Harry Potter dan Relikui Kematian (Inggris: Harry Potter and the Deathly Hallows)
adalah buku ketujuh dan terakhir dari seri novel Harry Potter oleh J. K. Rowling.
Judul buku ini diumumkan pada 21 Desember 2006 melalui situs web Rowling, dan
dikonfirmasikan tak lama kemudian oleh penerbitnya. Rowling menyatakan bahwa seri terakhir
ini berkaitan erat dengan buku sebelumnya, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran,
yang menurutnya "hampir seperti dua bagian dari satu novel". Rowling meninggalkan sebuah
pernyataan yang ditandatangani, tertulis di sebuah patung dada pualam di Hotel
Balmoral, Edinburgh, yang menyatakan;
"JK Rowling telah selesai menulis Harry Potter and the Deathly Hallows di ruangan ini (652)
pada 11 Januari 2007."
Dalam situsnya pada 6 Februari 2007, Rowling menyatakan
"Walaupun saya menyukai setiap buku Potter sebelumnya, 'Deathly Hallows' adalah favorit saya,
dan ini adalah sebuah cara yang sangat menyenangkan untuk menyelesaikan serial ini."
Buku ini mendapat predikat best-seller di Amazon dan Barnes and Noble hanya beberapa
jam setelah tanggal peluncurannya diumumkan.
Meninggalkan rumah Dursley
Harry Potter memasuki umur 17 tahun di mana ia mencapai umur kedewasaan secara
dunia sihir. Sebelum berumur 17 tahun, Harry masih terlindung dari Voldemort selama ia tinggal
di rumah keluarga Dursley yang memiliki pertalian darah dengannya. Dengan memasuki umur
kedewasaannya, mantera itu akan terangkat dengan sendirinya dan mengharuskan Harry untuk
melindungi dirinya sendiri.
Ketiga sahabat itu melarikan diri. Mereka tidak berhasil membuka apalagi
menghancurkan liontin itu, dan bergantian memakai liontin itu untuk menjaganya. Mereka juga
berhasil mengetahui bahwa pedang "warisan Dumbledore" yang ditahan oleh kementerian
sebenarnya adalah pedang tiruan; dan bahwa pedang Gryffindor yang aslilah yang dapat
menghancurkan Horcrux-Horcrux itu. Harry hendak mencari pedang itu, tapi Ron, yang khawatir
akan keamanan keluarga dan kecewa karena ternyata Harry tidak memiliki rencana apa pun dari
Dumbledore, meninggalkan Harry dan Hermione. Keduanya kemudian pergi ke Godric's
Hollow untuk mencari pedang itu. Di sana, mereka disergap oleh Voldemort dan Nagini. Ketika
mereka berhasil melarikan diri, Hermione tanpa sengaja mematahkan tongkat sihir Harry.
Di kediaman Bill, Ollivander membenarkan akan keberadaan Tongkat Elder itu. Ia juga
mengungkapkan bahwa sebuah tongkat sihir dapat memilih untuk berganti ke tuan yang baru jika
pemiliknya dikalahkan atau dilucuti. Tindakan Bellatrix meyakinkan ketiga sahabat itu bahwa
ada Horcrux lain yang disembunyikan di lemari besi Lestrange. Dengan bantuan Griphook,
mereka memasuki Gringotts dan berhasil mengambil Horcrux yang lainnya, Piala Helga
Hufflepuff. Griphook mencuri pedang Gryffindor, karena menganggap bahwa pedang itu
sesungguhnya adalah milik kaum Goblin, dan ketiga sahabat berhasil melarikan Horcrux Piala
itu. Dengan kejadian ini, Voldemort, yang berhasil mencuri Tongkat Elder dari makam
Dumbledore, menyadari sepenuhnya bahwa Harry Potter dan sahabat-sahabatnya sedang mencari
dan menghancurkan Horcrux-Horcruxnya. Secara tidak sengaja, pikiran Harry terhubung dengan
pikiran Voldemort yang mengungkapkan bahwa ada satu lagi Horcrux yang disembunyikan
di Hogwarts. Harry segera menyadari bahwa Horcrux di Hogwarts ini adalah Mahkota Rowena
Ravenclaw.
Pertempuran Hogwarts
Di Hogsmeade, Aberforth Dumbledore membantu Harry, Ron, dan Hermione untuk
menyelinap masuk ke Hogwarts. Harry memperingatkan para staf pengajar Hogwarts bahwa
Voldemort akan segera datang menyerbu. Orde Phoenix, Laskar Dombledore, para pelajar, dan
banyak alumni Hogwarts tiba di sana ketika para pengikut Voldemort tiba menyerang.
Pertempuran ini memakan banyak korban, di antaranya adalahFred Weasley, Remus
Lupin, Nymphadora Tonks, dan Colin Creevey. Sementara Harry mencari Horcrux Mahkota itu,
Ron dan Hermione memasuki Kamar Rahasia untuk mengambil taring ular Basilisk yang dahulu
dibunuh oleh Harry.[HP2] Hermione menggunakan taring itu untuk menghancurkan Horcrux Piala
Hufflepuff. Dalam pencarian itu, Harry kemudian teringat bahwa ia pernah melihat Mahkota itu
di Kamar Kebutuhan. Di kamar itu, ketiganya diserang oleh Malfoy, Crabbe, dan Goyle. Crabbe
mempergunakan mantera Fiendfyre yang sangat kuat yang malah membunuh dirinya sendiri dan
juga menghancurkan mahkota itu.
Pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort kembali, dan ketiganya segera pergi
ke Shrieking Shack. Mereka mendengar Voldemort memberitahu Snape bahwa Tongkat Elder
tidak dapat digunakannya dengan baik dikarenakan Snape telah menjadi tuan atas Tongkat itu
setelah Snape membunuh pemilik Tongkat itu sebelumnya, Albus Dumbledore.[HP6] Voldemort
yakin bahwa dengan membunuh Snape maka Tongkat itu akan menjadi miliknya seutuhnya. Ia
menyuruh Nagini untuk membunuh Snape, kemudian pergi ke Hogwarts. Ketika Snape sedang
jatuh sekarat, ia memberikan Harry memorinya. Memori ini kemudian mengungkapkan bahwa
Snape, sekalipun tidak sepenuhnya baik, adalah orang yang setia kepada Dumbledore, didorong
oleh cinta seumur hidupnya kepada ibu Harry, Lily Potter. Dumbledore, yang hidupnya sudah
tidak lama lagi akibat kutukan yang mengenainya dari Horcrux Cincin Gaunt, telah menyuruh
Snape untuk membunuh Dumbledore bila perlu, untuk melindungi peranan Snape dalam Orde
Phoenix dan juga untuk menggantikan Draco Malfoy yang ditugasi Voldemort untuk membunuh
kepala sekolahnya. Adalah Snape juga yang mengirimkan Patronus Rusa betina yang mengantar
Harry ke pedang Gryffindor. Memori itu juga mengungkapkan bahwa Harry sendiri adalah
Horcrux — Voldemort tidak akan dapat dibunuh selama Harry masih hidup.
Pasrah akan nasibnya, Harry pergi seorang diri ke Hutan Terlarang di mana Voldemort
telah menunggu. Dalam perjalan itu, Harry menemukan petunjuk dari Snitch, yang membuka
dan di dalamnya terdapat Batu Kebangkitan. Harry memanggil arwah dari orang tuanya,Sirius
Black dan Remus Lupin, yang menenangkan dan menemaninya ke tempat Voldemort. Ia
kemudian membiarkan kutukan Voldemort,Avada Kedavra, mengenai dirinya. Harry terbangun
di suatu tempat seperti di dunia lain dan tidak yakin apakah ia masih hidup atau sudah mati.
Albus Dumbledore muncul dan menjelaskan bahwa bagian jiwa Voldemort yang berada di dalam
diri Harry telah dihancurkan oleh kutukan pembunuh itu. Ia menjelaskan juga bahwa seperti
Voldemort tidak dapat dibunuh sementara bagian jiwanya masih tersisa, maka Harry juga tidak
dapat dibunuh sementara darahnya masih mengalir di tubuh Voldemort. Harry, yang berhasil
"mengalahkan maut" dengan menyatukan ketiga Relikui Kematian, mendapat pilihan untuk
"meninggalkan dunia" atau kembali hidup di dunia.
Harry memilih hidup kembali, tapi ia berpura-pura telah tewas. Voldemort menyuruh
Hagrid untuk membawa Harry ke Hogwarts sebagai tanda kemenangan. Ketika pertempuran
memanas kembali, Harry memakai Jubah Gaib. Neville menarik pedang Gryffindor dari Topi
Seleksidan berhasil memenggal kepala Nagini, menghancurkan Horcrux terakhir. Penduduk desa
Hogsmeade, para Centaurus dari hutan, dan para peri rumah Hogwarts ikut dalam pertempuran
melawan para Pelahap Maut, yang mulai berbalik kalah unggul dalam jumlah. Di dalam kastil,
McGonagall, Kingsley, dan Slughorn berduel melawan Voldemort; sementara Ginny, Hermione,
dan Luna melawan Bellatrix Lestrange. Ketika sebuah kutukan pembunuh hampir mengenai
Ginny, Molly Weasley terjun ke pertempuran, mendorong para gadis menjauh, dan dengan
sengit bertempur dengan Bellatrix. Ia berhasil membunuh Bellatrix dengan manteranya. Harry
menampakkan dirinya kembali dan menantang Voldemort. Harry berhasil menyimpulkan bahwa
Voldemort bukanlah pemilik sejati dari Tongkat Elder. Ketika Draco Malfoymelucuti
Dumbledore di Menara Astronomi, Draco tanpa sadar telah menjadi pemilik Tongkat Elder; dan
ketika Harry belakangan merebut tongkat Draco setelah mengalahkannya, ia sendiri menjadi
pemilik baru yang sejati dari Tongkat Elder. Voldemort melemparkan Kutukan Pembunuh
kepada Harry yang dilawan Harry dengan Mantera Pelucutan Senjata; namun Tongkat Elder
melindungi tuannya sehingga kutukan Voldemort memantul dan berbalik membunuh Voldemort
sendiri.
Anak baptis Harry yang berumur sembilan belas tahun, Teddy Lupin, ditemukan berpapasan
dengan Victoire Weasley (putri Bill dan Fleur) di salah satu kompartemen kereta. Teddy
tampaknya sangat dekat dengan keluarga Potter, dengan perkataan Harry, "Ia sudah datang untuk
makan malam bersama empat kali seminggu."
Harry juga melihat Draco Malfoy dan istrinya bersama putra mereka, Scorpius. Malfoy
menganggukkan kepala singkat ke Harry, kemudian pergi.
Harry menenangkan Albus, yang khawatir akan masuk ke Slytherin. memberitahu bahwa
Severus Snape, dari mana nama Severus diambil, adalah seorang Slytherin dan ia adalah orang
yang paling berani yang pernah ditemuinya. Harry juga membocorkan bahwa Topi Seleksi akan
mengikuti pilihan seseorang.
Buku ini diakhiri dengan pengungkapan bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi selama
sembilan belas tahun sejak Pangeran Kegelapan dikalahkan, dan semuanya berjalan dengan baik.