Anda di halaman 1dari 6

Septian Aji Setia Permana_SMP Plus Al Maruf

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul Semantik dan Wacana
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Hubungan Bentuk dan Makna
2. Eufimisme
3. Wacana
4. Pragmatik
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KB 1 Hubungan Bentuk dan Makna
dan definisi) di modul ini
1. Ilmu semantik adalah salah satu cabang
ilmu bahasa yang mempelajari tentang
makna yang terkandung dalam bahasa.
2. Makna leksikal adalah makna
sesungguhnya mengenai gambaran yang
nyata tentang konsep yang
dilambangkan.
3. Makna nonreferensial adalah makna
yang tidak memiliki acuan.
4. Makna denotatif adalah makna yang
sesungguhnya, makna dasar yang
merujuk pada makna yang lugas atau
dasar dan sesuai dengan kesepakatan
masyarakat pemakai bahasa (Suwandi,
2008: 80).
5. Makna figuratif adalah makna yang
menyimpang dari referennya.
6. Makna satuan kebahasaan yang baru
dapat diidentifikasikan dengan bantuan
konteks disebut makna sekunder.
7. Sinonim adalah bentuk bahasa yang
memiliki makna kurang lebih sama atau
mirip, atau sama dengan bentuk lain.
8. Antonim mutlak adalah pertentangan
bentuk bahasa yang bersifat mutlak.
9. Homonimi adalah hubungan antara kata
yang ditulis dan atau dilafalkan dengan
cara yang sama dengan kata yang lain,
tetapi maknanya tidak saling
berhubungan (Kridalaksana, 1984: 68).
10.Polisemi adalah satuan bahasa yang
memiliki lebih dari satu.
11.Redudansi adalah pemakaian unsur
segmental yang berlebihan.

KB 2 Eufimisme

12.Bahasa tidak statis, tetapi dinamis yaitu


Bahasa akan sedikit banyak akan terus
mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan zaman kehidupan
penuturnya.
13.Semua bahasa bersifat kompleks
sehingga mampu mengungkapkan suatu
Septian Aji Setia Permana_SMP Plus Al Maruf

maksud.
14.Hubungan antara bunyi dan makna
dalam bahasa bersifat arbitrer.
15.Bahasa sebagai bunyi-bunyi yang
arbitrer dan konvesinal memiliki peran
yang begitu kompleks.
16.faktor penyebab perubahan makna
disebabkan karena perkembangan
bahasa.
17.Perubahan makna karena faktor
kesejarahan berhubungan dengan
perkembangan kata.
18.Peninggian makna atau ameliorasi
berhubungan dengan nilai rasa yang
lebih baik atau sopan.
19.Penurunan makna atau peyorasi yaitu
makna lebih rendah atau kurang sopan.
20.Pertukaran makna disebut sinestesia
perubahan makna ini disebabkan karena
pertukaran tanggapan alat indra.
21.Persamaan makna disebut juga dengan
asosiasi.
22.Metafora berkaitan dengan pemakaian
kata kiasan yang memiliki kemiripan
makna.
23.Eufimisme bermakna berbicara dengan
menggunakan perkataan yang halus dan
sopan sehingga memberikan kesan yang
baik.
24.Kosakata tabu adalah kosakata yang
tidak boleh diucapkan karena memiliki
kekuatan supranatural yang dapat
menyebabkan bahaya.
25.Disfemisme adalah tuturan yang kasar
dan juga menyakitkan mitra tutur.

KB 3 Wacana

26.Kohesi adalah keterikatan antarunsur


dalam struktur sintaksis atau unsur
wacana yang ditandai antara lain dengan
konjungsi.
27.Kohesi leksikal adalah hubungan
antarunsur dalam wacana secara
semantis.
a. Repetisi{pengulangan}, digunakan
untuk menghubungkan antara topik
kalimat yang satu dengan yang
lainnya.
1) Pengulangan penuh adalah
pengulangan satu bentuk secara
utuh. Bentuk yang diulang tidak
mengalami perubahan apapun.
Septian Aji Setia Permana_SMP Plus Al Maruf

2) Pengulangan dalam bentuk lain


adalah pengulangan dalam bentuk
yang berbeda. Akan tetapi, bentuk
pengulangan tersebut memiliki
bentuk dasar yang sama.
3) Pengulangan dengan penggantian
disebut juga substitusi.
4) Pengulangan dengan Hiponim
adalah hubungan antara makna
spesifik dengan makna generik.
b. Kolokasi didefinisikan sebagai
gabungan dari beberapa kata yang
terjadi secara otomatis dan teratur
dalam suatu bahasa.
28.Kohesi Gramatikal adalah hubungan
antarunsur yang dimarkahi alat
gramatikal atau alat bahasa yang
digunakan dalam kaitannya dalam tata
bahasa.
a. Referensi dalam kajian ilmu bahasa
berkaitan dengan antara kata dan
benda yang mewakilinya.
1) Referensi eksofora merupakan
perujukan atau pengacuan di luar
teks dan bersifat situasional.
2) Referensi endofora merupakan
pengacuan kata-kata yang berada
di dalam teks.
a) Referensi anafora adalah
referensi yang merujuk pada
sesuatu yang telah disebutkan
sebelumnya;
b) Sedangkan referensi katafora
merujuk pada kalimat
setelahnya.
(1) Referensi pronomina
persona berkaitan dengan
peran yang sedang
dilakukan oleh pembicara
dan pendengar atau tokoh
dalam wacana.
(2) Referensi pronomina
demonstratif digunakan
untuk menunjuk orang ,
benda, tempat, atau waktu
dirujuk secara khusus.
(3) Referensi pronomina
komparatif adalah
keterkaitan semantis antara
satu unsur dengan unsur
yang lain dengan tujuan
membandingkan dua hal.
b. Substitusi adalah penggantian suatu
unsur bahasa dengan unsur bahasa
Septian Aji Setia Permana_SMP Plus Al Maruf

yang lain.
1) Substitusi nomina adalah
penggantian yang digunakan
untuk menggantikan nomina atau
kelompok nomina dengan kata
atau kelompok kata lain.
2) Subsitusi verba adalah
penggantian kata atau kelompok
kata berkategori verba dengan
kata atau frasa lain.
3) Substitusi klausa adalah
penyulihan yang menggantikan
klausa.
c. Konjungsi merupakan salah satu alat
kohesi gramatikal yang memiliki
fungsi menghubungkan antara
gagasan yang satu dengan yang
lainnya.
1) Konjungsi aditif adalah konjungsi
yang memiliki fungsi memberikan
keterangan tambahan.
2) Konjungsi Adversatif digunakan
untuk menghubungkan dua
gagasan yang menyatakan
kontras.
3) Konjungsi klausal dapat
digunakan untuk menghubungkan
dua gagasan yang memiliki
hubungan sebab dan akibat.
4) Konjungsi temporal dapat
digunakan untuk menyatakan
hubungan kronologis.
d. Elipsis berhubungan dengan
pelesapan yang terdapat pada
kalimat. Pelesapan yang dilakukan
adalah dengan tidak menyebutkan
salah satu bagian dari sebuah
kalimat.
1) Elipsis nomina adalah
penghilangan unsur kalimat yang
berkategori nomina.
2) Elipsis verbal adalah penghilangan
unsur kalimat yang berkategori
verbal.
3) Elipsis klausal adalah pelesapan
unsur klausa dalam suatu
kalimat.
29.Koherensi adalah adalah hubungan logis
antara bagian karangan atau antara
kalimat dalam satu paragraf atau dalam
sebuah wacana.

KB 4 Pragmatik
Septian Aji Setia Permana_SMP Plus Al Maruf

30.Kemampuan reseptif tertuang dalam


kegiatan menyimak dan membaca,
sedangkan kemampuan produktif
diwujudkan dalam kegiatan berbicara
dan menulis.
31.Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa
yang mempelajari struktur bahasa secara
eksternal, yaitu bagaimana satuan
bahasa itu digunakan dalam komunikasi.
32.Prinsip kerja sama dalam pragmatik
adalah pemikiran untuk terlibat aktif
dalah proses tindak tutur antara penutur
dan mitra tutur.
a. Maksim kuantitas {quantity maxim}
yaitu berikan informasi secukupnya
dan jangan memberikan informasi
melebihi yang diperlukan.
b. Maksim kualitas {quality
maxim}mengatur penutur untuk tidak
mengatakan sesuatu yang
menurutnya salah atau keliru.
c. Maksim relevansi {relevance maxim}
yaitu memberikan informasi yang
relevan dan mudah dimengerti.
d. Maksim cara{manner maxim} yaitu
menghindari pernyataanpernyataan
yang samar, menghindari ketaksaan,
dan mengusahakan agar pernyataan
yang disampaikan ringkas, teratur,
tidak berpanjang lebar dan
berteletele.
33.Prinsip kesantunan menurut Nababan
(1987: 33) dipandang sebagai pelengkap
bagi prinsip kerja sama. Prinsip ini dapat
menambahkan dan menjelaskan hal-hal
yang sulit diterangkan dengan prinsip
kerja sama.
a. Maksim kearifan {tact maxim} adalah
agar penutur meminimalkan kerugian
pada atau memberikan keuntungan
kepada orang lain sebesar mungkin.
b. Maksim Kedermawanan {generocity
maxim} digunakan untuk
menghormati mitra tutur.
c. Maksim Pujian {approbation maxim}
yaitu seseorang dianggap santun
dalam berbahasa adalah ketika ia
memberikan pujian kepada mitra
tuturnya ketika berkomunikasi.
d. Maksim Kerendahan hati {modestty
maxim} mengatur peserta tutur untuk
bersikap rendah hati, yaitu
mengurangi pujian terhadap diri
sendiri.
Septian Aji Setia Permana_SMP Plus Al Maruf

e. Maksim Kesepakatan {agreement


maxim} adalah setiap peserta tutur
berusaha agar terjadi kesepakatan
antara diri sendiri dan orang lain
sebanyak mungkin dalam
komunikasi.
f. Maksim Simpati {symphaty maxim}
adalah mengurangi antipati antara
diri sendiri dan orang lain dan
meningkatkan rasa simpati antara
diri sendiri dan orang lain.
34.Skala Prinsip Kesantunan Leech (1983)
a. skala kerugian dan keuntungan (cost-
benefit-scale) merujuk pada besar
kecilnya kerugian dan keuntungan
yang diakibatkan oleh sebuah tindak
tutur pada sebuah pertuturan.
b. skala pilihan (optionality scale)
merujuk pada banyak atau sedikitnya
pilihan yang diberikan oleh penutur
kepada mitra tutur di dalam sebuah
peristiwa tutur.
c. skala ketidaklangsungan (indirectness
scale) merujuk pada langsung atau
tidak langsungnya maksud sebuah
tuturan.
d. skala keotoritasan (authority scale)
merunjuk pada hubungan status
sosial antara penutur dan mitra tutur
yang terlibat dalam pertuturan.
e. skala jarak sosial (social distance
scale) merujuk pada peringkat
hubungan sosial antara penutur dan
mitra tutur yang terlibat dalam
sebuah pertuturan
2 Daftar materi yang sulit 1. Hubungan antara bentuk dan makna
dipahami di modul ini 2. Bahasa Tabu
3. Kohesi
4. Konsep pragmatik
3 Daftar materi yang sering 1. Perbedaan makna dan kegandaan makna
mengalami miskonsepsi 2. Kohesi leksikal kohesi gramatikal
3. Prinsip kesantunan

Anda mungkin juga menyukai