Anda di halaman 1dari 12

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI JASA LAUNDRY MENGGUNAKAN

METODE WATERFALL UNTUK EFEKTIFITAS OPERASIONAL

Khairunnisa A Asmara1, Farhana Puti Andayu2, Agiel Frastio3


Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Raden Fatah Palembang
Email : khairunnisaa.asmara@gmail.com farhanaputi17@gmail.com
agielfrastio553@gmail.com

Abstrak: Industri laundry berkembang dengan cepat sebagai akibat dari gaya hidup modern
dan aktivitas masyarakat yang padat. Akibatnya, kebutuhan akan sistem laundry yang efektif
muncul. Artikel ini membahas masalah Simply Fresh Laundry di Kota Palembang, di mana
proses pembersihan masih dilakukan secara manual, yang menyebabkan waktu yang
terbuang, biaya, dan tenaga yang tidak efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman pemilik usaha dan profesional TI tentang seberapa penting sistem
informasi bagi industri jasa laundry untuk meningkatkan efisiensi operasional. Analisis
kebutuhan, desain, implementasi, integrasi dan pengujian, serta operasional dan perawatan
adalah semua langkah-langkah yang termasuk dalam metode Waterfall untuk pengembangan
sistem informasi. Dalam kasus studi ini, aplikasi web yang menggunakan PHP dan MySQL
dirancang. Ada sejumlah masalah yang ditemukan, seperti kesulitan untuk membuat laporan
transaksi dan kesalahan dalam pencatatam. Solusi dirancang melalui serangkaian use case
sampai implementasi sistem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem informasi
sangat penting untuk meningkatkan efisiensi operasi laundry. Untuk pengembangan lebih
lanjut, saran termasuk pelatihan pengguna, pemantauan dan evaluasi terus menerus, integrasi
pembayaran elektronik, keamanan data yang tinggi, dan pengumpulan umpan balik pengguna
secara teratur.

Kata Kunci: Perancangan, Sistem Informasi, Laundry, Waterfall


I. PENDAHULUAN
Pertumbuhan industri laundry semakin pesat seiring dengan perkembangan gaya
hidup modern dan padatnya aktivitas masyarakat. Banyak orang yang tidak memiliki
waktu atau kemampuan untuk mencuci pakaian mereka sendiri. Oleh karena itu, jasa
laundry menjadi semakin populer sebagai solusi untuk kebutuhan cuci pakaian. Namun,
beberapa kendala seperti waktu pengambilan dan pengantaran, ketepatan waktu, serta
sistem administrasi yang kurang efisien, seringkali menjadi permasalahan yang dihadapi
oleh penyedia jasa laundry. Banyak laundry tradisional menggunakan metode manual
untuk menjalankan berbagai tugas, seperti mengawasi status pencucian dan mencatat
pesanan. Meskipun memberikan pelayanan yang memadai, metode ini seringkali rentan
terhadap kesalahan manusia dan dapat menurunkan keefektifan. Oleh karena itu,
dibutuhkan sistem informasi yang canggih dan terstruktur untuk industri laundry.
Salah satu bisnis pencucian pakaian di Kota Palembang adalah Simply Fresh
Laundry. Proses pembayaran di Simply Fresh Laundry masih manual. Setiap ada
pelanggan yang datang untuk mencuci pakaian, pegawai Simply Fresh Laundry
menghitung berat pakaian tersebut dan besar biaya yang harus dibayarkan oleh
pelanggan kemudian mencatatnya pada sebuah buku serta membuat nota pembayaran
yang diberikan kepelanggan. Metode ini tidak efisien dan efektif. Untuk mencatat semua
transaksi di Simply Fresh Laundry, karyawan membutuhkan banyak waktu, biaya, dan
tenaga.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pemilik usaha laundry dan
profesional TI tentang pentingnya dan manfaat perancangan sistem informasi dalam
meningkatkan efektivitas operasional industri jasa laundry. Dengan membahas konsep
perancangan sistem informasi, artikel ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis
dan solusi implementasi untuk mereka.

II. TINJAUAN LITERATUR

A. Perancangan
Perancangan adalah suatu proses sistematis untuk menciptakan atau
mengembangkan suatu produk, sistem, atau proses dengan mempertimbangkan
berbagai faktor dan tujuan tertentu. Perancangan melibatkan langkah-langkah yang
terstruktur untuk merinci bagaimana suatu konsep atau gagasan akan diwujudkan
dalam bentuk yang nyata atau dapat diimplementasikan.

B. Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang


mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan [1]. Sistem informasi
adalah kombinasi teknologi informasi dan tindakan individu yang menggunakannya
untuk mendukung operasi dan manajemen. Istilah "sistem informasi" dalam arti yang
sangat luas merujuk pada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan
teknologi. Dalam arti ini, istilah ini juga digunakan untuk merujuk pada organisasi
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan bagaimana orang menggunakan
teknologi ini untuk mendukung proses bisnis [2]. Ada beberapa hal yang
membedakan sistem informasi dari komputer, sistem teknologi informasi (TIK), dan
proses bisnis. Sebagian besar karena tujuan penggunaan teknologi informasi, sistem
informasi dianggap sebagai komponen TIK. Kinerja proses dibantu oleh sistem
informasi [3].

C. Jasa

Jasa merujuk pada suatu tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak
(penyedia jasa) kepada pihak lain (konsumen) dengan tidak menghasilkan
kepemilikan fisik. Jasa bisa layanan profesional, perawatan, reparasi, atau kegiatan
lainnya yang memberikan manfaat kepada penerima jasa [4]. Dalam penelitian ini,
jasa yang dikaji adalah layanan laundry atau pencucian pakaian.
D. Laundry
Laundry merujuk pada proses mencuci dan merawat pakaian atau tekstil
lainnya. Dalam konteks bisnis, laundry juga dapat merujuk pada usaha yang
menyediakan jasa pencucian dan penyetrikaan pakaian. Secara umum, laundry
bertujuan untuk membersihkan, menghilangkan noda, dan merawat pakaian agar
tetap terlihat rapi dan nyaman digunakan [5].

E. PHP

PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman skrip yang banyak


digunakan dalam pengembangan aplikasi web [6]. PHP digunakan untuk membuat
halaman web yang dinamis, di mana konten halaman dapat berubah berdasarkan input
pengguna atau data yang diterima dari server. Dengan PHP, para pengembang dapat
membangun fitur interaktif, melakukan pemrosesan data, dan menghubungkan
halaman web dengan database [7].

F. MySQL

MySQL adalah sistem manajemen basis data (database management


system/DBMS) yang berbasis relasional. MySQL digunakan untuk menyimpan dan
mengelola data dalam bentuk tabel, di mana relasi antara tabel-tabel tersebut dapat
dijaga. MySQL juga mendukung bahasa SQL (Structured Query Language) yang
digunakan untuk mengakses, memanipulasi, dan mengelola data dalam database [8].

G. Metode Waterfall

Dalam pengembangan sistem penulis menggunakan metode Waterfall. Metode


Waterfall merupakan salah satu metode pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara
berurutan atau secara linear [8]. Model ini adalah model yang muncul pertama kali
yaitu sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model
yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering [9].
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Metode Waterfall karena pada setiap tahapannnya
dikerjakan secara berurutan menurun, sebagai berikut:

Gambar 3.1 Tahapan Waterfall

a. Requirement (Analisis Kebutuhan)


Tahap ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi lengkap tentang kebutuhan
software, seperti kegunaan yang diinginkan oleh pengguna dan batasan software.
Data biasanya dikumpulkan melalui survei, wawancara, atau diskusi.
Selanjutnya, data ini dianalisis untuk mendapatkan informasi menyeluruh
tentang kebutuhan pengguna untuk software yang akan dikembangkan.
b. Design
Sebelum coding dimulai, desain dilakukan untuk memberikan gambaran lengkap
tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana sistem yang diinginkan akan
terlihat. Untuk membantu menentukan kebutuhan sistem dan hardware.
c. Implementation
Pada tahap ini, proses penulisan kode dimulai, di mana pembuatan software akan
dipecah menjadi modul-modul kecil yang kemudian akan digabungkan. Pada
tahap ini juga dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah
modul yang sudah dibuat memenuhi fungsi yang diinginkan atau tidak.
d. Integration & Testing
Pada tahap ini, modul-modul yang telah dibuat sebelumnya akan digabungkan.
Selanjutnya, software akan diuji untuk memastikan apakah sudah sesuai dengan
desain yang diinginkan dan apakah masih ada kesalahan.
e. Operation & Maintance
Tahap terakhir dari metode pengembangan waterfall adalah operasional dan
perawatan. Di sini, pengguna akan menjalankan atau mengoperasikan software
yang sudah jadi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Analisis Permasalahan
Sebelum melanjutkan ke tahapan perancangan, penulis menganalisis sistem
yang saat ini beroperasi. Penulis fokus pada sistem transaksi Simply Fresh Laundry
karena proses transaksi masih dilakukan secara manual. Proses transaksi dilakukan
dengan menulis pada nota penjualan, yang kemudian diberikan kepada pelanggan.
Selain itu, masih ada buku yang digunakan untuk mencatat laporan transaksi.
Beberapa masalah atau hambatan terus muncul sehubungan dengan proses ini,
seperti:
1. Waktu, biaya, dan tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan proses pengolhan
transaksi laundry menjadi tidak efektif dan efisien.
2. Membuat laporan transaksi sulit.
3. Membutuhkan tempat penyimpanan fisik, yang mengakibatkan pengadaan
tempat penyimpanan yang mahal.
4. Kesalahan dalam mecatat data keluar dan masuk.
B. Analisis Kebutuhan Sistem
Menurut hasil analisis sistem berjalan yang telah dilakukan, salah satu cara
untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan merancang dan membangun sebuah
sistem informasi aplikasi. Aplikasi ini akan membantu Simply Fresh Laundry
mengolah data transaksi dan membantu pelanggan mendapatkan informasi melalui
komputer atau laptop mereka secara cepat dan akurat.
C. Perancanganan Sistem
Tools yang digunakan dalam membuat rancangan system adalag Diagram
UML (Unified Modeling Language).
1. Use Case Diagram
Interaksi yang dapat dilakukan oleh pengguna dengan sistem digambarkan
dalam Use Case Diagram. Sistem informasi hanya dapat diakses admin.

Gambar 4.1 Use Case Diagram


Dalam konteks perancangan aplikasi jasa laundry menggunakan metode
Waterfall untuk efektifitas operasional, berikut adalah deskripsi dari serangkaian
use case yang mencakup langkah-langkah pengguna dalam aplikasi:
a. Login: User memulai interaksi dengan aplikasi dengan melakukan login. User
akan memasukkan username dan password untuk mengakses fitur-fitur dalam
aplikasi.
b. Melihat Dashboard: Setelah berhasil login, User dapat melihat dashboard
yang merupakan pesan selamat datang dan penjelasan singkat mengenai
aplikasi tersebut.
c. Mengelola Data User: User dapat mengelolah datanya. Pada fitur ini user bisa
menambahkan data user lainnya, mengubah data user yang sudah ada dan
menghapus data yang sudah terinput.
d. Mengelolah Data Masuk: Pada fitur ini, user dapat menginput data laundry
yang masuk. User juga dapat mengubah dan menghapus data yang sudah
diinput.
e. Mengelolah Data Keluar: User dapat menambahkan data yang akan keluar
dan menghapus data yang sudah diinput. User juga bisa mencetak data
tersebut untuk menghasilkan laporan.
f. Melakukan Logout: Setelah selesai menggunakan aplikasi, user melakukan
logout untuk keluar dari aplikasi. Tindakan logout ini penting untuk menjaga
keamanan akun dan data pribadi pengguna.
Dengan rangkaian use case ini, pengguna dapat mengakses dan memanfaatkan
aplikasi dengan baik, memungkinkan mereka untuk efektifitas operasinal jasa
Simply Fresh Laundry.
2. Activity Diagram
Activity Diagram, juga dikenal sebagai diagram aktivitas, adalah diagram
yang menunjukkan aktivitas sebuah sistem dan bagaimana sistem melekukan
aktivitas tersebut untuk melakukan fungsi tertentu.

Gambar 4.2 Activity Diagram Admin


D. Implementasi Sistem

Gambar 4.3 Halaman Login Gambar 4.6 Halaman Laundry


Masuk

Gambar 4.4 Halaman Dashboard

Gambar 4.7 Halaman Laundry


Keluar

Gambar 4.5 Halaman User

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian ini, maka penulis mengambil kesimpulan mengenai
perancangan sistem informasi jasa laundry pada Simply Fresh Laundry, yaitu:
1. Artikel ini membahas kasus Simply Fresh Laundry di Kota Palembang dan
menunjukkan betapa pentingnya membangun sistem informasi dalam industri
laundry.
2. Proses transaksi manual yang saat ini digunakan oleh Simply Fresh Laundry
memiliki beberapa masalah. Ini termasuk menghabiskan lebih banyak waktu,
uang, dan tenaga, membuat laporan yang sulit, dan kemungkinan kesalahan data
dalam catatan.
3. Dalam pengembangan sistem informasi, penelitian ini memilih metode waterfall.
Metode ini digambarkan sebagai metode pengerjaan berurutan atau linear yang
mencakup tahap analisis kebutuhan, desain, implementasi, integrasi, dan
pengujian, serta operasional dan perawatan.
4. Penelitian ini membuat aplikasi web dengan menggunakan bahasa pemrograman
PHP dan sistem manajemen basis data MySQL dalam implementasi sistem.
B. Saran
Saran yang diberikan penulis mengenai kegiatan penelitian yang telah
dilaksanakan dan sistem informasi yang telah dibangun adalah sebagai berikut:
1. Pemilik usaha dan karyawan laundry harus dilatih untuk menggunakan sistem
informasi baru.
2. Setelah implementasi, pemantauan dan evaluasi terus-menerus diperlukan untuk
memastikan bahwa sistem informasi memberikan manfaat yang diinginkan dan
memperbaiki kekurangan.
3. Pertimbangkan untuk memasukkan sistem pembayaran elektronik ke dalam
aplikasi, yang akan memudahkan pelanggan untuk membayar secara online.
4. Pastikan sistem memiliki tingkat keamanan yang tinggi untuk melindungi data
pelanggan dan bisnis karena data transaksi sensitif.
5. Dapatkan umpan balik dari pemilik usaha dan pengguna akhir secara teratur agar
dapat terus meningkatkan sistem untuk memenuhi kebutuhan dan harapan
mereka.
DAFTAR PUSTAKA

[1] I. Rasyid Munthe, “Perancangan Sistem Informasi Pengarsipan Data Penduduk Pada
Kantor Camat Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu Dengan Metode System
Develovment Life Cycle (Sdlc) Oleh,” 2017.

[2] R. Novita And R. Fachrozi, “Sistem Informasi Presensi Karyawan,” Jurnal Ilmiah
Rekayasa Dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 5, No. 2, 2019.

[3] F. Eko Nugroho, “Perancangan Sistem Informasi Penjualan Online Studi Kasus
Tokoku,” Jurnal Simetris, Vol. 7, No. 2, 2016.

[4] I. Fathurrochman, E. Endang, D. Bastian, M. Ameliya, And A. Suryani, “Strategi


Pemasaran Jasa Pendidikan Dalam Meningkatkan Nilai Jual Madrasah Aliyah Riyadus
Sholihin Musirawas,” Jurnal Isema : Islamic Educational Management, Vol. 6, No. 1,
Pp. 1–12, Jun. 2021, Doi: 10.15575/Isema.V6i1.9471.

[5] S. Sugiharto, A. J. Wahidin, A. R. Muhammad, H. N. Asegaff, H. Wahyono, And A.


Irfan, “Perancangan Sistem Manajemen Laundry Berbasis Web Untuk Laundry Dian
Dengan Penggunaan Php Dan Mysql,” Journal Of Engineering And Technology
Innovation ( Jeti ) Juni, Vol. 2, No. 2, 2023.

[6] K. Wibowo Amik Bina Sarana Informatika Jl Rs Fatmawati No, P. Labu, And J.
Selatan, “Analisa Konsep Object Oriented Programming Pada Bahasa Pemrograman
Php,” 2015.

[7] R. Sovia And J. Febio, “Membangun Aplikasi E-Library Menggunakan Html, Php
Script, Dan Mysql Database,” Jurnal Processor, Vol. 6, No. 2, 2011.

[8] S. Sotar, A. Arman, And H. Syahputra, “Game Edukasi Tajwid Berbasis Android Pada
Mata Kuliah Pendidikan Agama Di Stmik Indonesia Padang,” Rang Teknik Journal,
Vol. 5, No. 2, Pp. 301–307, Jun. 2022, Doi: 10.31869/Rtj.V5i2.3308.
[9] Z. Amrina, S. G. Sari, J. Alfino, And M. Mahdiansyah, “Pengembangan Media
Pembelajaran Matematika Berbasis Augmented Reality Untuk Meningkatkan
Kompetensi Mahasiswa,” Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 7,
No. 1, Pp. 380–391, Jan. 2023, Doi: 10.31004/Cendekia.V7i1.1932.

Anda mungkin juga menyukai