Anda di halaman 1dari 2

PERISTIWA SINGKAT KEMERDEKAAN INDONESIA

Dimulai dari pemboman Kota Hiroshima dan Nagasaki oleh Sekutu hingga peristiwa Rengasdengklok

Penyerangan Jepang oleh Sekutu


Setelah menjajah Indonesia sejak 1942 silam, Jepang takluk di tangan sekutu Belanda pada 15 Agustus
1945. Berita kekalahan Jepang pun terdengar bersamaan dengan persiapan kemerdekaan
Indonesia.Golongan muda yang dipimpin oleh Chaerul Saleh kemudian mendesak Soekarno dan
Mohammad Hatta untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa ini terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 16 Agustus 1945.
Setelah berita kekalahan Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu. Sutan Syahrir (golongan muda)
mendesak Mohammad Hatta secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun usul
Syahrir ditolak karena proklamasi kemerdekaan Indonesia diserahkan pada PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia). Tetapi, golongan muda berpendapat kemerdekaan harus diraih dan
diperjuangkan sendiri, tanpa ikut campur dari tangan Jepang. Golongan muda menganggap PPKI adalah
organisasi bentukan Jepang meski anggotanya orang Indonesia. Golongan muda ingin kemerdekaan
Indonesia tanpa campur tangan Jepang. Ir. Sokerno dan Drs. Moh. Hatta kemudian dibawa ke luar kota
untuk menjauhkan pengaruh Jepang. Golongan muda khawatir kedua tokoh ini akan dipengaruhi oleh
Jepang untuk menghalangi proklamasi kemerdekaan. Soekarno dan Hatta kemudian diamankan di
Rengasdengklok atau markas PETA, berada 15 kilometer (km) dari Kedung Gede, Karawang. Sementara
itu di Jakarta, Ahmad Soebardjo (golongan tua) bersama Wikana (golongan muda) mengadakan
kesepakatan untuk proklamasi di Jakarta. Laksamana Maeda membolehkan rumahnya menjadi tempat
perundingan untuk membuat naskah proklamasi. Kesepakatan tersebut membuat Jusuf Kunto dari pihak
pemuda membawa Ahmad Subardjo menjemput Ir. Soekarno ke Rengasdengklok. Malam hari pada 16
Agustus 1945, rombongan sampai ke Jakarta.

Perumusan Teks Proklamasi


Soekarno dan Hatta diarahkan untuk menuju rumah Laksamana Maeda dengan maksud menyusun isi
teks proklamasi. Sementara di ruang depan, juga ada Sayuti Melik, Soekarno, B. M. Diah, dan Soediro.
Tak dapat dipungkiri bahwa saat itu ada intervensi dari prajurit Jepang, yakni Shigetada Nishijima yang
menyarankan agar perpindahan kekuasaan hanya dari aspek administratif. Meski begitu, Soekarno tetap
bersikeras agar terjadi “transfer of power.” Perdebatan tersebut menghasilkan pemikiran yang berbeda.
Akhirnya teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta dengan mengatasnamakan bangsa
Indonesia. Kemudian Sayuti Melik menyalin dan mengetik menggunakan mesin tik di kantor perwakilan
Angkatan Laut Jerman.

Pembacaan Teks proklamasi Kemerdekaan


Usai teks proklamasi selesai ditulis, terjadilah hari paling bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno pada tanggal 17
Agustus 1945. Pembacaan tersebut dihadiri oleh para tokoh pergerakan kemerdekaan dan seluruh
rakyat Indonesia. Upacara pembacaan teks proklamasi tersebut berjalan dengan lancar bertempat di
kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Beberapa acara telah disusun dalam hari
kemerdekaan Indonesia, seperti pengibaran bendera Merah Putih, dan sambutan oleh walikota pada
saat itu, yaitu Suwiryo dan Muwardi.

Anda mungkin juga menyukai