Anda di halaman 1dari 37

Evaluasi Kebijakan PPDB

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Outline

● Kebijakan PPDB dan tujuannya


● Desain monev
● Dampak kebijakan PPDB
● Implementasi kebijakan PPDB
● Analisis permasalahan
● Kesimpulan dan rekomendasi kebijakan
Kebijakan PPDB ilustrasi
dan dampak yang
diharapkan
Perkembangan kebijakan PPDB (nasional)

Sebelum 2017 PPDB 2017-2019 PPDB 2020 2021- sekarang

Peraturan bersama Permendikbud 17/2017 Permendikbud 94/2019 Permendikbudristek 1/2021


Mendikbud dan Menag No. tentang PPDB dan tentang PPDB
tentang PPDB
2/VII/PB/2014 dan No. 7/2014 Permendikbud 14/2018 Berdasarkan jalur
tentang PPDB tentang PPDB Berdasarkan jalur: (dibedakan per jenjang):
SD sederajat: berdasarkan
usia dan tidak dipersyaratkan Berdasarkan jalur: ○ zonasi (min 50%), SD: zonasi (min 70%),
afirmasi (min 15%),
seleksi akademik ○ afirmasi siswa miskin perpindahan orang tua
○ zonasi (min 90%), (min 15%), (max 5%)
SMP sederajat ke atas: ○ afirmasi siswa miskin ○ perpindahan tugas
seleksi akademik (min. 20%), SMP/SMA: tidak
orang tua (max 5%), mengalami perubahan
berdasarkan hasil ujian ○ prestasi (max 5%), dan
sebagai kriteria utama dan
○ perpindahan Kuota penyandang
○ prestasi (sisa kuota dan disabilitas masuk dalam
Afirmasi siswa miskin: SMP orangtua/korban dikecualikan untuk TK jalur afirmasi
ke atas, wajib menerima bencana (max 5%) & SD)
siswa miskin sebesar 20%
minimal
Sistem PPDB zonasi-afirmasi bertujuan mendorong pemerataan akses pada
layanan pendidikan berkualitas

Intervensi Output Outcome

Kemudahan dan Meningkatnya


Mendekatkan jarak
efisiensi biaya partisipasi orangtua dan
sekolah ke rumah
transportasi komunitas
Sistem Hasil belajar
PPDB Memberikan akses yang Meningkatnya Normalisasi berkualitas dan
zonasi- setara kepada semua keragaman peserta didik pembelajaran merata
afirmasi kelompok di sekolah terdiferensiasi

Membantu kelompok Berkurangnya Kebijakan daerah yang


marginal mengakses kesenjangan antar- asimetris dan
pendidikan bermutu sekolah memberdayakan
Desain Monev ilustrasi
Tentang monev PPDB

Tujuan Metode

● Menganalisis dampak Analisis data Studi kualitatif


kebijakan PPDB terhadap administratif
pemerataan akses dan mutu ● Lokasi: 9 daerah (DKI,
pendidikan ● Hasil UN 2019 DIY, Kota Bengkulu,
Kupang, Tabanan, Berau,
● Menganalisis penerapan ● hasil AN 2022 Pontianak, Bandar
kebijakan PPDB oleh pemda
Lampung, & Makassar)
● Menganalisis permasalahan ● Metode: FGD dan
implementasi kebijakan wawancara
PPDB
● Informan: kepala dinas,
● Menyusun rekomendasi panitia PPDB sekolah,
perbaikan kebijakan PPDB dan orang tua siswa
Hipotesis Dampak PPDB Zonasi-Afirmasi pada Pemerataan
Sosial-Ekonomi

● PPDB Zonasi-Afirmasi meningkatkan


akses murid miskin ke sekolah negeri,
terutama ke sekolah negeri favorit.
● Variasi sosial-ekonomi antar sekolah
negeri berkurang (kesenjangan antar
sekolah berkurang), dan variasi sosial-
ekonomi di dalam tiap sekolah negeri
meningkat (keberagaman di setiap
sekolah meningkat).
Hipotesis dampak PPDB Zonasi-Afirmasi pada Sebaran
Prestasi Murid dan Kualitas Sekolah

● Murid berprestasi tinggi tersebar ke


lebih banyak sekolah. Konsentrasi
murid berprestasi tinggi di sekolah
negeri favorit berkurang.
● Konsentrasi murid berprestasi tinggi
di sekolah swasta favorit meningkat,
karena mendapat limpahan dari murid
yang sebelumnya masuk sekolah
negeri favorit.

● Perbedaan prestasi antar sekolah


menjadi lebih kecil, sedangkan
perbedaan prestasi antar murid di tiap
sekolah menjadi lebih besar.
Dampak Kebijakan
PPDB: ilustrasi
menggunakan
hasil UN dan AN
Mengukur dampak PPDB berdasarkan data UN 2019 dan 2022
Data Metode

Data yang digunakan adalah data hasil UN 2019 dan AN UN 2019 Bahasa Indonesia & Matematika, memiliki item
2022 pada tingkat sekolah di SMP dan SMA Negeri. pertanyaan yang berbeda dengan AN 2022 Literasi &
Sekolah yang masuk dalam analisis adalah sekolah Numerasi. Untuk itu, sebelum membandingkan, diperlukan
panel yang UN 2019 nya menggunakan komputer (CBT) proses equating. Salah satu metode yang bisa dilakukan
dan AN 2022 memiliki status Memadai. adalah dengan menghasilkan z-score. Z-score adalah
ukuran statistik yang menunjukkan penyimpangan suatu
titik dari rata-rata dalam satuan standar deviasinya. Pada
kasus ini, z-score distandarisasi ke hasil UN 2019.
Selanjutnya, kesenjangan z-score akan dikonversi dalam
bulan pembelajaran*

Limitasi z-score dalam membandingkan dua tes


berbeda, diantaranya:
a. Mengabaikan kualitas & konstruksi item yang berbeda
antara UN dan AN
b. Mengabaikan perbedaan populasi yang di uji di UN
(Kelas 3 SMP/SMA) dan AN (Kelas 2 SMP/SMA)
c. Mengabaikan tujuan tes yang berbeda antara UN & AN

* konversi ke bulan pembelajaran dilakukan dengan mengacu studi education endowment foundation
UK. https://educationendowmentfoundation.org.uk/education-evidence/using-the-toolkits
Analisis Kesenjangan Hasil Belajar 20% Sekolah SSE Teratas: SMP Negeri

Kesenjangan hasil
belajar literasi dan
numerasi antara
Sekolah 20% SSE
teratas dengan
Median di SMP Negeri
konsisten menurun
Analisis Kesenjangan Hasil Belajar 20% Sekolah SSE Teratas: SMA Negeri

Kesenjangan hasil
belajar literasi dan
numerasi antara
Sekolah 20% SSE
teratas dengan
Median di SMA
Negeri konsisten
menurun
Secara nasional, kesenjangan mutu literasi dan numerasi antara SMPN dengan SSE 20% terendah & tertinggi
menurun.

Perbandingan kesenjangan hasil belajar SMP, 2019 dan 2022 (dalam bulan belajar)
Kesenjangan Mutu Literasi Kesenjangan Mutu Numerasi

Penurunan kesenjangan numerasi jauh lebih signifikan dibanding literasi (Penurunan 1 bulan & 3 bulan
pembelajaran).
Secara Nasional, kesenjangan mutu literasi antara 20% SMA dengan SSE* terendah & tertinggi di SMA konsisten
turun. Namun, pola ini tidak ditemukan untuk numerasi.

Perbandingan kesenjangan hasil belajar SMA, 2019 dan 2022 (dalam bulan belajar)
Kesenjangan Mutu Literasi Kesenjangan Mutu Numerasi

Kesenjangan mutu literasi SMA Negeri (berdasarkan SSE) turun cukup signifikan (17 menjadi 14 bulan). Pola yang serupa terjadi pada
mutu literasi di SMA Swasta. Ini mungkin terjadi akibat PPDB sekarang (setelah permendikbud) yang menyebabkan kualitas antar
sekolah semakin rata di sekolah negeri. Meski terjadi penurunan, perlu diperhatikan bahwa tingkat kesenjangan mutu masih cukup
tinggi.
Analisis Kesenjangan Hasil Belajar 20% Sekolah Performa Teratas: SMP Negeri

Kesenjangan hasil
belajar literasi dan
numerasi antara
Sekolah dengan 20%
performa teratas*
dengan Median di SMP
Negeri konsisten
menurun
* Berdasarkan nilai UN 2019 (Bahasa Indonesia dan Matematika)
Analisis Kesenjangan Hasil Belajar 20% Sekolah Performa Teratas: SMA Negeri

Kesenjangan hasil
belajar literasi dan
numerasi antara
Sekolah dengan 20%
performa teratas*
dengan Median di
SMA Negeri konsisten
menurun
* Berdasarkan nilai UN 2019 (Bahasa Indonesia dan Matematika)
SMP: Kesenjangan mutu literasi & numerasi di SMP Negeri semakin mendekati median, baik untuk 20% sekolah
performa teratas maupun terbawah, hal ini menunjukkan kemungkinan input peserta didik ke SMP Negeri semakin
merata

Kesenjangan Mutu Literasi Kesenjangan Mutu Numerasi

Median Median

Secara nasional kesenjangan mutu literasi & numerasi di SMP Negeri semakin mendekati median baik untuk 20% sekolah performa
teratas maupun terbawah, hal ini menunjukkan kemungkinan input peserta didik ke SMP Negeri semakin merata dan tidak lagi
berpusat pada SMP tertentu setelah PPDB sekarang (setelah permendikbud). Selanjutnya, kesenjangan dari median antara kedua
kelompok juga mengecil, artinya 20% sekolah performa terbawah mutu nya semakin mendekati 20% sekolah performa teratas.
SMA: Hasil analisis median menemukan kesenjangan mutu literasi antara 20% SMA Negeri berdasarkan performa teratas dan
terbawah menurun. Namun untuk numerasi cenderung stagnan.

Kesenjangan Mutu Literasi Kesenjangan Mutu Numerasi

Median Median

Secara nasional kesenjangan mutu literasi di 20% SMA Negeri dengan performa teratas & terbawah semakin menjauhi median, namun
kesenjangan dari median antara kedua kelompok juga turun karena 20% SMA Negeri dengan performa terbawah meningkat signifikan di atas
median di tahun 2022. Di sisi lain, di mutu numerasi, kesenjangan cenderung stagnan karena meski 20% SMA Negeri dengan performa teratas
semakin mendekati median, kesenjangan mutu 20% SMA Negeri dengan performa terbawah juga turun semakin jauh dari median di 2022.
Implementasi
Kebijakan PPDB ilustrasi
Kebijakan PPDB diterjemahkan dengan cara yang beragam
oleh pemerintah daerah
Jalur PPDB Isu Pola A Pola B Pola C

Definisi Jarak darat Jarak udara Wilayah administrasi


Zonasi
Penerapan Zonasi murni Zonasi dan variabel lain Zonasi dan prestasi

Penentuan Penerima program Penerima program dan Penerima program


miskin kemiskinan SKTM dan kelompok lain
Afirmasi
Kriteria Berdasarkan asesmen Membatasi jenis Tanpa afirmasi
disabilitas lembaga kompeten disabilitas tertentu

Perpindahan dalam Dengan minimum lama Prioritas khusus bagi


Perpindahan
Kriteria kota/luar kota pindah GTK sekolah
Orang tua
setempat

Penilaian Berdasarkan peringkat Berdasarkan jenjang Berdasarkan peserta


Prestasi
non-akademik capaian lomba lomba (individu/regu)

Sebagian besar Sebagian Sebagian kecil


Beberapa praktik penerapan jalur zonasi

Aspek Uraian

Kuota ● Sebagian besar 50%


● Ada yang 70% (Kota Makassar)

Definisi ● Jarak darat


● Jarak udara
● Wilayah administratif

Ragam zonasi ● Zonasi dalam dan luar kota (Kota Pontianak, Kota Makassar)
● Zonasi reguler, anak GTK, dan bina lingkungan (Prov. Kaltim)
● Zonasi mutu dan wilayah (Kota Yogyakarta)

Seleksi jika Kriteria tunggal Prioritas berjenjang


kelebihan ● Usia (Kota Pontianak) ● Usia & waktu pendaftaran (Prov. Kaltim)
kuota ● Waktu pendaftaran (Kota Makassar) ● Domisili, nilai asesmen, pilihan sekolah,
● Ukuran jarak (Prov. Bengkulu) & waktu pendaftaran (Prov DIY)
● Dialihkan ke sekolah lain (Kab. Tabanan) ● Nilai asesmen dan waktu pendaftaran
(Kota Yogyakarta)
Permasalahan zonasi
Permasalahan Kasus

● Sebaran sekolah yang tidak mengikuti sebaran permukiman membuat beberapa wilayah tempat tinggal tidak
memiliki sekolah di dekatnya.
Blank spot ● Banyak calon siswa di Bandar Lampung, Denpasar, dan Makassar dilaporkan tidak dapat mengikuti PPDB
melalui jalur zonasi reguler.

● Berbagai modus perpindahan KK (pindah permanen, pindah sementara, pindah ke lokasi fiktif, atau menitip ke
KK orang lain)
Perpindahan KK ● Transaksi ekonomi (seorang penjaga sekolah memungut biaya hingga 5jt per kepala untuk memasukkan belasan
anak ke KK-nya)

● Tidak semua daerah punya perjanjian kerja sama perbatasan, sehingga tidak menerima calon siswa yang
Siswa di mendaftar dari wilayah lain.
perbatasan ● Salah satu alasan tidak bekerja sama karena sekolah di salah satu daerah tersebut masih kekurangan atau telah
kelebihan murid

Belum semua daerah melibatkan stakeholders terkait di daerah dan/atau memanfaatkan data yang diperlukan
Penetapan zona dalam menetapkan peta zonasi

Anggota DPRD, aktivis LSM, dan wartawan lokal kerap menitipkan kerabat atau keluarga tim sukses agar diterima
Tekanan politik di sekolah favorit. Seringkali disertai dengan ancaman
Beberapa upaya daerah mengatasi masalah zonasi
Penetapan zona berbasis data, Pelibatan sekolah swasta (DKI, Asesmen terstandar (DIY)
mengatasi blank spot (Berau) Kaltim, NTT)
● Untuk mengatasi isu daya
● Kab. Berau menetapkan zonasi ● DKI melaksanakan PPDB
tampung dan memberi ruang
berbasis kelurahan dan bersama dengan sekolah swasta
kecamatan menggantikan zonasi terpilih untuk SMA dan SMK. lebih luas bagi siswa
berbasis jarak sebelumnya. Diberikan subsidi untuk sekolah berprestasi, diterapkan 2
swasta tersebut. jenis zonasi: zonasi mutu
● Setiap sekolah melayani zona
yang sudah ditetapkan. ● Pemprov Kaltim melibatkan dan wilayah.
● Penentuan zona
beberapa SMA swasta dalam ● DIY memiliki asesmen
PPDB bersama. Tidak ada terstandar (ASPD) yang
mempertimbangkan data
insentif dari pemda, selain
penduduk, sebaran sekolah, wajib diikuti oleh semua siswa
anjuran agar tidak menarik SPP
dan daya tampung sekolah. SMP kelas akhir dan hasilnya
mahal.
● Simulasi pemetaan anak akan digunakan menyeleksi
● Di Prov. NTT, beberapa SMA
dilakukan saat penyusunan
swasta menawarkan SPP 6 jalur zonasi mutu.
juknis PPDB.
bulan pertama secara gratis ● Calon siswa luar DIY yang
untuk menarik minat siswa. mendaftar PPDB wajib ASPD
Praktik penerapan jalur afirmasi

Aspek Uraian

Kuota ● Sebagian besar paling sedikit 15%


● Bengkulu paling banyak 15%

Kriteria siswa ● Penerima program kemiskinan pusat dan daerah (DIY)


miskin ● Penerima program kemiskinan dan SKTM (Kota Bengkulu)
● Penerima program kemiskinan, SKTM, dan visitasi (Kota Bd Lampung)
● Kelompok prioritas seperti anak panti asuhan, anak korban covid, dst. (DKI)

Kriteria ● Hanya disabilitas ringan (NTT)


disabilitas ● Berdasarkan hasil asesmen dari ULD dan resource center (Kota Yogyakarta &
Pontianak)
● Berdasarkan surat pernyataan dari lembaga berkompeten (DKI)
● Tidak ada afirmasi disabilitas (Kota Bengkulu)

Seleksi jika ● Jarak (Kaltim, Kupang, Berau, Bandar Lampung)


kelebihan ● Jarak dan nilai rapor (Sulsel)
kuota ● Jarak dan usia (Tabanan)
● Zona yang sama, nilai gabungan, pilihan sekolah, dan waktu mendaftar (DIY)
● Urutan pilihan sekolah, Nilai ASPD, waktu mendaftar (Kota Yogya)
Praktik pemalsuan SKTM dan titipan politik menjadi masalah
utama dari jalur afirmasi
Pemalsuan SKTM Titipan Politik Akar masalah
“Ini yang Bina “KIP itu ada dua loh. KIP yang diusulkan Praktik pemalsuan dan titipan politik
Lingkungan ya kan ada oleh satuan pendidikan dan KIP yang terjadi karena tidak semua sistem
surat sakti SKTM atau dibawa oleh apa anggota DPR... Kalau
PPDB di daerah memanfaatkan
memang yang diusulkan melalui
Surat Keterangan Tidak data kependudukan yang relevan.
dapodik sekolah… saya bisa
Mampu. Saya tuh terkejut memberikan garansi. Tapi ketika ada
banget-banget. Karena dari ... sebenarnya anggota dewan itu
emang saya tahu orang ingin menjaring, ingin menjangkau dari Praktik baik
yang belum terjangkau. Sebenarnya
ini dia tuan tanah, Pemprov Jawa Tengah (?)
sasaran awalnya (seperti itu)
rumahnya besar, sebenarnya kan. Tapi kemudian enggak mengintegrasikan data dari dinas
hartanya banyak.” tahu kan, di perjalanannya kan di luar sosial dalam sistem PPDB sehingga
(Panitia PPDB SMPN di wilayah kita kan (untuk) mendeteksi
para pendaftar dari keluarga miskin
apakah ini sudah sesuai atau belum
Lampung) gitu.” (Panitia PPDB SMAN di Bengkulu) dapat diverifikasi secara otomatis.
Praktik penerapan jalur perpindahan orang tua
Aspek Uraian

Kuota ● 2% (DKI)
● 5% (daerah-daerah lain)

Lokasi Ada daerah yang membedakan perpindahan dalam kota dan luar kota (Prov. DIY)

Jangka waktu Sejumlah daerah menetapkan batas waktu minimum pindah:


● 1 tahun (DKI dan NTT)
● 3 tahun (DIY untuk perpindahan luar kota)

Kebijakan Banyak pemda memberikan kebijakan prioritas untuk anak guru yang bekerja di sekolah terkait tanpa
khusus mempertimbangkan sisa kuota sebagaimana diatur dalam Permendikbud 1/2021

Seleksi jika ● Jarak tempat tinggal terdekat (SMP di Bd Lampung)


kelebihan ● Jarak tempat tinggal dan usia (SMA di Denpasar)
kuota ● Jarak tempat tinggal dan nilai rapor (SMP dan SMA di Makassar)
● Prestasi akademik, urutan pilihan sekolah, dan waktu daftar (SMA DKI dan DIY)

Permasalahan Tidak ada permasalahan berarti selain aspek administratif seperti perbedaan antara lokasi kerja
orang tua dalam SK mutasi dengan lokasi sekolah
Variasi praktik penerapan jalur prestasi
Aspek Uraian

Definisi Spesifik Tidak spesifik


● Sains, seni, dan olahraga ● Seleksi bibit unggul & prestasi luar daerah
● Akademik, seni, & olahraga ● Jalur peserta di luar zona
● Rapor, akademik & non-akademik

Komponen penilaian Akademik Non-akademik


● Akumulasi nilai rapor semester 1-5 ● Sertifikat hasil kejuaraan tertinggi
● Rerata nilai rapor ● Pengalaman kepemimpinan organisasi
● Persentil nilai rapor ● Persentil non-akademik
● Akumulasi nilai mapel tertentu ● Sertifikat dari hasil seleksi ketat bukan
perlombaan (Pramuka, Paskibra, Tahfidz)

Pembobotan ● Berdasarkan peringkat yang dicapai saat perlombaan: dipilih juara 1, 2, & 3.
● Berdasarkan level kompetisi: dibedakan berdasarkan level kabupaten/kota, provinsi,
nasional, dan internasional.
● Berdasarkan jumlah peserta: dibedakan antara perorangan atau beregu.
Berbagai permasalahan dalam jalur prestasi
Permasalahan Kasus

Kerap ditemukan istilah “perlombaan yang diakui” oleh Dinas. Penggunaan


Interpretasi
istilah “diakui” menjadi permasalahan karena tidak dijelaskan secara detail
peraturan kriterianya.

Beberapa daerah meminta sekolah melakukan perangkingan nilai Rapor siswa


Perangkingan
untuk mengantisipasi jalur prestasi

● Sejumlah orang tua membuat sertifikat atau piagam palsu sebagai bukti
prestasi anak
Kecurangan
● Sejumlah sekolah swasta dilaporkan mendongkrak nilai prestasi siswa agar
diterima di sekolah negeri favorit (laporan dari DKI dan Sulsel)
Analisis
Permasalahan ilustrasi
Isu-isu lain yang perlu diperhatikan

Permasalahan Kasus

● Internet yang tidak stabil sering mengganggu proses pendaftaran


Jaringan dan
● Kualitas sistem aplikasi juga bervariasi antar-daerah. Suatu daerah mengeluhkan
aplikasi aplikasi yang tidak akurat dalam mengukur jarak

Variasi kriteria ini menimbulkan isu yang cukup mengganggu. Di Provinsi NTT, karena
Kriteria seleksi jika
kriteria penyeleksi jalur zonasi hanya zona wilayah dan waktu daftar, ada anak yang
pendaftar melebihi
jarak rumahnya hanya 300 M tidak lolos karena mendaftar sedikit lebih lambat dari
kuota calon siswa yang jaraknya lebih jauh.

Beberapa sekolah sengaja mengosongkan bangku untuk menerima siswa melalui


Pindah sekolah mekanisme perpindahan antar-sekolah pasca-PPDB. Siswa-siswa ini biasanya
pasca periode masuk ke sekolah swasta atau sekolah non-favorit saat PPDB untuk selanjutnya pindah
PPDB ke sekolah yang diinginkan beberapa bulan kemudian. Mekanisme ini dianggap lebih
fleksibel.
Pemetaan akar masalah

Akar masalah Praktik kebijakan Permasalahan Implikasi Dampak

Kriteria seleksi
Kesenjangan Pola pikir
instan (tes, waktu
kualitas sekolah favoritisme
daftar, dll)
Kecurangan
(perpindahan KK
Zonasi Keterbatasan daya instan) dan tekanan
tampung Tidak dilakukan Zonasi tidak merata ● Terdapat anak
politik
pemetaan zonasi & munculnya blank yang tidak
berbasis data spot memperoleh
akses sekolah
Sinkronisasi data sesuai haknya
kependudukan Kecurangan
Mengandalkan Data siswa miskin
Afirmasi (pemalsuan SKTM) ● Terjadinya
dokumen manual tidak terverifikasi
dan tekanan politik polemik dan
kegaduhan
Tidak ada acuan Variasi penentuan Kecurangan PPDB
Perangkingan
Prestasi standar prestasi & kriteria prestasi dan (pengatrolan nilai &
siswa oleh sekolah
penilaiannya penilaiannya fabrikasi prestasi)

perbedaan antara
• PTO
PTO lokasi kerja orang
• Anak tendik
tua dgn lokasi skl
Kesimpulan dan
rekomendasi ilustrasi
kebijakan
Kebijakan PPDB perlu dilanjutkan karena sudah menunjukkan dampak positif,
meskipun implementasinya masih menghadapi sejumlah tantangan

● Kebijakan PPDB sejak 2017 tidak saja mengubah metode penerimaan peserta didik baru,
tetapi perubahan paradigma yang berbasis pada capaian akademik (merit-based system)
menuju pembukaan akses berbasis pada hak warga negara (public education system).
● Kebijakan tersebut sudah menunjukkan dampak pada peningkatan akses pendidikan yang
setara bagi semua kelompok dan penurunan kesenjangan kualitas pendidikan.
● Banyak daerah sudah mulai mengimplementasikan PPDB sesuai dengan paradigma dan
aturan yang ditetapkan, terus melakukan inovasi, serta melakukan refleksi berkelanjutan
untuk menemukan formasi dan formulasi yang sesuai dengan konteks daerahnya.
● Akan tetapi, berbagai tantangan masih ditemukan dalam penerapan jalur-jalur PPDB yang
banyak berujung pada praktik kecurangan
● Berbagai permasalahan ini berakar pada isu mendasar seperti keterbatasan daya tampung,
kesenjangan kondisi fasilitas sekolah, dan belum adanya sinkronisasi data.
Rekomendasi kebijakan untuk pemerintah pusat

Mendukung upaya peningkatan daya tampung melalui skema DAK Fisik


Daya tampung
atau pelibatan sekolah swasta bersama K/L lain

Penguatan komunikasi publik yang masif mengenai filosofi akses


Pemahaman
pendidikan yang berkeadilan

Pengembangan sistem pendaftaran PPDB yang akuntabel dan


Sistem aplikasi
mengintegrasikan data pendidikan dan kependudukan

Penguatan peran UPT untuk mendampingi pemerintah daerah untuk


Pendampingan
merumuskan kebijakan dan melaksanakan PPDB

• Evaluasi dan revisi minor juknis PPDB, terutama untuk memperkuat


Evaluasi aspek integrasi data, penguatan sistem aplikasi, dan kriteria prestasi
• Penyusunan regulasi tentang Pedoman Pelaksanaan PPDB
Rekomendasi kebijakan untuk pemerintah daerah

Pemda perlu melibatkan berbagai SKPD yang relevan di bawah


Kolaborasi
kewenangannya dalam menyusun dan menjalankan kebijakan PPDB

Pemahaman tentang filosofi PPDB perlu diperkuat melalui berbagai


Pemahaman
sarana komunikasi publik dan kegiatan sosialisasi.

Memperkuat sumberdaya sekolah, terutama yang paling tertinggal,


Sumberdaya
melalui perbaikan fasilitas dan distribusi guru yang lebih berkeadilan.

Petunjuk teknis PPDB yang disusun oleh pemerintah daerah mengacu


Evaluasi pada Permendikbud PPDB dan Pedoman Pelaksanaan PPDB. Serta
dilakukan evaluasi secara berkesinambungan.
• Peningkatan kemampuan guru mengelola siswa yang beragam dan
menciptakan lingkungan belajar yang ramah untuk semua
Pasca-PPDB • penguatan peran pemimpin pembelajaran dengan pengangkatan Guru
Penggerak menjadi kepala sekolah.
• Pemda perlu menyusun peta jalan pemerataan kuantitas dan kualitas
satuan pendidikan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai