PROGRAM KERJA PENYELENGGARAAN PENGENDALIAN
RESISTENSI ANTIMIKROBA
RUMAH SAKIT UMUM ALMANSYUR MEDIKA BANJARBARU
TAHUN 2023
RUMAH SAKIT UMUM ALMANSYUR MEDIKA BANJARBARU
KALIMANTAN SELATAN
2023|. PENDAHULUAN
Resistensi_ mikroba terhadap antimikroba_(disingkat _resistensi
antimikroba, antimicrobial resistence, AMR) telah menjadi masalah kesehatan
yang mendunia, dengan berbagai dampak merugikan dapat menurunkan
mutu pelayanan kesehatan. Muncul dan berkembangnya resistensi anti
mikroba terjadi karena tekanan seleksi (selection pressure) yang sangat
berhubungan dengan penggunaan, sedangkan proses penyebaran dapat
dihambat dengan cara mengendalikan infeksi secara optimal.
Resistensi anti mikroba yang dimaksud adalah resistensi terhadap anti
mikroba yang efektif untuk terapi infeksi yang disebabkan oleh bakter, jamur,
virus, dan parasit. Bakteri adalah penyebab infeksi terbanyak, maka
penggunaan antibakteri yang dimaksud adalah penggunaan antibiotik.
Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai
permasalahan global bagi Kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap
antibiotik. Selain berdampak pada morbiditas dan mortalitas, juga memberi
dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang sangat tinggi. Pada
awalnya resistensi terjadi di tingkat, tetapi lambat laun juga berkembang di
lingkungan masyarakat, khususnya Streptococus pneumoniae (SP),
Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli
Melalui penggunaan antibiotik yang rasional dan bijak merupakan salah
satu upaya peningkatan mutu pelayanan dalam program pencegahan
pengendalian infeksi dan program pengendalian resistensi anti mikroba,
Il. LATAR BELAKANG
Beberapa kuman resisten antibiotik sudah banyak ditemukan di seluruh
dunia, yaitu Methicilin-Resistant Slaphylococcus Aureus (MRSA),
Vancomyoin-Resistant Enterococci (VRE), Penicilin-Resistant Pneumococci,
Klabsiella pneumoniae yang menghasilkan Extended-Spectrum Bela-
Laklamase (ESBL), Carbapenem-Resistant Acinelobaclerbaumannii danMultiresistant Mycobacterium tuberculosis (Guzman-Blanco et al, 2000;
Stevenson e/ al., 2005). Kuman resisten antibiotik tersebut terjadi akibat
penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan penerapan kewaspadaan standar
(standard precaution) yang tidak benar di fasilitas pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study)
terbukti dari 2494 individu di masyarakat, 43% Escherechia coli resisten
terhadap berbagai jenis antibiotik antara lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol
(29%) dan klorampenikol (25%). Hasil penelitian 781 pasien yang dirawat
didapatkan 81% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik,
yaitu ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%), _klorampenikol (43%),
siproploksasin (22%), dan gentamisin (18%). Berdasarkan data peresepan
antibiotik pada rawat inap Juli-September 2018.
4. Penggunaan atau peresapan antibiotik terbanyak adalah sefalosporin
36%
2. Penggunaan sefalosporin terbanyak adalah generasi ke 3
Berdasarkan data dan surveilan mikroba dan kepekaannya terhadap
antibiotik berdasarkan tipe rumah sakit di Indonesia tahun 2017, pada
spesimen darah Jenis bakteri gram negatif (Acinetobacter baumanii)
sensitivitas ceftriaxone hanya 6,1 % pada gram positif (Staphylococcus
haemolyticus) sensifitas hanya 7%, pada spesimen urin jenis bakteri gram
negatif (E. Coli) sensitivitas 50,8% sedangkan pada spesimen pus jenis
bakteri gram negatif (E. Coli) sensitivitas 51,4%.
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, pada bagian kedua perihal Jaminan
kesehatan maka dibutuhkan suatu pedoman pengobatan Antibiotik sebagai
pedoman pendukung Formularium Nasional yang dapat digunakan sebagai
acuan pada fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Pedoman berupa
formularium nasional untuk menjamin ketersediaan dan akses terhadap obat
serta menjamin kerasionalan penggunaan obat yang aman, bermanfaat danbermutu bagi masyarakat
Maka dari itu untuk penggunaan antibiotika secara bijak dan
peningkatan mutu seoptimal mungkin perlu adanya program pengendalian
resist
1
tensi anti mikroba di secara kontinu oleh Komite PPRA dan Komite PPI.
TUJUAN
Tujuan Umum
Menurunkan, meminimalkan, mencegah kejadian resistensi terhadap
anti mikroba dan meningkatkan penggunaan antibiotik yang bijak pada
pasien di RSU Almansyur Medika Banjarbaru.
2.
a
Ww.
Tujuan Khusus
Mendapatkan data dasar penggunaan antibiotik pada pasien di RSU
Almansyur Medika Banjarbaru
Menurunkan terjadinya resistensi anti mikroba di RSU Almansyur
Medika Banjarbaru
Mengidentifikasi secara dini kejadian luar biasa (KLB) kuman infeksi di
RSU Almansyur Medika Banjarbaru
Terwujudnya penggunaan antibiotik secara bijak di RSU Almansyur
Medika Banjarbaru
Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program pengendalian
resistensi anti mikroba dan program pencegahan pengendalian infeksi
di RSU Almansyur Medika Banjarbaru.
Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan di RSU
Almansyur Medika Banjarbaru
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Program pengendalian resistensi anti mikroba di RSU Almansyur
Medika Banjarbaru, meliputi:
7
Penyusunan program pengendalian resistensi anti mikroba tahun 202312.
13.
oleh Komite PPRA
Melakukan evaluasi program pengendalian resistensi anti mikroba
(PPRA)
Inventarisasi kebutuhan sarana prasarana yang di butuhkah di tahun
2023 untuk PPRA
Persiapan SDM dengan mengirim pelatihan/ workshop! seminar/
inhouse training tentang PPRA
Menetapkan pilot project pelaksanaan PPRA dan penanggung jawab
tim pelaksana pilot project
Menentukan batasan atau kriteria pasien yang akan dilakukan
pemeriksaan kultur
Pengumpulan data penggunaan antibiotika pada tahun 2023
Mengumpulkan hasil kultur pasien pada tahun 2023
Sosialisasi program pengendalian resistensi anti mikroba RSU
Almansyur Medika Banjarbaru
Melakukan evaluasi hasil pengumpulan peta kuman dan penggunaan
antibiotika secara berkala
Penyusunan pedoman/ panduan, SPO dan kebijakan yang berkaitan
dengan pengendalian resistensi anti mikroba antara lain
Panduan praktik Klinik penyakit infeksi
Panduan penggunaan antibiotik profilaksis dan terapi
Panduan pengelolaan spesimen mikrobiologi
Panduan pemeriksaan dan pelaporan hasil mikrobiologi
Panduan/ pedoman PPI, KLB dan surveilan
Membuat Indikator mutu program pengendalian resistensi anti mikroba
Sosialisasi dan pemberlakuan pedoman/ panduan/ SPO penggunaan
antibiotik
Melakukan monitoring dan Evaluasi secara berkala terhadap:
a. Laporan pola mikroba dan kepekaannya
@a295p15.
. Pola penggunaan antibiotik secara kuantitas dan kualitas
Kepatuhan penggunaan antibiotik terhadap kebijakan dan panduan
Penerapan kewaspadaan standar
. Surveilans kasus infeksi yang disebabkan mikroba multiresisten
Cohorting/ isolasi bagi pasien infeksi yang disebabkan mikroba
multiresisten
Membuat laporan kepada Direktur RSU Almansyur Medika Banjarbaru,
untuk perbaikan kebijakan, pedoman/ panduan, SPO dan rekomendasi
perluasan penerapan PPRA
Mengajukan rencana kegiatan dan anggaran tahunan PPRA kepada
~>oeans
Direktur
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Melakukan rapat Tim PPRA RSU Almansyur Medika Banjarbaru
Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam pelaksanaan program
pengendalian resistensi anti mikroba
Mengirim pelatihan/ workshop/ seminar PPRA bagi semua anggota
komite PPRA RSU Almansyur Medika Banjarbaru
Melakukan sosialisasi program pengendalian resistensi anti mikroba
dan pemberlakuan pedoman/ panduan, kebijakan, SPO penggunaan
antibiotika
Selama penerapan pilot project jika ditemukan kasus infeksi sulit /
kompleks maka dilaksanakan forum kajian kasus terintegrasi
Melakukan pengumpulan data dasar kasus yang di ikuti selama
penerapan dan dicatat dalam form lembar pengumpul data
Melakukan monitoring untuk kepatuhan pelaksanaan program
pengendalian resistensi anti mikroba
Melakukan pengolahan dan menganalisis data yang meliputi: data pola
penggunaan antibiotik, kuantitas dan kualitas penggunaan antibiotik,10.
"1
vi.
pola mikroba, dan pola resistensi
Menyajikan data hasil pilot project dan dipresentasikan dalam rapat
Melakukan pembaharuan panduan pengguaan antibiotik berdasarkan
hasil penerapan PPRA
Melaporkan hasil _monitonng dan evaluasi program pengendalian
resistensi anti mikroba kepada Direktur
Mengajukan rencana kegiatan dan anggaran tahunan PPRA kepada
Direktur.
SASARAN
Sasaran kegiatan program pengendalian resistensi anti mikroba RSU
Almansyur Medika Banjarbaru, meliput:
1
2.
Seluruh anggota komite PPRA RSU Almansyur Medika Banjarbaru
Seluruh pihak manajemen yang terkait, RSU Almansyur Medika
Banjarbaru
Seluruh pelaksana pelayanan kesehatan yang terkait (klinisi, perawat,
farmasi, laboratorium)
Target program terlaksana adalah 60% dalam waktu 6 bulan
Vil.
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan program pengendalian resistensi anti mikroba
dilakukan oleh Komite PPRA dan komite PP! RSU Almansyur Medika
Banjarbaru, dan mengkoordinasikan kepada kepala bidang pelayanan medis
dan keperawatan kemudian membuat laporan kepada direktur.
vill.
1
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Semua hasil kegiatan program pengendalian resistensi anti mikroba
dicatat pada catatan harian dan catatan bulanan.
Pelaporan dan hasil evaluasi dilakukan tiap bulan, semester, dantahunan kepada kepala bidang pelayanan medis dan keperawatan
kemudian dilaporkan kepada direktur RSU Almansyur Medika
Banjarbaru.
Mengetahui, Banjarbaru, agJuli 2023
Direktur RSU Almansyur Medika Ketua Tim PPRA
Banjarbaru
t
dr. Ardi Eko Marsanto, Sp.0G., M.Ked.Klin. dr. Broto Sysilo, Sp.B.