Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Kemenkes RI, 2019). Rumah sakit sebagai salah satu sarana penyelenggara pelayanan Kesehatan yang dituntut untuk mampu memberikan pelayanan terbaik dan bermutu. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No. 58 Tahun 2014 disebutkan bahwa Farmasi Rumah Sakit (FRS) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan Kesehatan rumah sakit yang utuh berorientasi pada pelayanan pasien, penyedia obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat (Depkes RI, 2014). Upaya untuk menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu di Rumah Sakit. Instalasi Farmasi Rumah Sakit perlu melakukan evaluasi pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai suatu program atau kegiatan dan merupakan suatu proses untuk menilai atau menetapkan sejauh mana tujuan yang telah tercapai. Evaluasi membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan yang direncanakan (Arditawati, 2013). Pengelolaan obat merupakan salah satu segi manajemen rumah sakit yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan secara keseluruhan dan direncanakan dengan baik. Pengelolaan obat yang kurang baik dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi rumah sakit seperti terganggunya distribusi, kerusakan obat hingga terdapatnya obat kadaluarsa. Pengelolaan obat berhubungan erat dengan anggaran dan belanja rumah sakit. Menurut Depkes RI, secara nasional biaya obat sebesar 40%-50% dari jumlah operasional pelayanan Kesehatan. Mengingatkan begitu pentingnya dana dan kedudukan obat bagi rumah sakit, maka pengelolaannya harus dilakukan secara efektif dan efisien sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pasien dan rumah sakit. Siklus manajemen obat mencakup 4 tahap, yaitu : selection (seleksi), procurement (pengadaan), distribution (distribusi) dan use (penggunaan). Masing- masing tahap dalam seleksi manajemen obat saling terkait sehingga harus dikelola dengan baik agar masing-masing dapat dikelola secara optimal. Salah satu factor yang sangat berpengaruh dalam persediaan obat di Rumah Sakit adalah pengontrolan jumlah obat untuk memenuhi kebutuhan. Jika stok obat terlalu kecil maka permintaan untuk penggunaan seringkali tidak terpenuhi sehingga pasien atau konsumen tidak puas sehingga kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dapat hilang dan diperlukan tambahan biaya untuk mendapatkan bahan obat dengan waktu cepat guna memuaskan pasien atau konsumen. Jika stok terlalu besar maka menyebabkan biaya penyimpanan yang terlalu tinggi kemungkinan obat akan menjadi rusak atau kadaluwarsa dan ada resiko jika harga bahan atau obat turun (Seto, 2014) Sistem pengelolaan obat yang efektif perlu dilakukan karena merupakan sistem pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan berdasarkan aspek keamanan, efektif dan ekonomis untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pengelolaan obat. Mengingat besarnya pengaruh persediaan farmasi terutama obat untuk kelancaran pelayanan di rumah sakit, maka perlu adanya perhatian khusus untuk mengelolanya. Penelitian tentang pengelolaan obat ini sangat bermanfaat baik untuk pasien maupun rumah sakit. Maka dari itu peneliti sangat tertarik untuk meneliti tentang pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Almansyur Medika Banjarbaru. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu bagaimana gambaran pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah? 1.3 Tujuan Penelitian Mendeskripsikan gambaran pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Almasnyur Medika Banjarbaru. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Bagi Peneliti Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam memperluas wawasan tentang Pengelolaan obat di Rumah Sakit. b. Bagi Instansi Kesehatan Sebagai bahan masukan dan evaluasi untuk Pengelolaan Obat di Rumah Sakit. c. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan acuan dan referensi perpustakaan dan bagi peneliti selanjutnya.