8 1 7 7 SK Pmi Dan Pme 1
8 1 7 7 SK Pmi Dan Pme 1
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS LAHEII
Jl. SingaSakan No. 27 RT. 01, Kel.Lahei I, MuaraLahei, Kec. Lahei, Kab. Barito Utara
KodePos 73852 | e-mail: pkmlh1@baritoutarakab.go.id
TENTANG
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL ( PMI ) DAN PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL ( PME )
LABORATORIUM UPT PUSKESMAS LAHEI I
MEMUTUSKAN:
Kesatu : Untuk menjamin mutu pelayanan laboratorium maka perlu dilakukan upaya
pemantapan mutu internal ( PMI ) maupun pemantapan mutu eksternal ( PME )
Puskesmas.
Kedua : Pemantapan mutu internal ( PMI ) dan pemantapan mutu eksternal ( PME )
sebagaimana dimaksud pada Diktum Kesatu tercantum dalam lampiran dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian
hari terjadi perubahan dan atau terdapat kesalahan dalam Surat Keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
A. PENDAHULUAN
Laboratorium Puskesmas adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik,
imunologi klinik, patologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan
kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan ( Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
364/Menkes/SK/III/2003 ). Laboratorium Puskesmas sebagai subsistem pelayanan kesehatan
menempati posisi terpenting dalam diagnostik invitro. Dengan pengukuran dan pemeriksaan
laboratorium akan didapatkan data ilmiah yang tajam untuk digunakan dalam menghadapi
masalah yang diidentifikasi melalui pemeriksaan klinis dan merupakan bagian esensial dari
data pokok pasien.. Informasi laboratorium dapat digunakan untuk diagnosis awal yang dibuat
berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Analisis laboratorium juga merupakan
bagian integral dari penapisan kesehatan dan tindakan preventif kedokteran.
B. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)
Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan
yang tepat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-analitik, analitik dan pasca
analitik. Pada umumnya yang sering diawasi dalam pemantapan mutu internal hanya tahap
analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses
pra analitik kurang mendapat perhatian. Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya
yang perlu dilakukan di Puskesmas antara lain: pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara
pengambilan spesimen, pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan
setiap jenis pemeriksaan.
1. Tahap Pra Analitik
Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total
kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik
14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra
laboratorium dan pra-analitik intra laboratorium. Proses-proses tersebut meliputi persiapan
pasien, pengambilan spesimen, pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan
spesimen, dan penyimpanan spesimen.
a. Persiapan Pasien
Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan laboratorium
bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan
apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak
menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien. Pemilihan jenis tes yang
kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan
interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau
paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium, tidak diikutinya instruksi
yang diberikan akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang
sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi
tersebut dengan baik. Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses
pra-analitik yang dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang
hampir tidak dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel
fisik pasien, seperti latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan,
gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis kelamin, variasi
diurnal, pasca transfusi, pasca donasi, pasca operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut
memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka
gaya hidup individu dan ritme biologis pasien harus selalu dipertimbangkan sebelum
pengambilan sampel.
b. Penerimaan Spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang
diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi fisik spesimen
tersebut pada saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan, dan konsistensi.
Spesimen yang tidak sesuai dan memenuhi persyaratan hendaknya ditolak. Dalam
keadaan spesimen tidak dapat ditolak (via pos, ekspedisi), maka perlu dicatat dalam buku
penerimaan spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.
c. Penanganan Spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan spesimen
sudah tepat, penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan-pemeriksaan khusus,
kondisi pengiriman spesimen sudah benar.
d. Pengiriman Spesimen
e. Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan sesuai
dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika Laboratorium Puskesmas tidak mampu
melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya
dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.