SINOPSIS
Buku ketujuh diawali dengan Voldemort dan para Pelahap Mautnya di rumah Lucius
Malfoy, yang merencanakan untuk membunuh Harry Potter sebelum ia dapat bersembunyi
kembali. Meminjam tongkat sihir Lucius, Voldemort membunuh tawanannya, Profesor
Charity Burbage guru Telaah Muggle di Hogwarts, atas alasan telah mengajarkan subyek
tersebut dan telah menganjurkan agar paradigma kemurnian darah penyihir diakhiri. Harry
Potter memasuki umur 17 tahun di mana ia mencapai umur kedewasaan secara dunia sihir.
Sebelum berumur 17 tahun, Harry masih terlindung dari Voldemort selama ia tinggal di
rumah keluarga Dursley yang memiliki ikatan darah dengannya.
Dengan memasuki umur kedewasaannya, mantera itu akan terangkat dengan
sendirinya dan mengharuskan Harry untuk melindungi dirinya sendiri. Atas informasi dari
Severus Snape, Lord Voldemort dan para pengikutnya mengetahui informasi mengenai akan
terangkatnya mantera perlindungan ini dan berencana untuk menyergap Harry ketika ia akan
meninggalkan rumah keluarga Dursley. Voldemort juga sedang mencari tongkat sihir baru
yang dapat mengatasi tongkat sihir Harry. Sesaat sebelum mantera perlindungan Harry
berakhir, keluarga Dursley diamankan ke tempat yang dirahasiakan, dan beberapa anggota
Orde Phoenix tiba untuk mengawal Harry ke tempat yang aman. Enam orang menyamar
sebagai Harry, tapi Harry yang asli ketahuan dalam perjalanan dan diserang oleh Voldemort
dan para Pelahap Mautnya. Harry berhasil melarikan diri ke rumah keluarga Weasley, the
Burrow. tapi Hedwig dan Mad-Eye Moody terbunuh dalam pertempuran.
Beberapa hari kemudian, Menteri Sihir Rufus Scrimgeour tiba di kediaman Weasley
lalu dan memberikan warisan Dumbledore untuk mereka: Deluminator untuk Ron (alat
seperti korek api yang dapat memadamkan/menyalakan cahaya); buku cerita anak-anak
penyihir untuk Hermione: dan untuk Harry, pedang Godric Gryffindor dan Snitch pertama
yang ditangkap Harry dalam pertandingan Quidditch pertamanya. Namun demikian, pedang
Gryffindor ditahan oleh Menteri Sihir, karena kementerian berpendapat bahwa pedang
tersebut bukanlah milik Dumbledore. Belakangan. dari Snitch itu muncul sebuah petunjuk
yang ditulis oleh Dumbledore: "Aku membuka pada penutup" ("open at the close").
Walaupun ketiganya belum dapat mengetahui mengapa Dumbledore meninggalkan masing-
masing mereka benda-benda tersebut, mereka mempercayai bahwa benda- benda itu
dimaksudkan entah bagaimana untuk membantu mereka menemukan semua Horcrux Lord
Voldemort.
Dalam resepsi pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour, Patronus dari Kingsley
Shacklebolt muncul dengan peringatan bahwa Kementerian Sihir telah jatuh dan para Pelahap
Maut sedang mendatangi mereka. Harry, Ron, dan Hermione melarikan diri dengan
berdisapparate, dan akhirnya berlindung di markas besar Orde Phoenix yang telah
ditinggalkan di Grimmauld Place nomor dua belas, rumah yang diwarisi Harry dari Sirius
Black. Di rumah ini, Harry mendapati bahwa ternyata adik Sirius, Regulus yang tewas oleh
Voldemort, memiliki nama Regulus Arcturus Black yang berinisial sama dengan "R.A.B."
yakni orang yang mengambil Horcrux liontin Salazar Slytherin dari gua pinggir laut yang
tersembunyi. Hermione teringat pemah melihat sebuah liontin di antara barang-barang milik
Kreacher, peri rumah di tempat itu. Kreacher berkata Mundungus Fletcher yang telah
mengambilnya, dan Mundungus mengakui telah mencuri liontin itu dari si peri rumah dan
menggunakannya untuk menyogok Dolores Umbridge. Yakin bahwa liontin itu salah satu
Horcrux yang sedang mereka cari, ketiganya memasuki Kementerian Sihir menggunakan
samaran Ramuan Polijus. Mereka berhasil mengambil liontin itu dari leher Umbridge tanpa
disadarinya, tapi tempat persembunyian mereka di Grimmauld Place berhasil diketahui
musuh.
Ketiga sahabat itu melarikan diri. Mereka tidak berhasil membuka apalagi
menghancurkan liontin itu, dan bergantian memakai liontin itu untuk menjaganya. Mereka
juga berhasil mengetahui bahwa pedang “warisan Dumbledore yang ditahan oleh
kementerian sebenarnya adalah pedang tiruan, dan bahwa pedang Gryffindor yang aslilah
yang dapat menghancurkan Horcrux-Horcrux itu. Harry hendak mencari pedang itu, tapi Ron,
yang khawatir akan keamanan keluarga dan kecewa karena ternyata Harry tidak memiliki
rencana apa pun dari Dumbledore, meninggalkan Harry dan Hermione.
Keduanya kemudian pergi ke Godric’s Hollow untuk mencari pedang itu. Di sana,
mereka disergap oleh Nagini. Ketika mereka berhasil melarikan diri, Hermione tanpa sengaja
mematahkan Tongkat sihir Harry Di Hutan Dean, Harry melihat sebuah Patronus berbentuk
Rusa betina di dekat tempat mereka berkemah. Patronus itu membawanya ke sebuah kolam
es berisikan pedang Gryffindor. Ketika Harry berusaha untuk menyelam ke dalam kolam es
untuk mengambil pedang tersebut, Horcrux liontin yang dikenakannya tiba-tiba mengetat dan
berusaha mencekik lehernya. Ron, yang menggunakan Deluminator untuk mencari Harry dan
Hermione, tiba dan berhasil menyelamatkan Harry dari tenggelam di kolam itu, mengambil
pedang, dan kemudian berhasil menghancurkan liontin itu. Ron memperingatkan Harry dan
Hermione bahwa nama Voldemort sekarang telah menjadi dimanterai Tabu – sehingga orang
yang berani menyebut nama itu akan menyebabkan tempatnya bersembunyi akan tersingkap.
Ketiga sahabat pergi mengunjungi Xenophilius Lovegood, ayah Luna, untuk
menanyakan mengenai simbol yang pernah mereka lihat dari tato Xenophilius dan simbol
yang sama dengan simbol yang ada di buku anak-anak milik Hermione. Lovegood
menyatakan bahwa simbol itu adalah simbol dari Relikui Kematian (the Deathly Hallows),
tiga benda legendaris yang dapat menaklukkan kematian: Tongkat sihir Elder (Elder Wand),
Batu Kebangkitan (Sorcerer Stone), dan Jubah Gaib. Ketika ditekan mengenai keberadaan
Luna, Lovegood mengakui bahwa para Pelahap Maut telah menculik putrinya dan bahwa ia
juga telah memberitahu Kementerian Sihir (yang telah dikontrol oleh para Pelahap Maut)
mengenai keberadaan ketiganya, namun mereka berhasil melarikan diri.
Pencopet (polisi rahasia Kementerian Sihir yang pro Voldemort) menangkap
ketiganya di perkemahan mereka setelah Harry secara ceroboh menyebut nama Voldemort.
Mereka dipenjarakan di rumah keluarga Malfoy, bersama-sama dengan Luna Lovegood,
Dean Thomas, Ollivander si pembuat tongkat sihir, dan goblin Griphook. Ketika menemukan
pedang Gryffindor di antara milik mereka. Bellatrix Lestrange mencurigai bahwa mereka
telah mencuri masuk ke tempat penyimpanan miliknya di Bank Gringott. Bellatrix menyiksa
Hermione untuk mendapatkan informasi. Dobby berapparate ke penjara bawah tanah tempat
mereka semua disekap dan menyelamatkan mereka, Peter Pettigrew turun ke bawah tanah
untuk menyelidiki kegaduhan dan mencekik Harry, yang mengingatkan bahwa Pettigrew
berhutang nyawa kepadanya. Cengkeraman Pettigrew melemah, tangan peraknya terlepas dan
mencekik tuannya sendiri sampai mati sebagai balasan hutang nyawa itu. Harry dan Ron
berlarian menaiki tangga untuk menyelamatkan Hermione. Ron melucuti Bellatrix sementara
Harry mengalahkan dan mengambil tongkat sihir Draco. Dobby muncul kembali dan mereka
berempat berapparate ke rumah Bill dan Fleur Weasley, Shell Collage. Sesaat sebelum
mereka menghilang. Bellatrix melemparkan pisau dan secara fatal menembus tubuh Dobby,
mengakibatkan Dobby tewas saat berapparate.
Di kediaman Bill, Ollivander membenarkan akan keberadaan Tongkat Elder itu. Ia
juga mengungkapkan bahwa sebuah tongkat sihir dapat memilih untuk berganti ke tuan yang
baru jika pemiliknya dikalahkan atau dilucuti. Tindakan Bellatrix meyakinkan ketiga sahabat
itu bahwa ada Horcrux lain yang disembunyikan di lemari besi Lestrange. Dengan bantuan
Griphook, mereka memasuki Gringotts dan berhasil mengambil Horcrux yang lainnya, Piala
Helga Hufflepuff. Griphook mencuri pedang Gryffindor, karena menganggap bahwa pedang
itu sesungguhnya adalah milik kaum Goblin, dan ketiga sahabat berhasil melarikan Horcrux
Piala itu. Dengan kejadian ini, Voldemort, yang berhasil mencuri Tongkat Elder dari makam
Dumbledore, menyadari sepenuhnya bahwa Harry Potter dan sahabat-sahabatnya sedang
mencari dan menghancurkan Horcrux- Horcruxnya. Secara tidak sengaja, pikiran Harry
terhubung dengan pikiran Voldemort yang mengungkapkan bahwa ada satu lagi Horcrux
yang disembunyikan di Hogwarts, Harry segera menyadari bahwa Horcrux di Hogwarts ini
adalah Mahkota Rowena Ravenclaw.
Di Hogsmeade, Aberforth Dumbledore membantu Harry, Ron, dan Hemione untuk
menyelinap masuk ke Hogwarts. Mereka berhasil memasuki Hogwarts tepatnya di Kamar
Kebutuhan dan disambut oleh seluruh anggota Laskar Dumbledore. Kemudian, Harry
meminta bantuan mereka untuk mencari horcrux Mahkota Ravenclaw. Namun, ia mendapat
penglihatan bahwa Voldemort akan datang ke Hogwarts. Tak lama kemudian, Harry
memperingatkan para staf pengajar Hogwarts bahwa Voldemort akan segera datang
menyerbu. Orde Phoenix, Laskar Dombledore, para pelajar lain, dan banyak alumni
Hogwarts tiba di sana ketika para pengikut Voldemort tiba menyerang, dan salah satu
pertempuran terbesar dan yan paling menentukan di dunia shir dimulai. Pertempuran ini
memakan banyak korban, di antaranya adalah Fred Weasley. Remus Lupin. Nymphadora
Tonks, dan Colin Creevey. Dengan perlawanan mati-matian, pasukan gabungan Hogwarts
mampu menahan serbuan pengikut Voldemort sehingga mereka tidak dapat memasuki
Hogwarts lebih jauh. Sementara Harry mencari Horcrux Mahkota itu, Ron dan Hermione
memasuki Kamar Rahasia untuk mengambil taring ular Basilisk yang dahulu dibunuh oleh
Harry. Hermione menggunakan taring itu untuk menghancurkan Horcrux Piala Hufflepuff.
Dalam pencarian itu, Harry kemudian teringat bahwa ia pernah melihat mahkota itu di Kamar
Kebutuhan. Di kamar itu, ketiganya diserang oleh Draco Malfoy, Vincent Crabbe, dan
Gregory Goyle. Crabbe mempergunakan mantera Fiendfyre yang sangat kuat yang malah
membunuh dirinya sendiri dan juga menghancurkan mahkota itu.
Pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort kembali, dan ketiganya segera
pergi ke Shrieking Shack. Mereka mendengar Voldemort memberitahu Severus Snape bahwa
Tongkat Elder tidak dapat digunakannya dengan baik dikarenakan Snape telah menjadi tuan
atas Tongkat itu setelah Snape membunuh pemilik Tongkat itu sebelumnya, Albus
Dumbledore Voldemort yakin bahwa dengan membunuh Snape maka Tongkat itu akan
menjadi miliknya seutuhnya. Ia menyuruh Nagini untuk membunuh Snape, kemudian pergi
ke Hogwarts. Ketika Snape sedang jatuh sekarat, ia memberikan Harry memorinya. Memori
ini kemudian mengungkapkan bahwa Snape, sekalipun tidak sepenuhnya baik, adalah orang
yang setia kepada Dumbledore, didorong oleh cinta seumur hidupnya kepada ibu Harry, Lily
Potter. Dumbledore, yang hidupnya sudah tidak lama lagi akibat kutukan yang mengenainya
dari Horcrux Cincin Gaunt, telah menyuruh Snape untuk membunuh Dumbledore bila perlu,
untuk melindungi peranan Snape dalam Orde Phoenix dan juga untuk menggantikan Draco
Malfoy yang ditugasi Voldemort untuk membunuh kepala sekolahnya. Adalah Snape juga
yang mengirimkan Patronus Rusa betina yang mengantar Harry ke pedang Gryffindor.
Memori itu juga mengungkapkan bahwa Harry sendiri adalah Horcrux. Voldemort tidak akan
dapat dibunuh selama Harry masih hidup. Pasrah akan nasibnya, Harry pergi seorang diri ke
Hutan Terlarang di mana Voldemort telah menunggu. Dalam perjalan itu. Harry menemukan
petunjuk dan Snitch, yang membuka dan di dalamnya terdapat Relikui Kematian Batu
Kebangkitan.
Harry memanggil arwah dari James dan Lily Potter (orang tuanya), Sirius Black dan
Remus Lupin, yang menenangkan dan menemaninya ke tempat Voldemort la kemudian
membiarkan kutukan Voldemort. Avada Kedavra, mengenai dirinya. Harry terbangun di suatu
tempat seperti di dunia lain dan tidak yakin apakah ia masih hidup atau sudah mati. Albus
Dumbledore muncul dan menjelaskan bahwa bagian jiwa Voldemort yang berada di dalam
diri Harry telah dihancurkan oleh kutukan pembunuh itu. Ia menjelaskan juga bahwa seperti
Voldemort tidak dapat dibunuh sementara bagian jiwanya masih tersisa, maka Harry juga
tidak dapat dibunuh sementara darahnya masih mengair di tubuh Voldemort.
Harry, yang berhasil “mengalahkan maut dengan menyatukan ketiga Reikui
Kematian, mendapat pilihan untuk “meninggalkan dunia” atau kembali hidup di dunia. Harry
memilih hidup kembali, tapi ia berpura-pura telah tewas. Voldemort menyuruh Hagrid untuk
membawa Harry ke Hogwarts sebagai tanda kemenangan, Ketika pertempuran memanas
kembali. Harry memakai Jubah Gaib. Neville menarik pedang Gryffindor dari Topi Seleksi
dan berhasil memenggal kepala Nagini, menghancurkan Horcrux Nagini. Penduduk desa
Hogsmeade, para Centaurus dan Thestral dari hutan, keluarga-keluarga siswa-siswi
Hogwarts, beberapa pejabat Kementerian, beberapa alumni dan murid Hogwarts (terutama
dari asrama Slytherin). Buckbeak si Hippogriff, dan para peri rumah Hogwarts bergabung
dalam pertempuran dan dengan cepat menggulung pasukan Pelahap Maut yang sudah mulai
kelelahan dan kalah jumlah. Di dalam kastil McGonagall, Kingsley, dan Slughom berduel
melawan Voldemort, sementara Ginny, Hermione, dan Luna melawan Bellatrix Lestrange.
Ketika sebuah kutukan pembunuh hampir mengenai Ginny, Molly Weasley terjun ke
pertempuran, mendorong para gadis menjauh, dan dengan sengit bertempur dengan Bellatrix.
Ia berhasil membunuh Bellatrix dengan manteranya. Harry menampakkan dirinya kembali
dan menantang Voldemort. Harry berhasil menyimpulkan bahwa Voldemort bukanlah pemilik
sejati dari Tongkat Elder. Ketika Draco Malfoy melucuti Dumbledore di Menara Astronomi,
Draco tanpa sadar telah menjadi pemilik Tongkat Elder; dan ketika Harry belakangan
merebut tongkat Draco setelah mengalahkannya, ia sendiri menjadi pemilik baru yang sejati
dari Tongkat Elder. Voldemort melemparkan Kutukan Pembunuh kepada Harry yang dilawan
Harry dengan Mantera Pelucutan Senjata, namun Tongkat Elder melindungi tuannya sehingga
kutukan Voldemort memantul dan berbalik membunuh Voldemort sendiri.
Setelah pertempuran berakhir. Harry mendatangi lukisan Dumbledore. Ia
memberitahu bahwa ia akan menyimpan Jubah Gaib itu, tapi untuk mencegah ketiga Relikui
Kematian itu bersatu kembali, Batu Kebangkitan akan dibiarkan di tempat ia terjatuh di
Hutan Terlarang, dan Tongkat Elder akan dikembalikan ke makam Dumbledore. Jika Harry
kelak meninggal tanpa terkalahkan, maka kekuatan Tongkat Elder akan padam seiring dengan
kematiannya. Lukisan Dumbledore menganggukkan persetujuannya. Sebelum menempatkan
Tongkat Elder kembali ke makam itu Harry mempergunakannya untuk memperbaiki tongkat
sihirnya sendin yang patah, karena Harry merasa lebih nyaman menggunakan tongkat
miliknya sendiri. Secara keseluruhan, sekitar 54 orang gugur dalam mempertahankan
Hogwarts.
Epilog
Sembilan belas tahun kemudian, Harry telah menikah dengan Ginny Weasley, dan
mereka memiliki tiga anak bernama James Sirius. Albus Severus, dan Lily Luna. Ron dan
Hermione juga menikah dan memiliki dua anak, Rose dan Hugo. Keluarga-keluarga itu
bertemu di Stasiun King’s Cross, di mana Albus akan memasuki tahun pertamanya
bersekolah di Hogwarts. James, anak pertama mereka, sudah bersekolah di Hogwarts,
sementara Lily baru akan masuk ke Hogwarts dua tahun kemudian. Anak baptis Harry yang
berumur sembilan belas tahun, Teddy Lupin, ditemukan berpapasan dengan Victoire Weasley
(putri Bill dan Fleur) di salah satu kompartemen kereta. Teddy tampaknya sangat dekat
dengan keluarga Potter, dengan perkataan Harry, “la sudah datang untuk makan malam
bersama empat kali seminggu.”
Harry juga melihat Draco Malfoy dan istrinya bersama putra mereka, Scorpius,
Malfoy menganggukkan kepala singkat ke Harry. Kemudian pergi. Harry menenangkan
Albus, yang khawatir akan masuk ke Slytherin, memberitahu bahwa Severus Snape, dari
mana nama Severus diambil, adalah seorang Slytherin dan ia adalah orang yang paling berani
yang pernah ditemuinya. Harry juga membocorkan bahwa Topi Seleksi akan mengikuti
pilihan seseorang.
Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi dan berteman baik dengan Harry.
Buku ini diakhiri dengan pengungkapan bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi.
Selama sembilan belas tahun sejak Pangeran Kegelapan dikalahkan, dan semuanya berjalan
dengan baik.
UNSUR INTERINSIK
A. TEMA
Novel ini fokus pada banyak tema yang sama dengan novel-novel
sebelumnya, termasuk cinta, pengorbanan, keluarga, kebaikan versus kejahatan,
persahabatan, prasangka, dan harapan. Menurut Rowling, tema utama dalam novel ini
adalah perjuangan Harry berjibaku melawan kematian . Terdapat juga tema-tema
lainnya seperti keberlangsungan hidup, dan politik.
C. LATAR
a. Waktu
Malam Hari
1. Kedua laki-laki itu muncul begitu saja, berjarak beberapa meter di
jalan kecil disinari cahaya bulan. (11)
2. "Yang Mulia, Orde Phoenix bermaksud memindahkan Harry Potter
dari tempatnya yang aman saat ini pada hari Sabtu depan, saat malam
tiba." (14)
3. “Sabtu... saat malam tiba,” ulang Voldemort. (14)
4. “Yang Mulia, yang saya dengar berbeda.” Yaxley menunggu, namun
Voldemort tidak berkata apa-apa, maka dia melanjutkan, “Dawlish, si
Auror, memberi kisikan bahwa Potter tidak akan dipindahkan sampai
tanggal tiga puluh, malam sebelum anak itu berusia tujuh belas
tahun.” (15)
5. Mata gaibnya berputar dari langit yang menggelap ke rumah lalu ke
halaman dengan kecepatan yang membuat pusing. (68)
6. Satu-satunya yang menguntungkan pihak kita adalah Kau-Tahu-
Siapa tidak tahu kami akan memindahkanmu malam ini. (71)
7. Kita berempat belas tidak akan terbang ke rumah orangtua Tonks.
Akan ada tujuh Harry Potter bergerak di angkasa malam ini, masing-
masing dengan seorang pengawal, masing-masing terbang menuju
rumah aman yang berbeda.” (72)
8. Berpegangan seerat mungkin, Harry meluncurkan Mantra Bius
secara acak ke arah malam yang berpusing. (88)
9. “Tapi ada yang mengkhianati kita! Mereka tahu, mereka tahu kita
ber- gerak malam ini.” (102)
10. Keheningan menyelimuti mereka berempat ketika mereka
menengadah menatap langit. Tak ada gerakan apa pun. Bintang-
bintang balas menatap mereka, tanpa berkedip, tak peduli, tak
terhalang oleh teman-teman yang terbang. (104)
11. “Ya, dan itu semua bagus sekali,” tukas Fleur, “tapi tetap tidak
menjelaskan bagaimana mereka tahu kita memindahkan ‘Arry malam
ini, kan? Pasti ada yang ceroboh. Ada yang membocorkan tanggal
kepada orang luar. Itu satu-satunya penjelasan kenapa mereka tahu
tanggal tapi tidak tahu keseluruhan rencananya.” (112)
12. . “Tujua utama malam ini adalah membawamu ke sini dengan
selamat” (115)
13. “Kami tahu itu,” kata Mr Weasley pelan, “tapi seluruh usaha kita
malam ini akan sia-sia kalau kau pergi.” (115)
14. “Astaga, Harry, setelah semua yang kami alami malam. Ini untuk
bawa kau ke sini?” (115)
15. “Kurasa Mum mengira kalau dia bisa mencegah kalian bertiga
berkumpul dan menyusun rencana, dia akan bisa menunda
keberangkatan kalian,” Ginny memberitahu Harry dengan suara
pelan, ketika mereka sedang menyiapkan meja untuk makan malam
pada malam ketiga Harry di sana. (125)
16. Dapur penuh sesak malam itu sehingga sulit untuk menggerakkan
garpu dan pisau. (127)
17. Pukul tujuh malam semua tamu telah tiba, dibawa ke rumah oleh
Fred dan George, yang menanti mereka di ujung jalan kecil. (165)
18. Malamnya Harry merasa putus asa dan cemas, dan makan malam
yang sebagian besar terdiri atas roti berjamur, yang telah dicoba
dibersihkan dengan berbagai mantra Transfigurasi oleh Hermione
tapi gagal, tidak membantu. (270)
19. Mereka tidak pergi tidur sebelum larut malam, setelah melewatkan
berjam-jam mempelajari rencana mereka berulang kali, (314)
20. Harry menyalakan tongkat sihirnya ketika dia menggantikan
Hermione pukul sepuluh malam, (369)
21. Sekarang menghirup dalam-dalam udara malam untuk menenangkan
diri, (436)
22. Malam mencapai kegelapan yang benar-benar kelam, pekat, (486)
23. Tempat mereka mendirikan tenda malam itu, (575)
24. Kita saling jaga agar selamat, tetaplah setia. Selamat malam.” (587)
25. Angin keras menerpa jendela-jendela pondok ketika Bill dan
Ollivander berangkat menembus malam. (677)
26. Harry nyaris tak bisa tidur malam itu (689)
27. Keheningan malam dirobek oleh lengkingan yang kedengarannya
seperti jeritan Voldemort ketika dia menyadari pialanya telah dicuri
(732)
28. Jam malam telah dilanggar, kaudengar bunyinya,” salah satu
temannya berkata pada si pelayan bar. “Ada yang keluar ke jalan
melawan peraturan-“ (736)
29. “Kalau aku ingin mengeluarkan kucingku, kukeluar kan dia, masa
bodoh amat dengan jam malammu!” (736)
30. “cemaskan saja dirimu sendiri, melanggar jam malam!” (736)
31. “Langgar jam malam lagi, dan kami tidak akan setoleran ini!” (737)
32. Harry telah menjelajahi kastil pada malam hari banyak kali
sebelumnya, tetapi belum pernah jantungnya berdebar sekencang ini
(772)
33. “Aku tak tahu malam ini giliranmu berpatroli di koridor, Minerva,”
(786)
34. Malam itu penuh teriakan dan pukulan menyeramkan ketika para
raksasa saling baku hantam. (853)
35. Ketika si raksasa mengayunkan pentungan lagi dan raungannya
bergema menembus malam, (856)
36. Sekalipun malam itu tak berangin. (856)
37. Saat itu paling tinggal satu jam lagi sebelum subuh, namun masih
gelap gulita. (870)
38. “Datanglah ke kantorku malam ini, Severus, pukul sebelas, dan kau
tak akan mengeluh bahwa aku tidak memercayaimu...” (903)
Subuh
39. Dia sedang berjalan sepanjang jalan pegunungan dalam keremangan
cahaya subuh yang sejuk. (154)
40. Matahari belum terbit dan kamar itu masih remang-remang. (154)
41. Subuh rasanya menyusul tengah malam kelewat cepat. (315)
42. Dia bisa menduga hari sudah hampir subuh, (459)
43. Subuh itu dingin sekali, tetapi hanya ada sedikit angin (689)
Pagi Hari
44. Harry telah melewatkan sepanjang pagi untuk mengosongkan koper
sekolahnya untuk pertama kalinya sejak dia mengepaknya enam
tahun yang lalu. (28)
45. Namun sekarang Harry menyadari, secangkir teh dingin yang
diinjaknya pagi tadi mungkin sama sekali bukan jebakan. (61)
46. Harry terbangun pagi-pagi sekali keesokan harinya, terbungkus
dalam kantong tidur di lantai ruang tamu. (238)
47. Harry yakin penangkapan Mundungus hanya akan perlu beberapa
jam paling lama, dan dia hilir-mudik dalam rumah sepanjang pagi
dengan harapan besar. (270)
48. Namun Kreacher tidak pulang pagi itu, (270)
49. “Pagi, Reg” seru seorang penyihir lain berjubah biru laut (321)
50. “Pagi, Albert,” kata seorang pria berkumis lebat, tersenyum kepada
Harry. (326)
51. “P-pagi,” dia tergagap menyapa Harry, ketika lift bergerak lagi.
“Ron, ini aku, Harry!” (338)
52. Pagi-pagi keesokan harinya, sebelum yang dua lainnya bangun,
Harry meninggalkan tenda untuk mencari-cari di hutan di sekitar
mereka pohon yang paling tua, paling berbonggol-bonggol, dan
paling kokoh yang bisa ditemukannya. (378)
53. Setiap pagi, mereka memastikan telah menyingkirkan segala
petunjuk tentang keberadaan mereka. (387)
54. Bahwa dia masih hidup dan bisa memandang matahari terbit di atas
perbukitan bersalju yang berkilauan seharusnya merupakan harta
paling tak ternilai di dunia, (465)
55. Mereka ber-Disapparate pagi berikutnya (526)
56. Mereka mengepak tenda keesokan paginya dan pindah dalam
siraman hujan yang suram. (575)
57. Harry berdiri bergeming, matanya menerawang, memandang ke
tempat lingkaran emas matahari yang menyilaukan terbit di kaki
langit. (639)
58. “Selamat pagi,” kata Hermione, (692)
59. “Jadi, apa yang membawamu dan-ah-temanmu yang simpatik ke
Diagon Alley sepagi ini?” tanya Travers. (697)
60. Pendar merah keemasan tiba-tiba menebar di langit sihir di atas
mereka, ketika tepi matahari yang menyilaukan muncul di atas
ambang jendela terdekat. Cahayanya menimpa wajah mereka berdua
pada saat bersamaan, sehingga wajah Voldemort mendadak menjadi
kabur menyala. (980)
61. Matahari baru yang cerah berkilauan di jendela-jendela ketika
mereka menggemuruh ke arahnya, (981)
62. Pagi hari pertama bulan September segar dan kering dan keemasan
seperti apel, (991)
Siang Hari
63. Menjelang makan siang, Mrs Weasley menjauhkan Harry dari yang
lain dengan memintanya membantu mengidentifikasi sebelah kaus
kaki pria yang dia pikir mungkin terjatuh dari ransel Harry. (123)
64. “Selamat siang, Pak Menteri.” (329)
65. Siang hari mereka lewatkan dengan berusaha menentukan
kemungkinan-kemungkinan lokasi pedang Gryffindor, (416)
Sore Hari
66. Di luar matahari telah bergantung rendah di atas pagar-pagar semak
privet, dengan daunnya yang hampir selalu kehijauan dan bunganya
yang putih kecil-kecil. (52)
67. “Selamat sore, sanak Harry Potter!” sapa Dedalus riang, seraya
melangkah memasuki ruang keluarga. (56)
68. Namun Kreacher tidak pulang pagi itu, atau bahkan sore itu. (270)
69. Sore itu, serpih-serpih salju turun ke atas mereka, (485)
70. Matahari menggelincir semakin rendah di langit, yang sekarang
berwarna nila, dan tetap saja si naga terbang, kota-kota besar dan
kecil menggeleser menghilang dari pandangan di bawah mereka,
(720)
71. Dia sedang berbaring di tepi danau dalam cahaya matahari terbenam,
(728)
Agustus
72. Sementara hari demi hari di bulan Agustus berlalu, rumput di
lapangan di tengah Grimmauld Place yang tak terawat layu ditimpa
terik matahari sampai akhirnya menjadi kering dan cokelat. (298)
September
73. Pada hari pertama bulan September ada lebih banyak orang
mengintip dari lapangan dibanding sebelumnya. (299)
74. Pagi hari pertama bulan September segar dan kering dan keemasan
seperti apel, (991)
Maret
75. Namun baru pada bulan Maret keberuntungan akhirnya menghampiri
Ron. (579)
April
76. "Sori," katanya kepada Fleur, pada suatu senja berangin kencang di
bulan April, (674)
Mei
77. Karena sekarang sudah bulan Mei. (689)
Musim Gugur
78. Musim gugur melanda daerah pedesaan ketika mereka melintasinya.
(389)
79. Musim gugur rasanya datang mendadak tahun itu. (991)
Malam Natal
80. "Harry, kurasa ini Malam Natal!" seru Hermione. (429)
81. “aku yakin ini Maam Natal” kata Hermione (429)
Jam
82. Keluarga Delacour tiba hari berikutnya pukul sebelas. (148)
83. Pukul tiga sore hari berikutnya, Harry, Ron, Fred, dan George berdiri
di depan tenda putih besar di kebun buah, menunggu kedatangan
tamu-tamu pernikahan. (187)
84. Sungguh lega ketika pukul enam tiba dan meraka bisa keluar dari
kantong tidur mereka, (689)
85. “Kalian punya waktu satu jam. Urus korban yang mati dengan
selayaknya. Rawat yang terluka. (869)
86. “Aku akan menunggu selama satu jam di Hutan Terlarang. Jika, pada
akhir satu jam itu, kau tidak datang kepadaku, tidak menyerah, maka
pertempuran mulai lagi.” (869)
Tanggal
87. James Potter, Lahir 27 Maret 1960, Meninggal 31 Oktober 1981
(435)
88. Lily Potter, Lahir 30 Januari 1960, Meninggal 31 Oktober 1981 (435)
89. Di tempat ini, pada malam 31 Oktober 1981 Lily dan James Potter
kehilangan nyawa mereka. (441)
b. Suasana
1. Suasana Misterius
Kerikil berderik ketika Snape dan Yaxley bergegas menuju pintu
depan, yang membuka sendiri ketika mereka mendekat, meskipun
tak tampak ada orang yang membukanya. Ruang depan itu luas,
penerangannya remang- remang, dan dekorasinya mewah, dengan
permadani besar indah terhampar menutupi sebagian besar lantai
batu. Mata lukisan-lukisan berwajah pucat di dinding mengikuti
Snape dan Yaxley ketika mereka lewat. Kedua laki-laki itu berhenti
di depan pintu kayu tebal yang menuju ke ruang berikutnya, ragu-
ragu sesaat, kemudian Snape memutar pegangan perunggunya. (12-
13)
5. Suasana Bahagia
Terdengar tawa cemooh dari sekeliling meja. Banyak yang
membungkuk ke depan untuk bertukar pandang senang, beberapa
memukul meja dengan tinju mereka. (23)
c. Tempat
1. Malfoy Manor
- "Telah kuberikan kebebasanmu, Lucius. Tidakkah itu cukup
bagimu? Tetapi kuperhatikan kau dan keluargamu belakangan
ini tidak bahagia... apanya dari keberadaanku di rumahmu yang
membuatmu tidak senang, Lucius?" (21)
- “Yang Mulia,” kata seorang wanita berkulit gelap yang duduk
di pertengahan meja, suaranya sesak terbebani emosi, “sungguh
suatu kehormatan Anda berada di sini, di rumah keluarga kami.
Tak ada kebahagiaan yang lebih besar.” (22)
- “Ini rumahku, Bella, kau tidak bisa memberi perintah di
rum-“(Narcissa) (611)
2. Privet Drive No 4
- Dia memandang berkeliling; bordes rumah di Privet Drive,
nomor empat, kosong. (27)
- Sekarang tinggal setumpuk tinggi koran di atas mejanya di
samping burung hantunya yang seputih salju: jumlahnya sama
dengan jumlah hari yang telah dilewatkan Harry di Privet Drive
musim panas ini. (30)
- Ketika sudah mendekati dasar tumpukan koran, Harry
memperlambat kerjanya, mencari satu edisi khusus yang dia
tahu tiba tak lama setelah dia kembali ke Privet Drive untuk
liburan musim panas. (31)
- Mereka sebetulnya tak berkomunikasi selama musim panas ini
ataupun musim panas lalu, karena Harry hanya kembali ke
Privet Drive sangat singkat dan berkurung terus di kamarnya.
(61)
6. Grimmauld Place No 12
- "Dan bawa dia ke sini, ke Grimmauld Place," kata Harry. (268)
- Kehadiran dua Pelahap Maut di luar membuat suasana dalam
rumah nomor dua belas semakin tidak menyenangkan. Mereka
tak pernah mendengar kabar dari siapa pun di luar Grimmauld
Place sejak Patronus Mr Weasley, dan ketegangan sudah mulai
terasa. (271)
- Penghuni rumah nomor dua belas tidak pernah dilihat oleh
siapa pun di rumah-rumah di sekelilingnya, dan rumah nomor
dua belas itu sendiri pun tidak. Para Muggle yang gagal di
Grimmauld Place sudah lama menerima kekeliruan yang lucu
dalam penomoran rumah yang menyebabkan rumah nomor
sebelas terletak bersebelahan dengan rumah nomor tiga belas.
(298)
- Nyaris tak ada hari berlalu tanpa satu atau dua orang datang di
Grimmauld Place tanpa tujuan lain,(299)
7. Kementerian Sihir
- "Kau sadar, kan, bahwa mungkin tak ada tempat lain di seluruh
dunia ini yang lebih berbahaya bagi kita daripada
Kementerian-" "Kurasa kita harus melakukannya besok pagi,"
kata Harry. (307)
17. Gringotts
- "Aku perlu ke Gringotts," kata Hermione. (697)
- Hermione tak punya pilihan lain kecuali melangkah di
sebelahnya dan menyusuri jalan berbatu berliku-liku menuju ke
tempat Gringotts yang seputih salju berdiri menjulang di atas
toko-toko kecil lainnya. (697)
- Gringotts tampak seperti tempat yang mengagumkan hari itu,
(699)
18. Hogsmeade
- "Kita akan ke Hogsmeade," kata Harry, (730)
- Dia melihat jalan raya Hogsmeade yang sudah sangat
dikenalnya. (731)
- Dalam cahaya sebatang lilin yang bergoyang, bar Hog’s Head
yang kumuh dengan serbuk gergaji bertebaran (735)
- Yang sekarang Harry kenali sebagai pelayan bar Hog’s Head,
adalah satu-satunya yang tidak memakai kerudung kepala.
(735)
D. ALUR
Alur cerita dari novel “Harry Potter dan Relikui Kematian adalah campuran.
Karena urutan waktu dalam novel berawal dari permulaan tahun ke 7 Harry di sekolah
sihir Hogwart, dan di bagian buku menuju akhir ada bagian Harry Potter melihat
kenangan masa lalu Snape, lalu cerita berlanjut lagi sampai 19 tahun kemudian.
1. Pengenalan
Orde Phoenix diatur untuk memindahkan Harry ke lokasi
baru sebelum dia dapat dilacak karena berusia tujuh belas tahun.
Mereka diserang oleh Pelahap Maut dan Mad-Eye dibunuh.
2. Timbul Masalah
Pada perayaan pernikahan Fleur dan Bill, mereka menerima
kabar bahwa Kementerian Sihir telah jatuh ke tangan Voldemort dan
pestanya diserang. Harry, Ron, dan Hermione menguap dan akhirnya
melarikan diri ke rumah tua Sirius Black. Ini menandai kepergian
mereka dari dunia normal dan dimasukkan ke dalam konflik utama:
menemukan dan menghancurkan horcrux agar mampu mengalahkan
Voldemort.
3. Konflik
Harry, Ron, dan Hermione mengetahui bahwa profesor lama
mereka, Dolores Umbridge, memiliki horcrux pertama yang mereka
cari. Mereka harus menyusup ke Kementerian Sihir untuk
mendapatkan horcrux tersebut, dan mereka berhasil. Namun, mereka
tidak punya cara untuk menghancurkannya, dan karena kekuatan
gelap horcrux, teman-teman berdebat, berakhir dengan Ron
menghilang karena marah. Segalanya tampaknya bertentangan
dengan Harry—terutama setelah pergi ke tempat kelahirannya,
Godric’s Hollow, di mana dia diserang oleh ular Voldemort, Nagini,
yang menyamar sebagai Bathilda Bagshot dan tongkatnya patah saat
melarikan diri dari Harry. Ular—tapi kemudian Patronus berbentuk
rusa betina muncul. Patronus membawanya ke pedang Gryffindor
tempat Ron menemukannya. Mereka menghancurkan horcrux
pertama.
4. Klimaks
Harry, Ron, dan Hermione ditangkap oleh Penjambret dan
dibawa ke Malfoy Manor. Harry dan Ron dipenjara sementara
Bellatrix Lestrange menyiksa Hermione untuk mengetahui
bagaimana dia, Harry, dan Ron mendapatkan pedang Gryffindor.
Mereka berhasil melarikan diri, dengan bantuan Dobby, yang
meninggal saat menyelamatkan mereka. Harry mengubur Dobby
tanpa menggunakan sihir, dan segera menyadari bahwa dia harus
membobol bank Gringotts untuk menemukan horcrux yang dia yakin
ada di brankas Bellatrix Lestrange. Melihat betapa mustahilnya
membobol Gringotts, Harry membuat kesepakatan dengan Griphook
—seorang goblin yang pernah bekerja di Gringotts dan yang dibantu
Dobby untuk melarikan diri dari penjara di Malfoy Manor. Harry,
Ron, dan Hermione bersama Griphook membobol brankas Bellatrix
Lestrange di Gringotts. Mereka menemukan horcux yang mereka cari
dan nyaris tidak bisa melarikan diri dari bank dengan nyawa mereka.
Dalam sebuah penglihatan, Harry melihat bahwa Voldemort sekarang
memahami rencana Harry, dan mengetahui bahwa horcrux lain ada di
Hogwarts.
5. Penyelesaian
Banyak hal yang terjadi di akhir buku ini karena tidak hanya
menyelesaikan konflik yang ada di buku ini, tetapi juga mengungkap
kebenaran subplot yang telah kita lihat di semua buku. Harry, Ron,
dan Hermione tiba di Hogwarts. Para guru mengusir Snape dari
sekolah untuk memberi Harry waktu untuk menemukan horcrux, dan
Voldemort serta para pengikutnya menyerang sekolah. Harry
kemudian berangkat ke perkemahan Voldemort, di mana dia
menyaksikan Snape sekarat karena Voldemort membunuhnya untuk
menjadikan Tongkat Elder benar-benar miliknya. Snape kemudian
memberi Harry kenangan untuk dilihat dalam pensieve. Harry
mengetahui kebenaran tentang Snape: bahwa dia tidak membunuh
Dumbledore dan bahwa dia telah melindungi Harry selama ini. Harry
mengetahui bahwa dia sendiri adalah horcrux dan harus mati untuk
menjadikan Voldemort fana. Dalam perjalanan ke Voldemort, Harry
memberitahu Neville Longbottom untuk membunuh Nagini, horcrux
terakhir yang diketahui.
E. SUDUT PANDANG
Menggunakan sudut pandang orang ketiga, serba tahu, karena didalam novel
penulis hanya menceritakan dengan jelas dan sangat tahu kejadian para tokoh tetapi
tidak memasukkan dirinya didalam cerita tersebut. Jadi, penulis hanya sekedar
bercerita orang lain diluar dirinya.
F. GAYA BAHASA
Gaya penulisan mudah untuk dipahami. tidak banyak kata-kata kiasan dan
majas. Penulis menggunakan bahasa Inggris kuno untuk mantra-mantra sihir.
G. AMANAT
Kita sebagai manusia harus berani untuk rela berkorban demi keluarga, Kita
juga harus menyayangi dan peduli kepada mereka yang selalu ada untuk kita, serta
berani melindungi mereka dalam kebenaran atau kebaikan.
UNSUR EKTRINSIK
1. LATAR PENGARANG
Joanne Kathleen Rowling atau J.K. Rowling (lahir 31 Juli 1965 di Chipping
Sodbury, dekat Bristol, Inggris). Ia menjadi sorotan kesusasteraan internasional pada
tahun 1999 saat tiga seri pertama novel remaja Harry Potter mengambil alih tiga tempat
teratas dalam daftar "New York Times best-seller" setelah memperoleh peringkat yang
sama di Britania Raya. Kemudian, saat seri ke-4, Harry Potter dan Piala Api diterbitkan
pada bulan Juli tahun 2000, scri ini menjadi buku paling laris penjualannya dalam sejarah.
Sebagai seorang lulusan Universitas Exeter, Rowling pindah ke Portugal pada
tahun 1990 untuk mengajar Bahasa Inggris. Di sana ia menikah dengan seorang wartawan
Portugis. Anak perempuannya, Jessica dilahirkan pada tahun 1993. Setelah perkawinan
pertamanya berakhir dengan perceraian, Rowling pindah ke Edinburgh bersama dengan
anaknya. Rowling menghadapi masalah untuk menghidupi keluarganya. Semasa hidup
dalam kesulitan, Rowling mulai menulis sebuah buku.
Ia mendapat ide tentang penulisan buku ini sewaktu dalam perjalanan menaiki
kereta api dari Manchester ke London pada tahun 1990. Saat tiba di Stasiun King's Cross,
sosok penyihir cilik yang kurus kering, berambut hitam, dan berkacamata itu telah
tergambar jelas di depan matanya. Tokoh-tokoh pendukung lain pun telah terbayang
dalam imajinasinya. Selama lima tahun berikutnya ia menyusun kerangka setiap buku
sambil menulis buku pertamanya, Harry Potter and the Philosopher's Stone. J.K. Rowling
yang pada saat itu merupakan seorang single parent sempat mengalami kesulitan dalam
hidup kemudian mengambil inisiatif untuk menjadikan Harry Potter sebagai inspirasi
hidupnya. Setelah beberapa kali ditolak, Rowling berhasil menjual buku Harry Potter dan
Batu Bertuah untuk jumlah sebanyak $4000.
Menjelang musim panas pada tahun 2000, tiga buku pertama Harry Potter: Harry
Potter dan Batu Bertuah, Harry Potter dan Kamar Rahasia, dan Harry Potter dan Tawanan
Azkaban telah memperoleh keuntungan lebih kurang 480 juta dolar Amerika Serikat
dalam masa tiga tahun dengan cetakan 35 juta naskah dalam 35 bahasa. Pada Juli 2000,
Harry Potter dan Piala Api telah dicetak untuk pertama kalinya sebanyak 5.3 juta naskah
dengan pesanan tambahan sebanyak 1.8 juta naskah. Buku kelimanya, Harry Potter dan
Orde Phoenix telah mulai dipasarkan pada 21 Juni 2003, serentak di seluruh dunia setelah
lebih kurang 3 tahun buku keempat diterbitkan. Buku keenam, Harry Potter dan Pangeran
Berdarah-Campuran juga telah diluncurkan secara resmi pada 16 Juli 2005.
Harry Potter and the Sorcerer's Stone telah dibuat film yang mulai tayang pada 16
November 2001. Pada awal minggu pembukaannya di Amerika Serikat, telah
memecahkan rekor dengan keuntungan sekitar 93,5 juta dolar Amerika Serikat (20 juta
dolar lebih banyak dari pemegang rekor terdahulu yaitu film The Lost World: Jurassic
Park (1999). Sekuel film seri ini, Harry Potter and the Chamber of Secrets, mulai
ditayangkan pada 15 November 2002 dan menjadi film ketiga untuk pembukaan ujung
minggu terbaik dalam sejarah pecah panggung. Film ketiga, Harry Potter and the Prisoner
of Azkaban telah mulai ditayangkan pada 4 Juni 2004.
Penghujung Desember 2001, Rowling menikah dengan Dr. Neil Murray di
Skotlandia. Anak kedua dan anak lelaki pertama mereka, David Gordon Rowling Murray,
dilahirkan pada 24 Maret 2003, di Royal Infirmary, Edinburgh. Setelah mengumumkan
buku keenam seri Harry Potter, Rowling melahirkan anak perempuan, Mackenzie Jean
Rowling Murray pada 23 Januari 2005. Kini, J.K. Rowling telah mulai mengarang buku
ketujuh, Harry Potter and the Deathly Hallows yang merupakan akhir dari seri Harry
Potter.
Perempuan kelahiran 31 Juli 1965 itu, terhitung telah menulis tujuh novel Harry
Poter. Buku kelimanya, Harry Potter and the Order of the Phoenix (2003), menyusul
Harry Potter and the Half-Blood Prince (2005) dan Harry Potter and the Deathly Hallows
(2007). Rowling menjadi sangat beruntung, setelah keseluruhan edisi bukunya diproduksi
dalam bentuk layar lebar. Dan keseluruhannya merengkuh kesuksesan yang luar biasa.
Karir:
Staf Pengajar Bahasa Inggris di Portugal (1990)
Penulis Novel Harry Potter Seri Ke 1-6 (Harry Potter dan Batu Bertuah, Harry Potter dan
Kamar Rahasia, Harry Potter dan Tawanan Azkaban, Harry Potter dan Piala Api. Harry
Potter dan Orde Phoenix, serta Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran)
A. Nilai Moral
1. Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi kita bisa mengubah masa depan
2. Kadang-kadang kita harus menghadapi ketakutan terbesar kita untuk
mendapatkan hal paling yang kita inginkan
3. Teman sejati akan menghadapi masalah bersama kita
4. Hadapi masalahmu sendiri dengan lapang dada.
5. Jangan menilai seseorang dari tampilan luarnya.
6. Kita harus bisa memilih antara kebaikan dan kejahatan.
B. Nilai Politik
Dalam novel "Harry Potter and the Deathly Hallows," terdapat banyak nilai
politik yang dapat ditemukan. Salah satunya adalah tema perlawanan terhadap
kekuasaan yang otoriter dan penindasan. Novel ini juga menyoroti isu-isu seperti
diskriminasi, hak asasi manusia, dan perjuangan melawan ketidakadilan. Selain itu,
terdapat juga tema tentang persatuan dan solidaritas dalam menghadapi ancaman yang
besar. Melalui cerita-cerita ini, pembaca dapat memetik pelajaran tentang pentingnya
memperjuangkan keadilan dan kesetaraan dalam masyarakat.
C. Nilai sosial
Novel "Harry Potter and the Deathly Hallows" mengandung banyak nilai
sosial, seperti persahabatan, keberanian, pengorbanan, dan perlawanan terhadap
ketidakadilan. Kisah ini juga menyoroti isu-isu sosial seperti diskriminasi, kekuasaan,
dan persahabatan.
D. Nilai Budaya
Novel ini masih mempunyai kepercayaan tentang penyihir hitam ini
dibuktikan dengan banyak orang-orang yang tidak mau menyebut nama penyihir yang
paling ditakuti didunia sihir yaitu Voldemort.
E. Nilai Agama
Sekalipun agama bukan bagian terang-terangan dari Harry Potter, gambaran
keagamaan dalam Relikui Kematian sulit untuk diabaikan. Seperti yang diketahui
oleh para penggemar Potter, Harry mengetahui bahwa dia adalah salah satu Horcrux
milik Voldemort dan menerima bahwa dia harus mati untuk mengalahkan penguasa
kegelapan. Setelah Voldemort melemparkan kutukan pembunuhan, Harry kembali
hidup bebas dari jiwa Voldemort dan mengakhiri pertempuran untuk selamanya.
Kesamaan dengan kisah Yesus dan pengorbanannya yang mulia membuat Harry
menjadi sosok Kristus yang nyata.