanyaan.
f. Untuk mencari informasi dan mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang sudah
disusun peserta didik diminta untuk membaca uraian materi di buku PPKn Kelas IX
Bab I Bagian A (hal 2 – 6), juga mencari melalui sumber referensi lain di
perpustakaan.
g. Peserta didik secara kelompok juga mencari informasi sesuai Tugas Kelompok 1.1
(hal 6), melalui buku, bertanya kepada guru, melakukan pengamatan, membuka
Internet, dan sebagainya.
h. Peserta didik mendiskusikan hubungan atas berbagai informasi yang sudah diperoleh
sebelumnya seperti perbedaan pengalaman sejarah mengubah dasar negara
i. Peserta didik secara kelompok menyimpulkan tentang pengalaman sejarah mengubah
dasar negara Pancasila.
j. Peserta didik menyusun laporan hasil telaah tentang pengalaman sejarah mengubah
dasar negara dalam bentuk display.
k. Guru memberikan konfirmasi tentang laporan hasil telaah dengan meluruskan
jawaban/laporan yang kurang tepat.
Penutup
a. Peserta didik dengan bimbingan guru membuat kesimpulan materi pertama dan
melakukan refleksi pembelajaran dengan cara meminta peserta didik untuk
menanyakan:
1) Apakah belajar hari ini bermanfaat bagi kalian?
2) Kesan apa yang paling terkesan bagi peserta didik ketika belajar hari ini.
3) Perilaku seperti apa yang harus ditunjukkan ketika kita dihadapkan dengan aturan
hukum yang berlaku di masyarakat, termasuk aturan lalu lintas.
4) Dari hasil mengamati gambar perilaku mana yang perlu diteladani dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Guru memberikan umpan balik pembelajan dan hasil telaah kelompok.
c. Guru memberikan tugas untuk membaca materi pertemuan berikutnya tentang
Penerapan Pancasila pada masa Orde Baru dan Reformasi.

Pertemuan Kedua
Kegiatan Pendahuluan
1. Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran yang
diawali dengan berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan kerapian
kelas, kesiapan buku tulisdan sumber belajar.
2. Memotivasi peserta didik dengan menyanyikan lagu wajibnasional.
3. Melakukan apersepsi dengan tanya-jawab mengenai dinamikapenerapan Pancasila
sebagai Dasar Negara dari sejak Proklamasi sampai dengan masa Orde Lama.
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
5. Guru membimbing peserta didik melalui tanya-jawab tentang manfaat pembelajaran.
6. Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
7. Guru menjelaskan teknik dan bentuk penilaian pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti
a. Peserta Didik diminta untuk mengamati cuplikan berita pada Tugas Mandiri 1.2.
b. Guru memperhatikan keterampilan peserta didik dalam mengamati berita tersebut.
c. Peserta didik menyusun pertanyaan-pertanyaan berdasarkan berita tersebut
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
d. Peserta didik dengan pertanyaan paling banyak dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran mendapatkan nilai dari guru sebagai rewards.
e. Dari berbagai pertanyaan yang telah dibuat, peserta didik diminta untuk membaca
buku teks Bab I bagian A point 2 dan 3.
f. Dengan bimbingan guru peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan Peserta didik
juga diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada Tugas Mandiri 1.2.
g. Peserta didik mendiskusikan hubungan atas berbagai informasi yang sudah diperoleh
sebelumnya, seperti : akibat yang ditimbulkan apabila Pancasila tidak dilaksanakan
oleh bangsa Indonesia.
h. Peserta didik secara kelompok menyimpulkan penerapan Pancasila pada masa Orde
Baru dan Reformasi.
i. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyusun laporan hasil telaah tentang
penerapan Pancasila pada masa Orde Baru dan Reformasi secara tertulis. Laporan
dapat berupa displai, bahan tayang, maupun ditulis pada selembar kertas.
j. Secara bergiliran tiap-tiap orang menyampaikan hasil telaahnya di depan kelas.
k. Guru memberikan penilaian terhadap hasil telaah peserta didik
Kegiatan Penutup
1. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya-
jawab secara klasikal.
2. Bersama-sama melakukan refleksi atas manfaat pembelajaran yang telah dilakukan
dan menentukan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan materi Penerapan
Pancasila pada masa Orde Baru dan Reformasi. Guru meminta peserta didik
menjawab pertanyaan berikut.
 Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari penerapan Pancasila pada masa
Orde Baru dan Reformasi?
 Apa sikap yang kalian peroleh dari pembelajaran yang telah dilakukan?
 Apa manfaat yang diperoleh melalui pembelajaran yang telah dilakukan?
 Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
 Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
3. Guru memberikan umpan balik atas pembelajaran dan hasil laporan individu.
4. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya dan menugaskan peserta
didik untuk mempelajari buku PPKn Kelas IX Bab 1 subbab B tentang Nilai-Nilai
Pancasila Sesuai dengan Perkembangan Zaman.

Pertemuan Ketiga
Pendahuluan
1. Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikutipembelajaran
diawali dengan berdoa, menanyakan kehadiran pesertadidik, kebersihan dan kerapian
kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Memotivasi peserta didik dengan menyanyikan lagu wajib nasional.
3. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan melakukan tanya-jawab mengenaipenerapan
Pancasila pada masa Orde Baru dan Reformasi.
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
5. Guru membimbing peserta didik melalui tanya-jawab tentangmanfaat proses
pembelajaran.
6. Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
peserta didik.
7. Guru menjelaskan teknik dan bentuk penilaian pembelajaran yang akan dilakukan

Kegiatan Inti
a. Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok
beranggotakan 4 orang.
b. Peserta didik diminta untuk membaca buku Bab I bagian B.
c. Dengan bimbingan guru, peserta didik diarahkan untuk memahami yang dibacanya
dengan membuat catatan-catatan.
d. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap buku teks Bab I bagian B,
e. peserta didik diminta untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
f. Peserta didik dengan pertanyaan paling banyak dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran mendapatkan nilai dari guru sebagai rewards.
g. Dari berbagai pertanyaan yang telah dibuat, peserta didik diminta untuk membaca
buku teks Bab I bagian B.
h. Dengan bimbingan guru peserta didik menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dibuat
peserta didik berdasarkan sumber yang diperoleh.
i. Peserta didik juga diminta untuk mengerjakan Tugas Mandiri 1.3.
j. Guru dapat menjadi narasumber atas pertanyaan peserta didik.
k. Peserta didik mendiskusikan hubungan atas berbagai informasi yangsudah diperoleh
sebelumnya.
l. Secara kelompok peserta didik menyimpulkan Pancasila sebagai ideologi terbuka.
m. Dengan bimbinga guru, peserta didik menyusun laporan hasil telaah tentang
Pancasila sebagai ideologi terbuka secara tertulis
n. Laporan dapat berupa displai, bahan tayang, maupun pada selembar kertas.
o. Secara bergiliran tiap-tiap kelompok menyampaikan hasil telaahnya di depan kelas
p. Guru memberikan penilaian terhadap hasil telaah peserta didik.
Penutup
a. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya-
jawab secara klasikal
b. Bersama-sama melakukan refleksi atas manfaat pembelajaran yang telah dilakukan
dan menentukan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan materi Penerapan
Pancasila pada masa Orde Baru dan Reformasi. Guru meminta peserta didik
menjawab pertanyaan berikut:
1) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari penerapan Pancasila pada masa
Orde Baru dan Reformasi?
2) Apa sikap yang kalian peroleh dari pembelajaran yang telah dilakukan?
3) Apa manfaat yang diperoleh melalui pembelajaran yang telah dilakukan?
4) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
5) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
c. Guru memberikan umpan balik atas pembelajaran dan hasil laporan individu.
d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya dan menugaskan peserta
didik untuk mempelajari buku PPKn Kelas IX Bab I subbab C tentang perwujudan
Nilai-Nilai Pancasila dalam berbagai kehidupan.

Pertemuan Keempat
Kegiatan Pendahuluan
a. Menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran
diawali dengan berdoa, menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan kerapian
kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
b. Memotivasi peserta didik dengan menyanyikan lagu wajib nasional, permainan, yel-
yel, atau bentuk motivasi yang lain.
c. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan melakukan tanya-jawab mengenai nilai-nilai
Pancasila sesuai dengan perkembangan zaman.
d. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e. Guru membimbing peserta didik melalui tanya-jawab tentang manfaat proses
pembelajaran.
f. Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.
g. Guru menjelaskan teknik dan bentuk penilaian pembelajaran yang akan dilakukan.
Kegiatan Inti
a. Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok
beranggotakan 4 orang.
b. Peserta didik diminta untuk mengamati gambar 1.5, 1.6, 1.7, 1.8, dan 1.9.
c. Dengan bimbingan guru, peserta didik mencatat hal-hal yang ingin diketahuinya
sesuai gambar yang diamati.
d. Berdasarkan hasil pengamatan, peserta didik diminta untuk menyusun pertanyaan
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
e. Peserta didik dengan pertanyaan paling banyak dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran mendapatkan nilai dari guru sebagai rewards.
f. Dari berbagai pertanyaan yang telah dibuat, peserta didik diminta untuk membaca
buku teks bab I bagian C. Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila dalam Berbagai
Kehidupan;
 Tiap-tiap kelompok mengerjakan Tugas Kelompok 1.2.
 Masing-masing kelompok membahas perwujudan nilai-nilai Pancasila
dilingkungan sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.
 Dengan bimbingan guru, tiap kelompok menentukan masalah yang akan menjadi
pokok bahasannya.
 Guru dapat menjadi narasumber atas pertanyaan peserta didik dalam mengerjakan
Tugas Kelompok 1.2
g. Peserta didik mendiskusikan hubungan atas berbagai informasi yang sudah diperoleh
sebelumnya.
h. Peserta didik secara kelompok menyimpulkan perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam
berbagai kehidupan dengan bimbingan guru.
i. Dengan bimbingan guru, peserta didik menyusun laporan hasil telaah tentang
perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kehidupan secara tertulis.
j. Laporan berupa displai, bahan tayang, maupun pada selembar kertas.
k. Tiap kelompok secara bergiliran menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.

Kegiatan Penutup
a. Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran dengan menjawab pertanyaan yang
disampaikan guru secara klasikal.
b. Peserta didik melakukan refleksi atas manfaat pembelajaran yang telah dilakukan dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan berkaitandengan materi perwujudan
Pancasila dalam berbagai kehidupan. Guru meminta peserta didik menjawab
pertanyaan berikut.
1) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari perwujudan nilainilai
2) Pancasila dalam berbagai kehidupan?
3) Apa sikap yang kalian peroleh dari pembelajaran yang telah dilakukan?
4) Apa manfaat yang diperoleh melalui pembelajaran yang telahdilakukan?
5) Apa rencana tindak lanjut akan kalian lakukan?
6) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
c. Guru memberikan umpan balik atas pembelajaran.
d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya dengan model Proyek
Kewarganegaraan
e. Peserta didik diminta untk mempersiapkan bahan-bahan berkaitandengan proyek
kewarganegaraan seperti terdapat pada bagian akhir buku teks.

I. Penilaian
1. Penilaian
a. Penilaian Sikap
1) Teknik : Pengamatan, Jurnal
2) Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan, Jurnal
Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses belajar
berlangsung. Penilaian dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini dilihat
aktivitas dan tingkatperhatian peserta didik pada saat berdiskusi. Aspek yang
diamati adalah, iman, taqwa, rasa syukur, jujur, disiplin, dan tanggung jawab.
Format observasi penilaian sikap dapat menggunakan format dibawah ini.
Lembar Pengamatan Sikap

Kelas : ……………………….
Hari, Tanggal : ……………………….
Pertemuan Ke- : ……………………….
Materi Pokok : ……………………….
Nama Indikator
Nilai
No Peserta Tanggung
Jujur Disiplin Demokratis Toleransi akhir
Didik jawab
1
2

Skor penilaian menggunakan skala 1 – 4, yaitu :


Skor 1 apabila peserta didik tidak pernah sesuai aspek sikap yang dinilai
Skor 2 apabila peserta didik kadang-kadang sesuai aspek sikap yang dinilai
Skor 3 apabila peserta didik sering sesuai aspek sikap yang dinilai
Skor 4 apabila peserta didik selalu sesuai aspek sikap yang dinilai

Nilai= Skor Perolehan × 4


20

b. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta didik diminta
mengerjakan Tugas Kelompok 1.1.
Tugas Kelompok 1.1TTugas u Kelomp1.1
1) Sebutkan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengubah Pancasila sebagai
dasar negara pada periode orde lama.
2) Susun pertanyaan yang ingin kamu ketahui sesuai topik yang dipilih.
3) Carilah informasi tentang peristiwa tersebut dari berbagai sumber belajar.
4) Diskusikan dengan kelompok kamu, hubungkan berbagai informasi yang kamu
peroleh dan buatlah kesimpulan tentang peristiwa tersebut.
5) Susun laporan hasil telaah kamu secara tertulis, dan sajikan di depan kelas kamu.
Tugas kelompok 1.1. diberi skor maksimal 10
Nilai= Skor Perolehan × 4
10

c. Penilaian Ketrampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik
dalam presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau
mempertahankan argumentasikelompok, kemampuan dalam memberikan
masukan/saran pada saat menyampaikan hasil telaah tentang penerapan Pancasila
pada masaorde lama. Lembar penilaian penyajian dan laporan hasil telaah
menggunakan format di bawah ini.

Kemampuan Memberi
Kemampuan
Nama Kemampuan memberi masukan/
menjawab Nilai
No Peserta bertanya masukan saran
argumentasi akhir
Didik atau saran
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
Skor penilaian menggunakan skala 1 – 4, yaitu :
Skor 1 apabila peserta didik tidak pernah sesuai aspek sikap yang dinilai
Skor 2 apabila peserta didik kadang-kadang sesuai aspek sikap yang dinilai
Skor 3 apabila peserta didik sering sesuai aspek sikap yang dinilai
Skor 4 apabila peserta didik selalu sesuai aspek sikap yang dinilai

Nilai= Skor Perolehan × 4


20

Mengetahui Godong, Juli 2022


Kepala SMPN 1 Godong Guru Mapel

Drs. BAMBANG SETIAWAN, M.Pd ANTON GOLKARA, S.Pd


NIP. 19680625 199702 1 001 NIP. 19710116 200501 1 008

Anda mungkin juga menyukai