Anda di halaman 1dari 3

Bab 3

Pilihan Ganda

1. B
(option diganti menjadi 1), 4), dan 6))
2. B
3. B
4. A
5. A
6. D
7. D
8. B
9. A
10. D
11. D
12. B
13. A
14. A
15. E
(Tahun 1913 diganti menjadi tahun 1915)
16. B
17. E
18. D
19. C
20. C
21. B
22. A
23. D
24. D
25. A
26. C
27. E
(Soetardjo Kartodikoesoemo diganti menjadi Sukarno)
28. E
29. D
30. A

Sebab-Akibat

1. C
2. D
3. B
4. B
5. D
6. D
7. B
8. D
9. A
10. A

Esai

1. Politik etis memicu lahirnya kaum terpelajar atau elite modern yang berilmu dan berwawasan luas serta
sadar politik.
2. Perbedaan Perjuangan sebelum dan sesudah Tahun 1908.

3. Faktor internal:
1) Kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang parah akibat penjajahan
2) Munculnya kaum terpelajar
3) Tumbuhnya kenangan akan kejayaan bangsa pada masa lampau
Faktor eksternal:

1) Kesuksesan pergerakan nasional di negara-negara Asia-Afrika seperti Tiongkok, India, Filipina, Turki, dan
Mesir membangkitkan semangat rakyat Indonesia untuk meraih hal yang sama, yaitu terwujudnya
negara bangsa.
2) Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1904–1905 menyadarkan bangsa Indonesia bahwa
bangsa Barat bukanlah bangsa yang superior karena dapat dikalahkan oleh bangsa Asia.
3) Masuk dan berkembangnya paham-paham baru dari Eropa dan Amerika seperti liberalisme, demokrasi,
dan nasionalisme, yang membangkitkan motivasi golongan terpelajar untuk berjuang membebaskan diri
dari belenggu penjajahan.
4. Rasa nasionalisme berkembang sejak dipraktikkannya politik etis yang membuka. Selanjutnya, rasa
nasionalisme semakin berkembang sejak adanya wadah menyalurkan aspirasi masyarakat dalam bentuk
organisasi-organisasi.
5. Anggota ISDV di SI gencar melancarkan kritik terhadap SI. Mereka mengkritik sikap SI yang kooperatif
terhadap pemerintah kolonial Belanda serta keikutsertaan SI dalam kampanye Indie weerbaar. ISDV
menghendaki agar SI mengambil sikap nonkooperatif atau tidak bekerja sama dengan Belanda, dan dalam
kerangka itu juga berarti SI tidak ikut mendukung Indie weerbaar. Maka, dengan hadirnya ISDV, muncul dua
kubu dalam SI, yaitu sebagai berikut.

 Kubu nasionalis religius (nasionalis keagamaan) atau dikenal dengan SI Putih, dengan asas perjuangan
Islam di bawah pimpinan HOS Cokroaminoto.
 Kubu ekonomi dogmatis yang dikenal dengan nama SI Merah, dengan haluan sosialis kiri (komunisme) di
bawah pimpinan Semaun dan Darsono.

Demi menegakkan disiplin organisasi, Semaun dan semua pengurus yang berhaluan kiri kemudian
dikeluarkan dari keanggotaan SI.

6. Menurut pendapat Siswa.


7. Karena geram dengan pemerintah kolonial yang banyak menyengsarakan rakyat. Selain itu, Douwes Dekker
(Setyabudi Danudirjo) merupakan keturunan dari Douwes Dekker yang menulis Max Haveelar.
8. Ki Hajar Dewantara menerapkan tiga konsep pengajaran dalam kegiatan pendidikan di Taman Siswa, yaitu
sebagai berikut.
 Ing ngarsa sung tulodo, artinya para guru yang memiliki tanggung jawab memberikan pendidikan, harus
dapat memberi contoh dengan sikap dan perilaku yang baik, sehingga dapat menjadi teladan bagi
siswanya.
 Ing madyo mangun karsa, artinya guru harus dapat memberi motivasi yang baik bagi siswanya,
memberikan bimbingan yang terus-menerus agar siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan
minatnya.
 Tut wuri handayani, artinya guru wajib membimbing siswa untuk dapat menggali sendiri
pengetahuannya, menemukan makna dari pengetahuan yang diperolehnya sehingga pengetahuan itu
dapat berguna bagi kehidupannya.

9. Sebagai penggerak rakyat untuk merdeka.


10. Menurut pendapat Siswa.

Anda mungkin juga menyukai