Anda di halaman 1dari 11

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 9, No.

2 (Desember 2020)
ISSN 2548-6462 (online), ISSN 2088-8740 (print)

DOI: 10.30644/rik.v8i2.431

Modifikasi pati kentang secara pregelatinasi dengan perbandingan pati dan air (1: 1,25)

Barmi Hartesi1*, Lili Andriani1, Lia Anggresani1, Mahadma Bhima Whinata1, Haflin2
1
Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi, Jambi, Indonesia
2
Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Jambi,Jambi, Indonesia
*Email korespondensi: barmi.hartesi@gmail.com

Accepted: 18 September 2020; revision: 7 Desember 2020; published: 31 Desember 2020

Abstrak

Latar Belakang: Kentang (Sollanum tuberosum L.) merupakan suatu tumbuhan yang menghasilkan pati.
Pati sebagai bahan tambahan obat sangat luas pemakaiannya karena bersifat inert dan dapat dicampur
dengan hampir semua obat tanpa menimbulkan reaksi kimia. Namun pati alami yang digunakan masih
banyak kekurangan terutama sifat alir yang jelek. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
karakterisitik dari pati kentang pregelatinasi yang baik.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode experimental di lbaoratorium dengan membuat 9
formula pati pregelatinasi dengan perbandingan pati dan air (1:1,25) serta variasi suhu (45,50 dan 55 oC)
dan rpm (200,250 dan 300)
Hasil: Pati alami yang didaptkan dilakukan standariasi agar mendapatkan kualitas pati yang baik sesuai
persyaratan, kemudian evaluasi pati pregelatinasi dibandingkan dengan avicel dan starch RX. Hasil
standariasi pati alami kentang didapatkan hasil yang baik terkecuali pada cemaran logam berat timbal
(Pb) yaitu 2,0mg/kg sedangkan syaratnya yaitu 1,0 mg/kg. Pada pati pregelatinasi mendapatkan hasil
karakteristik yang baik setiap formulanya. Pati alami yang awalnya tidak mengalir setelah dibuat
pregelatinasi semua formula dapat mengalir dan memperbaiki sudut istirhat serta nilai kompresibilitasnya.
Kesimpulan: pati pregelatinasi didapatkan hasil yang baik pada semua formula dan dengan
meningkatnya suhu dan rpm akan memperbaiki karakteristiknya. F9 adalah formula yang terbaik dengan
menggunakan suhu 55oC dan 300 rpm.

Kata kunci: kentang, pati, pregelatinasi, rpm, suhu

Abstract

Background: Potatoes (Sollanum tuberosum L.) is a plant that produces starch. Starch as an additive
drugs is very widely used because it is inert and can be mixed with almost all drugs without causing
chemical reactions. However, natural starch used is still lacking, especially the poor flow properties. This
study aims to obtain the characteristics of good pregelatinized potato starch.
Method: This research was conducted by an experimental method in a laboratory by making 9
pregelatinized starch formulas with a ratio of starch and water (1: 1.25) and temperature variations (45.50
and 55 oC) and rpm (200.250 and 300)
Results: Standardized starch was standardized to get good starch quality according to the requirements,
then evaluation of pregelatinized starch was compared with avicel and starch RX. The results of the
natural variation of potato starch obtained good results with the exception of lead heavy metal (Pb)
contamination which is 2.0 mg / kg while the requirement is 1.0 mg / kg. Pregelatinized starch gets good
characteristic results for each formula. Natural starch, which initially does not flow after pregelatinization,
all formulas can flow and improve the angle of view and its compressibility value.
Conclusion: Pregelatinized starch obtained good results in all formulas and with increasing temperature
and rpm will improve its characteristics. F9 is the best formula using a temperature of 55 oC and 300 rpm.

Keywords: potatoes, pregelatinized, rpm, starch, temperature

Riset Informasi Kesehatan 177


Barmi Hartesi, Lili Andriani, Lia Anggresani, Modifikasi pati kentang secara pregelatinasi dengan
Mahadma Bhima Whinata, Haflin perbandingan pati dan air (1: 1,25)

PENDAHULUAN Metode Penelitian


Berdasarkan data Badan Pusat Metode yang digunakan adalah
Statistik Provinsi Jambi, produksi kentang metode eksperimen berupa penelitian di
setiap tahunnya menduduki peringkat teratas laboratorium. Tahapan kerja yang akan
untuk kategori sayur–sayuran. Pada tahun dilakukan meliputi pengambilan bahan,
2017 produksi kentang mencapai 822 (1). determinasi tumbuhan kentang, isolasi pati
Kentang merupakan salah satu tanaman kentang alami, standarisasi pati alami,
penghasil pati. Pembuatan pati pregelatinasi dan evaluasi
Pati merupakan bahan yang banyak pati kentang pregelatinasi.
digunakan di industri makanan dan farmasi.
Pati digunakan sebagai bahan pengisi (filler), Isolasi Pati Kentang Alami
penghancur (desintegran) dan pengikat Kentang sebanyak 45 kg dibuat
(binder) dalam pembuatan tablet, pil dan bubur umbi kentang. Bubur umbi yang
kapsul. Pati sebagai bahan tambahan sangat diperoleh diekstraksi dengan air dengan
luas pemakaiannya karena bersifat inert dan perbandingan bubur umbi kentang dan air
dapat dicampur dengan hampir semua obat adalah (1:0,5). Selanjutnya, bubur umbi
tanpa menimbulkan reaksi kimia. Pati diperas menggunaka kain flanel sehingga
merupakan bahan alam yang murah dan pati lolos dari kain dan suspensi pati serta
digunakan sebagai bahan tambahan dengan ampas tertinggal pada kain flanel. Suspensi
toksisitas rendah seperti pati kentang (2). pati dibiarkan mengendap di dalam wadah
Salah satu modifikasi pati secara fisik selama 6 jam selanjutnya endapan pati
yaitu dengan cara pregelatinasi, metode ini dikeringkan dengan suhu pengeringan 40 C
dapat mengubah struktur granul pati serta selama 5 jam. Setelah proses pengeringan
dapat mengembang di dalam air dan selesai maka pati kentang di gerus dan
memiliki ukuran partikel yang lebih besar diayak pada mesh 80 (4).
yaitu granul sehingga akan memperbaiki
sifat alir dan kompresibilitas dari pati tersebut Standardisasi pati alami kentang
(3). Penelitian ini bertujuan untuk 1. Rendemen Pati (5)
mendapatkan karakterisitik dari pati kentang Berat pati alami (g)
Rendemen = x 100%
pregelatinasi yang baik. Berat kentang (g)
2. Organoleptis
METODE Dengan mengamati organoleptisnya
Alat dan Bahan seperti, bau, rasa, bentuk dan warna
Alat yang digunakan adalah Drying visual yang di letakkan di atas kaca arloji
Oven (ZRD5110), Moisture Balance (KERN), arloji (6)
Homogenizer (IKA® RW 20 Digital), Hot Plate 3. Mikroskopik
(Thermo Scentific®), Timbangan Analitik Diamati di bawah mikroskop perbesaran
(Shimadzu), GranulSieve (GS-6DR), Tap 100x.
Density Tester (TDT-1-H), Miscroskop 4. Kelarutan
(Olympus 21), Flow Tester, whiteness meter Syarat kelarutan pati kentang, pati
electric, sentrifuge (Hettich), pH Meter pregelatinasi, avicel dan starch RX adalah
HANNA (H18424), spektrofotometer, vortex, praktis tidak larut dalam aquadest (7)
Ravid Visco Aanalyzer (RVA), FTIR, 5. Susut Pengeringan
Scanning Electron Microscopy (SEM), XRD. Syarat susut pengeringan pati kentang
Bahan-bahan yang digunakan antara adalah <20% (7)
lain tanaman kentang dari Kab. Kerinci, 6. Uji pH
Provinsi Jambi, Aquadest, MgO (Emsure®). Persyaratan SNI standar pH yaitu 5,0-8,0
(8)
7. Pengujian Kadar Pati, Amilosa dan
Amilopektin

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 9, No. 2 (Desember 2020) 178


Barmi Hartesi, Lili Andriani, Lia Anggresani, Modifikasi pati kentang secara pregelatinasi dengan
Mahadma Bhima Whinata, Haflin perbandingan pati dan air (1: 1,25)

Pengujian kadar pati menggunakan Pembuatan Pati Kentang Pregelatinasi


menggunakan metode Luff Schroll. Formula 1 (F1) dibuat dengan cara air
Membuat kurva standar amilosa dan dipanaskan sebanyak 187,5 ml sampai suhu
membandingkan dengan pati yang telah 45°C pada hot plate, lalu ditambahkan pati
dibuat dan diukur dengan spektro (11), di kentang sebanyak 150 g dan suhu 45°C
Laboratium Uji Fakultas Teknologi Industri dijaga selama 10 menit dengan pengadukan
Pertanian Universitas Padjadjaran. 200 rpm menggunakan homogenizer hingga
masa terbentuk massa kental. Massa kental
% Amilopektin = 100 % - % amilosa (9). tersebut dikeringkan pada suhu 45°C selama
48 jam. Setelah kering, pati lalu diayak
8. Swelling Power(10) dengan mesh 60, untuk Formula 2 - Formula
𝐷 9 (F2-F9) dilakukan dengan cara yang sama
𝑆𝑤𝑒𝑙𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 (𝑔/𝑔)
𝐴
hanya berbeda pada suhu dan rpm sesuai
9. Derajat Putih
dengan tabel 1 (3).
Pengukuran derajat putih pati diukur
dengan whiteness meter electric dengan
Tabel 1. Variasi rasio jumlah pati : air, suhu
standar serbuk MgO (8). Syarat derajat
pemanasan dan pengadukan
putih >90% (11) di lakukan di Laboratium
yang digunakan
Uji Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Suhu Pengadukan
Universitas Padjadjaran Pati : Air
(°C) (rpm)
Formula
10. Kadar Abu
200 F1
Persyaratan standar kadar abu 45 250 F2
maksimal yaitu 0,5 % (b/b) (8) 300 F3
(𝑊2−𝑊0)
Kadar abu (%) = x 100% 200 F4
(𝑤1−𝑊0)
11. Cemaran Logam Berat 1 : 1,25 50 250 F5
300 F6
Penentuan kandungan cemaran logam
200 F7
berat dilakukan menggunakan instrument 55 250 F8
Atomic absorption spektrophotometry 300 F9
(AAS). Dalam persyaratan SNI kadar
maksimal logam-logam berat adalah Pemeriksaan Sifat Fisika Kimia Pati
sebagai berikut, Timbal (Pb) 1,0 mg/kg, Pregelatinasi
Tembaga (Cu) 10,0 mg/kg, Seng (Zn) 1. Rendemen Pati Pregelatinasi (5)
40,0 mg/kg, Raksa (Hg) 0,05 mg/kg, Berat pati alami (g)
Arsen (As) 0,5 mg/kg (8). Rendemen = x 100%
Berat kentang (g)
12. Cemaran Mikroba 2. Organoleptis
Cemaran mikroba dilakukan agar pati Dengan mengamati organoleptisnya
yang didapatkan memiliki standart mutu seperti, bau, rasa, bentuk dan warna
yang baik, mikrobanya adalah sebagai visual yang diletakkan di kaca arloji (13).
berikut angka lempeng total, E.colli, 3. Uji pH
kapang/khamir, Salmonella sp, Persyaratan SNI standart pH pati
Pseudomonas, Staphylococcus aureus. pregelatinasi yaitu 4,5-7,0 (7).
Berdasarkan SNI syaratnya adalah 106 4. Susut Pengeringan
kolongi/gram, negatif/gram , 104 koloni Syarat susut pengeringan pati
(8), negatif/25gram (12), negatif/gram pregelatinasi adalah <20% (7).
(11), di lakukan di Laboratium Kesehatan 5. Distribusi Ukuran Partikel
Daerah DKI Jakarta. Ditimbang 50 g pati. Dilakukan
13. Suhu Gelatinasi dan Viskositas pengayakan secara bertingkat mulai dari
Suhu gelatinasi dan Viskositas di lakukan no. 34, 40, 50, 60, 80 selama 10 menit
di Laboratorium Uji Fakultas Teknologi dengan 60 rpm. Hasil pengayakan dari
Industri Pertanian Universitas Padjadjaran masing-masing mesh ditimbang.
dengan alat Ravid Visco Analyzer (RVA).
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 9, No. 2 (Desember 2020) 179
Barmi Hartesi, Lili Andriani, Lia Anggresani, Modifikasi pati kentang secara pregelatinasi dengan
Mahadma Bhima Whinata, Haflin perbandingan pati dan air (1: 1,25)

Persentase fines yang dikehendaki HASIL


adalah 10%-20% (14)
6. Perhitungan Diameter Panjang 1.Standarisasi pati kentang alami
𝛴𝑛. 𝑑 berdasarkan hasil pengujian dan
Diameter Panjang: dibandingkan pada syarat SNI / Handbook
𝛴𝑛
of Pharmaceutical Excipient. (Tabel 3)
7. Pengujian Laju Alir dan Sudut istirahat
(13) 2. Evaluasi Pati Alami dan Pati Pregelatinasi
berat serbuk (g) a. Rendemen
Laju alir =
waktu (detik) Pati kentang pregelatinasi yang
dibuat 88 gram/formula didapatkan
h rendemen setiap formula yaitu
sudut istirahat ( 𝐭𝐚𝐧 θ) =
r dengan nilai rata-rata 90,61%.
ket : h: tinggi tumpukan (cm) b. Organoleptis
r: jari-jari tumpukan (cm)
: sudut tumpukan (°) Starch RX, Pati alami dan semua
Formula, memiliki bentuk serbuk
Tabel 2. Sudut istirahat untuk menentukan sangat halus, warna putih, tidak
sifat alir serbuk berasa dan tidak berbau, sedangkan
Sudut Istirahat pada avicel berbentuk polimorf,
Jenis Aliran warna putih, tidak berbau dan tidak
(Derajat)
<20 Sangat Baik
berasa.
c. Mikroskopik
20-30 Baik pengujian mikroskopik pada
30-40 Cukup
perbesaran 100x didaptkan bahwa
>40 Sangat Buruk
pati alami, pati pregelatinasi memiliki
bulat telur, memiliki lamela dan hilus
8. Pengujian bobot jenis (13).
W (g) terletak di pinggir yang merupakan
Density nyata (ρn) = dari tanaman kentang, sedangkan
V (ml) pada starch RX terlihat perbedaan
yaitu hilusnya teletak di tengah dan
W (g) berbentuk topi baja ini menunjukkan
Desnity mampat (ρm) =
Vm (ml) berasal dari tanaman singkong
9. Faktor Hausner (6) kemudian avicel tidak terlihat lamela
ρ mampat
FH = dan hilusnya karena bukan
ρ nyata
merupakan dari tumbuhan pati-
10. Pengujian kompresibilitas (6) patian.
ρ mampat − ρ nyata d. Kelarutan
% Kompresibilitas = 𝑥 100% Kelarutan dari avicel, starch rx, pati alami
ρ mampat
dan pati pregelatinasi seluruh formula
yaitu praktis tidak larut yaitu dengan nilai
>10.000.
Analisis Instrument
Analisis instrument yang dilakukan adalah
sebagai berikut FTIR (Fourier Transform
Infra Red) yang dilakukan di Universitas
Negeri Padang, SEM (Scanning Electron
Microscopy) dan XRD (X-Ray Diffraction)
dilakukan di Laboratorium PPLG Bandung.

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 9, No. 2 (Desember 2020) 180


Barmi Hartesi, Lili Andriani, Lia Anggresani, Modifikasi pati kentang secara pregelatinasi dengan
Mahadma Bhima Whinata, Haflin perbandingan pati dan air (1: 1,25)

Tabel 3. Standarisasi Pati kentang Alami f. Susut Pengeringan


Standarisasi pati alami
No Syarat (SNI/
HOPE/F.I)
1 Rendemen 2,08% -
Organoleptis
Warna Putih putih
2 Bentuk serbuk serbuk
Bau tidak berbau tidak berbau
Rasa tidak berasa tidak berasa
Praktis tidak Praktis tidak
3 Kelarutan
larut larut
Susut
4 15,63% Gambar 2. Susut pengeringan pati alami
pengeringan <20 %
5 pH 6,87 5,0-8,0 kentang, pati pregelatinasi,
Kadar Pati 74,44% avicel dan starch RX
-
6 Amilosa 28,54 %
Amilopektin 71,46 % g. Uji pH
7 Swelling Power 15,1g/g -
8 Derajat Putih 93,66% <90 %
0,25%
9 Kadar abu
0,24% <0,5 %
Cemaran
Logam Berat
Pb 2 mg/kg 1 mg/kg
Cu 3,3 mg/kg 10 mg/kg
10 Zn 30,56 mg/kg 40 mg/kg
tidak
Hg
terdeteksi 0,05 mg/kg Gambar 3. pH pati alami kentang, pati
tidak
As
terdeteksi 0,5mg/kg
pregelatinasi, avicel dan starch
Cemaran RX
Mikroba
ALT 3,9x10 < 10 h. Swelling Power
E. colli negatif/gram negatif/gram
Angka Kapang
2,2x10 <10
11 Khamir
Salmonella sp negatif/gram negatif/gram
Pseudomonas
negatif/gram negatif/gram
aeruginosa
Staphylococcus
negatif/gram negatif/gram
aureus
Suhu
12 >63,24oC >64oC
Gelatinasi

e. Pengujian kadar pati, amilosa dan


amilopektin Gambar 4. Swelling power pati alami
Kadar pati yang didapatkan yaitu kentang, pati pregelatinasi,
74,44%, amilosa 28,54 % dan avicel dan starch RX
amilopektin 71,46 %.

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 9, No. 2 (Desember 2020) 181


Barmi Hartesi, Lili Andriani, Lia Anggresani, Modifikasi pati kentang secara pregelatinasi dengan
Mahadma Bhima Whinata, Haflin perbandingan pati dan air (1: 1,25)

i. Distribusi Ukuran Partikel l. Pengujian Sudut Istirahat

Gambar 7. Sudut istirahat pati pregelatinasi


Gambar 5. Distribusi ukuran partikel pati
alami kentang, pati m. Pengujian Faktor Hausner
pregelatinasi, avicel dan starch
RX

j. Diameter Panjang
Tabel 4. Diameter Panjang
Formula Diameter panjang (µm)
F1 246,53
F2 248,87
F3 250,78
F4 252,36
F5 247,60 Gambar 8. Faktor Hausner pati alami
F6 254,04 kentang, pati pregelatinasi,
avicel dan starch RX
F7 251,46
F8 244,49 n. Pengujian Kompresibilitas
F9 254,11
Pati Alami 175,82
Starch RX 160,42
Avicel 309,34

k. Pengujian Laju Alir

Gambar 9. Kompresibilitas pati alami


kentang, pati pregelatinasi,
avicel dan starch RX

Gambar 6. Laju alir pati pregelatinasi

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 9, No. 2 (Desember 2020) 182


Barmi Hartesi, Lili Andriani, Lia Anggresani, Modifikasi pati kentang secara pregelatinasi dengan
Mahadma Bhima Whinata, Haflin perbandingan pati dan air (1: 1,25)

3. Hasil Analisis Instrumental c. Hasil pengujian FTIR

a.. Hasil Pengujian XRD

F3

Gambar 10. Hasil pengujian XRD

b. Hasil pengujian morfologi permukaan F6


menggunakan SEM perbesaran 1000x

F9
Avicel Starch RX
Avicel

Pati Alami F3
Pati Alami

F6 F9
Gambar 11. Hasil SEM perbesaran 1000x
Starch RX

Gambar 12. Hasil FTIR

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 9, No. 2 (Desember 2020) 183


Barmi Hartesi, Lili Andriani, Lia Anggresani, Modifikasi pati kentang secara pregelatinasi dengan
Mahadma Bhima Whinata, Haflin perbandingan pati dan air (1: 1,25)

PEMBAHASAN semakin banyak campuran seperti serat,


Pada pengujian organoleptis pati alami, pasir/kotoran akan menurunkan kadar pati
pati pregelatinasi, starch RX dapat diamati persatuan beratnya (6)
bau, rasa, bentuk dan warna. Hasilnya Swelling Power dilakukan untuk melihat
sesuai dengan persyaratan yang ada pada seberapa besar daya mengembang pada
Handbook of pharmaceutical excipient pati, pada pengujian ini pati alami memiliki
dancertificate of analysis. Pengujian nilai swelling yang lebih tinggi.
mikroskopik menyatakan bahwa pati kentang Nilai derajat putih serbuk serbuk pati
yang dapat dilihat pada perbesaran 100x berdasarkan SNI yaitu >90%. Pada
berbentuk bulat telur serta hilus berupa titik pengujian derajat putih didapatkan bahwa
terletak diujung dan lamela terlihat jelas hasil pati kentang memiliki nilai derajat putih
dari pati alami dan pregelatinasi 93,66% ini menunjukkan bahwa telah
menunjukkan hasil yang sama (16). Pada memenuhi syarat. Pengujian kadar cemaran
starch RX merupakan berasal dari tanaman logam berat dilakukan agar mendapatkan
singkong yang dilihat dari mikroskopik bahan yang aman digunakan. Syarat
bahwa terdapat topi baja dengan hilus cemaran logam berat berdasarkan SNI
terletak di tengah. Pada pengujian kelarutan adalah Timbal (Pb) 1 mg/kg, Tembaga (Cu)
pati alami, pati pregelatinasi semua formula, 10 mg/kg, Seng (Zn) 40 mg/kg, Raksa (Hg)
avicel dan starch RX bahwa termasuk praktis 0,05 mg/kg, Arsen (As) 0,5 mg/kg.
tidak larut dengan nilai >10.000. Didapatkan bahwa hasil cemaran pada
Pengujian susut pengeringan bertujuan logam Pb melewati persyaratan yaitu 2
untuk menentukan jumlah semua jenis mg/kg kadar jumlah Pb yang tinggi akan
bahan yang mudah menguap dan hilang menyebabkan kerusakan jaringan. Pada bayi
pada kondisi tertentu (17). Pada pengujian dan anak-anak kelebihan Pb akan
susut pengeringan terlihat bahwa telah menyebabkan kerusakan otak,
memenuhi syarat yang telah tertera. Pada penghambatan pertumbuhan, kerusakan
pengujian pH dapat dilihat bahwa semuanya ginjal, gangguan pendengaran, mual, sakit
memenuhi syarat, pati kentang alami kepala sedangkan pada orang dewasa dapat
mendapatkan nilai 6,9 pH pada pati menyebabkan peningkatan tekanan darah,
pregelatinasi hampir sama dengan rata-rata gangguan pencernaan, kerusakan ginjal,
7,0 pH avicel 5,7 dan starch RX yaitu 7,0. syaraf dan gangguan reproduksi. Untuk
Kadar amilosa dan amilopektin pada kadar cemaran logam berat lainnya telah
umumnya pati mengandung 20–30% memenuhi syarat. Batas cemaran mikroba
amilosa, 70–80% amilopektin (18). Hasil yaitu ALT (angka lempeng total) <106, E.colli
pengujian pada pati kentang alami negatif/gram, angka kapang dan khamir
didapatkan bahwa amilosa yang terkandung <104, Salmonella sp negatif/gram,
adalah 28,54 % dan amilopektin 71,46 % ini Pseudomonas aeruginosa negatif/gram dan
menunjukkan termasuk dalam rentang nilai Staphylococcus aureus negatif/gram (19).
masing-masing pengujian. Pengujian kadar Hasil pengujian suhu gelatinasi pati
pati yang didapatkan pada pati kentang yaitu kentang yaitu 63,24oC hasil ini menunjukkan
sebesar 74,44 % Kadar pati ini bisa hasil yang tidak jauh berbeda dengan syarat
dipengaruhi oleh jenis tanaman, umur panen yaitu 64oC (20). Suhu gelatinasi merupakan
optimum dan kondisi cuaca pada saat suhu awalnya pati membentuk gel dan
panen. Kadar pati umbi yang dipanen pada terjadinya peningkatan viskositas serta
saat musim hujan akan lebih rendah karena kejernihan, dimana gelatinasi adalah proses
kadar air yang tinggi. Semakin cepat atau pecahnya ikatan antar molekul-molekul pati
semakin lama umur panen optimum akan dengan adanya air dan panas serta
juga mempengaruhi kadar pati, selain itu kemungkinan molekul pati untuk mengikat air
kadar pati juga dipengaruhi oleh tingkat (21)
kemurnian pati saat diproses, karena Pengujian distribusi ukuran partikel akan
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 9, No. 2 (Desember 2020) 184
Barmi Hartesi, Lili Andriani, Lia Anggresani, Modifikasi pati kentang secara pregelatinasi dengan
Mahadma Bhima Whinata, Haflin perbandingan pati dan air (1: 1,25)

menunjukkan pengaruhnya terhadap laju alir. semakin baik dengan peningkatan suhu dan
Distribusi ukuran partikel yang tidak seragam rpm. Nilai kompresibilitas terbaik pada
dalam setiap mesh mengakibatkan laju alir formula 9 yaitu 9,44% dengan suhu 55o C
pati buruk. Ukuran partikel dapat mem- dan 300 rpm.
pengaruhi kemampuan laju alir suatu serbuk. Pengujian analisis XRD digunakan ntuk
Semakin halus ukuran partikel maka laju alir mengidentifikasi fasa kristalin dalam
semakin berkurang karena gaya kohesivitas material. Berdasarkan pola difraksi yang
antar partikel semakin besar (22). terbentuk terlihat bahwa pati alami, pati
Pada pengujian diameter panjang pregelatinasi, starch rx memiliki pola difraksi
dilakukan untuk mengetahui ukuran partikel yang tidak begitu tajam yaitu pada rentang
suatu sampel karena tujuan modifikasi pati intensitas 200-400 ini menunjukkan bahwa
pregelatinasi ini adalah merubah secara fisik secara fisik berbentuk amorf.
dengan memperbesarkan ukuran partikel Pengujian FTIR digunakan untuk melihat
tanpa mengalami perubahan kimia, dimana perubahan secara kimia dan melihat gugus
hasil pengujian diameter panjang fungsi dari suatu senyawa pada bilangan
menunjukkan hasil ukuran partikel pati gelombang 600-4000. Pada pengujian FTIR
pregelatinasi yang lebih besar dibanding pati pati kentang alami dan pregelatinasi
alami kentang yaitu yang berukuran 175,82 terbentuk empat serapan pada masing-
µm sedangkan hasil pada pati pregelatinasi masing bilangan gelombang. Pada pengujian
ukuran partikel rata-rata setiap formula FTIR dimana sampel pati alami, pati
adalah 250,03 µm ini menunjukkan partikel pregelatinasi, avicel dan starch RX termasuk
pati pregelatinasi termasuk dalam rentang rentang pada gugus O-H yaitu pada
yang dipersyaratkan yaitu 149-420 µm (20). gelombang bilangan 3200-3400. Bilangan
Pengujian laju alir merupakan suatu gelombang C-H yaitu 2850-3000 dimana
aspek penting terutama dalam pembuatan semuanya juga memiliki gugus C-H sebagai
tablet kempa langsung. Dari hasil penyusunnya. Pada bilangan gelombang
pembuatan pregelatinasi pati kentang bahwa 2100-2360 merupakan penanda dari C-C
semakin tinggi suhu dan semakin besar rpm dimana merupakan dari penyusun senyawa
pengadukan akan mempengaruhi sifat alir tersebut dan C-O (24).
pati prgelatinasi, dari setiap formula rata-rata Pada pengujian Scaning electron
laju alirnya adalah 9,95 gram/detik dengan microscopy (SEM) dilakukan untuk
nilai laju alir terbesar yaitu F9 dengan laju mengetahui morfologi permukaan dengan
alir 12,41 gram/detik. perbersaran 1000x dapat terlihat bahwa
Pada pengujian sudut istirahat bahwa permukaan avicel memiliki pori yang sangat
semakin tinggi nilai sudut istirahat yang banyak dan tidak rata, morfologi permukaan
terbentuk, maka akan semakin jelek sifat starch RX memiliki pori diantar partikelnya.
alirnya. Pada serbuk yang mudah mengalir, Pada pegujian Scaning electron microscopy
sudut istirahat yang terbentuk semakin kecil pati pregelatinasi dan pati alami berbentuk
atau landai (23). Nilai faktor hausner yang bulat telur. Pada Permukaan pati alami
mendekati 1 maka sifat alir suatu serbuk kentang cenderung halus sendagkan pada
semakin baik. Faktor hausner adalah pati pregelatinasi terlihat ada perbedaan di
perbandingan antara bobot jenis mampat antara formula 3, formula 6 dan formula 9
dengan bobot jenis nyata. Nilai faktor dimana pada formula 3 terlihat sedikit berpori
hausner yang ideal yaitu 1-1,25 (20). dan tidak halus sedangkan pada formula 6
Pengujian kompresibilitas pati alami dan 9 lebih banyak dan pada formula 9 lebih
memiliki nilai 35,48%, sedangkan pada pati terlihat jelas bahwa morfologi permukaan
pregelatinasi didapatkan nilai rata-rata setiap nya tidak rata dan terlihat pori-pori pada
formula 13,12o. Nilai kompresibilitas F3 permukaan (19). Ini menunjukkan bahwa
15,24%, F6 10,59% dan kompresibilitas dengan peningkatan suhu dan rpm pada
terbaik yaitu pada F9 9,44% dapat dilihat setiap formula mempengaruhi dari morfologi
secara umum bahwa nilai kompresibilitas pati pregelatinasi yang membuat permukaan
Riset Informasi Kesehatan, Vol. 9, No. 2 (Desember 2020) 185
Barmi Hartesi, Lili Andriani, Lia Anggresani, Modifikasi pati kentang secara pregelatinasi dengan
Mahadma Bhima Whinata, Haflin perbandingan pati dan air (1: 1,25)

pati pregelatinasi pori-pori dipermukaannya 9. Yenrina, R. (2015). Metode Analisis


semakin banyak dan jelas. Bahan Pangan dan Komponen Bioaktif.
Padang: Andalas University Press.
KESIMPULAN 10. Abdul Rohman. 2014. Spektroskopi
Pati kentang alami yang didapatkan Inframerah Dan Kemotrika Untuk
memenuhi standar pharmaceutical grade, Analisis Farmasi. Yogyakarta : Pustaka
kecuali kadar Pb berlebih yaitu >1 mg/kg, Pelajar.
namun modifikasi pati kentang pregelatinasi 11. BSN. 2009 SNI 7388-2009
yang dihasilkan dapat memperbaiki 12. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi.
karakteristik terlihat pada F9 dimana Produksi Sayuran dan Buah-Buahan
semakin tinggi suhu dan semakin tinggi rpm Tahun 2017.
pengadukan, semakin baik pati yang 13. Anniesah Rahayu Sakinah, Insan Sunan
dihasilkan. Kurniawansyah. 2016. Isolasi
Karaktersisasi Sifat Fisikokimia dan
DAFTAR PUSTAKA Aplikasi Pati Jagung Dalam Bidang
1. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. Farmasetika. Farmaka Vol 16 Nomor 2.
Produksi Sayuran dan Buah-Buahan 14. Khairun Nisah. 2017. Stduy Pengaruh
Tahun 2017. Kandungan Amilosa dan Amilopektin
2. Odeniyi, M. A., & Ayorinde, J. (2014). Umbi-Umbian Terhadap Karakteristik
Effects of Modification and Incorporation Fisik Biodegradable dengan Plasticizer
Techniques on Disintegrant Properties Gliserol. Jurnal Biotik Vol 2.
of Wheat (Triticum Aestivum) Starch in 15. Higea, J. F., Octavia, M. D., Halim, A., &
Metronidazole Tablet Formulations. Indriyani, R. (2012). Pengaruh besar
Journal Industry Pharmachy, 44(3), ukuran partikel terhadap sifat – sifat
147–155. tablet metronidazol,4(2).
3. Hartesi, B. (2016). Modifikasi Pati 16. Didah Nur Faridah, Dedi Fardiaz, Nuri
Jagung Dengan Metode Pregelatinasi Andarwulan dan Titi Candra Sunarti.
Sebagai Bahan Pengisi Untuk Sediaan (2014) Karakteristik Sifat Fisikokimia
Tablet Kempa Langsung. (Tesis). Pati Garut (Maranta arundinanceae).
Bandung: Universitas Padjadjaran Agritech, Vol 34, No 1.
Bandung. 17. Letviany, Z., Santoso, B., Barat, P., &
4. Martunis. (2012). Pengaruh Suhu Dan Tethool, E. (2010). Sifat Fisikokimia dan
Lama Pengeringan Terhadap Kuantitas Fungsional Pati Buah Buah Aibon
Dan Kualitas Pati Kentang Varietas (Brugueira gymnorhiza L.). Jurnal Natur
Granola. Jurnal Teknologi Dan Industri Indonesia, 12(2), 156–162.
Pertanian, 4(3), 26–30. 18. BSN. 2009 SNI 7388-2009.
5. Erika, C. (2010). Produksi Pati 19. Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn,
Termodifikasi dari Beberapa Jenis Pati. M. E. (2009). Handbook Pharmaceutical
Jurnal Rekayasan Kimia Dan Excepients (6th ed.). by the
Lingkungan, 7(3), 130–137. Pharmaceutical Press.
6. Khairunnisa, R., Nisa, M., Riski, R., & 20. Kristinah Haryani, Hadiyanto,
Fatmawaty, A. (2016). Evaluasi Sifat Alir Mochamad Alpin dan Riang.2015.
Dari Pati Talas Safira ( Colocasia Modifikasi Pati Sorgum (Sorgum bicolor
esculenta var Antiquorum ) Sebagai L.,Moench) Dengan Metode Heat-
Eksipien Dalam Formulasi Tablet. Moisture Treatment Sebagai Bahan
Journal of Pharmaceutical and Baku Pembuatan Bihun.Prosiding
Medicinal Sciences, 1(1), 22–26. Sentrinov Vol 001 Semarang.
7. Depkes RI. (1979). Farmakope 21. Murtiningrum, Elvis F.Bosawe, P.
Indonesia (3rd ed.). Jakarta. Istalaksana dan Abadi Jading. 2012.
8. BSN. 1995. SNI 01-3729-1995 Karakteristik Umbi dan Pati Lima

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 9, No. 2 (Desember 2020) 186


Barmi Hartesi, Lili Andriani, Lia Anggresani, Modifikasi pati kentang secara pregelatinasi dengan
Mahadma Bhima Whinata, Haflin perbandingan pati dan air (1: 1,25)

Kultivar Ubi Kayu (Manihot utilisima) 23. Abdul Rohman. 2014. Spektroskopi
Jurnal Agrotek Vol 3. No 1. Inframerah Dan Kemotrika Untuk
22. Niken, A., & Dicky, H. (2013). Isolasi Analisis Farmasi. Yogyakarta : Pustaka
Amilosa Dan Amilopektin Dari Pati Pelajar.
Kentang. Jurnal Teknologi Kimia Dan
Industri, 2(3), 57–62.

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 9, No. 2 (Desember 2020) 187

Anda mungkin juga menyukai