Anda di halaman 1dari 1

MUNIR SAID THALIB

Munir Said Thalib, S.H. adalah seorang aktivis hak asasi manusia
Indonesia. Ia merupakan salah satu pendiri lembaga swadaya
masyarakat Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
dan Imparsial.
Munir meninggal dunia 7 September 2004 karena diracun saat
melakukan perjalanan dari Jakarta ke Amsterdam, Belanda.
Saat meninggal, usia Munir 39 tahun. Ia hendak mengenyam pendidikan
di Universitas Utrecht, Belanda. Munir menuju Belanda dengan pesawat
Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-974. Pesawat yang
ditumpangi Munir sempat transit di Singapura.

Setelah transit dan kembali melanjutkan perjalanan ke Belanda, Munir


merasa sakit perut dan kerap bolak balik ke toilet. Bahkan pindah tempat
duduk agar dekat dengan toilet dan dapat diperiksa dokter dengan baik.

Dua jam sebelum tiba di Bandara Schipol, Amsterdam, Munir meninggal


dunia. Ia mengembuskan napas terakhirnya pada 7 September 2004
sekitar pukul 08.10 waktu setempat. Mengutip tempo, dua bulan setelah
kematian Munir, kepolisian Belanda mengungkap ia tewas akibat racun

Pembunuhan Munir dengan racun diketahui setelah hasil otopsi


menunjukkan kandungan senyawa arsenik dalam tubuhnya. Senyawa
itu diketahui terdapat di dalam air seni, darah, dan jantung yang
jumlahnya melebihi kandungan normal.

Munir dikenal begitu giat menegakkan HAM. Ia pernah menjadi


penasihat hukum keluarga korban tragedi Tanjung Priok pada 1984.
Munir juga pernah memerjuangkan kasus meninggalnya aktivis buruh,
Marsinah.

Anda mungkin juga menyukai