LK 1 MODUL 2 Profesional
LK 1 MODUL 2 Profesional
2. EUFEMISME
a. Eufemisme berkaitan penggunaan bahasa
yang bernilai rasa baik, sopan, dan santun
b. Disfemisme berkaitan dengan penggunaan
bahasa yang bernilai rasa kasar dan tidak
santun
c. Perluasan Makna makna dapat dilihat
bahwa makna sekarang lebih luas daripada
makna terdahulu
d. Penyempitan makna terjadi ketika sebuah
kata yang pada awalnya mempunyai
makna yang luas kemudian maknanya
berubah menjadi lebih sempit (41)
e. Peninggian makna atau ameliorasi
berhubungan dengan nilai rasa yang lebih
baik atau sopan (42)
f. Penurunan makna atau peyorasi
berkebalikan dengan ameliorasi. Proses
perubahan makna ini dapat dilihat dari
makna kata atau yang mempunyai makna
lebih rendah, kasar, atau kurang sopan (43)
g. Pertukaran makna disebut sinestesia.
Perubahan makna ini disebabkan karena
pertukaran tanggapan indra, seperti
pendengaran, pengecapan, dan
penglihatan. (43)
h. Persamaan makna disebut juga dengan
asosiasi. Persamaan makna yang dimaksud
di sini adalah makna yang berupa
perumpamaan karena kesamaan sifat (44)
i. Metafora berkaitan dengan pemakaian kata
kiasan yang memiliki kemiripan makna
(44)
3. WACANA
a) Kridalaksana (1983: 179) menjelaskan
wacana (discourse) adalah satuan bahasa
terlengkap (modul 2:56)
b) Samsuri (dalam Sumarlam dkk, 2003: 8)
mendefinisikan wacana sebagai rekaman
kebahasaan yang utuh tentang peristiwa
komunikasi (modul 2: 56)
c) Kohesi merupakan aspek formal dalam
sebuah teks. Kohesi digunakan sebagai
penanda hubungan antarkalimat dalam
teks. (modul 2: 58)
d) Piranti kohesi leksikal terdiri dari dua
macam, yaitu reiterasi dan kolokasi.
(Modul 2: 58)
e) Repetisi atau pengulangan digunakan
untuk menghubungkan antara topik
kalimat yang satu dengan yang lainnya
(Modul 2: 59)
f) Kolokasi berkaitan dengan penggunaan
dua kata atau lebih secara bersamasama
untuk membentuk kesatuan makna.
(Modul 2: 61)
g) Kohesi gramatikal berhubungan dengan
berbagai pemarkah kohesi yang
melibatkan penggunaan unsur-unsur
kaidah bahasa. (Modul 2: 61)
h) Referensi dalam kajian ilmu bahasa
berkaitan dengan antara kata dan benda
yang mewakilinya. (Modul 2: 62)
i) Substitusi adalah penggantian suatu unsur
bahasa dengan unsur bahasa yang lain.
(Modul 2: 65)
j) Salah satu alat kohesi gramatikal yang
memiliki fungsi menghubungkan antara
gagasan yang satu dengan yang lainnya
adalah konjungsi.
k) Elipsis berhubungan dengan pelesapan
yang terdapat pada kalimat. Pelesapan
yang dilakukan adalah dengan tidak
menyebutkan salah satu bagian dari sebuah
kalimat. (Modul 2: 69)
4. PRAGMATIK
EUFIMISME
1. Penyempitan Makna
2. Perluasan makna
WACANA
1. Kohesi
2. Koherensi
3. kolokasi
PRAGMATIK
1. Fasold (dalam Gunawan, 1994: 83) yang
beraliran kontinental menjelaskan bahwa
kajian pragmatik tidak hanya mengkaji
struktur kalimat dan tata bahasa (tradisi
Anglo-Amerika), tetapi lebih luas yang
meliputi analisis wacana, etnografi
komunikasi, beberapa aspek
psikolinguistik dan bahkan telaah
tentang sapaan. Dengan demikian,
pragmatik digunakan untuk mengkaji
maksud ujaran atau daya (force). (M2 :
82)
2. Maksim Pelaksanaan/ Cara (The Maxim
of Manner) (M2 : 87)
3. Strategi kesantunan (M2 : 90)
4. paradoks pragmatik (pragmatic paradox). (M2
: 92)
3 Daftar materi yang sering HUBUNGAN BENTUK DAN MAKNA
mengalami miskonsepsi 1. Makna leksikal
2. Makna denotatif
EUFEMISME
1. Persamaan makna
WACANA
1. Membedakan kohesi leksikal dan
koherensi gramatikal.
2. Referensi dan substritusi.
PRAGMATIK
1. Maksim Kuantitas (The Maxim of
Quantity) (M2 : 83)
2. Maksim Pelaksanaan/ Cara (The Maxim
of Manner) (M2 : 87)
3. skala keotoritasan (authority scale) (M2 :
99)
4. skala jarak sosial (social distance scale)
(M2 : 99)