Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah I


Kode Mata Kuliah : EKMA 4210
Jumlah sks : 3 sks

No Tugas Tutorial
1 UD XYZ menilai persediaan barang dagangannya berdasar lower of cost or market, menurut harga pokok MPKP yang
diterapkan untuk setiap jenis barang. Perusahaan memperjualbelikan tiga macam barang: A, B, dan C. Rekening
Persediaan dan Cadangan Penurunan Nilai Persediaan menurut neraca pada awal tahun buku 20X0, menunjukkan saldo
sebagai berikut.
a. Persediaan Barang Dagangan Rp 2.900.000,- (debet).
b. Cadangan Penurunan Nilai Persediaan Rp.106.875,- (kredit).

Berikut ini ikhtisar transaksi yang terjadi dalam tahun buku 20X0:
1. Pembelian barang dagangan:
Tanggal 02 Januari 20X0
Barang A, 9.000 unit @ Rp525,-
Barang B, 8.500 unit @ Rp650,-
Barang C, 9.900 unit @ Rp800,-
Tanggal 02 Juli 20X0
Barang A, 6.000 unit @ Rp475,-
Barang B, 8.500 unit @ Rp590,-
Barang C, 10.000 unit @ Rp900,-
2. Penjualan:
Tanggal 03 Januari sampai dengan 01 Juli:
Barang A, 7.500 unit @ Rp600,-
Barang B, 8.500 unit @ Rp725,-
Barang C, 8.000 unit @ Rp900,-
Tanggal 03 Juli sampai dengan 31 Desember:
Barang A, 6.250 unit @ Rp575,-
Barang B, 7.250 unit @ Rp710,-
Barang C, 10.250 unit @ Rp875,-
3. Biaya administrasi umum dan biaya pemasaran dalam tahun 20X0 berjumlah seluruhnya Rp 1.227.500,-

Pada Tanggal 31 Desember 20X0 diperoleh informasi bahwa hasil perhitungan fisik (stock opname) sama dengan
saldo menurut rekening-rekening pembukuannya. Sedang taksiran harga jual dan harga pengganti (nilai reproduksi) per
satuan untuk tiap-tiap jenis barang adalah sebagai berikut.

Taksiran harga jual Harga pengganti/ reproduksi


Jenis barang
per satuan per satuan
A Rp550,- Rp460,-
B Rp600,- Rp545,-
C Rp800,- Rp700,-

Perusahaan menjual barang dagangannya dengan memperhitungkan tingkat laba normal rata-rata 10% dari harga
jual, sedang biaya penjualan diperkirakan sebesar 5% dari harga jualnya. Menurut kartu persediaan yang
diselenggarakan untuk tiap-tiap jenis barang diketahui bahwa persediaan awal tahun sebesar Rp2.900.000,- terdiri dari
berikut ini.
Barang A, 1.000 unit @ Rp500,- = Rp500.000,-
Barang B, 1.500 unit @ Rp600,- = Rp900.000,-
Barang C, 2.000 unit @ Rp750,- = Rp1.500.000,-
Jumlah 4.500 unit Rp2.900.000,-
No Tugas Tutorial

Diminta:
1) Menentukan nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 20X0 berdasar lower of cost or market, menurut harga
pokok MPKP yang diterapkan untuk setiap jenis barang.
2) Jurnal adjustment terhadap saldo rekening cadangan penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 20X0
(tutup buku).

2 Misalnya, sebuah toko serba ada pada tanggal 01 Januari 20x1 mempunyai persediaan barang dagangan yang
berdasarkan harga pokok berjumlah Rp10.000.000.000,-, sedangkan berdasarkan harga jual eceran sebesar
Rp1.500.000.000,- pembelian selama tahun tersebut sebesar Rp25.000.000.000,- dengan harga jual eceran sebesar
Rp33.500.000.000,- dan penjualan selama 20x1 sebesar Rp25.000.000.000,-.
b. Dapatkah anda membuat Penentuan persediaan (taksiran) 31 Desember 20x1 berdasarkan harga pokok
c. Persentase atau rasio harga pokok terhadap harga jual
d. Taksiran persediaan 31 Desember 20X1

3. Jelaskan jenis-jenis Obligasi!

4. Perusahaan Harum Sari dalam tahun 2011 memperoleh laba sebelum bonus dan pajak penghasilan
sebesar Rp300,000,00. Jika bonus untuk tahun 2012 ditetapkan 10% dari laba sebelum bonus dan
pajak penghasilan ..
a. maka bonus yang terutang adalah sebesar
b. Jika bonus pada soal nomor ditetapkan 10% dari laba bersih sesudah bonus dan pajak penghasilan maka besarnya
bonus adalah ….
c. Jika bonus pada soal diatas ditetapkan dari laba setelah bonus, sebelum pajak penghasilan maka besarnya bonus
adalah ….

* coret yang tidak sesuai


JAWABAN SOAL NOMOR 1

 Menentukan Nilai Persediaan pada Tanggal 31 Desember 20X0:

Untuk menentukan nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 20X0 berdasarkan lower of cost or market, kita perlu
membandingkan nilai buku (cost) dengan nilai pasar (market) dan memilih nilai yang lebih rendah.

Perhitungan Persediaan Awal:

Barang A: 1.000 unit * Rp500 = Rp500.000

Barang B: 1.500 unit * Rp600 = Rp900.000

Barang C: 2.000 unit * Rp750 = Rp1.500.000

Total Persediaan Awal = Rp2.900.000

Perhitungan Persediaan Pembelian:

Barang A:

9.000 unit * Rp525 (pembelian Januari) = Rp4.725.000

6.000 unit * Rp475 (pembelian Juli) = Rp2.850.000

Total Biaya Pembelian Barang A = Rp7.575.000

Barang B:

8.500 unit * Rp650 (pembelian Januari) = Rp5.525.000

8.500 unit * Rp590 (pembelian Juli) = Rp5.015.000

Total Biaya Pembelian Barang B = Rp10.540.000

Barang C:

9.900 unit * Rp800 (pembelian Januari) = Rp7.920.000

10.000 unit * Rp900 (pembelian Juli) = Rp9.000.000

Total Biaya Pembelian Barang C = Rp16.920.000

Perhitungan Persediaan Penjualan:

Barang A:

7.500 unit * Rp600 = Rp4.500.000

6.250 unit * Rp575 = Rp3.593.750

Total Pendapatan Penjualan Barang A = Rp8.093.750


Barang B:

8.500 unit * Rp725 = Rp6.162.500

7.250 unit * Rp710 = Rp5.147.500

Total Pendapatan Penjualan Barang B = Rp11.310.000

Barang C:

8.000 unit * Rp900 = Rp7.200.000

10.250 unit * Rp875 = Rp8.968.750

Total Pendapatan Penjualan Barang C = Rp16.168.750

Perhitungan Persediaan Akhir:

Barang A: (1.000 - 7.500 - 6.250) + (9.000 - 6.000) = 500 + 3.000 = 3.500 unit

Barang B: (1.500 - 8.500 - 7.250) + (8.500 - 8.500) = 250 + 0 = 250 unit

Barang C: (2.000 - 8.000 - 10.250) + (9.900 - 10.000) = 750 - 100 = 650 unit

Perhitungan Nilai Persediaan Akhir:

Barang A: 3.500 unit * Rp460 (harga pengganti) = Rp1.610.000

Barang B: 250 unit * Rp545 (harga pengganti) = Rp136.250

Barang C: 650 unit * Rp700 (harga pengganti) = Rp455.000

Total Nilai Persediaan Akhir = Rp2.201.250

 Jurnal Penyesuaian

Cadangan Penurunan Nilai Persediaan (D) Rp 106.875

Persediaan Barang Dagang (K) Rp 106.875

JAWABAN SOAL NO 2

1. Perhitungan Persediaan Berdasarkan Harga Pokok:

Persediaan Awal + Pembelian - Penjualan

= Rp10.000.000.000 + Rp25.000.000.000 Rp25.000.000.000 Rp10.000.000.000

Persediaan pada tanggal 31 Desember 20×1 berdasarkan harga pokok diperkirakan sebesar Rp10.000.000.000.
2. Persentase atau Raslo Harga Pokok terhadap Harga Jual:

Rasio Harga Pokok terhadap Harga Jual = (Harga Pokok/Harga Jual) 100 (Rp10.000.000.000/Rp33.500.000.000) * 100 =
29.85

Persentase atau rasio harga pokok terhadap harga jual adalah sekitar 29.85%.

3. Taksiran Persediaan 31 Desember 20x1:

Taksiran Persediaan 31 Desember 20×1 dapat dihitung berdasarkan persentase atau rasio harga pokok terhadap harga
jual

Taksiran Persediaan = (Persentase Harga Pokokterhadap Harga Jual) Penjualan 29.85

Taksiran Persediaan pada tanggal 31 Desember 20×1 berdasarkan harga pokok adalah sekitar

Rp7.462.500.000.

JAWABAN SOAL NO 3

Obligasi adalah instrumen keuangan yang mewakili utang yang diterbitkan oleh pemerintah, perusahaan, atau lembaga
keuangan kepada investor. Obligasi memberikan janji pembayaran tetap berupa kupon secara berkala dan
pengembalian pokok pada saat jatuh tempo. Berikut adalah beberapa jenis-jenis obligasi:

 Obligasi Korporasi:

Definisi: Diterbitkan oleh perusahaan swasta untuk memenuhi kebutuhan pendanaan.

Ciri-ciri:

Memberikan bunga tetap atau mengambang.

Beragam jangka waktu dan tingkat risiko.

Dianggap memiliki risiko kredit yang lebih tinggi dibandingkan obligasi pemerintah.

 Obligasi Pemerintah:

Definisi: Diterbitkan oleh pemerintah pusat atau daerah untuk mendanai proyek-proyek pembangunan atau kebutuhan
fiskal.

Ciri-ciri:

Lebih rendah risiko kreditnya daripada obligasi korporasi.

Bunga yang dibayarkan oleh pemerintah dianggap lebih aman.

 Obligasi Daerah (Municipal Bonds):

Definisi: Diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk proyek-proyek infrastruktur atau pembangunan lokal.

Ciri-ciri:
Bisa dikenakan pajak atau bebas pajak, tergantung pada regulasi negara bagian atau negara.

 Obligasi Kedaulatan (Sovereign Bonds):

Definisi: Diterbitkan oleh negara atau pemerintah pusat.

Ciri-ciri:

Umumnya dianggap sebagai obligasi dengan risiko kredit terendah.

Mungkin memiliki jangka waktu yang lebih panjang.

 Obligasi Mengambang (Floating Rate Bonds):

Definisi: Bunga yang dibayarkan mengambang (fluktuatif) berdasarkan suku bunga pasar.

Ciri-ciri:

Dapat mengurangi risiko suku bunga bagi investor.

Nilai kupon disesuaikan secara berkala.

 Obligasi Konversi (Convertible Bonds):

Definisi: Memberikan opsi kepada pemegang obligasi untuk mengonversi obligasi menjadi saham perusahaan penerbit.

Ciri-ciri:

Menawarkan potensi pertumbuhan nilai jika harga saham naik.

Umumnya memiliki kupon yang lebih rendah.

 Obligasi Tanpa Jatuh Tempo (Perpetual Bonds):

Definisi: Tidak memiliki tanggal jatuh tempo, tetapi penerbit dapat membeli kembali obligasi kapan saja.

Ciri-ciri:

Bunga dibayarkan secara berkala tanpa kewajiban untuk mengembalikan pokok.

 Obligasi Berkecukupan (Sinking Fund Bonds):

Definisi: Ditetapkan dana khusus (sinking fund) untuk membayar kembali pokok obligasi.

Ciri-ciri:

Membuat pembayaran pokok menjadi lebih teratur dan dapat mengurangi risiko bagi investor.

 Obligasi Berbunga Nol (Zero Coupon Bonds):


Definisi: Tidak membayar bunga secara periodik, tetapi diterbitkan dengan diskon dan membayar nilai nominal pada
jatuh tempo.

Ciri-ciri:

Nilai obligasi meningkat hingga mencapai nilai nominal pada saat jatuh tempo.

 Obligasi Beragun Aset (Asset-backed Securities):

Definisi: Di-back oleh aset atau piutang tertentu, seperti hipotek atau kredit kartu.

Ciri-ciri:

Risiko terkait dengan performa aset yang mendukung obligasi.

Setiap jenis obligasi memiliki karakteristik dan risiko yang berbeda, dan pilihan investasi tergantung pada tujuan,
toleransi risiko, dan kondisi pasar.

JAWABAN SOAL NO 4

1. Bonus dari Laba Sebelum Bonus dan Pajak Penghasilan:

Bonus = 10% dari Laba Sebelum Bonus dan Pajak Penghasilan 2011

Bonus = 10% × Laba Sebelum Bonus dan Pajak Penghasilan 2011

Bonus = 10% x Rp300, 000, 000

= Rp30, 000, 000

2. Bonus dari Laba Bersih Sesudah Bonus dan Pajak Penghasilan:

Jika bonus dihitung dari laba bersih sesudah bonus dan pajak penghasilan, maka bonus tidak akan pernah berhenti
karena selalu ada laba baru yang dihitung. Biasanya, bonus dihitung hanya satu kall dari laba tahun sebelumnya.

3. Bonus dari Laba Setelah Bonus, Sebelum Pajak Penghasilan:

Bonus = 10% dari Laba Sebelum Bonus, Sebelum Pajak Penghasilan 2011

Bonus = 10% Laba Sebelum Bonus, Sebelum Pajak Penghasilan 2011 Bonus -10% xRp300, 000, 000 Rp30, 000, 000

Jadi, bonus yang terutang adalah Rp30,000,000 untuk semua skenario di atas, mengingat besaran bonus pada soal tidak
bergantung pada apakah dihitung dari laba sebelum atau setelah pajak penghasilan.

SUMBER JAWABAN

- BMP EKMA4210 AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

Anda mungkin juga menyukai